Kelompok 1.
Kelompok 2
Teori Sosial Keluarga
Berikut tiga buah teori utama sosial keluarga yang berguna dalam
memahami keluarga dan keperawatan keluarga :
1) Teori struktural fungsional
Mendefiniskan keluarga sebagai sebuah sistem sosial dan oleh
beberapa ahli keluarga di anggap sebagai bentuk paling awal dari
teori sistem (Broderick, 19991)
Fokus utamanya adalah bagaimana pola keluarga dikaitkan oleh
lembaga masyarakat lain dan dengan keseluruhan struktur dalam
masyarakat
Isu utama ahli teori struktural fungsional adalah seberapa baik
struktur keluarga memungkinkan keluarga melaksanakan
fungsinya
Pendekatan ini menunjukkan keluarga sebagai unit yang terbuka
terhadap pengaruh dari luar
Kekuatan utama pendekatan struktural fungsional bagi praktik
keperawatan keluarga adalah bahwa pendekatan ini bersifat
komprehensif dan memandang keluarga dalam konteks komunitas
yang lebih luas
2) Teori sistem
Teori sisem adalah suatu kerangka yang paling berpengaruh dan
produktif
Sistem terbuka menganti energi dan materi dengan lingkungan
(negentropi) sementara sistem tertutup terpisah dari lingkungan
(entropi)
Asumsi prespektif sitem yang diterapkan pada sistem keluarga
meliputi :
a. Sistem keluarga lebis besar dan berbeda dari jumlah bagiannya
b. Terdapat hirarki dalam sistem keluarga antara subsistem dan
keluarga serta komunitas
c. Terdapat batasan yaitu tertutup, terbuka, acak
d. Mengalami peningkatan kompleksitas sepanjang waktu
e. Berubah secara konstan sebagai respon dan ketengangan dari
lingkungan
f. Pada sistem keluarga berbentuk sirkulasi
g. Terorganisir dengan individu dalam keluarga dan saling
berketergantungan
Ada 4 kekuatan utama pada kekuatan sistem umum :
1. Teori utama yang mencakup rangkaian fenomena yang luas
2. Teori yang berbasis kontekstual, yang memandang keluarga
dalam konteks suprasistemnya
3. Teori yang berfokus pada interaksi
4. Teori holistik
Dua keterbatasan pemakaian orentasi teoritis ini dalam praktik
keperawatan keluarga :
1. Teori sangat luas, umum dan harus disusun konsep
pedoman praktik yang spesifik di luar teori
2. Pendekatan tidak terlalu membantu
3) Teori perkembangan keluarga
Asumsi dasar model perkembangan meliputi :
a. Tugas berbasis perkembangan terjadi pada periode tertentu
b. Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan mengarah pada
kebahagiaan dan keberhasilan
c. Kegagalan pencapaian mengarah pada ketidakbahagian, penolakan/
kesulitan dalam mencapai tugas selanjutnya
Seluruh keluarga yang perlu dicapai pada tahap perkembangan
untuk pasangan hetero seksual yang memiliki anak. Tahapan
dimulai dari pernikahan pasangan dan diakhiri dengan
kematian
Teori perkembangan adalah suatu yang upaya memperluas
kerangka struktural fungsional (analisis berskala besar) dan
intraksi (analisis berskala kecil)
Teori perkembangan keluarga menjelaskan bagaimana
perubahan atau perkembangan dasar yang terjadi pada manusia
sepanjang waktu. Pencapaian tugas perkembangan membantuk
anggota keluarga mencapai tugas mereka
Kekuatan utama pendekatan perkembangan yaitu pendekatan
memberikan dasar apa yang akan dialami keluarga pada suatu
periode dalam siklus keperawatan keluarga
Kelemahannya adalah fakta bahwa model tersebut
dikembangkan pada saat keluarga inti tradisional masih
ditekankan
6) Teori Berubah
Wright dan leahey (2000) menawarkan sebuah konsep yang
berhubungan dengan teori berubah yang membantu perawat
keluarga dalam melaksanakan praktek
a. Perubahan tergantung pada persepsi terhadap masalah
b. Perubahan ditentukan oleh struktur
c. Perubahan tergantung ruang lingkup
d. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubahan
e. Perubahan tidak terjadii secara sama pada seluruh anggota
keluarga
f. Perubahan terjadi dengan adanya “kesesuaian” antara pemberi
(intervensi) dan perawat dengan struktur biopsikososial-
spiritual anggota keluarga
g. Perubahan terjadi karena banyak penyebab
Kelompok 3
Teori terapi keluarga
A. Tugas Keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotannya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
B. Fungsi Yang Di Jalankan Oleh Keluarga
1. Fungsi pendididkan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan
anak.
2. Fungsi sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi
dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga sehingga saling pengertian
satu sama lain dalam menumbuh keharmonisan dalam keluarga
5. Fungsi agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota lain melalui kepala keluarga menanamkan
keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah
dunia.
6. Fungsi ekonomi dilihat dari bagaimana kepala kelurag mencari
penghasilan mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga
7. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang
menyenagkan dalam keluarga seperti acara nonton tv bersama, bercerita
pengalaman masing-masing, dll.
8. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan
sebagi generasi selanjutnya
9. Member kasih saying, perhatian, dan rasa nyaman diantara keluraga serta
membina pendewasaan perhatian keluarga.
C. Disfungsi Keluarga
1. Tidak memiliki satu atau lebih fungsi keluarga
2. Ibu yang terlalu melindungi atau ayah yang tidak di rumah
3. Ayah dan ibu yang terlalu sibuk, pasif
4. Pasangan yang tidak harmonis
Kelompok 4
Teori model konseptual
Kelompok 5
Batasan keluarga
Kelompok 6
Tipe dan struktul keluarga
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit kecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes
RI,1988). Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain,dan
di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Bailon dan Maglaya,1989) Dari dua definisi di atas dapat di
simpulkan bahwa keluarga adalah
a. Unit kecil dari masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan pekawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam suatu rumah yangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah keluarga
f. Setiap anggota keluarga memiliki pernan masing-masing.
B. Struktur Keluarga
a. Berdasarkan garis keturunan
a. Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
anak,saudara sedarah, dalam berbagai generasidimana
hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,
saudara dalam berbagai generasi dimana hubungan itu
menurut garis keturunan ibu.
b. Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami
dan istri.
b. Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami
dan lebih dari orang istri
c. Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau
dekat keluarga sedarah suami.
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama
atau dekat dengan sedarah istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari
keluarga suami maupun istri.
d. Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan
paling penting
b. Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang
peranan paling penting.
c. Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
C. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
a. Terorganisasi. Saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan. Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi juga
mereka mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan. Setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsinya masing-masing.
1. Fungsi biologis
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberikan Identitas anggota keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
4. Fungsi Ekonomi
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Ahli lain
membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
Kelompok 7
Tugas keluarga di bidang kesehatan
B. lima tugas keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga
b. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di hadapi salah
satu anggota keluarga ….??
c. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di lakukan terhadap salah
satu anggota keluarga nya ..?
Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan keluarga
(friedman,1998)
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan
psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Kelompok 8
Tahap perkembangan keluarga
Pada dasarnya perkembangan sebuah keluarga melalui 8 tahap, sebagai
berikut :
Kelompok 9
Kemandirian keluarga dan kesejahteraan keluarga
1. Pengertian Kemandirian Keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian
masyarakat dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinan,
membina meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan
mengembangkan kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan
kesadaran dan tanggung jawab. Secara singkat kemandirian mengandung
pengertian suatu keadaan dimana seseorang memiliki hasrat bersaing
untuk maju demi kebaikannya mampu mengambil keputusan dan inisiatif
untuk mengatasi masalah yang dihadapi, memiliki kepercayaan diri dan
mengerjakan tugas tugasnya serta bertanggung jawab terhadap apa yang
dilakukan.
Menurut Makhfudli (2009:188), ada beberapa kriteria kemandirian
keluarga berdasarkan tingkat kemandirian , diantaranya :
1) menerima petugas kesehatan,
2) menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluarga ,
3) keluarga tahu dan dapat mengungkapan masalah kesehatannya dengan
benar,
4) kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai anjuran ,
5) melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran ,
6) melakukan tindakan pencegahan secara aktif , dan
7) keluarga mampu melakukan tindakan promotif secara aktif.
Kelompok 10
Trend dan isue
A. Permasalahan mengenai tren dan isu keperawatan keluarga di Indonesia
1. Sumber daya tenaga kesehatan yang belum dapat tersaing secara
global serta belum adanya perawat keluarga secara khusus dinegara
kita.
2. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para
tenaga kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat
pasif.
4. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya disarana.
5. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
6. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
7. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat sistem
yang belum berkembang.
8. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun
telah disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum
disosialisasikan secara umum.
9. Geografis indonesia yang sangat luas namun belum ditunjang dengan
fasilitas transportasi yang cukup.
10. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
11. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
12. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga
terbatas.
13. Rasio pengajar dan mahasiswa tidak seimbang.
14. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga
kurang.