Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH PERSEPSI MENGENAI PROFESI AKUNTAN

PUBLIK, MOTIVASI, DAN KECERDASAN ADVERSITY


TERHADAP MINAT MENJADI AKUNTAN PUBLIK

AFIFAH NURAINI
DESDI R.ARITONANG
HILDA LAELA SARI
SELVIANA HOKI
SISKA FIFI A

EVENING ACCOUNTING – SEMESTER IV


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

kebutuhan masyarakat akan helm semakin meningkat seiring bertambah


pesatnya jumlah kendaraan bermotor yang berdampak meningkat pula angka
kecelakaan dari tahun ke tahun Sebagai alat keamanan dalam berkendara.
Hasil penelitian di Indonesia menunjukan 88% (1 dari 3 orang) korban
kecelakaan sepeda motor mengalami cedera di kepala, 66,7% korban berumur antara
20 – 39 tahun, 25% kematian akibat kecelakan adalah pengendara sepeda motor.
Hal ini menunjukan bahwa pemakaian pelindung kepala sangat penting bagi
pengendara sepeda motor.

2. Solusi

Berdasarkan meningkatnya jumlah angka kematian yang diakibatkan


kecelakaan sepeda motor, maka kami memproduksi atau membuat helm, untuk
menekan angka kematian akibat kecelakaan sepeda motor, dengan beberapa
spesifikasi, yaitu :
 Menyediakan helm berkualitas dengan harga yang terjangkau.
 Mencari supplier penyedia bahan baku yang berkualitas
 Selalu konsisten mengacu pada SNI
 Terus berinovasi di dalam menciptakan produk – produk yang dibutuhkan
konsumen.
 Memberikan pelayanan terbaik guna menciptakan loyalitas konsumen.

3. Manfaat
Konsumen
- Konsumen dapat memiliki produk yang berkualitas dengan harga
terjangkau
- Melindungi Kepala dari Benturan Saat Kecelakaan
- Melindungi Kepala dari Benturan Saat Kecelakaan
- Melindungi Kepala dari Panasnya Terik Matahari
- Melindungi Kepala dari Basah Air Hujan
- Menaati peraturan Lalu lintas.

Perusahaan
- Memperoleh laba (Profit)
- Membantu pemerintah dalam rangka menciptakan lapangan pekerjaan
dan mengurangi angka pengangguran.
BAB II
PERENCANAAN IDE PRODUK

a. 10 Daftar ide produk


1. Helm
2. Pulpen
3. Ban dalam motor
4. Jam dinding
5. Spring bed
6. Sapu lidi
7. Keramik
8. Lampu
9. Kursi kayu
10. Kalkulator

b. 3 ide produk
1. Helm
2. Spring bed
3. Ban dalam motor

c. Cheklist

Produk
Spring
No Aspek Penilaian
bed Ban dalam motor Helm
Nilai
1 Aspek Pemasaran 70 50 60
2 Aspek SDM 60 50 65
3 Aspek Keuangan 70 60 65
4 Aspek Produksi/ operasi
a. Teknologi 70 60 75
b. Kualitas 80 70 80
c. Bahan baku 80 70 80
d. Design 65 60 80
e. Proses Produksi 60 50 70
f. Kemasan 65 50 75
g. Waktu 65 55 70
TOTAL 685 575 720
d. Design

SPESIFIKASI
sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah sebagai berikut.

1. Material
Bahan helm harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika ditempatkan
diruang terbuka pada suhu 0 derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama
palingsedikit 4 jam dan tidak terpengaruh oleh radiasi ultra violet, serta harus
tahan dariakibat pengaruh bensin, minyak, sabun, air, deterjen dan pembersih
lainnya.

b. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan tidak dapat
terpengaruh oleh perubahan suhu.

c. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh terbuat dari bahan
yangdapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi
kekuatanterhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari
bersentuhan langsungdengan keringat, minyak dan lemak si pemakai.
2. Konstruksi
Konstruksi helm harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan
peredam benturan dan tali pengikat ke dagu,
b. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 milimeter diukur dari puncak helm ke
bidangutama yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian
bawah daridudukan bola mata.

c. Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah sebagai berikut:

Ukuran Helm Lingkar kepala


XXS 51 – 52 cm
XS 53 – 54 cm
S 55 – 56 cm
M 57 – 58 cm
L 59 – 60 cm
XL 61 – 62 cm
XXL 63 – 64 cm
XXXL 65 – 66 cm

d. Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama tebal dan homogen
kemampuannya,tidak menyatu dengan pelindung muka dan mata serta tidak
boleh mempunyai penguatan setempat.

e. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada
permukaan bagian dalam tempurung dengan tebal sekurang-
kurangnya 10 milimeter dan jaringhelm atau konstruksi lain yang berfungsi
seperti jaring helm.

f. Tali pengikat dagu lebarnya minimum 20 milimeter dan harus benar-benar


berfungsi sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi
dengan penutup telinga dan tengkuk.

g. Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang tingginya melebihi 5


milimeter dari permukaan luar tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi
dengan bahan lunak dantidak boleh ada bagian tepi yang tajam,
h. Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya 105 derajat pada tiap sisi
dansudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45
derajat di bawah bidang utama.

i. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga, penutup leher, pet yang
bisadipindahkan, tameng atau tutup dagu.

j. Memiliki daerah pelindung helm.

k. Helm tidak boleh mempengaruhi fungsi aura dari pengguna terhadap suatu
bahaya.Lubang ventilasi dipasang pada tempurung sedemikian rupa sehingga
dapat mempertahankan temperatur pada ruang antara kepala dan tempurung.

l. Setiap penonjolan ujung dari paku/keling harus berupa lengkungan dan tidak
boleh menonjol lebih dari 2 mm dari permukaan luar tempurung.

m. Helm harus dapat dipertahankan di atas kepala pengguna dengan kuat melalui
atau menggunakan tali dengan cara mengaitkan di bawah dagu atau melewati
tali pemegang di bawah dagu yang dihubungkan dengan tempurung.
‘e. Prototype

Sebelum memasuki Proses produksi secara massal, terlebih dahulu kami membuat
prototype (ide produk yang akan menjadi patokan dalam proses produksi) untuk
memenuhi persyaratan Lulus uji helm ber Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan
beberapa tahapan seperti :

1. Penyerapan energi kejut


2. Penetrasi

3. Kekuatan sistem penahanan


4. Kelicinan Sabuk

5. Keausan Sabuk
6. Efektifitas sistem penahan
7. Ketahanan impak miring

8. Pelindung dagu
BAB III
PERENCANAAN PABRIK

URUTAN PROSES PRODUKSI (layout Garis)

Cetak Batok Proses grinding Proses spray/Proses Penempelan Pernis/Pelapisan


helm (Penghalusan) pengecetan sticker Cat

batok

Proses Perakitan (Assembling)


Packing
pemasangan Busa, styrofoam, List Karet + Belt + Windshield (kaca depan),Baut

Note : Disetiap masing masing proses produksi, sebelum memasuki proses


berikutnya, melalui proses pengecekan kualitas produk (QC).
1. Cetak Batok Helm
Proses cetak batok helm menggunakan Molding injection machines dimana cara kerja
mesin tersebut dengan memasukan baham baku “butiran atau Biji plastic” ke dalam
sebuah hopper (Tempat penampungan biji plastic). Ditahap ini, Biji plastic akan
dikeringkan agar benar benar terbebas dari kandungan air atau lembab. Tahap tersebut
mungkin dianggap sebagai tahap yang sederhana, namun hasil akhir dari produksi
sebenarnya sangat tergantung pada tahap ini. Karena air dalam biji plastic dapat
merusak penampilan dari hasil akhir jika tidak dikeringkan terlebih dahulu melalui
proses ini. Umumnya hasil produksi akan menampilkan pola bintik bintik putih jika
material mengandung air.
Lalu jatuh ke dalam screw, dialirkan oleh screw sesuai arah putaran poros. Dalam
perjalanan dari hopper sampai ke nozzle, palstik akan mengalami pemanasan di dalam
barrel, kemudian dengan tekanan screw plastik akan ditekan melalui sebuah lubang kecil
yang dinamakan nozzle. Setelah melewati nozzle, akibat tekanan screw, platik akan
mengalir mengisi rongga2 cetakan (mold) sampai pada kondisi tidak mendapatkan
tekanan lagi, Setelah itu produk akan mengalami pendinginan di dalam cetakan (mold),
sehingga produk akan mengeras dan berubah menjadi fase padat.
Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh pendorong
hidraulik yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia. Sebelum
melalui proses berikutnya, Batok helm yang telah dicetak harus melalui proses
pengecekan kualitas produk (QC).
2. Proses Grinding/ Proses penghalusan

Setelah batok didinginkan, maka akan masuk masuk ke tahap proses grinding
adalah proses penghalusan dan pembersihan dari debu atau kotoran yang masih
menempel. Penghalusan dilakukan agar bekas-bekas cetakan tidak terlihat sehingga
batok helm lebih mulus dan siap untuk masuk ke tahap berikutnya. Dalam hal ini alat
yang dipergunakan adalah jenis mesin Grinda.
3. Proses spray atau proses pengecatan
Pengecatan yang dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja dan
menggunakan beberapa alat seperti :
1. Spray gun, digunakan untuk mengecat permukaan bidang secara merata.
2. Kompresor, alat yang membantu agar cat bisa terpancar oleh dorongan
angin
3. Selang penghubung
4. Tabung filter angin, untuk mengatur tekanan angin dan memisahkan uap air
agar tidak bercampur dengan cat
5. Mesin Oven untuk pengeringan.

Gambar : Spray proses Gambar : pengeringan menggunakan mesin


oven
4. Proses penempelan Stiker.

Stiker helm biasanya menggunakan stiker khusus atau water decal dan pada
proses ini kami menggunakan tenaga manual untuk pemasangan stiker helm.
Proses ini belum bisa digantikan oleh mesin.
Berikut ini langkah-langkah pemasangan stiker helm :

1. Kertas decal yang telah disiapkan (pesan dari suppler), direndam di air selama
beberapa detik agar decal dan sheet-nya terpisah.

2. Tempel Sticker decal dengan cara menempelkannya pada bagian yang diinginkan,
pegangi bagian ujung sticker dan tarik perlahan sticker dari decal sheet. Usahakan
jangan sampai ada gelembung udara terlalu banyak karena hasilnya tidak akan terlihat
maksimal.

3. Setelah decal berada dalam posisinya Keringkan sticker decal yang sudah tertempel
pada helm dengan menggunakan busa, karet atau tisu secara perlahan untuk menyerap
air. Caranya cukup mengusap perlahan agar gelembung udara yang tertahan didalam
helm keluar seluruhnya.

4. Setelah kering, batok helm yang telah ditempel stiker tadi dipernis (top coat clear)
5. Proses pernis/pelapisan cat
Proses ini agar stiker dan batok helm lebih terlihat menyatu dan berfungsi
untuk mempertahankan warna helm dan stiker tersebut

6. Proses Perakitan (Assembling) = pemasangan styrofoam, busa, List Karet + Belt +


Windshield (kaca depan) Baut

proses pemasangan assesoris pada helm atau proses terakhir produksi helm. Pada
proses akhir, pengerjaan perakitan dilakukan dengan tenaga kerja manusia yang
memperhatikan kualitas perakitan dan tidak merusak hasil pengecatan. Dan
komponen yang dibuat di pabrik hanyalah batok helm saja. Sedangkan komponen yang
lainnya dipesan dari supplier.

1. Pemasangann styrofoam dalam helm


2. Pemasangan busa
3. Pemasangan list (karet helm) pada batok helm
4. Pemasangan Belt (sabuk dagu)
5. Pemasangan Kaca (Windshield)
6. Pemasangan Baut
7. Proses Packing
Proses terakhir dalam pembuatan helm yaitu proses packing, yang
memerlukan beberapa perlengkapan seperti : Sarung helm, Styrofoam,
Kardus, Lakban.
LETAK PABRIK / LOKASI PABRIK

Lokasi pabrik terletak di kawasan industry Pulogadung, kawasan industri ini


memang ideal mejadi pusat area kegiatan bisnis perusahaan karena terhubung dengan
beragam trasnsportasi publik (Seperti Bandara Soekarno Hatta yang hanya berjarak
35km, Pelabuhan Tanjung prik 16km, Stasiun Gambir 7km, terminal bus pilogadung
1km dan akses pintu tol Rawamangn 4km). Sehingga ini sangat mendukung aktivitas
pabrik karena lokasi sangat straregis, dapat menjangkau konsumen (pasat), supplier,
dan dekat dengan Tenaga kerja.

Hal penting lainnya di kawasan industri ini suplly listrik mencapai 136.114,60
kVa, Sambungan telpon 6.000 lines, Supply air bersih PAM 40.000 meter kubik,
supply Gas 25.000 meter kubik dan sumur resapan sebanyak 1.800 points, dan
tersedianya jaringan fiber optik sehingga kebutuhan internet terpenuhi dan akan
membantu dan meningkatkan kinerja prouktivitas kerja.

Bagi seluruh industri yang berada dikawasan ini wajib meliliki instalasi
pengolahan limbah terpadu, dan mewajibkan para pihak yang berkepentingan juga
berorientasi pada industri – industri yang ramah lingkungan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

TEKNOLOGI
Semi otomatis, karena proses produksi masih membutuhkan atau
menggunakan tenaga manusia.

Anda mungkin juga menyukai