Anda di halaman 1dari 3

Laporan Kegiatan Membaca Buku Non Fiksi

Judul buku : Mohammad Hata ‘Hati Nurani Bangsa’

Pengarang : Dr. Deliar Noer

Penerbit : KOMPAS

Kota terbit : Jakarta

Kegiatan Prabaca

NO. Pertanyaan Sebelum Membaca Buku


1. Apa yang dilakukan Mohammad Hatta saat berada di Digul?
2. Bagaimana Mohammad Hatta saat menjadi pejabat pemerintahan?
3. Apa yang dilakukan Mohammad Hatta setelah menjadi warga negara biasa
kembali?

Kegiatan Pascabaca

NO. Bab/Subbab/ Butir-Butir Penting/Menarik


Bagian
1. I/Masa kecil, di Di masa kecil, Hatta bersekolah di Bukittinggi dan di Padang.
Bukittinggi dan Di Bukittinggi Hatta mengaji dan membiasakan kehidupan
Padang (1902- beragama Islam di surau Nyik Djambek, dan di Padang dengan
1917) Haji Abdullah Ahmad yang menyantuni para pelajar Indonesia
yang bersekolah Belanda.
2. II/Masa remaja Di Jakarta tentu wawasan Hatta tentang pergerakan nasional
di Jakarta (1917- bertambah luas dan dalam. Apalagi ketika bersekolah di
1922) Jakarta, seperti telah dikatakan, Hatta menjadi bendahara
pimpinan pusat JSB.
3. III/Masa dewasa Hatta belajar dengan tekun di Handels Hogeschool di
di Belanda Rotterdam. Hatta tidak semata-mata menjadi mahasiswa “kutu
(1922-1932) buku”, tetapi juga aktif dalam organisasi Indische Vereniging.

4. IV/Masa Tidak terpikir oleh Hatta sebelumnya bahwa ia akan dibuang ke


pergerakan di Digul. Di Digul di samping bercocok tanam, ia juga aktif
Jakarta, Digul, mendidik sesama tahanan. Pada 1936 Hatta dipindah ke Banda
dan Banda Neira Neira. Di Banda Hatta mengajar dua orang pemuda, kemudian
(1932-1941) ditambah seorang berasal dari Bukittinggi. Tetapi tak lama
kemudian, pada tahun 1941, Perang Pasifik pecah. Hatta
menulis artikel di Pemandangan agar rakyat Indonesia tidak
memihak dalam peperangan ini, baik pihak Barat maupun
fasisme Jepang. Tulisan ini beberapa tahun kemudian menjadi
tambahan bahan bagi pihak penguasa Jepang untuk tidak
mempercayai Hatta selama Perang Pasifik.
5. V/Masa bertahan Perang Pasifik menjadi seru, dengan mundurnya banyak tentara
di masa Jepang Jepang dari garis yang semula ia kuasai, dan majunya tentara
(1941-1945) sekutu sampai menyerang Jepang sendiri. Soekarno dan Hatta
diutus ke Dalat, tempat kedudukan Jenderal Terauchi Hisaichi,
panglima angkatan perang Jepang se-Asia Tenggara. Pada
kesempatan itu dengan pidato singkat Jenderal Terauchi
menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
6. VI/Masa Masa ini dimulai Hatta sebagai orang kedua di Indonesia,
menjadi pejabat mulanya sebagai perdana menteri RIS, kemudian sebagai wakil
pemerintahan presiden. Sebagai perdana menteri RIS, Hatta menghadapi
(1945-1956) tantangan-tantangan yang berat. Sebagai wakil presiden
konstitusional, bila tidak setuju dengan keputusan kabinet, Hatta
hanya menlayangkan surat mempertanyakan keputusan tersebut
dan tidak mendesakkan keinginannya.
7. VII/Masa Akhirnya, di penghujung 1956, Hatta berhenti dari jabatan
menjadi warga apapun di pemerintahan dan menjadi manusia biasa menghadapi
Negara biasa hidup. Hatta meninggal dunia pada Jumat, 14 Maret 1980
kembali (1956- setelah siangnya dengan susah payah karena sakit, menunaikan
1980) shalat Jumat di masjid Matraman.

NO. Pertanyaan Sebelum Jawaban Setelah Membaca Buku


Membaca Buku
1. Apa yang dilakukan Di Digul di samping bercocok tanam, ia juga aktif
Mohammad Hatta saat mendidik sesama tahanan. Semacam kursus pun ia
berada di Digul? adakan, hal yang bisa juga membuat para tahanan
bertahan dalam keyakinan politik mereka. Di situ
pula Hatta memperlihatkan kepribadiannya,
terutama dalam ketaatan menjalan suruhan dan
larangan agama.
2. Bagaimana Mohammad Hatta sebagai orang kedua di Indonesia pada saat
Hatta saat menjadi pejabat itu, mulanya sebagai perdana menteri RIS,
pemerintahan? kemudian sebagai wakil presiden. Sebagai perdana
menteri merangkap menteri luar negeri, Hatta
menegaskan kebijakannya untuk turut
mengusahakan politik damai dunia dengan politik
bebas dan aktif. Hatta tidak aktif dalam mengatur
pemerintahan. Ia sangat menjaga kedudukannya
dalam kabinet perlementer, sehingga paling banyak
ia hanya mengemukakan nasihat yang
pelaksanaannya bergantung pada pemerintahan
bersangkutan.
3. Apa yang dilakukan Hatta pernah menerima tawaran menjadi komisaris
Mohammad Hatta setelah perusahaan, termasuk perusahaan Belanda, yang
menjadi warga negara biasa semuanya ditolaknya dengan mengatakan “apa kata
kembali? rakyat nanti”. Saat pemerintahan Soekarno, Hatta
dilarang mengajar di berbagai universitas dan di
Sekolah Staf Komando Angkatan Bersenjata,
Bandung. Akhirnya, dengan sedih Hatta
memperhatikan Peristiwa Gestapu 30 September
1965 yang memakan korban ratusan ribu sampai
satu juta lebih manusia Indonesia, baik sipil maupun
militer.

Dilaporkan oleh : Safira Fitriyaputri

Kelas : XII MIPA 4

No. absen : 30

Anda mungkin juga menyukai