Disusun sebagai
MATA KULIAH : ILMU KOMUNIKASI dan ORGANISASI
oleh :
Fiza Bella Rahmadanty Utomo / 1931710062
MI-1B / 12
15 April 2019
Pada saat ini kita sedang berada di era digital yang bekembang dengan pesatnya, yang lambat laun akan
mengubah cara hidup, pola pikir kita dan cara bekerja kita dalam kehidupan kita sehari-hari baik secara
pribadi maupun berhubungan dengan orang lain .
Perkembangan teknologi saat ini merupakan bagian dari Revolusi Industri yang sudah berlangsung
secara beberapa tahapan. Sedangkan era digital yang berkembang pesat saat ini , akan membawa kita
ke depan pintu masuk Revolusi Industri 4.0 yang sudah didepan mata.
Apa itu Revolusi Industri 4.0? Seperti halnya dengan Revolusi Industri yang sudah berjalan
sebelumnya, istilah revolusi industri 4.0 ini sendiri muncul diawali dengan adanya mega proyek
Pemerintah Federal Jerman terkait penggunakan teknologi komputerisasi yang caggih disetiap pabrik
di Jerman pada tahun 2012 dan berkembang hingga saat ini.
Di negara kita, Revolusi Industri 4.0 diawali dengan pencanangan “Making Indonesia 4.0” oleh
Presiden Joko Widodo pada acara Indonesia Industrial Summit pada tahun 2018 yang lalu, program
tersebut sebagai bagian dari strategi industri secara nasional pada Revolusi Industri 4.0 yang meliputi
berbagai bidang, salah satunya adalah bidang tata kelola pemetintahan.
Apa hubungannya Revolusi Industri 4.0 dengan sistem tata kelola pemerintahan kita? Jelas sangat erat
sekali hubungannya. Karena didalam perkembangan Revolusi Industri 4.0, penerapan teknologi
informasi (e-government) merupakan keharusan bagi penyelenggara negara (pemerintah).
Yaitu diwali dengan dikeluarkannya Undang-undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE). Dilanjutkan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenpanRB) no. 06 Tahun 2011 tentang Tata Naskah Dinas
Elektronik (TNDE) dan yang terbaru adalah Peraturan Presiden Republik Indonesia No.95 Tahun 2018
tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).
Dengan dikeluarkannya peraturan dan undang-udang tersebut, terutama Perpres No.95 tahun 2018
tentang SPBE, ini membuktikan bahwa saat ini pemerintah kita serius dalam mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi (e-
government) secara menyeluruh dan saling berhubungan dalam suatu sistem administrasi pemerintahan
dan dalam penyelenggaraan pelayanan publik pada suatu instansi pemerintahan.
Intinya adalah agar proses pelayanan publik dari penyelenggara negara (pemerintah) kepada masyarakat
agar lebih efektif, efisien dan responsif (lebih cepat direspon).
Dan juga penggunaan teknologi informasi dalam tata kelola pemerintahan (e-government) ini, juga
merupakan salah satu cara mewujudkan reformasi birokrasi dalam peningkatan kualitas pelayanan
publik agar lebih transparan, efektif dan efisien.
Selain itu juga dalam kaitannya dengan revolusi industri 4.0, pemanfaatan eknologi informasi dalam
setiap unsur di tata kelola pemerintahan, juga merupakan salah satu penunjang bagi aparatur sipil
negara (ASN) agar lebih bekualitas, inovatif, berdaya saing, efektif dan efisien didalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
2) Pemecahan masalah
Adapun kunci solusi dari permasalahan diatas adalah terletak pada peran pemerintah. Pemerintah
wajib membangun sistem e-government baik dari pusat hingga daerah. Termasuk ke seluruh
kelembagaan dan organisasi. Hal ini sebagai dasar dalam melakukan perubahan terhadap teknologi
di era saat ini. Memperkuat teknologi dan komunikasi yang tujuannya agar dapat membangkitkan
efektivitas dan produktivitas disegala aspek kehidupan. Evaluasi dan reformulasi secara berkala
disegala kebijakan pun diperlukan. Hal ini bertujuan agar perubahan teknologi bisa dirasakan
seacara efektif dan efisien tanpa terkecuali. Tak lupa, merubah mental SDM dan
pengorganisasian pada pelayanan publik kita menjadi satu aspek yang wajib dilakukan. Pada
akhirnya, digitalisasi berbasis teknologi tanpa meninggalkan sisi kemanusiaan dan kultur adat juga
harus menjadi pedoman bagi tindakan pemerintah atas pemberian layanan publik. Sehingga antara
pemerintah dan masyarakat timbul sinergi untuk berubah kearah yang lebih baik.
3) Kesimpulan & Saran
Pada akhirnya, era Revolusi Industri 4.0 ini menuntut penyelenggara pelayanan publik dalam hal
ini pemerintah mampu dan tanggap dalam mengatasi setiap persoalan atau masalah yang akan
muncul kini dan nanti, serta memiliki target dalam tercapainya prinsip kepuasaan masyarakat,
meningkatkan kepercayaan publik, serta mampu berkolaborasi tanpa meninggalkan unsur kultural
meskipun dibingkai dengan kecanggihan teknologi. Disisi lain, peran sumber daya manusia yang
mumpuni juga diperlukan dalam meunjang efektifitas terselenggaranya teknologi di era Revolusi
Industri 4.0 ini.