Anda di halaman 1dari 5

I.

JUDUL
Pembuktian Daya Hisap Daun
I. TUJUAN
Untuk mengetahui bahwa air tanah naik ke daun disebabkan oleh daya
hisap daun dan factor-faktor lain yang mempengaruhinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah
dapat naik keatas. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun
antara lain terang teduhnya cahaya, banyak sedikitnya daun,
kelembaban udara dan cukupnya air tanah. Air bergerak secara vertical
melalui pembuluh xylem melawan gravitasi. Air dalam daun diangkut
oleh tulang daun, sel mesofil, dan epidermis(Mulyani. 2010).
Transpirasi tajuk pohon terhubung langsung ke konduktivitas hidrolik
dari tanah ke daun yang berpindah. Asimilasi transport dalam floem
terhubung erat dengan transport xylem. Potensi air yang rendah pada
daun akan memperlambat transportasi floem atau bahkan menyebabkan
pembalikan aliran sementara(Kim., et al. 2014).
Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xilem dan floem.
Xilem dan floem memiliki fungsi yang berbeda dan spesifik pada
tumbuhan. Xilem berfungsi mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah melalui akar, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis ke seluruh organ tumbuhan. Xilem mempunyai struktur
yang lebih kuat dari floem(Kurniawati., et all. 2015). Air adalah salah
satu komponen utama penyusun tubuh tanaman. Air memiliki fungsi-
fungsi pokok antara lain sebagai bahan baku dalam proses fotosintesis,
penyusun protoplasma yang sekaligus memelihara turgor sel, sebagai
media dalam proses transpirasi, sebagai pelarut unsur hara, serta sebagai
media translokasi unsur hara, baik di dalam tanah maupun di dalam
jaringan tubuh tanaman (Marsya., et al. 2014).
Air bergerak dari tanah menuju akar kemudian melalui batang
dan daun dan akhirnya menguapkannya ke atmosfer.perjalanan air
tersebut melalui berbagai medium(sel, sitoplasma, membrane) dan
mekanismenya tergantung dari medium yang dilaluinya. Proses
transport air tidak hanya melalui membrane ganda fosfolipid tapi juga
melalui aquaporin. Aquaporin merupakan saluran air spesifik berupa
protein integral yang melewati membrane biologi dan dijumpai pada
semua organisme. Proses transport air pada tumbuhan lebih cepat
melalui aquaporin karena aquaporin mempermudah pergerakan
air(Advinda. 2018).
Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa
molekul organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman,
transportasi fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga
turgiditas sel diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya
stomata, sebagai penyusun utama dari protoplasma serta pengatur suhu
bagi tanaman. Apabila ketersediaan air tanah kurang bagi tanaman maka
akan mengakibatkan air sebagai bahan baku fotosintesis, transportasi
unsur hara ke daun akan terhambat. Air yang dapat diserap dari tanah
oleh akar tanaman disebut air tersedia(Maryani. 2012).
Beberapa faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya daya
hisap daun dan daya tekan akar adalah kapilaritas yang merupakan
gejala yang ditimbulkan akibat interaksi antara permukaan benda padat
dengan benda cair yang menyebabkan gangguan terhadap bentuk
permukaan cairan yang semula datar. Tekanan akar(Ludanov. 2014).
Sel pemompa merupakan pergerakan vertikal air dari akar ke
daun karena adanya peranan sel-sel khusus yang berfungsi memompa
air ke atas. Kohesi merupakan penyerapan vertikal air dalam tanaman
dapat dijelaskan dengan tiga elemen atau konsep kohesi yaitu: adanya
perbedaan potensi air antara tanah dan atmosfer sebagai tenaga
pendorong, adanya tenaga hidrasi dinding pembuluh xilem yang mampu
mempertahankan molekul air terhadap gravitasi dan adanya gaya kohesi
antara molekul air yang menjaga keutuhan kolom air dalam pembuluh
xilem (Ludanov. 2014).
Transpirasi adalah proses untuk melepaskan air dari sel-sel
hidup pada jaringan tumbuh-tumbuhan(Wanggal. 2009). Transpirasi
adalah proses fisiologis yang menjaga tanaman akan tetap sehat.
Transpirasi mengangkut air dan mineral nutrisi dari tanah ke tanaman
dan hal ini membantu tanaman menghilangkan panas yang berlebih.
Karakter mikroiklim yaitu radiasi matahari, angin, tekanan uap, kadar
air tanah, curah hujan, dan suhu merupakan factor eksternal utama yang
mempengaruhi transpirasi(Liarena. 2015). Transpirasi tanaman,
didefinisikan sebagai proses pergerakan air melalui tanaman dan
penguapannya dari udara, transpirasi adalah proses dasar yang diatur
dalam periode waktu singkat oleh konduktansi stomata dan sebuah
kunci parameter dalam model iklim untuk mengukur interaksi biosfer-
atmosfer(Wang., et al. 2015).
III. METODE PENGAMATAN
3.1.Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
1. Photometer
2. Beaker Glass
3. StopWatch
4.1.2 Bahan
1. Tumbuhan pacar air beserta daunnya
2. Air
3. Vaselin
3.2. Prosedur Kerja

Mengisi unit photometer melalui pipa berbentuk Y pada


bagian yang berukuran besar hingga seluruh pipa penuh
dengan air, menyumbat dengan karet sampai rapat,
membiarkan ujung yang berkaret ini tetap terbuka, menutup
ujung pipa kapiler dengan jari tangan.
Menyiapkan ranting tumbuhan dengan ukuran yang sesuai
dengan lubang karet, memotong didalam air untuk mencegah
ruang udara pda pembuluh xylem, memasukkan ke dalam
pipa Y sampai pangkal terendam dalam air.

Mencegah terjadinya kebocoran atau penguapan air selain


melalui tumbuhan percobaan dengan menglesi ujung selang
karet pipa Y dengan vaselin.

Meletakkan satu unit percoban di tempat teduh dan satu unit lagi
di tempat terang

Mengamati beberapa jumlah air yang dihisap oleh daun dengan


melihat gerakan air dalam pipa kapiler setiap 5 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Yogyakarta: Budi Utama.

Kim, H. K., J. Park and I. Hwang. 2014. Investigating water transport through the
xylem network in vascular plants. Journal of Experimental Botany. 65(7):
1895–1904.

Kurniawati, F., S. Zaenab., dan S. Wahyuni. 2015. Analisis Perbandingan Bentuk


Jaringan Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper
Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.
1(2): 148-157.

Liarena, Z. M. 2015. Comparison Between The Rate of Transpiration of Rauvolfia


serpentina In a Water Sufficient and Water Deficit Environment.
International Journal of Scientific Research and Innovative Technology.
2(10): 37-40.
Ludanov. 2014. Transpiration Mechanism of Capillary Transport in The Xylem of
Plants. Journal Phys. 59(8): 781-789.

Marsya, N. D., N. Aini dan T. Sumarni. 2014. Pengaruh Frekuensi Dan Volume
Pemberian Air Pada Pertumbuhan Tanaman Crotalaria mucronata desv.
Jurnal Produksi Tanaman. 2(8): 673 – 678.

Maryani, A. T. 2012. Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan


Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Agroteknologi. 1(2): 64-74.

Mulyani, S. 2010. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Wanggal , F. 2009. Manajemen Hutan. Manokwari: Crasindo.

Anda mungkin juga menyukai