Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Bimbingan dan Konseling Dra.Tri Umari, Msi

Bimbingan Konseling Komprehensif

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Januardo Sitorus (1805124796)

Lailatul Khairani (1805110833)

Wiwen Indayani (18051255259)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA sehingga makalah yang berjudul “Bimbingan Konseling Komprehensif” ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, kerjasama,
doa, kritik dan juga saran yang diberikan antar sesama anggota kelompok pada saat
pengerjaan makalah ini sehingga dapat terselesaikan, Karena sesungguhnya tujuan dalam
pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling di Universitas Riau, serta membantu mahasiswa/i atau pembaca
untuk menambah wawasan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dra. Tri
Umari, M.Si dan Bapak Munawir S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu yang memberikan
ilmu dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetaahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pekanbaru, 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI...................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................

1.3 Tujuan..................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................................

2.1 Pengertian BK dan BK Konprehensif....................................................................

2.2 Koponen BK Komprehensif...................................................................................

BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................

3.1 Simpulan................................................................................................................

Daftar Pustaka.............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Program Bimbingan dan Konseling merupakan bagian Integral dari penyelenggaraan


program pendidikan di Sekolah. Namun, program BK memiliki rangkaian kegiatan yang
dirancang secara terorganisir dan diimplementasikan pada naskah akademik yang disususn
oleh organisasi ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia) sebagai payung
organisasi profesi konselor.
Pentingnya program bimbinngan dan konseling setara dengan pentingnya program
pendidikan di sekolah. Program ini bahkan berperan fungsional dalam pengembangan
kompetisi peserta didik secara maksimal dan berkesinambungan.
Hakikat program bimbingan dan konseling komprehensif dalam tatanan reformasi
terlihat sebagai target pengembangan guru, pimpinan sekolah, orangtua, dan masyarakat
sebagai mitra kerja. Ilmu Pengetahuan dan teknologi terus berkembang sesuai dengan
kemajuan zaman, begitu pula dengan bimbingan dan konseling.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan BK dan BK Komprehensif?


2. Apa saja komponen BK Komprehensif?
3. Bagaimana layanan dasar (kurikulum BK Komprehensif)?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui perbedaan BK dan BK Komprehensif.

2. Untuk mengetahui pelayanan apa saja yang diberikan BK komprehensif kepada


klien.

3. Lebih memahami fungsi guru BK didalam kelas.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian BK Komprehensif

Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam
bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,2004). Kamaluddin
.2011.”Bimbingan dan Konseling Sekolah”. Jurnal Pendidikan, vol 17 nomor 4 hal 2.

Bimbingan dan Konseling Komprehensif merupakan sistem kegiatan yang dibuat


guna membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin. Namun
dalam prosesnya, siswa tidak selalu mengalami perkembangan yang baik. Terkadang
sifatnya fluktuatif atau tidak stabil. Oleh karena itu, siswa perlu diberikan layanan
bimbingan dan Konseling yang komprehensif dalam perkembangannya. Bimbingan dan
Konseling Koprehensif diprogramkan bagi seluruh siswa. Artinya, semua peserta didik
wajib mendapatkan layanan bimbingan dan konseling. Nammun, tidak hanya berorientasi
pada peserta didik saja, tetapi semua aspek kehidupan siswa sejak usia dini sampai usia
remaja (SMA/SMK) bahkan sampai pada masyarakat.

Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif berjalan sesuai


dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka kita harus memahami lima premis dasar
bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Gysbergs dan Henderson (2006:28) lima
premis tersebut adalah:
1) Tujuan bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan.
2) Fokus utama layanan bimbingan dan konseling adlah mengawal perkembangan
peserta didik melalui pemenuhan fasilitas peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal.
3) Program bimbingan dan konseling merupakan team building aproach. Artinya,
merupakan suatu tim yang bersifat kolaboratif antarstaf.
4) Program bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses yang tersusun secara
sistematis dan dikemas melalui tahap-tahap perencanaan, desain, implementasi,
evaluasi, dan tindak lanjut.
5) Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh kepemimpinan yang
memiliki visi dan misi yang kuat mengenai bimbingan dan konseling.

2.2. Komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas , dalam empat komponen, yaitu:
(1) kurikulum bimbingan dan konseling,
(2) perencanaan individual,
(3) layanan responsif,
(4) dukungan sistem (Ggybees dan Hendeerson, 2006:139-140).
1. Layanan Dasar (Kurikulum Bimbingan dan Konseling)

Kurikulum bimbingan dan konseling merupakan seperangkat aktivitas yang


dirancang secara sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik yang
mencakup perkembangan akademis, karir, pribadi, dan sosial atau yang disebut dengan
layanan dasar.
Berikut ini adalah strategi yang dilakukan konselor dalam pelaksanaan bimbingan
dan pelayanan dasar yang dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2008-
230);
a) Bimbingan kelas. Merupakan suatu strategi yang digunakan konselor untuk
memberikan ;ayanan kepada peserta didik dengan jelas berinteraksi secara langsung
di dalam kelas.
b) Pelayanan orientasi. Salah satu keguatan konselor dalam membantu peserta didik
agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang baru.
c) Pelayanan informasi. Berupa layanan yang menitikberatkan pada pemberian
informasi kepada peserta didik agar bisa memahami dirinya dan lingkungannya.
d) Bimbingan Kelompok. Merupakan bentuk layanan bimmbingan yang diberikan
kepada kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5-12 peserta didik. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar dapat merespons kebutuhan dan
minatnya.
e) Pelayanan Pengumpulan Data. Berupa layanan yang bermaksud untuk
mengumpulkan berbagai data/informasi mengenai peserta didik secara lengkap dan
komprehensif.

Ruang lingkup yang termasuk dalam ranah layanan dasar sebagai berikut:

a) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan


b) Pengembangan kemampuan individual (problem solving)
c) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau keterampilan
belajar yang efektif
d) Pengembangan prilaku sosial yang bertanggung jaawab
e) Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita
f) Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan pengeembangannya
secara tepat
g) Pengembangan sikap dan kemampuan untuk mencapai keandirian ekonomi
h) Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karir di masa depan
i) Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang dengan
teman sebaya, baik pria atau wanita
j) Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup berkeluarga.

2. Perencanaan Individual

Satu hal yang perlu dilakukan konselor adalah memahami klien/peserta


didik/konseli secara mendalam beserta aspek kepribadiannya melalui berbagai assesmen
dan menyajikan informasi yang akurat tentang petensi diri dan lingkungan serta peluang
yang tersedia sehingga klien dapat :
a. Menganalisis kekuatan dan kelemahannya yang berkaitan dengan potensi, bakat,
minat, kepribadian, dan lingkungannya.
b. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan yang sesuai dengan
dirinya sehingga dapat mengikkuti pendidikan lanjutan dengan suasana yang
kondusif.
c. Mengukur dan menilai ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
d. Mempertimbangkan dan selanjutnya memilih serta menentukan pilihan melalui
keputusan yang tepat dan bijak sehingga apa yang nantinya dilakukan adalah buah
dari perencanaan yang matang.

Fokus pelayanan perencanaan individual adalah berbagi aktivitas yang terarah pada
pengembangan:1.aspek pribadi sosial, 2.aspek akademik, dan 3.aspek karier.

Strategi yang dikembangkan oleh Gysber dan Henderson (2006:75) meliputi:

a. Individual Apprasial, yaitu suatu strategi di mana konselor membantu pesserta didik
untuk dapat menilai dan menafsirkan potensi-potensi yang dimilikinya, minat,
keterampilan, prestasi, dan aspek kepribadiannya.
b. Individual Advisement, strategi yang membantu klien agar dapat menggunakan
segala informasi untuk mengerahkan dirinya sendiri.
c. Transition Plannning, strategi yang dimaksudkan untuk membantu peserta didik
dalam memahami dunia kerja melalui transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja.
d. Follow Up, suatu strategi guna memberikan layanan tindak lanjut melalui berbagai
kumpulan data untuk evaluasi dan perbaikan program mendatang.

3. pelayanan Responsif

Layanan yang harus segera diberikan kepada peserta. Artinya, jangan menunda
memberikan bantuan jika peserta didik memiliki masalah. Ruang lingkup layanan
responsis terdiri dari layanan bidang pribadi, bidang sosial, bidang akademik dan bidang
karier.

a. Bidang Pribadi

1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa


a. Kurang motivasi untuk mempelajari agama
b. Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup
c. Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi Tuhan
d. Masih merasa malas melaksanakan ibadah
e. Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.

2. Peroleh sistem nilai

a. Masih memiliki kebiasaaan berbohong


b. Masih memiliki kebiasaan menyontek
c. Kurang berdisiplin (khususnya memelihara kebersihan).
3. Kemandirian emosional

a. Belum mampu membebaskan diri dari perasaan kekanak-kanakan


b. Belum mampu menghormati prangtua atau orang lain secara ikhlas
c. Masih kurang mampu menghadapi frustasi (stress) secara positif.

4. Pengembangan keterampilan intelektual

a. Masih kurang mampu mengambil keputusan


b. Masih suka melakukan sesuatu tanpa memperhitung baik-buruk, untung-
rugi.

5. Menerima diri dan mengembangkannya secara positif

a. Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri


b. Merasa rendah diri apabila begaul dengan orang lain yang mempunyai
kelebihan.

b. Bidang Sosial

1. Berprilaku sosial yang bertanggung jawab


a. Kurang menyenangi kritikan
b. Kurang memahami tata kerama
c. Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun di
masyarakat.

2. Mencapai hubungan yang lebih maang dengan teman sebaya


a. Merasa malu berteman dengan lawan jenis
b. Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkririk.

3. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga


a. Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan
b. Sikap kurang positif terhadap hidup berkeluarga.

c.Bidang Akademik

1. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik


2. Kurang memahami cara belajar yang efektif
3. Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
4. Kurang memahami cara membaca buku yang efektif
5. Kurang memahami cara membagi waktu belajar
6. Kurang menyenangi pelajaran-pelajaran tertentu.
d.Bidang Karir

1. Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan
minat
2. Kurang mempunyai motivasi untuk mencaari informasi tentang dunia kerja
3. Masih bingung untuk memilih pekerjaan
4. Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat
5. Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah
6. Belum memiki pandangan akan kuliah di mana setelah tamat sekolah.

Layanan responsif juga merupakan layanan yang berssifat kuratif/langsung sehingga


berbagai strategi yang sering digunakan adalah:
1. Konseling individual dan kelompok
2. Referal (alih tangan atau rujukan)
3. Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
4. Kolaborasi dengan pihak luar sekolah
5. Kolaborasi dengan orangtua
6. Konsultasi
7. Konferensi kasus
8. Kunjungan rumah (home visit).

4. Dukungan Sistem

Komponen dukungan sistem mencakup dua bagian, yaitu program bimbingan dan
konseling dan layanan pendukung.

Strategi yang digunakan dalam dukungan sistem ini beerupa:

a. Pengembangan jejaring (networking), yaitu upaya menjalin kerjasama dengan guru,


orangtua, dan masyarakat serta seluruh personil sekolah agar tercipta suasana
kondusif dalam proses pembelajaran dan layanan bimbingan dan konseling.
b. Pengembangan konselor yang meliputi pelatihan-pelatihan yang terkait dengan
bimbingan dan konseling, aktif dalam organisasi seperti ABKIN, aktif dalam
pertemuan ilmiah seperti seminar, eorkshop, dan lain sebagainya (Sugiyo, 2011).
c. Pemberian layanan
1. Konsultasi dengan guru-guru.
2. Menyelenggarakan kerjasama dengan orangtua/masyarakat.
3. Berpartisipasi.
4. Bekerjasama dengan personil sekolah lainnya.
5. Melakukan penelitian
d. Kegiatan Manajemen
1. Pengembangan program
2. Pengembangan staf
- Kepala Sekolah
- Wakasek dengan para PKS ( Pembantu kepala Sekolah)
- Guru mata pelajaran
- Guru bimbingan dan konseling (Konselor)
e. Pemanfaatan sumber daya masyarakat
f. Pengembangan atau penentuan kebijakan.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif merupakan sistem kegiatan yang
dibuat guna membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal
mungkin. Namun dalam prosesnya, siswa tidak selalu mengalami perkembangan
yang baik. Terkadang sifatnya fluktuatif atau tidak stabil. Oleh karena itu, siswa
perlu diberikan layanan bimbingan dan Konseling yang komprehensif dalam
perkembanhannya.
Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif dikemas , dalam empat
komponen, yaitu:
1. kurikulum bimbingan dan konseling
2. perencanaan individual
3. layanan responsive
4. dukungan sistem
DAFTAR PUSTAKA

Rosmawati.2017.Bimbingan Konseling Belajar..Pekanbaru:UR Press.

Sutirna.2012.Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta:CV.ANDI OFFSET.

Kamaluddin .2011.”Bimbingan dan Konseling Sekolah”. Jurnal Pendidikan, vol 17 nomor 4


hal 2.

Kurniawan, Luky.2015.”Pengembangan Program Layanan Bimbingan dan Konseling


Komprehensif Di SMA”.Jurnal Psokolog & Konseling , vol 1 no 1 hal 3.

Purwaningrum, Ribut.2018.”Bimbingan dan Konseling Komprehensif Sebagai Pelayanan


Prima Konselor”.Jurnal Ilmiah Konseling, BK FKIP UTP, Vol 18 (1) ISSN:2086-1906 hal
19.

Anda mungkin juga menyukai