Anda di halaman 1dari 27

Kelompok 2 :

Adinda Shandipa Harinza (191710201012)

Mochamad Amiruddin Salaf (191710201058)

Muhammad Atiq khoiron (191710201089)

1. Tujuan dan fungsi sistem :


A. penyalaan
B. penyaluran
C. pelumasan
D. pendinginan
E. kelistrikan
F. transmisi
G. starting
H. pengisian baterai
I. penerangan

2. Jenis jenis sistem :


A. penyalaan
B. penyaluran
C. pelumasan
D. pendinginan
E. kelistrikan
F. transmisi
G. starting
H. pengisian baterai
I. penerangan

3. mekanisme sistem :
A. penyalaan
B. penyaluran
C. pelumasan
D. pendinginan
E. kelistrikan
F. transmisi
G. starting
H. pengisian baterai
I. penerangan
1.A Tujuan dan fungsi sistem penyalaan

Tujuan Sistem Penyalaan

- Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran
udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar mesin
- Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan petunjuk kerja terbaik dari mesin pada seluruh
kondisi kerja mesin

Fungsi sistem penyalaan


Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk
membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Menyediakan percikan bunga
api listrik pada busi untuk membakar campuran udara atau bahan bakar di dalam ruang bakar
engine pada akhir langkah kompres

2.A jenis jenis sistem penyalaan


a. Sistem pengapian konvensional
b. Sistem Pengapian Transistor
c. Sistem pengapian CDI
d. Sistem pengapian DLI

3.A mekanisme sistem penyalaan


a. Sistem pengapian konvensional

Sistem pengapian konvensional merupakan rangkaian pengapian dengan kinerjanya secara


mekanis, dalam hal melakukan pengubahan tegangan dengan memutuskan arus primer coil
menggunakan kontak pont.Kontak point ini disebut juga sebagai platina karena ujung point ini
berbahan platina. Platina, secara normal akan terhubung dengan massa, tapi apabila kaki platina
terkena cam maka kontak akan terputus. Terputusnya kontak platina ini digunakan untuk
meningkatkan tegangan primer dengan cara induksi elektromagnet.Selain itu, untuk membagi
busi mana yang hidup juga digunakan sistem mekanis dengan menggunakan bantuan rotor dan
distributor. Komponen distributor ini terhubung dengan crankshaft sehingga saat rotor distributor
berputar maka tegangan hasil induksi akan didistribusikan ke semua busi sesuai fairing order.
b. Sistem Pengapian Transistor

Sistem pengapian transistor menjadi skema pengapian dengan komponen elektronika,


namun masih tetap ada beberapa komponen mekanis. Sistem pengapian transistor adalah
rangkaian kelistrikan yanh menggunakan transistor sebagai pemutus arus primer.Secara prinsip,
sistem ini sama seperti sistem konvensional hanya saja ada output kumparan primer coil akan
dihubungkan dengan sebuah transistor selaku saklar elektronik. Sementara untuk membagi
tegangan, komponen distributor tetap disediakan.

Ada dua macam pengapian transistor yakni

 Tipe semi-transistor, masih menggunakan kontak point yang dijadikan pemutus arus basis
pada kaki transistor.
 Tipe fully-transistor, tipe full transistor menggunakan signal generator yang menggantikan
kontak point. Penggunaan signal generator ini tidak menimbulkan gesekan karena bekerja
secara magnetic.

c. Sistem pengapian CDI

Sistem pengapian berikutnya lebih banyak diaplikasikan pada sepeda motor. Pengapian CDI
menggunakan capasitor yang dapat menyimpan dan mengeluarkan semua arusnya dengan cepat.
Cara kerja CDI dimulai ketika magnet menghasilkan arus saat engkol mesin berputar. Arus
yang dihasilkan dalam bentuk AC akan disalurkan kedalam Capasitor unit agar arusnya bisa
diserap. Dilain tempat ada pulser yang akan menentukan timming pengapian berdasakan
kemagnetan.Saat pulser mengirimkan triger maka capasitor akan mengeluarkan (discharge)
seluruh arus listriknya ke coil primer. Didalam coil tegangan listrik diperbesar lagi sehingga
mampu mengeluarkan api pada busi

d. Sistem pengapian DLI

DLI merupakan singkatan dari distributor less ignition. Sistem ini tidak menggunakan
komponen distributor. DLI banyak diaplikasikan pada mobil-mobil modern, biasanya
menggunakan dual coil pack atau single coil pack. Dengan kata lain, setiap busi akan dilayani
oleh sebuah coil, sehingga satu coil hanya akan meningkatkan tegangan untuk satu busi.

Dalam hal ini, pada mesin 4 silinder misalnya maka ada 4 input yang masing-masing akan
memberi perintah kapan coil akan bekerja. Input ini diatur oleh ECM dengan bantuan sensor
CKP, CMP dan beberapa sensor lain.Pada tipe single coil pack maka keberadaan kabel busi juga
ditiadakan karena output coil akan langsung disalurkan melalui per ke busi.

1.B Tujuan dan fungsi sistem penyaluran


Tujuan Sistem penyaluran bahan bakar adalah untuk penyimpanan dan penyuplai bahan
bakar ke silinder mesin dalam bentuk campuran yang mudah terbakar. Fungsi sistem
penyaluran untuk menyimpan bahan bakar secara aman, menyalurkan bahan bakar ke mesin
dan mengkabutkan bahan bakar agar bercampur dengan udara.

2.B Jenis-jenis sistem penyaluran

a. Karburator
b. Injeksi bahan bakar

3.B Mekanisme sistem penyaluran

a. Karburator.
Tenaga motor bensin diperoleh dari pembakaran bahan bakar dan udara didalam silinder.
Udara dan bahan bakar dicampur menurut kondisi tertentu didalam karburator. Untuk
mendapatkan tenga maksimum sebelum memasuki silinder bahan bakar harus bersifat sangat
mudah terbakar.
Banyak jenis karburator yang dapat dipergunakan , masing –masing dengan konstruksi
yang sesuai dengan tujuan penggunaannya , sesuai dengan prestasi mesin yang akan
mempergunakannya , serta sesuai dengan selera atau keinginan perancangnya.
Pada umumnya sebuah karburator dilengkapi dengan choke yaitu sebuah katup udara yang
dipasang diantara saringan udara dan venturi. Katup udara berfungsi membatasi aliran udara
masuk kedalam silinder. Jika katup udara ditutup, aliran udara akan berkurang sehingga dapatlah
diperoleh perbandingan campuran bahan bakar udara yang lebih kaya.
Hal ini terutama diperlukan pada waktu menghidupkan mesin dalam keadaan dingin.
Disamping itu , dalam keadaan tanpa beban dan pada putaran rendah , yaitu pada waktu katup
gas ada pada posisi hampir tertutup, besar kemungkinan bahan bakar tidak mengalir melalui
kerongkongan nosel(venturi). Maka karburator pelu dilengkapi dengan oriffis tanpa beban dan
/atau nosel tanpa beban serta sekrup pengatur.
Dengan sekrup pengatur kita dapat mengatur kecepatan putaran mesin yang sebaik –
baiknya pada keadaan tanpa beban. Karburator mesin kendaraan biasa juga di perlengkapi
dengan pompa akselerasi yaitu sebuah alat untuk memasukan sejumlah bahan bakar tambahan
(untuk memperoleh campuran bahan bakar yang kaya ) pada waktu katup gas dibuka dengan tiba
– tiba, misalnya untuk mempercepat jalanya kendaraan pada waktu hendak menyusul kendaraan
lain, dan seterusnya.
Karburator dengan ruang pelampung merupakan salah satu jenis yang sangat sederhana
jika dipandang dari segi komponennya yang tidak banyak menggunakan bagian yang bergerak,
jadi tidak banyak memerlukan bantalan. Oleh karena itu perawatan mudah dan sangat sederhana.
Namun demikian ada cara lain untuk memasukan bahan bakar ke dalam arus udara itu ,
misalnya dengan menyemprotkan bahan bakar ( dengan tekanan ) kedalam arus udara seperti
yang banyak dipergunakan pada mobil balap, terutama untuk memperoleh daya yang sebesar-
besarnya. Karburator semacam ini dinamaka injection karburator.
Prinsip Kerja Karburator
Karburator bekerja berdasarkan pada hukum bernaulli yang menyatakan jika suatu fluida
dipercepat maka tekanan fluida tersebut akan turun . Untuk mempercepat aliran fluida tersebut
maka didalam karburator di buat venturi yaitu bagian yang menyempit .
Pada saat bekerja tekanan udara didalam saluran udara karburator terutama dibagian venturi
lebih kecil dari pada tekanan udara didalam ruang penampung. Bensin keluar dari rung
pelampung karena adanya perbedaan tekanan tersebut.Untuk lebih jelasnya perinsip kerja
karburator tersebut perhatikan gambar berikut.
Kegunaan perlengkapan dalam karburator.
Perlengkapan karburator terdiri dari :

1. Pengabut.
2. Klep gas.
3. Klep uadara.
4. Klep cuk otomatis.
5. Ruang pelampung.
6. Pengapung.
7. Pemancar utama.
8. Pemancar percepatan.
9. Pemancar penghidup.

Kegunaan perlegkapan dalam karburator.


1. Pengabut
Untuk mempercepat gerakan udara yang masuk kedalam karburator sehingga bahan bakar dan
udara bercampur dengan baik.
2. Klep Gas
Untuk mengatur banyaknya bahan bakar gas yang masuk kedalam slide(mengatur putaran
motor).
3. Klep Udara
Untuk memudahkan menghidupkan saat motor masih dingin yang sulit di start.
4. Klep Cuk Otomatis
Untuk memberi tambahan udara selama klep cuk tertutup sehingga karburator tidak memberikan
tambahan bahan bakar gas yang mengandung campuran pekat.
5. Ruang Pelampung
Untuk persediaan bensin dari karburator.

6. Pengapung
Untuk mengatur tinggi permukaan ( jumlah ) bahan bakar di dalam ruang pengapung yang
bekerja sama dengan jarum pelampung.
7. Jarum pengapung
Untuk mengatur jumlah bahan bakar yang masuk kedalam ruang pengapungan.
8. Pemancar Utama
Untuk memancarkan bahan bakar selama motor berputar cepat agar campuran bahan bakar gas
menjadi sebanding ( tidak terlalu kurus / terlalu gemuk).
9. Pemancar Percepatan
Untuk memancarkan bahan bakjar pada saat perpindahan putaran motor dari lambat kecepat agar
putaran motor menjadi baik.
10. Pemancar Penghidup
Untuk memancarkan bahan bakar selama motor dihidupkan.
Cara pengkaburasian :
· Karburator.
· Injeksi tak langsung.
· Injeksi langsung kedalam silinder.

b. Sistem Injeksi Bahan Bakar


Sistem bahan bakar terdiri dari sistem suplai bahan bakar dan sistem penakar bahan bakar.
Sistem suplai bahan bakar berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke sistem penakar
bahan bakar. Selanjutnya sistem penakar bahan bakar baik yang menggunakan karburator atau
sistem injeksi bahan bakar berfungsi sebagai berikut:
· Penakar jumlah udara dan bahan bakar agar diperoleh campuran udara-bahan bakar yang
dapat dibakar dengan cepat dan sempurna di dalam silinder
· Atomisasi dan penyebar bahan bakar di dalam aliran udara
Dalam hal ini dikenal parameter yang disebut dengan Air-Fuel Ratio (AFR) yaitu
perbandingan jumlah udara terhadap bahan bakar dalam berat. Nilai perbandingan teoritis untuk
proses pembakaran sempurna atau disebut juga dengan AFR stoichiometri untuk motor bensin
sekitar 14,7.
Sistem bahan bakar harus mampu menghasilkan perbandingan udara-bahan bakar yang
dibutuhkan di silinder sesuai dengan kondisi operasi mesin. Sebagai contoh pada waktu start
dingin, dibutuhkan campuran yang kaya bahan bakar. Dalam kondisi mesin masih dingin
otomatis bahan bakar yang menguap hanya sebagian sehingga diperlukan extra bahan bakar
untuk memperoleh campuran yang siap dibakar di dalam silinder.
Macam – Macam Injeksi Bahan Bakar :
1. Injeksi langsung.
2. Injeksi pada mulut pemasukan.
3. Injeksi pada manifol.
Injeksi karburator juga dipergunakan pada mesin pesawat terbang, untuk penerbangan
akrobatik pesawat terbang tidak dapat menggunakan karburator dengan ruang pelampung.
Disamping itu perlu diadakan pencegahan agar uap air didalam udara atmosfer tidak membeku
pada venturi atau katup gas, sebagai akibat menguapnya bahan bakar didalam daerah tersebut.
Pembentukan es pada venturi akan menghambat atau menghalangi masuknya udara sehingga
sangat membahyakan .
Sudah barang tentu injection karburator jauh lebih mahal dari pada karburator yang lajim.
Pemasukan bahan bakar dapat dilakukan di beberapa tempat sesudah (dekat) katup gas, dekat
pada katup isap, tetapi juga dapat disemprotkan kedalam silinder seperti dalam motor diesel .
Karburator pada umumnya dibuat dari bahan alumunium die cast, bentuknya kecil tetapi
mempunyai mekanisme yang rumit, yamg teliti, serta presisi. Kebanyakan orang berpendapat
bahwa karburator adalah untuk membuat uap bensin, padahal bensin menguap dalam silinder.
Jadi karburator adalah alat untuk mencampur bahan bakar dengan udara dengan perbandingan
tertentu secara otomatis.
Pengaturan secara otomatis perlu dilakukan karena pada perubahan kecepatan motor,
perbandingan campuran yang dibutuhkan juga berubah sesuai dengan kebutuhan atau dengan
kata lain perbandingan itu disesuaikan dengan keadaan perjalanan sepeda motor, yang selalu
berubah menurut keadaan lalu lintas dan sebagainya. Bahan bakar dan udara dicampur dalam
bentuk kabut, sehingga bensin dan zat asam dalam udara bisa mengontak dengan baik.
Pada umumnya fungsi karburator adalah :
1. Mengatur perbandingan udar dan bahan bakar.
2. Mengubah campuran bahan bakar dan udara menjadi kabut.
3. Menambah atau mengurangi campuran tersebut sesuai dengan kecepatan dan beban motor
yang berubah-ubah.
Jenis karburator pada sepeda motor ada dua macam yaitu VM type dan CV type. Perbedaan
dari kedua type terletk pada cara kerja dari throttle valve. Jenis VM type adalah throttle grip
yang dipasang pada batang kemudi sebelah kanan, di hubungkan melalui kawat baja (wire).
Kalau pada CV type kontruksinya hampir sama, yaitu menggunakan wire sebagai penarik
throttle valve, waktu throttle grip digerakan diwaktu membuka throttle valve, setelah throttle
valve terbuka, terjadi tekanan pada bawah throttle piston berubah akibat nya throttle piston
bergerak otomatis dengan mengikuti perubahan tekanan . Type CV adalah singkatan dari
constan Vacum dan VW adalah singkatan dari Vertical dan PT MIKUNI.
Dewasa ini sudah banyak kendaraan yang menggunakan sistem injeksi bahan bakar sebagai
pengganti karburator dengan pertimbangan sebagai berikut:
Karburator tidak mampu mengalirkan campuran udara-bahan bakar dengan harga
perbandingan yang sama untuk setiap silinder.
· Uap bahan bakar yang lebih berat daripada udara , akan mengalami kesulitan ketika mengalir
melalui belokan dan sudut-sudut tajam dari saluran isap (intake manifold)
· Dengan sistem injeksi, bahan bakar dapat dikabutkan langsung ke dalam saluran isap, dekat
dengan katup isap
· Lebih presisi dalam mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan sebagai fungsi dari
kondisi operasi mesin yang dideteksi oleh berbagai sensor
Ada dua jenis sistem injeksi bahan bakar untuk motor bensin berdasarkan posisi
injektornya, yaitu:
a. Multipoint fuel-injection atau Port fuel injection (PFI), dimana injektor terletak di atas
lubang isap (intake port) pada setiap silinder.
b. Single-point fuel-injection atau disebut juga Throttle-body fuel injection (TBI), dimana
injektor dipasang sebelum saluran isap yaitu di atas katup throttle.
c. Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik (Electronic Fuel Injection System)
Kelebihan PFI dibandingkan dengan TBI adalah distribusi campuran udara-bahan bakar
yang lebih seragam untuk masing-masing silinder, respon terhadap perubahan posisi throttle
lebih cepat, dan lebih akurat dalam mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai
dengan kondisi operasi.
Dengan demikian prestasi mesin menjadi lebih baik, emisi berkurang, dan pemakaian
bahan bakar lebih irit. Sebaliknya TBI hanya memerlukan lebih sedikit injektor dan sistemnya
lebih sederhana. Dalam sistem ini, distribusi campuran udara-bahan bakar sangat dipengaruhi
oleh desain saluran isap.
Selain itu berdasarkan metoda penyaluran bahan bakar, dikenal juga sistem sebagai berikut:
· Injeksi kontinu atau Continuous Injection System (CIS), dimana bahan bakar diinjeksikan
secara kontinu dengan laju aliran massa yang terkontrol.
· Injeksi tak kontinu, dimana bahan bakar diinjeksikan selama selang waktu tertentu pada saat
diperlukan.
Pada umumnya sistem injeksi bahan bakar dikontrol secara elektronik atau yang kita
kenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI). Sistem ini dikontrol oleh Electronic Control
Module (ECM) atau disebut juga Electronic Control Unit (ECU), yaitu berupa chips yang terdiri
dari microprosessor dan memory yang dipasang ogon boardoh pada mobil. ECU ini menerima
input berupa sinyal-sinyal elektronik dari semua sensor dan memprosesnya untuk menentukan
jumlah bahan bakar yang diperlukan dengan mengatur bukaan katup pada injektor. Tujuan
penggunaan dan pengembangan EFI sampai saat ini adalah untuk memperbaiki prestasi motor
bakar dan mengurangi emisi gas buang.

1.C tujuan dan fungsi sistem pelumasan

Tujuan :
1.Mengurangi gesekan
Gesekan bisa terjadi di antara komponen-komponen motor karena banyaknya sistem yang
bergerak sewaktu beroperasi, mengurangi gesekan yang terjadi bisa menghindari cepatnya aus
pada komponen.
2. Meredam suara
Dua buah benda yang bergesekan akan menimbulkan suara-suara bising selama beroperasi,
dengan adanya minyak pelumas diantara nya maka gesekan dan suara tersebut dapat teredam.
3. Pendingin benda yang bergesekan
Dua benda yang saling bergesekan akan menghasilkan panas, minyak pelumas yang ada di antara
benda yang bergesekan akan membantu mempercepat pendinginan.
4. Merapatkan
Minyak pelumas juga bisa sebagai media perapat, contohnya pada pelumasan pada torak di
dalam silinder.
Fungsi

 Pembersih (Cleaning)
Kotoran atau bram-bram yang timbul akibat gesekan, akan terbawa oleh minyak pelumas
menuju karter yang selanjutnya akan mengendap di bagian bawah carter dan ditangkap oleh
magnet pada dasar carter. Kotoran atau bram yang ikut aliran minyak pelumas akan di saring
di filter oli agar tidak terbawa dan terdistribusi kebagian-bagian mesin yang dapat
mengakibatkan kerusakan/ mengganggu kinerja mesin.
 Perapat (Sealing)
 Minyak pelumas yang terbentuk di bagian-bagian yang presisi dari mesin kendaraan berfungsi
sebagai perapat, yaitu mencegah terjadinya kebocoran gas (blow by gas) misal antara piston
dan dinding silinder.
 untuk mencegah atau mengurangi Gesekan,Persentuhan bidang kerja,Pemanasan yang
berlebihan, Keausan, Karatan, Pengendapan kotoran
 sebagai penghantar panas itu sendiri. Gesekan antar bagian mesin menimbulkan panas
tersendiri, bahkan ruang pembakaran dalam mesin otomotif bisa mencapai suhu melebihi
1000 derajat celcius. Peran oli pelumas dalam hal menghantar panas adalah membuat panas
yang terjadi karena gesekan antar bagian mesin dapat ter-distribusi dan terserap dengan baik,
sehingga proses pendinginan dengan oli (cooling) dapat membantu memperpanjang usia
bagian mesin, dan keseluruhan mesin itu sendiri.

 mencegah timbulnya karat atau corrosive pada bagian bagian mesin, utamanya yang
melakukan putaran kerja pada operasionalnya. Tanpa pelumasan yang baik, bagian mesin
akan menimbun cadangan karat pada permukaan bagian mesin dan menimbulkan kemacetan
pada operasionalnya, dan tentu saja, akan menghambat proses operasional kerja penggunaan
mesin. Pelumasan yang tepat secara berkala sesuai dengan spesifikasi mesin akan mencegah
timbulnya karat atau corrosive pada bagian mesin

3.B jenis jenis sistem pelumasan

Sistem pelumasan dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu :


1.Sistem percik (circulating splash system)
Dalam sistem ini pompa oli mensuplai oli ke panci perecik (splash pan) yang terletak di
bawah poros engkol. Pada saat batang torak berputar sendok (scoop) pada ujung batang terbenam
ke dalam laluan panci perecik untuk mengambil oli. Oli yang terpercik akan melumasi bagian-
bagian yang bergerak di sekitarnya. Bagian lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul
dan dengan gaya beratnya mengalir melalui saluran-saluran oli. Bagian atas silinder, piston dan
pena piston lebih banyak dilumasi oleh kabut dari percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini
ditimbulkan oleh putaran dari batang piston. Sistem percik harus memiliki :
• batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli
• oli yang sesuai untuk percikan yang baik
2.Kombinasi percik dan tekan (internal force feed and splash system)
Sistem ini pompa oli langsung mensuplai oli ke saluran (galeri) utama dalam blok mesin.
Dari galeri utama oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-bantalan utama (main
bearings), bantalan batang piston (connecting rod bearings), bantalan poros kem (cam shaft
bearings), poros lengan penekan (rocker arm shaft), saringan (filter) dan unit pengindera (oil
sending unit). Keluarnya oli dari bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinsing
silinder atas, piston dan pena piston.
3.Sistem tekanan penuh (full internal force feed system)
Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Oli tidak saja ditekan saja ke
crankshat bearing, rocker arm shaft, filter dan sending unit, tetapi oli dialirkan juga oleh pompa
ke bantalan pena piston. Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran dalam batang penggerak
piston. Dinding silinder dan piston dilumasi oleh pengeluaran oli dari bantalan pena piston atau
bantalan batang penggerak piston.

4.Sistem campur (mixing system)


Sistem ini dapat ditemukan terbatas pada kendaraan sepeda motor 2 langkah jenis
scooter. Oli pelumas mesin dicampur bersama bensin di dalam tangki bensin.
5. Sistem pelumasan autolube
Oli samping/campur masuk kedalam ruang engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga
penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini
digunakan pada mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung
dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).

3.C Mekanisme pelumasan

1. Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi sedotan pada
bagian inlet hose oil pump.
2. Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan oleh
pompa.
3. Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
4. Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
5. Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas mesin dan
ke oil jet,
6. Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker arm
selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok silinder.
7. Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian bawah
silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting rod.
8. Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk seperti sekop.
Sehingga ketika poros engkol berputar oli dari karter akan diobrak-abrik oleh weight
balance agar tersebar ke seluruh bagian mesin.
4.A tujuan dan fungsi sistem pendinginan
Tujuan sistem pendingin adalah untuk mencegah suhu yang sangat tinggi (yang
dihasilkan pada proses pembakaran pada silinder), karena suhu yang sangat tinggi tersebut dapat
merusak bagian – bagian dinding silinder, torak, katup, dan bagian motor lainnya, serta
mencegah kerusakan oli pelumas yang melumasi bagian bagian tersebut.

Fungsi
 untuk mengatur suhu mesin agar selalu terjaga pada temperatur 80 - 90 derajat celcius.
Suhu tersebut adalah suhu terbaik untuk mendapatkan hasil campuran udara dan bahan
bakar yang tepat sehingga mesin juga akan menguarkan ternaga maksimal.
 Untuk menyerap panas mesin
Fungsi sistem pendinginan yang pertama adalah untuk menyerap panas pada mesin
yaitu sebagian panas dari mesin yang tidak digunakan untuk dirubah menjadi energi
gerak maka panas tersebut akan diserap oleh sistem pendingin. Bila panas tersebut
tidak diserap maka mesin akan mengalami over heating dan akan mengakibatkan
komponen-komponen mesin dapat rusak.

 Untuk mempertahankan temperatur kerja mesin


Fungsi sistem pendingin yang kedua adalah untuk mempertahankan temperatur kerja
mesin. Temperatur kerja mesin kurang lebih terjadi pada temperatur 80 sampai 90
derajat celcius, pada saat mesin telah mencapai temperatur kerjanya maka kinerja
mesin akan optimal, namun jika termperatur kerja mesin kuran atau terlalu berlebih
maka akan membuat kinerja mesin menjadi kurang, sehingga sistem pendingin ini
akan berfungsi untuk menjaga temperatur mesin pada temperatur kerjanya.

Mesin yang masih dingin (belum mencapai temperatur kerja) maka akan
mengakibatkan kerj mesin yang kurang, terjadi keausan yang berlebih dan terjadi emisi
gas buang yang berlebih. Sedangkan mesin yang terlalu panas (temperatur kerja
berlebihan) maka dapat menyebabkan komponen mesin menjadi cepat rusak karena
pemuaian.

 Untuk mempercepat mesin mencapai temperatur kerja


Fungsi sistem pendingin yang ketiga adalah untuk mempercepat mesin mencapai
temperatur kerjanya. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa kinerja mesin akan
optimal bila mesin bekerja pada temperatur kerjanya. Untuk mempercepat mesin
mencapat temperatur kerjanya maka pada sistem pendingin dilengkapi dengan
komponen thermostat yang salah satu fungsinya untuk mempercepat mesin mencapai
temperatur kerjanya.

4.B jenis jenis sistem pendinginan

 Sistem Pendinginan Udara (Air Cooling System)


 Sistem pendinginan Air (Water Cooling System)
4.C mekanisme sistem pendinginan

https://youtu.be/Sq3_yo7gLFk

1. Sistem Pendinginan Udara (Air Cooling System)


Pada Sistem pendinginan jenis udara, panas yang dihasilkan dari pembakaran gas dalam
ruang bakar dan silinder sebagian dirambatkan keluar dengan menggunakan sirip-sirip pendingin
yang dipasangkan di bagian luar dari silinder dan ruang bakar. Panas yang dihasilkan ini
selanjutnya diserap oleh udara luar yang memiliki temperatur yang jauh lebih rendah daripada
temperatur pada sirip pendingin. Bagian mesin yang memiliki temperatur tinggi memiliki sirip
pendinginan yang lebih panjang daripada sirip pendingin yang terdapat di sekitar silinder yang
bertemperatur lebih rendah. Udara yang berfungsi menyerap panas dari sirip-sirip pendingin
harus berbentuk aliran atau harus mengalir, hal ini dimaksudkan agar temperatur udara sekitar
sirip lebih rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara baik. Untuk menciptakan
keadaan itu maka aliran udara harus dibuat dengan jalan menciptakan gerakan relatif antara sirip
dengan udara. Keadaan ini dapat ditempuh dengan cara menggerakkan sirip pendingin atau
udaranya. Ada dua kemungkinan: apabila sirip pendingin yang digerakkan berarti mesinnya
bergerak seperti mesin -mesin yang dipakai pada sepeda motor secara umum. Untuk mesin-
mesin yang secara konstruksi diam/stasioner dan mesin-mesin yang penempatannya sedemikian
rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran udara, udara yang dibutuhkan diciptakan dengan
cara dihembuskan oleh blower yang dihubungkan langsung dengan poros engkol hasil putaran
akibat langkah kerja siklus motor bakar. Penghembusan udara oleh blower hasil putaran poros
engkol juga akan menciptakan aliran udara yang sebanding dengan kecepatan mesin sehingga
pendinginan sempurna dapat terjadi pada mesin tersebut. (Maleev, 1982)

2. Sistem pendinginan Air (Water Cooling System)


Sistem pendinginan air panas yang berasal dari pembakaran gas dalam ruang bakar dan
silinder sebagian diserap oleh air pendingin yang bersirkulasi melalui dinding silinder dan ruang
bakar. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya mantel air pendingin (water jacket). Panas yang
diserap oleh air pendingin pada mantel-mantel air selanjutnya akan menaikkan temperatur air
pendingin tersebut. Jika air pendingin itu tetap berada pada water jacket maka air itu cenderung
akan mendidih dan menguap. Hal tersebut sangat merugikan, oleh karena itu untuk
menghindarinya air tersebut disirkulasikan. Air yang memiliki temperatur yang masih dingin
dialirkan mengganti air yang memiliki temperatur lebih panas dengan kata lain air yang lebih
panas dialirkan keluar. (Maleev, 1982)

Sistem pendinginan air ada tiga macam yaitu (Hardjosentono et al., 2000):

(a) sistem hopper


Bak air (tangki air) berhubungan dengan ruang, yang disebut ”mantel air”, yang ada di
sekeliling kepala silinder dan silinder liner. Pada sistem hopper terdapat pelampung penunjuk
air. Pelampung ini naik bila air di hopper penuh, dan turun jika air berkurang karena penguapan.
Cara pendinginannya berdasarkan aliran konveksi air, yaitu air di sekitar kepala silinder dan
dinding silinder menjadi panas, sehingga berat jenisnya turun, air lalu naik dan didinginkan di
hopper. Sebaliknya, air yang lebih dingin akan turun ke mantel air.

(b) sistem radiator


Pada sistem ini, air didinginkan dengan kipas angin. Untuk mempercepat pendinginan, air
dilewatkan melalui pipa – pipa air dengan kisi – kisi dari plat tembaga, yang apabila dilihat dari
luar tampak seperti bentuk sarang tawon, yang biasa disebut kondensor. Alat tersebut biasanya
dilengkapi dengan pompa air untuk memperlancar aliran air dari ”radiator” ke mantel air, dan
berputar ke radiator kembali.

(c) sistem dengan tambahan perlengkapan ”thermosyphon”


Pada motor stationer (misalnya rice mill dan huller), biasanya pompa airnya ditambah lagi
perlengkapannya dengan tangki air yang disebut thermosyphon. Pada pendinginan dengan udara,
maka permukaan silinder perlu diperluas dengan sirip – sirip pendingin. Dengan adanya sirip
pendingin, maka panas didistribusikan pada luasan yang lebih besar, agar mudah terjadi
pendinginan. Makin banyak udara yang berhubungan dengan silinder tiap satuan waktu, maka
proses pendinginan akan lebih baik. Untuk kendaraan yang berjalan cepat, pergantian udara akan
berlangsung dengan cepat pula. Tiap – tiap kali ada penggantian udara baru yang mempunyai
kemampuan untuk mendinginkan silinder.

5.A tujuan dan fungsi sistem kelistrikan


1) Tujuan dan Fungsi
Tujuannya adalah untuk menjalan sebuah fungsi pada suatu alat transportasi
misalnya pada mobil.Fungsinya adalah memungkinkan busi bisa menyala sehingga mesin
bensin bisa bekerja sebagai sistem keamanan dan keselamatan mesin dan juga sistem
kelistrikan dapat menambah kenyamanan berkendara.

5.B jenis jenis sistem kelistrikan


 Sistem kelistrikan mesin
 Sistem kelistrikan body

5.C mekanisme sistem kelistrikan


Sistem kelistrikan mesin adalah semua rangkaian kelistrikan yang terdapat pada mesin
mobil. Fungsi sistem kelistrikan mesin adalah untuk membantu kinerja mesin agar lebih
efisien. Contohnya, pada busi. Busi dapat memercikan bunga api karena ada proses
perubahan energi listrik ke energi api. Proses perubahan ini, dilakukan dalam sebuah
rangkaian sistem kelistrikan mesin. Selain busi, ada beberapa point kelistrikan pada mesin
yakni :
a. sistem starter
Sistem starter adalah rangkaian kelistrikan yang berfungsi dalam proses cranking
mesin. Cranking adalah putaran awal yang membuat poros engkol mesin berputar, sehingga
pembakaran pertama mesin bisa terjadi.
c. pengisian
Sistem pengisian adalah rangkaian kelistrikan yang menyediakan suplai arus listrik
untuk sistem kelistrikan mobil. Sistem pengisian mengubah sebagian putaran mesin menjadi
energi listrik melalui sebuah dinamo. Sehingga kebutuhan listrik mobil selalu tersedian
d. sistem pengapian
Sistem pengapian adalah skema kelistrikan untuk membuat busi mengeluarkan percikan
api ketika langkah usaha. Untuk melakukan proses ini, sistem pengapian memanfaatkan
induksi elektromagnetik untuk menaikan tegangan baterai.

b. Sistem kelistrikan body


Sistem kelistrikan body adalah rangkaian kelistrikan yang terdapat pada body kendaraan.
Sistem ini memang terpisah dengan mesin, namun masih memiliki sumber listrik yang
sama. Sistem kelistrikan body juga memiliki beberapa point seperti berikut :
a. sistem penerangan eksterior
Sistem penerangan eksterior berfungsi dalam hal menerangi bagian luar mobil.
Contohnya, lampu head, lampu kabut atau lampu kota.
b. sistem penerangan interior
Sistem penerangan interior berfungsi dalam hal peneranangan kabin mobil.
Contohnya, lampu interior kabin yang bisa dinyalakan secara manual (melalui tombol) atau
otomatia saat membuka pintu mobil.
c. sistem peringatan
Sistem peringatan adalah skema kelistrikan yang akan memberikan tanda atau sinyal
ke pengendara lain. Contohnya lampu sein yang menandakan kendaraan akan berbelok ke
salah satu arah. Lalu lampu rem yang menandakan bahwa kendaraan sedang mengerem dan
contoh lain adalah klakson serta lampu mundur.

6.A tujuan dan fungsi sistem transmisi


Fungsinya adalah berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai
dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan yang umumnya menggunakan perbandingan roda
gigi, untuk mengatur perbedaan putaran antara mesin dengan putaran poros yang keluar dari
transmisi. Pengaturan putaran ini dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak sesuai beban dan
kecepatan kendaraan.
6.B jenis jenis sistem transmisi

 transmisi manual
 transmisi otomatis

6.C mekanisme sistem transmisi

https://youtu.be/WoNoR2ieK8Q

a. Transmisi Manual.
Transmisi manual merupakan salah satu jenis transmisi yang banyak dipergunakan
dengan alasan perawatan yang lebih mudah. Pada tranmisi manual terdiri dari 3 sampai dengan 7
speed per kecepatan. Transmisi manual dan komponen-komponennya merupakan bagian dari
sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi mengatur tingkat
kecepatan dalam proses pemindahan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai atau penggunaan tenaga)
Rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga (Engine) ke sistem pemindah
tenaga, yaitu masuk ke unit kopling (Clutch) diteruskan ke transmisi (Gear Box) ke propeller
shaft dan keroda melalui defrensial (Final Drive). Konsep dasar di atas kemudian dipergunakan
dalam membuat desain transmisi, dimana lengan pengungkit tersebut diterapkan pada diameter
roda gigi. Sehingga transmisi kendaraan juga disebut dengan gear box atau kotak roda gigi,
karena komponen utama transmisi adalah roda gigi.

Transmisi jenis ini dioperasikan oleh pengemudi untuk mengatur perpindahan torsi mesin
menuju transmisi serta pemindah gigi yang dioperasikan menggunakan tangan atau kaki.
a. Transmisi Otomatis

Selain tipe trasmisi manual, juga terdapat transmisi otomatis, pengertian transmisi
otomatis ialah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis, transmisi
yang digunakan ialah transmisi otomatis V-belt “CVT”.

Arti dari CVT ialah sistem transmisi daya dari mesin menuju ban belakang dengan
menggunakan sabuk yang menghubungkan antara primary sliding shave dengan primary vixed
shave menggunakan prinsip gaya gesek “Daryanto, teknik otomotif, 1985”.

a. Tipe Transmisi Semiotomatis

Pengertian transmisi semiotomatis ialah transmisi yang melakukan perpindahan gigit


percepatan tanpa menginjak kopling

7.A tujuan dan fungsi starting system

Fungsinya adalah untuk menghidupkan putaran awal mesin yang menghasilkan putaran
rendah, sehingga mesin dapat hidup
7.B jenis jenis starting system

 Motor starter konvensional


 Motor starter reduksi
 Motor stater planetary gear

7.C mekanisme starting system

https://youtu.be/5sXsyx2leks

a) Motor starter konvensional

Motor starter konvensional merupakan tipe motor starter yang paling sederhana dari segi
komponen dan cara kerjanya. Karena hanya memiliki satu buah gear saja yaitu gigi pinion
(pinion gear) yang akan langsung memutarkan fly wheel saat swtich starter di on kan, pada
motor starter tipe konvensional, gigi pinion ini langsung terhubung dengan poros armature,
sehingga ketika armature berputar maka gigi pinion juga akan langsung memutarkan fly wheel.
Motor stater konvesional tidak dapat digunakan untuk mesin yang berat.
Cara kerja :
1. saat kunci kontak diputar ke posisi start (ST). Pada saat kunci kontak (ignition switch)
diputar ke posisi START maka akan menyebabkan terjadinya aliran arus listrik dari baterai ke
kumparan penarik (pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold-in coil) secara bersamaan.
2. saat gigi pinion (pinion gear) berhubungan/ terkait dengan ring gear. Sesaat setelah
pinion gear masuk dan berkaitan secara penuh dengan ring gear, maka plunyer juga akan tertarik
masuk semakin kedalam, sehingga plat kontak pada bagian ujung plunyer akan menempel
dengan terminal utama solenoid.
3. saat kunci kontak kembali ke posisi ON (IG). Setelah mesin hidup dan berputar secara
otomatis, maka kunci kontak akan dilepas dan kembali ke posisi ON atau IG.
b) Motor starter reduksi

Motor starter tipe reduksi adalah motor starter yang akan meningkatkan momen putar
pada pinion gear dengan mereduksi putaran poros armature melalui susunan roda-roda gigi yang
ada. Pada motor starter tipe reduksi ini terdapat roda-roda gigi yang saling mereduksi sehingga
dapat menurunkan putaran pinion gear, namun begitu, penurunan putaran yang terjadi akan
meningkatkan tenaga putar / momen putar yang lebih besar dibandingkan dengan motor starter
tipe konvensional.
c) Motor stater planetary gear

Motor starter tipe planetary gear adalah tipe motor starter yang menggunakan roda gigi
(gear) yang dibentuk seperti susunan planet pada tata surya.
Roda gigi planetary merupakan roda gigi yang tersusun dari sun gear, planetary gear dan ring
gear. Gear pada poros armature berfungsi sebagai sun gear, kemudian sun gear ini di kelilingi
oleh planetary gear yang akan memutarkan ring gear. Ring gear terhubung langsung dengan
pinion gear.
Fungsi dari planetary gear ini adalah untuk mereduksi putaran poros armature sehingga muncul
momen puntir yang lebih besar. Momen puntir yang besar tadi akan digunakan untuk memutar
fly wheel. Ketika fly wheel berputar lebih cepat, maka putaran pada motor starter juga akan
bertambah.

8.A tujuan dan fungsi sistem pengisian baterai


Tujuan
sebuah kendaraan terdapat sebuah komponen yang berfungsi menyimpan arus listrik
yaitu batere. tapi apa jadinya apabila batere itu kehabisan listrik karena terpakai untuk kepeluan
kendaraan, apakah kita harus mengganti batere setiap batere kehabisan listrik? tentu tidak oleh
karena itu di perlukan sebuah sistem untuk mengisi kembali batere di saat batere telah lemah
atau kosong. Dan sistem ini di sebut sistem pengisian (Charging Syste). Jadi intinya system
pengisian ini bertujuan untuk mengisi kembali batere motor yang telah habis setelah dipakai

Fungsi
Sistem pengisian pada sepeda motor berfungsi untuk mensuplai energi listrik ke
baterai/aki selama mesin hidup dan sebagai sumber energi listrik untuk sistem kelistrikan pada
sepeda motor. Baterai akan dijaga agar selalu dalam kondisi penuh, ketika kapasitas baterai
berkurang sistem pengisian akan mensuplai energi listrik hingga baterai penuh.
Fungsi sistem pengisian ada dua yakni ;
-Menyuplai kebutuhan listrik mobil ketika mesin hidup
-Mengisi daya baterai yang terkuras saat proses starting
8.B jenis jenis sistem pengisian baterai
 Alternator. (AC)
 Generator dinamo. (DC)

8.C mekanisme sistem pengisian baterai

https://youtu.be/fHwTRimrVv4

1. Alternator. (AC)
Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik yang didapatkan dari mesin menjadi
tenaga listrik. Energi mekanik mesin dihubungkan oleh pully yang memutarkan rotor sehingga
membangkitkan arus bolak-balik pada stator yang diubah menjadi arus searah oleh dioda. Bagian
utama dari sebuah Alternator terdiri dari sebuah rotor yang membangkitkan elektromagnetik,
stator yang membangkitkan arus listrik dan dioda yang menyearahkan arus listrik. Sebagai
tambahan terdapat pula brush yang mengalirkan arus ke rotor coil untuk membentuk garis gaya
magnet, bearing untuk memperhalus putaran motor dan fan untuk mendinginkan rotor, stator,
dan dioda. Semua bagian tersebut dipegang oleh front dan rear frame.
2. Generator dinamo. (DC)
Generator DC atau generator arus searah (DC), adalah jenis generator yang dipakai pada
sistem pengisian sepeda motor. Prinsip kerja dari generator DC sama dengan pada motor starter
yang telah di bahas pada bagian motor starter. Dalam hal ini, jika diberikan arus listrik maka
akan berfungsi sebagai motor dan jika diputar oleh gaya luar maka akan berfungsi menjadi
generator. Oleh karena itu, generator tipe ini sering juga disebut dinamo starter atau self starter
dinamo.

1) Cara kerja saat kunci kontak ON dan mesin mati.


Bila kunci kontak diputar ke ON, maka arus field dari baterai akan mengalir ke rotor dan
merangsang rotor coil, pada saat yang sama, arus baterai juga akan mengalir ke lampu pengisian
sehingga lampu akan menyala (ON).
2) Cara kerja saat mesin hidup, kecepatan rendah sampai sedang.
Setelah mesin hidup dan rotor berputar, pada stator coil akan timbul tegangan dan tegangan
sentral dialirkan ke voltage relay sehingga lampu charge akan padam. Pada saat yang sama,
tegangan output bekerja pada voltage regulator. Arus medan (arus field) yang ke rotor dikontrol
dan disesuaikan dengan tegangan yang dikeluarkan yang dikeluarkan terminal B, yang bereaksi
pada voltage regulator. Jadi tergantung pada kondisi plo arus field akan mengalir atau tidak
melalui resistor.
3) Cara kerja saat mesin hidup pada kecepatan sedang – tinggi.
Bila putaran mesin bertambah, voltage yang dihasilkan oleh kumparan stator naik, dan gaya tarik
dari kemagnetan kumparan voltage regulator menjadi lebih kuat. Dengan gaya tarik yang kuat,
arus medan yang mengalir ke rotor coil akan mengalir terputus-putus.

9.A tujuan dan fungsi sistem penerangan


Fungsi sistem penerangan adalah sebagai penerangan pada kendaraan untuk memberikan
tanda-tanda kepada pengendara lain misalnya pada saat akan membelok maupun akan berhenti
sehingga pengendara lain lebih aman. Selain itu, juga untuk memberikan indikator pada
pengendara contoh lampu tanda belok kanan atau kiri sudah menyala, kondisi bahan bakar masih
banyak atau sudah habis dan lain-lain, disamping itu juga untuk menambah kenikmatan saat
berkendara.

9.B Jenis sistem penerangan

1. Headlamp

Ada dua lampu pada headlamp, yakni lampu dekat lampu jauh.
 Lampu dekat (low beam) memiliki jangkauan cahaya lebih pendek.
 Lampu jauh (high beam) memiliki jangkauan cahaya lebih jauh.
2. Fog lamp
Lampu ini hanya berfungsi menunjukan ke pengemudi dibelakang bahwa ada mobil didepannya.
Sehingga meski jalan tertutup kabut, tabrakan bisa dihindari.
3. DRL
Tujuannya, untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas. Tapi apabila kita nyalakan lampu
utama, maka akan ada pemborosan energi. Karena lampu siang hari tak perlu terang asal terlihat
bersinar.Sehingga, dibuat satu lampu kusus berdaya rendah yang dinyalakan disiang hari.
4. Turn signal lamp
Lampu sein berfungsi sebagai penanda bahwa mobil akan belok ke arah tertentu. Tujuan lampu
sein adalah untuk menghindari missed communication antar pengemudi di persimpangan jalan.
Sehingga tidak terjadi tabrakan.
5. Stop lamp
Stop lamp atau lampu tail adalah lampu penanda yang digunakan untuk menunjukan ke mobil
dibelakang bahwa ada kendaraan didepannya.
Lampu ini akan bersinar berwarna merah saat lampu DRL dinyalakan. Disebut sebagai stop lamp
karena lampu ini akan bersinar lebih terang ketika rem diinjak.
6. Reverse light
Lampu mundur merupakan lampu penanda yang menunjukan bahwa mobil akan berjalan
mundur. Lampu mundur ini memiliki sinar yang kuning tapi lebih bening dibandingkan lampu
kepala.Lampu mundur akan hidup secara otomatis ketika tuas transmisi diposisikan pada posisi
R atau mundur.
8. Licensed plate light
Lampu plat nomor adalah lampu yang digunakan untuk menyinari bagian plat nomor mobil.
Biasanya, ini ada dibagian plat nomor belakang.
9. Cabin light
Fungsi utama lampu ini cuma untuk memberi pencahayaan ke pengemudi atau siapapun didalam
mobil saat malam hari. Namun, lampu ini dibuat redup agar tidak menghalangi dan menyilaukan
pandangan pengguna jalan dibelakangnya.

9.C mekanisme sistem penerangan

https://youtu.be/HWRFINyOzP4
Tipe tanpa relai lampu depan atau relai kombinasi
Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, arus
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala dekat, saklar dim, saklar
kontrol lampu dan menuju massa sehingga lampu depan (dekat) akan menyala.
Cara kerja lampu jauh (HI-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi HIGH, arus
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim, saklar
kontrol lampu dan menuju massa sehingga lampu depan (jauh) akan menyala. Pada saat yang
bersamaan arus dari baterai juga akan mengalir ke lampu indikator jauh, saklar dim, saklar
kontrol lampu dan menuju massa sehingga indikator lampu jauh pada meter kombinasi akan
menyala.

Cara kerja lampu FLASH


Pada saat saklar dim digerakkan ke posisi FLASH, arus mengalir dari baterai menuju
sekering lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju massa sehingga lampu depan
(jauh) akan menyala.Pada saat yang bersamaan arus dari baterai juga mengalir ke lampu
indikator jauh, saklar dim dan menuju massa sehingga indikator lampu jauh pada meter
kombinasi akan menyala. Terlihat di sini bahwa lampu jauh akan menyala tanpa arus dilewatkan
pada saklar kontrol lampu. Dengan demikian lampu kepala dan indikator lampu kepala jauh akan
tetap dapat dinyalakan meskipun saklar kontrol lampu pada posisi OFF.

2. Tipe dengan relai lampu depan dan tidak dengan relai kombinasi
Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, arus
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar
kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala dekat,
saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu dekat menyala.

Cara kerja lampu jauh (HI-beam)


Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi HIGH, arus
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar
kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar
dim dan menuju ke massa sehingga lampu jauh menyala. Selain itu arus yang menuju ke lampu
kepala juga melalui lampu kepala dekat, indikator lampu kepala jauh dan menuju ke massa.
Dikarenakan lampu kepala jauh dan indikator lampu jauh dirangkai seri dengan tahanan lampu
jauh yang lebih tinggi maka lampu kepala jauh tidak akan menyala sebaliknya lampu indikator
jauh akan menyala terang.

Cara kerja lampu depan FLASH


Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi FLASH, arus mengalir dari baterai menuju
sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar dim dan menuju massa
sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering,
relai lampu kepala, lampu kepala jauh, saklar dim dan menuju ke massa sehingga lampu jauh
menyala. Selain itu arus yang menuju ke lampu kepala juga melalui lampu kepala dekat,
indikator lampu kepala jauh dan menuju ke massa. Dikarenakan lampu kepala dekat dan
indikator lampu jauh dirangkai seri dengan tahanan lampu dekat yang lebih tinggi maka lampu
kepala dekat tidak akan menyala sebaliknya lampu indikator jauh akan menyala terang.

3. Tipe relai lampu depan dengan relai kombinasi


Cara kerja lampu dekat (LO-beam)
Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi LOW, arus
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, kumparan pada relai lampu kepala, saklar
kontrol lampu, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja.
Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim (kombinasi),
lampu kepala dekat dan menuju ke massa sehingga lampu dekat menyala

Cara kerja lampu jauh (HI-beam)


Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi HEAD dan saklar dim pada posisi HIGH, arus
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, saklar kontrol lampu,
saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu depan akan bekerja. Selain itu arus juga
mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala, relai lampu kepala, kumparan pada relai
kombinasi, saklar dim dan menuju ke massa sehingga relai kombinasi bekerja. Selanjutnya arus
dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala, relai dim (kombinasi), lampu kepala jauh
dan lampu indikator jauh menuju ke massa sehingga lampu kepala jauh dan indikator lampu
kepala jauh menyala.

Cara kerja lampu depan FLASH


Pada saat saklar kontrol lampu pada posisi FLASH, arus mengalir dari baterai menuju
sekering lampu kepala, relai lampu kepala, saklar dim dan menuju massa sehingga relai lampu
depan akan bekerja. Selain itu arus juga mengalir dari baterai menuju sekering lampu kepala,
relai lampu kepala, kumparan pada relai kombinasi, saklar dim dan menuju ke massa sehingga
relai kombinasi bekerja. Selanjutnya arus dari baterai mengalir ke sekering, relai lampu kepala,
relai dim (kombinasi), lampu kepala jauh dan lampu indikator jauh menuju ke massa sehingga
lampu kepala jauh dan indikator lampu kepala jauh menyala.

Cara kerja lampu kota


Cara kerja lampu belakang
a. Tipe terhubung langsung tanpa relai
Pada saat saklar kontrol lampu pindah ke posisi TAIL, arus mengalir dari baterai menuju
sekering, saklar kontrol lampu, lampu belakang dan menuju ke massa sehingga lampu belakang
menyala.

b. Tipe dengan relai lampu belakang


Pada saat saklar kontrol lampu pindah ke posisi TAIL, arus listrik mengalir dari baterai,
sekering, kumparan pada relai lampu belakang, saklar kontrol lampu dan menuju ke massa
sehingga relai lampu belakang bekerja. Akibatnya arus mengalir dari baterai, sekering, lampu
belakang dan menuju ke massa sehingga lampu belakang menyala.

Cara kerja lampu tanda belok dengan flasher tipe IC


Saat saklar tanda belok diposisikan ke kiri
Pada saat saklar tanda belok di posisi kiri, kondisi antara terminal EL dari flasher lampu tanda
belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan transistor dan relai sisi kiri.
Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama, terminal +B flasher, kumparan relai kiri,
transistor, massa. Sehingga relai kiri pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LL
menuju lampu indikator belok kiri.

Saat saklar tanda belok diposisikan ke kanan


Pada saat saklar tanda belok di posisi kanan, kondisi antara terminal ER dari flasher lampu tanda
belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan transistor dan relai sisi kanan.
Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama, terminal +B flasher, kumparan relai kanan,
transistor, massa. Sehingga relai kanan pada flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LR
menuju lampu tanda belok dan indikator tanda belok kanan.

2. Cara kerja lampu tanda bahaya


Pada saat saklar lampu tanda bahaya di posisi ON, kondisi antara terminal EHW dari
flasher lampu tanda belok dan massa akan berkelanjutan sehingga mengaktifkan transistor dan
relai sisi kanan dan kiri. Selanjutnya arus dari baterai menuju sekering utama, terminal +B
flasher, kumparan relai kanan dan kiri, transistor, massa. Sehingga relai kanan dan kiri pada
flasher bekerja dan arus mengalir ke terminal LR dan LL menuju lampu tanda belok dan
indikator tanda belok kanan dan kiri.

Cara kerja lampu rem


pada gambar di atas, terlihat bahwa sistem kelistrikan lampu rem terdapat tambahan
(suplemen) hubungan antara panel instrument (lampu tanpa brake) dengan reservoir dan tuas rem
tangan. Hal ini berfungsi untuk memnerikan informasi kepada pengemudi apabila minyak rem
berkurang (disebabkan oleh adanya kebocoran sistem rem) serta informasi apabila rem tangan di
aktifkan.Cara kerja dari rangkaian kelistrikan rem adalah, apabila pedal rem diinjak, maka stop
light swich menyambung, aliran arus dari baterai – fusible link - fuse – stop light switch – lampu
rem – massa, sehingga lampu rem menyala.

Anda mungkin juga menyukai