Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

ANALISIS JURNAL

Identitas Jurnal
a. Judul Jurnal : Association of Anemia With Outcomes Among
ST-Segment–Elevation Myocardial Infarction Patients Receiving
Primary Percutaneous Coronary Intervention
b. Nama Jurnal : Circulation: Cardiovascular Interventions
c. Tahun Publikasi : 2018
d. Nama Penulis : Nima Moghaddam MD, Graham C. Wong MD.
MPH, John A. Cairns MD, Shaun G. Goodman MD. MSc, Michele
Perry-Arnesen MHA. RN, Wendy Tocher RN, Martha Mackay
PhD. RN, Joel Singer PhD, Terry Lee PhD, Sunil V. Rao MD,
Christopher B. Fordyce MD. MHS. MSc.
e. Penerbit: American Heart Association, Inc.
Isi Jurnal
a. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan keberhasilan
pasien infark miokard ST-Segmen-Elevasi (STEMI) yang
menerima Intervensi Koroner Perkutan Primer/ Primary
Percutaneous Coronary Intervention (pPCI).

b. Partisipan
Kriteria inklusi: pasien yang sukses mendapatkan Primary
Percutanous Coronary (pPCI) berjumlah 2031 orang.
Kriteria eksklusi:
- Pasien dengan STEMI yang diperumit oleh henti jantung di
luar rumah sakit berjumlah 91 orang
- Pasien dengan data hemoglobin yang hilang berjumlah 21
orang

c. Metode
Pasien yang termasuk kriteria inklusi dikelompokkan menjadi
kategori anemia dan non anemia saat masuk. Korelasi Spearman
(rs) dan regresi logistik multivariat digunakan untuk mengevaluasi
hubungan anemia saat masuk dengan hasil klinis.

d. Hasil
Setelah dilakukan analisis data dengan perangkat lunak Sistem
Analisis Statistik (SAS) versi 9.2 (SAS Institute, Cary, NC),
didapatkan bahwa 1919 pasien dengan ST-segmen-elevasi infark
miokard telah menjalani intervensi koroner perkutan primer dalam
data Vancouver Coastal Health Authority (VCHA) (2007-2016).
Didapatkan 322 (16,8%) memiliki anemia pada saat masuk dan
1957 lainya (83,2 %) tanpa anemia.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan Korelasi Spearman (rs)


dan regresi logistik mutivariat, didapatkan hasil bahwa
perbandingan antara pasien anemia dan non anemia saat masuk
antara lain yaitu: pasien anemia lebih cenderung memiliki
hipertensi, diabetes mellitus, dan infark miokard yag sudah ada
sebelumnya. Pasien anemia memiliki tingkat kematian di rumah
sakit yaitu (8,1% berbanding 3,7%), perdarahan (18,2%
berbanding 9,4%), dan lebih mungkin mengembangkan gagal
jantung, syok, atau henti jantung selama mereka tinggal di rumah
sakit. Hasil menunjukkan bahwa anemia awal secara independen
terkait dengan perdarahan mayor, namun tidak menjadi semua
penyebab kematian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
korelasi yang signifikan antara anemia dan waktu reperfusi
keseluruhan.
e. Pembahasan
Dalam model regional kontemporer, pasien anemia sering
dikaitkan dengan komorbiditas yang lebih besar dan fitur risiko
yang lebih tinggi pada presentasi di rumah sakit. Hal ini juga terjadi
pada pasien STEMI dengan anemia yang menerima pPCI.
Penelitian ini telah mengofirmasi bahwa anemia secara independen
terkait dengan perdarahan mayor, yang frekuensinya meningkat
dengan menurunnya kadar hemoglobin. Namun, anemia tidak
terkait dengan waktu reperfusi keseluruhan yang berkepanjangan
dibandingkan dengan pasien yang tidak anemia. Anemia tidak
secara signifikan terkait dengan terjadinya semua penyebab
kematian seperti gagal jantung kongestif, atau syok kardiogenik.
Hasil ini menunjukkan bahwa pasien infark miokard ST-segmen-
peningkatan elevasi dapat dengan aman menerima intervensi
koroner perkutan primer tepat waktu tetapi dengan pertimbangan
khusus untuk strategi penghindaran perdarahan

Anda mungkin juga menyukai