Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

PENGAWASAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Disusun oleh: Sugiyanto
NIM. 12702261009

Pengertian Pengawasan dan Supervisi Pendidikan


Menurut Good Carter, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-
guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode
mengajar dan evaluasi pengajaran. Sedangkan menurut Boardman, supervisi
adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara
kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara
kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi
pengajaran dengan demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing
pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta mampu dan lebih cakap
berpartsipasi dalam masyarakat demokrasi modern. Wilem Mantja (2007)
mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi)
yang dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran. Ada dua tujuan yang harus
diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu
pendidikan. Menurut Kimball Wiles (1967), konsep supervisi modern dirumuskan
sebagai berikut : “Supervision is assistance in the development of a better teaching
learning situation”. Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah
pelayanan kapada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran,
pembelajaran dan kurikulum.

Supervisi lebih dikenal dengan pengawasan. Pengawasan merupakan kegiatan


untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan atau kegiatan telah
dilakukan sesuai dengan rencana. Kegiatan pengawasan pada dasarnya
membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Menurut
2
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap


diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya
terdiri dari tiga tahap; pertama, menetapkan standar pelaksanaan; kedua,
pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan ketiga,
menentukan kesenjangan antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan
bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan dan
sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila
ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang diperlukan untuk mengevaluasi
kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi untuk menetapkan kemajuan
sesuai dengan arah yang dikehendaki.

Sedangkan pengawasan pendidikan merupakan fungsi manajemen pendidikan yang


harus diaktualisasikan, seperti halnya fungsi manajemen lainnya. Berdasarkan
konsep tersebut, maka proses perencanaan yang mendahului kegiatan pengawasan
harus dikerjakan terlebih dahulu. Perencanaan yang dimaksudkan mencakup
perencanaan: pengorganisasian, wadah, struktur, fungsi dan mekanisme, sehingga
perencanaan dan pengawasan memiliki standard dan tujuan yang jelas.
Pengawasan dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas dan keterbukaan.
Pengawasan pada dasarnya menekankan langkah-langkah pembenahan atau
koreksi yang objektif jika terjadi perbedaan atau penyimpangan antara pelaksanaan
dengan perencanaannya. Dalam makna ini pengawasan juga berarti mengarahkan
atau mengoordinasi antar kegiatan agar pemborosan sumber daya dapat dihindari.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan, p a s a l 1 9 t e n t a n g s t a n d a r p r o s e s d a n p a s a l 5 5 t e n t a n g
s t a n d a r p e n g o l a a n , m enyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan
dalam melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran , serta
pengawasan proses pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan
3
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan, serta


pengambilan langkah tindak lanjut hasil pengawasan. Tugas ini dipercayakan
kepada pengawas satuan pendidikan, yang b e r t a n g g u n g j a w a b m e m b i n a ,
m e m a n t a u , d a n m e n i l a i s a t u a n p e n d i d i k a n . Tugas pokok pengawas
sekolah/ madrasah mencakup enam d i m e n s i u t a m a , y a k n i m e n s u p e r v i s i
(supervising), memberi nasehat (advising), memantau (monitoring), membuat laporan
(reporting), mengkoordinir (coordinating), dan memimpin (performing leadership).

Pengawasan dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor,


tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus yang lebih
independent, dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan
pelaksanaan tugas. Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus
mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol
agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah
agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-
hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran (Neagly & Evans, 1980;
Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986; Glickman, 1990). Tujuan
umum Supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru
dan staf agar personil tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam
melaksanakan tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar. Secara
operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan
yaitu:
A. Meningkatkan mutu kinerja guru: (1) membantu guru dalam memahami tujuan
pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut, (2) membantu
guru dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan
siswanya, (3) membentuk moral kelompok yang kuat dan mempersatukan guru
dalam satu tim yang efektif, bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
4
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

menghargai satu dengan lainnya. (4) Meningkatkan kualitas pembelajaran yang


pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa. (5) Meningkatkan kualitas
pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran. (6)
Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan teknologi yang dapat
membantu guru dalam pengajaran. (7) Sebagai salah satu dasar pengambilan
keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
B. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik.
C. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada
untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan
keberhasilan siswa
D. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai
prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
E. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang
tenang dan tentram serta kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran
yang menunjukkan keberhasilan lulusan.

Adapun sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah


peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 & 1995).
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk
supervisi:
1. Supervisi Akademik, menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-
masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan
kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari
sesuatu
2. Supervisi Administrasi, menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-
aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya
pembelajaran.
3. Supervisi Lembaga, menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-
aspek yang berada di sekolah. Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama
5
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

baik sekolah atau kinerja sekolah secara keseluruhan. Misalnya: ruang UKS (Unit
Kesehatan Sekolah), perpustakaan dan lain-lain.

Menurut Tahalele dan Indrafachrudi (1975), suupervis memiliki prinsip-prinsip


sebagai berikut; (a) supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif,
(b) supervisi harus kreatif dan konstruktif, (c) supervisi harus ”scientific” dan efektif,
(d) supervisi harus dapat memberi perasaan aman pada guru-guru, (e) supervisi
harus berdasarkan kenyataan, (f) supervisi harus memberi kesempatan kepada
supervisor dan guru-guru

STANDAR KOMPETENSI PENGAWAS

Seorang pengawas dituntut untuk memiliki kopetensi, sehingga dapat melaksanakan


tugasnya dengan efektif dan efisien. Kompetensi tersebut adalah:

A. Kompetensi Kepribadian
1. Menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengawas satuan
pendidikan yang professional
2. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan dengan
kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas profesinya
3. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang profesinya.

B. Kompetensi Manajerial
1. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program
sekolah-sekolah binaannya.
3. Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.
6
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

4. Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan


manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).
5. Membina kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi satuan
pendidikan meliputi administrasi kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,
keuangan,lingkungan sekolah dan peran serta masyarakat.
6. Membantu kepala sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu
pendidikan di sekolah.
7. Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya.
8. Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga
kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
9. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah binaannnya
dan menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan dan program
pengawasan berikutnya.
10. Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
11. Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan
kepala sekolah.
12. Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada sekolah-
sekolah binaannya.

C. Kompetensi Akademik
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan bidang ilmu yang menjadi isi tiap bidang
pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang
termasuk dalam rumpunnya.
2. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata
pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam
rumpunnya.
7
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

3. Membimbing guru dalam menentukan tujuan pendidikan yang sesuai,


berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap bidang
pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang
termasuk dalam rumpunnya.
4. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan/
mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk
rumpunnya berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi
dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
5. Menggunakan berbagai pendekatan/metode/ teknik dalam memecahkan
masalah pendidikan dan pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata
pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam
rumpunnya.
6. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan startegi/metode/teknik
pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik
melalui bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah
menengah yang termasuk dalam rumpunnya.
7. Membimbing guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran
sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.
8. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan media pendidikan yang
sesuai untuk menyajikan isi tiap bidang pengembangan/mata pelajaran
SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.
9. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran
sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.
10. Membimbing guru dalam melaksanakan strategi/metode/teknik pembelajaran
yang telah direncanakan untuk tiap bidang pengembangan/ mata pelajaran
SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.
11. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi peserta
8
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

didik pada tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran


sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.
12. Membimbing guru dalam merefleksi hasil-hasil yang dicapai, kekuatan,
kelemahan, dan hambatan yang dialami dalam pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
13. Membantu guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan, dan
memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran
SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

D. Kompetensi Evaluasi Pendidikan


1. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai untuk
tiap bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk dalam
rumpunnya.
2. Membimbing guru dalam menentukan kriteria dan indikator keberhasilan
pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk
dalam rumpunnya.
3. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan pada satuan
pendidikan yang menjadi binaannya
4. Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada tiap
bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk dalam rumpunnya.
5. Menilai kemampuan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan.
6. Menilai kinerja staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya.
7. Menilai kinerja sekolah dan menindaklanjuti hasilnya untuk keperluan
akreditasi sekolah.
8. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja sekolah, kinerja
kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja staf sekolah.
9. Memantau pelaksanaan kurikulum, pembelajaran, bimbingan dan hasil
belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pendidikan pada
sekolah binaannya
9
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

10. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan


pendidikan dan pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata yang
termasuk dalam rumpunnya
11. Memberikan saran kepada kepala sekolah, guru, dan seluruh staf sekolah
dalam meningkatkan kinerjanya berdasarkan hasil penilaian.

E. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan


1. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam
pendidikan.
2. Menentukan masalah kepengawasan yang penting untuk diteliti baik untuk
keperluan tugas pengawasan, pemecahan masalah pendidikan, dan
pengembangan profesi.
3. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian kualitatif
maupun proposal penelitian kuantitatif.
4. Melaksanakan penelitian pendidikan baik untuk keperluan pemecahan
masalah pendidikan, perumusan kebijakan pendidikan maupun untuk
pengembangan profesi.
5. Mengolah dan menganalisis data penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.
6. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas, baik
perencanaan maupun pelaksanaannya.
7. Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam bidang pendidikan/kepengawasan.
8. Mendiseminasikan hasil-hasil penelitian pada forum kegiatan ilmiah baik lisan
maupun tulisan.
9. Membina guru dalam menyusun karya tulis ilmiah dalam bidang pendidikan
dan pembelajaran.
10. Membuat artikel ilmiah untuk dimuat pada jurnal.
11. Menulis buku/modul untuk bahan pengawasan.
12. Menyusun pedoman/panduan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pengawasan.
10
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

F. Kompetensi Sosial
1. Menyadari akan pentingnya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam
rangka meningkatkan kualitas diri dan profesinya.
2. Menangani berbagai kasus yang terjadi di sekolah atau di masyarakat .
3. Aktif dalam kegiatan organisasi profesi seperti APSI, PGRI, ISPI dan
organisasi kemasyarakatan lainnya.

LINGKUP PENGAWASAN

Secara teoritis objek supervisi adalah: (1) aspek manusia, seperti sikap terhadap
tugas, disiplin kerja, moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi,
kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak, dan (2) Aspek
kegiatan, seperti cara bekerja (cara mengajar), metoda pendekatan terhadap siswa,
efisiensi kerja, dan hasil kerja.

Menurut Harahap, Ruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atas dua bagian, yaitu:
(1) supervisi tidak langsung atau supervisi makro atau supervisi pembelajaran. (2)
Supervisi yang bersifat langsung atau supervisi mikro yang sekarang dikenal dengan
supervisi klinis.

Supervisi makro adalah supervisi pembelajaran, merupakan rangkaian kegiatan


pengawasan pendidikan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi, baik
personil maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi pembelajaran
yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
Harahap merinci ruang lingkup supervisi pendidikan sebagai berikut: (1) supervisi
dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu pegawai, soal
kenaikan pangkat, soal pembagian tugas dll. (2) Supervisi dalam pemeliharaan
gedung dan alat-alat seperti kursi, meja, ruang belajar, papan tulis dll. (3) Supervisi
dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondisi buku, pelayanan,
ketertiban, dll. (4) Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melihat
11
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

apakah pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatan pembayaran gaji atau honor
lainnya kepada pegawai dan guru.(5) Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu
soal kebersihan tempat dan makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangan
sampai menjadi tempat bermain, bolos dan merokok. Dan (f) Supervisi dalam
kegiatan ko kurikuler, apakah sampai mengganggu kegiatan belajar siswa,
kesehatan, dan keamanan.

Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapat disamakan dengan


“praktek kedokteran”, yaitu hubungan antara supervisee dan supervisor ibarat
hubungan antara pasien dengan dokter. Supervisi klinis memiliki karakteristik
sebagai berikut: (1) supervisi diberikan berupa bantuan, sehingga inisiatif tetap
berada di tangan tenaga pendidikan, (2) sspek yang disupervisi berdasarkan usul
guru, yang dikaji bersama kepala sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan
kesepakatan, (3) instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh
guru dan supervisor, (4) mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan
mendahulukan interpretasi guru, (5) supervisi dilakukan dalam suasana terbuka
secara tatap muka, dimana supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab
pertanyaan guru daripada memberi saran dan pengarahan, (6) supervisi klinis
sedikitnya memiliki tiga tahap, yakni pertemuan awal, pengamatan dan umpan balik,
(7) adanya penguatan dan umpanbalik dari kepala sekolah sebagai supervisor
terhadap perubahan prilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan, (8) supervisi
dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu keadaan memecahkan
suatu masalah.

Sasaran supervisi klinis ini adalah perbaikan pembelajaran bukan perbaikan


kepribadian guru. Untuk itu supervisor diharapkan untuk membelajarkan berbagai
keterampilan pada guru yang meliputi antara lain: keterampilan mengamati dan
memahami proses pembelajaran secara analisis, keterampilan menganalisis
pembelajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan yang jelas dan
tepat, keterampilan dalam pembaharuan kurikulum, pelaksanaan, serta percobaan
dan keterampilan dalam mengajar.
12
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

METODE PENGAWASAN

Menurut Sahertian dan Mataheru (1986), teknik supervisi terdiri dari individual
deviation (bersifat individual) dan group devices (bersifat kelompok). Teknik
supervisi yang bersifat individual antara lain; kunjungan kelas, observasi kelas,
percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Sedangkan
teknik yang bersifat kelompok diantaramya adalah; panel of forum
discussion,curriculum laboratry, directed reading, demonstration teaching,
professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting, professional
oraganization, workshop of group work.

Evan dan Neagly (1980), menyebutkan teknik supervisi terdiri dari; individual
techniques (teknik perorangan) dan group techniques (teknik kelompok). Individual
techniques terdiri atas; assignment of teachers, classroom visitation and
observation, classroom experimentation, colleges course, conference (individual),
demonstration teaching, evaluation, proffesional reading, professional writing,
supervisory bulletins, informal contacts. Sedangkan yang termasuk teknik kelompok
(group techniques) diantaranya adalah; orientation of new teacher, development of
professional libraries, visiting other teachers, coordinating of student teaching.

Teknik perseorangan, dapat dilakukan dengan: (1) mengadakan kunjungan kelas


(Classroom visitation), yaitu kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang
sedang mengajar atau ketika kelas sedang kosong. (2) Mengadakan observasi
kelas (Classroom Observation), kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati
situasi/peristiwa yang sedang berlangsung di dalam kelas. (3) Mengadakan
wawancara, dilakukan apabila supervisor menghendaki jawaban dari individu
tertentu. Sedangkan teknik kelompok, dapat dilakukan dengan : (1) mengadakan
pertemuan/rapat (meeting), dalam kegiatan ini Supervisor dapat memberikan
pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating) dan mengkomunikasikan
13
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

(comunicating) segala informasi kepada guru/staf. (2) Mengadakan diskusi kelompok


( group discusion), (3) mengadakan penataran (in service training), dan (4) seminar.

PELAPORAN DAN TEKNIK LANJUT PENGAWASAN

Pelaporan dan penilaian kegiatan pengawasan bertujuan untuk melihat


keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai dan akan memberikan gambaran bagi
kinerja selanjutnya, baik bagi personal maupun institusional. Terlepas dari
kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh pengawas pendidikan, dalam konteks
peningkatan mutu pendidikan, pengawas dihadapkan pada tantangan dan peluang-
peluang untuk menciptakan sistem pelaporan yang transparan. Penyusunan laporan
pengawasan akan memberikan peluang-peluang bagi yang dikoreksi atau yang
diawasi untuk senantiasa menyadari dengan sepenuh hati kekurangan atau ketidak
berhasilan dalam kinerjanya selama ini. Oleh sebab itu pengawas hendaknya
mampu menemukan model pelaporan sistem pengawasan yang mampu
mengakomodasi kepentingan-kepentingan umum namun tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai profesionalisme.

Kemampuan supervisor dalam menyusun laporan selama proses supervisi


merupakan hal yang sangat penting. Pentinganya pelaporan didukung oleh hasil
penelitian yang dikutip oleh Mohanty (1998: 213) sebagai berikut: Inspection report
is are the most fundamental and useful record and like mirrors they reflect the quality
of supervision. The inspection report also indicate the method comprehensiveness
and frequencies of visits. From there evidence the effectiveness of supervision can
be judged to a great extent.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa pelaporan merupakan catatan


yang fundamental (mendasar) dan berguna yang menunjukkan kualitas supervisi.
Laporan juga dapat menunjukkan seberapa komprehensif metode supervisi yang
14
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

dilakukan dan seberapa tinggi frekuensi kunjungan pengawas dalam rangka


melaksanakan supervisi.

Pelaporan merupakan tahap akhir dari program supervisi pendidikan. Dalam laporan
digambarkan kondisi sekolah yang menjadi binaannya. Sehingga, melalui laporan
dapat diketahui bagaimana proses supervisi dilaksanakan dan bagaimana kondisi
kemajuan sekolah setelah dilakukan treatment supervisi. Secara umum, laporan
supervisi bertujuan untuk memberikan gambaran tentang mutu sekolah setelah
disupervisi. Ormston dan Shaw (1994: 104) menyatakan: The purpose of the reports
is to communicate clearly to largely non-profesional audience the strengths and
weakness of a school, it is overall quality, the standards pupils are achieving, and
what should be done if improve are needed. Tujuan pelaporan supervisi adalah
untuk mengkomunikasikan secara jelas kepada masyarakat non-profesional yang
lebih luas mengenai kekuatan dan kelemahan sekolah, meliputi keseluruhan
kualitasnya, standar pencapaian prestasi siswa, dan apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki hal yang dibutuhkan.

Tujuan pelaporan supervisi terdiri dari dua hal pokok, yaitu sasaran (user) laporan
dan isi laporan. Laporan supervisi selain diberikan kepada largely non-profesional
audience (khalayak non-profesional yang lebih luas). Secara spesifik, laporan
idealnya diberikan kepada orang tua siswa, kepala sekolah, atasan supervisor, dan
pihak-pihak lain yang terkait atau yang memiliki concern dengan dunia pendidikan,
khususnya dengan sekolah yang dibinanya. Isi laporan, setidaknya mencakup empat
hal, pertama, mengenai the strengths and weakness of a school (kekuatan dan
kelemahan sekolah). Supervisi merupakan proses kegiatan yang terdiri dari
penelitian, penilaian, perbaikan dan peningkatan (Ametembun, 1993: 42-45). Kedua,
laporan supervisi harus mengandung informasi tentang it is overall quality (kualitas
sekolah secara keseluruhan). Ketiga, laporan supervisi harus mencakup the
standards pupils are achieving (standar pencapaian prestasi siswa). Keempat, hal
yang harus terkandung dalam laporan supervisi ialah ’what should be done if
improve are needed’ (apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki hal yang perlu
15
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

diperbaiki). Tujuan laporan supervisi (laporang pengawasan satuan pendidikan)


dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpretasikan data yang
dapat menggambarkan tentang upaya yang telah dilakukan sekolah dan
tingkat keberhasilan yang telah dicapai oleh sekolah.
2. Mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterprestasikan data
yang dapat menggambarkan tentang kelayakan sekolah sebagai sekolah
rujukan, dukungan dan peran serta pihak yang terkait terhadap sekolah.
3. Membuat peta sekolah yang dapat menggambarkan tentang data kondisi
seluruh komponen pendidikan di setiap sekolah, kesiapan dan tingkat
keberhasilan sekolah.
4. Membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah melalui
layanan klinis, terutama untuk permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan proses pembelajaran, pemanfaatan laboratorium (IPA, Bahasa,
IPS), sarana teknologi Informasi dan perpustakaan.
5. Menyusun action plan/rencana program tindak lanjut yang harus dilakukan
oleh sekolah sesuai dengan hasil supervisi.

Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk pengumpulan data dalam
supervisi pendidikan ialah: (1) teknik observasi, instrumen yang dapat digunakan
dalam teknik observasi ialah: catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala
(insidental record), daftar cek (check list), skala nilai (rating scale), peralatan
Mekanis (mechanical device). (2) Teknik komunikasi, meliputi interviu, (3) angket,
baik angket berstruktur/tertutup, angket tak berstruktur/terbuka, angket kombinasi
berstruktur dan tak berstruktur, angket semi terbuka. (3) Teknik pengukuran, alat-
alat atau instrumen pengumpulan data yang tergolong ke dalam teknik pengukuran
antara lain: tes, daftar inventori kekpribadian, teknik proyektif, dan skala. (4) Teknik
sosiometri, dipakai untuk mempelajari organisasi organisasi kelompok-kelompok
kecil. Dan (5) teknik dokumenter, merupakan cara pengumpulan data melalui
peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang
16
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, yang berhubungan dengan permasalahan


yang ingin diketahui.

TINJAUAN KRITIS TERHADAP PRAKTIK PENGAWASAN PENDIDIKAN


16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
16161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616161616
17
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

17171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717
17171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717
17171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717
17171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717171717
1717171717171717171717171717
Kinerja pengawas sekolah belum memenuhi standar sesuai dengan kompetensi
yang harus mereka miliki yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, akademik,
evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan dan kompetensi sosial. Hal ini
sebabkan karena:
1. Hasil Uji Kompetensi (UK) pengawas tahun 2010 masih rendah. Rata-rata
nilai ujian pengawas yang ikut dalam UKA 32,58, sedangkan rata-rata
nasional 42,25. perbandingan dengan UK rata-rata Guru TK 58,9; guru SD
36, guru SMP 46, dan guru SMA 51,35. Nilai UK akan mencerminkan kinerja
seseorang baik secara pribadi dan dalam konteks organisasi/ sekolah. UK
didasarkan pada Jika dalam organisasi sumber daya manusianya tidak
berkualitas (yang salah satunya tercermin dari nilai UKyang rendah), maka
organisasi tersebut juga tidak akan berkualitas.
Sertifikat yang dimiliki oleh tenaga pengawas, menunjukkan bahwa
pengawas mendapatkan pengakuan atas profesi yang ia emban. Martabat
dari sebuah profesi, memerlukan mutu dari semua sumber daya manusia
yang ada pada profesi tersebut. Salah satu program untuk membina dan
mengembangkan profesi adalah UK, sehingga diperoleh maping kompetensi.
Dengan demikian pihak yang berkepentingan akan lebih efektif dalam
melakukan pembinaan karir, karena hal itu didasarkan oleh data empirik yaitu
hasil UK. Dan yang tidak kalah penting adalah, masyarakat luas juga akan
semakin percaya dengan dunia pendidikan, karena pendidikan dimotori oleh
pengawas yang berkualitas. Dengan demikian profesi pengawas semakin
mempunyai nilai tinggi di tengah-tengah masyarakat dan profesi lainnya.
Muara dari UK adalah untuk membangun budaya mutu pengawas.
2. Sistem pembinaan pengawas yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
pengujian belum terencana dan tersistem. Kegiatan pembinaan tidak
komprehensif/ parsial/ sekenanya, dan tidak tertata dengan teratur, sehingga
18
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

tidak jelas obyek dan subyek pengawasan, karena tidak didasarkan oleh data
empiris.
3. Model sistem rekrutmen yang belum mantap. Proses rekrutmen pengawas
seharusnya melalui tahap yang selektif dan melalui persiapan yang baik.
Pada saat ini rekrutmen pengawas belum melalui proses pemilihan dan
pelatihan sebagaimana mestinya. Pengawas sekolah semestinya diangkat
dari guru-guru dan kepala sekolah berkualitas, namun yang terjadi banyak
pengawas yang diangkat karena ”dipengawaskan” atau mereka belum
pernah menjadi kepala sekolah atau toh kalau mereka pernah menjadi
kepala sekolah yang tidak memiliki kinerja yang baik, dan pada saat menjadi
guru juga bukan guru yang memiliki kinerja yang baik.
4. Jumlah pengawas sekolah di Indonesia pada saat ini sekitar 23.000 orang.
Setiap pengawas seharusnya bertugas paling sedikit mengawasi 10 sekolah
dan/atau 60 guru di TK dan SD, 7 satuan pendidikan dan/atau 40 orang guru
pada sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas dan kerjuan.
paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40 guru pada SLB, atau 40 guru
bimbingan konseling. Sementara itu, di beberapa daerah jumlah pangawas
terus membengkak sehingga ada kabupaten yang memiliki pengawas sama
dengan jumlah sekolah yang dibina sehingga 1:1. Karena jumlah pengawas
semakin meningkat, maka pelaksanaan tugas menggunakan model
pelaksanaan kelompok kerja, atau beberapa sekolah dikeroyok beberapa
pengawas.
5. Keberadaan pengawas sekolah kurang efektif dalam menjaring data otentik
dari kinerja kepala sekolah dan guru. Validitas data yang dihimpun kurang
sesuai dengan kondisi nyata sekolah. Kemampuan mengolah, menganalisis,
menafsirkan, menyimpulkan, hingga merumuskan rekomendasi belum sesuai
dengan kebutuhan peningkatan mutu pembelajaran maupun manajerial
sehingga belum menghasilkan laporan yang bernilai sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan pendidikan. Dengan
demikian pengembangan ide-ide kreatif atau inprovisasi dalam
pengembangan urikulum terhambat.
19
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

6. Rendahnya apresiasi pemerintah daerah terhadap peran pengawas. Selain


dipandang sebelah mata, pemerintah kurang peduli terhadap peningkatan
mutu pengawas yang dapat berdaya sebagai pilar penjaminan mutu
pendidikan. Kondisi pengawas saat ini semakin dijauhkan dari pemenuhan
standar kompetensi yang dibutuhkan dalam pengembangan sekolah karena
sistem pembinaan dan penghargaan yang kurang proporsional.

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, S. 2004. Metode Penelitian Untuk Administrasi Pendidikan.


Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Depdiknas.2009. Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial (BahanBelajar Mandiri


Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat
JenderalPeningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Hadi, A dan Haryono. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka


Setia.

Katiah. 2005. Pelaksanaan Pembelajaran Cooperation Academic Education


Program (Co-op) Dalam Meningkatkan Kemandirian Mahasiswa. Tesis Pada
PPS UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mohanty, J. 1998. Educational Administration and School Management. New Delhi:


Deep & Deep Publication.

Mulyasa, E., 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Ormston, M dan Shaw, M. 1994. Inspection: Preparation Guide for School. London:
Logman Group.

Pidarta, Made, 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.
20
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

Purwanto, M. Ngalim, 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sahertian, Piet A., 1981. Prinsip dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.

______________, 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidiksn. Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Soetopo, Hendyat dan Wasty Soemanto, 1988. Kepemimpinan dan Supervisi


Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Suhardan, Dadang. 2006. Supervisi bantuan Profesional. Bandung : Mutiara Ilmu

MAKALAH PEMBANDING
21
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

PENGAWASAN DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Dosen: Prof. Dr. Sugiyono

Disusun Oleh: Sugiyanto


NIM. 12702261009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
22
MAKALAH PEMBANDING
SUGIYANTO/S3-PTK/NIM.12702261009
DOSEN: PROF. DR. SUGIYONO

Anda mungkin juga menyukai