Lampiran 1 pH
1 4,7 6,9
2 4,6 6,8
3 4,8 6,7
Prosedur Analisa :
• Dihubungkan alat turbidimeter dengan arus listrik.
• Dibiarkan kurang lebih 15 menit.
• Dimasukkan sampel ke dalam KUVET dan diusahakan agar tidak terdapat
gelembung udara.
• Dikeringkan KUVET dengan tissue.
• Diukur turbiditas sampel dengan mengkalibrasikan alat terlebih dahulu
dengan Formazin 0,1 NTU dengan melihat angka pertama yang muncul.
• Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak tiga kali (3x).
2 D2 = 76,4 D2 = 0,94
3 D3 = 74,0 D3 = 0,94
Prosedur Analisa
• 100 ml air gambut
• Ditambahkan 30 ml petroleum benzena (boil point 60 – 80 0 C)
• Diekstrasikan
• Di ambil lapisan atas
• Dikeringkan dengan Nitrogen (N2)
• Di timbang residu
• Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak tiga kali (3x)
1 0,0255 0,0200
2 0,0230 0,0190
3 0,0220 0,0180
Lampiran 4 Warna
Warna pada air gambut disebabkan karena adanya partikel koloid organik
yang merupakan dekomposisi dari tanaman. Konsentrasi warna air gambut diukur
dengan metode platina-kobalt (Pt-Co), karena metode ini digunakan untuk
mengukur warna air yang dapat diminum dan air berwarna yang disebabkan oleh
bahan-bahan yang terbentuk secara alami seperti dekomposisi asam-asam organik
dari daun-daunan, kulit kayu, akar, bahan-bahan humus dan tanah gambut
(Standard Method 2120B).
Pengukuran ini berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh American
Standards of Treatment and Method (ASTM) yaitu ASTM D1209, suatu metode
standar untuk menguji cairan berwarna yang jernih (skala Pt-Co). Larutan yang
diukur adalah larutan dengan warna yang mendekati warna larutan standar skala
warna Pt-Co.
Pada penelitian ini pengukuran konsentrasi warna dilakukan secara
spektrofotometri. Larutan induk yang digunakan dengan konsentrasi 500 ppm
(500 Pt-Co) dibuat sesuai prosedur, dan harus memiliki absorbansi yang sesuai
dengan batas yang dikeluarkan oleh ASTM seperti tercantum pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Batas absorbansi larutan induk Pt-Co pada berbagai panjang gelombang
(Lanjutan)
430 0.1105
455 0.1316
480 0.1058
510 0.0549
Nilai absorbansi hasil pengukuran (Tabel 5) yang diperoleh masih berada dalam
batas yang ditetapkan ASTM.
Pada penelitian ini dipakai panjang gelombang pengukuran sebesar 300
nm. Panjang gelombang 300 nm yang dipakai didasarkan pada panjang
gelombang maksimum larutan standar skala warna Pt-Co yang digunakan pada
penelitian ini :
(Lanjutan)
(Lanjutan)
Keterangan :
Xi = Konsentrasi larutan standar (ppm Pt-Co)
Yi = Absorbansi larutan standar, diukur dengan spektrofotometer uv-vis
X’ dan Y’ = rata-rata untuk Xi dan Yi
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan
garis.
Y = a + bX (1)
dengan a = intersept ; b = slope
Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least
Square dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel 7.
b=
∑ (Xi − X )(Yi − Y )
' '
=
36.705
= 0.02097 (2)
∑ (Xi − X ) ' 2 1750
(Lanjutan)
Dengan mensubstitusikan nilai rata-rata Y dan rata-rata X, ke persamaan (3)
maka diperoleh : a = 0.556 – (0.021) 25
a = 0.031 (4)
Sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah
Y = 0.031 + 0.021X (5)
r =
∑ {( Xi − X ) (Yi − Y )} =
36,705
=
36,705
=
36,705
{∑ ( Xi − X ) }{∑ (Yi − Y )
2 2
} (1750)(0,785) 1373,75 37,064
r = 0,9903
Setelah diperoleh persamaan garis regresi dan koefisien korelasi (r) pada
pengukuran larutan standar maka absorbansi dari larutan standar diplotkan
terhadap konsentrasi larutan standar seperti gambar berikut :
1.200
y = 0.031 + 0.0021 x
1.000 r = 0.9903
0.800
Absorbansi
0.600
0.400
0.200
0.000
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000
Konsentrasi (ppm)
(Lanjutan)
Perhitungan konsentrasi (X) untuk sampel air gambut adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui konsentrasi air gambut dalam ppm Pt-Co, terlebih dahulu
sampel air gambut diencerkan hingga 10 kali. Rata-rata absorbansi yang
dihasilkan sampel yang diencerkan ini besarnya 0.2282. Dengan mensubstitusikan
hasil ke persamaan (5) maka diperoleh :
X = 9.4295 (6)
Karena pengenceran terhadap sampel air gambut dilakukan hingga 10 kali maka
konsentrasi sebenarnya dari sampel air gambut adalah :
10 x 9.4295 = 94.295 (7)
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsentrasi sampel air gambut adalah 94.295
ppm Pt-Co, yang merupakan konsentrasi air gambut mula-mula (sebelum
dielektrokoagulasi).
Cara yang sama dilakukan untuk menghitung konsentrasi sampel air gambut
akhir (sesudah di proses dengan metode elektrokoagulasi). Rata-rata absorbansi
yang dihasilkan sampel sesudah diproses dengan metode elektrokoagulasi adalah
0.1937. Dengan mensubstitusikan hasil yang diperoleh ke persamaan (5) maka
diperoleh X = 7.746. Nilai X merupakan konsentrasi sampel air gambut sesudah
diproses dengan metode elektrokoagulasi yaitu sebesar 7.746 ppm Pt-Co.
Hasil seperti tabel berikut :
LAMPIRAN 5
HASIL ANALISA LOGAM DENGAN SSA
HASIL ANALISA COD DAN BOD
UNTUK PENGAMBILAN SAMPEL I
LAMPIRAN 6
HASIL ANALISA LOGAM DENGAN SSA
HASIL ANALISA COD DAN BOD
UNTUK PENGAMBILAN SAMPEL II
LAMPIRAN 7
HASIL ANALISA LOGAM DENGAN SSA
HASIL ANALISA COD DAN BOD
UNTUK PENGAMBILAN SAMPEL III
Lampiran 8
Pengukuran Kadar Aluminium (Al)
(Lanjutan)
∑ Υ 0,0250
Harga Y rata – rata : Y= = = 0,0050
n 5
Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari
persamaan garis : Y = aX + b (1)
Dengan a = slope dan b = intersept
Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least
Square sebagai berikut :
a=
∑ {( Xi − X )(Yi − Y )}
(2)
∑ ( Xi − X ) 2
0,00031200
= = 0,07800
0,00400000
r =
∑ {( Xi − X ) (Yi − Y )}
{∑ ( Xi − X ) }{∑ (Yi − Y )
2 2
}
0,00031200 0,00031200 0,00031200
= = =
(0,00400000)(0,00002436) 0,000000097 0,000312153
r = 0,9995
Setelah diperoleh persamaan garis regresi dan koefisien korelasi (r) pada
pengukuran larutan standar maka absorbansi dari larutan standar diplotkan
terhadap konsentrasi larutan standar seperti gambar berikut :
(Lanjutan)
0,0100
Y = 0,07800 X + 0,00032
0,0080
A b sorb a n si
r = 0,9995
0,0060
0,0040
0,0020
0,0000
0,0000 0,0200 0,0400 0,0600 0,0800 0,1000 0,1200
Konsentrasi Larutan Standar Al
Larutan Standar Linear (Garis Linear)
Penentuan Kadar Al
Kadar Al dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi
dengan mensubstitusikan nilai Y (absorbansi) yang diperoleh dari hasil
pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi Y = 0,07800 X + 0,00032
sehingga diperoleh konsentrasi Al.
Konsentrasi Al (mg/l)
Pengambilan
Sampel Absorbansi Sebelum Absorbansi Sesudah
1 0,0032 0,0374 0,0071 0,0873
2 0,0042 0,0499 0,0052 0,0624
3 0,0013 0,0124 0,0032 0,0374
Rata-Rata 0,0029 0,0332 0,0052 0,0624
Lampiran 9
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI
Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
2. KIMIA
A. Bahan - bahan inorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)
Parameter Satuan Kadar Maksimum Keterangan
Yang diperbolehkan
1 2 3 4
(Lanjutan)
4. FISIK
Parameter Fisik
Warna TCU 15
Rasa dan Bau - - Tidak berbau dan
0
Temperatur C Suhu udara ± 30C berasa
Kekeruhan NTU 5
Lampiran 10
(Lanjutan)
Keterangan :
mg = milligram
ug = mikrogram
ml = milliliter
L = liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methylen Blue Aktive Substance
ABAM = Air Baku Untuk Minum
Logam berat merupakan logam terlarut
Nilai di atas merupakan nilai maksimum kecuali untuk pH dan DO
Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang
tercantum
Nilai DO merupakan nilai minum
Tanda ≤ adalah lebih kecil atau sama dengan
Tanda ≥ adalah lebih besar atau sama dengan
Lampiran 11
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990
DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
Lampiran 12
(Lanjutan)
(Lanjutan)