Anda di halaman 1dari 38

Draft versi 25 Agustus 2019:

Untuk memudahkan memahami dengan benar materi di buku ini, sebaiknya Anda mengikuti
petunjuk belajar berikut ini:
1. Berdoa terlebih dahulu, dan niatkan belajar untuk beribadah. Bukan belajar agar pandai.
2. Siapkan perasaan, buka hati dan pikiran untuk menerima ilmu dan niatkan dapat
mengamalkan ilmu yang akan diperoleh.
3. Baca dengan cermat setiap paragraf, kalau perlu berulang kali. Tidak ada salahnya
menerapkan teknik membaca yang baik, misalnya dengan memberikan garis bawah
atau warna pada bagian kalimat yang dianggap penting.
4. Jika Anda belum merasa paham, carilah sumber atau referensi lain yang sejenis atau
dapat menanyakan kepada orang yang menurut Anda memiliki kompetensi.
5. Ketika membaca materi yang terkait dengan alat ukur, misalnya resolusi atau kesalahan
paralaks, akan lebih baik jika Anda melihat dan praktek langsung dengan alat ukur.
Bukan hanya melihat gambar/foto. Pengalaman melakukan sesuatu biasanya tidak mudah
lupa dibandingkan dengan pembaca atau mendengar.
6. Berusaha sekuat tenaga untuk selalu jujur dan disiplin dalam setiap perbuatan dengan
segala konsekuensi yang mungkin diterima.

1
FISIKA DAN PENGUKURAN
“Anda dikatakan telah memahami sesuatu hanya bila anda dapat
mengukurnya dan mengekspresikannya dalam bentuk angka. Bila tidak,
berarti pengetahuan Anda belum lengkap” (Lord Kelvin).

Pendahuluan
Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani kuno φνσικόϛ (fysikόs) yang artinya alamiah atau φύσιϛ
yang berarti alam. Hingga awal abad 19 Fisika mempelajari semua fenomena alam, sehingga
saat itu ilmu Fisika lebih tepat dinamakan ilmu filsafat dengan objek bahasan tentang alam
semesta. Seiring dengan perkembangan eksperimen ilmiah di laboratorium, sejak abad 19 ilmu
Fisika lebih membatasi diri hanya mempelajari fenomena alam tertentu yang melibatkan
partikel-partikel yang tidak berubah. Sekarang dapat dikatakan Fisika adalah a science whose
objective is to study the components of matter and their mutual interactions. In terms of these
interactions the scientist explains the properties of matter in bulk, as well as the other natural
phenomena we observe (Alonso dan Finn, 1973).
Mengapa Fisika perlu dipelajari? Telah berabad–abad lamanya manusia berusaha menyibak agar
bisa memahami rahasia alam semesta. Di malam hari yang cerah mungkin Anda pernah
memandang bintang-bintang di langit dan bertanya “Berapa jarak dari bumi ke bintang?
Mengapa bintang tidak saling bertabrakan? Berapa massa seluruh alam semesta dan jaraknya
dari ujung ke ujung? Mengapa gerhana bulan dan matahari dapat diprediksi terjadinya dengan
sangat akurat?” Atau mungkin kita pernah bertanya tentang diri kita sendiri “Partikel terkecil apa
saja penyusun tubuh kita?” Mengapa orang mau melakukan pengukuran besaran besaran
tesebut? dan bagaimana cara melakukannya? Hasil pengukurannya digunakan oleh siapa untuk
apa? Bagaimana cara meyakinkan orang lain bahwa hasil pengukurannya akurat?
Mengapa Anda mahasiswa S1 Prodi Fisika FMIPA UNS wajib mengikuti matakuliah
Eksperimen Fisika? Bukankah semua topik eksperimen seperti pengukuran percepatan gravitasi
bumi, energi gamma yang dipancarkan 137Cs, angka muai panjang tembaga sudah dilakukan oleh
orang lain dengan peralatan yang sangat presisi dan akurat dan hasilnya telah dipublikasikan
dalam media seperti handbook atau textbook? Mengapa Anda harus susah payah mengulangi
melakukan pengukuran yang sejenis menggunakan alat ukur yang mungkin hanya ‘ala
kadarnya’sehingga hasil yang Anda peroleh berbeda dari nilai yang ada di textbook?. Bila hasil
eksperimen Anda ternyata tidak sesuai, beranikah Anda mengatakan nilai yang anda peroleh
lebih akurat dan nilai yang tertulis di referensi salah? Atau mengatakan hasil Anda yang benar,
sedangkan lainnya salah. Telah tercatat dalam sejarah tidak sedikit fisikawan yang diberi
anugerah hadiah Nobel Fisika karena menyampaikan hasil eksperimennya yang berbeda dengan
teori atau hasil ekeperimen sebelumnya yang dianggap benar. Dengan kata lain menyalahkan
hasil eksperimen orang lain. Sebagai contoh Ernest Rutherford mendapat hadiah Nobel karena

2
menyatakan model atau teori atom J. J. Thompson tidak sesuai dengan eksperimen hamburan
partikel alpha oleh lapisan tipis emas yang dilakukannya.
Ilmu Pengukuran tidak dapat dipisahkan dengan Ilmu Fisika. Semua besaran fisika harus bisa
dinyatakan dalam angka dan satuan. Dengan kata lain harus bisa diukur. Kualitas hasil ukur
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya personil, alat ukur, metode pengukuran serta teknik
analisis data. Selama Anda mengikuti matakuliah Eksperimen Fisika 1 sampai 5, Anda akan
dilatih secara bertahap menggunakan alat ukur, menganalisis data serta mempublikasikan hasil
eksperimen. Dengan berbekal ketrampilan seperti ini, anda diharapkan siap mengikuti
matakuliah Tugas Akhir.

Ruang lingkup ilmu Fisika


Ilmu Fisika termasuk salah ilmu pengetahuan alam yang berkembang sangat cepat. Telah sedikit
disinggung di muka, pokok bahasan Fisika sangat luas, mulai dari partikel elementer, bahkan sub
elementer, sampai jagad raya. Semua fenomena fisika harus bisa diukur dan hasil
pengukurannya harus bisa dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif, artinya ditulis dengan
angka dan satuan. Adakah aturan penulisan angka hasil pengukuran
Kemajuan ilmu Fisika seringkali berawal dari hasil pengamatan kuantitas atau pengukuran
suatu besaran. Dari hasil pengukuran dibuat model atau teori. Suatu teori tidak hanya
digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena alam yang telah diukur, namun juga diharapkan
mampu memprediksi fenomena yang belum pernah ditemukan. Kebenaran suatu prediksi
teoritis wajib diuji dengan eksperimen di laboratorium melalui sejumlah pengukuran besaran
fisika. Kebenaran teori bersifat sementara, artinya dianggap benar sebelum ada bukti
eksperimen bahwa teori tersebut salah. Walaupun sebuah teori mampu menjelaskan banyak hal,
namun jika tidak sesuai dengan satu hasil pengukuran, maka teori tersebut dianggap gagal dan
harus diganti dengan teori baru. Dapatlah dikatakan perkembangan ilmu Fisika ditentukan oleh
ketersediaan alat ukur yang sangat akurat dan presisi tinggi dan ketrampilan operator.
Perkembangan metode eksperimen seringkali dipicu oleh tuntutan untuk membuktikan prediksi
suatu teori fisika. Contohnya adalah penemuan “partikel tuhan” atau boson Higg serta pencarian
materi gelap dark matter.

Berdasarkan serangkaian hasil pengukuran di laboratorium, disimpulkan dan diyakini semua


materi tersusun atas sejumlah atom. Semua benda di alam raya merupakan kumpulan atom-
atom. Menurut Model Standard Fisika Partikel, semua materi tersusun atas sejumlah quark
dan lepton. Proton dan neutron tersusun atas 3 buah quark. Partikel yang tersusun atas sejumlah
quark dinamakan hadron. Sebuah atom terdiri atas sebuah inti atom yang berisi sejumlah
partikel proton dan netron serta elektron yang bergerak mengintarinya. Jika atom dapat
dimisalkan berbentuk bola, maka ukuran jari-jarinya dalam orde se per milyar meter, sedangkan
inti atom berukuran se per juta milyar meter. Elektron termasuk partikel lepton, memiliki massa

3
diam 0,000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.91 kg. Neraca seperti apa yang digunakan
untuk menimbang massa elektron sekecil itu?
Sampai saat ini telah berhasil diidentifikasi lebih dari 103 buah jenis atom. Kumpulan atom-atom
sejenis dinamakan unsur. Beberapa unsur yang sejenis atau berlainan dapat bersatu membentuk
molekul. Tubuh manusia terdiri atas molekul-molekul yang dapat dikelompokkan kedalam
beberapa jenis, misalnya protein dan enzim. Secara keseluruhan terdapat sekitar 10 ribu trilyun
trilyun buah atom pada tubuh manusia. Bagimana cara mendapatkan angka perkiraan ini?
Percayakah kita?
Bumi yang kita tempati tersusun sekitar angka 1 diikuti oleh lima puluh satu angka nol buah
atom, merupakan salah satu planet anggota dari system tatasurya. Bersama-sama dengan planet
anggota tatasurya lainnya bergerak mengelilingi sebuah bintang yang kita namakan matahari.
Matahari dapat bersinar karena di pusatnya terjadi reaksi fusi proton. Massa matahari ditaksir
sekitar 2 noniliun (angka 2 diiukuti oleh 30 angka nol) kilogram. Diperkirakan matahari kita
masih akan tetap bersinar sekitar 1.000.000.000 tahun lagi, sampai akhirnya semua proton habis
bereaksi. Percayakah kita dengan “ramalan ilmiah” seperti ini?
Sistem tata surya kita merupakan salah satu bagian dari system galaksi Bima Sakti (Milky Way)
yang ditaksir memiliki sekitar seratus milyar buah bintang. Dipercaya galaksi Bima Sakti
berbentuk cakram dengan dengan diameter sekitar seratus ribu tahun cahaya. Satu tahun cahaya
adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya di ruang hampa selama 1 tahun. Kecepatan cahaya di
ruang hampa adalah 299.792.458 meter per detik. Dengan demikian jarak 1 tahun cahaya adalah
sekitar 9.460.730.472.580.800 kilometer.Galaksi terdekat dengan Bima Sakti adalah Andromeda,
dinamakan juga M-31, yang jaraknya dari bumi sekitar 2 milyar tahun cahaya. Diperkirakan di
seluruh jagad raya terdapat tidak kurang dari sepuluh milyar buah galaksi, dengan jari-jari sekitar
sepuluh milyar tahun cahaya. Bagaimana cara serta alat apa yang digunakan untuk mengukur
diameter serta massa yang amat sangat besar seperti galaksi yang tidak dapat dilihat dengan
mata secara langsung?
Manusia tidak pernah melihat langsung elektron maupun quark dan juga belum pernah pergi ke
bintang atau galaksi di luar Bima Sakti. Paling jauh manusia pergi ke bulan, benda luar angkasa
yang paling dekat. Namun, semua hasil pengukuran yang telah dipublikasikan telah diakui
kebenarannya karena dilakukan menggunakan kaidah-kaidah atau metode ilmiah. Apakah
metode ilmiah itu?
Metode Ilmiah
Agar hasilnya dipercaya, semua pengukuran termasuk kegiatan eksperimen fisika di
laboratorium harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu yang dinamakan metode
ilmiah. Fisika memiliki tata cara atau metode ilmiah yang sangat sistematis dan konsisten.
Metode ilmiah adalah serangkaian langkah yang meliputi:
a. identifikasi masalah dan studi pendahuluan,
b. perumusan masalah

4
c. pengumpulan informasi berupa teori, konsep, maupun hasil penelitian yang pernah
dipublikasikan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti,
d. merumuskan hipotesis,
e. melakukan ekperimen untuk menguji hipotesa: mengumpulkan dan memilah data,
f. analisis data,
g. membuat simpulan.

Semua langkah tersebut harus dilakukan secara sistematis dan berurutan.


Pada pelaksanaan eksperimen fisika yaitu melakukan pengukuran dalam rangka mengumpulkan
data, diperlukan beberapa variabel:
a. variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab berubahnya variabel terikat,
b. variabel terikat,
c. variabel kontrol yaitu variabel yang dapat dikendalikan,
d. variabel penganggu yang tidak dapat dikendalikan, tidak dapat dihilangkan tetapi dapat
diminimalisir pengaruhnya.

Data yang diperoleh dari eksperimen dapat dibedakan menjadi 2 jenis:


a. data kualitatif yaitu data yang bukan berbentuk angka tetapi dalam bentuk deskripsi
b. data kuantitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Data jenis ini diolah atau
dianalisis sehingga dapat ditampilkan dalam bentuk table atau grafik atau diagram.

Suatu metode dikatakan ilmiah bila:


a. berdasarkan fakta dan bersifat obyeltif,
b. bebas dari prasangka,
c. menggunakan prinsip analisis data yang sudah baku terverifikasi
d. melalui proses hipotesis
e. menggunakan teknik kuantitatif, data kualitatif diolah sehingga dapat dinyatakan dengan
angka

Selama mengikuti matakuliah Eksperimen Fisika ini anda akan dilatih secara bertahap agar
menguasai metode ilmiah. Tidak semua metode ilmiah disajikan dalam buku ini. Hanya teknik
analisis data sederhana serta cara membuat grafik yang disajikan dalam buku ini.

Ilmu Pengukuran
Fisika tidak dapat dipisahkan dari metrologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
sesuatu yang terkait dengan pengukuran (measurement). Definisi pengukuran adalah
serangkaian operasi dengan tujuan menetapkan nilai suatu besaran ukur (measurand).
Sedangkan frasa besaran ukur adalah besaran tertentu yang nilainya diukur. Dari definisi
tersebut dapat disarikan bahwa pengukuran merupakan proses mengaitkan angka secara
empirik dan objektif pada sifat-sifat benda ukur sehingga angka yang didapat mampu
memberikan gambaran yang jelas tentang objek yang diukur. Hasil pengukuran (result of a

5
measurement) memiliki arti sebagai nilai yang diberikan pada besaran ukur yang didapat melalui
proses pengukuran.

Dari sedikit uraian di atas, timbul beberapa pertanyaan diantaranya:


1. Bagaimana cara melakukan pengukuran?
2. Mengapa perlu dilakukan pengukuran?
3. Apa kriteria alat ukur yang baik?
4. Bagaimana cara mengukur yang baik dan benar?
5. Bagaimana meyakinkan orang lain agar percaya dengan hasil ukur yang diperoleh?
6. Bagaimana menyajikan hasil pengukuran agar dapat dimanfaatkan oleh orang lain?

Pengamatan suatu fenomena alam belum lengkap kecuali hasilnya dipublikasikan dan memberi
informasi kuantitatif dan kualitatif. Hasil pengamatan yang kuantitatif hanya bisa diperoleh
melalui serangkaian pengukuran. Measurement is a technique for assigning a number to a
physical property by comparing it with a similar, standard quantity that has been adopted as a
unit. Secara sederhana dapat dikatakan pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
dengan alat ukur standar dengan cara membaca angka pada skala. Dari hasil pengukuran
diperoleh informasidalam bentuk angka dan satuan.

Pengukuran dilakukan untuk berbagai keperluan, diantaranya:


1. Indikasi dan monitoring.
Hasil pengukuran digunakan untuk mengatahui kondisi suatu proses atau keadaan suatu
system. Sebagai contoh pada pesawat terbang: ketersediaan bahan bakar, ketinggian
pesawat, laju dan temperature mesin. Di bidang kesehatan: mengukur tekanan darah,
berat badan, kadar lemak darah dan jumlah sel darah.
2. Kontrol dan otomatisasi.
Hasil pengukuran digunakan untuk mengendalikan proses. Besaran yang terukur
dibandingkan dengan besaran referensi. Bila nilainya berbeda, maka sistim otomatisasi
akan bekerja mengubah nilai besaran agar menjadi sama dengan yang dimiliki referensi.
Contohnya adalah sistim pilot otomatis pesawat terbang.
3. Perdagangan. Contohnya adalah pembelian bahan bakar di SPBU atau pemakaian energy
listrik yang tertera pada kwh meter.

Jarang sekali seseorang melakukan pengukuran hanya untuk dirinya sendiri. Agar bermakna,
suatu hasil pengukuran besaran fisika wajib dideseminasikan kepada orang/pihak lain agar dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pengembangan ilmu pengetahuan maupun
yang sifatnya praktis misalnya di bidang perdagangan, kesehatan, industri dan rekayasa. Oleh
karena itu hasil pengukuran yang dilaporkan harus memenuhi aturan-aturan tertentu. Perlu
ditegaskan di sini, aturan yang akan diuraikan di buku ini tidak berlaku untuk pengukuran yang
dilakukan oleh masyarakat umum seperti pedagang di pasar tradisional dan pertukangan. Aturan

6
hanya berlaku untuk pengukuran yang bersifat ilmiah, termasuk untuk pendidikan melalui
eksperimen fisika di Laboratorium, maupun di Laboratorium Kalibrasi maupun Pengujian.
Mengapa pengukuran besaran fisika memiliki arti yang sangat penting? Data hasil pengukuran
yang berkualitas dan dipublikasikan merupakan dasar untuk membuat suatu perencanaan,
evaluasi maupun pengawasan. Informasi ini sangat bermanfaat bagi para pengambil keputusan,
perencana maupun penyusun program kegiatan. Dengan kalimat sederhana, rangkaian kegiatan
pengukuran sampai pembuatankeputusan dapat dituliskan:
No measurenment – no data.
No data – no information.
No information – no management.
No management – no policy.
Fakta sejarah menyatakan perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu fisika dan
teknologi, sangat ditentukan oleh kualitas hasil pengukuran. Secara tegas dikatakan NO
MEASUREMENT NO SCIENCE.

Pentingnya peranan pengukuran dapat dilihat dari ilustrasi sederhana berikut ini. Semua
peralatan untuk laboratorium riset, mesin perkakas industri, peralatan rumah tangga ataupun
produk teknologi selalu membutuhkan suku cadang (spareparts) yang sedapat mungkin bisa
dipertukarkan (interchangeable). Suku cadang yang sama jenisnya seringkali dibuat oleh
banyak produsen. Pabrik pesawat terbang tidak mungkin membuat sendiri semua komponen
yang dibutuhkan untuk membuat pesawat terbang. Industri pesawat terbang melibatkan banyak
pabrikan. Masing-masing komponen memiliki spesifikasi yang telah disepakati bersama.Tidak
ada suku cadang yang dapat dibuat TEPAT sempurna persis seperti yang tertera dalam
spesifikasi. Dalam kegiatan praktis, SELALU ada toleransi. Semua ini bisa terlaksana apabila
semua pihak menggunakan alat ukur yang telah disepakati bersama. Telah terbukti bahwa
perusahaan pembuat barang yang mampu berkembang pesat adalah mereka yang sangat
memperhatikan dan menerapkan ilmu pengukuran secara konsisten dan komprehensif.
Di bidang perdagangan dalam skala global dalam era perdagangan bebas, parameter
keberterimaan suatu produk ditentukan oleh suatu spesifikasi yang berlaku universal. Produk
suatu negara sangat mungkin ditolak oleh pemesannya dari negara lain karena tidak memenuhi
spesifikasi yang telah disepakati. Kesesuaian terhadap spesifikasi tersebut ditentukan oleh suatu
batas tertentu di sekitar nilai yang diinginkan, yang kemudian disebut dengan ketidakpastian.
Persoalan sangat berpotensi terjadi ketika masing-masing negara memiliki metode yang
berbeda beda dalam penaksiran ketidakpastian. Agar tidak terjadi persoalan yang menghambat
perdagangan, maka beberapa organisasi internasional sepakat untuk menyusun suatu
pedoman cara memperkirakan ketidak pastian yang berlaku universal. Pedoman ini kemudian
dinamakan ISO “GUIDE TO THE EXPRESSION OF UNCERTAINTY IN MEASUREMENT”
atau lebih dikenal dengan nama ISO GUIDE yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1993.
Mengingat pentingnya ketidakpastian dalam pengukuran, materi ini secara khusus akan dibahas
di buku ini.

7
Besaran Fisika dan Sistem satuan:
Telah disebutkan di muka, hasil pengukuran besaran fisika akan bermanfaat bila
dipublikasikan dan digunakan oleh orang lain untuk berbagai keperluan. Timbul pertanyaan:
Apakah besaran fisika itu? Apa ada besaran non fisika?
Istilah besaran (measurable quantity) memiliki arti sifat suatu gejala, benda atau bahan yang
dapat dibedakan secara kualitatif dan ditentukan secara kuantitatif. Semua fenomena alam
yang dapat diukur dan hasilnya dinyatakan dengan angka (nilai) serta memiliki satuan
dinamakan besaran fisika. Nilai dari suatu besaran (value of a quantity) harus dinyatakan
sebagai suatu bilangan dikalikan dengan suatu satuan. Walaupun suatu besaran fisika diukur
menggunakan metode dan alat ukur yang berbeda-beda namun akan menghasilkan nilai yang
sama. Apabila suatu fenomena tidak dapat dinyatakan dengan angka maka termasuk bukan
besaran fisika. Sebagai contoh rasa makanan seperti lezat, masam, pedas maupun perasaan hati
marah dan sedih bukanlah besaran fisika.
Satuan adalah alat pembanding pengukuran. Pada prinsipnya, satuan dapat berujud apapun.
Misalkan batu bisa dijadikan satuan anak timbangan untuk mengukur massa. Satuan panjang
boleh menggunakan sepotong galah atau jangkah kaki. Dengan demikian angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran bergantung pada satuan yang digunakan. Objek atau besaran ukur
(measurand) yang sama bila diukur menggunakan satuan yang berbeda akan menghasilkan nilai
yang berbeda. Jika hal ini terjadi, maka dapat dipastikan betapa kacaunya transaksi jasa,
perdagangan dan industri serta rumah tangga. Atas dasar ini, telah diupayakan suatu perjanjian
internasional tentang satuan yang berlaku di seluruh dunia.
Pada tahun 1875 diadakan pertemuan di kota Severs Prancis dengan agenda utama membahas
satuan panjang yaitu meter. Pertemuan dihadiri oleh 17 utusan pemerintahan. Dalam pertemuan
ini dibentuk Biro Internasional Timbangan dan Takaran (International Bureau of Weights and
Measures) atau dalam bahasa aslinya Bureau International des Poids et Measures disingkat
BIPM. Biro inilah yang sampai sekarang memiliki tugas mengadakan penelitian dan
menetapkan satuan internasional serta standar fisik.
Sistim satuan yang dikeluarkan oleh BIPM dinamakan Satuan Sistim Internasional yang
dalam bahasa aslinya yaitu Prancis adalah Système International d’Unités atau disingkat satuan
SI. Dengan satuan yang sama maka tidak ada lagi perbedaan menafsirkan nilai kuantitatif hasil
ukur suatu besaran. Namun demikian sistim satuan bukan SI, misalnya sistem satuan imperial
yang merupakan satuan lokal di Negara Inggris dan Amerika Serikat, juga masih banyak
digunakan untuk bidang-bidang tertentu di seluruh dunia. Sebagai contoh satuan panjang inch
atau mil maupun massa pond atau ounce serta satuan volume barrel. Oleh karena itu pemahaman
tentang sistim SI dan non SI serta bilangan konversi antara keduanya sebaiknya juga Anda
pelajari.
Besaran fisika dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok yang terdiri atas 7 buah
dan besaran turunan. Besaran turunan merupakan gabungan dari beberapa besaran pokok.

8
Besaran turunan jumlahnya sangat banyak. Pada Tabel 1 di bawah ini dituliskan besaran pokok
Fisika sedangkan Tabel 2 adalah contoh besaran turunan dan satuannya.

Tabel 1. Nama besaran pokok serta satuan SI dan bukan SI


No Nama besaran satuan SI Satuan bukan SI
. pokok (lambang)
1. panjang meter (m) inchi, mile, parsec
2. massa kilogram (kg) lb, troyounce
3. waktu detik (s)
4. suhu kelvin (K) derajad celcius (°C),
derajad fahrenheit (°F)
5. kuat arus ampere (A)
6. intensitas cahaya kandela (Cd)
7. jumlah zat mol

Tabel 2: Contoh besaran turunan

No satuan
Nama besaran
. tulis lengkap singkat
1. gaya newton N
2. tegangan volt V
3. hambatan ohm Ω
4. daya watt W
5. energi joule J
6. kekentalan poise P

Aturan penulisan satuan:


Semua besaran fisika, pokok maupun turunan, memiliki satuan. Secara umum, satuan suatu
besaran ditulis boleh ditulis lengkap atau disingkat. Contoh, satuan panjang adalah meter,
disingkat m. Beberapa besaran fisika memiliki satuan yang sama dengan nama penemunya.
Misalnya satuan daya adalah watt, karena yang pertama kali mengemukakan besaran daya
adalah James Watt. Aturan penulisan satuan besaran yang merupakan nama orang adalah: bila
ditulis lengkap harus diawali dengan huruf kecil, namun bila disingkat harus ditulis dengan
huruf kapital. Contoh satuan gaya adalah newton atau disingkat N, satuan aktivitas radioaktif
adalah curie atau baquerell masing-masing bila ditulis singkatannya menjadi Ci dan Bq.
Telah disebutkan di muka agar tidak terjadi perbedaan penafsiran, maka diperlukan kesepakatan
tentang satuan besaran pokok. BIPM telah merevisi beberapa kali definisi satuan besaran pokok
satuan SI. Definisi yang sekarang digunakan adalah sebagai berikut:

9
Massa:
Satuan besaran massa adalah kilogram. Pada sidang pertama General Conference on
Weigh and Measure (CGPM) tahun 1889 disepakati 1 kilogram prototype standar
internasional yang berbentuk silinder berdiameter 39 mm, tinggi 39 mm terbuat dari
bahan 90% platinum dan 10% iridium dengan densitas 21,5 g/cm 3. Sampai sekarang
standar massa ini masih disimpan di BIPM Severs Paris, Prancis.
Namun, karena terbukti terjadi penyusutan massa kilogram standard, maka pada tahun
2019 definisi satuan 1 kg telah diubah. Massa standard diukur menggunakan neraca
Kibble. Massa dinyatakan dengan jumlah arus listrik yang diperlukan agar neraca
setimbang. Besaran arus listrik dengan massa dihubungkan dengan konstanta Planck.
Neraca Kibble memiliki akurasi sampai dengan 0,000001%.
Panjang:
Satuan besaran panjang adalah meter. Definisi 1 meter adalah jarak yang ditempuh
oleh cahaya di ruang hampa selama 1 per 299.792.458 detik.
Waktu:
Satuan besaran waktu adalah detik. Definisi 1 detik adalah selang waktu atau durasi
periode radiasi yang berkaitan dengan transisi dari dua tingkat sangat halus (hyperfine)
dalam aras dasar (ground state) atom cesium-133 pada suhu nol kelvin sebanyak
9.192.631.770 kali.
Temperatur:
Satuan besaran temperature adalah kelvin. Definisi 1 kelvin adalah 1 per 273,16 dari
suhu termodinamika triple point air.
Arus listrik:
Satuan besaran arus listrik adalam ampere. Definisi 1 ampere adalah arus listrik
konstan yang mengalir melalui dua penghantar lurus yang panjangnya tak berhingga
dan penampangnya diabaikan dan ditempatkan di ruang hampa dengan jarak 1 meter
sehingga diantara dua penghantar tersebut terdapat gaya sebesar 2× 10−7 newton
per meter panjang penghantar.
Intensitas luminasi:
Satuan besaran intensitas luminasi adalah candela. Definisi 1 candela adalah intensitas
cahaya dalam satu arah dari satu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik
dengan frekuensi 540 GHz dengan intensitas radiasi 1/683 watt per steradian.
Jumlah zat

10
Satuan besaran jumlah zat adalah mol. Definisi 1 mol didefinisikan sebagai jumlah
zat suatu sistem yang mengandung atom atau molekul sebanyak atom-atom yang
berada 12 gram 12❑C , isotop karbon dengan nomer massa 12 tepat.

Satuan besaran fisika mengikuti sistim bilangan desimal untuk menuliskan nominal yang sangat
besar atau sangat kecil dengan cara menambahkan awalan tertentu yang memiliki arti
sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3. Awalan sistim decimal dan artinya
awalan simbol nilai notasi
yotta Y 1.000.000.000.000.000.000.000.000 1024
zetta Z 1.000.000.000.000.000.000.000 1021
exa E 1.000.000.000.000.000.000 1018
peta P 1.000.000.000.000.000 1015
tera T 1.000.000.000.000 1012
giga G 1.000.000.000 109
mega M 1.000.000 106
kilo K 1.000 103
hecto h 100 102
deca da 10 101
1,0
deci d 0,1 10-1
centi c 0,01 10-2
milli m 0,001 10-3
micro µ 0,000001 10-6
nano n 0,000000001 10-9
pico p 0,000000000001 10-12
femto f 0,000000000000001 10-15
atto a 0,000000000000000001 10-18
zepto z 0,000000000000000000001 10-21
yocto y 0,000000000000000000000001 10-24

Sebagai contoh satuan besaran resistor adalah ohm atau ditulis dengan symbol huruf Yunani Ω.
Sebuah resistor yang memiliki nilai hambatan sebesar 1 juta ohm cukup dituliskan dengan
simbol 1MΩ. Sebuah kapasitor dengan kapasitans 0,000000000001 farad atau 1 pF. Orde ukuran
inti atom adalah 0,000000000000001 m cukup ditulis I fm.
Semua definisi satuan besaran pokok tidak bersifat aplikatif, artinya tidak dapat digunakan
secara langsung. Bagaimana mungkin bila tiap kali mengukur panjang benda harus
menggunakan cahaya di ruang hampa. Agar operasional, dari definisi satuan dibuatlah alat
ukur. Sebagai contoh, dalam praktek pengukuran sehari-hari, besaran waktu diukur
menggunakan arloji atau stopwatch yang memiliki berbagai model sebagaimana yang telah kita
kenal. Besaran massa diukur menggunakan timbangan. Jenis timbangan bermacam-macam,
triple beam, dua lengan, neraca dacin dan lain – lain. Angka skala timbangan ada yang digital
dan ada yang analog. Temperatur atau suhu diukur menggunakan thermometer. Terdapat

11
berbagai jenis thermometer, diantaranya berbasis air raksa, infra red, resistor maupun
termokopel. Besaran kakas atau gaya (force) diukur dengan dynamometer. Besaran dimensi
atau panjang diukur dengan mistar atau jangka sorong.
Bagaimana upaya yang dilakukan agar terdapat jaminan hasil pengukuran yang dilakukan oleh
seseorang memiliki nilai yang sama bila dilakukan pengukuran oleh orang lain di tempat yang
berbeda menggunakan alat ukur yang berbeda atau berlainan jenisnya? Atau dengan kata lain,
upaya apa yang harus dilakukan agar hasil pengukuran diterima di seluruh dunia?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, terlebih dahulu akan dibahas tentang implementasi definisi
satuan SI. Definisi besaran pokok sistim Satuan SI tersebut di atas dinamakan nilai sebenarnya
(true value) atau dinamakan juga standar internasional. Semua nilai sebenarnya pada definisi
besaran tidak dapat diperoleh dengan pengukuran. Definisi satuan SI bukan berupa alat ukur
fisik. Dengan kata lain, semuanya tidak dapat digunakan secara langsung untuk keperluan
pengukuran di berbagai bidang. Dari definisi satuan SI, dibuatlah alat ukur (instrument).
Bagaimana bekerjanya alat ukur?

KONSEP UMUM ALAT UKUR:


Suatu sistem alat pengukuran secara umum terdiri atas bagian – bagian:
1. Pengindera primer (sensor)
2. Pengkonversi peubah (transduser)
3. Pengubah (manipulator)
4. Pengiriman data
5. Penyaji data yang dapat ditangggapi oleh indera manusia.

Sensor adalah bagian paling awal yang menerima energi dari medium yang diukur dan
menghasilkan keluaran yang dalam batas – batas tertentu bergantung pada kuantitas yang diukur.
Alat ukur, betapapun bagusnya pasti tidak ada yang ideal, karena sedikit banyak menyerap
sejumlah energi dari medium yang diukur. Misalkan pada pengukuran temperatur suatu benda
menggunakan termometer, dapat dipastikan terdapat energi panas yang mengalir dari objek
benda yang diukur ke termometer. Dengan demikian kuantitas benda yang diukur pasti selalu
terganggu oleh tindakan pengukuran. Dengan kata lain, mustahil melakukan pengukuran yang
sempurna.
Bagian pengkonversi peubah berfungsi mengubah keluaran dari bagian sensor menjadi peubah
yang lebih cocok dengan tanpa mengubah nilai informasi yang terkandung dalam peubah
sebelumnya. Bagian manipulasi peubah berfungsi mengubah nilai numerik menjadi lebih besar,
namun tetap memiliki satuan yang sama. Contoh bagian ini adalah rangkaian elektronik OpAmp.
Informasi yang telah diolah dikirim dan disajikan kepada manusia.
Contoh berikut ini dapat digunakan untuk memperjelas maksud uraian di atas. Ditinjau sebuah
alat ukur tekanan yang terdiri atas bagian – bagian piston, batang piston, pegas, batang

12
penghubung, jarum penunjuk dan skala. Piston berfungsi sebagai pengindera primer. Jika suatu
fluida yang hendak diukur tekanannya mengenai piston, maka piston akan mengubah tekanan
fluida (karena tekanan=gaya per satuan luas) menjadi gaya resultan pada permukaan piston.
Gaya ini akan diteruskan oleh batang piston yang bekerja sebagai bagian pengirim data ke pegas
yang bertugas sebagai bagian pengkonversi peubah, yaitu mengkonversikan gaya menjadi
perpindahan yang proporsional (ingat hukum Hooke). Perpindahan ini selanjutnya akan
diperbesar oleh batang penghubung untuk mendapatkan penyimpangan jarum penunjuk yang
lebih besar. Dengan demikian batang penghubung bertindak sebagai bagian pengubah peubah.
Sedangkan jarum penunjuk dan skala menunjukkan tekanan fluida yang diukur, dengan demikian
berfungsi sebagai penyaji data.
Transduser Aktif dan Pasif
Suatu komponen alat ukur dapat bertindak sebagai sebuah transduser aktif atau transduser pasif.
Dinamakan transduser pasif jika sebagian besar atau seluruh keluaran energinya berasal dari
sinyal masukan. Termometer dan manomater adalah contoh transduser pasif. Sedangkan pada
transduser aktif terdapat sumber tenaga tambahan yang menyediakan sebagian besar energi
keluarannya, sedangkan sinyal masukan hanya menyediakan sebagian kecil saja. Contoh
transduser aktif adalah penguat elektronik dan servo.
Kesalahan dan ketidakpastian pengukuran
Semua pengukuran pasti mengandung kesalahan. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan
setiap alat ukur pasti memiliki keterbatasan. Digit terakhir hasil pengukuran yang
ditampilkan pada layar peraga pasti merupakan pembulatan dari digit sesudahnya. Alat ukur
analog memiliki garis-garis skala yang tertentu jarak antar garis skala terdekat. Ujung benda
yang satu berimpit dengan skala angka nol mistar sedang ujung yang satunya dapat dipastikan
berada di antara dua garis skala. Dengan kata lain hasil pengukuran merupakan taksiran atau
perkiraan. Dalam kalimat lain dapat dikatakan semua pengukuran pasti terdapat kesalahan
(error). Namun tidak berarti pengukurannya yang salah. Terdapat banyak sumber penyumbang
kesalahan pengukuran. Total semua kesalahan pengukuran dinamakan ketidakpastian
(uncertainty). Ketidakpastian selalu menyertai semua pengukuran yang tidak bisa dihilangkan
namun bisa diupayakan sekecil mungkin nilainya.
Untuk keperluan pengukuran, telah tersedia di pasaran beragam alat ukur dengan tingkat
akurasi (accuracy) dan presisi (precision) yang berlainan. Masing-masing tingkat digunakan
untuk keperluan tertentu. Timbangan yang digunakan untuk perdagangan oleh masyarakat umum
memiliki tingkat akurasi yang berbeda dengan timbangan yang digunakan di perusahaan farmasi.
Stopwatch yang digunakan untuk lomba olimpiade berbeda dengan yang digunakan untuk
ekperimen di laboratorium tingkat pendidikan dasar. Akurasi adalah kedekatan suatu hasil
pengukuran ke nilai benar sedangkan presisi adalah tingkat kedapat-ulangan suatu rangkaian
hasil pengukuran di antara hasil itu sendiri bila dilakukan pengukuran berulang kali. Dengan kata
lain presisi menunjukkan kedekatan nilai-nilai hasil pengukuran berulang. Semain akurat dan
sekaligus sangat presisi, semakin berkualitas alat ukur tersebut. Perlu dituliskan di sini, tidak ada
kaitannya antara akurasi dan presisi suatu alat ukur. Sangat mungkin alat ukur sangat akurat dan

13
sangat presisi, namun ada pula yang akurat tetapi tidak presisi atau sangat presisi tetapi tidak
akurat atau bahkan tidak akurat dan tidak presisi.
Terdapat 2 cara mengukur:
1. Langsung, menggunakan alat ukur yang sesuai dengan besaran yang hendak diukur.
Misalkan cara untuk mengetahui massa benda adalah dengan menimbang benda
tersebut menggunakan neraca.
2. Tidak langsung atau melalui sebuah model. Sebagai contoh, percepatan gravitasi
bumi diukur dengan cara mengukur perioda ayunan yang memiliki panjang tertentu.
Menentukan massa elektron maupun massa matahari tidak mungkin dilakukan secara
langsung. Massa elektron dihitung dengan cara terlebuh dahulu mengukur besaran
nisbah muatan dan massanya dan kemudian mengukur muatannya. Bagaimana cara
mengukur massa bumi? Massa matahari? Massa lobang hitam?

Kedua cara tersebut akan digunakan dalam ekspermien fisika.

Kalibrasi dan Ketertelusuran Pengukuran:


Standard besaran
Alat ukur yang dapat menghasilkan nilai yang paling mendekati nilai sebenarnya (definisi
satuan besaran pokok SI) dinamakan standar primer (primary standards). Piranti ukur standar
primer juga pasti tidak sempurna, operatornya juga manusia biasa dengan penuh keterbatasan
dan kondisi lingkungan juga tidak mungkin dikendalikan dengan sempurna. Dengan kata lain,
hasil pengukuran alat ukur standar primer pasti juga memiliki ketidakpastian. Misalkan hasil
ukurnya adalah x dan ketidakpastiannya adalah ∆ x maka nilai sebenarnya yang
ditunjukkan oleh alat ukur adalah terletak antara x+ ∆ x dan x−∆ x .
Semua alat ukur standar primer memiliki derajad akurasi dan presisi yang paling tinggi
dibandingkan dengan alat ukur yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Standar primer
dinamakan turunan pertama dari standar internasional. Contoh standar primer adalah sebagai
berikut:
1. Standar primer untuk massa adalah sama dengan standar internasionalnya. Terdapat 6
buah standar primer yang merupakan salinan dari standar internasional yang diberi
kode K1, 7, 8, 32, 43 dan 47 dan semuanya disimpan di BIPM Sèvres Paris.
2. Standar primer besaran waktu adalah jam atom yang memiliki kesalahan pengukuran
sebesar1 detik dalam 10 juta tahun. Di seluruh dunia telah tersedia jam atom sekitar
400 buah yang dimiliki oleh 70 lembaga metrologi, termasuk Indonesia.

Hampir di setiap negara terdapat lembaga metrologi nasional (National Metrology Institute)
disingkat NMI yang diberi tugas untuk mengembangkan dan memelihara standar ukur nasional
untuk satu atau lebih besaran. Di Indonesia, yang bertugas sebagai NMI adalam Puslit Kalibrasi
Intrumentasi dan Metrologi (KIM) LIPI. Alat ukur yang dikelola oleh NMI ada yang memiliki
standard primer dan ada yang merupakan turunannya yang dinamakan standar sekunder.

14
Sebagai contoh, di KIM LIPI terdapat standar primer jam atom sebanyak 3 buah. Alat ukur
standar sekunder untuk ukuran panjang berupa gauge block interferometer dan dynamic laser
interferometer serta magnification standard. Selain itu juga memiliki standard sekunder massa 1
kg nomer seri SN 112492 terbuat dari platina. Standar nasional satuan kilogram untuk Indonesia
diberi K46 dan disimpan di Direktorat Metrologi Legal Departemen Perdagangan di Bandung.
Standard ukur yang akurasinya lebih kecil dari yang dikelola NMI dimiliki oleh lembaga atau
laboratorium kalibrasi. Standard ini dinamakan standard kerja. Ukuran akurasi dinyatakan
dengan toleransi kesalahan yang diijinkan Maximum Permesible Error MPE. Sebagai contoh,
anak timbangan standar kerja menurut OIML dibagi menjadi klas E (excellent) terdiri dari E0, E1,
E2, klas F (fine) F1 dan F2 dan M (moderate) M1 dan M2. Di bawah ini diperlihatkan contoh
klasifikasi anak timbangan yang digunakan untuk standard kerja.
No. Klas anak timbangan Nilai nominal MPE

Bagaimana cara memastikan alat ukur standard kerja masih sesuai dengan kelasnya? Atau
dengan kata lain, berapa nilai koreksi yang harus diberikan kepada ukur standar kerja agar hasil
ukurnya sama dengan yang dihasilkan standar internasional? Jawabannya adalah kalibrasi.
Menurut Vocabulary of International Metrology kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem
pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui
yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan demikian secara berkala
alat ukur standard kerja dikalibrasi menggunakan standar sekunder atau standard nasional.
Untuk anak timbangan (AT), klas M2 minimum harus dikalibrasi menggunakan AT klas M1,
sedangkan AT klas M1 dikalibrasi menggunakan AT klas F2 begitu seterusnya secara berjenjang
klas E1 harus dikalibrasi menggunakan klas E0 dan klas E0 dengan standar nasional. Begitu juga
standard nasional secara berkala dikalibrasi menggunakan standar primer dan standard primer
dikalibrasi terhadap satuan SI. Dengan kata lain kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dengan cara membandingkan terhadap
standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke satuan SI tanpa terputus.

Alat ukur yang telah dikalibrasi oleh Laboratorium Kalibrasi terakreditasi akan diberi sertifikat
kalibrasi. Dari Sertifikat Hasil Kalibrasi dapat diketahui besarnya koreksi atau factor

15
kalibrasi yang harus diperhitungkan agar hasil ukurnya sama dengan bila diukur menggunakan
standar primer. Hasil ukur yang diperoleh menggunakan alat ukur terkalibrasi dijamin
akurasinya dan diakui atau diterima oleh seluruh negara di dunia. Pada Gambar ??? diperlihatkan
contoh sertifikat kalibrasi. Hubungan antara nilai hasil ukur, factor koreksi atau factor jakalibrasi
dengan besaran standard adalah:
Nilai sandart =nilai terukur + koreksi
Atau
Nilai ukur=

Contoh:
Sugatu alat ukur mistar terkalibrasi memiliki factor koreksi sebesar ????. Bila panjang suatu
benda diukur menggunakan penggaris tersebut memiliki panjang ??? maka bila panjang benda
diukur menggunakan alat ukur satuan SI adalah sebesar ???

UPT Laboratorium Terpadu Universitas Sebelas Maret merupakan salah satu Laboratorium
Kalibrasi Terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomer identitas
LK.IND??? dengan ruang lingkup timbangan digital. Laboratorium ini mengelola anak
timbangan kelas OIML E2, F1 dan M1.
Semua alat ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti alat tersebut memang baik.
Yang dimaksud dengan baik adalah nilai yang dihasilkan akurat. Cara membuktikannya adalah
melalui kalibrasi. Namun perlu dituliskan di sini mengkalibrasikan alat ukur bersifat suka
rela. Sebagai pengecualian adalah alat ukur untuk perdagangan dan untuk keperluan
laboratorium pengujian terakreditasi oleh KAN, serta untuk memenuhi aspek legal, kalibrasi
bersifat wajib.
Tujuan Kalibrasi:
1. Mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat ditelusur sampai ke
standar internasional melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
2. Menentukan koreksi nilai konvensional penunjukan suatu alat ukur terhadap nilai Standar
Internasional.
3. Menjamin hasil pengukuran diterima oleh masyarakat internasional.
Manfaat Kalibrasi:
1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesefikasinya.

16
2. Mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan
laboratorium dan produksi yang dimiliki.
3. Mengetahui perbedaan antara nilai benar dengan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur.

PENGOLAHAN DATA
Informasi yang diperoleh dari pengukuran dinamakan datum, untuk pengukuran tunggal, dan
data kalau jamak. Namun, di buku ini keduanya tidak dibedakan. Hasil pengukuran tunggal
juga dinamakan data. Secara umum data dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu data kuantitatif
dan kualitatif. Pengukuran menghasilkan data kuantitatif karena informasi yang diperoleh
berupa nilai atau angka serta satuannya. Data kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
data empiris atau mentah dan terproses. Data hasil pengukuran termasuk data mentah, apa
adanya yang terbaca pada skala alat ukur, sedangkan data terproses adalah yang diperoleh
setelah dilakukan pengolahan misalnya melalui perhitungan menggunakan persamaan. Sebagai
contoh, pengukuran jari-jari dan luasan penampang pipa merupakan data terproses, sedangkan
data mentahnya adalah hasil pengukuran diameter pipa. Apa yang harus dilakukan setelah data
mentah terkumpul? Di bawah ini akan dibahas teknik pengolahan data mentah.

Pengukuran Tunggal
Tidak semua pengukuran dapat diulang. Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan
hanya satu kali saja. Alasan melakukan pengukuran tunggal adalah karena memang kejadiannya
tidak pernah bisa diulang. Sebagai contoh adalah mengukur waktu tempuh atlit dalam suatu
lomba lari. Tidak mungkin meminta si atlit untuk lari lagi tepat seperti sebelumnya. Contoh
lainnya adalah mengukur kecepatan angin. Termasuk pengukuran tunggal adalah pengukuran
berulang namun menghasilkan data yang semuanya sama karena pengukuran menggunakan alat
ukur yang skalanya kasar. Misalkan mengukur tebal kertas tulis menggunakan mistar yang
resolusinya 1 mm. Sebagaimana telah disebutkan di muka, filosofi pengukuran adalah semua
pengukuran pasti terdapat kesalahan dan nilai benar suatu besaran yang hendak dicari tidak akan
pernah bisa diperoleh dengan pengukuran. Bagaimana cara melaporkan hasil pengukuran
tunggal kalau nilainya diragukan?

Pengukuran berulang
Misalkan suatu besaran x diukur menggunakan alat ukur sangat akurat dan presisi dan
dilakukan oleh operator yang sangat kompeten. Pengukuarn pertama menghasilkan nilai x 1 .
Sebagaimana telah dituliskan berulangkali, semua pengukuran pasti terdapat ketidakpastian,
hasil ukur x 1 ini bukan merupakan nilai benar. Jika dilakukan pengukuran ulang, mungkin
diperoleh hasil yang sama atau mungkin berbeda. Semakin banyak pengulangan pengukuran,
hasilnya mungkin juga bermacam macam nilainya. Tidak ada kepastian pengukuran berulang
diperoleh hasil yang selalu sama atau selalu berbeda. Semakin banyak pengulangan, secara
intuisi, hasilnya akan lebih dipercaya. Namun, pertanyaannya adalah berapa kali sebaiknya
pengukuran diulang? Jika dilakukan pengulangan namun selalu diperoleh hasil yang sama, apa
yang bisa disimpulkan? Dari hasil pengukuran berulang, manakah yang dipilih sebagai hasil
terbaik yang mendekati nilai benar? Seberapa besar keyakinan kebenarannya? Berapa taksiran
17
terbaik ketidakpastiannya? Seberapa besar keberterimaan nilai terbaik? Semua pertanyaan
tersebut akan di jawab pada sub bab di bawah ini.

Pengantar Statistika untuk Teori Ketidakpastian


Teori ketidakpastian pengukuran tidak bisa dilepaskan dari ilmu statistika (statistics). Statistika
merupakan ilmu yang berkaitan dengan data, artinya ilmu yang mempelajari cara merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterprestasi dan mempresentasikan data. Statistika
memegang peranan penting dalam pengukuran. Kata yang mirip adalah statistik (statistic) yang
artinya adalah data atau informasi.
Definisi Kebolehjadian
Asumsi dasar yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengukuran adalah semua kejadian
bersifat acak. Ini berarti semua kejadian memiliki peluang yang sama. Agar dapat lebih
memahami teori ketidak pastian, di bawah ini akan dibahas pengertian kebolehjadian.
Kebolehjadian atau peluang kejadian dinyatakan dengan bilangan antara 0 dan 1 yang
menyatakan derajad kepastian terjadinya suatu kejadian acak (random) yang akan terjadi.
Kebolehjadian tidak dikaitkan dengan kejadian yang telah selesai, namun kejadian yang akan
datang. Dengan bahasa yang lebih sederhana maknanya sama dengan prediksi. Kebolehjadian
suatu peristiwa yang tidak mungkin akan terjadi diberi nilai 0 sedangkan jika pasti akan terjadi
diberi nilai 1. Kebolehjadian yang nilainya mendekati 1 menunjukkan tingkat kepercayaan yang
tinggi bahwa suatu kemungkinan akan terjadi. Bila mendekati nol memiliki makna tingkat
kepercayaan yang rendah suatu kemungkinan akan aterjadi. Peluang kebolehjadian juga
memiliki makna ukuran seberapa mungkin suatu hal akan terjadi. Sebagai contoh adalah peluang
banyaknya penduduk suatu daerah akan terpapar radiasi dengan dosis mematikan bila terjadi
kecelakaan fasilitas nuklir.
Konsep peluang mungkin akan lebih mudah dipahami menggunakan ilustrasi berikut ini. Koin
uang logam sangat tipis terdiri dari 2 sisi, katakanlah namanya sisi gambar dan angka. Bila
ditaruh di tempat mendatar dapat dipastikan yang menghadap ke atas mungkin sisi gambar atau
angka. Bila koin dilemparkan ke atas, ketika jatuh di tempat datar peluang sisi angka menghadap
ke atas adalah 0,5 dan peluang sisi gambar menghadap ke atas juga 0,5. Hal ini bisa terjadi
karena sifatnya acak, lemparan dan jatuhnya koin tidak bisa ditur sesuai keinginan si pelempar.
Secara umum bila p adalah peluang suatu kemungkinan terjadi dan q adalah peluang
kemungkinan tidak terjadi maka berlaku persamaan
p+q=1
Populasi dan contoh
TABEL FREKUENSI DAN HISTOGRAM
Salah satu cara menyajikan data mentah adalah menggunakan tabel. Misalkan dalam suatu
kabupaten terdapat 5.000 bayi yang lahir dalam 1 tahun. Dalam pengertian statistic, semua bayi

18
di wilayah tersebut adalah populasi. Setiap bayi yang lahir ditimbang. Misalkan pemerintah
daerah ingin mengetahui kondisi bayi berdasarkan berat badannya. Bayi dikategorikan sehat bila
ketika lahir memiliki bobot >2.5 kg. Bila bobot bayi < 2,5 kg maka dikatakan kurang sehat. Dari
data ini Pemerintah Daerah dapat menentukan kebijakan. Misalkan dilakukan penimbangan
terhadap 10 bayi lahir. Angka 10 ini dinamakan cacah contoh (sample). Misalkan data berat
badan 10 bayi adalah sebagai berikut:
Bayi ke Bobot kg Bayi ke Bobot kg
1. 2,5 6. 2,6
2. 3,1 7. 2,3
3. 2,7 8. 2,7
4. 3,3 9. 3,2
5. 2,2 10. 2,4

Bila data ditampilkan menggunakan tabel seperti itu, maka akan sulit diketahui kondisi umum
bayi di daerah tersebut. Apalagi jumlah data yang ditampilkan hanyalah 10 sehingga kurang
mewakili keseluruhan jumlah bayi. Terdapat metode menentukan cacah contoh sehingga dapat
dianggap mewakili keseluruhan populasi. Di buku ini metode tersebut tidak dibahas.
Data yang ditampilkan menggunakan tabel kurang bisa diamati. Tabel hanya cocok untuk
menampilkan data mentah. Cara yang lebih baik menampilkan data mentah adalah dalam
bentuk grafik, misalnya histogram. Untuk dapat membuat histrogram, data mentah harus diolah
terlebih dahulu menjadi distribusi frekuensi. Frekuensi adalah banyaknya pemunculan data
yang sama. Distribusi frekuensi merupakan salah satu metoda menampilkan data agar data lebih
mudah diamati karakteristiknya.
Contoh cara membuat histogram:
1. Pengelompokan data. Misalkan dibuat kelompok bobot bayi :
a. Kelompok I : <2 kg,
b. Kelompok II : 2,0 - 2,5 kg
c. Kelompok III : 2,6 – 2,75 kg
d. Kelompok IV : 2,8 – 3,0 kg
e. Kelompok V : > 3,0 kg
2. Membuat tabel frekuensi. Frekuensi adalah seberapa sering data yang sama muncul.
Dengan kata lain merupakan bilangan yang menunjukkan banyaknya bayi dalam masing-
masing kelompok. Misalkan dari semua bayi lahir sebanyak 5.000 berdasarkan
pengelompokan berat badan diperoleh data sebagaimana dituliskan pada kolom ke 3
Tabel di bawah ini. Tabel seperti ini dinamakan tabel frekuensi.

19
No. Kelompok frekuensi Frekuensi
fi relative
f i /N
1. I 125 0,025
2. II 2.970 0,594
3. III 1.500 0,3
4. IV 350 0,07
5. V 55 0,011
N=∑=5.000 ∑=1

Simbol abjad kapital Yunani ∑ (dibaca sigma) artinya penjumlahan,


x i=¿ x 1+ x 2 + x 3+ ⋯+ x n
n

∑¿
i=1
Subscript i dan n masing-masing dinamakan batas bawah dan atas, artinya penjumlahan
dilakukan mulai data ke i sampai ke n. Bila nilai i=1 maka dimulai dari data pertama.
Sebagai contoh pada kolom ke tiga tabel di atas,
5
N=∑ f i=125+ 2.970+ 1.500+350+55=5.000
i=1
Nilai pada kolom ke tiga dinamakan frekuensi absolut sedangkan kolom ke empat
dinamakan frekuensi relative.

3. Dari tabel frekuensi absolut maupun relative dibuat histogram. Hasilnya seperti di bawah
ini.
0.7

0.6

0.5
frekuensi absolut

0.4

0.3

0.2

0.1

0
I II III IV V
kelompok

Gambar (a) Histogram frekuensi absolute (ini gambar salah. Mestinya sumbu vertical
frekuensui absolut)

20
0.7

0.6

0.5
frekuensi relatf

0.4

0.3

0.2

0.1

0
I II III IV V
kelompok

Gambar (b) Histogram frekuensi relatif


Kedua gambar (a) dan (b) walaupun terlihat serupa namun memiliki makna yang sangat
berbeda. Gambar (b) dinamakan histogram yang dinormalkan. Bila luasan batang dijumlahkan
nilainya sama dengan 1.
Dari Gambar ? dapat dilihat dengan mudah kelompok II memiliki frekuensi terbesar, artinya
mayoritas bayi yang dilahirkan memiliki bobot antara 2,0 - 2,5 kg yang artinya kurang sehat.
Berdasarkan contoh informasi ini maka Pemerintah memiliki kewajiban melakukan upaya yang
diperlukan agar di tahun – tahun berikutnya semua bayi yang lahir sehat. Inilah salah satu
manfaat hasil pengukuran dipublikasikan agar memiliki manfaat bagi orang lain. Hasil
pengukuran yang tidak dipublikasikan akan sia – sia. Berilah contoh pengukuran besaran fisika
yang dapat dipakai oleh pemerintah untuk menetapkan suatu aturan.
Jika terdapat sampel yang sangat banyak mendekati tak berhingga dan memplot dalam
bentuk histogram menggunakan rentang nilai yang sangat kecil maka akan diperoleh sebuah lung
(curve) yang mulus sebagaimana ditunjukkan pada Gambar ???. Bentuk lung ini
menggambarkan sebaran frekuensi. Dengan lung ini dapat dihitung frekuensi relatif kejadian
untuk masing-masing nilai.
Misalkan hasil pengukuran besaran x dilakukan pengulangan sebanyak n kali. Telah
disinggung di muka bahwa semua pengukuran pasti memiliki ketidak pastian dan nilai benar
suatu besaran tidak pernah diketahui. Tujuan pengukuran adalah mencari nilai yang sedekat
mungkin dengan nilai benar beserta derajad keberterimaannya. Ukuran derajad keberterimaan
dinyatakan dengan angka ketidakpastian pengukuran. Dengan kata lain dari sekumpulan data
tersebut akan dicari nilai terbaiknya. Nilai ini serta taksiran ketidakpastiannya dapat diperkirakan
menggunakan pendekatan metoda statistika berikut ini.

21
Sebaran Normal (Gauss)
Hasil pengukuran bersifat acak, tidak pernah bisa diprediksi atau ditentukan nilainya sebelum
dilakukan pengukuran. Sebaran frekuensi relative kejadian acak dengan data tak berhingga
banyaknya dinamakan sebaran normal atau Gauss, sesuai dengan nama penemunya. Seringkali
sebaran Gauss dinamakan sebaran normal.
Berdasarkan catatan sejarah, sebaran normal diperkenalkan pertama kali oleh Abraham
de Moivre tahun 1733. Ini merupakan pengembangan dari sebaran binomial yang dikembangkan
oleh Bernoulli untuk jumlah data yang besar. Teori Moivre kemudian dikembangkan oleh Simon
de Laplace sehingga lahirlah teorema Moivre-Laplace. Laplace menggunakan distribusi normal
untuk menganalisa ketidakpastian eksperimen. Sementara itu Gauss menyatakan telah
menggunakan semua metoda tersebut sejak tahun 1794 dengan asumsi ketidakpastiannya
memiliki sebaran normal.
Sebaran normal berlaku apabila cacah data tan hingga banyaknya. Fungsi sebaran
frekuensi relatif dinamakan fungsi Gauss dan memiliki bentuk persamaan

f ( x )=f 0 e
{
−1
σ
2
( x− μ)
2
}
Pada persamaan tersebut
x : besaran yang diukur
μ : nilai benar
f : frekuensi kedapatulangan nilai x
f0 : nilai maksimum f
σ : parameter

Fungsi Gauss memiliki ranah dari −∞ hingga +∞ . Bila fungsi ini diplot, diperoleh lung
sebaran Gauss sebagaimana diperlihatkan pada Gambar ???. Parameter σ menentukan
“gemuk” atau “kurus”nya lung. Walaupun bentuk lung berbeda-beda tergantung pada nilai
parameter σ namun luasan di bawah lung tidak berubah. Lung Gauss bersifat setangkup
(symmetry) terhadap nilai x=μ dan titik ini merupakan puncak lung dengan nilai sebesar
f0 .

Fungsi Gauss ternormalkan memiliki persamaan berbentuk

f ( x )=
1 {
e 2σ
−1
2
( x− μ)
2
}
σ √2 n
Karena sudah dinormalkan, maka berlaku

∫ f ( x) dx=1
−∞

22
Dengan demikian fungsi f ( x ) dx adalah rapat kebolehjadian memiliki arti peluang apabila
dilakukan pengukuran menghasilkan nilai ukur antara x dan ( x+ dx ) . Pada Gambar ???
besarnya peluang ini dinyatakan dengan daerah yang diarsir.
Parameter σ memiliki arti sebagai berikut. Bila batas integrasi pada persamaan ??? diubah
dari μ – σ sampai μ+σ ,
μ+ σ
1
μ +σ
{ −1
2
( x−μ )
2
} dx=0,68
∫ f (x) dx= ∫
σ √ 2 n μ −σ
e 2σ
μ−σ

Ini berarti peluang pengukuran tunggal besaran x mendapatkan hasil ukur dalam selang
antara μ−σ dan μ+σ adalah 68%. Atau, seandainya besaran tersebut diukur berulang 100
kali maka dapat diperkirakan sebanyak 68 hasil pengukuran akan berada dalam selang μ ± σ
dan dikatakan tingkat kepercayaannya 68%.
Bila batas integrasi diubah dari μ– 2σ sampai μ+2 σ ,
μ+ 2σ
1 {
μ+2 σ −1
2
( x− μ) 2
} dx=0,95
∫ f (x) dx= ∫
σ √ 2n μ−2 σ
e 2σ
μ−2 σ

Ini berarti jaminan sebesar 95% satu kali pengukuran akan menghasilkan nilai yang berada
dalam selang μ ±2 σ .
Dari uraian singkat ini dapatlah dimengerti besaran σ memiliki arti penting karena terkait
dengan resolusi alat ukur yang digunakan. Ketelitian pengukuran dapat diketahui dari nilai σ .
Besaran σ dinamakan simpangan baku (standard deviation) untuk pengukuran yang
dilakukan tan hingga kali.

Fungsi sebaran Gauss diperoleh dari pengukuran yang tan hingga banyaknya. Fungsi ini tidak
mungkin dapat diperoleh karena banyaknya pengulangan pengukuran pasti berhingga. Fungsi ini
memiliki nilai tertinggi di x=μ , nilai benar yang tidak mungkin diketahui nilainya.
Sedangkan tujuan mengukur besaran x adalah ingin mengetahui nilai benar dari sejumlah
berhingga pengulangan pengukuran. Apa yang dapat dilakukan?
Nilai benar dari serangkaian pengukuran berhingga besaran x dapat diperkirakan
menggunakan teori contoh (sampling theory). Misalkan pengukuran dilakukan pengulangan
sebanyak n kali. Data pengamatan ini dinamakan contoh dari seluruh semesta atau populasi
besaran x . Bila digambar, lung sebaran yang diperoleh tidak sama dengan lung Gauss, namun
memiliki ciri-ciri sebagaimana yang dimiliki sebaran Gauss. Semakin besar bilangan n atau
dengan kata lain semakin banyak pengulangan, lung yang diperoleh akan semakin mendekati
lung Gauss.

23
Nilai terbaik dari data pengukuran berhingga yang memenuhi hukum sebaran Gauss dapat
diperoleh menggunakan asas kuadrat terkecil (least square). Asas ini menyatakan nilai terbaik
adalah bila jumlah kuadrat penyimpangan nilai lain terhadapnya adalah sekecil-kecilnya.
Misalkan pengukuran besaran x diulang sebanyak n kali dan diperoleh data
x 1 , x 2 , x 3 , ⋯ x n . Berdasarkan penerapan azaz kuadrat terkecil, penjabarannya tidak dituliskan
di sini, nilai terbaik taksiran nilai benar adalah nilai reratanya adalah
x 1 , x2 , x3 , ⋯ x n 1 n
x́= = ∑ xi
n n i=1

Telah dituliskan di atas, besaran σ adalah simpangan baku untuk data yang tan hingga
banyak. Pada pengukuran berhingga, sebaran atau distorsi data di sekitar nilai rerata dinyatakan
dengan besaran simpangan baku eksperimental SBE dan diberi simbol s . Besaran ini
didefinisikan sebagai akar kuadrat dari suatu varian. Sedangkan varian adalah jumlah kuadrat
deviasi dari nilai rerata dibagi dengan n−1 ,


n
1 2
s= ∑
n−1 i=1
( x i− x́ )

Simpangan baku eksperimental merupakan ukuran dispersi untuk satu himpunan data hasil
pengukuran berulang. Bila dilakukan pengukuran berulang lagi pada kondisi yang sama
sebanyak n kali tetapi dalam waktu yang berbeda maka ada kemungkinan nilai rerata
pengukuran kedua berbeda dengan yang pertama. Dari pengulangan pengukuran berulang kali
akan diperoleh himpunan nilai rerata x́ yang anggotanya x́ 1 , x́ 2 , x́ 3 , ⋯ , x́ n . Data nilai
rerata ini juga mengikuti sebaran Gauss. Taksiran terbaik dari besarnya dispersi terhadap rerata
dari nilai rerata dinamakan simpangan baku nilai rata-rata eksperimental (experimental
standard deviation of the mean) atau disingkat SBRE yaitu sebesar


n
s 1 2
s x́ = = ∑
√ n n ( n−1 ) i=1
( xi − x́ )

Untuk memudahkan penulisan, untuk selanjutnya SBRE dinamakan simpangan baku.


Persamaan ini digunakan untuk menghitung ketidakpastian pada pembacaan berulang sebanyak
n kali.
Contoh:
Pengukuran 20 periode ayunan matematis yang diulang sebanyak 10 kali diperoleh data sebagai
berikut:
No 20 Periode No 20 Periode
. .
1.
2.
3.
4.

24
5.

Nilai rata-rata 20 periode adalah:

Perhitungan nilai rata-rata akan lebih mudah dilakukan menggunakan kalkulator yang memiliki
fitur statistik atau pengolah data spreadsheet seperti Excel(R).
Cara menghitung nilai rerata menggunakan perangkat lunak spreadsheet Excel:
1. Tulis semua data dalam satu kolom atau satu baris. Misalkan seperti berikut ini:

2.

Pengukuran tunggal:
Persamaan ??? tidak dapat diterapkan untuk pengukuran tunggal karena nilai n=1 .

Pencilan
Data pencilan (outlier) adalah data yang nilainya tidak berdekatan dengan nilai data lainnya
pada suatu kelompok data. Dalam sejarah Fisika tercatat beberapa data pencilan telah merobah
kebenaran . suatu teori yang telah mapan dan memunculkan penemuan baru yang mengubah
teori lama. Sebagai contoh, penemuan inti atom oleh Rutherford diawali dari data pencilan
hamburan partikel alpha ( α ) oleh lapisan tipis Au. Akibatnya, model atom Thomson
dinyatakan salah dan muncullah ilmu baru yaitu Fisika Nuklir. Penemuan partikel quark oleh
tim dari Stanford Linear Accelerator juga diawali dari data pencilan.
Dalam eksperimen fisika di Laboratorium pendidikan, data hasil pengukuran diasumsikan
memiliki sebaran normal. Namun tidak dapat dihindari kemungkinan satu atau dua hasil
pengukuran berada di luar kriteria yang telah ditentukan. Apa indikator satu atau lebih data
dikatakan pencilan dan apa yang harus dilakukan bila memdapatkan data hasil ukur pencilan?
Uji pencilan yang umum digunakan adalah uji Grubb (Grubb’s test). Sebelum melakukan uji,
data diurutkan dari yang nilainya paling kecil hingga yang terbesar. Kemudian dihitung nilai
simpangan baku reratanya dan dilakukan uji Grubb.
Uji Grubb terdiri dari tiga tipe. Tipe pertama digunakan bila sekumpulan data hasil pengukuran
berulang memiliki satu data yang diduga pencilan berada pada nilai tertinggi atau terendah.
Persamaan uji Grubb tipe 1 adalah
25
G1terendah/tertinggi =
| |
x́−x
sd

dengan
1
Gterendah/tertinggi = nilai uji Grubb untuk data yang diduga pencilan
x́ = nilai rerata data pengukuran
x = data yang diduga pencilan
sd = simpangan baku

Uji Grubb tipe 2 digunakan bila data pengukuran menghasilkan sepasang data yang diduga
pencilan. Persamaan untuk menghitung uji Grubb tipe 2 adalah

2 x b−x k
G❑=
sd

dengan x b dan x k masing-masing adalah data nilai terbesar dan terkecil yang diduga
pencilan. Uji Grubb 3 digunakan bila sekumpulan data hasil pengulangan pengukuran memiliki
sepasang data yang diduga pencilan mempunyai nilai tertinggi atau terendah dibandingkan
dengan data yang ada. Persamaan matematis uji Grubb 3 adalah
2
3 ( n−3 ) s dn−2
G =1−

( n−1 ) s 2d

dengan
n = jumlah data
2
s dn −2 = kuadrat simpangan baku tanpa 2 pasangan nilai terendah atau
tertinggi yang disuga pencilan
2
sd = kuadrat simpangan baku semua data

Tabel ??? Nilai kritis untuk Uji Grubb tingkat kepercayaan 95%.
1 2 3
n G G G
3 1,153 2,00 1,0000
4 1,463 2,43 0,9992
5 1,672 2,75 0,9817
6 1,822 3,01 0,9436
7 1,938 3,22 0,8980
8 2,032 3,40 0,8522
9 2,110 3,55 0,8091
10 2,176 3,68 0,7695

26
Contoh: Data 5 kali pengulangan pengukuran :
pengulangan hasil ukur
1 25,2
2 25,4
3 25,1
4 25,2
5 26

GRAFIK
Grafik memiliki peran penting. Telah ditunjukkan di Sub Bab???, hanya dengan sepintas
pandang trend data dapat lebih mudah dilihat melalui grafik berbentuk batang atau histogram
daripada dalam bentuk tabel. Pada Bab ini akan dibahas bentuk grafik yang lain, yaitu grafik
garis.
Grafik dapat dibuat menggunakan 2 cara, manual dan dengan bantuan perangkat lunak aplikasi
misalkan Excel® atau Origin®. Mengambar grafik menggunakan aplikasi jauh lebih mudah dan
praktis. Namun demikian, ketrampilan membuat grafik secara manual juga perlu dikuasai.
Cara manual dapat dibagi menjadi 2 yaitu cara sederhana dan menggunakan asas kuadrat
terkecil.
Misalkan data mentah hasil percobaan berupa himpunan pasangan variable bebas dan terikat,
( x i , y i ) . Pengukuran dilakukan untuk selang tertentu dan didapat N buah data. Bila data telah
diolah dan diperoleh nilai ketidakpastiannya, maka pasangan data ditulis ( x i ± ∆ x i , y i ± ∆ y i )
dengan ∆ adalah ketidakpastian. Pasangan titik data beserta ketidakpastiannya inilah yang
akan digrafikan. Pada Gambar ??? ditampilkan cara menggambarkan sebuah titik data beserta
ketidakpastiannya. Ketidakpastian digambarkan sebagai dua garis yang berpotongan di titik
data pengukuran yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap data diwakili oleh sebuah luasan
segi empat dengan batas x−∆ x sampai x+ ∆ x dan y +∆ y sampai y−∆ y . Apa
yang harus dilakukan bila ketidakpastiannya terlalu kecil untuk ditampilkan? Apakah semua
titik-titik harus dihubungkan dengan garis?
y+Δy

x-Δx x+Δx

y-Δy
Gambar ???

27
Sebagaimana telah disebutkan di muka, jumlah data yang digrafikkan adalah sebanyak N
yang diperoleh pada selang tertentu. Dengan kata lain, data bersifat cemiri (discrete) karena
selang antar data relatif cukup jauh. Tidak ada alasan untuk menghubungkan semua titik data
cemiri dengan garis. Namun, untuk keperluan tertentu sebagaimana akan dibahas di bawah ini,
antar titik data boleh dihubungkan dengan garis putus-putus yang tujuannya untuk
memudahkan melihat trend grafik dan untuk tujuan khusus tertentu.Grafik berupa garis tegas
tidak putus-putus hanya digunakan bila selang data sangat rapat sehingga dapat dikatakan data
semambung (continuous).

Semua gambar grafik wajib diberi identitas berupa nomor serta nama grafik (caption) dan
harus disitasi dalam naskah. Contoh kalimat sitasi “ Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar ???
diperlihatkan grafik hubungan antara …….”. Dengan kata lain, grafik tidak boleh ditampilkan
bila tidak digunakan. Contoh sitasi berikut ini tidak benar ditinjau dari pola kalimatnya: “
Gambar ??? menunjukkan …”.
Sebagaimana telah sering ditulis, agar pengukuran yang dilakukan memiliki manfaat, maka hasil
pengukuran wajib dipublikasikan. Orang lain yang akan memanfaatkan hasil pengukuran.
Oleh karena itu, gambar grafik harus ditampilkan sedemikian rupa agar eyes catching, enak
dipandang namun memberi informasi yang seluas-luasnya. Berikut ini beberapa hal yang wajib
diperhatikan ketika menggambar grafik.
1. Bila menggambar manual menggunakan kertas grafik, gunakan alat tulis yang runcing
ujungnya namun bila dipakai untuk membuat garis masih dapat dilihat dengan jelas.
2. Data tidak digambar sebagai dot tipis (·), tetapi digambar beserta ketidakpastiannya. Bila
ketidakpastian nilainya sangat kecil, maka data digambar menggunakan tanda silang (×)
atau bulatan (•).
3. Menyesuaikan dengan ruang yang tersedia. Pada Gambar ??? di bawah ini diperlihatkan
contoh gambar grafik yang tidak baik.

A b c
Gambar ???

4. Pada Gambar ??? a terlihat banyak ruang kosong. Penyebabnya adalah angka data jauh
dari titik (0, 0). Untuk mengatasi hal seperti ini, maka sumbu grafik harus disesuaikan.
Sumbu grafik tidak harus dimulai dari titik (0, 0).

28
5. Grafik linier di Gambar ??? memiliki kemiringan yang ekstrim terlalu curam (gambar a)
dan terlalu landai (gambar b). Dengan memilih skala sumbu yang tepat, kemiringan
grafik linier dapat diatur. Grafik linier yang baik memiliki sudut kemiringan antara 30°
sampai 60°. Pada Gambar ??? ditunjukkan penampakan grafik setelah diubah skala
sumbunya.
6. Sumbu grafik wajib diberi label dan satuan.

Grafi k linier

Grafik paling sederhana berupa garis lurus. Grafik seperti ini sering dinamakan grafik linier
(linear). Garis lurus dapat dibuat dengan cara menghubungkan dua titik atau sebuah titik
dengan arah kemiringan (slope) tertentu. Secara matematis, sebuah garis lurus dituliskan dalam
bentuk persamaan
y=mx +c
dengan m adalah gradient yang menunjukkan arah atau kemiringan garis dan c adalah
konstanta yang nilanya adalah titikpotong grafik dengan sumbu y . Kedua besaran ini
memiliki arti penting karena dapatdigunakan untuk menentukan nilai besaran yang diinginkan
melalui pengukuran secara tidak langsung. Pada Gambar ??? di bawah ini diperlihatkan grafik
linier.

Gambar ??? grafik linier


Besarnya kemiringan dapat dihitung menggunakan definisi tangen sudut
OB
m=tan α =
OA
dengan OA dan OB masing-masing adalah jarak dari pusat koordinat ( 0, 0 ) ke
perpotongan antara garis grafik dengan sumbu X dan Y.

29
O α
A
Persamaan non linier dapat digrafikkan menjadi linier dengan cara memilih sumbu yang tepat.
Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh cara “meluruskan” grafik melalui pemilihan
sumbu yang tepat.
a. Ayunan matematis
Tujuan eksperimen ayunan matematis adalah mengukur percepatan gravitasi bumi
melalui pengukuran periode ayunan P pada berbagai panjang tali l . Hubungan
antara periode, panjang tali serta percepatan gravitasi bumi dinyatakan dalam persamaan
matematis
P=

1 l
2π g
Persamaan ayunan matematis dapat ditulis ulang menjadi
2 1
P= 2 l
4π g
Terlihat persamaan dapat diubah menjadi berbentuk y=mx . Bila data percobaan
digrafikkan dengan variabel bebas panjang tali l dan variable terikatnya P2
diperoleh grafik linier dan nilai percepatan gravitasi bumi dapat dihitung dari kemiringan
garis,
1
m= 2
4π g
atau
1 1
g= 2
4π m

b. Hukum peluruhan radioaktif.


Suatu radioaktif yang mula-mula memiliki aktivitas A 0 setelah meluruh selama t
akan tersisa sebanyak A ( t ) yang besarnya bergantung pada tetapan peluruhan λ ,
−λt
A ( t ) =A 0 e
Data pengamatan berupa aktivitas A ( t ) pada saat t dan tujuan pengukuran adalah
menentukan pada tetapan peluruhan λ . Bila data persamaan peluruhan dibuat grafik,
akan diperoleh grafik eksponensial negative. Persamaan di atas dapat ditulis ulang
dengan mengambil nilai logaritmis naturalisnya,
ln A ( t )=−λt +ln A 0
Terlihat persamaan memiliki berbentuk y=mx +b . Besaran tetapan peluruhan λ
dengan demikian dapat dihitung dari kemiringan grafik.

30
c. Pengukuran jarak fokus lensa.
Jarak focus lensa f dapat dicari dengan cara mengukur jarak benda p dan jarakk
bayangan q . Persamaan lensa adalah
1 1 1
= +
f p q
1
Bila data percobaan dipilih sebagai variable bebas adalah dan variable terikatnya
p
1
adalah maka diperoleh grafik linier dan jarak focus lensa dapat dihitung dari
q
perpotongan grafik dengan sumbu tegak atau sumbu mendatarnya.

Dari tiga contoh di atas kiranya dapat dimengerti pentingnya memilih sumbu agar diperoleh
grafik linier. Bagaimana membuat grafik linier dari sekumpulan data hasil pengukuran?
Bagaimana caranya menentukan titik potong grafik dengan sumbu mendatar atau vertikal?
Bagaimana caranya menghitung kemiringan grafik? Berapa ketidakpastiannya?

Regresi linier menggunakan asas kuadrat terkecil (least square method)


Tidak dipungkiri pembuatan grafik secara manual memerlukan ketrampilan khusus dan sangat
subyektif, kualitas garis yang diperoleh bergantung pada ketrampilan si pembuat. Cara lain
membuat grafik linier adalah menggunakan metode asas kuadrat terkecil. Penjabaran lengkap
persamaan regresi linier tidak dituliskan di sini.

Misalkan terdapat n buah data ( x 1 , y 1 ) , ( x2 , y 2 ) , ( x 3 , y 3) ⋯ , ( xn , y n ) . Hubungan antara variabel


bebas x dan variable terikat y dapat dinyatakan dengan persamaan linier
y=mx +c
Menurut asas kuadrat terkecil, taksiran nilai m dan c yang terbaik serta ketidakpastiannya adalah
n n n

m=
n ( ∑ xi yi −
i=1
) ( )(∑ )
∑ xi
i=1 i=1
yi

n n 2

n (∑ ) ( ∑ )
i=1
2
x −
i
i=1
xi

dengan standar deviasi sebesar

31

n
s m=s y 2
n ∑ x −( ∑ x i )
2
i

Sedangkan konstanta c nilainya


n n n n

c=
(∑ )(∑ ) (∑ )(∑ )
i=1
yi
i =1
2
x −
i
i=1
xi
i =1
xi yi

n n 2

(∑ ) (∑ ) n
i=1
x −
2
i
i=1
xi

dengan standar deviasi sebesar

s c =s y

Sedangkan
√ ∑ x 2i
n ∑ x 2i −( ∑ x i)
2

n n n n n n 2

y 2i −¿
∑ xi2 ∑ y 2i −2 ∑ x 2i ∑ x i y i ∑ y i +n
i=1 i=1 i=1 i=1 i=1
(
∑ xi yi
i=1
)
2
n ∑ x 2i −( ∑ x i )
n

∑¿
i=1
1
s 2y = ( n−2 )¿

Ihtisar (resume):
1. Data dan ketidakpastiannya ditampilkan dalam grafik jika memungkinkan.
2. Semua grafik harus diberi identitas dan wajib disitasi di naskah.
3. Semua titik data tidak dihubungkan dengan garis tegas.
M

GRAFIK

32
Saklah satu cara mengolah data mentah hasil pengukuran adalah menggunakan grafik. Pada
pembahasan tentang kebolehjadian, telah ditunjukkan cara menampilkan data menggunakan
histogram dapat lebih baik jika dibandingkan dengan tabel. Dengan melihat sekilas histogram,
orang bisa dengan segera mengetahui trend data. Histogram adalah grafik batang. Pada Bab ini
akan dibahas tentang grafik garis.

Mengambar grafik
Semua grafik garis memiliki sumbu. Grafik 2 dimensi memiliki 2 sumbu, biasanya
digambarkan sebagai garis mendatar (horizontal) dan tegak (vertical). Sebelum menggambar
grafik, yang harus dilakukan adalah memilih besaran yang akan diletakkan pada masing-masing
sumbu. Sumbu mendatar untuk variabel besaran yang sifatnya bebas sedangkan sumbu tegak
untuk variabel terikat. Contoh berikut ini dapat digunakan untuk memahami besaran bebas dan
besaran terikat. Pada eksperimen ayunan matematis, besaran yang diukur adalah panjang tali dan
periode ayunan. Ada dua cara yang bisa dipilih. Cara pertama adalah menentukan nilai periode
yang diinginkan. Misalkan diinginkan ayunan yang memiliki periode 1 detik. Pemilihan nilai ini
adalah sesuka sukanya pengamat. Kemudian panjang tali disesuaikan agar periodenya 1 detik.
Jika ayunan memiliki periode tidak 1 detik, maka panjang tali diubah. Cara kedua adalah
menentukan panjang tali, misalkan 1 meter. Pemilihan panjang tali ini bersifat bebas, artinya
pengamat bebas menentukan pilihan nilainya. Jika sudah panjang tali sudah ditentukan, maka
periode ayunan yang diukur. Pada pilihat pertama, periode merupakan variabel bebas dan
panjang tali merupakan periode terikat, sedangkan pada cara kedua adalah sebaliknya, panjang
tali adalah variabel bebas sedangkan periode adalah variavel terikat.
Menarik Garis Lurus
Bila tidak menggunakan alat bantu perangkat lunak, grafik digambar secara manual pada
kertas grafik. Yang dimaksud dengan kertas grafik adalah kertas yang memiliki garis-garis
tegak dan mendatar yang biasa dikenal dengan nama kertas millimeter. Dinamakan demikian
karena jarak terpendek antar garis adalah 1 mm. Ini berarti kertas grafik memiliki daya baca
atau ketelitian terbatas. Data hasil pengukuran yang hendak digrafikkan juga memiliki ketelitian
tersendiri. Ini berarti pemilihan skala grafik memiliki peran yang sangat penting. Skala grafik
harus disesuaikan dengan ketelitian data pengukuran. Ketidakpastian pada kertas grafik tidak
boleh melebihi ketidakpastian data.
Contoh berikut ini mungkin dapat digunakan sebagai ilustrasi pentingnya menentukan skala
menggunakan kertas grafik. Jarak antara dua garis terdekat pada kertas millimeter adalah 1 mm,
maka ketidakpastiannya ∆ x=0,5 mm. Ini berarti bila ukuran kertas grafik adalah 10 × 10 cm
maka ketidakpastian relatif terbaik yang bisa dicapai adalah 0,5%. Konsekuensinya, bila data
yang dimiliki memiliki ketidakpastian yang lebih kecil dari 0,5% maka harus digunakan kertas
yang lebih besar.
Bila pemilihan ukuran kertas grafik sudah benar, maka data pengamatan terproses dipindah ke
kertas grafik. Secara umum, semua data pengamatan tidak terletak pada garis lurus. Namun,

33
dengan adanya ketidakpastian yang diikutkan pada grafik, sangat mungkin akan diperoleh garis
lurus yang melalui daerah ketidakpastian. Persoalannya adalah akan diperoleh garis lurus lebih
dari satu. Padahal, hanya ada satu garis lurus terbaik. Bagaimana caranya menarik garis lurus
terbaik?
Sebelum menjawab pertanyaan cara menarik garis lurus, terlebih dahulu akan dikenalkan istilah
titik sentroid (centroid) atau titik pusat. Pengertian titik sentroid dari sejumlah pasangan data
❑ ❑

( x i , y i ) adalah titik yang memiliki koordinat


∑ xi dan
∑ yi dengan N adalah
i i
x 0= y 0=
N N
cacah data. Setelah dihitung, gambarkan titik sentroid ini di dalam grafik. Grafik garis lurus yang
akan dibuat harus melalui titik ini. Sebagaimana telah dituliskan di muka, garis lurus dapat
dibuat dengan cara menghubungkan dua titik atau sebuah titik dengan kemiringan yang telah
diketahui. Dengan demikian karena hanya ada satu titik sentroid maka dapat dibuat garis lurus
tan berhingga banyaknya.
Garis lurus terbaik dapat diperoleh dengan mengatur kemiringan sedemikian sehingga melewati
sentroid dan jumlah titik yang berada di atas garis sama dengan yang di bawah garis dan jarak
antara garis lurus dengan titik data dipilih sedekat mungkin. Pekerjaan ini dapat dilakukan lebih
mudah bila menggunakan penggaris transparan. Diperlukan pengalaman dan skill untuk
mendapatkan garis terbaik. Cara menggambar manual seperti ini memang menghasilkan analisis
agak kasar dan kurang cermat dan mungkin kurang memuaskan. Pada Gambar ???
diperlihatkan contoh cara membuat grafik garis lurus.
Resume:
1. Dari himpunan data pengukuran, tentukan besaran variabel bebas dan yang terikat.
2. Sumbu mendatar grafik untuk besaran yang merupakan variabel bebas dan sumbu tegak
untuk besaran variabel terikat.
3. Gunakan skala yang sederhana agar grafik eyes catching.
4. Untuk grafik linier, harus diusahakan memiliki kemiringan antara 30 ° sampai 60 °
.
5. Kedua sumbu grafik wajib diberi nama serta satuannya serta menempatkan angka skala
pada jarak yang membuat mudah membaca grafik.
6. Gunakan notasi ilmiah untuk menuliskan angka pada sumbu. Misalkan angka
100.000,200.000, 300.000, ⋯ cukup ditulis 1,2, 3, ⋯ sedangkan bilangan ×105
nya dituliskan di ujung sumbu atau pada label sumbu.
7. Gunakan tanda yang jelas untuk menggambarkan titik data pengamatan, misalkan •, ┼,
×, ▪, ♦. Penggunaaan tanda titik tipis ·sangat tidak dianjurkan karena akan sulit dilihat.
8. Bila memungkinkan, satukan nilai kertidakpastian pada simbol data pengamatan.
9. Jangan menarik garis patah-patah yang menghubungkan tiap dua titik data pengukuran
yang berurutan.
10. Grafik garis lurus yang diharapkan mempunyai persamaan y=mx tidak boleh dipaksa
melalui titik ( 0, 0 ) .

34
11. Sebaiknya grafik digambar ketika sedang melakukan eksperimen atau paling lambat
segera sesudah selesai sebelum susunan peralatan dibongkar.

Penulisan Hasil akhir pengukuran


Hasil pengukuran besaran x yang dilakukan berulang setelah diolah diperoleh taksiran terbaik
nilai sebenarnya yaitu nilai reratanya, x́ , dan memiliki ketidakpastian sebesar ∆ x
ditulis dengan format baku
x=x́ ± ∆ x
untuk tingkat kepercayaan 66% atau
x=x́ ± k ∆ x
dengan k adalah faktor cakupan untuk tingkat kepercayaan 95% yang nilainya boleh diambil
k =2 . Tentu saja pada keduanya wajib dituliskan satuan besaran yang sesuai. Seringkali yang
dituliskan bukan nilai ketidakpastian mutlaknya, tetapi ketidakpastian relatifnya dalam persen.

Namun demikian, tidak semua angka hasil perhitungan dicantumkan dalam penulisan akhir.
Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam mempublikasikan hasil pengukuran.
1. Angka penting (significant figure). Contoh berikut ini mungkin dapat membantu
memahami konsep angka penting. Panjang pipa diukur menggunakan mistar dengan
skala terkecil 1 cm sebagaimana diperlihatkan pada Gambar ini. Secara umum ujung pipa
tidak tepat berimpit dengan garis skala. Misalkan ujung pipa yang satu terletak tepat di
skala angka 0 sedangkan unjung satunya terletak antara angka 11 dan 12. Ini berarti
panjang pipa tersebut pasti lebih besar dari 11 cm namun pasti kurang dari 12 cm.
Secara imajinatif, skala antara 11 dan 12 dapat dibagi menjadi 2. Skala ini dinamakan
skala khayal, hanya ada di pikiran. Ujung pipa terlihat terletak sedikit lebih kanan
daripada garis khayal pertengahan antara skala 11 dan 12. Dari gambar dapat
diperkirakan panjang pipa sekitar11, 6 cm. Angka 11 adalah pasti benar karena skala
terkecil alat ukur yang digunakan adalah 1 cm sedangkan angka 6 di belakang koma
adalah angka perkiraan atau dengan kata lain angka yang meragukan.

Misalkan pipa yang sama diukur menggunakan mistar yang lebih akurat dengan skala
terkecilnya 1 mm seperti terlihat pada Gambar ???. Dapat dilihat ujung pipa antara 11,5
dan 11,6. Ini berarti panjang pipa pasti antara 11,5 cm dan 11,6 cm. Dari gambar ini
panjang pipa mungkin 11,52 cm. Ini berarti angka 11,5 adalah angka pasti sedangkan
angka 2 adalah angka yang meragukan. Bila panjang pipa diukur menggunakan jangka
35
sorong, maka akan diperoleh angka hasil pengukuran yang lebih banyak dibelakang
komanya. Ini berarti angka di belakang koma menujukkan ketelitian alat, seberapa
teliti pengukuran dapat tercapai.

Banyaknya digityang masih dapat dipercaya untuk menuliskan hasil pengukuran


disebut angka penting. Kata dapat dipercaya memiliki makna yang pasti benar dan
satu digit angka taksiran. Hasil pengukuran pada contoh pertama pengukuran dengan
skala terkecil 1 cm memiliki 3 angka penting, yaitu angka 11,6. Pada contoh ke dua
memiliki 4 angka penting, yaitu 11,52. Selain itu, ketidakpastian pengukuran juga
memberi informasi sampai seberapa teliti pengukuran yang dilakukan. Oleh karena itu,
banyaknya digit di belakang koma untuk besaran x harus sama dengan yang
dimiliki ∆ x . Simpulannya, : semakin tinggi ketelitian pengukuran, maka semakin
banyak jumlah angka penting yang dapat diikutsertakan dalam melaporkan
hasil.Sebagai contoh, misalkan panjang pipa diukur menggunakan mistar dengan skal
aterkecil 1 mm. Pengukuran dilakukan berulang kali sehingga diperoleh nilai rerata hasil
perhitungan sebesar x́=11,57865 cm dengan ketidakpastian sebesar
∆ x=0,34523 cm. Pada pelaporan hasil pengukuran, panjang pipa tidak boleh ditulis
x=( 11,57865 ± 0,34523 ) cm. Ini dikarenakan tidak sesuai dengan batar ketelitian alat
ukur, dalam hal ini mistar yang digunakan. Jelaslah sekarang hasil pengukuran yang
ditulis dengan angka 99,000 memiliki informasi yang sangat berbeda dengan bila hanya
ditulis 99, walaupun nilainya sama.

Pada penulisan hasil akhir x=x́ ± ∆ x , maka angka yang dilaporkan adalah hanya
yang merupakan angka penting, sedang angka yang bukan angka penting harus
dibuang.

Mengingat pentingnya angka penting dalam menuliskan hasil akhir pengukuran, maka di
bawah ini dituliskan aturan terkait angka penting.
a. Banyaknya angka penting dihitung dari ujung kiri sampai angka paling kanan
dengan mengabaikan tanda desimal. Misalkan angka 134,54211 memiliki 8
angka penting.
b. Angka nol di sebelah kiri angka bukan nol pertama paling
kiri tidak termasuk angka penting. Contoh: 0,002314
memiliki 4 angka penting.
c. Angka nol di antara angka bukan nol adalah termasuk angka
penting. Contoh, bilangan 0,0350008 memiliki 6 angka
penting.
d. Angka nol di ujung kanan seluruh bilangan adalah angka
penting. Contoh, 11,23400 memiliki 7 angka penting.

Untuk menghindari kesalahan penafsiran sebaiknya untuk hasil ukur dengan jumlah
digit banyak sebaiknya dinyatakan dalam notasi ilmiah.

36
Berapa banyaknya angka penting yang boleh disertakan untuk hasil
yang diperoleh dari perhitungan menggunakan suatu persamaan?
Tidak semua besaran fisis dapat diukur langsung nilainya dengan alat
ukur. Besaran tersebut seringkali harus dihitung nilainya menggunakan
rumus. Sebagai contoh luasan persegi nilainya dihitung dari perkalian
panjang dan lebarnya. Misalkan pengukuran panjang diperoleh hasil
12,52 cm sedangkan lebarnya 8,11 cm. Hasil perhitungan luasnya
adalah 101,5372 cm2. Hasil perhitungan luas memiliki tingkat ketelitian
yang lebih besar dibandingkan dengan yang dimiki alat ukurnya.
Besaran panjang dan lebar masing-masing memiliki 4 dan 3 angka
penting sedangkan besaran luas memiliki 7 angka penting. Benarkah
demikian? Berikut ini adak dituliskan aturan menentukan cacah angka
penting bilangan yang diperoleh dari perhitungan menggunakan
operasi matematika.
a. Penjumlahan dan pengurangan.
Hasil penjumlahan atau pengurangan angka penting hanya boleh memiliki satu
angka yang diragukan. Contoh: 3,4516 + 2,9835
Angka 6 pada bilangan 3,4516 diragukan kebenarannya.
Angka 5 pada 2,9835 diragukan kebenarannya.
Bila dijumlahkan, 3,4516 + 2,9835 = 6,4351. Dua digit terakhir, yaitu angka 51,
diragukan kebenarannya. Sesuai aturan, angka hasil penjumlahan harus dibulatkan
sehingga hanya memiliki satu angka yang diragukan :6,4351 → 6,435.
Contoh: 7,5634 – 3,67 = 3,89.

b. Perkalian dan pembagian.


Hasil perkalian atau pembagian hanya boleh memiliki angka penting paling banyak
sama dengan angka penting paling sedikit yang dimiliki oleh bilangan yang terlibat
dalam operasi. Contoh : 3,56781× 8,27=29,5057887→ 29,5 .
c. Hasil pemangkatan haya boleh memiliki angka penting paling banyak sama dengan
angka penting bilangan yang dipangkatkan. Contoh: 1,253=1,953125 →1,95.
d. Hasil pengakaran hanya boleh memiliki angka penting paling banyak sama dengan
angka penting bilangan yang diakar. Contoh : √3 10=2,15443469 →2,1.

2. Penulisan angka menggunakan notasi ilmiah


Bentuk umum notasi ilmiah adalah
x=a ×10 n
dengan a adalah bilangan positif atau negatif lebih besar dari satu dan lebih kecil
dari 10, atau 1<|a|<10 dan n adalah bilangan bulat positif atau
negatif. Contoh, massa elektron adalah
0,00000000000000000000000000000091 kg ditulis menjadi
9,1 ×10
−31
kg

37
3. Pembulatan
Aturan pembulatan angka adalah sebagai berikut:
a. Bila bilangan memiliki angka terakhir di belakang koma ¿ 5 maka dibulatkan ke
bawah. Contoh: 37,434 dibulatkan menjadi 37,43.
b. Bila bilangan memiliki angka terakhir di belakang koma ¿ 5 maka dibulatkan ke
atas. Contoh: 6,876 dibulatkan menjadi 6,88.
c. Bilabilangan memilikiangka terakhir di belakang koma adalah5, maka
dibulatkan ke atas jika bilangan di depannya ganjil, dan dibulatkan
ke bawah jika bilangan di depannya genap.
Contoh: 5,78675 dibulatkan menjadi 5,7868 sedangkan 3,45125
menjadi 3,4512.

Perlu dituliskan di sini, pembulatan angka hanya dilakukan di tahap akhir sebelum
melaporkan hasil pengukuran.

38

Anda mungkin juga menyukai