Anda di halaman 1dari 25

Pendekatan Keperawatan Keluarga

Kelompok 1.

A. Strategi Pendekatan Keluarga


a. Strategi pendekatan keluarga sebagai kontek (family as contex)
· Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua
· Fokus pelayanan keperawatan: individu.
· Individu atau anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi.
· Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan.
b. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Klien (Family as Client)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai klien, yakni:
· Perhatian utama pada keluarga sedangkan individu kedua.
· Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota
keluarga.
· Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada
keluarga secara keseluruhan.
c. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Sistem (Family
as System)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai sistem,
yakni:
· Fokus pada keluarga sebagai klien dan keluarga adalah sistem yang
berinteraksi.
· Pendekatan pada individu sebagai anggota keluarga dan keluarga secara
bersamaan.
· Interaksi antara anggota keluarga menjadi target intervensi keperawatan
(seperti: hubungan orang tua dan anak, antara hirarki orang tua).
d. Strategi Pendekatan Kesehatan Keluarga Sebagai Komponen
Sosial (Family as Component of Society)
Berikut ini merupakan relasional yang menunjang terhadap
kesinambungan pelayanan kesehatan dengan keluarga sebagai komponen
sosial, yakni:
· Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual,
ekonomi, dan kesehatan.
· Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk
sistem yang lebih besar yaitu masyarakat.
· Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan
saling memberi layanan.
e. Lima Pendekatan Promkes ( Similarly, Ewles dan Simnett (1999) ) :
1. Pendekatan medis (preventif)
Pendekatan ini dikonsepkan pada keberadaan penyakit. Hal ini
digunakan untuk mencegah penyakit dan kematian imunisasi.Kegiatan
melalui kampanye media dan edukasi.
Fokus : individu membuat keputusan untuk tetap sehat dengan mencegah
penyakit.
2. Pendekatan Perilaku
Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar
mengadopsi perilaku kesehatan yang yang digunakan dalam pemeliharaan
kesehatan.
Pendekatan ini membuat masyarakat bebas membuat pilihan tentang
perubahan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.
Kegiatan : komunikasi dan konseling.
3. Pendekatan edukasi
Pendekatan ini memfasilitasi proses belajar melalui dialog dan
diskusi dengan mengintegrasikan kehidupan dengan model pendidikan
Taktik yang digunakan ialah : Health Education Authority (HEA), seperti
meningkatkan kepedulian resiko merokok pada ibu hamil.
4. Pendekatan perubahan social.
Pendekatan ini harus menjamin bahwa sehat lebih mudah dicapai
dan mendukung perhatian kesehatan untuk semua.
Fokus tidak merubah perilaku individu tetapi pada pengaruh positif
kesehatan masyarakat.
5. Pendekatan berpusat pada klien
Pendekatan ini berdasar pada hubungan seimbang antara profesi
kesehatan dengan klien Profesi kesehatan memberi bimbingan, dukungan
dan dorongan agar klien dapat membuat pilihan.

Kelompok 2
Teori Sosial Keluarga
Berikut tiga buah teori utama sosial keluarga yang berguna dalam
memahami keluarga dan keperawatan keluarga :
1) Teori struktural fungsional
 Mendefiniskan keluarga sebagai sebuah sistem sosial dan oleh
beberapa ahli keluarga di anggap sebagai bentuk paling awal dari
teori sistem (Broderick, 19991)
 Fokus utamanya adalah bagaimana pola keluarga dikaitkan oleh
lembaga masyarakat lain dan dengan keseluruhan struktur dalam
masyarakat
 Isu utama ahli teori struktural fungsional adalah seberapa baik
struktur keluarga memungkinkan keluarga melaksanakan
fungsinya
 Pendekatan ini menunjukkan keluarga sebagai unit yang terbuka
terhadap pengaruh dari luar
 Kekuatan utama pendekatan struktural fungsional bagi praktik
keperawatan keluarga adalah bahwa pendekatan ini bersifat
komprehensif dan memandang keluarga dalam konteks komunitas
yang lebih luas

2) Teori sistem
 Teori sisem adalah suatu kerangka yang paling berpengaruh dan
produktif
 Sistem terbuka menganti energi dan materi dengan lingkungan
(negentropi) sementara sistem tertutup terpisah dari lingkungan
(entropi)
 Asumsi prespektif sitem yang diterapkan pada sistem keluarga
meliputi :
a. Sistem keluarga lebis besar dan berbeda dari jumlah bagiannya
b. Terdapat hirarki dalam sistem keluarga antara subsistem dan
keluarga serta komunitas
c. Terdapat batasan yaitu tertutup, terbuka, acak
d. Mengalami peningkatan kompleksitas sepanjang waktu
e. Berubah secara konstan sebagai respon dan ketengangan dari
lingkungan
f. Pada sistem keluarga berbentuk sirkulasi
g. Terorganisir dengan individu dalam keluarga dan saling
berketergantungan
Ada 4 kekuatan utama pada kekuatan sistem umum :
1. Teori utama yang mencakup rangkaian fenomena yang luas
2. Teori yang berbasis kontekstual, yang memandang keluarga
dalam konteks suprasistemnya
3. Teori yang berfokus pada interaksi
4. Teori holistik
Dua keterbatasan pemakaian orentasi teoritis ini dalam praktik
keperawatan keluarga :
1. Teori sangat luas, umum dan harus disusun konsep
pedoman praktik yang spesifik di luar teori
2. Pendekatan tidak terlalu membantu
3) Teori perkembangan keluarga
Asumsi dasar model perkembangan meliputi :
a. Tugas berbasis perkembangan terjadi pada periode tertentu
b. Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan mengarah pada
kebahagiaan dan keberhasilan
c. Kegagalan pencapaian mengarah pada ketidakbahagian, penolakan/
kesulitan dalam mencapai tugas selanjutnya
 Seluruh keluarga yang perlu dicapai pada tahap perkembangan
untuk pasangan hetero seksual yang memiliki anak. Tahapan
dimulai dari pernikahan pasangan dan diakhiri dengan
kematian
 Teori perkembangan adalah suatu yang upaya memperluas
kerangka struktural fungsional (analisis berskala besar) dan
intraksi (analisis berskala kecil)
 Teori perkembangan keluarga menjelaskan bagaimana
perubahan atau perkembangan dasar yang terjadi pada manusia
sepanjang waktu. Pencapaian tugas perkembangan membantuk
anggota keluarga mencapai tugas mereka
 Kekuatan utama pendekatan perkembangan yaitu pendekatan
memberikan dasar apa yang akan dialami keluarga pada suatu
periode dalam siklus keperawatan keluarga
 Kelemahannya adalah fakta bahwa model tersebut
dikembangkan pada saat keluarga inti tradisional masih
ditekankan

4) Teori Interaksional Keluarga


3 asumsi yang sangat penting untuk teori simbolik :
a. Manusia melakukan tindakan berdasarkan pada makna hal tersebut
bagi mereka
b. Makna dari tindakan tersebut berasal dari interaksi sosial yang dimiliki
seseorang
c. Makna di tangani dan dimodifikasi melalui sebuah proses interpretasi
yang digunakan seseorang dalam menghadapi sesuatu yang di temui
 Arti tersebut bagi keluarga yaitu anggota keluarga menciptakan
makna guna membantu mereka memahami dunia mereka
 Pendekatan struktural menekankan konsep peran
 Anggota keluarga memainkan peran mereka berdasarkan
harapan yang dipelajari melalui proses sosialisasi

5) Teori Stres Keluarga


 Model stres keluarga terutama berhubungan dengan pelayanan
kesehatan karna pengetahuan penyakit yang berkaitan dengan stres
Asumsi model keperawatan keluarga :
a. Peristiwa yang tidak diharapkan/ tidak direncanakan biasanya
dianggap sebagai peristiwa yang menibulkan stres
b. Peristiwa dalam keluarga
c. Kurangnya pengalaman terdahulu dalam menghadapi peristiwa
yang menimbulkan stres

6) Teori Berubah
 Wright dan leahey (2000) menawarkan sebuah konsep yang
berhubungan dengan teori berubah yang membantu perawat
keluarga dalam melaksanakan praktek
a. Perubahan tergantung pada persepsi terhadap masalah
b. Perubahan ditentukan oleh struktur
c. Perubahan tergantung ruang lingkup
d. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubahan
e. Perubahan tidak terjadii secara sama pada seluruh anggota
keluarga
f. Perubahan terjadi dengan adanya “kesesuaian” antara pemberi
(intervensi) dan perawat dengan struktur biopsikososial-
spiritual anggota keluarga
g. Perubahan terjadi karena banyak penyebab
Kelompok 3
Teori terapi keluarga

A. Tugas Keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotannya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
B. Fungsi Yang Di Jalankan Oleh Keluarga
1. Fungsi pendididkan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.
2. Fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga sehingga saling pengertian
satu sama lain dalam menumbuh keharmonisan dalam keluarga
5. Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lain melalui kepala keluarga menanamkan
keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah
dunia.
6. Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala kelurag mencari
penghasilan mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga
7. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenagkan dalam keluarga seperti acara nonton tv bersama, bercerita
pengalaman masing-masing, dll.
8. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan
sebagi generasi selanjutnya
9. Member kasih saying, perhatian, dan rasa nyaman diantara keluraga serta
membina pendewasaan perhatian keluarga.

C. Disfungsi Keluarga
1. Tidak memiliki satu atau lebih fungsi keluarga
2. Ibu yang terlalu melindungi atau ayah yang tidak di rumah
3. Ayah dan ibu yang terlalu sibuk, pasif
4. Pasangan yang tidak harmonis

1.2 TERAPI KELUARGA

A. Definisi Terapi Keluarga


Suatu cara untuk menata kembali masalah hubungan antar manusia
(Stuart & Sudden).
Merupakan salah satu bentuk psikoterapi kelompok yang berdasarkan
pada kenyataan bahwa manusia adalah mahluk social dan bukan suatu
mahluk yang terisolir.
B. Tujuan Terapi Keluarga
1. Menurunkan konflik kecemasan keluarga
2. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing
anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis
4. Mengembangkan hubungan peran yang sesuai
5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar
anggota keluarga
6. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat
perkembangan keluarga.
C. Manfaat Terapi Keluarga
Bagi klien :
1. Mempercepat proses penyembuhan.
2. Memperbaiki hubungan interpersonal.
3. Menurunkan angka kekambuhan.
Bagi Keluarga :
1. Keluarga mampu meningkatkan pengertian terhadap klien sehingga lebih
dapat menerima, toleran & menghargai klien sebagai manusia.
2. Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses
rehabilitasi
D. Indikasi Terapi Keluarga
1. Konflik perkawinan, sibling konflik
2. Konflik orang tua & anak
3. Proses transisi dlm keluarga ; pasangan baru menikah, kelahiran anak
pertama, anak mulai remaja
4. Tidak ada kemajuan terapi individu
E. PERAN PERAWAT DALAM TERAPI KELUARGA
Untuk peran perawat sendiri dalam terapi keluarga adalah melakukan
asuhan keperawatan yang relevan dimana untuk perawat yang tidak
memiliki sertifikasi dalam melaksanakan terapi adalah memberikan psiko
edukasi pada keluarga sedangkan bagi yang memiliki sertifikasi adalah
memberikan terapi sesuai dengan kondisi pasien. Sementara itu, menurut
Newman intervensi yang dilakuakn perawat mencakup intervensi primer
dan tersier yaitu :
1. mendidik kembali dan mengorientasikan kembali seluruh anggota
keluarga.
2. memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung
klien untuk mencapai tujuan dan usaha untuk berubah
3. mengkoordinasi dan mengintegrasikan sumber pelayanan kesehatan
4. memberi penyuluhan, perawatan di rumah, psiko edukasi,dll
F. Peran Anggota Keluarga Dalam Terapi Keluarga Adalah :
1. Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat
bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya.
2. Tidak merasa takut dan mampu bersikap terbuka
3. Membantu anggota bagaimana memandang orang lain.
4. Tempat bertanya serta pemberi informasi yang mudah dipahami klien.
5. Membangun self esteem.
6. Menurunkan ancaman dengan latar belakang aturan untuk interaksi.
7. Menurunkan ancaman dengan struktur pembahasan yang sistematis.
8. Pendidikan ulang anggota untuk bertanggung jawab.

Kelompok 4
Teori model konseptual

Kelompok 5
Batasan keluarga

Kelompok 6
Tipe dan struktul keluarga
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit kecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes
RI,1988). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,dan
di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Bailon dan Maglaya,1989) Dari dua definisi di atas dapat di
simpulkan bahwa keluarga adalah
a. Unit kecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan pekawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam suatu rumah yangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah keluarga
f. Setiap anggota keluarga memiliki pernan masing-masing.
B. Struktur Keluarga
a. Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
anak,saudara sedarah, dalam berbagai generasidimana
hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,
saudara dalam berbagai generasi dimana hubungan itu
menurut garis keturunan ibu.
b. Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami
dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami
dan lebih dari orang istri
c. Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau
dekat keluarga sedarah suami.
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama
atau dekat dengan sedarah istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari
keluarga suami maupun istri.
d. Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan
paling penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang
peranan paling penting.
c. Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
C. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi. Saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan. Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi juga
mereka mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.

D. Tipe dan Bentuk Keluarga


Berdasarkan sifat anggota keluarga, maka keluarga dibagi dalam
beberapa tipe yaitu:
1. Keluarga inti (nucear family). Adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu,
dan anak-anak.
2. Keluarga besar (extended family). Adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya kakek, nenek, keponakan, saudara, sepupu, paman, bibi,
dan sebagainya.
3. Keluarga berantai ( serial family). Adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan keluarga inti.
4. Keluarga duda-janda.(singel family). Adalah keluarga yang terjadi krena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi ( composite). Adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga kabitas ( cahabitation ). Adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
B. FUNGSI POKOK KELUARGA

Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang


harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :

1. Fungsi biologis

a. Untuk meneruskan keturunan.


b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan Identitas anggota keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

a. Membina sosialisasi pada anak.


b. Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan


keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.

5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ahli lain
membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :

1. Fungsi Pendidikan : Dalam hal ini tugas keluarga adalah


mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak : Tugas keluarga dalam
menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang
baik.
3. Fungsi Perlindungan: Tugas keluarga dalam hal ini adalah
melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa
aman.
4. Fungsi Perasaan : Tugas keluarga dalam hal ini adalah
menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga
saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius : Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluarga untuk meyakinkan bahwa ada kehidupan lain
setelah dunia ini.

6. Fungsi Ekonomis Tugas kepala keluarga


dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk
mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergike
tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan
cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing,
dsb.
8. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.

Kelompok 7
Tugas keluarga di bidang kesehatan
B. lima tugas keluarga

1. Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang tidak boleh di


abaikan, karna kesehatan berperan penting dalam keluarga

2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga

Adapun klarifikasi nya adalah :

a. Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ..??

b. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di hadapi salah
satu anggota keluarga ….??

c. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di lakukan terhadap salah
satu anggota keluarga nya ..?

d. Apakah kepala keluarga percaya pada petugas kesehatan ..?

e. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas kesehatan


..?

3. Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit

Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan keluarga
(friedman,1998)

Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam


mengatasi masalah keperawatan keluarga,
Untuk mengetahui yang dapat di kaji yaitu :

a. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien ..?

b. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang di


perlukan pasien ..?

c. Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien ..?

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

a. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang di miliki di sekitar lingkungan rumah

b. Pengetahuan tentang penting nya sanitasi lingkungan dan manfaat nya

c. Kebersamaan dalam meningkat kan dan memelihara lingkngan rumah yang


menunjang kesehatan

5. Menggunakan pelayanan kesehatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan


yang perlu di kaji tentang :

a. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat di jangkau keluarga

b. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan

c. Kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada

d. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

C. Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :

1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk


mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk


memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)


adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga di bidang kesehatan.

Kelompok 8
Tahap perkembangan keluarga
Pada dasarnya perkembangan sebuah keluarga melalui 8 tahap, sebagai
berikut :

1. Stage 1 : Beggining family/keluarga baru


Sebuah keluarga dimulai pada saat seseorang laki-laki dan
seorang perempuan membentuk keluarga melalui proses
perkawinan.
2. Stage 2 : Childbearing Family/ keluarga dengan kelahiran anak
pertama
Keluarga baru yang sudah terbentuk, akan mulai
mengalami perubahan ketika sudah terjadi kehamilan
pertama
3. Stage 3 : Family with preschoolers/ keluarga dengan usia anak
prasekolah
Tahap ketiga sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama
melewati usia 2.5 tahun dan berakhir saat ia berusia 5
tahun. Pada rentang waktu sekitar 2,5 tahun ini, ada hal
yang spesifik pada sebuah keluarga. Anak pertama mereka
sudah mulai menjadi balita yang mungil, imut dan lucu
dengan segala tingkah polanya. Orang tua bertugas dalam
perkembangan memenuhi kebutuhan anggota keluarga
seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman,
membantu anak dalam bersosialiasi, beradaptasi dengan
anak baru lahir, mempertahankan hubungan yang sehat
dan baik dalam keluarga maupun masyarakat, kegiatan
dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
4. Stage 4 : Family with school-age children/keluarga dengan anak
sekolah
Tahap keempat dalam kehidupan keluarga dimulai ketika
anak pertama mulai berumur 6 tahun, berakhir pada saat
anak umur 12 tahun. Anak pertama mulai masuk sekolah
dasar, maka orang tua harus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan anak pada usia sekolah tersebut. Orang tua
bertugas dalam perkembangan anak sebagai untuk
membantu sosialiasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan, memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan
semakin meningkat.
5. Stage 5 : Family with teenagers/ keluarga dengan anak remaja
Tahap kelima kehidupan sebuah keluarga dimulai ketika
anak pertama mencapai umur 13 tahun, berlangsung
sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika anak pertama
berumur 19 atau 20 tahun. Suasana keluaraga kembali
berubah karena mulai ada anak usia remaja diantara
mereka, dimana pada tahap sebelumnya belum ada. Orang
tua harus kembali belajar, bagaimana mendidik anak
remaja. Pada saat yang sama, bisa jadi mereka masih tetap
harus mendidik anak-anak lain yang masih sekolah di SD
dan TK. Pada tahap kelima ini orang tua harus mulai
memberikan tanggung jawab serta pendidikan yang lebih
baik guna mempersiapkan anak mencapai kedewasaan
baik secara biologis maupun fisiologis, memberikan
kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak
dan orang tua.
6. Stage 6 : Launching Family/ keluarga dengan anak dewasa
Tahap keenam dimulai sejak anak pertama meninggalkan
rumah berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah sehingga rumah menjadi kosong. Maka disebut
sebagai launching family karena ada peristiwa
“Pelepasan” anak meninggalkan rumah induk. Lama nya
tahap ini tergantung jumlah anak dan ada tidak nya anak
yang belum berkeluarga serta tetap tinggal dengan orang
tua.
7. Stage 7 : Middleage Family/ keluarga usia pertengahan
Tahap ketujuh dalam kehidupan sebuah keluarga dimulai
saat anak yang terakhir dengan meninggalkan rumah dan
tahap ini berakhir saat masa pensiun kerja atau salah satu
dari suami atau istri meninggal dunia. Pada tahap
sebelumnya, masih ada anak yang ikut bersama orang tua,
pada tahap ini sudah tidak ada lagi anak yang tinngal
bersama mereka.
8. Stage 8 : Aging Family/ keluarga usia lanjut
Tahap kedelapan yang menjadi tahap terakhir dari
perjalanan sebuah keluarga, dimulai ketika salahsatu dari
suami dan istri atau keduanya sudah mulai pensiun kerja,
sampai salah satu atau keduanya meninggal dunia.

Siklus yang berulang


Sebuah keluarga memulai tahap pertama dari dua orang saja, yaitu seorang
suami dan seorang istri dan akan mengakhir tahap kehidupannya dengan dua
orang saja, yaitu seorang suami dan istri, seperti tahap pertama saat mereka
memulai. Bahkan jika ditarik dari kondisi sebelum menikah, maka situasinya pun
berulang.
Dari seorang lajang, kemudian memiliki pasangan setelah menikah, lalu
berkembang beranak pinak, bermenantu dan bercucu namun akhirnya kembali
tinngal berdua saja, dan saat pasangan meninggal tinggal sendiri lagi, dan
akhirnya ia pun mati. Sebuah siklus yang berulang dan akan terjadi pada semua
manusia dan semua keluarga., walaupun kisah hidup dan dinamikanya bisa
berbeda-berbeda. Sebab ada yang tidak menikah seumur hidupnya, atau menikah
beberapa kali dalam rentang kehidupannya. Selalu ada dinamika pada setiap
keluarga.
Coba perhatikan keluarga anda, sudah sampai tahap ke berapa?

Kelompok 9
Kemandirian keluarga dan kesejahteraan keluarga
1. Pengertian Kemandirian Keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinan,
membina meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan
mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan
kesadaran dan tanggung jawab. Secara singkat kemandirian mengandung
pengertian suatu keadaan dimana seseorang memiliki hasrat bersaing
untuk maju demi kebaikannya mampu mengambil keputusan dan inisiatif
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dan
mengerjakan tugas tugasnya serta bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukan.
Menurut Makhfudli (2009:188), ada beberapa kriteria kemandirian
keluarga berdasarkan tingkat kemandirian , diantaranya :
1) menerima petugas kesehatan,
2) menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga ,
3) keluarga tahu dan dapat mengungkapan masalah kesehatannya dengan
benar,
4) kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai anjuran ,
5) melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran ,
6) melakukan tindakan pencegahan secara aktif , dan
7) keluarga mampu melakukan tindakan promotif secara aktif.

Menurut Friedman (1998) dalam Zulfitri (2012) menyatakan


bahwa apabila 5 tugas kesehatan keluarga terpenuhi, maka keluarga
tersebut sudah menunjukan kemandirian keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan pada anggota keluarganya, meliputi: pertama,
keluarga diharapkan mampu mengenal berbagai masalah kesehatan yang
dialami oleh seluruh anggota keluarga. Kedua, keluarga mampu
memutuskan tindakan keperawatan yang tepat dalam mengatasi berbagai
masalah kesehatan yang dialami oleh seluruh anggota keluarga. Ketiga,
keluarga mampu melakukan perawatan yang tepat sehari- hari dirumah.
Keempat, keluarga dapat menciptakan dan memodifikasi lingkungan
rumah yang dapat mendukung dan meningkatkan kesehatan seluruh
anggota keluarganya. Kelima , adalah keluarga diharapkan mampu
memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengontrol kesehatan dan
mengobati masalah kesehatan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
keluarga.

2. Pengertian Keluarga Sejahtera


Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat,
dan tentram”.(Depdiknas,2001:1011)
“Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan
perkawinan yang sah, mampu memnuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki kehidupan
yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1994:5)
Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja,
melainkan juga harus keseluruan sesuai ketentraman yang berarti dengan
itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.
Indikator dan kriteria keluarga sejahtera yang ditetapkan adalah sebagai
berikut
1) Keluarga Pra Sejahtera
Adalah yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5
kebutuhan dasarnya (basic needs). sebagai keluarga sejahtera I, seperti
kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan
kesehatan.
2) Keluarga Sejahtera Tahap I
Adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhsan
dasarnya secara minimal yaitu :
a. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh massing masing anggota
keluarga.
b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau
lebih
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk dirumah,
bekerja/sekolah dan bepergian
d. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah
e. Bila anak sakit atau pasangan usia subut ingin ber-KB dibawa ke
sarana/petugas kesehatan.
3) Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi keriteria
keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 6
sampai 14 yaitu :
a. Anggota keluarga melaksanaan ibadah secara teratur
b. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur
lauk pauk.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru
per-tahun
d. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni
rumah
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat
f. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun
keatas mempunyai penghasilan tetap.
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca
tulisan latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah saat ini.
4) Keluarga Sejahtera Tahap III
yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula
memenuhi syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu:
a. Mempuanyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama
b. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan
keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling 1 kali sehari dan kesempatan itu
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya
e. mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan
f. dapat memperoleh berita dari surat kabar/tv/majalah
g. anggota keluarga mampu mengunakan sarana transportasi yang sesuai
dengan kondisi daerah setempat
5) keluarga sejahtera tahap III plus
keluarga yang dapat memenuhi kriteria 1 sampai 21 dan dapat pula
memenuhi kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu
a. secara teratur atau pada waktu tertentu dengan suka rela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi
b. kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat
6) keluarga miskin
adalah keluarga pra sejahtera alasan ekonomi dan KS-1 karena alsan
ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator yang
meliputi:
a. paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor
b. setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang
satu stel pakaian baru
c. luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap penghuni
7) keluarga miskin sekali
adalah keluarga pra sejahtera alasan ekonomi dan KS – 1 karena alasan
ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator yang
meliputi :
a. pola umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih
b. anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk di rumah bekerja/
sekolah berpergian
c. bagian lantai yang terluas dari tanah
3. Pengambilan Keputusan dalam Keperawatan Keluarga
Anggota keluarga cenderung untuk menspesialisasi dirinya pada produk
yang mereka minati atau produk dimana mereka dianggap ahli. Setiap
keluarga biasanya mempunyai struktur peranan yang berbeda dalam
menangani beberapa pengambilan keputusan. Namun demikian, secara
garis besar, Davis dan Rigaux telah mengidentifikasikan bahwa struktur
pengambilan keputusan dalam keluarga dapat dikelompokkan menjadi
empat macam:
1. Wife dominat decision yaitu tipe keputusan yang sebagian besar
diwamai oleh pengaruh pihak istri daripada pengaruh anggota keluarga
lairmya.
2. Husband dominat decision yaitii tipe keputusan yang sebagian besar
diwamai oleh pengaruh pihak suami daripada pengaruh anggota keluarga
lainnya.
3. Syncratic decision yaitu tipe keputusan yang merupakan hasil
kesepakatan dari suami dan istri. Dalam bentuk keputusan ini pengaruh
suami dan istri adalah seimbang.
4. Autonomic decision. Tipe keputusan ini terjadi jika masing-masing
suami dan istri secara individual bertanggung jawab untuk mengambil
keputusan sesuai dengan nilai tradisionalnya.

Kelompok 10
Trend dan isue
A. Permasalahan mengenai tren dan isu keperawatan keluarga di Indonesia
1. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat tersaing secara
global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus dinegara
kita.
2. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para
tenaga kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat
pasif.
4. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya disarana.
5. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
6. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
7. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat sistem
yang belum berkembang.
8. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun
telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum
disosialisasikan secara umum.
9. Geografis indonesia yang sangat luas namun belum ditunjang dengan
fasilitas transportasi yang cukup.
10. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
11. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
12. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
13. Rasio pengajar dan mahasiswa tidak seimbang.
14. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga
kurang.

Anda mungkin juga menyukai