LAPORAN TRIWULANAN
TRIWULAN IV- 2015
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
ii
iii
KATA
PENGANTAR
P
uji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Pertumbuhan ekonomi mulai meningkat
karena atas perkenan dan bimbinganNya, tercermin dari membaiknya permintaan
OJK dapat terus meningkatkan kinerjanya domestik yang diiringi peningkatan konsumsi,
dalam mengemban tugas pengaturan dan serta peningkatan belanja pemerintah. Di sisi
pengawasan sektor jasa keuangan. Pemulihan lain, selama triwulan IV-2015 pertumbuhan
perekonomian global pada triwulan IV-2015 industri perbankan mengalami penurunan
tetap berlanjut meski dengan laju yang pertumbuhan aset, kredit, dan DPK Bank Umum
melambat, diindikasikan oleh pemulihan Konvensional (BUK) masing masing sebesar
terbatas pada pertumbuhan ekonomi Zona 2,1% (qtq), 0,1% (qtq) dan 2,3% (qtq). Meskipun
Eropa dan Tiongkok. Pertumbuhan ekonomi demikian, kondisi permodalan BUK mengalami
Eropa mengalami perlambatan meskipun peningkatan, terlihat dari rasio kecukupan
permintaan domestik dan kinerja ekspor modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang relatif
berangsur membaik. Perekonomian Tiongkok tinggi sebesar 21,3%, meningkat 72 bps (qtq)
belum menunjukkan perbaikan siginifikan, dan Rasio kredit bermasalah (NPL) gross yang
tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang menurun sebesar 5 bps (qtq) menjadi 2,6%.
melambat dari 6,9% yoy pada triwulan III-2015
menjadi 6,8% yoy pada triwulan IV-2015. Di sisi Pada industri Pasar Modal, Indeks Harga Saham
lain, perbaikan ekonomi Amerika Serikat cukup Gabungan (IHSG) berada pada posisi 4.593,01
solid didukung perbaikan sejumlah indikator atau meningkat sebesar 8,7% dibanding triwulan
ekonomi seperti kinerja pasar tenaga kerja sebelumnya. Nilai kapitalisasi pasar saham juga
yang membaik seiring menurunnya tingkat meningkat sebesar 11,4% menjadi Rp 4.872,70
pengangguran dan meningkatnya data non- triliun. Membaiknya kondisi ekonomi makro
farm payroll. serta IHSG memberi dampak positif bagi kinerja
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
iv
KATA
PENGANTAR
Reksa Dana, terlihat dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) serangkaian kebijakan SJK yang dituangkan
Reksa Dana yang meningkat 8,2% menjadi dalam paket kebijkaan Oktober sebagai bagian
sebesar Rp271,9 triliun. Sementara itu, Kinerja dari upaya memacu pertumbuhan ekonomi
Industri Keuangan Non Bank (IKNB) sampai akhir nasional. Paket kebijakan tersebut difokuskan
triwulan IV-2015 bergerak positif dimana total pada peningkatan pendanaan Lembaga Jasa
aset IKNB naik 3,8% menjadi Rp1.636,6 triliun. Keuangan (LJK) untuk Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) dan pembiayaan
Indikator-indikator sektor jasa keuangan perumahan, antara lain melalui penyesuaian
secara umum masih terjaga, namun perlu bobot risiko untuk jenis-jenis kredit tertentu,
diwaspadai peningkatan beberapa indikator pelonggaran sejumlah regulasi, pengembangan
risiko di lembaga jasa keuangan, terutama risiko produk pasar modal, dan pengembangan
kredit dan risiko pasar. Dalam rangka menjaga Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
profil risiko di lembaga jasa keuangan tetap
manageable, OJK terus melanjutkan langkah- Di bidang pengawasan, beberapa kegiatan
langkah dan meningkatkan supervisory action strategis dilakukan untuk pengembangan
yang dibutuhkan. Sektor Jasa Keuangan seperti pelaksanaan
Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka
Di bidang pengaturan, OJK menerbitkan Keuangan Inklusif (Laku Pandai) dan program
50 peraturan OJK (POJK) dalam rangka Jangkau, Sinergi dan Guideline (Jaring) serta
memperkuat Sektor Jasa Keuangan (SJK), implementasi Pengawasan Terintegrasi dan
yang terdiri dari 9 POJK yang mengatur sektor Market Depeening Pasar Modal.
Perbankan, 27 POJK yang mengatur sektor
Pasar Modal, 13 POJK yang mengatur sektor Di bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen,
IKNB serta satu POJK yang mengatur Penyidikan OJK berupaya meningkatkan literasi dan
Sektor Jasa Keuangan. OJK juga mengeluarkan edukasi keuangan melalui program-program
KATA
PENGANTAR
strategis antara lain melalui pengembangan dukung pengawasan sektor jasa keuangan
model inklusi keuangan bagi ibu rumah melalui Pengembangan Sistem Monitoring
tangga “Yuk SiKAPI”, peluncuran Pusat Edukasi, Data Sektor Jasa Keuangan (SIKARIN), Sistem
Layanan Konsumen dan Akses Keuangan Informasi Investigasi Perbankan, Pembangunan
UMKM (PELAKU), pelaksanaan Kompetisi Sistem Pemantauan Transaksi Efek (Market
Inklusi Keuangan (KOINKU), peluncuran buku Surveillance) Sistem Informasi Perusahaan
Mengenal Jasa Keuangan untuk kelas 4 dan 5 Pembiayaan (SIPP) dan Sistem Perizinan dan
SD, dan pelaksanaan Training of Trainers kepada Registrasi Elektronik.
OJK 203 guru SMA, 141 guru SMP serta 68 guru
SD dari 33 provinsi di Indonesia. Dalam rangka OJK akan terus berupaya memperbaiki
meningkatkan perlindungan konsumen, OJK kinerjanya untuk meningkatkan layanan sektor
meluncurkan Buku Penanganan Pengaduan jasa keuangan dan perlindungan konsumen dan
Perbankan, melaksanakan Thematic Surveillance senantiasa akan terus meningkatkan kerjasama
dan Operasi Intelijen Pasar, serta menyusun dan koordinasinyanya dengan Pemerintah, DPR
Standarisasi Internal Dispute Resolution. dan lembaga terkait dalam rangka mewujudkan
industri keuangan nasional yang stabil dan
Dalam rangka pengembangan kapasitas inklusif.
manajemen internal, OJK berupaya meningkat
kan kualitas sumber daya manusia melalui Ketua Dewan Komisioner
berbagai pengembangan kompetensi, Otoritas Jasa Keuangan
penyempurnaan Standard Operating Procedure
(SOP) dan pemenuhan kebutuhan infra
struktur penunjang operasional. Berkaitan
dengan hal tersebut, OJK juga melaksanakan
pengembangan infrastruktur untuk men Muliaman D. Hadad, Ph.D
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
vi
DAFTAR ISI
iii KATA PENGANTAR
vi DAFTAR ISI
viii DAFTAR TABEL
IX DAFTAR GAMBAR
x DAFTAR GRAFIK
xi RINGKASAN EKSEKUTIF
01 BAB I. TINJAUAN INDUSTRI SEKTOR JASA KEUANGAN
02 1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA DAN DUNIA
02 1.1.1 Perkembangan Ekonomi Global
04 1.1.2 Perkembangan Ekonomi Domestik
06 1.1.3 Perkembangan Pasar Keuangan
07 1.2 PERKEMBANGAN INDUSTRI PERBANKAN
07 1.2.1 Perkembangan Bank Umum
09 1.2.2 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
10 1.2.3 Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
11 1.2.4 Penguatan Sektor Riil Melalui Penyaluran Kredit Produktif
13 1.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI PASAR MODAL
13 1.3.1 Perkembangan Perdagangan Efek
15 1.3.2 Perkembangan Perusahaan Efek
16 1.3.3 Perkembangan Pengelolaan Investasi
18 1.3.4 Perkembangan Emiten dan Perusahaan Publik
20 1.3.5 Perkembangan Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal
21 1.4 PERKEMBANGAN INDUSTRI KEUANGAN NON BANK
22 1.4.1 Perkembangan Industri Perasuransian Konvensional
23 1.4.2 Perkembangan Industri Dana Pensiun
24 1.4.3 Perkembangan Industri Perusahaan Pembiayaan
25 1.4.4 Perkembangan Industri Perusahaan Modal Ventura
27 1.4.5 Perkembangan Industri Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
27 1.4.6 Perkembangan Industri Jasa Keuangan Khusus
30 1.4.7 Perkembangan Industri Jasa Penunjang IKNB
30 1.4.8 Perkembangan Industri Lembaga Keuangan Mikro
BAB III. TINJAUAN INDUSTRI DAN OPERASIONAL SEKTOR JASA KEUANGAN SYARIAH 85
3.1 TINJAUAN INDUSTRI KEUANGAN SYARIAH 86
3.1.1 Perkembangan Perbankan Syariah 86
3.1.2 Perkembangan Pasar Modal Syariah 88
3.1.3 Perkembangan IKNB Syariah 90
3.2 PENGATURAN SEKTOR JASA KEUANGAN SYARIAH 92
3.2.1 Pengaturan Perbankan Syariah 92
3.2.2 Pengaturan Pasar Modal Syariah 93
3.2.3 Pengaturan IKNB Syariah 94
3.3 PENGAWASAN SEKTOR JASA KEUANGAN SYARIAH 94
3.3.1 Pengawasan Perbankan Syariah 94
3.3.2 Pengawasan Pasar Modal Syariah 95
3.3.3 Pengawasan IKNB Syariah 95
3.4 PENGEMBANGAN SEKTOR JASA KEUANGAN SYARIAH 95
3.4.1 Pengembangan Perbankan Syariah 95
3.4.2 Pengembangan Pasar Modal Syariah 97
3.4.3 Pengembangan IKNB Syariah 98
DAFTAR TABEL
07 Tabel I.1 Kondisi Umum Perbankan Konvensional
10 Tabel I.2 Kinerja BPR
10 Tabel I.3 Konsentrasi Penyaluran UMKM
11 Tabel I.4 Porsi UMKM berdasarkan Kelompok Bank
12 Tabel I.5 Konsentrasi Kredit Perbankan Menurut Sektor Ekonomi (%)
14 Tabel I.6 Perkembangan Perdagangan Saham Oleh Pemodal Asing dan Domestik
15 Tabel I.7 Perkembangan Transaksi Perdagangan Surat Utang (Sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek)
15 Tabel I.8 Jumlah Perusahaan Efek
15 Tabel I.9 Jumlah Lokasi Kegiatan PE Selain Kantor Pusat
16 Tabel I.10 Proses Izin Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek
16 Tabel I.11 Perkembangan NAB per Jenis Reksa Dana
17 Tabel I.12 Perkembangan Reksa Dana Dan Produk Investasi Lainnya
17 Tabel I.13 Jenis Reksa Dana Yang Mendapat Surat Efektif
18 Tabel I.14 Perkembangan Pelaku di Industri Pengelolaan Investasi yang Memperoleh Izin
18 Tabel I.15 Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Pemegang Saham
18 Tabel I.16 Perusahaan yang melakukan Penwaran Umum Terbatas
19 Tabel I.17 Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Hutang
20 Tabel I.18 Jumlah Lembaga Penunjang Pasar Modal
21 Tabel I.19 Data Lengkap Komposisi Peringkat Perusahaan yang Masuk Kategori Investment Grade dan Non Investment Grade
21 Tabel I.20 Perkembangan Profesi Penunjang Pasar Modal
21 Tabel I.21 Total Aset IKNB
22 Tabel I.22 Indikator Perusahaan Perasuransian Konvensional
23 Tabel I.23 Jumlah Industri Perusahaan Perasuransian Konvensional
23 Tabel I.24 Distribusi Aset Industri Dana Pensiun
23 Tabel I.25 Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun
24 Tabel I.26 Portofolio Investasi Dana Pensiun
24 Tabel I.27 Jumlah Dana Pensiun
30 Tabel I.28 Indikator Keuangan Industri Jasa Penunjang IKNB
30 Tabel I.29 Jumlah Perusahaan Jasa Penunjang IKNB
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Peresmian Program PELAKU 67
Gambar II.2 Peserta KOINKU 67
Gambar II.3 Pelaksanaan PKR 68
Gambar II.4 Pelaksanaan Program SiKAPAL Bahari 68
Gambar II.5 Buku Pengaduan Sektor Perbankan 73
Gambar II.6 MoU dengan Universitas Padjajaran Bandung 78
Gambar II.7 Kegiatan Peluncuran The New G20/OECD Principles of Corporate Governance OECD 79
Gambar II.8 Bilateral Meeting OJK dengan Bank of Thailand 79
Gambar IV.1 WBS 108
Gambar IV.2 Combined Assurance 110
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
x
DAFTAR GRAFIK
2 Grafik I.1 Tingkat Pengangguran Amerika Serikat 43 Grafik II.1 Sebaran jenis Dugaan Tipibank
3 Grafik I.2 Inflation Rate (yoy) Zona Eropa 43 Grafik II.2 Pelaku Fraud yang diduga Tipibank Periode 2015
4 Grafik I.3 Pertumbuhan Ekonomi Tingkok 45 Grafik II.3 Penyebaran Jaringan Kantor BUK di Lima Wilayah
4 Grafik I.4 Perkembangan Harga Minyak Dunia di Indonesia
4 Grafik I.5 Pertumbuhan Ekonomi 47 Grafik II.4 Grafik Penyebaran Jaringan Kantor BPR
5 Grafik I.6 Tingkat Inflasi 49 Grafik II.5 Penyampaian LKT-2014
6 Grafik I.7 Neraca Perdagangan 49 Grafik II.6 Penyampaian LT-2014
6 Grafik I.8 Perkembangan Indeks Saham Global 49 Grafik II.7 Penyampaian LKTT-2015
6 Grafik I.9 Perkembangan Nilai Tukar Global 61 Grafik II.8 Jenis Konglomerasi dan Total Aset 49 Grup
6 Grafik I.10 Perkembangan Yield SBN Konglomerasi
8 Grafik I.11 Perkembangan Likuiditas Perbankan 63 Grafik II.9 IHSG dan Arus Modal Nonresiden di Pasar Saham
11 Grafik I.12 Penyebaran UMKM berdasarkan Wilayah 64 Grafik II.10 Perkembangan CAR Perbankan
11 Grafik I.13 Konsentrasi Pemberian Kredit 3 Sektor Terbesar 64 Grafik II.11 Risk-Based Capital (CAR) Perasuransian
12 Grafik I.14 Konsentrasi Penyebaran Kredit Pada Sektor Lainnya 64 Grafik II.12 Perkembangan Gearing Ratio Perusahaan
13 Grafik I.15 Kinerja Indeks di Beberapa Bursa Utama Pembiayaan
13 Grafik I.16 Perkembangan Indeks Industri 65 Grafik II.13 Fokus Delapan Paket Kebijakan Ekonomi Triwulan
14 Grafik I.17 Perkembangan IHSG dan Nilai Rata-rata IV-2015
Perdagangan Saham Harian 67 Grafik II.14 Program Pusat Edukasi, Layanan Konsumen dan
14 Grafik I.18 Perkembangan IHSG dan Net Asing Akses Keuangan UMKM (PELAKU)
14 Grafik I.19 Indonesia Government Securities Yield Curve 72 Grafik II.15 Layanan Informasi/Laporan Triwulan IV-2015
(IBPA-IGSYC) 72 Grafik II.16 Layanan Pertanyaan Informasi Triwulan IV-2015
19 Grafik I.20 Laporan Penggunaan Dana 72 Grafik II.17 Layanan Pengaduan Triwulan IV-2015
20 Grafik I.21 Pangsa Pasar BAE Berdasarkan Jumlah Klien 74 Grafik II.18 Rincian Pemantauan Iklan Triwulan IV-2015
20 Grafik I.22 Pangsa Pasar Company Rating Triwulan IV-2015 74 Grafik II.19 Pelanggaran Iklan
22 Grafik I.23 Komposisi Jumlah Pelaku IKNB Triwulan IV-2015 83 Grafik II.20 Pelaksanaan Meeting FKSSK
23 Grafik I.24 Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun Per
Triwulan IV-2015 88 Grafik III.1 Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia
24 Grafik I.25 Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas 89 Grafik III.2 Perkembangan Penerbitan Sukuk Korporasi dan
Perusahaan Pembiayaan Sukuk Korporasi Outstanding
25 Grafik I.26 Piutang Perusahaan Pembiayaan 90 Grafik III.3 Perkembangan Jumlah dan NAB Reksa Dana
26 Grafik I.27 Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas Syariah
26 Grafik I.28 Pertumbuhan Pembiayaan/Penyertaan Modal 90 Grafik III.4 Perkembangan Sukuk Negara Outstanding
27 Grafik I.29 Sumber Pendanaan Perusahaan Modal Ventura 91 Grafik III.5 Jumlah Pelaku IKNB Syariah Triwulan IV-2015
27 Grafik I.30 Tren Aset, Liabilitas dan Ekuitas
27 Grafik I.31 Pertumbuhan Aset LJK 105 Grafik IV.1 Siklus Manajemen Strategi, Anggaran dan Kinerja
28 Grafik I.32 Pertumbuhan Aset Perusahaan Penjaminan (MSAK)
28 Grafik I.33 Outstanding Penjaminan 112 Grafik IV.2 Statistik Pengunjung Website OJK
28 Grafik I.34 Pertumbuhan Aset Lembaga Pembiayaan Ekspor 112 Grafik IV.3 Tone Pemberitaan
Indonesia 115 Grafik IV.4 Realisasi Anggaran
28 Grafik I.35 Pertumbuhan Nilai Pembiayaan Ekspor Indonesia 117 Grafik IV.5 Gambaran Umum SIKARIN
29 Grafik I.36 Outstanding Penyaluran Pinjaman PT SMF 119 Grafik IV.6 Persentase Komposisi Pegawai OJK
(Persero)
29 Grafik I.37 Pertumbuhan Aset SMF
29 Grafik I.38 Pertumbuhan Aset PT Pegadaian
29 Grafik I.39 Outstanding Pinjaman PT Pegadaian (Persero)
xi
Laporan Triwulanan
RINGKASAN
Otoritas Jasa Keuangan
Triwulan I - 2015
1
EKSEKUTIF
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
xii
RINGKASAN
EKSEKUTIF
TINJAUAN PEREKONOMIAN
DUNIA DAN INDONESIA
Pemulihan ekonomi global selama triwulan IV- menjadi 6,8% pada akhir periode laporan.
2015 cenderung lebih lambat tercermin dari Di tengah menurunnya perekonomian zona
perekonomian Zona Euro dan Tiongkok yang Euro dan Tiongkok, perekonomian Amerika
masih terbatas. Perlambatan yang terjadi pada Serikat mengalami perbaikan tercermin dari
perekonomian global juga diiringi dengan perbaikan pada sejumlah indikator ekonomi
tekanan pada harga komoditas dunia, terutama seperti menurunnya tingkat pengangguran
harga minyak. Di sisi lain, pertumbuhan dan meningkatnya data non-farm payroll. Pada
perekonomian AS semakin solid sehingga The akhir periode laporan, tingkat pengangguran
Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan Amerika Serikat menurun menjadi 5,0%.
pada akhir triwulan IV-2015.
Pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi
Pertumbuhan ekonomi zona Euro mengalami 5.04% pada triwulan IV-2015. Permintaan
perlambatan meskipun permintaan domestik domestik mengalami peningkatan sementara
dan kinerja ekspor telah berangsur membaik. kontraksi ekspor telah berkurang. Di sisi lain,
Tingkat inflasi Zona Eropa berada pada level inflasi mengalami penurunan yang cukup
0,2% masih dibawah target inflasi sebesar 2%. besar yaitu sebesar 3,35% yoy. Dengan
Pada zona Tiongkok, perekonomian belum demikian target inflasi 2015 sebesar 4%+1%
menunjukan perbaikan signifikan tercermin tercapai. Sampai akhir periode laporan, kinerja
dari penurunan pertumbuhan ekonomi neraca perdagangan domestik mencatatkan
RINGKASAN
EKSEKUTIF
xiii
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
Surplus. Hal ini didukung oleh menyempitnya
OJK melakukan pengawasan kepada sektor
defisit neraca migas, meskipun terdapat
jasa keuangan melalui pemeriksaaan off site
penurunan surplus neraca nonmigas.
dan on site kepada Lembaga Jasa Keuangan
Pada periode laporan, tekanan pasar (LJK), menerbitkan izin produk dan pembukaan
keuangan domestik yang disebabkan kantor cabang, serta melakukan fit and proper
ketidakpastian global periode sebelumnya test kepada calon pengurus LJK dalam rangka
telah mereda. Indeks Harga Saham Gabungan mewujudkan terselenggaranya kegiatan di
(IHSG) Bursa Efek Indonesia menguat 8,7% dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil,
dan nilai tukar menguat 5,87%. Penguatan transparan, dan akuntabel. Selain itu, OJK juga
juga terjadi di pasar SBN yang tercermin dari melakukan pemberian sanksi administratif
penurunan yield SBN selama 2015 rata-rata baik berupa denda maupun peringatan serta
sebesar 78 bps. Sejalan menurunnya volatilitas pencabutan izin kepada LJK yang melanggar
pasar keuangan emerging markets, volatilitas ketentuan yang telah ditetapkan oleh OJK.
pasar keuangan domestik cenderung
menurun pasca kenaikan Fed Funds Rate Dalam rangka mempercepat terwujudnya
(FFR) seiring antisipasi pelaku pasar yang inklusi keuangan, OJK mengimplementasikan
memperhitungkan (price in) dan melakukan Simpanan Pelajar (SimPel/SimPel iB) yang
positioning sebelum FOMC Meeting. dikembangkan secara berkesinambungan
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
xiv
dengan melibatkan 30 bank, implementasi Yuk meluncurkan The New G20/OECD Principles of
SiKAPI yang merupakan model inklusi keuangan Corporate Governance, bekerjasama dengan
dalam bentuk akses informasi bagi Ibu Rumah Islamic Development Bank dan World Bank Group
Tangga, meresmikan Pusat Edukasi Layanan serta dengan Swiss Confederation State Secretariat
Konsumen dan Akses Keuangan UMKM for Economic Affairs (SECO) menyelenggarakan
(PELAKU) serta menyelenggarakan Kompetisi OJK International Conference on Islamic Finance
Inklusi Keuangan (KOINKU) 2015. Untuk OjK juga melakukan kerjasama antar institusi
mendukung edukasi dan literasi keuangan, (cross-border supervision) dengan Bank of
OJK bersama industri jasa keuangan menyusun Thailand (BoT) melalui Bilateral Agreement dalam
buku seri literasi keuangan tingkat Perguruan kerangka ASEAN Banking Integration Framework.
Tinggi, menyelenggarakan Pasar Keuangan
Rakyat (PKR), mengoperasionalisasi SiMOLEK Dalam rangka memperkuat kapasitas organisasi
yang melibatkan bank, asosiasi perbankan, dan mendukung pelaksanaan Manajemen
asosiasi asuransi, dan Indonesia Stock Exchange. Strategi, Anggaran dan Kinerja (MSAK), OJK
Selain kegiatan tersebut, OJK juga memberikan melakukan pengembangan Sistem Pengelolaan
edukasi keuangan kepada masyarakat melalui Kinerja (SIMPEL) untuk menyeleraskan IKU
program SiKAPAL Bahari, edukasi kepada organisasi dengan Indikator Kinerja Individual
komunitas secara berkesinambungan, dan (IKI) pegawai. Dalam rangka mendukung
menyelenggarakan Training of Trainee (ToT) pengembangan pengawasan sektor jasa
Edukasi Keuangan. keuangan, OJK mengembangkan Sistem
Monitoring Data Sektor Jasa Keuangan (SIKARIN),
Keberadaan Sistem Layanan Konsumen Sistem Informasi Pengawasan Terintegrasi (SIPT),
Terintegrasi (Financial Customer Care – FCC) Sistem Informasi Investigasi Perbankan, Sistem
memberikan manfaat untuk meningkatkan Pemantauan Transaksi Efek (Market Surveillance),
perlindungan konsumen dimana selama Sistem Informasi Perusahaan Pembiayaan serta
periode laporan OJK menerima 5.390 layanan Sistem Perizinan dan Registrasi Elektronik. Untuk
dimana layanan tersebut didominasi oleh memberikan edukasi dan pemahaman kepada
layanan informasi/laporan sebanyak 3.785 media di daerah terhadap perkembangan
layanan, diikuti oleh layanan pertanyaan sektor keuangan dan berbagai aspek kebijakan
sebanyak 1.567 pertanyaan dan layanan di sektor keuangan, OJK juga mempersiapkan
pengaduan sebanyak 38 pengaduan. OJK juga kantor cabang OJK di berbagai daerah dalam
menyusun Buku Penanganan Pengaduan rangka untuk menjangkau seluruh stakeholders
Perbankan dalam rangka memberikan di seluruh pelosok Indonesia. Selama periode
gambaran mengenai penanganan pengaduan, laporan, OJK menyelenggarakan 28 siaran
khususnya penyelesaian sengketa antara pers serta menyelenggarakan 15 konferensi
nasabah dengan bank. pers dan media briefing. Selain itu, OJK juga
menyelenggarakan pelatihan jurnalistik
Selain melakukan pengawasan LJK serta keuangan di daerah dengan tujuan memberikan
edukasi dan perlindungan konsumen, OJK edukasi dan pemahaman kepada media
juga melakukan hubungan kelembagaan baik terkait “Master plan Sektor Jasa Keuangan dan
domestik antara lain penandatanganan Nota Perkembangan Perbankan Pasca Kebijakan
kesepahaman dengan Universitas Padjajaran Stimulus Yang Dikeluarkan OJK”. Ulasan lengkap
Bandung dan Kementerian Perhubungan. Selain mengenai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
itu, terkait dengan kelembagaan internasional, OJK dalam mewujudkan Visi OJK selama 2015
OJK bekerja sama dengan Organisation for dijabarkan di dalam buku Laporan Triwulanan
Economic Co-operation and Development (OECD) IV-2015.
RINGKASAN
EKSEKUTIF
xv
Tinjauan industri
Sektor Jasa
Ratio kecukupan
Keuangan
modal (Capital
Adequacy Ratio/CAR)
Bank Umum Konvensional masih
tinggi sebesar 21,3% dengan
NPL net berada pada tingkat
yang rendah sebesar
1,2% Sampai dengan
triwulan IV-2015 terdapat
27 Penawaran Umum
dengan total nilai Emisi
Rp41,2 triliun
OJK menerbitkan
IHSG mengalami
50 POJK terkait peningkatan sebesar
Pengawasan Perbankan, Pasar
Modal, IKNB, Penyidikan
8,7% (qtq).
serta SJK Syariah.
Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Reksa Dana
meningkat sebesar
Total 8,2% (qtq)
Aset IKNB
naik
3,8% (qtq)
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
xvi
Tinjauan industri
Sektor Jasa Keuangan
Syariah
Laporan Triwulanan
TINJAUAN INDUSTRI
Otoritas Jasa Keuangan
BAB
Triwulan I - 2015
I
11
TINJAUAN INDUSTRI
I SEKTOR JASA KEUANGAN
USD/Barrel
70 %
65 7.0
6.0
60 5,04
5.0 4,72 4,67 4,73
55
4.0
50 3.0
45 2.0
40
1.0
0.0
35 Harga Minyak I II III IV I II III IV I II III IV
30
2013 2014 2015
31/12/2012
31/01/2015
28/02/2015
31/03/2015
30/04/2015
31/05/2015
30/06/2015
31/07/2015
31/08/2015
30/09/2015
31/10/2015
30/11/2015
31/12/2015
TINJAUAN INDUSTRI
SEKTOR JASA KEUANGAN
Jan-2014
Feb-2014
Mar-2014
Apr-2014
Mei-2014
Jun-2014
Jul-2014
Agst-2014
Sep-2014
Okt-2014
Nov-2014
Des-2014
Jan-2015
Feb-2015
Mar-2015
Apr-2015
Mei-2015
Jun-2015
Jul-2015
Agst-2015
Sep-2015
Okt-2015
Nov-2015
Des-2015
Rendahnya inflasi pada tahun 2015 tersebut
juga berkaitan dengan masih lemahnya
pertumbuhan domestik.
Dari sisi eksternal, neraca perdagangan Merespon perlambatan ekonomi selama dua
pada triwulan IV-2015 neraca perdagangan triwulan pertama tahun 2015, menjelang
Indonesia mencatatkan surplus. Kinerja neraca akhir triwulan III-2015 s.d menjelang akhir
perdagangan domestik mencatatkan defisit triwulan IV-2015 Pemerintah bersama otoritas
pada bulan November hingga Desember 2015, terkait telah mengeluarkan delapan paket
namun jika dihitung dari bulan Oktober, neraca kebijakan ekonomi yang bertujuan mengatasi
perdagangan masih mencatatkan surplus. berbagai permasalahan yang menghambat
Surplus tersebut didukung oleh surplus neraca pertumbuhan ekonomi, baik jangka pendek
nonmigas pada bulan Oktober dan Desember. maupun menengah-panjang.
50 18
16
40 14
12
30 10
8
20 6
4
10
2
0
0
-2
-10 -4
1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9 1 5 9
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
6
2015
Indikator Utama qtq yoy
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Total Aset (Rp miliar) 5.577.929 5.732.978 5.943.259 5.819.046 -2,09% 9,63%
Kredit (Rp miliar) 3.527.817 3.677.335 3.805.326 3.799.856 -0,14% 10,34%
Dana Pihak Ketiga (Rp miliar) 4.028.755 4.156.933 4.297.649 4.199.869 -2,28% 8,06%
- Giro (Rp miliar) 936.000 1.040.387 1.084.398 1.022.653 -5,69% 11,21%
-Tabungan (Rp miliar) 1.152.362 1.172.790 1.233.291 1.247.958 1,19% 6,77%
- Deposito (Rp miliar) 1.940.392 1.943.755 1.979.960 1.929.258 -2,56% 7,30%
CAR (%) 20,98 20,28 20,62 21,33 0,72 1,56
ROA (%) 2,69 2,29 2,31 2,33 0,02 (0,54)
NIM (%) 5,30 5,32 5,32 5,35 0,03 1,11
BOPO (%) 79,49 81,40 81,82 81,62 (0,21) 5,46
NPL Gross (%) 2,27 2,46 2,61 2,56 (0,05) 0,34
NPL Net (%) 1,16 1,22 1,26 1,22 (0,05) 0,07
LDR (%) 87,58 88,46 88,54 90,47 1,93 1,82
Ket : Menunjukkan peningkatan pertumbuhan Menunjukkan penurunan pertumbuhan
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia dan Sistem Informasi Perbankan OJK, November 2015
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
8
AL/NCD AL/DPK
120 AL/DPK (RHS) AL/NCD (LHS) 30
110 25
100
20
90
80 15
70 treshold AL/DPK-=10%
10
60
50 treshold AL/NCD - 50% 5
40 0
- 1 - Jun - 14
- 15 - Jun - 14
- 29 - Jun - 14
- 13 - Jul - 14
- 27 - Jul - 14
- 10 Aug - 14
- 24 - Aug - 14
- 7 - Sep - 14
21 - Sep - 14
- 5 - Oct - 14
-19 - Oct - 14
- 2 - Nov - 14
-16 - Nov - 14
- 30 - Nov - 14
14 - Dec - 14
- 28 - Dec - 14
11 - Jan - 15
- 25 - Jan - 15
- 8 Feb - 15
- 22 - Feb - 15
- 8 - Mar - 15
-22 - Mar - 15
- 5 - Apr - 15
-19 - Apr - 15
- 3 - May - 15
- 17 May - 15
- 31 - May - 15
- 14 - Jun - 15
- 28 - Jun - 15
- 12 - Jul - 15
- 26 - Jul - 15
- 9 - Aug - 15
- 23- Aug - 15
- 6 -Sep -15
-20-Sep-15
-4-Okt-15
-18-Okt-15
-1-Nov-15
-15-Nov-15
- 29 - Nov -15
- 13- Des-15
- 27-Des -15
Sumber: OJK
Kondisi likuiditas perbankan juga masih jauh dibawah threshold 5% dan menurun
memadai terlihat dari LDR yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu
pada triwulan IV-2015 (November 2015) masing-masing sebesar 2,6% (gross)
menjadi 90,5%. Peningkatan ini disebabkan dan 1,2% (net). Penurunan NPL tersebut
oleh penurunan kredit yang masih lebih seiring dengan menurunnya penyaluran
kecil dibandingkan penurunan DPK. kredit, terutama pada industri pengolahan
serta perdagangan besar dan eceran
yang memiliki porsi kredit yang besar. Hal
C. Permodalan tersebut turut dipengaruhi oleh turunnya
Ketahanan Perbankan Indonesia masih
harga komoditas dunia terutama batubara
relatif kuat, diindikasikan oleh tingkat
dan minyak bumi serta terdepresiasinya
permodalan yang masih relatif tinggi, jauh
rupiah yang berdampak pada perusahaan
di atas persyaratan Kewajiban Pemenuhan
ekspor di subsektor pengolahan batu-bara
Modal Minimum (KPMM). Pada triwulan
dan migas.
IV-2015 (November 2015) jumlah modal
perbankan tercatat sebesar Rp891,4 triliun
atau tumbuh 2,2% (qtq). Sementara itu, rasio E. Rentabilitas
KPMM (CAR) industri perbankan meningkat
Pada triwulan IV-2015, kinerja rentabilitas
72 bps menjadi 21,3%.
perbankan masih tergolong baik1 atau
cenderung stabil, tercermin dari Return on
D. Kredit Assets (ROA) dan Net Interest Margin (NIM)
Ditengah pertumbuhan ekonomi yang yang meningkat. Peningkatan pada ROA
masih melambat, perkembangan kredit terjadi dikarenakan adanya peningkatan
BUK sedikit menurun dengan NPL yang laba. Begitu juga dengan NIM yang
masih relatif rendah. Kredit BUK pada meningkat menjadi 5,4% dikarenakan
triwulan IV-2015 mengalami penurunan adanya peningkatan pendapatan bunga
sebesar 0,1% (qtq) menjadi Rp3.799,9 triliun. bersih.
B. Likuiditas iii.
Dari sisi internal bank, sistem
pengawasan debitur belum berjalan
Dari sisi rasio keuangan, kondisi likuiditas dengan baik sehingga bank cenderung
BPR masih cukup baik. Hal ini tercermin dari terlambat dalam mengetahui
Cash Ratio (CR) yang stabil sebesar 16,4% permasalahan yang terjadi pada debitur
dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar tersebut.
79,3%.
E. Rentabilitas
C. Permodalan
Rentabilitas BPR selama triwulan IV-2015
Permodalan BPR masih terjaga dengan CAR relatif stabil. Hal tersebut tercermin dari
mencapai 21,7% meningkat dibandingkan rasio ROA BPR yang meningkat menjadi
triwulan sebelumnya. Peningkatan CAR 2,8%.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
10
2015
Rasio qtq yoy
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Total Aset (Rp Miliar) 91.550 93.987 97.469 99.600 2,19% 14,03%
Kredit (Rp Miliar) 70.409 73.749 74.275 74.630 0,48% 10,32%
Dana Pihak Ketiga (Rp Miliar) 60.540 61.550 64.078 65.737 2,59% 15,73%
- Tabungan (Rp Miliar) 18.691 18.064 19.276 20.221 4,91% 12,04%
- Deposito (Rp Miliar) 41.849 43.486 44.802 45.515 1,59% 17,45%
NPL Gross (%) 5,46 5,70 6,05 6,12 0,07 0,76
NPL Net (%) 3,42 3,56 3,80 3,84 0,04 0,03
ROA (%) 3,01 2,90 2,73 2,76 0,03 (0,34)
LDR (%) 80,26 82,60 80,34 79,28 (1,06) (1,80)
CR (%) 15,53 13,77 1591 16,43 0,52 (0,55)
KAP (%) 3,65 3,90 4,07 4,10 0,03 0,41
ROE (%) 27,59 26,50 24,64 25,06 0,42 (3,50)
BOPO (%) 81,55 82,05 82,27 81,69 (0,58) 1,71
CAR (%) 22,32 20,75 21,32 21,74 0,42 (0,30)
Ket: menunjukkan peningkatan pertumbuhan menunjukkan penurunan pertumbuhan Sumber: Statistik Perbankan Indonesia OJK, November 2015
11
Bali, Maluku, dan Papua) yang hanya sebesar eceran (19,5%) dan sektor industri pengolahan
22,4%. Rendahnya penyaluran kredit disebabkan (18,4%) atau secara keseluruhan porsi kedua
oleh infrastruktur yang belum mendukung dan sektor tersebut mencapai 37,9% dari total kredit
biaya yang relatif tinggi karena faktor geografis perbankan. Sementara untuk sektor ekonomi
Indonesia. bukan lapangan usaha ditempati oleh sektor
rumah tangga dengan porsi sebesar 23,0%.
Jawa (58%) %
25,00
Kalimantan
7% 20,00
15,00
10,00
Sulawesi
7%
5,00
Bali & Lombok
5% 0,00
Sumatra (20%) Maluku &
Papua 3% Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I - 2015 II - 2015 III - 2015 IV - 2015
Sumber: Diolah dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI), November 2015 Industri Pengolahan 18,28 18,37 18,81 18,39
Perdagangan Besar dan Eceran 19,63 19,85 19,61 19,46
Rumah Tangga 22,96 22,60 22,40 23,01
Sementara dilihat berdasarkan kelompok bank,
Sumber: Sistem Informasi Perbankan OJK, November 2015
sebagian besar kredit UMKM tersebut disalurkan
oleh kelompok BUMN sebesar 51,4%, kelompok
BUSN sebesar 38,9%, kelompok BPD sebesar
Pemberian kredit pada sektor industri
7,5% serta kelompok KCBA dan bank Campuran
pengolahan mengalami penurunan sebesar
sebesar 2,2%.
41 bps. Hal ini juga terjadi pada sektor
perdagangan besar dan eceran mengalami
penurunan porsi sebesar 14 bps. Penurunan ini
Tabel I - 4 Porsi UMKM berdasarkan Kelompok Bank sebagai dampak perlambatan ekonomi global
dan domestik yang dipengaruhi oleh ekspor
Agst Triwulan Nov Triwulan
Kel. Bank yang menurun seiring lemahnya permintaan
2015 III-2015 2015 IV-2015
BUMN 355.179 50,02% 370.579 51.36% global dan penurunan harga komoditas. Selain
BPD 50.987 7,18% 54.363 7,54% itu, sektor pertambangan dan penggalian
BUSN 284.193 40,02% 280.366 38,86% juga mengalami penurunan kredit sebagai
KCBA & Campuran 19.739 2,78% 16.161 2,24% dampak dari melemahnya harga terutama pada
Total UMKM 710.098 100% 721.469 100% batubara dan minyak bumi.
(dalam Rp. miliar)
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, November 2015 Persentase pemberian kredit pada sektor rumah
tangga mengalami peningkatan sebesar 61
bps dari triwulan sebelumnya menjadi 23,0%.
1.2.4 Penguatan Sektor Riil Peningkatan ini dipengaruhi oleh konsumsi
Melalui Penyaluran Kredit rumah tangga yang baik ditengah perlambatan
Produktif ekonomi. Hal ini diindikasikan oleh membaiknya
Sektor yang paling banyak menyerap kredit penjualan kendaraan bermotor dan penjualan
perbankan didominasi oleh dua sektor lapangan eceran, selain juga didukung oleh membaiknya
usaha yaitu sektor perdagangan besar dan indeks kepercayaan konsumen.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
12
2015
No. Kredit Berdasarkan Sektor
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV qtq (bps)
1 Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 5,76 5,79 6,02 6,06 4
2 Perikanan 0,21 0,21 0,21 0,22 1
3 Pertambangan dan Penggalian 3,46 3,66 3,58 3,34 -19
4 Industri Pengolahan 18,28 18,37 18,81 18,39 -41
5 Listrik, Gas, dan Air 2,32 2,30 2,38 2,41 3
6 Konstruksi 4,06 4,26 4,38 4,38 5
7 Perdagangan Besar dan Eceran 19,63 19,85 19,46 19,46 -14
8 Penyediaan Komodasi dan Penyediaan Makan Minum 2,05 2,06 2,11 2,11 4
9 Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi 4,63 4,52 4,38 4,38 -4
10 Perantara Keuangan 4,42 4,21 4,09 4,09 0
11 Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 4,45 4,44 4,54 4,54 5
12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 0,30 0,29 0,32 0,32 1
13 Jasa Pendidikan 1,19 0,19 0,20 0,20 1
14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,35 0,36 0,39 0,39 3
15 Lainnya 1,61 1,59 1,43 1,43 -13
16 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 0,06 0,07 0,07 0,07 0
17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0
18 Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 0,33 0,27 0,28 0,28 -1
19 Rumah Tangga 22,96 22,06 23,013 23,01 61
20 Bukan Lapangan Usaha Lainnya 4,93 4,95 4,89 4,94 5
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, November 2015
13
1.3 PERKEMBANGAN INDUSTRI tahun kalender 2015 berada di level 3,35% yoy,
PASAR MODAL atau terendah sejak 2009.
Ytd 63,15%
QoQ 34,49%
China (Shenzen) China (Shenzen)
Jerman 9,56% China (Shanghai) 15,93%
China (Shanghai) 9,41% Jerman 11,21%
Japan 9,07% Japan 9,46%
Nasdaq 5,73% Indonesia 8,74%
Korea Selatan 2,39% Nasdaq 8,38%
Australia -0,82% US (Dow Jones) 7,00%
US (Dow Jones) -2,23% Australia 5,65%
Philipina -3,85% Hongkong 5,12%
Malaysia -4,21% Malaysia 4,41%
Inggris -4,93% Singapura 3,29%
Hongkong -7,16% Inggris 2,98%
Taiwan -10,41% Taiwan 1,92%
Indonesia -12,13% Philipina 0,84%
Thailand -14,00% Korea Selatan 0,08%
Singapura -14,34% Thailand -4,52%
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
14
IV I II III IV
Nilai 10,0
Perdagangan
Saham Harian 5.722,21 6.589,60 6.060,42 4.711.97 5.484,16 TW III-2015 8,0
(dalam miliar
TW IV-2015
Rupiah)
6,0
Investor Asing (dalam miliar Rupiah) 1 2 3 4 5 7 10 15 20 30
2,0
Beli 1.652,22 2.771,17 2.766,13 1.782,17 1.740,80
Spread (%)
1,0
Jual 2.446,55 2.684,18 2.793,24 2.063,35 2.550,93
0,0
Investor Domestik (dalam miliar Rupiah) -1,0
Beli 3.368,91 3.818,43 3.294,29 2.929,80 3.087,71
Jual 3.275,66 3.905,42 3.267,19 2.648,63 2.933,23
Frekuensi
Perdagangan 217.850 231.142 216.669 209.017 230.188
Saham Harian
Secara umum kinerja pasar Obligasi menunjukan
apresiasi terlihat dari yield Obligasi Pemerintah
Selama triwulan IV-2015 transaksi investor menunjukkan trend penurunan dengan rata-rata
asing mencatatkan net sell sebesar Rp9,4 yield untuk seluruh tenor turun sebesar -78,5 bps.
triliun. Kepemilikan asing (scriptless) pada Rata-rata yield tenor pendek, menengah, dan
akhir triwulan IV-2015 adalah sebesar 63,79%, panjang mengalami penurunan yang signifikan
meningkat dibandingkan dengan periode masing-masing sebesar -62,2 bps, -81,0 bps, dan
triwulan sebelumnya. -81,0 bps.
TINJAUAN INDUSTRI
SEKTOR JASA KEUANGAN
15
Perkembangan Transaksi Perdagangan Surat Utang dengan jumlah frekuensi pada periode laporan
Tabel I - 7 (Sistem Penerimaan Laporan Transaksi Efek)
sebanyak 162 kali dengan jumlah volume pada
OBLIGASI triwulan ini mencapai Rp56,31 triliun dan nilai
Jenis Transaksi REPO
KORPORASI SUN TOTAL transaksi Rp37 triliun.
Triwulan
6,956 51,527 58,483 189
IV-2014
Triwulan
I-2015
6,117 43,750 49,867 169 1.3.2 Perkembangan
Frekuensi Triwulan
5.958 47.069 53.027 134
Perusahaan Efek
(kali) II-2015
Triwulan
5.115 36.686 41.801 174
III-2015 Tabel I - 8 Jumlah Perusahaan Efek
Triwulan
5.089 42.317 47.406 162
IV-2015
No Jenis Izin Usaha Jumlah
Triwulan
52.79 818.96 871.75 45.02 1 Perantara Pedagang Efek 40
IV-2014
Triwulan 2 Penjamin Emisi Efek 17
52.20 978.01 1,030.21 37.72 3 Perantara Pedagang Efek + Penjamin Emisi Efek 79
Volume I-2015
(dalam Triwulan 4 Perantara Pedagang Efek + Manajer Investasi 2
47,22 893,75 940,97 29,62
Triliun II-2015 5 Penjamin Emisi Efek + Manajer Investasi -
Rupiah) Triwulan Perantara Pedagang Efek + Penjamin Emisi Efek +
47,48 787,52 835,00 37,04 6 4
III-2015 Manajer Investasi
Triwulan Total 142
40,76 740,66 781,42 56,31
IV-2015
Triwulan
52.40 826.03 878.43 40.82
IV-2014
Triwulan Sampai akhir periode laporan, jumlah Perusahaan
51.57 1,023.28 1,074.84 34.86
Nilai I-2015 Efek di OJK sebanyak 142 Perusahaan Efek.
(dalam Triwulan Terkait dengan kegiatan PE di berbagai lokasi
46,77 900,49 947,27 27,96
Triliun II-2015
selain Kantor Pusat, OJK mencatat pelaporan
Rupiah) Triwulan
47,27 772,14 819,41 33,85 pembukaan sejumlah tujuh lokasi kantor dan
III-2015
Triwulan penutupan sejumlah tiga lokasi kantor. Dari
40,44 705,20 745,65 37,00
IV-2015 total 626 kantor cabang PE terdapat 625 kantor
cabang PE tersebar di seluruh Indonesia dan
satu kantor cabang PE di Singapura.
Berdasarkan Sistem Penerimaan Laporan
Transaksi Efek (PLTE) pada triwulan IV-2015,
transaksi Perdagangan Surat Utang (Obligasi
Pemerintah atau Korporasi) menunjukkan Tabel I - 9 Jumlah Lokasi Kegiatan PE Selain Kantor Pusat
penurunan pada volume dan nilai transaksi
apabila dibandingkan dengan triwulan 2015 2015
Periode
sebelumnya yaitu masing-masing turun s.d Triwulan III s.d Triwulan IV
sebesar -6,4% dan -9,0%. Di sisi lain, frekuensi Jumlah lokasi selain Kantor Pusat 622 626
transaksi menunjukkan peningkatan sebesar
13,4%. Apabila dibandingkan secara year on
year (yoy), nilai frekuensi, volume dan nilai Terkait izin Wakil Perusahaan Efek, sampai
transaksi perdagangan Surat Utang (Obligasi dengan periode laporan OJK telah menerbitkan
Pemerintah atau Korporasi) menunjukkan izin orang perorangan sebanyak 122 izin Wakil
penurunan dimana masing-masing menurun Perantara Pedagang Efek (WPPE) dan sebanyak
sebesar -18,9%, -10,4% dan -15,1%. Adapun 17 Izin Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE)
transaksi Repurchase Agreement yang dilaporkan sehingga jumlah pemegang izin mencapai
dalam PLTE menunjukkan adanya kenaikan 8.506 WPPE dan 1.976 WPEE.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
16
Triwulan I-2015 Triwulan II-2015 Triwulan III 2015 Triwulan IV 2015 Total Total
Jenis Dokumen Dokumen Pemberian Pemegang
yang Pemberian
Izin Dokumen Pemberian Dokumen Pemberian yang Pemberian izin Triwulan
Izin yang Masuk Izin yang Masuk Izin Izin Izin
Masuk Masuk IV-2015
WPPE 359 187 294 152 205 122 248 122 583 8.506
WPEE 18 7 34 22 28 13 35 17 59 1.976
Total 377 194 328 174 233 135 283 139 642 10.482
Peningkatan NAB terbesar yaitu sebesar Rp14,8 NAB Per JenisReksa 2015 (dalam triliun rupiah)
triliun, terjadi pada Reksa Dana Saham, diikuti Dana Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
oleh Reksa Dana Terproteksi sebesar Rp3,8 RD Pasar Uang 29,11 31,11 27,24
triliun, Reksa Dana Pendapatan Tetap sebesar RD Pendapatan Tetap 43,41 45,96 48,51
RD Saham 103,87 89,67 104,46
Rp2,5 triliun, Reksa Dana Campuran sebesar
RD campuran 18,44 17,10 18,46
Rp1,4 triliun, Reksa Dana Syariah sebesar
RD Terproteksi 52,72 54,15 57,98
Rp1,2triliun, Reksa Dana ETF sebesar Rp0,5 RD Indeks 0,55 0,57 0,81
triliun, dan Reksa Dana Indeks sebesar Rp0,2 ETF 3,11 3,03 3,48
triliun. Di sisi lain, Reksa Dana Pasar Uang RD Syariah * 11,39 9,85 11,02
mengalami penurunan NAB sebesar Rp12,4 Total 262,59 251,45 271,97
triliun yang terjadi dikarenakan terdapat tiga *) termasuk ETF indeks
Reksa Dana Pasar Uang yang bubar serta adanya
pencairan dana (redemption) dari para nasabah. Dana kelolaan Reksa Dana Penyertaan Terbatas
Hal tersebut tercermin dari jumlah UP Reksa (RDPT) mengalami kenaikan sebesar 12,1%
Dana Pasar Uang yang mengalami penurunan menjadi Rp19,8 triliun meskipun jumlah kontrak
sebesar 10,9% dibandingkan dengan triwulan RDPT justru mengalami penurunan sebesar
sebelumnya. 9,2% menjadi 69 RDPT yang terdiri dari 41
RDPT non proyek dengan dana kelolaan sebesar
Selama periode laporan, kinerja Reksa Dana Rp14,2 triliun dan 28 RDPT proyek dengan dana
menunjukkan peningkatan dibandingkan kelolaan sebesar Rp5,5 trilun.
TINJAUAN INDUSTRI
SEKTOR JASA KEUANGAN
17
Selama periode laporan, OJK menerbitkan OJK juga menerbitkan 119 surat pembubaran
satu izin baru untuk Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana yang terdiri dari 118 Reksa Dana
Efek Beragun Aset-Surat Partisipasi (EBA-SP) Konvensional dan satu Reksa Dana Syariah.
dengan nilai Rp200 miliar. Selain itu, OJK tidak Rincian pembubaran Reksa Dana tersebut
menerbitkan izin baru untuk Kontrak Investasi terdiri dari 90 Reksa Dana Terproteksi yang telah
Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) dan KIK jatuh tempo; empat Reksa Dana Pasar Uang dan
Dana Investasi Real Estate (DIRE), sehingga KIK satu Reksa Dana Campuran yang dibubarkan
EBA masih tetap berjumlah tujuh KIK dengan karena tidak dapat memenuhi minimum dana
dana kelolaan sebesar Rp2,6 triliun atau kelolaan sebesar 25 Miliar; empat Reksa Dana
menurun sebesar 7,5% dibandingkan dengan Saham, satu Reksa Dana Campuran, dan satu
triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut Reksa Dana Pendapatan Tetap yang dibubarkan
dikarenakan adanya hutang (KPR) yang menjadi atas dasar kesepakatan MI dan BK; tujuh Reksa
sekuritisasi dalam KIK EBA telah jatuh tempo. Dana Pendapatan Tetap, enam Reksa Dana
KIK DIRE tetap berjumlah satu KIK dengan dana Campuran, dan dua Reksa Dana Saham, dan
kelolaan sebesar Rp0,53 triliun atau meningkat satu Reksa Dana Pasar Uang yang dibubarkan
sebesar 20,45% dibandingkan dengan triwulan karena NAB kurang dari 25 Miliar selama 90 hari
sebelumnya. bursa berturut-turut; satu Reksa Dana Campuran
yang dibubarkan berdasarkan perintah dari OJK;
Pada periode laporan, nilai dan jumlah
dan satu Reksa Dana Syariah yang dibubarkan
Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) mengalami
yaitu Reksa Dana Syariah-saham dikarenakan
peningkatan, masing-masing sebesar 8,9%
NAB kurang dari 25 Miliar selama 90 hari bursa
menjadi Rp130,4 triliun dan sebesar 1,1%
berturut-turut.
menjadi 281 kontrak.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
18
19
1.3.5 Perkembangan Lembaga Berdasarkan jumlah klien yang dimiliki oleh BAE,
dan Profesi Penunjang pangsa pasar BAE masih didominasi oleh PT. Datindo
Pasar Modal Entrycom yang mencapai 18,25%, PT. Sinartama
Gunita sebanyak 16,76%, PT. Adimitra Jasa Korpora
A. Lembaga Penunjang Pasar Modal sebanyak 16,57% dari keseluruhan klien yang
menggunakan jasa BAE. Sementara, BAE dengan
jumlah klien paling sedikit adalah Bima Registra
Lembaga Penunjang Pasar Modal merupakan sebanyak 0,19%, PT. BSR Indonesia sebanyak 3,91%,
Lembaga yang memberikan jasa pada satu dan PT. Sharestar Indonesia sebanyak 4,84%.
pihak atau lebih sesuai izin kegiatan usahanya
di Pasar Modal, terdiri dari Biro Administrasi
Efek (BAE), Bank Kustodian, Wali Amanat dan
Pemeringkat Efek. Selama triwulan IV-2015, OJK C. Pemeringkat Efek
menerbitkan satu SK Pencabutan Izin Usaha Sampai dengan triwulan IV-2015, total perusahaan
sebagai Perusahaan Pemeringkat Efek. Jumlah yang diperingkat oleh dua Pemeringkat Efek
Lembaga Penunjang Pasar Modal yang tercatat sebanyak 126 Perusahaan yang sebelumnya 131
di OJK sebagai berikut: perusahaan per triwulan III-2015. Pangsa pasar
berdasarkan jumlah perusahaan yang diperingkat
masing-masing Pemeringkat Efek adalah PT PEFINDO
Tabel I - 18 Jumlah Lembaga Penunjang Pasar Modal sebanyak 46 perusahaan yang sebelumnya 53
2015 perusahaan per triwulan III 2015. Selanjutnya PT Fitch
Lembaga Ratings Indonesia sebanyak 80 perusahaan yang
Triwulan Triwulan Jenis
Penunjang
III IV sebelumnya 78 perusahaan per triwulan III 2015.
Biro Administrasi Efek 11 11 Surat Perizinan Berikut market share company rating (%) berdasarkan
Bank Kustodian 22 22 Surat Persetujuan
jumlah perusahaan yang diperingkat oleh Perusahaan
Wali Amanat 11 11 Surat Tanda Terdaftar
Pemeringkat Efek triwulan IV-2015:
Pemeringkat Efek 3 2 Surat Perizinan
PT. Datindo
PT. BSR Indonesia Entrycom
PT. EDI Indonesia 18,25%
6,70% 3,91% PEFINDO
(36,51%)
PT. Ficomido
Buana Registrar PT. Raya Saham
8,57% Registra
10,99%
Dari 126 Perusahaan yang diperingkat oleh
PT. Blue
Chip PT. Sharestar Perusahaan Pemeringkat Efek, sebanyak 124
Mulia Indonesia
5,77% 4,84% Perusahaan masuk kategori Investment Grade dan
PT. Sinartama sebanyak dua Perusahaan masuk dalam kategori
Gunita Non Investment Grade.
16,76%
PT. Sirca Datapro
Perdana PT. Bima Registra Berikut data lengkap komposisi peringkat
7,45% PT. Adimitra Jasa 0,19%
Korpora 16,57% perusahaan yang masuk kategori Investment Grade
dan Non Investment Grade per triwulan IV-2015:
TINJAUAN INDUSTRI
SEKTOR JASA KEUANGAN
21
Data Lengkap Komposisi Peringkat Perusahaan 3. Forum Penilai Pasar Modal – Masyarakat
Tabel I - 19 yang Masuk Kategori Investment Grade Dan Profesi Penilai Indonesia (FPPM - MAPPI)
Non Investment Grade
menyelenggarakan dua kali PPL (5 SKP) untuk
Investment Grade Non Investment Grade Penilai dengan tema yaitu:
(Perusahaan) (Perusahaan)
Pemeringkat Efek • Peraturan OJK No. IX.D.4;
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
• Update Temuan Hasil Penelaahan pada
III-2015 IV-2015 III-2015 IV-2015
Laporan Penilaian Properti dan Laporan
PEFINDO 53 45 0 1
Penilaian Bisnis.
Fitch Ratings
77 79 1 1
Indonesia
4. FPPM - MAPPI menyelenggarakan lima kali
Total 130 124 1 2
workshop (20 SKP) dengan tema sebagai berikut:
1. IAPI telah menyelenggarakan PPL sebanyak Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
No Industri
IV-2014 I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015
dua kali dengan tema sebagai berikut:
1 Perasuransian 755,44 787,56 777,29 765,69 803,72
• “Lokakarya FAPM Overview Penerapan Konvensional
Peraturan Nomor VIII.G.17 pada 2 Dana Pensiun 187,52 195,28 198,78 192,72 206,59
Perusahaan Efek serta Current Issues 3 Lembaga 443,74 446,07 453,99 469,90 472,94
Penerapan PSAK 68 (Pengukuran NIlai Pembiayaan
Wajar)” (5 SKP); 4 Lembaga Jasa 116,38 127,65 133,05 142,46 147,29
• “Year End Reminder 2015 dalam Keuangan
Khusus
Penyelesaian Audit dan Penyusunan
5 Industri Jasa 5,42 5,42 6,04 6,04 6,04
Laporan Auditor Independen” (5 SKP).
Penunjang
IKNB *)
2. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal Total Aset 1.508,50 1.561,98 1.569,15 1.576,80 1.636,57
(HKHPM) telah menyelenggarakan PPL *) Aset Industri Jasa Penunjang IKNB adalah per Semester I 2015
sebanyak dua kali, yaitu:
• “PKPU atas Emiten atau Perusahaan Pelaku usaha pada industri Lembaga Pembiayaan
Publik”; merupakan jumlah pelaku IKNB yang terbesar
• “Praktek dan Perkembangan Pasar yaitu sebanyak 266, diikuti oleh Dana Pensiun,
Modal Internasional: Suatu Up Date”. industri Jasa Penunjang IKNB, Perasuransian, serta
Lembaga Jasa Keuangan Khusus.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
22
No. Jenis Indikator Triwulan IV 2014 Triwulan I 2015 Triwulan II 2015 Triwulan III 2015 Triwulan IV 2015
1 Total Aset
Asuransi Jiwa 323,15 336,96 328,00 316,41 329,68
Asuransi Umum dan Reasuransi 117,68 122,76 127,26 129,49 132,56
Asuransi Wajiba 102,14 108,52 104,38 103,15 107,86
Asuransi Sosialb 212,47 219,32 217,65 216,63 233,61
Jumlah 755,44 787,56 777,29 765,69 803,72
2 Total Investasi
Asuransi Jiwa 278,61 288,90 280,18 268,15 283,20
Asuransi Umum dan Reasuransi 59,91 63,89 63,16 64,44 66,15
Asuransi Wajiba 72,59 77,90 74,03 72,76 76,62
Asuransi Sosialb 199,02 205,30 204,59 203,32 215,33
Jumlah 610,13 635,99 621,96 608,67 641,29
3 Total Premi Bruto
Asuransi Jiwa 79,13 22,14 51,61 78,83 102,42
Asuransi Umum dan Reasuransi 55,73 13,61 30,49 45,52 57,61
Asuransi Wajiba 10,23 2,50 5,15 8,14 11,02
Asuransi Sosialb 69,33 18,80 40,25 72,32 90,03
Jumlah 214,42 57,05 127,50 204,82 261,09
4 Total Klaim Bruto
Asuransi Jiwa 46,32 15,03 33,45 49,95 66,02
Asuransi Umum dan Reasuransi 24,25 8,06 15,85 22,72 32,51
Asuransi Wajiba 6,59 1,54 3,19 4,92 6,36
Asuransi Sosialb 56,66 17,36 35,17 53,56 74,99
Jumlah 133,82 41,99 87,66 131,14 179,88
5 Total Liabilitas
Asuransi Jiwa 253,08 264,45 257,92 250,01 258,04
Asuransi Umum dan Reasuransi 75,48 77,56 81,62 83,01 82,54
Asuransi Wajiba 78,90 84,00 85,40 87,59 89,54
Asuransi Sosialb 28,29 29,67 30,10 29,62 30,03
Jumlah 435,75 455,68 455,04 450,22 460,15
TINJAUAN INDUSTRI
SEKTOR JASA KEUANGAN
23
25
Grafik I - 27 Pertumbuhan Aset, Liabilitas dan Ekuitas Grafik I - 28 Pertumbuhan Pembiayaan/Penyertaan Modal
(dalam Triliun Rupiah) (dalam Triliun Rupiah)
10.0 8,00
9,0 9,0 9,0 8,89 6,87 6,89
9.00 8,7 6,63 6,90
7,00 6,59
8.00
6,00
7.00 5,10 5,10 5,11
5,00 4,84
6.00 4,61
5,3 4,9 5,1 5,2 4,00
5.00 4,97
4.00 4,06 3,00
3,7 3,7 3,8 3,9
3.00 2,00
1,29 1,29 1,34
1,08 0,97
2.00 1,00 0,69 0,69 0,71 0,79 0,43
1.00 -
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
- 2014 2015 2015 2015 2015
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014 2015 2015 2015 2015
Pembiayaan Bagi Hasil Obligasi Konversi
Aset Liabiulitas Ekuitas Penyertaan Saham Pembiayaan Modal Ventura
B. Jumlah Perusahaan Modal Ventura 93,2%, 76,7%, 2,5%, dan 5,5%. Penurunan BOPO
dari 95% menjadi 93,2% disebabkan naiknya
Pada periode laporan, OJK mencabut dua izin
pendapatan operasional sebesar 38,6% menjadi
usaha Perusahaan Modal Ventura. Selain itu,
Rp1 triliun. Beban operasional juga mengalami
OJK juga memberikan izin usaha baru kepada
peningkatan sebesar 36% menjadi Rp1 triliun.
enam perusahaan, sehingga jumlah Perusahaan
Kenaikan IFAR dari 75,3% menjadi 76,7%
Modal Ventura Konvensional menjadi 61
disebabkan jumlah pembiayaan/penyertaan
perusahaan.
yang naik 0,3% menjadi Rp6,8 triliun bila
dibanding dengan jumlah aset yang turun
sebesar 1,5% menjadi Rp8,9 triliun. Menurunnya
C. Pembiayaan/Penyertaan
Perusahaan Modal Ventura ROA dari 2,97% menjadi 2,5% seiring dengan
pertumbuhan laba sebesar 11% menjadi Rp225
Selama periode laporan, total pembiayaan/
miliar dibanding dengan jumlah aset yang turun
penyertaan Perusahaan Modal Ventura naik
sebesar 1,5% menjadi Rp8,9 triliun. Sementara
0,3% menjadi Rp6,8 triliun bila dibandingkan
itu, menurunnya ROE dari 6,9% menjadi 5,55%
dengan periode sebelumnya. Pembiayaan/
seiring dengan pertumbuhan laba sebesar 11%
penyertaan dengan skema pembagian hasil
menjadi Rp225 miliar dibandingkan dengan
usaha selama periode laporan memiliki pangsa
kenaikan ekuitas sebesar 3,4% menjadi Rp4
sebesar 74,2% dengan nilai Rp5,1 triliun
triliun.
E. Sumber Pendanaan
D. Rasio Keuangan
Selain menggunakan modal sendiri, untuk
Kinerja Perusahaan Modal Ventura diukur membiayai kegiatan usahanya, Perusahaan
dengan rasio keuangan yang terdiri dari Beban Modal Ventura menerima pinjaman dari
Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO), bank atau badan usaha lainnya dengan total
rasio Investasi Terhadap Total Aset (IFAR), Return pinjaman pada triwulan IV-2015 adalah sebesar
on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Rasio Rp3,41 triliun lebih rendah dibandingkan
keuangan tersebut masing-masing adalah triwulan sebelumnya.
TINJAUAN INDUSTRI
SEKTOR JASA KEUANGAN
27
Grafik I - 29 Sumber Pendanaan Perusahaan Modal Ventura Grafik I - 30 Tren Aset, Liabilitas dan Ekuitas
(dalam Triliun Rupiah) (dalam Triliun Rupiah)
45,00
38,24
4,50 40,00
4,03 35,00
4,00 30,00
3,63 3,59 27,64
3,48 25,00
3,50 3,24
20,00 16,51
14,33 15,23
3,00 15,00 13,92 9,34 10,59
8,15
2,56 10,00 7,206,72 7,53 7,08 7,17
2,50 6,80
2,04 2,07 5,00
2,02
2,00 1,89 0
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014 2015 2015 2015 2015
1,50
0,72 0,69 0,81 0,74 0,67 Aset Liabilitas Ekuitas
1,00 0,75 0,75 0,79 0,78 0,69
-
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014 2015 2015 2015 2015
1.4.6 Perkembangan Industri Jasa
Keuangan Khusus
Bank Badan Usaha Lainnya
IKNB Jumlah Pinjaman Lembaga Jasa Keuangan Khusus (LJKK) meliputi
Perusahaan Penjaminan, Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia (LPEI), PT Pegadaian (Persero),
dan PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).
1.4.5 Perkembangan Industri Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan
Perusahaan Pembiayaan tersebut didirikan untuk mengemban tujuan
Infrastruktur khusus yakni membantu mensukseskan
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur adalah program-program pemerintah dalam rangka
badan usaha yang didirikan khusus untuk meningkatkan kapasitas perekonomian
melakukan pembiayaan dalam bentuk nasional. Total Aset LJKK naik 3,3% menjadi
penyediaan dana pada proyek infrastruktur.
Rp147,3 triliun.
Terdapat dua Perusahaan Pembiayaan
Infrastruktur yaitu Indonesia Infrastructure
Finance (IIF) dan Sarana Multi Infrastruktur Grafik I - 31 Pertumbuhan Aset LJKK
(SMI) dengan total aset Rp38,24 triliun dan total (dalam Triliun Rupiah)
liabilitas Rp10,59 triliun. Total aset mengalami
147,29
peningkatan sebesar 131,55% menjadi 127,65 133,05 142,46
Rp38,24 triliun dibandingkan dengan triwulan 116,38
12,73 100
11,28 11,48 90 85,30
10,88 11,25 83,47
80 73,45
70 69,01
60,54
60
50
40
30
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 20
2014 2015 2015 2015 2015
10
Aset Perusahaan Penjamianan 0
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014 2015 2015 2015 2015
29
7,84
6,98 6,97
6,50
6,38 Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014 2015 2015 2015 2015
Aset PT Pegadaian
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
2014 2015 2015 2015 2015
10,06 20,0
9,61
9,53
8,88 8,95 15,0
10,0
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) m erupakan
No. Jenis Indikator IV-2014 I-2015 II-2015 III-2015 IV-2015
lembaga keuangan yang khusus didirikan
1. Total Aset 5,42 5,42 6,04 6,04 6,04
untuk memberikan jasa pengembangan usaha
2. Total Liabilitas 3,84 3,84 4,25 4,25 4,25
dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui
Total Modal
3. 1,58 1,58 1,80 1,80 1,80 pinjaman atau pembiayaan dalam usaha
Sendiri
Total skala mikro kepada anggota dan masyarakat,
Pendapatan pengelolaan simpanan, maupun pemberian
4. 1,03 1,03 1,01 1,01 1,01
Jasa
Keperantaraan jasa konsultasi pengembangan usaha.
Total Laba
5. 0,25 0,25 0,34 0,34 0,34
Rugi Jumlah Lembaga Keuangan Mikro yang telah
mendapatkan izin usaha melalui pengukuhan
sampai akhir periode triwulan IV adalah
Jumlah Perusahaan Pialang Asuransi, Pialang sebanyak 20 LKM dengan total aset sebesar
Reasuransi, dan Penilai Kerugian sampai akhir Rp45 Miliar.
31
Laporan Triwulanan
II
37
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN II
35
Trustee dengan Settlor; (7) Trustee menjaga Sertifikasi Profesi (BNSP) berupa pedoman
kerahasiaan data dan keterangan terkait Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi
kegiatan Trust sebagaimana diatur dalam Profesi dan pedoman Pembentukan
perjanjian Trust, kecuali untuk kepentingan Lembaga Sertifikasi Profesi.
pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Adapun Pokok-Pokok Pengaturan tersebut
mencakup: (1) Sertifikasi Kompetensi
4. POJK Nomor 42 POJK.03/2015 Kerja bagi anggota Direksi ditetapkan
tentang Kewajiban Pemenuhan dalam dua tingkat berdasarkan total aset
Rasio Kecukupan Likuiditas (Liquidity BPR dan BPRS; (2) Sertifikasi Kompetensi
Coverage Ratio) Bagi Bank Umum Kerja bagi anggota Dewan Komisaris
ditetapkan dalam satu tingkat dan tidak
Dalam rangka menciptakan sistem
memperhitungkan total aset BPR dan BPRS;
perbankan yang sehat dan mampu
(3) Lembaga Sertifikasi Profesi yang dapat
berkembang serta bersaing secara
menyelenggarakan Sertifikasi Kompetensi
nasional maupun internasional maka bank
Kerja wajib terdaftar di OJK serta (4) BPR
perlu memiliki kecukupan likuiditas yang
dan BPRS wajib mengikutsertakan setiap
memadai untuk mengantisipasi terjadinya
anggota Direksi dan anggota Dewan
kondisi krisis. Oleh karena itu diperlukan
Komisaris yang telah memiliki Sertifikat
peningkatan kuantitas aset keuangan yang
Kompetensi Kerja dalam Program
berkualitas tinggi untuk mengantisipasi
Pemeliharaan kompetensi kerja secara
arus kas keluar bersih (net cash outflow)
berkala paling sedikit satu kali dalam lima
sesuai dengan standar internasional.
tahun.
Pokok-pokok yang diatur dalam POJK
ini adalah sebagai berikut (1) Bank wajib
memelihara kecukupan likuiditas yang 6. POJK Nomor 45/POJK.03/2015
memadai dihitung dengan menggunakan tentang Penerapan Tata Kelola Dalam
LCR dengan denominasi Rupiah; (2) Pemberian Remunerasi Bagi Bank
Pemenuhan tersebut ditetapkan paling Umum
rendah 100% secara berkelanjutan; (3) OJK
berwenang menetapkan LCR yang lebih Penerbitan peraturan ini bertujuan untuk
tinggi dari kewajiban pemenuh an LCR menciptakan disiplin pasar sesuai dengan
apabila suatu Bank dinilai membutuhkan perkembangan standar internasional
likuiditas yang lebih besar. yang memerlukan transparansi informasi
mengenai pemberian remunerasi baik
yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
5. POJK Nomor 44/POJK.03/2015 tentang
Sertifikasi Kompetensi Bagi Direksi dan Pokok-pokok yang diatur dalam
Dewan Komisaris BPR dan BPRS pengaturan antara lain: (1) Direksi dan
Dewan Komisaris antara lain bertugas
Penerbitan peraturan ini merupakan dan bertanggung jawab untuk menyusun
upaya OJK dalam meningkatan peran dan kebijakan Remunerasi, yang paling sedikit
kontribusi industri BPR dan BPRS terhadap memuat struktur Remunerasi dan metode
ekonomi daerah, dan memperkuat daya dan mekanisme penetapan Remunerasi;
saing BPR dan BPRS, sehingga diperlukan (2) Tugas dan tanggung jawab Komite
peningkatan kompetensi anggota Direksi Remunerasi paling sedikit melakukan
dan anggota Dewan Komisaris BPR dan evaluasi terhadap kebijakan Remunerasi,
BPRS melalui program sertifikasi dengan menyampaikan hasil evaluasi dan
mengacu pada ketentuan Badan Nasional rekomendasi kepada Dewan Komisaris,
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
36
Adapun pokok-pokok kebijakan yang Selama periode laporan, OJK telah menerbitkan
diatur diantaranya: (1) Indikator yang 20 POJK dan 2 SEOJK yang mengatur bidang
digunakan dalam metodologi Systemically Pasar Modal antara lain :
Important Bank (SIB) yang terdiri dari
ukuran bank (size), keterkaitan dengan 1. POJK Nomor 21/POJK.04/2015 tentang
sistem keuangan (interconnectedness), dan Penerapan Pedoman Tata Kelola
kompleksitas kegiatan usaha (complexity); Perusahaan Terbuka.
(2) Penetapan SIB berdasarkan perhitungan Penyusunan peraturan ini mengatur
skor sistemik (systemic important score); dan kewajiban bagi Emiten atau Perusahaan
(3) Penetapan capital surcharge untuk SIB Publik untuk menerapkan Pedoman Tata
terbagi dalam lima kelompok (bucket) yang Kelola Emiten atau Perusahaan Publik dan
wajib dipenuhi dengan menggunakan melakukan keterbukaan informasi atas
komponen modal inti utama (Common penerapannya dengan pendekatan Comply
Equity Tier 1). or Explain. Hal-hal yang diatur dalam
Peraturan ini diantaranya pengungkapan
Sementara itu, selama periode laporan OJK,
informasi comply or explain melalui
terdapat dua RPOJK yang telah diselesaikan
laporan tahunan dan situs web, informasi
pada triwulan IV-2015 yaitu:
yang dimuat, serta sanksi administratif
1. RPOJK tentang Pemenuhan Ketentuan yang berlaku.
BPR dan Transformasi Badan Kredit
2. POJK Nomor 29/POJK.04/2015 tentang
Desa yang diberikan Status sebagai BPR
Emiten atau Perusahaan Publik yang
2. RPOJK tentang Kegiatan Usaha Dikecualikan dari Kewajiban Pelaporan
Dan Wilayah Jaringan Kantor BPR dan Pengumuman.
Berdasarkan Modal Inti
Penerbitan peraturan ini bertujuan
untuk mengecualikan Emiten dan
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
37
Saham (RUPS) dan memperkuat struktur 12. POJK nomor 59/POJK.04/2015 tentang
dan komposisi Direktur. Publikasi Oleh Perusahaan Pemeringkat
Efek.
Selama periode laporan, OJK melakukan
konversi peraturan terkait dengan pengaturan 13. POJK nomor 60/POJK.04/2015 tentang
Pasar Modal yang telah disusun oleh lembaga Keterbukaan Informasi Pemegang
pengawas sebelumnya. Konversi dimaksud agar Saham Tertentu.
pelaksanaan kegiatan pengawasan Pasar Modal
di OJK memiliki dasar hukum yang memadai. B. Pengaturan dalam Proses Legal
Review/Penyusunan
1. POJK nomor 47/POJK.04/2015 tentang
Pedoman Pengumuman Harian NAB 1. Penyusunan Perubahan Peraturan III.A.10
Reksa Dana Terbuka. tentang Transaksi Efek
2. Penyusunan Peraturan OJK mengenai Agen
2. POJK nomor 48/POJK.04/2015 tentang Perantara Efek
Pedoman Pengelolaan Reksa Dana 3. Penyusunan Peraturan OJK mengenai
Terproteksi, Reksa Dana dengan Segmentasi Perizinan Wakil Perantara
Penjaminan, dan reksa Dana Indeks. Pedagang Efek
4. Penyusunan Perubahan Peraturan V.B.5
3. POJK nomor 49/POJK.04/2015
tentang Tata Cara Permohonan Pengakuan
tentang Reksa Dana Berbentuk
Sertifikat Keahlian Wakil Perusahaan Efek
Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
oleh Lembaga Pendidikan Khusus di Bidang
Penyertaaannya Diperdagangkan di
Pasar Modal
Bursa Efek.
5. Penyusunan Peraturan OJK mengenai
4. POJK nomor 50/POJK.04/2015 tentang Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan
Perizinan Wakil Agen Penjual Efek Reksa Kegiatan Usaha Sebagai PEE & PPE
Dana. 6. Penyusunan Rancangan Surat Edaran OJK
terkait Asosiasi.
5. POJK nomor 51/POJK.04/2015 tentang 7. Penyusunan Rancangan Surat Edaran OJK
Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek. terkait Pendidikan Berkelanjutan
6. POJK nomor 52/POJK.04/2015 tentang 8. Penyusunan RPOJK tentang Penjualan
Pedoman Perjanjian Pemeringkatan. Reksa Dana Asing di Indonesia.
9. Penyusunan RPOJK tentang Perencana
7. POJK nomor 54/POJK.04/2015 tentang Keuangan Sektor Jasa Keuangan.
Penawaran Tender Sukarela. 10. Penyusunan Peraturan Tentang Sistem
8. POJK nomor 55/POJK.04/2015 Pengelolaan Investasi Terpadu.
tentang Pembentukan dan Pedoman 11. Penyempurnaan Peraturan nomor V.G.6
Pelaksanaan Kerja Komite Audit Emiten tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio
atau Perusahaan Publik. Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara
Individual.
9. POJK nomor 56/POJK.04/2015
tentang Pembentukan dan Pedoman 12. Penyusunan RPOJK tentang Pedoman Reksa
Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.
13. Penyusunan SE tentang asosiasi Wakil
10. POJK nomor 57/POJK.04/2015 tentang
Manajer Investasi.
Laporan Perusahaan Pemeringkat Efek.
14. Penyusunan Draft Peraturan Otoritas
11.
POJK nomor 58/POJK.04/2015
Jasa Keuangan tentang Bentuk dan Isi
tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh
Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam
Perusahaan Pemeringkat Efek.
Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
39
15. Penyusunan Draft Peraturan Otoritas Tahun 2014 tentang Perasuransian, bahwa
Jasa Keuangan tentang Bentuk dan Isi batasan retensi sendiri dan dukungan
Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam reasuransi merupakan hal-hal yang
Penawaran Umum Efek Bersifat Utang. mempengaruhi kesehatan perusahaan
16.
Penyusunan Penyempurnaan Peraturan asuransi (prudential regulation) yang
Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan/ dapat mendorong peningkatan kapasitas
Peleburan Usaha Emiten atau Perusahaan asuransi atau reasuransi dalam negeri.
Publik. POJK ini memberikan pedoman dalam
menerapkan retensi sendiri dan strategi
17. Penyusunan Surat Edaran OJK terkait
dukungan reasuransi dalam rangka
Reposisi Peran Profesi dalam Penawaran
optimalisasi pemanfaatan kapasitas
Umum.
asuransi, asuransi syariah, reasuransi, dan/
18.
Penyusunan Penyempurnaan Peraturan
atau reasuransi syariah.
Nomor IX.A.10 tentang tentang Sertifikat
Penitipan Efek Indonesia (SPEI). 2) POJK Nomor 23/POJK.05/2015 tentang
19.
Penyusunan Peraturan terkait Emiten Produk Asuransi dan Pemasaran Produk
dan Perusahaan Publik yang dikecualikan Asuransi.
kewajiban penyampaian laporan.
Penerbitan POJK ini bertujuan untuk mem
20. Penyempurnaan Peraturan X.K.1 tentang buku kan pedoman bagi pengelolaan
Keterbukaan Informasi yang Harus Segera risiko mengingat produk asuransi dan
Diumumkan Kepada Publik. pemasaran produk asuransi semakin
21. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait beragam dan kompleks, sehingga dapat
DIRE Syariah. meningkatkan risiko yang dapat dihadapi
22. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait oleh perusahaan, pemegang polis,
Manajer Investasi Syariah. tertanggung, maupun peserta. Untuk itu
23. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait penerapan GCG, manajemen risiko yang
DIRE Syariah. memadai, dan praktik asuransi yang sehat
serta pemberdayaan perlu ditingkatkan,
24. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait
sehingga risiko dapat dikelola dengan
Manajer Investasi Syariah.
baik. Selain itu POJK ini disusun dalam
25. Penyusunan Draft Pedoman Pemeriksaan rangka meningkatkan akses masyarakat
Kepatuhan Notaris berpenghasilan rendah terhadap produk
26. Penyusunan Draft Pedoman Pemeriksaan asuransi.
Konsultan Hukum Pasar Modal
3) POJK Nomor 28/POJK.05/2015 tentang
Pembubaran dan Likuidasi Perusahaan
2.1.4 Pengaturan IKNB Asuransi dan Reasuransi.
A. Peraturan yang Telah Ditetapkan
Penerbitan peraturan ini merupakan
Pada periode laporan, OJK menerbitkan
amanah dari Undang-Undang
peraturan yang mengatur Industri Keuangan
Perasuransian dalam rangka untuk
Non Bank antara lain 13 Peraturan OJK (POJK),
memberikan perlindungan hukum yang
dan satu Surat Edaran OJK (SEOJK), yaitu:
optimal bagi konsumen dan masyarakat
1) POJK Nomor 14/POJK.05/2015 tentang khususnya pemegang polis, tertanggung,
Retensi Sendiri dan Dukungan Re atau peserta asuransi, sehingga perlu
asuransi Dalam Negeri. menciptakan mekanisme yang transparan
dan akuntabel pada proses pembubaran
Penerbitan peraturan ini merupakan badan hukum dan likuidasi perusahaan
amanah dari Undang-Undang Nomor 40 perasuransian.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
40
41
untuk membuat landasan ketentuan bagi 13) POJK Nomor 62/POJK.05/2015 tentang
penerapan program APU dan PPT. Program Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa
APU dan PPT merupakan prinsip yang Keuangan Nomor 13/POJK.05/2014
wajib diterapkan oleh PJK dalam rangka Tentang Penyelenggaraan Usaha
pencegahan terhadap risiko dimanfaatkannya Lembaga Keuangan Mikro.
PJK sebagai tempat melakukan pencucian
POJK ini diterbitkan untuk dapat lebih
uang dan pendanaan terorisme (Anti Money
mendorong pertumbuhan LKM dan
Laundering and Counter Financing Terrorism
mengakomodasi dinamika di lapangan
– AML/CFT). Penerapan program APU dan
serta harmonisasi dengan kebijakan OJK
PPT ini diamatkan dalam Undang-Undang
mengenai layanan keuangan tanpa kantor
Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan
dalam rangka keuangan inklusif (Laku
dan Pemerantasan Tindak Pidana Pencucian
Pandai).
Uang (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010)
dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 14)
SEOJK Nomor 31/SEOJK.05/2015
tentang Pencegahan dan Pemberantasan tentang Penetapan Batas Retensi
Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (Undang- Sendiri, Besaran Dukungan Reasuransi
Undang Nomor 9 Tahun 2013). dan Laporan Reasuransi.
Jumlah TR
Objek Track Record Triwulan Total
Triwulan I Triwulan II Triwulan III
IV
Dewan Komisaris - - - - -
Direksi - - 7 - 7
Pejabat Eksekutif 5 1 9 - 15
Non Pejabat Eksekutif 37 17 21 - 75
TOTAL 42 18 37 0 97
Sumber: OJK
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
43
Triwulan III
Penugasan Permintaan
Penggelapan Jumlah (Jul – Sept)
Dana Pegawai
19% SAKSI AHLI BPR BU Kejaksaan Kepolisian
Perkreditan
62%
59 - 59 24 35 15 44
Sumber: OJK
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
44
45
2) Jaringan Kantor
Jaringan kantor bank umum konvensional
Penyebaran Jaringan Kantor BUK di Lima
pada triwulan IV-2015 mengalami peningkatan Grafik II - 3 Wilayah di Indonesia
sebanyak 4.441 jaringan kantor menjadi
Kalimanatan Bali-NTB-NTT
131.331 jaringan kantor. Peningkatan terbesar 6% 5%
terjadi pada ATM/ADM sebanyak 4.136, yang
Sulampua
diikuti dengan Kantor Kas (174), Payment Point 8%
(67), Kas Keliling (43), Kantor Fungsional (35),
Kantor Cabang Pembantu Dalam Negeri (20),
dan Kantor Wilayah (3). Selain itu, terdapat
pengurangan Kantor Cabang (dalam negeri)
Sumatera
sebanyak 21 kantor, Kantor Cabang Bank Asing 17%
sebanyak 10 kantor, Kantor dibawah KCP/ Jawa
KCBA sebanyak lima kantor dan Kantor Cabang 64%
Sumber: LKPB
Pembantu Bank Asing sebanyak satu kantor.
2014 2015
STATUS KANTOR
Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Kantor Pusat Operasional 56 56 56 56 56
Kantor Pusat Non Operasional 55 54 54 54 54
Kantor Cabang Bank Asing 10 10 10 10 -
Kantor Wilayah Bank Umum (konvensional+syariah) 137 155 155 154 157
Kantor Cabang (Dalam Negeri) 2.879 2.880 2.847 2.854 2.833
Kantor Cabang (Luar Negeri) - 2 - - -
Kantor Cabang Pembantu Bank Asing 33 33 33 33 32
Kantor Cabang Pembantu (Dalam Negeri) 17.107 17.005 17.032 17.138 17.158
Kantor Cabang Pembantu (Luar Negeri) - - - - -
Kantor Kas 10.215 10,268 10,362 10.439 10.613
Kantor Fungsional (konvensional+syariah) 1.558 1.790 1,798 1.751 1.786
Payment Point 1.510 1.508 1.533 1.564 1.631
Kas Keliling/Kas Mobil/Kas Terapung 1.301 1.327 1.361 1.371 1.414
Kantor di bawah KCP KCBA yang Tidak Termasuk 11,12,13,14 *) 28 29 29 29 24
Kantor Perwakilan Bank Umum di Luar negeri 2 2 2 2 2
ATM/ADM 58.675 87.568 90.107 91.435 95.571
TOTAL 93.566 122.687 125.379 126.890 131.331
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
46
47
3) Uji Kemampuan dan Kepatutan (New 2) Pengawasan Transaksi Surat Utang dan
Entry) Efek Lainnya.
Pada triwulan IV-2015, telah dilakukan Fit and Pada periode laporan, terkait dengan pengawas
Proper Test New Entry kepada 227 calon pengurus an traksaksi Surat Utang dan Efek lainnya,
BPR dan PSP BPR dengan hasil terdapat 177 OJK melakukan penelaahan atas laporan dari
calon Pengurus/PSP BPR yang mendapatkan Penerima Laporan Transaksi Efek (PLTE) berupa
persetujuan untuk menjadi Direksi, Komisaris keterlambatan pelaporan transaksi Efek oleh 20
dan PSP dan 50 calon Pengurus/PSP BPR yang Partisipan dimana total frekuensi keterlambatan
ditolak. pelaporan sebanyak 237 kali. OJK juga
melakukan review alert atas 9.660 alert Obligasi
Pemerintah, 4.079 alert obligasi korporasi dan
2.2.2 Pengawasan Pasar Modal
1.637 alert waran. Selain itu, OJK melakukan
A. Pengawasan Transaksi Efek dan monitoring terhadap 6 monitoring atas alert
Lembaga Efek obligasi pemerintah, korporasi dan waran pada
1) Pengawasan Transaksi Saham periode sebelumnya yang terdiri dari satu
Obligasi Pemerintah dan lima Waran.
Selama triwulan IV-2015, OJK melakukan
monitoring terhadap 112 saham atas hasil Selanjutnya, OJK juga melakukan permintaan
pantauan laporan harian, mingguan, dan keterangan atas permohonan pembatalan
bulanan perdagangan yang diindikasikan pelaporan transaksi obligasi pada sistem
tidak wajar. OJK juga melakukan penelahaan PLTE oleh empat Partisipan yang terdiri dari
terhadap 12 saham sebagai tindak lanjut dari lima transaksi. Terkait dengan penelaahan,
hasil kegiatan monitoring unusual market activity OJK menelaah laporan bulanan mengenai
Tabel II - 10 Daftar Hasil Fit and Proper Test New Entry BPR
2015
New Entry Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Lulus Tidak
Lulus Total Lulus Tidak
Lulus Total Lulus Tidak
Lulus Total Lulus Tidak
Lulus Total
Direksi 41 33 74 74 34 108 135 50 185 102 32 134
Komisaris 26 12 38 37 13 50 103 15 118 64 17 81
PSP 5 - 5 11 1 12 15 1 16 11 1 12
Jumlah 72 72 117 122 48 170 253 66 319 177 50 227
Sumber: SIMWAS BPR
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
48
kecenderungan Pasar Surat Utang dari Indonesia laporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD)
Bond Pricing Agency (IBPA). terhadap 142 Perusahaan Efek dengan rata-rata
total MKBD sampai akhir triwulan IV-2015 sebesar
3) Pengawasan terhadap Self Regulatory Rp13,48 triliun atau turun sebesar 19,96% dari
Organization, Lembaga Penilai rata-rata triwulan III-2015. Penurunan tersebut
harga Efek dan Penyelenggara Dana disebabkan oleh penurunan nilai aset lancar
Perlindungan Pemodal industri yang lebih besar dari pada penurunan
Pada periode laporan, OJK melakukan pemeriksa liabilitas industri.
an kepatuhan terhadap PT Penilai Harga Efek
Indonesia (PHEI), PT Kliring Penjaminan Efek Selain itu, OJK melakukan analisis dan pe
Indonesia, dan PT Penyelenggara Program mantauan atas 13 Perusahaan Efek yang me
Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI). lakukan Penjaminan Emisi Efek terhadap
Pemeriksaan terhadap PT PHEI difokuskan pada sembilan Emiten. Terkait kegiatan pemantauan
penilaian harga Efek, rencana bisnis strategis, terhadap laporan bulanan atas Laporan Kegiatan
teknologi informasi, riset dan pengembangan, Perantara Pedagang Efek (LKPPE) dalam triwulan
dan edukasi. Pemeriksaan terhadap PT KPEI IV-2015, terdapat delapan Perusahaan Efek (PE)
difokuskan pada pengelolaan risiko Perusahaan. yang belum menyampaikan LKPPE dan lima PE
Sementara itu, pemeriksaan terhadap PT yang terlambat menyampaikan LKPPE. tersebut,
P3IEI difokuskan pada struktur organisasi, terdapat tujuh PE merupakan PE yang berstatus
pengelolaan investasi, penanganan klaim, dan tidak aktif dan/atau suspen . Selain itu, terdapat
hak subrogasi dan pemeriksaan terhadap PT lima PE yang terlambat menyampaikan LKPPE
KSEI difokuskan pada aspek penyimpanan dan selama triwulan IV-2015.
penyelesaian serta keamanan informasi. LHP
5) Pemeriksaan Kepatuhan Perusahaan
telah disampaikan kepada auditee, kecuali PT
Efek
KSEI.
Pada periode laporan, OJK melakukan peme
Selama periode laporan, OJK melakukan analisis riksa
an kepatuhan terhadap 22 Perusahaan
dan menyampaikan tanggapan atas Laporan Efek yang terdiri dari 18 kantor pusat Perusahaan
Realisasi Anggaran dan Rencana Kerja triwulan Efek dan empat kantor cabang Perusahaan
III-2015 PT BEI, PT KPEI dan PT KSEI. Selain itu, Efek. Fokus pemeriksaan terhadap kantor pusat
OJK melakukan analisis dan menyampaikan perusahaan Efek adalah pemeriksaan melalui
persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran pendekatan hasil Risk Based Supervision (RBS)
2016 terhadap PT Bursa Efek Indonesia (BEI), pada risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Sedangkan fokus pemeriksaan terhadap kantor
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), PT cabang perusahaan Efek adalah pemeriksaan
PHEI, dan PT P3IEI. Terkait dengan tanggapan, kegiatan penanganan pesanan dan pemasaran.
OJK telah memberikan tanggapan atas Iuran
Keanggotaan Tahunan Dana Perlindungan 6) Pemeriksaan Teknis
Pemodal bagi Perantara Perdagangan Efek yang Pada periode laporan, OJK menerima 12
Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah pengaduan yang terkait dengan Pasar Modal.
2016. Dari 12 pengaduan tersebut, empat diantaranya
telah selesai dilakukan penelaahan, sedangkan
4) Pengawasan Perusahaan Efek delapan pengaduan lainnya sedang dalam
Selama periode laporan, OJK memberi proses penanganan.
persetujuan terhadap 16 perubahan susunan
direksi, tujuh perubahan susunan komisaris,
serta satu persetujuan peningkatan modal B. Pengawasan Pengelolaan Investasi
disetor yang diajukan oleh Perusahaan Efek. OJK Dalam rangka meningkatkan kualitas pelaku
juga melakukan analisis dan pemantauan atas industri pengelolaan investasi, OJK melakukan
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
49
aktivitas pengawasan baik berupa pemeriksaan Pengawasan terhadap Emiten dan Perusahaan
kepatuhan dan pengawasan tindakan korporasi Publik juga dilakukan melalui pemantauan
pelaku. Sampai dengan triwulan IV-2015, OJK atas penyampaian laporan berkala, antara lain
melakukan pemeriksaan kepatuhan pelaku pemantauan atas Laporan Keuangan Tengah
industri pengelolaan investasi terhadap Tahunan (LKTT), Laporan Keuangan Tahunan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (LKT), Laporan Tahunan (LT).
sebanyak 23 kantor pusat Manajer Investasi
(MI), enam Kantor Cabang MI, 52 kantor cabang Grafik II - 5 Penyampaian Laporan Keuangan
Tahunan-2014
APERD, tiga Bank Kustodian (BK), dan tiga KIK
Efek Beragun Aset (KIK-EBA). Tidak Aktif
Keterlambatan 23
48 (4%)
Terkait dengan pemeriksaan kepatuhan ter (8%)
hadap APERD, dari 52 kantor cabang APERD
yang diperiksa, 39 APERD telah selesai LHP nya,
delapan APERD dalam proses finalisasi LHP, dan Belum
Menyampaikan
lima APERD masih dalam proses permintaan 20
(3%)
konfirmasi ke APERD. Selain itu, dari tiga BK yang
diperiksa, satu BK telah selesai LHP nya dan dua
Tepat Waktu
BK dalam proses finalisasi LHP. 513
(85%)
Dalam rangka aktivitas pengawasan atas
laporan berkala, OJK melakukan pemantauan
terhadap laporan bulanan MI dimana pada Grafik II - 6 Penyampaian Laporan Tahunan-2014
triwulan IV-2015, terdapat dua MI yang tidak Tidak Aktif
menyampaikan laporan, serta dua MI yang Keterlambatan 23
69 (3,81%)
terlambat menyampaikan laporan. OJK juga (11,42%)
mewajibkan MI untuk menyampaikan laporan
MKBD setiap bulan dimana selama periode
triwulan IV-2015, terdapat dua MI yang tidak Belum
Menyampaikan
menyampaikan laporan MKBD pada bulan 19
(3,15%)
Oktober, November, dan Desember.
Tepat Waktu
493
C. Pengawasan Emiten dan Perusahaan (81,62%)
Publik (PP)
Tanpa HMETD.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
50
Selama periode laporan, terdapat 98 Emiten maupun represif. Jenis pelanggaran regulasi
dan Perusahaan Publik menyampaikan di bidang Pasar Modal umumnya berkaitan
Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil dengan keterbukaan Emiten, Perusahaan Publik
Penawaran Umum (LRPD), dan 3 LPRD dan atau Profesi Penunjang Pasar Modal, serta
mengalami keterlambatan. Selanjutnya, OJK perdagangan Efek dan pengelolaan investasi.
telah melakukan analisa terhadap 176 laporan
keterbukaan informasi material atau kejadian Pelanggaran terhadap regulasi yang berkaitan
penting, 20 laporan hasil pemeringkatan efek, dengan Emiten, Perusahaan Publik dan atau
65 laporan hasil RUPS Emiten dan Perusahaan Profesi Penunjang Pasar Modal antara lain
Publik, serta 7 laporan penjatahan Penawaran mengenai transaksi afiliasi dan benturan
Umum. kepentingan, transaksi material, keterbukaan
pemegang saham tertentu, informasi atau
Selain itu, OJK melakukan rekapitulasi terhadap fakta material yang harus segera diumumkan
laporan hutang valas yang disampaikan setiap kepada publik, penyajian laporan keuangan,
bulan oleh Emiten dan Perusahaan Publik, penggunaan dana hasil Penawaran Umum, dan
dengan jumlah total laporan pada triwulan Profesi Penunjang Pasar Modal.
ini sebanyak 375 laporan dengan tujuan
untuk melihat exposure hutang valas terhadap Pelanggaran terhadap regulasi yang berkaitan
Emiten atau Perusahaan Publik. Selain itu, OJK dengan perdagangan Efek umumnya terkait
juga melakukan Pemeriksaan Teknis terhadap penyalahgunaan rekening Efek nasabah,
sembilan Emiten pergerakan harga Efek yang tidak wajar di
Bursa Efek serta pelanggaran atas ketentuan
pengendalian internal Perusahaan Efek.
D. Pengawasan Lembaga dan Profesi Sementara itu, pelanggaran yang berkaitan
Penunjang Pasar Modal dengan pengelolaan investasi antara lain
Selama periode laporan, OJK melakukan adalah pelanggaran regulasi mengenai perilaku
pemeriksaan kepatuhan (onsite) terhadap Manajer Investasi dalam melakukan pengelolaan
dua Biro Administrasi Efek, dua Pemeringkat Reksa Dana dan Kontrak Pengelolaan Investasi.
Efek, lima Penilai, empat Bank Kustodian,
tiga Wali Amanat dan pemetaan (mapping) 2) Penetapan Sanksi dan Penanganan
terhadap lima Konsultan Hukum. Selain itu, OJK Keberatan Pada Industri Pasar Modal
menyelesaikan pemeriksaan terhadap enam
Bank Kustodian yang merupakan pemeriksaan a. Penetapan Sanksi Administratif
bersama (joint audit). OJK juga melakukan Selama periode triwulan IV-2015, OJK
pemeriksaan kepatuhan terhadap profesi menetapkan sebanyak 184 sanksi
Akuntan dengan ruang lingkup pendalaman administratif kepada para pelaku
Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP. industri Pasar Modal, yang terdiri
Pendalaman SPM dilakukan pada 13 KAP dan dari 29 sanksi administratif berupa
seluruh Laporan Hasil Pendalaman SPM KAP Peringatan Tertulis, satu sanksi
telah diselesaikan. OJK juga menerima satu administratif berupa Pembekuan Surat
permohonan pengajuan calon Direksi baru Tanda Terdaftar (STTD), satu sanksi
Perusahaan Pemeringkat Efek. administratif berupa Pencabutan Izin
Orang Perseorangan sebagai Wakil
Penjamin Emisi Efek dan 153 Sanksi
E. Penegakan Hukum Industri Pasar
Administratif Berupa Denda. Terkait
Modal
dengan 153 Sanksi Administratif
1) Pemeriksaan Pasar Modal Berupa Denda yang dikenakan
Salah satu tugas OJK adalah mengawasi kegiatan memiliki total nilai denda sebesar
di Pasar Modal, baik melalui upaya preventif Rp1,9 miliar dengan rincian:
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
51
53
55
6. Kantor Cabang dan Kantor Selain Kantor 1. Pemberian dan Pencabutan Izin Usaha
Cabang Sepanjang periode laporan, OJK menerima
Selama triwulan IV-2015, terdapat 13 permohonan izin usaha, dimana enam
249 permohonan pembukaan kantor permohonan telah selesai diproses dan
cabang yang terdiri dari 26 permohonan lima perusahaan dalam proses menunggu
Perusahaan Asuransi dan 223 permohonan kelengkapan dokumen, sedangkan dua
Perusahaan Pembiayaan dan Lembaga perusahaan batal mengajukan izin usaha.
Jasa Keuangan Khusus. Selain itu, OJK Selain itu, terdapat dua perusahaan yang
juga selesai memproses 200 permohonan izin usahanya dicabut dan terdapat satu
pembukaan dan penutupan kantor cabang, perusahaan yang sedang dalam proses
serta pencatatan perubahan alamat, yang pencabutan izin usahanya.
terdiri dari 13 Perusahaan Asuransi dan 187
Perusahaan Pembiayaan dan Lembaga Jasa
Keuangan Khusus. Terkait dengan kantor Tabel II - 18 Pemberian Izin Usaha
selain kantor cabang perusahaan asuransi,
OJK telah menyelesaikan 55 permohonan. No Nama Perusahaan Status Nomor Keputusan Tanggal
1 PT Taawun Indonesia Selesai KEP-554/NB.1/2015 09/10/2015
Sejahtera
H. Pelayanan Kelembagaan Jasa 2 PT Jakarta Inti Selesai KEP-555/NB.1/2015 09/10/2015
Penunjang IKNB Bersama
3 PT Ria Pratama Selesai KEP-556/NB.1/2015 12/10/2015
Selama periode laporan, terdapat 150 per Mega Sejahtera
mohonan terkait kelembagaan Jasa Penunjang 4 PT Adikara Mitra Selesai KEP-557/NB.1/2015 12/10/2015
IKNB. Dari jumlah tersebut, sebanyak 57 per Sampurna
5 PT Asia Pasific Selesai KEP-558/NB.1/2015 27/10/2015
mohonan telah selesai diproses dan 86 masih Insurance Broker
dalam proses penyelesaian, serta terdapat tujuh 6 PT Sukses Utama Selesai KEP-560/NB.1/2015 30/10/2015
permohonan yang mengajukan pembatalan, Sejahtera
dengan rincian sebagai berikut:
57
Peraturan yang terkait dengan pe Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam
nerapan KPPM Basel 3. Tujuan kajian ini Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).
adalah untuk memberikan rekomendasi
bagi penyusunan aturan pelaksana SOP terdiri dari tiga tahapan yaitu:
dari ketentuan mengenai KPPM Basel (i) Alur Prosedur Pengawasan Laku
3 antara lain mengenai metodologi Pandai; (ii) Prosedur Persetujuan
penentuan bank yang termasuk dalam Bank Penyelenggara Laku Pandai;
DSIB, kewajiban tambahan modal bagi dan (iii) Prosedur Evaluasi dan Sanksi
DSIB dan point of non viability. Pelanggaran Laku Pandai. Dalam
rangka mempermudah pengawas bank
c. Kajian Pokok-Pokok Pengaturan dalam melakukan proses persetujuan
Penetapan Bank yang Berdampak dan evaluasi program Laku Pandai,
Sistemik (D-SIB) dan Capital Surcharge pedoman juga akan dilengkapi dengan
untuk Bank yang Berdampak Sistemik Compliance Checklist.
Penyusunan kajian dilatar belakangi
oleh Pasal 39 UU tentang OJK yang
b. RSE-DK terkait Pemeriksaan
menyatakan bahwa OJK berkoordinasi
Berdasarkan Risiko
dengan BI dalam membuat peraturan
Selain itu, pada triwulan IV-2015
dalam pengawasan perbankan, antara
juga telah diselesaikan lima RSE-DK
lain penentuan institusi bank yang
yang terkait dengan Pemeriksaan
termasuk dalam kategori SIB. Selain itu,
Berdasarkan Risiko yaitu:
Basel Comittee On Banking Supervision
(BCBS) telah menerbitkan framework a. RSE-DK tentang Pedoman Peme
GSIB yang wajib dipenuhi oleh otoritas riksa
an Berdasarkan Risiko Untuk
keuangan setiap negara. Selanjutnya, Pemeriksaan Risiko Pasar;
penerbitan framework GSIB diikuti b. RSE-DK tentang Pedoman Peme
dengan penerbitan framework untuk riksaan Berdasarkan Risiko Untuk
diterapkan dalam konteks domestik, Pemeriksaan Risiko Stratejik;
yaitu Domestically Systemically Important c. RSE-DK tentang Pedoman Peme
Bank (DSIB)1. Sementara itu, dalam riksaan Berdasarkan Risiko Untuk
rangka implementasi Basel III mengenai Pemeriksaan Risiko Reputasi;
G-SIB/D-SIB requirement, kewajiban atas d. RSE-DK tentang Pedoman Peme
capital surcharge akan segera diterapkan riksaan Berdasarkan Risiko Untuk
terhitung sejak 1 Januari 2016. Pemeriksaan Risiko Kepatuhan; dan
e. RSE-DK tentang Pedoman Peme
2) Pengembangan Pengawasan Bank
riksaan Berdasarkan Risiko Untuk
Umum
Pemeriksaan Risiko Hukum.
a. Standard Operational Procedure (SOP)
Pengawasan
c. Konversi Pengaturan dan
Pada triwulan IV-2015, OJK telah Pengawasan BI ke OJK
menyelesaikan satu Standard of
Sejalan dengan pengalihan fungsi,
Procedure (SOP) tentang kegiatan
tugas, serta wewenang pengaturan dan
pengawasan terhadap program
pengawasan kegiatan jasa keuangan di
1 Systemically Important Bank adalah bank yang karena ukuran sektor perbankan dari Bank Indonesia
aset, modal dan kewajiban, luas jaringan, atau kompleksitas
transaksi atas jasa perbankan serta keterkaitan dengan sektor (BI) ke OJK, dipandang perlu untuk
keuangan lain dapat mengakibatkan gagalnya sebagian atau
keseluruhan bank-bank lain atau sektor jasa keuangan, baik melakukan konversi ketentuan. Konversi
secara operasional maupun finansial, apabila bank tersebut tersebut dilakukan agar pelaksanaan
mengalami gangguan atau gagal (UU OJK pasal 39 penjelasan
huruf e).
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
58
59
Pada triwulan IV-2015 telah diterbitkan BPR sebagai bagian dari industri
SE DK No. 7/SEDK.03/2015 tentang perbankan yang melakukan peng
Pedoman Pengawasan Terhadap Bank himpunan dan penyaluran dana,
Perkreditan Rakyat. Latar Belakang pada prinsipnya melakukan bisnis
rancangan pedoman tersebut yang memiliki risiko sehingga me
adalah adanya perubahan beberapa merlukan sistem pengawasan yang
ketentuan seperti penerapan Early lebih efektif disertai perubahan ke
Warning System BPR, Forum Panel BPR, tentuan pendukungnya. Sejalan
BPR High Risk, Pemeriksaan Bersama meningkatnya eksposure risiko yang
BPR, Penerapan SAK-ETAP BPR, LBU akan mempengaruhi kelangsungan
BPR, dan Penilaian Kualitas Kredit usaha BPR, diperlukan suatu sistem
serta PPAP. Penyempurnaan Pedoman pengawasan yang dapat men
Pengawasan Terhadap BPR ini terdiri deteksi risiko-risiko tersebut. Se
dari tiga bagian utama yaitu Pedoman hubungan dengan hal tersebut, arah
Umum Pengawasan dan Pemeriksaan pengembangan BPR kedepan adalah
BPR, Pedoman Teknik Pengawasan BPR, menjadikan industri BPR yang berdaya
dan Pedoman Teknik Pemeriksaan BPR. saing dalam melayani UMK dan
masyarakat setempat serta berkontribusi
b. Kajian dan RPDK Pengawasan Bank bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Perkreditan Rakyat berdasarkan Adapun ketentuan yang akan disusun
Risiko (Risk Based Supervision BPR) untuk mendukung sistem pengawasan
Salah satu pilar yang ditetapkan BPR yang lebih efektif adalah RPDK Sistem
dalam kebijakan pengembangan Pengawasan BPR Berdasarkan Risiko
industri BPR adalah meningkatkan tersebut, SEDK Pedoman Pengawasan
efektivitas pengawasan BPR termasuk BPR Berdasarkan Risiko untuk Tahapan
di dalamnya upaya pengembangan Pemahaman Terhadap BPR (Know Your
sistem pengawasan berdasarkan risiko. BPR/KYBPR), Tahapan Perencanaan
Penyusunan kajian ini ditujukan untuk Pengawasan (Supervisory Plan), dan revisi
menggali metode yang tepat dalam terhadap Pedoman Forum Panel.
rangka pengawasan yang efektif dan
efisien terhadap BPR sehingga dapat
d. Kajian terhadap Sistem Informasi
berkembang dengan baik dan dapat
Pengawasan BPR
memberikan kepercayaan kepada
masyarakat terhadap industri BPR. Kajian Sistem Informasi Pengawasan
(SIMWAS) BPR dilakukan dalam rangka
Kajian tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan dan mengefektifkan
membantu Pengawas untuk dapat pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan
mendeteksi dini dan memitigasi BPR di seluruh Indonesia.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
60
Sejalan dengan perubahan sistem Dari hasil kajian diketahui sebagai berikut:
pengawasan BPR dari Sistem Pengawas an
a. Terdapat 175 Grup BPR yang terdiri dari
Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based)
670 BPR dan 31 BPRS dengan masing-
menjadi Sistem Pengawasan BPR Berdasarkan
masing total aset sebesar Rp46.809
Risiko (Risk Based), di 2016 akan dilakukan
miliar dan Rp1.827 miliar.
Capacity Building/Sosialisasi/Workshop terkait
b. Dari 175 Grup BPR tersebut dapat
perubahan sistem pe ngawas an tersebut.
dipetakan lagi menjadi 3 bagian se
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai langkah
bagai berikut:
awal untuk mengenalkan pengawasan BPR
berdasarkan risiko kepada para pengawas
BPR.
Tabel II - 21 Konglomerasi BPR Grup
61
Jenis Konglomerasi dan Total Aset 49 Grup untuk mengetahui kesiapan dari konglomerasi
Grafik II - 8 Konglomerasi
keuangan terkait dengan penerapan manajemen
49 Konglomerasi Keuangan Berdasarkan Jenis risiko terintegrasi dan tata kelola terintegrasi.
Mixed Ketujuh grup konglomerasi keuangan
10 tersebut berkomitmen untuk mendukung
Vertikal
12 penerapan pengawasan terintegrasi terhadap
konglomerasi keuangan yang dilaksanakan oleh
OJK melalui POJK penerapan manajemen risiko
terintegrasi dan tata kelola terintegrasi.
Horizontal
27
D. Perkembangan Pelaksanaan Laku
Pandai
49 Konglomerasi Keuangan Perbandingan Konglomerasi Keuangan Berkaitan dengan Layanan Keuangan Tanpa
Berdasarkan Aset dengan sektor Perbankan dan Industri
Jasa Keuangan Nasional Berdasarkan Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku
1,3% Aset (dalam triliun Rupiah) Pandai), sesuai dengan Pasal 20 POJK No. 19/
(15 FC)
7.663
POJK.03/2014 calon Bank penyelenggara
6.027
12,6% 5.325 Laku Pandai harus mencantumkan rencana
(18 FC)
88,35% 69,49% dari penyelenggaraan Laku Pandai dalam Rencana
dari total aset
64,7% (7 FC) 21,4% (9 FC) total aset
Perbankan
Industri Jasa
Keuangan
Bisnis Bank (RBB) tahun yang bersangkutan.
Sehubungan dengan hal tersebut, berdasarkan
49 Sektor Industri
Konglomerasi Perbankan Jasa RBB 2015 yang disampaikan bank kepada OJK,
Keuangan Keuangan
diketahui terdapat 14 BUK dan tiga BUS yang
Less than Rp10 trillion Rp80 to Rp200 trillion
merencanakan untuk menjadi penyelenggara
Rp10 to Rp80 trillion Greater than Rp200 trillion Laku Pandai di tahun 2015.
4. Kajian Usaha Kecil Menengah (UKM) Kajian perbandingan PAYDI dan Reksa
Dana bertujuan untuk mengetahui
Kajian ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan produk asuransi tersebut
peraturan dan praktek mengenai UKM di dengan produk investasi Reksa Dana yang
pasar modal negara-negara kajian. merupakan salah satu alternatif investasi
bagi masyarakat pemodal, khususnya
5. Kajian Kepatuhan Penyajian dan
pemodal kecil dan pemodal yang tidak
Pengungkapan Laporan Keuagan
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
Perusahaan Efek terhadap Pertauran
menghitung risiko atas investasi mereka.
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
63
2.4 STABILITAS SISTEM Funds Rate pada Desember 2015, IHSG relatif
KEUANGAN stabil, yang mengindikasikan bahwa pasar
telah memperhitungkan (price-in) normalisasi
kebijakan moneter Amerika Serikat.
Setelah mengalami fluktuasi akibat
ketidakpastian perekonomian global,
stabilitas sistem keuangan mengalami Grafik II - 9 IHSG dan Arus Modal Nonresiden di Pasar Saham
perbaikan pada akhir triwulan IV-2015.
Intermediasi industri jasa keuangan Net Nonresiden (Miliar Rupiah) IHSG-LHS
masih menunjukkan perkembangan 5.200 2.000
Sumber: OJK
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
65
10/22/2015 12/21/2015
10/15/2015 Tahap V Tahap VIII
Tahap IV Revaluasi Aset Kebijakan satu peta nasional
Pengupahan yang adil dan terproteksi Penghapusan pajak berganda dana Insentif bagi investor kilang minyak
Perluasan penerima KUR investasi real estate, properti dan Menghapus tarif bea masuk suku
infrastruktur cadang pesawat
Deregulasi Perbankan Syariah
Sebagai bagian dari upaya memacu per pertumbuhan kreditnya. OJK terus memantau
tumbuhan ekonomi nasional, pada triwulan IV- perkembangan rasio NPL perbankan dan NPF
2015, OJK mengeluarkan serangkaian kebijakan perusahaan pembiayaan. Untuk perbankan, OJK
SJK yang dituangkan dalam paket kebijkaan melakukan beberapa perubahan peraturan dalam
Oktober 2015. Paket tersebut berfokus pada rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, antara
peningkatan pendanaan LJK untuk Usaha lain melalui relaksasi ketentuan restrukturisasi kredit.
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Untuk perusahaan pembiayaan, OJK meningkatkan
pembiayaan perumahan, antara lain melalui pemantauan atas kinerja piutang pembiayaan,
penyesuaian bobot risiko untuk jenis-jenis khususnya terkait debitur pada sektor tertentu.
kredit tertentu, pelonggaran sejumlah regulasi,
pengembangan produk-produk pasar modal,
dan pengembangan Lembaga Keuangan Mikro 2.5 EDUKASI DAN
(LKM).
PERLINDUNGAN KONSUMEN
Beberapa kebijakan SJK juga menjadi bagian dari
delapan paket kebijakan ekonomi Pemerintah,
2.5.1 Inklusi Keuangan
diantaranya pelonggaran ketentuan bagi
WNA dalam membuka rekening di bank-bank Layanan Keuangan Mikro (Laku Mikro)
Indonesia yang termuat dalam Paket Kebijakan
Layanan Keuangan Mikro (Laku Mikro) merupakan
Ekonomi Tahap I, serta deregulasi di sektor
layanan terpadu dengan proses yang sederhana,
perbankan syariah yang termuat dalam Paket
cepat, akses mudah, dan harga terjangkau yang
Kebijakan Ekonomi Tahap V.
terdiri atas Layanan SiPINTAR, produk dan jasa
Untuk menjaga likuiditas perbankan, OJK keuangan mikro, dan Layanan Edukasi dan
meminta bank untuk menjaga tingkat Konsultasi kepada masyarakat. Layanan SiPINTAR
likuiditas yang aman dengan memperhatikan adalah suatu layanan keuangan mikro terpadu yang
ketersediaan sumber pendanaan dalam menjaga terdiri atas produk simpanan, investasi, dan asuransi
mikro.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
66
Laku Mikro pertama kali diluncurkan pada 18 keuangan bagi ibu rumah tangga yang disebut
Desember 2014 di Karangsong, Indramayu. dengan “Yuk SiKAPI”. Model inklusi keuangan ini
Selanjutnya, dilakukan pilot project selama 6 bulan memberikan informasi mengenai produk dan jasa
yang dimulai saat peluncuran dan berakhir pada keuangan serta tips untuk menjalankan usaha
18 Juni 2015. Hingga periode pelaporan, terdapat dengan produktif melalui media telepon seluler
11 lembaga jasa keuangan yang menjadi entry gate berbasis Short Message Service (SMS) dan Mobile
dan 14 mitra bisnis dengan total rekening SiPINTAR Application, dimana OJK telah menjalankan pilot
tercatat 7.795.283 dengan nominal Rp197,24 triliun. project Yuk SiKAPI di Surabaya dan Lombok.
Dalam rangka mendorong peningkatan inklusi Pilot project tersebut dilakukan di Surabaya terhadap
keuangan masyarakat, lembaga jasa keuangan dapat 500 ibu rumah tangga yang akan menerima
memodifikasi produk SiPINTAR. Pada awalnya produk broadcast SMS, sedangkan aplikasi Yuk SiKAPI
SiPINTAR menjual kombinasi produk simpanan, sebayak 820 pengguna. Pada akhir program, tingkat
investasi, dan asuransi mikro, sekarang lembaga literasi dan inklusi keuangan peserta pilot project
jasa keuangan dapat membuat kombinasi produk meningkat dari 15% menjadi 45% untuk tingkat
sesuai kebutuhan masyarakat, misalnya 1 produk literasi dengan jumlah peserta yang menggunakan
simpanan dan 2 produk asuransi mikro. Selain itu, produk dan jasa keuangan meningkat dari 18 orang
akan dikembangkan pula skim pembiayaan mikro. menjadi 197 orang.
• Edukasi keuangan
Yuk SiKAPI
• Informasi dan penanganan pengaduan
Dalam rangka pengembangan Produk dan Jasa konsumen
Keuangan, OJK mengembangkan model inklusi • Fasilitasi akses keuangan untuk UMKM
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
67
Grafik II - 14 Program Pusat Edukasi, Layanan Konsumen dan Akses Keuangan UMKM (PELAKU)
2.5.2 Edukasi dan Literasi juta. Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus
Keuangan melibatkan peran serta industri jasa keuangan
beserta instansi terkait.
69
71
kerja Core Competencies on Financial Literacy for Hal tersebut juga disebabkan produk dan/
Youth yang telah dikembangkan oleh OECD/ atau layanan jasa keuangan yang memiliki
INFE sebelumnya dan juga akan menjadi karakteristik yang berbeda. Oleh karena
acuan dalam penyusunan Core Competencies itu dalam pelaksanaan edukasi, perlu
on Financial Literacy for Youth, yang meliputi penyesuaian materi untuk setiap sektor
(1) uang dan transaksi; (2) perencanaan dan mengenai manfaat dan risiko di setiap
pengelolaan keuangan; (3) manfaat dan risiko; produk dan/atau layanan jasa keuangan di
dan (4) landscape keuangan. Setiap area utama masing-masing sektor.
akan dikaitkan dengan aspek-aspek Literasi
Keuangan yang terdiri dari (1) awareness, b. Target Segmen Edukasi
pengetahuan, dan pemahaman; (2) keyakinan, Materi edukasi untuk setiap target segmen
motivasi, dan perilaku; dan (3) keterampilan dan perlu disesuaikan. Hal ini dikarenakan
kebiasaan. perbedaan kebutuhan di masing-masing
target segmen. Sebagai contoh materi
untuk kelompok ibu rumah tangga berbeda
FGD “Revisit Strategi Nasional dengan materi untuk mahasiswa.
Literasi Keuangan Indonesia:
c. Wilayah
Pandangan Stakeholders dalam
rangka Meningkatkan Literasi Pendapatan Domestik Bruto Regional
Keuangan Indonesia (PDRB) di masing-masing provinsi berbeda.
Hal tersebut juga disebabkan karena
FGD dengan tema “Revisit Strategi Nasional
perbedaan sektor basis dan kontribusi sektor
Literasi Keuangan Indonesia: Pandangan
di setiap provinsi sehingga mempengaruhi
Stakeholders dalam rangka Meningkatkan
pola hidup masyarakat setempat. Dengan
Literasi Keuangan Indonesia” dilakukan untuk
demikian, bentuk edukasi, materi dan
memperkaya materi dalam rangka penyusunan
segmen di setiap provinsi perlu disesuaikan
revisi Strategi Nasional Literasi Keuangan
dengan karakteristik wilayah tersebut.
Indonesia (SNLKI). FGD dihadiri oleh direksi
PUJK, lembaga swadaya masyarakat, akademisi
dan media dengan narasumber dari industri
dana pensiun, pembiayaan, pasar modal, dan 2.5.4 Perlindungan Konsumen
perbankan.
Modal sebesar 2%, serta topik lain-lain sebesar Pada sektor Perbankan pertanyaan terbanyak
47% adalah terkait kredit dengan agunan sebesar
13%, pada sektor IKNB adalah terkait perusahaan
Berikut adalah grafik Layanan Informasi yang asuransi sebesar 66%, dan pada sektor Pasar
telah dilakukan selama periode laporan: Modal terkait pengelolaan investasi sebesar
17%.
Grafik II - 15 Layanan Informasi/Laporan Triwulan IV-2015 Berikut adalah grafik Layanan Pengaduan yang
telah dilakukan selama periode laporan:
Pasar Modal Industri Keuangan
74 Non Bank
2% 571
15% Grafik II - 17 Layanan Pengaduan Informasi Triwulan IV - 2015
Perbankan
13
34%
Perbankan
1.345
36% Lain-lain
1.795
47%
Industri Keuangan
Non Bank
Informasi pada sektor Perbankan adalah terkait 25
kartu kredit sebesar 17%, pada sektor IKNB 66%
73
atas Draft Standar IDR, tambahan informasi dan 2.5.5 Market Conduct
masukan terkait hal yang dapat dilakukan dalam
penanganan dan penyelesaian pengaduan
konsumen, dan meningkatkan pemahaman Pelaksanaan Kegiatan Thematic
dan pengetahuan terkait penyelesaian pe Surveillance dan Operasi Intelijen
ngaduan konsumen melalui Lembaga Alternatif Pasar
Penyelesaian Sengketa (LAPS). OJK melakukan deteksi dini melalui thematic
surveillance dan kegiatan intelijen pasar
sebagai upaya pencegahan terhadap kerugian
Buku Penanganan Pengaduan konsumen dan masyarakat di sektor jasa
Perbankan keuangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi praktik bisnis Pelaku Usaha Jasa
Selama periode laporan, OJK menyusun Buku
Keuangan (PUJK) yang berpotensi merugikan
Penanganan Pengaduan Perbankan dalam
konsumen.
rangka memberikan gambaran mengenai
penanganan pengaduan, khususnya Pada triwulan IV-2015, kegiatan thematic
penyelesaian sengketa antara nasabah dengan surveillance dan intelijen pasar dilakukan di
bank. Buku ini memuat 24 kronologis sengketa kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta,
perbankan dan penanganan yang dilakukan Surabaya dan Malang. Tema kegiatan thematic
oleh OJK, meliputi sengketa penghimpunan surveillance adalah produk asuransi unit link yang
dana, penyaluran dana, sistem pembayaran dan difokuskan pada isu transparansi pemasaran
produk kerjasamanya. Adapun permasalahan dan remunerasi sales dikaitkan dengan target
yang diulas dalam buku tersebut antara lain penjualan dan perilaku sales agresif. Sementara
pencairan cek menggunakan cek yang telah itu, cakupan kegiatan intelijen pasar memetakan
dicairkan sebelumnya, pemblokiran rekening isu perlindungan konsumen terkait dengan
tabungan, keberatan atas perhitungan bunga kartu kredit dan kredit tanpa agunan mulai
kredit, sanggahan transaksi kartu kredit yang dari tahapan pre sales hingga after sales. Hal ini
hilang dan penipuan permintaan transfer dana. didasarkan pada banyaknya pengaduan yang
masuk baik melalui saluran internal maupun
Penerbitan buku ini dimaksud untuk dapat
eksternal. Pertimbangan lainnya adalah produk-
memperkaya khasanah kepustakaan perbankan
produk dimaksud digunakan secara luas oleh
dan menambah wawasan serta memberikan
masyarakat.
manfaat kepada pihak-pihak yang ber
kepentingan, khususnya di kalangan intern OJK.
Pemantauan Iklan Triwulanan
Salah satu sumber data dan informasi untuk
mendukung kegiatan market intelijen adalah
Gambar II - 5 Buku Pengaduan Sektor Perbankan pemantauan iklan dan penawaran produk dan
layanan jasa keuangan melalui Sistem Informasi
Pelaporan Market Intelijen (SIPMI). Sementara ini,
cakupan monitoring iklan dan penawaran yang
dilakukan secara triwulanan tersebut meliputi
iklan yang dimuat di media cetak nasional dan
lokal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
75
tingkat resiko perilaku Pelaku Usaha Jasa Merugikan Masyarakat”. Tujuan penelitian
Keuangan (PUJK) terhadap konsumen ini adalah untuk mendapatkan bentuk
sehingga membantu mitigasi perilaku buruk rekomendasi yang dapat memberikan solusi
terhadap konsumen, sekaligus kefokusan aspek dan gagasan inovatif dalam menghadapi praktik
pengawasan atas perilaku PUJK. Tantangan investasi dan/atau penghimpunan dana ilegal
utama dari MCRA adalah perilaku pelaku pasar dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu
tidak bisa dilepaskan dari cara berfikir pelaku pendekatan kebijakan, pendekatan regulasi,
pasar dan infrastruktur keuangan yang ada. pendekatan edukasi dan sosialisasi, pendekatan
Dalam kerangka menjawab tantangan tersebut, infrastruktur dan pendekatan komunikasi.
OJK mengkaji dengan pendekatan induktif
atau exploratory study melalui metode Zaltman Penelitian tersebut dilakukan dengan pola
Metaphor Elicitation Technique (ZMET). kompetisi yang dipublikasikan kepada kalangan
akademisi di seluruh Indonesia diikuti oleh 66
Dari metode ZMET ini, dihasilkan tiga mental kelompok dari berbagai universitas di Indonesia
map dari sisi konsumen, PUJK dan pengawas serta melibatkan praktisi dan akademisi dari
yang kemudian digabungkan menjadi berbagai universitas sebagai penilai. Kelompok
mental map global. Analisis mental map yang menjadi pemenang yaitu:
global menghasilkan empat poin utama,
yaitu: (i) intensitas persaingan industri; (ii)
perilaku konsumen; (iii) praktik bisnis PUJK; Tabel II - 25 Rincian Penelitian Kajian Investasi Ilegal
dan (iv) produktivitas, relationship quality, dan
pengelolaan bisnis konsumen. Juara Kelompok-Universitas Judul
Cermati Investasi- “Fenomena Gunung Es pada
1
Selanjutnya, penyusunan indikator market Universita Airlangga Praktik Investasi Bodong”.
“Strategi S – A – P Untuk
conduct dilakukan dengan mengkombinasikan Menghadapi Praktik Investasi
Basel-Universitas Gadjah
antara tujuh konstruk yang diperoleh dari 2 dan/atau Penghimpunan
Mada
analisis ZMET dengan lima prinsip perlindungan Dana Ilegal Yang Berpotensi
Merugikan Masyarakat”
konsumen yang telah disusun oleh OJK. BIDIK Investasi Cerdas Bersama
Terdapat tujuh konstruk utama yang diperoleh Gama-Universitas Gadjah OJK (keBijakan, regulasI,
3
dari analisis ZMET, yaitu: i) perilaku badan Mada eDukasi dan sosialisasi,
Infrastruktur, dan Komunikasi)
pengawas, ii) pengetahuan pasar PUJK, iii)
kultur PUJK; iv) intensitas persaingan industri; v)
perilaku konsumen; vi) pendidikan konsumen; Dari hasil penelitian tersebut OJK dapat
dan vii) keputusan pembelian. Ketujuh konstruk mengambil beberapa rekomendasi untuk
ini akan diinteraksikan dengan lima prinsip pengembangan ke depannya. Terkait dengan
perlindungan konsumen, yaitu: i) transparansi; kebijakan, OJK dapat mengembangkan sistem
ii) perlakuan adil; iii) keandalan; iv) pengamanan whistleblower pada masing-masing anggota
data; dan v) penyelesaian sengketa. Satgas Waspada Investasi, mengembangkan
early warning system (sistem deteksi dini)
mengenai kegiatan investasi dan/atau
Kajian Investasi Ilegal penghimpunan dana ilegal yang berkembang
Sebagai bentuk tanggungjawab atas di tengah masyarakat, dan mengembangkan
maraknya penghimpunan dana secara ilegal, kegiatan mystery shopping agar OJK mengetahui
OJK melakukan penelitian tentang “Strategi jumlah masyarakat atau tipikal masyarakat yang
Menghadapi Praktik Investasi dan/atau menjadi korban dari kegiatan investasi dan/atau
Penghimpunan Dana Ilegal yang Berpotensi penghimpunan dana ilegal.
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
77
Melalui hubungan kelembagaan ini, telah OJK juga menjalin kerja sama dengan
disetujui beberapa issue strategis antara lain Kementerian Perhubungan menandatangani
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) OJK 2016, Nota Kesepahaman sebagai bentuk dukungan
Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia, atas amanat Inisiatif Strategis 3 tentang
Grand Design program JARING, pelaksanaan Peningkatan Jangkauan Kegiatan Edukasi
program capacity building bagi pelaku jasa Keuangan untuk Wilayah terpencil dengan
keuangan serta pengawas LJK dan Rencana tersedianya sarana kapal laut.
Ratifikasi Protokol untuk Melaksanakan Paket
Selain itu, dalam rangka memperlancar proses
Komitmen keenam dalam Persetujuaan
pengukuhan LKM berbadan hukum dan
Kerangka Kerja ASEAN di Bidang Jasa Keuangan.
pendirian LKM, OJK melakukan pendampingan
OJK juga terlibat aktif dalam pembahasan RUU
ke beberapa instansi dan daerah. Di samping itu,
Perbankan dan RUU JPSK.
OJK juga telah melakukan penandatanganan
Selama periode laporan, OJK juga menjalin kerja MoU dengan PT IBM melalui program corporate
sama dengan Universitas Padjajaran Bandung social responsibility (CSR) disertai penyerahan 10
untuk terus mendorong kemajuan sektor jasa used notebooks kepada LKM yang mendapatkan
keuangan serta peningkatan literasi keuangan izin usaha.
dan perlindungan konsumen di sektor jasa
keuangan. Ruang lingkup nota kesepahaman
ini, meliputi penelitian, pengajaran, dan 2.7.2 Kerjasama Internasional
pengabdian kepada masyarakat dalam
rangka pengembangan sektor jasa ke Selama periode laporan, OJK melakukan
uangan, peningkatan Literasi Keuangan berbagai macam kerjasama dalam rangka me
dan Perlindungan Konsumen. Kerja sama ini ningkatkan dan mengembangkan pengawasan
diharapkan dapat mendorong terwujudnya industri jasa keuangan di Indonesia.
peningkatan dan perluasan akses masyarakat
terhadap layanan, dan produk Lembaga Jasa Beberapa kerjasama bilateral OJK dengan
Keuangan serta peningkatan kemampuan regulator asing/organisasi internasional/institusi
masyarakat melakukan perencanaan keuangan. luar negeri antara lain :
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
79
1. Launch of the New G20 / OECD Confederation State Secretariat for Economic
Principles of Corporate Governance Affairs (SECO) menyelenggarakan OJK Inter
national Conference on Islamic Finance
OJK bekerja sama dengan Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) Tema yang diusung pada konferensi adalah
melaksanakan kegiatan peluncuran The New Infrastructure Financing: The Unleashed Potential
G20/OECD Principles of Corporate Governance of Islamic Finance yang sejalan dengan
OECD yang telah memuat beberapa prinsip tata program pemerintah yang memprioritaskan
kelola yang baru. Peluncuran tersebut diadakan pembangunan infrastruktur. Konferensi yang
dalam rangkaian kegiatan OECD Policy Dialogue diarahkan untuk membahas penggalian
Corporate Governance of Financial Groups. potensi bagi pemerintah dan sektor swasta
dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan
infrastruktur melalui sektor keuangan syariah
Gambar II - 7 Kegiatan Peluncuran The New G20/OECD baik itu Perbankan Syariah, Pasar Modal Syariah
Principles of Corporate Governance OECD
dan IKNB Syariah.
Gambar II - 8 Bilateral
Thailand
Meeting OJK dengan Bank of
OJK-PROKSI adalah pusat pengembangan OJK dan Bank of Thailand (BoT) menjajaki
microfinance yang diharapkan dapat men kerjasama bilateral antar institusi (cross-border
dukung perkembangan keuangan mikro dan supervision) serta kerjasama melalui Bilateral
inklusi keuangan di Indonesia, dan pada skala Agreement dalam kerangka ASEAN Banking
global. Integration Framework.
81
waktu, yaitu minggu kedua Januari 2016. Selain ER lebih mengutamakan pelaksanaan daripada
itu, telah dilakukan penerbitan regulasi baru dan ketentuan. Dengan demikian apabila suatu
amandemen beberapa regulasi agar konsisten negara belum mengatur suatu kewajiban dalam
dengan kerangka Basel. ketentuannya, namun dalam pelaksanaan
telah dilakukan secara konsisten, maka negara
tersebut tetap dianggap efektif.
3. Mutual Evaluation
Dalam rangka memulai kepatuhan suatu negara 4. Anti Pencucian Uang dan Pendanaan
terhadap penerapan 40 rekomendasi FATF, FATF Terorisme (Anti Money Laundering
melakukan Mutual Evaluation (ME) pada setiap and Countering Financing Terrorism/
AML/CFT)
negara anggota. Saat ini proses penilaian ME
menggunakan metodologi yang dikeluarkan Dalam rangka, meningkatkan koordinasi
FATF dimana penilaian mencakup aspek dengan lembaga keuangan di wilayah Asia
technical compliance dan aspek efectiveness. Pasifik dalam menegakkan rejim AML/CFT, dan
upaya pengkinian informasi tipologi pencucian
Technical Compliance Rating, penilaian sebagai
uang/pendanaan terorisme yang terjadi di
berikut:
dunia, pada periode laporan, OJK menghadiri
dua pertemuan internasional yaitu:
Selanjutnya, terkait dengan penerapan Pada akhir periode laporan, OJK juga
Undang-undang No.9 Tahun 2013 tentang menyelenggarakan simulasi Working
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Group FKSSK untuk menguji kerangka
Pidana Pendanaan Teroris, sampai dengan pengaturan terkait fokus penanganan
triwulan IV-2015, telah dikeluarkan 11 International Financial Safety Net (IFSN) dan
Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris Crisis Binder.
(DTTOT)
TINJAUAN OPERASIONAL
SEKTOR JASA KEUANGAN
83
10/22/2015
11/12/2015
High Level Meeting
FGD Recovery & Resolution
Planning
11/16/2015 12/21/2015
10/12/2015 FGD Bank Resolution
FGD Bank Resolution
Deputies Meeting Framework
Framework
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
84
KEUANGAN SYARIAH
Bab III
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
86
OJK melihat potensi besar pada industri jasa meskipun perekonomian Indonesia masih
keuangan syariah di Indonesia, tercermin dari dalam proses pemulihan. Dana Pihak Ketiga
pangsa pasar sektor jasa keuangan syariah (DPK), Pembiayaan, CAR, dan ROA masing-
yang saat ini masih relatif kecil dibandingkan masing meningkat sebesar Rp1,05 triliun, Rp0,66
dengan industri keuangan konvensional yaitu triliun, 0,16% dan 0,02%, serta NPF (gross) dan
berkisar 4,67% untuk aset Perbankan Syariah, BOPO mengalami penurunan masing-masing
4,05% untuk NAB Reksa Dana Syariah, dan 3,81% sebesar 0,07% dan 0,14%. Di sisi lain, total aset
untuk aset IKNB Syariah. Untuk meningkatkan perbankan syariah mengalami penurunan
pangsa pasar serta mengembangkan produk sebesar Rp3,34 triliun karena adanya surat
sektor jasa keuangan syariah selama 2015, OJK berharga yang diterbitkan oleh BUS yang jatuh
meluncurkan roadmap Perbankan Syariah, tempo. Namun demikian, jika dibandingkan
Pasar Modal Syariah dan IKNB Syariah. Selain posisi akhir 2014, total aset masih mengalami
itu, agar dapat terus bertumbuh dan bersaing pertumbuhan sebesar 2,3%. Sampai akhir
dengan industri jasa keuangan konvensional, periode laporan, rasio aset Perbankan Syariah
OJK melakukan beberapa kegiatan dan langkah terhadap aset perbankan nasional adalah
strategis pada triwulan IV-2015 yang dipaparkan sebesar 4,67%.
sebagai berikut:
Kinerja Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) pada triwulan IV-2015 juga mengalami
3.1.1 Perkembangan Perbankan peningkatan dibandingkan triwulan III-
Syariah 2015. Aset, DPK, pembiayaan dan rasio CAR
masing-masing meningkat sebesar Rp0,25
Pada periode laporan, industri perbankan Triliun, Rp0,19 Triliun, Rp0,09 Triliun dan 1,37%.
syariah (Bank Umum Syariah/BUS+Unit Usaha Sementara itu, rasio NPF dan BOPO masing-
Syariah/UUS) menunjukan pertumbuhan positif masing mengalami penurunan sebesar 0,17%.
TINJAUAN INDUSTRI DAN
OPERASIONAL SEKTOR JASA
KEUANGAN SYARIAH
87
Grafik III - 1 Sektor Industri Saham Syariah di Indonesia Indeks Saham Indeks Harga
Jakarta Islamic
Tahun Syariah Saham
Index
Indonesia Gabungan
Perdagangan
Infrastruktur, Utilitas Pertanian Keuangan Jasa dan Investasi 2012 594,78 144,99 4.316,69
dan Transportasi 3,57% 0,30% 25,89% 2013 585,11 143,71 4.274,18
10,12%
2014 691,04 168,64 5.226,95
Pertambangan Triwulan I 728,20 174,10 5.518,68
8,33% Triwulan II 656,99 157,92 4.910,66
Emiten Tidak 2015
Listing Triwulan III 556,09 134,39 4.223,91
3,27% Triwulan IV 603,35 145,06 4.593,01
Industri
Barang
Konsumsi
8,93%
Properti, Real
Estate dan B. Perkembangan Sukuk Korporasi
Aneka Industri Konstruksi
8,04% Bangunan
Industri Dasar dan Perusahaan 16,37%
Selama periode laporan, terdapat penerbitan
Kimia 13,99% Publik
1,19% tujuh seri Sukuk Korporasi oleh tiga Emiten
TINJAUAN INDUSTRI DAN
OPERASIONAL SEKTOR JASA
KEUANGAN SYARIAH
89
atau Aktivitas baru telah tercantum dalam standar yakni Bank secara individual
kodifikasi Produk dan Aktivitas Bank, wajib memperhitungkan antara lain risiko
tercantum dalam rencana bisnis Bank, sesuai benchmark suku bunga dan risiko nilai tukar,
dengan klasifikasi BUKU (kecuali BPRS), dan serta bagi Bank secara konsolidasi dengan
didukung dengan kesiapan operasional yang Perusahaan Anak wajib memperhitungkan
memadai; (v) Bank wajib menyampaikan risiko ekuitas dan risiko komoditas.
laporan realisasi penerbitan Produk dan/atau
pelaksanaan Aktivitas baru kepada OJK; (vi)
OJK berwenang memerintahkan Bank untuk
3.2.2 Pengaturan Pasar
menghentikan Produk dan/atau Aktivitas
Modal Syariah
dalam hal memenuhi kondisi tertentu
Selama periode laporan, OJK menerbitkan enam
sebagaimana diatur dalam POJK.
POJK yang mengatur Penerbitan Efek Syariah.
Latar belakang dari penyusunan peraturan ini
Untuk mendukung peraturan tersebut,
adalah adanya kebutuhan regulasi dan relaksasi
OJK menerbitkan peraturan pelaksana
atas efek syariah seperti saham, sukuk dan Reksa
atas POJK tersebut yaitu SEOJK Nomor 36/
Dana syariah yang memiliki karakteristik berbeda
SEOJK.03/2015 tentang Produk dan Aktivitas
dengan efek konvensional sejenisnya. Selain itu,
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
perkembangan efek syariah yang dinamis juga
dan SEOJK Nomor 37/SEOJK.03/2015 tentang
menuntut perlu adanya fleksibilitas pengaturan
Produk dan Aktivitas Bank Pembiayaan
dari masing-masing efek syariah.
Rakyat Syariah.
Selain itu, OJK juga menyusun peraturan Kegiatan pengawasan perbankan syariah
terkait Ahli Syariah Pasar Modal yaitu Peraturan dilakukan melalui mekanisme on-site dan off-site
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/POJK.4/2015. supervision dengan menggunakan metode Risk
Penyusunan peraturan ini dimaksud untuk Based Bank Rating (RBBR). Secara umum, industri
memberikan kepastian hukum terhadap pihak perbankan syariah tergolong moderate dengan
yang memiliki peran dan tanggung jawab kecenderungan stabil.
terhadap pemenuhan kepatuhan prinsip syariah
di pasar modal sekaligus pengaturan keberadaan Pada periode laporan, OJK melaksanakan fit and
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang dalam proper test terhadap 30 calon PSP/Pengurus
praktiknya digunakan, antara lain oleh Emiten/ Bank Syariah dengan hasil 17 calon PSP/
Perusahaan Publik, Manajer Investasi, dan Pengurus Bank Syariah dinyatakan memenuhi
Bank Kustodian, serta Tim Ahli Syariah (TAS) syarat (Lulus), satu calon Pengurus dihentikan,
yang digunakan dalam penerbitan sukuk. satu calon Pengurus dibatalkan dan satu calon
Selain itu, pengaturan tersebut juga bertujuan Pengurus dikembalikan karena dokumen tidak
untuk meningkatkan kepercayaan pemangku lengkap sedangkan sisanya masih dalam proses.
kepentingan dan masyarakat terhadap pasar
modal. Di bidang perizinan produk baru, OJK
memproses 21 permohonan, dengan hasil
delapan permohonan produk disetujui, satu
produk ditolak, satu produk dihentikan, empat
3.2.3 Pengaturan IKNB Syariah
permohonan produk dikembalikan karena
dokumen tidak lengkap dan sisanya masih
Selama periode laporan, OJK sedang menyusun
dalam proses.
RPOJK turunan Undang-undang Nomor 40
tahun 2014 tentang Perasuransian, yaitu
OJK memproses 95 permohonan terkait
(1) RPOJK tentang Penyelenggaraan Usaha
jaringan kantor, yaitu 27 pembukaan kantor
Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi
baru, 40 penutupan kantor dan 28 pemindahan
Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan
alamat kantor, dengan hasil 61 permohonan
Reasuransi Syariah; (2) RPOJK tentang Kesehatan
disetujui, enam permohonan ditolak, satu
Keuangan Perusahaan Asuransi, Perusahaan
dihentikan, dua permohonan dikembalikan
Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan
karena dokumen tidak lengkap sedangkan
Perusahaan Reasuransi Syariah
sisanya masih dalam proses. Selain itu, OJK juga
memproses 24 perijinan lainnya antara lain
terkait dengan konversi BPRS, ijin prinsip dan ijin
usaha pendirian BPRS, akusisi BPRS, perubahan
nama dan kegiatan usaha dalam valas, yaitu
tujuh permohonan disetujui, satu permohonan
dikembalikan dan sisanya masih dalam proses.
TINJAUAN INDUSTRI DAN
OPERASIONAL SEKTOR JASA
KEUANGAN SYARIAH
95
a.
Pelaksanaan Sosialisasi dan Edukasi
Tabel III -10 Topik penelitian iB Research
Grant Program 2015 Perbankan Syariah (iB Campaign) melalui
No. Topik Partner Universitas berbagai kegiatan yaitu :
1 Analisis Penggunaan Metode Pengakuan S1 - Universitas
1) Expo iB Vaganza bersama industri
Pendapatan Margin Murabahah Terhadap Airlangga
Kualitas Laba keuangan syariah sekaligus sosialisasi
2 Studi Komparasi Kerangka Regulasi S1 – Universitas serta edukasi dengan tujuan peningkatan
Perbankan Syariah yang Diterapkan Padjajaran nasabah baru perbankan syariah di
di Indonesia dan Malaysia yang
empat kota yaitu :
Mempengaruhi Pangsa Pasar Perbankan
Syariah
3 Analisis Strategi Konsolidasi Bank Syariah S2 – Universitas Tabel III -11 Peserta Expo iB Vagansza
BUMN dengan Paradigma Struktur- Gadjah Mada
Perilaku Kinerja
Jumlah Peserta
4 Model Pembaharuan Hukum dalam S3 – UIN Walisongo No. Lokasi
BUS/UUS BPRS Lainnya
Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional Semarang
tentang Mudharabah 1 Cilegon 7 2 -
5 Hubungan Sikap dan Perilaku Nasabah S3 – UIN Sunan 2 Medan 14 4 -
dalam Penentuan Keputusan di Era Kalijaga 4 (Asuransi)
3 Yogyakarta 14 11
Konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh & BEI
Syariah: Komparasi Antara Theory of 4 Bandung 18 1 -
Planned Behavior dan Theory of Trying Total 53 18 5
S
elama periode tahun 2010-2014, sektor keuangan syariah di Indonesia termasuk
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah tumbuh cukup signifikan. Selama
periode tersebut, IKNB Syariah telah mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
62,29% per tahun. OJK optimis dalam jangka menengah dan panjang, IKNB Syariah akan
berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang tetap signifikan. Hal ini didasari pada
masih tingginya potensi pasar IKNB Syariah yang belum dimanfaatkan dan antusiasme
para pelaku IKNB untuk menjalankan kegiatan keuangan berdasarkan prinsip syariah,
baik dengan cara mendirikan perusahaan syariah yang baru maupun unit usaha syariah
(UUS).
Berdasarkan isu-isu strategis yang dihadapi oleh IKNB Syariah tersebut, disusun “Visi dan
Misi IKNB Syariah”, sebagai berikut:
Misi “Mewujudkan IKNB Syariah yang tangguh, terkelola dan stabil” dijabarkan ke
dalam empat strategi pengembangan, yaitu:
1. Menerapkan ketentuan sertifikasi standar profesi para pelaku IKNB Syariah secara
bertahap untuk Direksi, Komisaris, Tenaga Ahli dan Dewan Pengawas Syariah;
2. Mendukung kerja sama IKNB Syariah dengan instansi dan pihak terkait untuk
melahirkan lebih banyak SDM profesional di bidang IKNB Syariah;
3. Mendorong peningkatan penerapan sistem informasi terintegrasi dalam proses
bisnis IKNB Syariah;
4. Mendukung pengembangan infrastruktur IKNB Syariah dalam rangka menunjang
proses bisnis; dan
5. Memastikan setiap pelaku IKNB Syariah memiliki mekanisme penyelesaian
sengketa konsumen.
OJK berharap Roadmap IKNB Syariah 2015-2019 menjadi referensi bagi para
pemangku kepentingan serta menjadi suatu momentum dalam rangka meningkatkan
perkembangan industri keuangan non bank syariah. Selain itu, Roadmap IKNB
Syariah 2015-2019 diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi
pertumbuhan perekonomian nasional.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
102
Laporan Triwulanan
Otoritas Jasa Keuangan
BAB
MANAJEMEN STRATEGIS DAN
Triwulan I - 2015
93
K
eberhasilan OJK mencapai visi dan misinya menyelaraskan alokasi sumber daya untuk
tergantung dukungan aspek manajemen mencapai sasaran dan monitoring atas
internal seperti Sumber Daya Manusia keberhasilan pencapaian strategi. Untuk
(SDM), Organisasi, Infrastruktur, Teknologi mendukung pelaksanaan manajemen
Informasi dan Tata Kelola yang baik. Kehandalan strategi, OJK memiliki Sistem Manajemen
aspek internal diperlukan agar tujuan organisasi Strategi, Anggaran dan Kinerja (MSAK) yang
dapat dicapai secara lebih terencana dan mengintegrasikan penyusunan dan penetapan
terukur. Komponen utama manajemen internal Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta
dalam mendukung pencapaian sasaran OJK penilaian kinerja OJK. Siklus MSAK OJK terdiri dari
terdiri dari: (i) Manajemen Strategi dan Kinerja; empat tahap. Pada periode laporan, siklus MSAK
(ii) Audit Internal, Manajemen Risiko, dan berada pada dua tahap yaitu tahap ke empat
Pengendalian Kualitas; (iii) Manajemen RDK; (iv) yang merupakan evaluasi pelaksanaan peta
Komunikasi; (v) Keuangan; (vi) Sistem Informasi; strategi, scorecard, realisasi RKA dan penilaian
(vii) Logistik; (viii) SDM dan Tata Kelola Organisasi kinerja serta pelaksanaan tahap pertama yaitu
serta (ix) Manajemen Perubahan. penyusunan strategi OJK 2016.
Manajemen strategi adalah proses mem Dalam rangka penyusunan arah strategi 2016,
formulasi
kan strategi, melaksanakan dan OJK telah menyelesaikan penyusunan Peta
MANAJEMEN STRATEGIS
DAN TATA KELOLA
ORGANISASI
105
Strategi yang disusun berdasarkan evaluasi seluruh pimpinan Satuan Kerja (Satker) atas
pencapaian kinerja OJK 2015, Analisa Strength, arah strategi 2016, OJK telah melakukan Rapat
Weakness, Opportunities, and Threats (Analisa Kerja Strategis (Rakerstra) 2016 yang diikuti oleh
SWOT), Analisa Politic, Economic, Social, seluruh top level management OJK.
Technology, Environment, and Law (Analisa Pestel)
serta Survei Kinerja OJK yang dilakukan kepada Sebagai bentuk akuntabilitas lembaga, OJK
1000 responden yang merupakan pemangku menerbitkan Laporan Triwulan III-2015 dan
kepentingan OJK seperti Lembaga Jasa Laporan Kinerja OJK 2015 sebagai suatu bentuk
Keuangan, akademisi, media serta masyarakat. pertanggungjawaban kegiatan OJK selama
Dalam rangka memberikan informasi kepada periode laporan.
4. EVALUASI
PELAKSANAAN
STRATEGY MAP, 1. PENYUSUNAN
SCORECARD, STRATEGI OJK DAN
REALISASI RKA, DAN Grafik IV - 1 PAGU INDIKATIF
PENILAIAN KINERJA
Siklus
Manajemen Strategi,
Anggaran dan Kinerja
(MSAK) 2. OPERASIONALISASI
STRATEGI OJK,
PENYUSUNAN
3. MONITORING DAN PENETAPAN
STRATEGY MAP, RKA, SERTA
SCORECARD DAN PENANDATANGANAN
RKA KESEPAKATAN
KINERJA
ditetapkan. Secara keseluruhan pencapaian diukur melalui indeks kesehatan SJK syariah
Sasaran Strategis ini adalah108,42%. dan tingkat pelaksanaan kegiatan Outreach
SJK syariah. Sampai akhir 2015, Indeks
5. Mengoptimalkan Edukasi dan Perlindungan Penetrasi dan Indeks Kesehatan SJK Syariah
Konsumen; berada di atas target yang ditetapkan.
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur Tingkat pelaksanaan kegiatan Outreach SJK
melalui persentase kenaikan indeks Syariah adalah 103,33%. Sehingga secara
inklusifitas produk/jasa keuangan, persentase keseluruhan pencapaian Sasaran Strategis ini
pembangunan mekanisme penyelesaian adalah 104,96%.
sengketa alternatif di SJK dan persentase
tingkat penyelesaian pengaduan konsumen.
Sampai dengan akhir tahun, kenaikan indeks
inklusifitas produk/jasa keuangan adalah
41.3 Pelaksanaan Inisiatif
4,03% lebih tinggi dari target 2,00%. Selama
Strategis OJK
2015, OJK telah meresmikan tujuh Lembaga
Dalam rangka mendukung pencapaian Peta
Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS).
Strategi 2015 serta Destination Statement 2017,
Secara keseluruhan pencapaian Sasaran
OJK menjalankan lima Inisiatif Strategi (IS)
Strategis ini adalah 110%.
Secara garis besar, pelaksanaan IS telah berhasil
diselesaikan dengan pencapaian 99,98% dari
6. Meningkatkan Surveillance Sistem Keuangan
skala maksimal 100%. Pencapaian masing-
dan Koordinasi Secara Efektif
masing IS dapat dijabarkan sebagai berikut:
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur
melalui tingkat kualitas pelaksanaan
1. Inisiatif Strategis 1 - Penyusunan Kerangka
surveillance dan manajemen krisis OJK untuk
Pengembangan SJK Nasional yang
mendukung Forum Koordinasi Stabilitas
Terintegrasi dengan Mempertimbangkan
Sistem Keuangan (FKSSK) serta persentase
Implementasi MEA untuk Mendukung
tindak lanjut hasil koordinasi dengan BI dan
Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan.
Kemenkeu. Tingkat kualitas pelaksanaan
surveillance dan manajemen krisis OJK untuk Selama periode laporan, OJK telah melakukan
mendukung stabilitas keuangan cukup baik finalisasi Master Plan Sektor Jasa Keuangan
tercermin dari hasil survei sebesar 4,70 dari Indonesia melalui pelaksanaan FGD yang
target 4,50. Tindak lanjut hasil koordinasi melibatkan seluruh pemangku kepentingan
dengan BI dan Kemenkeu dilakukan diatas antara lain: pengamat, akademisi, pelaku di
target yang ditetapkan. Secara keseluruhan SJK dan redaktur pelaksana dari berbagai
pencapaian Sasaran Strategis ini adalah media serta anggota Komisi XI DPR RI. OJK
106,30%. berencana meluncurkan Master Plan ini
pada 15 Januari 2016 bertepatan dengan
7. Mendorong Terwujudnya SJK Syariah yang pelaksanaan Financial Executive Gathering
Sehat dan Bertumbuh 2016.
Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur
2. Inisiatif Strategis 2 - Pengembangan Sistem
melalui indeks penetrasi SJK Syariah yaitu
Pengawasan Terintegrasi Berbasis Risiko atas
persentase Bank Umum Syariah yang
Konglomerasi Keuangan dengan Dukungan
mencapai target pembiayaan sesuai Rencana
SDM dan Infrastruktur yang Memadai.
Bisnis Bank (Perbankan), pertumbuhan
produk pasar modal syariah (Pasar Modal) Selama periode laporan, OJK telah
serta tingkat pertumbuhan aset IKNB menyelesaikan seluruh target 2015 dengan
syariah. Selain itu, Sasaran Strategis juga kegiatan utama sebagai berikut:
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
108
terdiri dari (1) Penyusunan Mekanisme erencanaan dan pemenuhan SDM serta
p
Koordinasi dan Kerjasama BI-OJK sebagai penyediaan sarana dan prasarana fisik dapat
Pelaksanaan SKB OJK-BI; dan (2) Penyusunan dipenuhi dan diselesaikan sesuai waktu yang
Petunjuk Pelaksanaan Forum Koordinasi telah ditetapkan.
Makroprudensial-Mikroprudensial BI-OJK
pada periode laporan telah disepakati
delapan petunjuk pelaksanaan, dan terdapat 4.2 AUDIT INTERNAL,
dua petunjuk pelaksanaan yang sampai saat MANAJEMEN RISIKO DAN
ini masih dalam proses pembahasan intensif, PENGENDALIAN KUALITAS
yaitu petunjuk pelaksanaan Koordinasi
dan Kerjasama Perumusan Kebijakan Membangun good governance tidak semata
dan Pengaturan Makroprudensial dan dari sisi penyusunan regulasi namun juga
Mikroprudensial serta petunjuk pelaksanaan aspek kedisiplinannya dan penerapannya.
Koordinasi dan Kerjasama Penyediaan Selama 2015, OJK melakukan beberapa inisiatif
Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP). antara lain melakukan program pengendalian
gratifikasi, pembentukan fungsi anti fraud OJK,
5. Inisiatif Strategis 5 - Penguatan Infrastruktur revitalisasi Whistle Blowing System (WBS) dan
Dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan Manajemen Pengendalian Kualitas berbasis
Tugas OJK. ISO 9001:2015. Detail pelaksanaan inisiatif
Selama periode laporan, OJK membentuk yang dilakukan dalam upaya meningkatkan
Prudential Policy Coordination Unit dan governance OJK antara lain:
Central L icensing Unit. Beberapa unit kerja
lainnya seperti penanganan pelanggaran a. OJK Whistle Blowing System dan Program
etik, penanganan anti money laundering, Pengendalian Gratifikasi (PPG).
pengelolaan whistleblowing system dan Dalam rangka mewujudkan OJK sebagai
unit kerja anti gratifikasi masih dalam institusi yang terpercaya, tema yang diusung
proses p enyelesaian. Inisiatif lain di b
idang di 2015 adalah “Tahun Penguatan Integritas
pengembangan organisasi adalah terkait OJK”. Impelementasi tersebut dilakukan
desain pengaturan dan pengawasan industri melalui tiga strategi atau inisiatif utama
jasa keuangan syariah dan pengawasan yaitu membangun fungsi, Strategi, dan
market conduct telah diimplementasikan. Sistem Anti Fraud; Program Pengendalian
Gratifikasi (PPG); dan Mengefektifkan OJK
Selain itu, OJK menyelesaikan b eberapa Whistle Blowing System (OJK WBS).
pengembangan antara lain p
enyusunan
taksonomi data, pengembangan Sistem
Selama triwulan IV-2015, OJK melakukan
Informasi Debitur, pengembangan sosialisasi tentang WBS kepada pihak internal
infrastruktur
Sistem Informasi OJK, dan eksternal, melakukan enhancement web
pengembangan aplikasi manajemen risiko, WBS agar lebih user friendly dan informatif
pengembangan aplikasi Sistem Informasi serta peningkatan keamanan data dan system.
Risk Based Supervision IKNB, pengembangan Pada bidang PPG, OJK telah menetapkan
minisite dan mobile apps sikapiuangmu, Peraturan Dewan Komisioner mengenai
pengembangan Sistem Monitoring Data Pengendalian Gratifikasi di OJK yaitu PDK
SJK, pengembangan E-licensing dan No. 2/PDK.06/2015 dan mensosialisasikan
pengembangan e-reporting yang terintegrasi. PPG yang melibatkan pihak internal maupun
eksternal OJK. Selain itu, OJK juga ditunjuk
Terkait Inisiatif penguatan kantor OJK sebagai pembicara di Hari Anti Korupsi
di daerah baik dari segi pembaharuan Sedunia serta pelaksanaan training for trainer
fungsi, desain organisasi, implementasi untuk seluruh pegawai OJK.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
110
Melanjutkan dukungan OJK terhadap paket Non Bank (LJKNB) untuk meningkatkan peran
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, LJKNB dalam mendukung pembangunan
pada periode laporan RDK telah memutuskan nasional melalui investasi pada SBN, RPOJK
beberapa ketentuan yang menjadi bagian dari mengenai Perusahaan Modal Ventura (PMV)
paket kebijakan pemerintah. Ketentuan tersebut sebagai upaya untuk merevitalisasi peran PMV,
yaitu Rancangan Peraturan OJK (RPOJK) tentang RPOJK mengenai Lembaga Keuangan Mikro
Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan yang mendukung implementasi Undang-
Pengelolaan (trust). Penetapan RPOJK tersebut Undang LKM, RPOJK Bank Pembiayaan Rakyat
sebagai upaya untuk menambah supply valuta Syariah, RPOJK tentang Penetapan Systemically
asing dengan meningkatkan aktivitas serta Important Bank dan Capital Surcharge, RPOJK
peran perbankan dalam mengelola dana Kegiatan usaha dan Wilayah Jaringan Kantor BPR
yang dimiliki oleh pelaku ekonomi khususnya berdasarkan modal inti, dan beberapa konversi
yang berbentuk valuta asing. Ketentuan peraturan Bank Indonesia dan Kementerian
selanjutnya adalah RPOJK tentang Pembinaan Keuangan menjadi POJK.
dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia (LPEI). Ketentuan lain yang Selain ketentuan yang mengatur Sektor Jasa
diputuskan oleh RDK yang menjadi bagian paket Keuangan, beberapa aturan internal OJK telah
kebijakan pemerintah yaitu RPOJK tentang diputuskan dalam RDK antara lain perubahan
Pengembangan Jaringan Kantor Perbankan struktur di Kantor Regional dan Kantor OJK
Syariah Dalam Rangka Stimulus Perekonomian guna memperkuat struktur pengawasan dan
Nasional bagi Bank. Kebijakan tersebut peran kantor-kantor OJK di daerah, Rancangan
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan Peraturan Dewan Komisioner (RPDK) tentang
perbankan syariah, mempermudah pembukaan Pengendalian Gratifikasi, dan Penetapan Peta
kantor bank syariah, dan mendorong sinergi Strategis OJK yang menjadi target capaian
atau kerjasama antara perusahaan induk dan kinerja OJK di 2016.
perusahaan anak.
400.000
42,4%
Average Session Duration Bounce Rate % New Sessions 57,6%
00:02:29 1,98% 51,53%
Dalam pengelolaan opini publik, OJK memiliki Dalam bidang relasi media, OJK menerbitkan
program analisa kuantitatif dan kualitatif 28 siaran pers dan menyelenggara kan 15
pemberitaan OJK. Analisa ini dilakukan melalui konferensi pers selama periode laporan.
monitoring terhadap tone berita tentang OJK
dan Industri Keuangan secara umum dan
Tabel IV - 1 Siaran Pers OJK
berita terhadap pemberitaan OJK pada 25
media cetak, 30 media online, 11 stasiun televisi Tanggal Judul Siaran Pers
nasional, TV daerah terpilih, dan Media sosial 01-Oktober OJK dan Universitas Padjajaran Jalin Kerja Sama
(Facebook, twitter, youtube). Selama periode
02-Oktober Dorong Perekonomian Daerah OJK Undang Pimpinan
laporan, terdapat 3.892 pemberitaan terkait OJK. Daerah Tingkat Dua
Dari jumlah tersebut, tone media sebagian besar 08-Oktober OJK Kembali Keluarkan Kebijakan Stimulus
bersifat positif, dengan proporsi positif sebesar Pertumbuhan Ekonomi Nasional
84,2% (3.279 berita), netral 15,3% (596 berita), 16-Oktober OJK Tetapkan Saham PT Mitra Komunikasi Nusantara
dan negatif 0,5% (17 berita). Materi pemberitaan Tbk sebagai Efek Syariah
didominasi oleh pemberitaan terkait program 21-Oktober Rekening Simpanan Pelajar Melebihi Target
LAKU PANDAI, program JARING, program 21-Oktober OJK Siapkan 10 Juta Agen Asuransi dan 10.000
Sahabat Keuangan Maritim
SIMPEL, dan stimulus pertumbuhan ekonomi.
25-Oktober OJK Gelar Pasar Keuangan Rakyat di Medan
Grafik IV - 3 Tone Pemberitaan OJK 3-November Bangun Pasar Modal Syariah, OJK Gelar FREKS IV
2015
4-November OJK Siap JARING Dusun Sendang Biru
Tone Pemberitaan OJK pada Triwulan IV-2015
10-November Dukung Pembiayaan Infrastruktur OJK Gelar
1.065 Konferensi Internasional Keuangan Syariah
Desember 220
2 12-November Roadmap Keuangan Syariah Dorong Pembiayaan
Infrastruktur
1.232
November 226 13-November OJK, Perbankan, dan IKNB Perluas Program JARING
8
17-November Fokus Penegakan Good Governance, OJK Gelar Risk
982 and Governance Summit 2015
Oktober 150
7 18-November OJK Bangun Sistem Layanan Informasi Keuangan
Positif Netral Negatif 23-November Arahkan Industri Jasa Keuangan Dukung Program
Sustainable Development Goals
MANAJEMEN STRATEGIS
DAN TATA KELOLA
ORGANISASI
113
ua Pengha
K Raih D rg
OJ
gerah Media Humas aan
Anu 201
5
OJK meraih dua penghargaan Anugerah Media Humas (AMH) 2015 pada Acara
Penghargaan AMH 2015, di Surabaya. Di perhelatan tahunan yang diselenggarakan
Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) tersebut, OJK mendapatkan predikat
Juara II Terbaik kategori Pelayanan Informasi melalui Internet dan Juara II Terbaik
kategori Stand Pameran. Selain itu OJK juga meraih nominasi untuk kategori
Advertorial.
Di saat yang bersamaan, pada acara Temu Bakohumas Tingkat Nasional 2015, OJK
menjadi Wakil Ketua Pelaksana Bakohumas tahun 2015-2020 dan dilantik oleh
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. OJK merupakan lembaga termuda
yang terpililh dalam kepengurusan Bakohumas.
MANAJEMEN STRATEGIS
DAN TATA KELOLA
ORGANISASI
115
100,00% 95,81%
90,00% 82,72%
80,00%
Tabel IV - 3 Diseminasi Informasi 63,62%
70,00%
60,00%
Tanggal Instansi/Universitas Jumlah 50,00%
40,00%
2 Oktober 2015 Business Law Society FH UI 15 30,00%
6 Oktober 2015 Universitas Lambung Mangkurat 12 20,00%
10,00%
15 Oktober 2015 TK IT AL Azhar 180
0,00%
22 Oktober 2015 Fakultas Syariah - Institut 136
Agama Islam Negeri Raden Intan 2013 2014 2015
Lampung Tahun
27 Oktober 2015 Jurusan Akuntansi Universitas 158
Pembangunan Veteran
10 November 2015 Fakultas Ekonomi Universitas 108 Realisasi anggaran OJK terus meningkat setiap
Slamet Riyadi tahunnya, meningkat sebesar 19,10% dari 2013
17 November 2015 Program Komunikasi Diploma 180 ke 2014 dan sebesar 13,09% dari 2014 ke 2015,
IPB
sehingga total realisasi OJK di 2015 mencapai
24 November 2015 Universitas Slamet Riyadi 160
95,81%.
Total 949
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
116
Modul SIKARIN
Pada triwulan IV-2015, OJK melakukan proses Jasa Keuangan (IJK). Sebagai tahap awal,
penyempurnaan software Market Surveillance sistem diterapkan pada industri Perusahaan
yang secara realtime terhubung langsung Pembiayaan (PP) dan nantinya akan diperluas
ke Trading System Bursa Efek Indonesia (BEI)/ sebagai pintu masuk tunggal bagi seluruh IJK
Automated Trading System (JATS) melalui jaringan untuk menyampaikan laporan berkala kepada
fiber optic Jaringan Terpadu Pasar Modal (JTPM). OJK. Sistem ini terdiri dari Reporting Gate untuk
Sistem ini diintegrasikan dengan menerapkan pelaporan IJK berbentuk aplikasi web, SIPP Client
parameter alert untuk mengantisipasi pola di sisi pelapor IJK dan SIPP Forum untuk media
pergerakan harga efek yang tidak wajar baik komunikasi online antara OJK dengan Pelapor
secara volume maupun secara value. IJK.
WMI, APERD, Produk Investasi, WPPE dan WPEE) 4.7.2 Penyiapan Gedung Kantor
melalui mekanisme sistem secara online, dimana Regional/OJK
LJK dapat melakukan pemantauan proses
perizinan di OJK secara cepat dan transparan. Fokus bidang kelogistikan dalam periode laporan
Sebagai solusi quick win untuk proses pelayanan terkait dengan penyediaan fasilitas ruang kerja
perizinan di sektor perbankan dan IKNB, OJK terutama ketersediaan gedung kantor di daerah
memiliki aplikasi e-Licensing perbankan dan dan di pusat. OJK telah mempersiapkan kantor
e-Licensing IKNB agar proses pelayanan perizinan dan fasilitasnya di berbagai daerah yang mandiri
secara online sudah dapat dirasakan oleh LJK. yang terletak di beberapa kota antara lain :
Selanjutnya OJK akan menyatukan aplikasi-
1. Kupang
aplikasi tersebut dalam Sistem Perizinan dan
2. Palangkaraya
Registrasi Terintegrasi.
3. Purwokerto
4. Tegal
4.6.8 Pembangunan Aplikasi 5. Ambon
Lainnya 6. D.I Yogyakarta
7. Kediri
1. Pembangunan Sistem Informasi Sumber 8. Lampung
Daya Manusia (SIMFOSIA). 9. Papua
2. Pembangunan Sistem Pelaporan Edukasi 10. Solo
dan Perlindungan Konsumen (PEDULI). 11. Tasikmalaya
3. Pembangunan Sistem Informasi Manajemen 12. Jember
Risiko (SIMARIO). 13. Bengkulu
4. Pembangunan Sistem Pengelolaan Kinerja 14. Makassar
Individu (SIMPEL Modul IKI).
5. Pembangunan E-Licensing Industri Keuangan Selain itu, OJK melakukan penyewaan dan
Non Bank (IKNB) penataan terhadap beberapa kantor OJK di
6. Pembangunan Sistem Informasi Pengawasan daerah antara lain Palu, Kendari (pinjam pakai),
Pasar Modal Terpadu Denpasar, Banjarmasin, Bandung, Jambi, Batam,
Banda Aceh, Semarang, Palembang, Surabaya.
Kantor-kantor di kota tersebut diharapkan dapat
4.7 LOGISTIK dioperasionalisasikan di 2016.
Dalam rangka penyiapan gedung Kantor OJK telah melakukan sosialisasi tahunan
Pusat, Tim Percepatan Penyiapan Gedung kelogistikan dengan mengundang seluruh
Kantor Pusat, Kantor Regional dan Kantor Satker untuk memperdalam pengetahuan
OJK, terus melakukan koordinasi dengan perihal teknis pengadaan barang dan jasa,
Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan teknis pengelolaan dan penatausahaan Barang
dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk di OJK, serta implementasi Sistem Kelogistikan
terus mengupayakan percepatan penyelesaian yaitu Sistem Informasi Penatausahaan Aset
pembangunan gedung Finance Center yang (SISPUAS) dan Sistem Informasi Pengelolaan
akan digunakan OJK sebagai Kantor Pusat. Kendaraan Dinas (SISPANDI).
Selama periode laporan, OJK tengah dalam
proses penyusunan dokumen tender.
MANAJEMEN STRATEGIS
DAN TATA KELOLA
ORGANISASI
119
Pegawai Lainnya Pegawai Penugasan Pegawai Tetap 1. PPKB tingkat Kepala Subbagian batch 1 yang
diikuti oleh 40 peserta;
2. PPKB tingkat Kepala Subbagian batch 2
Seluruh pegawai yang ada telah menempati yang diikuti oleh 32 peserta;
kantor-kantor OJK baik di pusat maupun di 3. PPKB tingkat Kepala Bagian yang diikuti oleh
daerah yang terdiri dari 1 Kantor Pusat, 6 Kantor 46 peserta;
Regional dan 29 Kantor OJK.
1. Penataan Organisasi OJK yang meliputi: perubahan OJK. Kegiatan ini memberikan
knowledge sharing dari narasumber
a. Penetapan penataan organisasi OJK
eksternal dalam mengelola dan memimpin
Institute oleh Dewan Komisioner.
perubahan, mengidentifikasi faktor-faktor
b.
Pembentukan jabatan fungsional yang mendukung/meng hambat proses
bidang Pasar Modal dan Industri perubahan, memberikan arahan/solusi
Keuangan Non Bank. terbaik dalam implementasi perubah an
2. Perubahan pendelegasian wewenang di serta mampu menginspirasi dan menjadi
lingkungan OJK. role model bagi insan OJK di bawah
kepemimpinannya.
3. Perkembangan pelaksanaan implementasi
inisiatif penataan organisasi OJK dengan 2. Penilaian Lomba Budaya OJK
detail sebagai berikut:
Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi
a. Penetapan penataan organisasi kantor pelaksanaan program budaya di masing-
cabang (KR dan KOJK). masing Satker sekaligus menentukan
pemenang pelaksanaan lomba budaya OJK
b. Penetapan penataan organisasi APU-
2015. Kegiatan ini diikuti oleh 17 Satker yang
PPT.
masuk dalam daftar nominasi berdasarkan
c.
Penetapan usulan organisasi hasil onsite monitoring oleh lembaga
pengawasan terintegrasi.
eksternal.
4. Analisis Beban Kerja Dalam Rangka
3. Culture Fair
Penyusunan Formasi Efektif Organisasi dan
Model Kompetensi Teknis Jabatan di OJK. Sebagai puncak acara kegiatan program
perubahan dan budaya OJK, OJK
menyelenggarakan kegiatan Culture Fair
yaitu kegiatan eksibisi yang pertama kali
4.9 MANAJEMEN PERUBAHAN dilaksanakan terkait implementasi program
budaya 2015. Kegiatan ini diikuti oleh
Dalam rangka mempercepat internalisasi
seluruh Satker yang dibagi dalam delapan
nilai budaya kepada seluruh pegawai, selama
bidang dan berfungsi sebagai media
periode triwulan IV-2015, OJK menjalankan
sosialisasi hasil pelaksanaan program kerja
sejumlah program dan kegiatan yang dilakukan
budaya kepada seluruh Insan OJK. Setiap
secara mandiri. Seluruh kegiatan tersebut
bidang menampilkan program budaya
dikategorikan menjadi kegiatan program dan
yang dikemas dalam berbagai macam
pengembangan media komunikasi budaya dan
kegiatan seperti edukasi, sosialisasi, kuis,
perubahan.
dan kegiatan lainnya sesuai tema yang
dipilih oleh masing-masing bidang. Dalam
4.9.1 Program Budaya kegiatan ini juga diumumkan juara OJKway
video making competition.
Kegiatan program budaya dan perubahan yang
dijalankan dalam triwulan IV 2015 adalah: 4. KOJK Head Forum
diberikan insight yang sangat mendalam terbaik di level Satker yang dinilai memiliki
dari narasumber dan praktisi eksternal prestasi kerja terbaik, berperilaku paling
terkait faktor-faktor yang menjadi kunci konsisten terhadap nilai-nilai strategis OJK,
sukses dalam memimpin perubahan serta dan dapat menjadi teladan (role model) bagi
perangkat monitoring untuk mengevaluasi insan OJK lainnya. Setiap peserta bersaing
proses implementasi budaya yang telah untuk mempresentasikan hasil kinerja dan
dilaksanakan. perilaku positif yang telah dilakukannnya di
bidang tugas masing-masing. Selanjutnya,
5. Change Agent Forum II dewan juri yang berasal dari pihak
Kegiatan ini diikuti oleh Change Agent yang independen menentukan satu orang Insan
mewakili Satker. Kegiatan ini dimaksudkan OJK terbaik dari 38 peserta yang mengikuti
untuk meningkatkan kesadaran dan seleksi dimaksud.
pemahaman para peserta terhadap
pentingnya proses transformasi dan
4.9.2 Media Komunikasi Budaya
internalisasi nilai-nilai strategis OJK sebagai
dan Perubahan
ideologi baru yang harus dimiliki oleh setiap
Insan OJK. Dalam kesempatan tersebut,
Terkait dengan media komunikasi program
peserta diberikan pengetahuan untuk
budaya, OJK telah melakukan sejumlah
meningkatkan kemampuan komunikasi
pengembangan dan penyempurnaan media
sebagai agen perubahan, serta pengertian
selama periode laporan, diantaranya:
yang komprehensif tentang fungsi change
agent dalam mengeksekusi program-
1. Penerbitan Majalah Integrasi
program perubahan.
Selama periode laporan, OJK menerbitkan
6. Change Partner Forum II dua edisi Majalah Integrasi yaitu edisi
reguler Oktober 2015 dan edisi khusus HUT
Forum ini didesain sebagai forum evaluasi OJK pada Desember 2015.
para change partner dalam pelaksanaan
program budaya di Satker masing-masing. 2. Pesan Ketua DK dan Pesan ADK
Para change partner yang dianggap sebagai Seperti periode sebelumnya, OJK
motor perubahan memberikan sharing melanjutkan penyebaran Pesan Ketua
pengalaman atas kegiatan budaya yang telah Dewan Komisioner dan Pesan ADK melalui
dilakukannya sepanjang 2015. Selain itu, e-mail blast ke seluruh Insan OJK secara
forum ini juga dimanfaatkan sebagai ajang periodik setiap bulannya.
brainstorming untuk memformulasikan
3. TV Monitor
program budaya yang akan dilaksanakan
OJK juga melakukan penyempurnaan materi
di 2016. Change partner juga dibekali oleh
komunikasi yang disampaikan melalui TV
praktisi komunikasi eksternal mengenai
Monitor, seperti program whistleblowing
bagaimana meningkatkan partisipasi
system yang tengah dikampanyekan oleh
dan keterlibatan seluruh Insan OJK dalam
Satker lain. Selanjutnya, sosialisasi budaya
kegiatan perubahan.
melalui media kampanye TV Monitor
diharapkan dapat diimplementasikan di
7. Pemilihan Insan OJK Terbaik 2015
setiap Satker.
Dalam rangka mewujudkan Insan OJK yang
dapat merepresentasikan lembaga (brand 4. Hymne OJK
ambassador) secara holistik, diselenggarakan Pembuatan Hymne OJK yang bertujuan
pemilihan Insan OJK Terbaik 2015. Setiap untuk meningkatkan kebanggaan dan
Satker mengirimkan satu orang insan OJK keterikatan insan OJK terhadap Lembaga.
LAPORAN TRIWULANAN
OTORITAS JASA KEUANGAN
TRIWULAN IV - 2015
122