Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA DASAR I
“MODULUS YOUNG dan AYUNAN PUNTIR”
Ayunan Puntir
1. Mengukur besar modulus geser berbagai jenis kawat
2. Mencari nilai konstanta puntir kawat logam
B. DASAR TEORI
Modulus Young
Tegangan pada sebuah benda didefinisikan sebagai gaya persatuan luas
penampan benda tersebut. Bila dua buah kawat dari bahan yang sama
namun luas penampangnya berbeda-beda sama-sama diberikan gaya, maka
kedua kawat tersebut tegangan yang berbeda pula. Dimana tegangan
secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐹
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛(𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠) = [𝑁]
𝐴
Dengan F merupakan besarnya gaya dan A adalah luas penampangnya
(Joseph 1978 : 32).
Apabila benda diregangkan melewati bahan elastis maka benda tersebut
akan memasuki daerah plastis yang berarti benda tak lagi akan kepanjang
aslinya bilamana gaya eksternal dihilangkan dari benda, melainkan akan
mengalami deformasi secara permanen seperti sebuah klip kertas yang
dibengkokkan.(Giancoli,2014 : 303).
Regangan adalah perubahan bentuk yang dialami benda dimana dua buah
gaya yang berlawanan arah (menjadi pusat benda) dikenakan pula pada
ujung benda. Makin besar tegangan suatu benda maka semakin pula besar
regangannya. Secara sistematis regangan dirumuskan sebagai berikut
∆𝐿
𝑒=
𝐿𝑖
Dengan e merupakan regangan (strain) , ∆𝐿adalah pertambahan panjang
(m) dan Li adalah panjang mula-mula benda tersebut. (Trippler.1998 : 8)
Ada benda yang sangat mudah diubah-ubah panjangnya, dan ada yang
sangat sulit diubah panjangnya. Benda yang bentuknya mudah diubah oleh
gaya dikatakan lebih elastis. Untuk membedakan bahan berdasarkan
keelastisannya, maka didefinsikan besaran yang namanya modulus
Young. (Abdullah, 2016 : 704).
Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan yang dialami oleh
suatu benda dengan regangannya. Secara sistematis, Modulus Youg atau
Modulus Elastis dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑠𝑡𝑟𝑒𝑠𝑠 𝐹/𝐴
𝐸= = [𝑁/𝑚2 ]
𝑠𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 ∆𝐿/𝐿𝑖
Dengan F adalah gaya luar yang diberikan pada benda [N], A luas
penampang lintang benda [m2], ∆𝐿 adalah perubahan panjang [m] dan Li
panjang mula=mula [m].
Ayunan Puntir
Semua benda memiliki elastisitas, termasuk logam. Namun logam
memiliki eleastisitas yang kecil, namun suatu elastisitas logam dapat
diamati dengan cara ayunan puntir. Ayunan puntir adalah bila mana suatu
piringan digantungkan pada bidang horizontal lalu diberi simpangan sudut
akan terjadi gerakan osilasi. Periode sebuah gerak osilasi system
memenuhi :
𝐼
𝑇 = 2𝜋√ [𝑠]
𝑘
Dimana I adalah momen inersia [kg.m2] dan k adalah konstanta puntir
[N.m]. Konstanta puntir merupakan sebuah tetapan harga untuk suatu
logam yang dapat dipuntir sampai batas maksimal elastisitasnya.
Sedangkan modulus geser merupakan beda panjang suatu logam sebelum
dan setelah dipuntir. Hubungan antara konstanta puntir dan modulus geser
(M) [N.m2] dinyatakan dalam persamaan :
𝜋𝑅 4
𝑘= 𝑀[𝑁. 𝑚2 ]
2𝐿
Dengan L adalah panjang kawat [m] dan R jsri-jari kawat [m].
4.
Mistar
5. Dial Gauge
6. Waterpass
7. Beban
8. Alas Statif
Ayunan Puntir
NO. GAMBAR NAMA ALAT DAN BAHAN
1. Cakram Logam
2. Kawat Tembaga
3. Statif Dinding
4. Mistar
5. Stopwatch
6. Mikrometer Sekrup
7. Busur
D. LANGKAH KERJA
Modulus Young
Percobaan 1 : Metode Pelenturan Tengah
1. Siapkan semua peralatan.
6. Gantungkan beban sebesar 150 g dan catat perubahan jarak lentur (𝛿) pada
dial gauge
1. Susun alat seperti percobaan 1, namun kali ini dekatkan jarak antar
penyangga di satu ujung, dan letakkan dial gauge disamping penyangga
sejauh 15cm
2. Letakkan beban sebesar 250 g
4. Dengan beban yang sama namun jarak yang berubah, catat hasilnya pada
data percobaan
Ayunan Puntir
Ayunan Puntir
No. Jenis Kawat Panjang Besar Diameter Waktu 5x
(m) Sudut Kawat (m) Ayunan
1 Tembaga 20 x 10-2 150 0.15 x 10-3 40.21
2 Tembaga 20 x 10-2 200 0.15 x 10-3 41
3 Tembaga 20 x 10-2 300 0.15 x 10-3 42
4 Tembaga 30 x 10-2 150 0.15 x 10-3 47
5 Tembaga 30 x 10-2 200 0.15 x 10-3 48
6 Tembaga 30 x 10-2 300 0.15 x 10-3 49
7 Tembaga 35 x 10-2 150 0.15 x 10-3 50
8 Tembaga 35 x 10-2 200 0.15 x 10-3 51
9 Tembaga 35 x 10-2 300 0.15 x 10-3 52
F. PENGOLAHAN DATA
Modulus Young (Pelenturan Tengah)
1 𝑃𝐿3
𝛿=
4 𝑏𝑑 3 𝐸
𝛿 = Jarak Lentur (m)
P = Berat beban (kg)
L = Panjang batang antara 2 tumpuan (m)
b = Lebar batang (m)
d = Tebal batang (m)
E = Modulus Young (N/m2)
1. P = 150 x 10-3 ; 𝛿 = 8 x 10-3 ; L = 300 x 10-3
1 𝑃𝐿3
𝛿=
4 𝑏𝑑 3 𝐸
−3
1 150 𝑥 10−3 𝑥 (300 𝑥 10−3 )3
8 𝑥 10 =
4 3.5 𝑥 10−2 𝑥 (2.65 𝑥 10−2 )3 𝐸
1 150 𝑥 10−3 𝑥 27 𝑥 10−3
8 𝑥 10−3 =
4 3.5 𝑥 10−2 𝑥 18.6 𝑥 10−6 𝐸
−3
1 4050 𝑥 10−6
8 𝑥 10 =
4 65.1 𝑥 10−8 𝐸
4050 𝑥 10−6
8 𝑥 10−3 =
260.4 𝑥 10−8 𝐸
20.832 𝑥 10 𝐸 = 4050 𝑥 10−6
−9
4050 𝑥 10−6
𝐸= = 194 𝑥 103 𝑁/𝑚2
20.832 𝑥 10−9
5400 𝑥 10−6
𝐸= = 88.2 𝑥 103 𝑁/𝑚2
61.2 𝑥 10−9
6750 𝑥 10−6
𝐸= = 48.9 𝑥 103 𝑁/𝑚2
138 𝑥 10−9
843.75 𝑥 10−6
𝐸= = 3.20 𝑥 103 𝑁/𝑚2
263 𝑥 10−9
2000 𝑥 10−6
𝐸= = 1.26 𝑥 103 𝑁/𝑚2
1578 𝑥 10−9
6750 𝑥 10−6
𝐸= = 4.05 𝑥 103 𝑁/𝑚2
1666 𝑥 10−9
AYUNAN PUNTIR
1. h = 20 cm→ 𝜃 = 15°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 40
𝑇= = = 8 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 7
𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 20 = 27412 x 10-6 gram
𝑚 = 27 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (27 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
𝜋𝑅 2
𝑘= 𝑀
2𝐿
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,2
𝑀= 40 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 0,72 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
2. h = 20 cm → 𝜃 = 20°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 41
𝑇= = = 8,2 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (27 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
𝜋𝑅 2
𝑘= 𝑀
2𝐿
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,2
𝑀= 39 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 0,71 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
3. h = 20 cm → 𝜃 = 35°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 42
𝑇= = = 8,4 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (27 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,2
𝑀= 37 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 0,68 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
4. h = 30 cm → 𝜃 = 15°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 47
𝑇= = = 9.4 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 30 = 41118 x 10- 6 gram
7
𝑚 = 41 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (41 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 446 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 12.16𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
5. h = 30 cm → 𝜃 = 20°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 48
𝑇= = = 9.6 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 30 = 41118 x 10- 6 gram
7
𝑚 = 41 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (41 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 430 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 11.8 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
6. h = 30 cm → 𝜃 = 35°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 49
𝑇= = = 9.8 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 30 = 41118 x 10- 6 gram
7
𝑚 = 41 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (41 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 412 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 11.23 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
7. h = 35 cm → 𝜃 = 15°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 50
𝑇= = = 10 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 35 = 6853 x 10- 6 gram
7
𝑚 = 68 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (68 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 93.86 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 2.56 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
8. h = 35 cm → 𝜃 = 20°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 51
𝑇= = = 10.2 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 35 = 6853 x 10- 6 gram
7
𝑚 = 68 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (68 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 90.21 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 2.46 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
9. h = 35 cm → 𝜃 = 20°
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 52
𝑇= = = 10.4 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
𝑔𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 5
22
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑡 = 8,9 𝑥 𝑥 (7 𝑥 10−3 )2 𝑥 35 = 6853 x 10- 6 gram
7
𝑚 = 68 𝑥 10−6 𝑘𝑔
1
𝐼 = 𝑚𝑅 2
2
1
𝐼 = (68 𝑥 10−6 )(7 𝑥 10−5 )2
2
𝐼
𝑇 = 2𝜋√
𝑘
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 86.90 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 2.37 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
G. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini kita hanya menggunakan batang logam jenis
tembaga, karena waktu yang dibutuhlan dalam praktikum ini terbatas.
Pada praktikum mencari nilai modulus young, dengan logam yang
digunakan sama berarti luas penampangnya sama, namun gaya yang
diberikan berbeda akan mempengaruhi nilai modulus young. Dimana
moulus young berbanding lurus dengan tegangan namun berbanding
terbalik dengan regangan
Dimana pada metode pelenturan tengah kita gunakan jarak antar
penyangga sejauh 30 cm, jarak tidak berubah namun beban yang diberikan
berubah-ubah. Ternyata pada pelenturan tengah ini dipengaruhi oleh berat
beban, panjang batang, lebar dan tebal batang dimana akan menghasilkan
nilai pelenturan dan pada proses akhir kita dapat menemukan nilai
modulus young tersebut. Pada metode pelenturan tengah karena kita
menggunakan batang logam yang sama otomais untuk tebal, dan tebal
batang nilainya tetap, yang menjadi pengaruh lainnya yaitu beban yang
diberikan. Semakin besar suatu beban yang diberikan semakin besar jarak
lenturnya namun semakin kecil nilai modulus youngnya.
Lalu percobaan kedua kita gunakan metode pelenturan ujung
dimana beban yang digunakan besarnya sama namun jarak penyangganya
berubah-ubah. Dimana itu dapat mempengaruhi hasil modulus elastisnya.
Dan hasilnya semakin jauh jarak peneyangga semakin besar jarak
penyangga semakin besar pula jarak lenturnya tapi semakin kecil nilai
modulus elastisnya. (catatan : bahwa terdapat kesalahan pada perhitungan)
Percobaan selanjutnya yaitu mencari konstanta puntir, namun
sebelumnya kita harus mencari nilai periode, lalu inersia benda, lalu
mendapatkan konstanta puntirnya, namun setelah semua telah dicari kita
juga sekaligus dapat menentukan nilai modulus gesernya. Dimana pada
periode kita gunakan persamaan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 getaran.
Semakin besar waktu yang dibutuhkan semakin besar nilai periode,
dalam praktikum ini kita sudah tentukan bahwa getaran harus sampai 5
kali. Untuk inersia karena kita gunakan logam yang sama itu berarti nilai
inersia benda tetap. Dan kita dapatkan konstanta puntir yaitu semakin
besar sebuah periode semakin kecil konstanta puntir. Dari konstanta puntir
kita dapat menentukan modulus geser, dimana jari-jari kawat nilainya
tetap namun panjang kawatnya konstanta puntirnya berbeda. Semakin
besar nilai konstanta puntir semakin kecil nilai modulus geser, namun
semakin besar panjang kawat semakin besar nilai modulus geser. Yang
artinya modulus geser berbanding lurus dengan panjang kawat namun
berbanding terbalik dengan konstanta puntir.
δ vs P
60
50
40
30
δ vs P
20
10
0
150 200 250
2. Pada praktikum ini untuk beban tetap kita hanya lakukan pada metode
pelenturan ujung
No Jarak Lentur (cm) L (cm)
1 101 15
2 606 20
3 640 25
δ vs L
700
600
500
400
300 δ vs L
200
100
0
15 20 25
Percobaan
No Bahan Literatur
Pelenturan Tengah Pelenturan Ujung
1 Tembaga 110 𝑥 109 194 𝑥 103 3.20 𝑥 109
2 Tembaga 110 𝑥 109 88.2 𝑥 103 1.26 𝑥 109
3 Tembaga 110 𝑥 109 48.9 𝑥 103 4.05 𝑥 109
∑𝐸 110 𝑥 109 110 𝑥 103 2.83 𝑥 109
Ayunan Puntir
1. Grafik Periode kuadrat terhadap momen inersia
No 𝑇2 I
64 661.5 𝑥 10−16
1
67.24 661.5 𝑥 10−16
2
70.56 661.5 𝑥 10−16
3
88.36 1004,5 𝑥 10−16
4
92.16 1004,5 𝑥 10−16
5
96.04 1004,5 𝑥 10−16
6
100 238 𝑥 10−16
7
104.04 238 𝑥 10−16
8
108.16 238 𝑥 10−16
9
T^2 vs I
250
200
150
T^2 vs I
100
50
0
64 67 70 88 92 96 100 104 108
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,2
𝑀= 40 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 0,72 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
2.h = 20 cm → 𝜃 = 20°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,2
𝑀= 39 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 0,71 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
3.h = 20 cm → 𝜃 = 35°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,2
𝑀= 37 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 0,68 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
4.h = 30 cm → 𝜃 = 15°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 446 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 12.16𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
5.h = 30 cm → 𝜃 = 20°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 430 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 11.8 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
6.h = 30 cm → 𝜃 = 35°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 412 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 11.23 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
7.h = 35 cm → 𝜃 = 15°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 93.86 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 2.56 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
8.h = 35 cm → 𝜃 = 20°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 90.21 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 2.46 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
9.h = 35 cm → 𝜃 = 20°
2𝐿
𝑀= 𝑘
𝜋𝑅 2
2 𝑥 0,3
𝑀= 86.90 𝑥 10−15
22 −5 2
7 (7 𝑥 10 )
𝑀 = 2.37 𝑥 10−6 𝑁. 𝑚2
3. Konstanta Puntir
1.h = 20 cm→ 𝜃 = 15°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
3.h = 20 cm → 𝜃 = 35°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
4.h = 30 cm → 𝜃 = 15°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
5.h = 30 cm → 𝜃 = 20°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
6.h = 30 cm → 𝜃 = 35°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
7.h = 35 cm → 𝜃 = 15°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
8.h = 35 cm → 𝜃 = 20°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
9.h = 35 cm → 𝜃 = 20°
𝐼 4 𝜋2
𝑘=
𝑇2
4. Ya, kita dapat menentukan jenis kawat menggunakan cara ini. Jenis kawat
dapat ditentukan setelah kita menemukan massa jenis kawat tersebut
dengan terlebih dahulu menentukan konstanta puntir, periode dan
inersianya
5. Faktor yang dapat menyebabkan kesalahan yaitu kurang ketepatan pada
saat melakukan percobaan, kurang singkronnya ketika memulai
melakukan simpangan dengan stopwatch, kesalahan perhitungan, dan bisa
merusak alat apabila alat tidak digunakan dengan semestinya
6. Bahwa dalam percobaan ayunan puntir ini modulus geser dipengaruhi oleh
periode benda, konstanta puntir dan panjang kawat. Dimana bila semakin
besar periode dan semakin panjang kawat semakin besar nilai modulus
geser, namun semakin kecil konstanta puntirnya
I. Kesimpulan
Modulus Young
1. Bahwa batang logam pun sebenarnya memiliki kelenturan namun
sangat kecil
2. Mendapatkan nilai modulus elastis dengan perbandingan antara
tegangan dengan regangan [E]
3. Elastisitas merupakan sifat yang dimiliki sebuah benda yang elastis
Ayunan Puntir