LP + LK BBLR
LP + LK BBLR
DISUSUN OLEH :
Jurnal Tindakan Keperawatan ”Asuhan Keperawatan Pada Bayi Ny. B Dengan BBLR
Diruang Cempaka” di RSUD Dr. Soetijono Blora telah disetujui pada :
Hari : __________________________________________________
Tanggal : __________________________________________________
Tempat : __________________________________________________
Mengetahui,
Perseptor / Clinical Instructure
Keperawatan Anak
Ruang Cempaka Mahasiswa Profesi Ners
A. Pengertian
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam
setelah lahir) (Depkes RI, 2005). BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini dikatakan premature
kemudian disepakatiLow birth weigth infant atau Berat Bayi Lahir Rendah. Karena bayi
tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan maupun lebih
B. Klasifikasi
a. Berat badan
1) Bayi berat badan lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
1000 gram.
2) Bayi berat badan lahir sangat rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gram.
3) Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang baru lahir dengan berat badan 1501-2500
gram.
1) Preterm infant atau bayi prematur adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan tidak mencapai
37 minggu.
2) Term infant atau bayi cukup bulan (mature atau aterm) adalah bayi yang lahir pada umur
3) Postterm infantatau bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42
minggu.
1) Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK/small for gestational age (SGA) atau small for date
(SFD)), yaitu bayi yang lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intrauteri dengan berat badan
2) Bayi sesuai untuk masa kehamilan (SMK/approptiate for gestational age (AGA)), yaitu bayi
yang lahir dengan berat badan untuk masa kehamilan yang berat badannya terletak antara
3) Bayi besar untuk masa kehamilan (large for gestational age (LGA)), yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan lebih besar untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak di atas persentil ke-90
2. Klasifikasi BBLR
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjad prematuritas murni
dan dismaturitas.
a. Prematuritas murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
bayi sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan (berat badan terletak antara persentil ke-10
sampai persentil ke-90) pada grafik pertumbuhan intrauterin. Bayi prematuritas murni
1) Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi dengan masa gestasi 24-
27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang
berkembang.Bayi dengan masa gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan
2) Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-36 minggu. Pada golongan
ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari pada golongan pertama dan gejala sisa yang
dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi ini benar-
benar intensif.
3) Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan
matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering
timbul problematika seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindrom gangguan
pernapasan, hiperbilirunemia, daya hisap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi harus
b. Dismaturitas, yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk masa kehamilannya, yaitu berat badan di bawah persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan
1) Stadium pertama ditandai dengan bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang.
2) Stadium kedua ditandai dengan terdapat tanda stadium pertama ditambah warna kehijauan pada
kulit plasenta dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur dalam amnion
yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus dan plasenta sebagai akibat anoksia
intrauterin.
3) Stadium ketiga ditandai dengan terdapat tanda stadium kedua ditambah kulit yang berwarna
kuning, begitu pula dengan kuku dan tali pusat, ditemukan juga tanda anoksia intrauterin yang
lama.
C. Etiologi
Etiologi atau penyebab dari BBLR maupun usia bayi belum sesuai dengan masa
gestasinya, yaitu :
1. Komplikasi obstetrik
c. Plasenta previa
2. Komplikasi medis
a. Diabetes maternal
b. Hipertensi kronis
3. Faktor ibu
b. Usia ibu
d. Paritas
e. Status gizi
f. Life style
g. Pendidikan
4. Faktor plasenta juga mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu besar dan berat plasenta, tempat
melekat plasenta pada uterus, tempat insersi tali pusat, kelainan plasenta. Kelainan plasenta
terjadi karena tidak berfungsinya plasenta dengan baik sehingga menyebabkan gangguan
sirkulasi oksigen dalam plasenta. Lepasnya sebagian plasenta dari perlekatannya dan posisi tali
pusat yang tidak sesuai dengan lokasi pembuluh darah yang ada di plasenta.
Secara umum gambaran klinis pada bayi berat badan lahir rendah sebagai berikut:
1. Berat badan lahir< 2500 gram, panjang badan≤ 45 Cm, lingkar dada< 30 Cm, lingkar kepala< 33
Cm.
3. Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar
dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak
sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genetalia immatur, otot masih hipotonik sehingga tungkai
abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur daripada bangun, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering terjadi
2. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, ubun- ubun dan sutura lebar
3. Genetalia imatur, rambut tipis halus teranyam, elastisitas daun telinga kurang
10. Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belum terbentuk dengan baik.
b. Otot bayi masih lemah -Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas
badan
c. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan lahir rendah
perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan.
2. Pernapasan
d. Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membrane, mudah infeksi paru-paru dan gagal
pernapasan.
a. Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan lemah / kurang baik
b. Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga pengosongan lambung
berkurang
c. Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia
4. Hepar yang belum matang (immatur) Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin,
5. Ginjal masih belum matang Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih
otak
d. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis.
E. Komplikasi
Menurut Mitayani (2009), ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak
3. Penyakit membran hialin yang disebabkan karena surfaktan paru belum sempurna/ cukup,
sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam
alveoli, sehingga selalu dibutuhkan tenaga negatif yang tinggi untuk yang berikutnya.
4. Asfiksia neonatorum.
5. Hiperbilirubinemia
Bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena
Untuk mencegah hypotermi, perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi
dan dalam keadaan istrahat konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap
normal. Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan kurang
dari 2000 gram adalah 35 0C dan untuk bayi dengan BB 2000 gram sampai 2500 gram 34 0C,
agar ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 0C. Kelembaban inkubator berkisar antara
50 – 60 persen.Kelembaban yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan syndroma gangguan
pernapasan.Suhu inkubator dapat diturunkan 1 0C per minggu untuk bayi dengan berat badan
2000 gram.
2. Pernapasan
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, faring, trachea, bronchiolus,
bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris ke alveoli. Terhambatnya jalan napas akan
menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya kematian. Selain itu bayi BBLR tidak dapat
beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat lahir dengan
asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko mengalami serangan apneu dan defisiensi surfakatan,
sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup yang sebelumnya diperoleh dari plasenta.
3. Pencegahan Infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman kedalam tubuh, khususnya mikroba.
Kerentanan terhadapa infeksi disebabkan oleh kadar imunoglobulinserum pada bayi BBLR
masih rendah, aktifitas bakterisidal neotrofil, efek sitotoksik limfosit juga masih rendah dan
fungsi imun belum berpengalaman. Infeksi local bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum
ditandai dengan: malas menetek, gelisah, letargi, suhu tubuh meningkat, frekuensi pernapasan
meningkat, muntah, diare, berat badan mendadak turun. Fungsi perawatan disini adalah memberi
perlindungan terhadap bayi BBLR dari infeksi.Oleh karena itu, bayi BBLR tidak boleh kontak
dengan penderita infeksi dalam bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam
penanganan bayi, perawatan luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan aseptic dan
antiseptic alat-alat yang digunakan, isolasi pasien, jumlah pasien dibatasi, rasio perawat pasien
ideal, mengatur kunjungan, menghindari perawatan yang yang terlalu lama, mencegah timbulnya
4. Pengaturan Intake
Pengaturan intake adalah menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian
yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika
bayi mampu mengisap.ASI juga dapat dikeluarkan dan diberikan pada bayi yang tidak cukup
mengisap. Jika ASI tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi BBLR dapat digunakan
susu Formula yang komposisinya mirip ASI atau susu formula khusu bayi BBLR. Cara
pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan khusus untuk mencegah
Pada bayi dalam incubator dengan kontak yang minimal, tempat tidur atau kasur
incubator harus diangkat dan bayi dibalik pada sisi kanannya.Sedangkan pada bayi lebih besar
dapat diberi makan dalam posisi dipangku.Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat dan
mengisap dan sianosis ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya, makanan
diberikam melalui NGT Jadwal pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan berat
badan bayi BBLR. Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan pada bayi dengan Berat
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan
bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu .Ikterus
dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi karena hperbilirubinemia dapat
menyebabkan kernikterus maka wama bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa, bila
6. Perawatan kulit
Kulit bayi prematur sangat imatur dibandingkan bayi yang cukup bulan.Karena sangat
sensitif dan rapuh, maka sabun yang berbasis alkalis yang dapat merusakmantel asam tidak boleh
digunakan. Semua produk kulit (misal: alkohol, povidone iodine) harus dipergunakan secara
hati- hati.kulit harus segaera dibilas dengan air sesudahnya karena zat-zat tersebut dapat
mengakibatkan iritasi berat dan luka bakar kimia pada bayi. Kulit sangat mudah mengalami
eksoriasi dan terkelupas; harus diperhatikan jangan sampai merusak struktur yang halus
tersebut.Oleh karena itu, ikatannya jauh lebih longgar diantara lapisan kulit tipis tersebut.
Penggunaan perekat setelah penusukan tumit atau untuk melekatkan alat pemantau atau infus IV
dapat eksoriasi kulit atau menempel erat pada permukaan kulit sehingga epidermis dapat
terkelupas dari dermis dan tertarik bersama plester sama sekali tidak aman menggunakan gunting
untuk mengelupas balutan atau plester dari ekstremitas bayi imatur yang sangat kecil, karena bisa
memotong ekstremitas yang kecil tersebut atau melepas klit yang terikat longgar. Pelarut yang
digunakan untuk mengelupas plester juga harus dihindari karena cenderung mengeringkan dan
3.riwayat persalinan
7.status neurologi
8.status nutrisi
9.status eliminasi
Infection
Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur
positif
8 PK : Hipoglikemia Tujuan : perawat dapat Pantau kadar gula
menangani dan darah sebelum
meminimalkan episode pemberian obat
hipoglikemi hipoglikemik dan atau
sebelum makan dan
satu jam sebelum tidur
Pantau tanda dan
gejala hipoglikemi
(kadar gula darah
kurang dari 70 mg/dl,
kulit dingin, lembab
dan pucat,
takikardi,peka
terhadap rangsang,
tidak sadar, tidak
terkoordinasi,
bingung, mudah
mengantuk)
Jika klien dapat
menelan, berikans
etengah gelas jus
jeruk, cola atau
semacam golongan
jahe setiap 15 menit
sampai kadar glukosa
darahnya meningkat
diatas 69 mg/dl
Jika klien tidak dapat
menelan,
berikanglukagon
hidroklorida subkutan
50 ml glukosa 50%
dalam air IV sesuai
protocol
DAFTAR PUSTAKA
I.PENGKAJIAN
NO CM : 381056
A. RIWAYAT KELAHIRAN
G :2 P: 0 Ab : 0
C. RIWAYAT PERSALINAN
Nadi : 92 x/mnt
Suhu : 370C
RR : 20 x/mnt
Lahir tanggal 26 Maret 2018 Jam 20.30 WIB jenis kelamin perempuan kelahiran Gameli.
No Tanda 0 1 2 Jumlah
1 mnt 5 mnt 10mn
1 Frekwensi jantung Tidak < 100 >100 2 2 2
ada
Kesimpulan nilai APGAR SCORE: 6 7 8 Dalam batas normal ( kondisi bayi sehat )
Tindakan Resusitasi
Diameter : 16 cm
Tali pusat : panjang 65 cm diameter 16 cm,pembuluh darah 3(2 vena umbilikalis dan 1
arteri umbilikalis)
F. PEMERIKSAAN FISIK BAYI
Umur : 3 hari
TB : 40 cm
Linggkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 27 cm
Lingkar perut : 23 cm
I. Kepala
Bentuk mesocephal
b. Mata : Simetris, tidak ada kotoran dan perdarahan , sklera tidak icterik
c. Telinga : Tidak ada keluar cairan pada telinga kiri dan kanan.
e. Hidung : Pernafasan cuping hidung tidak ada ,tidak ada cairan keluar pada
lubang hidung.
g. Perut : Banyak rambut lonugo ,tali pusat masih basah ,tidak kembung
i. Genetalia : Jenis kelamin Perempuan ,labia mayor belum menutupi labia minor
k. Ekstermitas : Tidak ada poli dactil , jumlah jari tangan dan kaki 5
RR : 44 x/mnt
Reflek moro , reflek mengenggam ,dan menagis normal, reflek menghisap lemah
4. Nutrisi
Bayi muntah 1 X
5. Eleminasi
6. Tulang
Lingkar kepala : 30 cm
Linggkar dada : 27 cm
Lingkar perut : 23 cm
7. Data penunjang
8. Terapi
II ANALISA DATA
IV. INTERVENSI
V. IMPLEMENTASI
I Jam 10.15 wib -Menganjurkan ibu memberikan Asi DS :-Ibu bayi mengatakan
Setelah rawat gabung bersedia
DO :
VI. EVALUASI