Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017

Hal. 29-40

KERAGAMAN SECARA MOLEKULER BAKTERI ASAM LAKTAT PADA


ILEUM DAN SEKUM AYAM BROILER YANG DIBERI PERLAKUAN
PAKAN HASIL FERMENTASI Chrysonilia crassa

Husnul Khotimah, Siti Nur Jannah, Rejeki Siti Ferniah


Laboratorium Bioteknologi
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro,
Semarang
Jalan Prof. Soedarto, SH, Semarang, 50275,
Email : ima.husnulkhotimah@gmail.com

ABSTRACT
Lactic Acid Bacteria (LAB) are microflora in the digestive tract that has positive roles in
poultry’s health. The amount and diversity of LAB in the gastrointestinal tract are influenced by
several factors, one of them is by the feeding factor. The study aims to analyze the LAB diversity in
ileum and cecum after feeding of fermented Chrysonilia crassa molecularly. Analysis of LAB spesies
diversity is needed to provide a baseline profile of microbial community database on the illeum and
cecum digestive tract of broiler chicken between control (commercial feed) and treatment (feed by
Chrysonilia crassa fermentation) by the method of Terminal Restriction Fragment Length
Polymorphism (T-RFLP). The calculated values are the number of phyilotypes, relative abundance,
Shannon-Wiener (H') diversity index, evenness (E), and similarity. Group of LAB detected in the
control were Lactobacillus delbrueckii (180 bp), Lactobacillus sp. (187 bp), Lactobacillus plantarum
(572 bp), uncultured bacterium (87 bp) and unidentified (50 bp, 582 bp). The result of this study
showed that by giving the fermented feed by Chrysonilia crassa had resulted in the decreasing of LAB
diversity in ileum (0.66), cecum (0.48) compared with commercial feed (control) in ileum (0.84),
cecum (1.05).

Keywords: broiler chicken, cecum, ileum, LAB, T-RFLP

ABSTRAK
Bakteri Asam Laktat (BAL) merupakan mikroflora di dalam saluran pencernaan yang
berperan positif dalam kesehatan unggas. Jumlah dan keragaman BAL di dalam saluran pencernaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pakan. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis keragaman BAL pada ileum dan sekum setelah pemberian pakan hasil fermentasi
Chrysonilia crassa secara molekuler. Analisis keragaman BAL diperlukan untuk memberikan profil
awal berupa database keragaman jenis BAL sebagai penyusun mikrobia (microbial community) pada
saluran pencernaan ileum dan sekum ayam broiler antara kontrol (pakan komersial) dan perlakuan
(pakan hasil fermentasi Chrysonilia crassa) dengan metode Terminal Restriction Fragment Length
Polymorphism (T-RFLP). Nilai yang dihitung yaitu jumlah filotipe, kelimpahan relatif, indeks
keragaman Shannon-Wiener (H’), kemerataan (E’), dan kesamaan. Kelompok BAL yang terdeteksi
pada kontrol yaitu Lactobacillus delbrueckii (180 bp), Lactobacillus sp. (187 bp), Lactobacillus
plantarum (572 bp), uncultured bacterium (87 bp) dan unidentified (50 bp, 582 bp). Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa pemberian pakan hasil fermentasi Chrysonilia crassa (perlakuan) menurunkan
tingkat keragaman BAL yaitu ileum (0.66), sekum (0.48) dibandingkan dengan pemberian pakan
komersial (kontrol) yaitu ileum (0.84), sekum (1.05).
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Kata kunci: ayam broiler, BAL, ileum, sekum, T-RFLP

PENDAHULUAN
Salah satu sumber protein hewani laktat (BAL) (Widodo, 2015). Kapang
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Chrysonilia crassa adalah kapang yang
adalah daging ayam broiler karena pangan digunakan untuk memfermentasi pakan
yang bergizi tinggi, selain itu harga daging yang berupa bekatul. Kapang Chrysonilia
ayam broiler juga terjangkau. Berdasarkan crassa merupakan kapang berfilamen
badan pusat statistik tahun 2016, yang memiliki potensi dan menunjukkan
konsumsi ayam broiler pada tahun 2015 potensi terbaik sebagai probiotik in vitro.
mencapai 0,103 kg per kapita dalam Probiotik yang berasal dari kapang
seminggu. Daya tarik masyarakat terhadap diharapkan mampu mempertahankan
konsumsi ayam broiler menjadi target bagi ketahanan dan kestabilannya selama
industri peternakan untuk berusaha pembuatan pakan dan viabilitas selama
meningkatkan produktivitas ternaknya. transit melalui saluran gastrointestinal
Salah satu upaya optimalisasi yang ayam (Yudiarti et al., 2012).
dilakukan adalah menjaga kondisi saluran Keragaman BAL di dalam saluran
pencernaan ayam tetap sehat. pencernaan ayam, terutama pada ileum
Salah satu ciri yang dijadikan dan sekum, akan mempengaruhi kesehatan
indikator ayam digolongkan sehat yaitu hewan tersebut. Analisis jenis BAL
mempunyai saluran pencernaan yang setelah diberi pakan hasil fermentasi
sehat. Saluran pencernaan ayam yang Chrysonilia crassa dilakukan untuk
sehat yaitu kondisinya stabil dan terbebas memberikan profil awal berupa database
dari peradangan usus atau inflamasi yang tentang keragaman jenis BAL sebagai
diakibatkan oleh adanya populasi bakteri penyusun komunitas mikroba (microbial
patogen, antigen pakan, dan racun dalam community).
lumen usus halus (Liu, 2015). Bagian
saluran pencernaan yang dijadikan sebagai
indikator pencernaan sehat adalah ileum METODE
dan sekum. Ileum berperan penting untuk
pencernaan dan penyerapan berbagai jenis Pengambilan Sampel
makromineral dan nutrisi penting yang Sampel isi lumen pada ileum dan
ada pada pakan (Svihus, 2014). Sekum sekum diperoleh dari Laboratorium
atau seka merupakan fitur unik dari Fisiologi dan Biokimia, Fakultas Pertanian
saluran pencernaan unggas. Bagian ini dan Peternakan Universitas Diponegoro.
terdapat pada perbatasan antara usus halus Sampel yang digunakan dalam penelitian
dan usus besar, yang berfungsi sebagai ini yaitu isi lumen bagian ileum dan
tempat berlangsungnya absorpsi air, dan sekum ayam broiler yang diberi
proses fermentasi yang dilakukan oleh penambahan pakan hasil fermentasi
mikroba yang menghasilkan beberapa Chrysonilia crassa sebagai perlakuan dan
vitamin B (Martin et al., 2013). pemberian pakan komersial Br1 yang
Salah satu alternatif yang dilakukan merupakan produksi dari PT. Charoen
untuk peningkatan mutu bahan pakan pada Pokhpand Indonesia digunakan sebagai
ayam adalah dengan teknik fermentasi kontrol. Sampel diambil dengan cara
secara substrat padat. Pemberian pakan dijadikan satu dari 5 kali ulangan per
fermentasi dinilai mampu memperbaiki ayam.
mikroflora yang ada pada saluran
pencernaan ayam terutama bakteri asam
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Isolasi DNA Genom Langsung dari INC, Jepang). Produk PCR dikonfirmasi
Sampel dengan elektroforesis menggunakan 1%
Isolasi DNA genom langsung dari gel agarose dalam 1x buffer TAE dan
sampel dengan pendekatan metagenom divisualisasi dengan pewarnaan etidium
berdasarkan Jannah (2014). Sebanyak bromida (EtBr) dengan menggunakan Gel
0,25 g isi lumen dari sampel bagian ileum Documentation System (atto Corporation,
dan sekum dicuci dengan 500 µL buffer Jepang). Produk PCR dimurnikan dengan
PBS (Phosphate Buffer Saline, pH 7.2) GeneJetTM PCR Purification Kit
dengan sentrifugasi pada 13.000 rpm (Fermentas, USA) sesuai dengan instruksi
selama 5 menit (Zhu et al., 2002). DNA perusahaan. DNA yang diperoleh dari
genom bakteri diekstraksi dengan pemurnian ditambahkan 40 µL nuklease-
menggunakan DNA Mini Kit dari MoBio free water dan disimpan pada suhu -20˚C
sesuai dengan instruksi perusahaan. Setiap sampai penggunaan lebih lanjut.
sampel dilakukan ekstraksi DNA genom
bakteri, begitu pula pada isolat marker Restriksi/pemotongan produk PCR
Lactobacillus salivarus. Kualitas dan dengan Enzim Resriksi
kemurnian hasil isolasi DNA diukur Restriksi produk PCR dengan
dengan menggunakan DNA analyzer enzim restriksi dilakukan berdasarkan
spektrofotometer. Jannah (2014), produk PCR yang telah
dimurnikan dipotong dengan enzim
Amplifikasi dan Purifikasi 16S rRNA restriksi HaeIII dan MspI (Fermentas,
Proses amplifikasi gen 16S rRNA USA). Setiap restriksi terdiri atas 15 unit
menggunakan primer forward 7F FAM enzim restriksi (1,5 µL) dari 10x buffer
yang dilabel dengan 6-carboxyfluorescein restriksi (2 µL, buffer R untuk enzim
(5’-AGAGTTTGATCCTGGCTCAG-3’) HaeIII dan buffer Tango untuk enzim
dan primer reverse spesifik untuk bakteri MspI) dan 100 ng DNA sampel (10 µL),
asam laktat yaitu primer SG-Lab-0677 ditambahkan nuclease-free water sampai
(5’CACCGCTACACATGGAG-3’) yang volume akhir 20 µL. Pemotongan DNA
tidak berlabel (Heilig et al, 2002; produk PCR dengan menggunakan enzim
Dicksved et al., 2007). Campuran reaksi restriksi HaeIII dan MspI untuk
PCR terdiri atas 25 µL GoTaq mendeteksi polimorfisme sekuen gen 16S
GreenMaster Mix (Promega, USA), 2 µL rRNA. Selanjutnya sampel diinkubasi
dari masing masing primer (10 pMol), dan pada suhu 37˚C selama 16 jam, dan
destilated water dan 100 ng DNA dinonaktifkan dengan suhu 80˚C selama
template dalam konsentrasi akhir sampai 20 menit dan segera didinginkan dalam
volume akhir 50 µL. Kondisi PCR ice bath sesuai dengan instruksi dari
dilakukan dengan denaturasi awal pada perusahaan. Produk restriksi dipresipitasi
suhu 95 oC selama 5 menit, diikuti dengan dengan presipitasi etanol dan ditambah 3
30 siklus dari denaturasi pada suhu 95 oC µL nuclease-free water.
selama 40 detik, suhu annealing 52 oC
selama 40 detik dan suhu Analisis TRFLP
ekstensi/perpanjangan pada suhu 72 oC Produk hasil restriksi dilakukan
selama 1 menit, kemudian pemanjangan analisis dengan dikirim ke perusahaan
akhir pada suhu 72 oC selama 7 menit layanan Fragment analysis 1st base
(Dicksved et al., 2007). (http://www.base-
Sampel diamplifikasi dengan asia.com/fragment_analysis/) Malaysia
menggunakan Takara PCR Thermal untuk dilakukan elekroforesis kapiler.
Cycler Dice ®Gradient (TAKARA BIO Kondisi reaksi yang digunakan untuk
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

mengetahui panjang potongan produk pada sinyal fluoresensi. Untuk


PCR yang terlabel bahan fluorescence membedakan sinyal fluoresensi dengan
adalah sampel DNA hasil pemotongan noise maka ditetapkan ambang batas
dengan enzim restriksi yang telah (threshold) dimana hanya T-RF lebih
dipurifikasi sebanyak 1 µL ditambah besar dari atau sama dengan 50 bp dan
dengan campuran 10 ml formamida dan presentase area peak (puncak) lebih besar
standar internal (Gene Scan – 500 ROX, atau sama dengan 1% digunakan untuk
Applied Biosystems) (100:5, vol/vol). analisis lebih lanjut (Li et al., 2007).
Potongan T-RF yang dilabel dianalisis Hasil yang diperoleh dalam bentuk
dengan elektroforesis dengan automatic pecahan desimal dan dibulatkan ke nilai
sequence analyzer (ABI PRISM 3100, terdekat, dan menunjukkan nilai
Applied Biosystem) pada mode scan gen, presentase. Kemudian dibuat tabel data
dan panjang dari T-RF ditentukan dengan biner (menunjukkan ada atau tidak adanya
membandingkan Peak ScannerTM T-RF), dimana puncak dengan presentase
software vl. 0 (Applied Byosystems). dari total luas < 1% dikategorikan sebagai
Hasil yang telah diperoleh selanjutnya 0 (tidak ada) dan presentase dari total luas
dicocokan dengan menggunakan basis ≥ 1% dikategorikan sebagai 1 (ada) (Chen
data (http://mica.ibest.uidaho.edu/) et al., 2012). Nilai diversitas atau
(Dinoto et al., 2006 dalam Jannah, 2014). keragaman bakteri merupakan
T-RF yang mempunyai selisih kekayaan/jumlah dan kelimpahan filotipe
ukuran basa kurang dari 0,5 pb pada dari komunitas bakteri (Dicksved et al.,
sampel yang sama dipotong dengan 2007). Phylotype richness (S) merupakan
mengggunkan enzim yang sama total puncak TRF berbeda/tipe restriksi
dikelompokkan sebagai T-RF yang sama yang berbeda yang ditemukan pada tiap
(Dunbar et al., 2001). Ukuran T-RF sampel. Nilai biodiversitas ditentukan
kemudian dibulatkan ke puluhan terdekat. berdasarkan:
Selanjutnya, T-RF yang mempunyai luas a. Jumlah filotipe yang ditemukan dalam
area kurang dari 1% dari total area sampel (S)
keseluruhan T-RF pada sampel yang sama b. Indeks keragaman Shanon-Wiener (H’)
dianggap sebagai pengotor sehingga tidak yang dihitung untuk menggambarkan
digunakaan dalam analisis. Prediksi keragaman komunitas pada instar
afiliasi filogenetik ukuran T-RF yang berbeda dan nilai penting relatif dari
muncul dalam komunitas dilakukan tiap filotipe dalam keseluruhan
dengan cara mencari padaannya dengan komunitas dengan rumus sebagai
ukuran T-RF bakteri yang ada pada basis berikut : H’= - ∑ pi ln (pi), dimana pi
data Ribosomal Database Project (RDP) adalah ukuran sampel yang dimiliki
dengan menggunakan program dari filotipe (pi=ni/n) (Stiling, 1996).
Microbial Community Analysis 3 c. Indeks kemerataan (evenness)
(MiCA3) Virtual Digest (ISpaR) pada komunitas ditentukan berdasarkan
alamat (http://mica. tingkat sebaran T-RF dalam
ibest.uidaho.edu/digest.php). Ukuran T- komunitasnya. Kemerataan (evenness)
RF yang sama dengan ukuran T-RF pada komunitas dihitung dengan
basis data diprediksi mempunyai menggunakan indek Pielous (J)
hubungan filogenetik yang sama. sebagai berikut : E’ = H’/ln(S)
S adalah jumlah total T-RF (Stiling,
Pengolahan Data 1996).
Pengolahan data dengan d. Indeks kesamaan/similaritas pasangan
menggunakan metode T-RFLP didasarkan Sorensen’s (Cs) dihitung untuk setiap
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

pasangan komunitas dengan rumus melakukan amplifikasi daerah gen 16S


sebagai berikut: Cs = 2j / (a+b), dimana j rRNA.
adalah jumlah T-RF/filotipe setiap
Tabel 1. Nilai konsentrasi dan kemurnian
komunitas yang dibandingkan, a dan b
Hasil Ekstraksi DNA Sampel
adalah masing masing jumlah T-
RF/filotipe setiap komunitas, nilai indeks
berkisar mulai 0-1, yang artinya 0 tidak
ada filotipe yang tumpang tindih antar
komunitas, nilai 1 adalah terdapat filotipe
persis sama ditemukan di kedua
komunitas.

e. Penentuan jumlah filotipe spesifik


yang ditemukan pada suatu komunitas.
Setiap satu T-RF dianggap
Nilai kemurnian DNA
sebagai satu filotipe (dapat pula dianggap menunjukkan nilai semua sampel baik.
sebagai spesies). Identifikasi filotipe- Nilai ini mendekati nilai kualitas DNA
filotipe tersebut digunakan isolat bakteri yang ditetapkan sebesar 1.8-2.0. Hal
L. salivarius CSP004 sebagai isolat ini sesuai dengan pendapat Fatchiyah
marker yang dijadikan standar untuk et al. (2011) nilai kemurnian DNA
analisis bakteri asam laktat (BAL) yang dapat diukur dengan menghitung nilai
selanjutnya dipotong dengan enzim absorbansi 260 nm dibagi dengan nilai
restriksi yang sama dengan sampel dan absorbansi 280 (A260/A280), dan nilai
diamati ukuran T-RF nya. Cara kemurnian DNA berkisar 1.8-2.0.
mengidentifikasi hasil T-RF digunakan
Kisaran angka tersebut telah
program analisis T-RFLP ISPAR (In silico
PCR and Restriction) dari MiCA3
memenuhi persyaratan yang
(Microbial Community Analysis) dengan dibutuhkan dalam analisis molekuler.
menggunakan database RDP (R10, U270 Konsentrasi dan kemurnian
yang terdiri atas 1.519.356 referensi mempunyai kualitas yang baik untuk
bakteri berdasarkan gen 16S rRNA. Hasil dilanjutkan dalam proses digesti.
yang telah diperoleh selanjutnya akan Visualisasi hasil amplifikasi gen
dicocokan menggunakan basis data dari 16S rRNA diperoleh pita DNA berukuran
MiCA3 (http://mica.ibest.uidaho.edu/). 650 bp pada setiap sampel. Hal ini
menginformasikan bahwa hasil
amplifikasi sesuai dengan kontrol positif
PEMBAHASAN Lactobacillus salivarius (Jannah, 2014).
Ekstraksi dan Amplifikasi DNA dari M 1 2 3 4 5
10000 bp
Sampel Isi Lumen Ileum dan Sekum 2
Ayam Broiler
Ekstraksi DNA dilakukan sebagai 650 bp 650 bp
tahap awal dalam penelitian ini yaitu 250 bp
ekstraksi DNA pada isi lumen ileum dan
sekum ayam broiler. DNA yang berasal
dari lingkungan isi lumen ileum dan
sekum ayam broiler dalam penelitian ini Gambar 1. Elektroforesis Hasil Amplifikasi
digunakan sebagai DNA cetakan dalam DNA dari sampel isi lumen bagian ileum dan
sekum ayam broiler dalam Gel agarose 1%
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

dengan marker 1 kb (1 = kontrol ileum, 2 = Berdasarkan hasil yang diperoleh


kontrol sekum, 3 = perlakuan ileum, 4 = setelah dilakukan purifikasi bahwa
perlakuan sekum, 5 = L. salivarius) konsentrasi DNA diketahui lebih tinggi
dari hasil ekstraksi DNA, hal ini
Purifikasi dan Restriksi Fragmen DNA disebabkan karena pada tahapan
Konsentrasi DNA hasil dari purifikasi purifikasi, DNA dimurnikan dan
komunitas mikroba yang diperoleh dari dipisahkan dari komponen kontaminan
kontrol dan perlakuan yaitu diperoleh (seperti RNA, protein dan komponen lain
berkisar 36-68 ng/µl dan A260/A280 yang yang masih tersisa) sehingga didapatkan
diperoleh berkisar antara 1.74-1.89. hasil konsentrasi DNA yang lebih tinggi.
Konsentrasi dan kemurniaan yang
dihasilkan memiliki kualitas baik untuk
dilanjutkan proses digesti dengan
menggunakan enzim restriksi.
Tabel 2. Nilai konsentrasi dan kemurnian hasil
purifikasi DNA
Komunitas Bakteri dan Profil T-RF
Hasil analisis T-RFLP berupa data T-
RF komunitas BAL ditampilkan dalam
bentuk elektroferogram. Pembacaan data
pada tampilan elektroferogram dengan
menggunakan Peak Scanner hasil BAL
pada ileum dan sekum ayam broiler baik
kontrol maupun perlakuan dengan
menggunakan enzim restriksi Msp1.
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Gambar 2. Pola elektroferogram T-RF komunitas BAL pada relung ileum dan sekum ayam broiler
dengan menggunakan enzim restriksi Msp1: (A) Kontrol ileum (B) Perlakuan pakan Chrysonilia
crassa ileum (C) Kontrol sekum (D) Perlakuan pakan Chrysonilia crassa sekum.

diidentifikasi sebagai bakteri yang belum


Gambar 2. menunjukkan pola dapat dikulturkan (unculturable). Menurut
dinamika populasi BAL berdasarkan hasil Walter (2008), Lactobacillus merupakan
analisis setiap relung pada sampel setelah bakteri penghuni saluran pencernaan yang
dibandingakan antara kontrol dan dominan karena sifatnya mudah tumbuh,
perlakuan dengan menggunakan enzim memiliki toleransi yang tinggi terhadap
restriksi MspI. Di ileum terdapat oksigen maupun tanpa oksigen (fakultatif
perbedaan pada kontrol yaitu muncul anaerob). Lactobacillus sp. di dalam
unidentified bacterium (50 bp), sedangkan sekum dapat membantu mencerna serat
pada perlakuan terdapat spesies kasar dengan cara fermentasi oleh bakteri
Lactobacillus delbruekii (180 bp) dan selulolitik (Krismiyanto, 2015).
Lactobacillus sp. (187 bp). Spesies sama Dinamika populasi BAL tersebut
yang dapat ditemukan pada kontrol dan salah satunya disebabkan oleh kualitas
perlakuan adalah uncultured bacterium pakan yang mempengaruhi keberadaan
(87 bp). Sementara di sekum terdapat komunitas bakteri saluran pencernaan.
perbedaan pada kontrol yaitu muncul BAL memerlukan nutrisi untuk dapat
spesies Lactobacillus delbruekii (180 bp) tumbuh di antaranya karbohidrat, asam
dan pada perlakuan tidak terdapat. Spesies amino dan vitamin. Kualitas bahan baku,
sama yang dapat ditemukan pada kontrol kandungan nutrisi, kontaminasi
dan perlakuan adalah uncultured mikotoksin, dan kualitas fisik pakan
bacterium (87 bp) dan Lactobacillus sp. (ukuran partikel) dapat mempercepat atau
(187 bp). Hal ini disebabkan karena memperlambat laju pergerakan di dalam
bakteri yang paling dominan adalah yang saluran pencernaan (feed passage).
sifatnya unculturable (tidak dapat Pencernaan secara enzimatik dilakukan
dikulturkan). Hal ini sesuai dengan Jannah oleh dinding usus, yaitu menghasilkan
(2014) filotipe BAL 41 % tidak dapat enzim pemecah protein (erepsin), lemak
diidentifikasi (unidentified) dan 36%
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

(lipase), dan karbohidrat (maltase dan yang mampu memecah senyawa


saccrase) (Yuwanta, 2004). protein pada pakan agar dapat lebih
Bekatul yang digunakan sebagai mudah diserap sehingga meningkatkan
bahan yang difermentasi mengandung kandungan protein di dalam biomassa
karbohidrat yang sulit tercerna karena (Yudiarti et al., 2012).
kandungan seratnya yang tinggi. Selain
itu bekatul mudah tengik dan memiliki
ikatan asam lemak tidak jenuh dan Kelimpahan Relatif, Indeks Keragaman,
kandungan protein kasar yang rendah Kemerataan dan Kesamaan Bakteri
karena adanya zat anti nutrisi asam Asam Laktat
phytat yang sulit larut dalam air dan Kelimpahan spesies akan lebih
tahan panas, sehingga sulit dicerna cocok ditentukan dengan analisis T-RFLP
metagenom, selain itu analisis T-RFLP
(Supartini, 2011). Daya cerna serat metagenom dapat mendeteksi struktur dan
kasar pada unggas dipengaruhi oleh komposisi komunitas mikroba dalam
beberapa faktor antara lain kadar serat kondisi yang sebenarnya sebagai
dalam pakan, komposisi penyusun kelimpahan relatif yang dapat
serat kasar dan aktivitas mikroba. dibandingkan antara sampel (Dicksved et
Pakan hasil fermentasi Chrysonilia al., 2007).
crassa yang diberikan sebagai perlakuan,
kapang ini diyakini memiliki potensi
sebagai probiotik tetapi penggunaannya
membutuhkan mikroba jenis lain. Setiap
jenis probiotik memiliki fungsi khusus dan
jika lebih dari satu probiotik dicampur
maka dapat bekerja secara sinergis.
Kapang menyediakan substrat untuk
kehidupan bakteri karena pada kapang
mempunyai rhizoid dan enzim yang
dapat memecah fraksi-fraksi makanan
yang kualitasnya rendah sehingga
dapat meningkatkan nilai gizinya.
Penguraian serat kasar kebanyakan
dilakukan dengan teknik fermentasi.
Enzim-enzim yang dihasilkan dari Gambar 3. Distribusi kelimpahan relatif setiap
ukuran T-RF yang muncul dari
golongan kapang diproduksi melalui komunitas BAL pada kontrol dan
proses fermentasi media padat (Darwis perlakuan ileum
et al. 1990).
Fermentasi berhubungan dengan Gambar 3. menunjukkan bahwa
kerja enzim yang diproduksi oleh kehadiran unidentified bacterium (50 bp)
mikroba. Kapang Chrysonilia crassa ditemukan dalam jumlah yang melimpah
mampu secara spesifik menghasilkan yaitu 65.42% pada relung ileum kontrol.
enzim selulase yang potensial untuk Hal ini disebabkan karena kekurangan
mendegradasi bahan lignoselulotik referensi dari database MiCA3 untuk
mengidentifikasi hasil seluruh potongan
yaitu terjadi pemecahan oligosakarida
T-RF BAL sehingga terdapat hasil
menjadi glukosa dan enzim protease potongan yang belum teridentifikasi. Hal
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

ini sesuai dengan Jannah (2014) filotipe kontrol yaitu banyak ditemukan pada
BAL 41 % tidak dapat diidentifikasi bagian sekum sebanyak 70.19%.
(unidentified) dan 36% diidentifikasi Kecenderungan peningkatan ini
sebagai bakteri yang belum dapat disebabkan karena sekum merupakan
dikulturkan (unculturable). Perlakuan tempat yang sangat penting untuk
pada relung ileum yang ditemukan paling fermentasi bahan makanan, sehingga
banyak yaitu Lactobacillus plantarum banyak ditemukan Lactobacillus sp. dalam
(572 bp) sebanyak 36.08%. Lactobacillus pendekatan metagenom sampel isi lumen
plantarum ini merupakan mikroba yang dari sekum tersebut. Lactobacillus sp.
banyak ditemukan pada materi yang dapat menurunkan pH, sehingga suasana
berasal dari tumbuhan yang mengandung di dalam sekum menjadi asam sehingga
lignoselulosa. Hal ini disebabkan karena mampu memfermentasi bahan makanan
pada perlakuan kandungan serat bekatul yang berakibat pada penurunan jumlah
lebih tinggi daripada pakan komersial. Hal dan aktivitas bakteri gram negatif
ini sesuai dengan Li et al. (2010) bahwa (Santoso, 1999).
Lactobacillus plantarum banyak Kelimpahan relatif tersebut
ditemukan pada pakan dengan kandungan menunjukkan komunitas BAL pada ileum
serat tinggi. Pertumbuhan BAL dapat dan sekum ayam broiler sebelum dan
dipengaruhi beberapa faktor antara lain setelah diberi perlakuan pakan hasil
kondisi lingkungan, populasi bakteri fermentasi Chrysonilia crassa. Komunitas
patogen, jenis pakan dan ketersediaan BAL yang terdeteksi pada pendekatan
subtrat. Menurut Yuwanta (2004) metagenom yaitu Lactobacillus
penggunaan serat kasar sebesar 5-20% delbrueckii (180 bp), Lactobacillus sp.
memberikan variasi terhadap (187 bp), Lactobacillus plantarum (572
perkembangan, jumlah bakteri, dan bp), uncultured bacterium (87 bp, 582 bp)
dinamika bakteri selulolitik pada usus dan unidentified bacterium (50 bp).
halus, sekum dan kolon pada unggas
dengan berbagai level serat kasar.

Gambar 5. Indeks Keragaman Shannon-


Gambar 4. Distribusi kelimpahan relatif setiap Wiener (H’) komunitas BAL pada kontrol dan
ukuran T-RF yang muncul dari komunitas perlakuan
BAL pada kontrol dan perlakuan sekum
Gambar 5. menunjukkan indeks
Gambar 4. menunjukkan bahwa keragaman Shannon-Wiener BAL antara
Lactobacillus sp. (187 bp) ditemukan dua relung saluran pencernaan ayam
dalam jumlah yang cukup melimpah pada broiler yaitu di ileum dan sekum. Indeks
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

keragaman kontrol pada ileum yaitu Nilai indeks kemerataan jenis


(0.84), sedangkan sekum (1.05). Ini ini berkisar antara 0-1 dengan
menunjukkan bahwa pada kontrol deskripsi kondisi sebagai berikut E= 0,
komunitas BAL dalam sekum cenderung kemerataan spesies rendah, artinya
lebih beragam daripada komunitas di
kekayaan individu yang dimiliki
ileum. Hal ini didasarkan pada nilai indeks
Shannon antara 1.0 dan 6.0 (Stiling,
masing-masing spesies sangat jauh
1996). Perlakuan dengan pemberian pakan berbeda E = 1, kemerataan spesies
hasil fermentasi Chrysonilia crassa di relatif merata atau jumlah individu
ileum menunjukkan indeks keragaman masing-masing spesies relatif sama.
0.66, sedangkan pada bagian sekum 0.48. Indek kemerataan pada kontrol ileum
Ini menunjukkan bahwa pada perlakuan yaitu 0.67, perlakuan ileum 0.48.
komunitas BAL dalam ileum memiliki Artinya pada relung ileum kemerataan
keragaman yang rendah. Hasil spesiesnya rendah. Di kontrol sekum
perhitungan pada setiap relung indeks kemerataannya yaitu 0.70 dan
memperlihatkan bahwa nilai indeks di perlakuan sekum 0.69. Artinya
keragaman (H’) BAL termasuk dalam relung sekum kemerataan spesiesnya
kategori rendah hingga tinggi,
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagaimana kategori yang dikemukakan
oleh Hardjosuwarno (1990) yaitu, H’>3,0 perlakuan mempunyai indeks
menunjukkan keragaman sangat tinggi, kemerataan yang rendah daripada
1,6<H’<3,0 menunjukkan keragaman kontrol. Jenis yang memiliki tingkat
tinggi, 1,0<H’<1,5 menunjukkan kestabilan yang tinggi mempunyai
keragaman sedang, dan H’<1,0 peluang yang lebih besar untuk
menunjukan keragaman rendah. Nilai mempertahankan kelestarian jenisnya.
indeks keragaman yang diperoleh berkisar Untuk menilai kemantapan atau
antara 0.48–1.05. Berdasarkan hasil kestabilan jenis dalam suatu komunitas
indeks keragaman, menunjukkan kategori dapat digunakan nilai indeks
sedang H’=1.05 terdapat pada relung kemerataan jenis (E’). Semakin tinggi
sekum kontrol. Hal ini menggambarkan
nilai E’, maka keanekaragaman jenis
bahwa perlakuan pemberian pakan
komersial, menyebabkan keragaman dalam komunitas semakin stabil dan
komunitas BAL lebih tinggi pada relung semakin rendah nilai E’, maka
sekum dibandingkan ileum, karena jenis kestabilan keanekaragaman jenis
filotipe BAL yang ditemukan lebih dalam komunitas tersebut semakin
banyak disekum. rendah (Odum, 1993).
Kestabilan suatu jenis juga
dipengaruhi oleh tingkat Tabel 1. Indeks Kesamaan Komunitas BAL
kemerataannya, semakin tinggi nilai Hasil Analisis T-RFLP
H’, maka keanekaragaman jenis dalam
komunitas tersebut semakin stabil.
Sebaliknya semakin rendah nilai H’,
maka tingkat kestabilan
keanekaragaman jenis dalam
komunitas semakin rendah (Odum,
1993).
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Indeks kesamaan pasangan keragaman BAL dibandingkan dengan


(pairwise similarity) Sorensen adalah pemberian pakan komersial (kontrol).
nilai yang menunjukkan adanya
kesamaan filotipe di dua komunitas. DAFTAR PUSTAKA
Nilai 0 menunjukkan bahwa 2
komunitas benar-benar berbeda, Badan Pusat Statistik Indonesia. 2016.
sedang nilai 1 berarti bahwa 2 Rata-Rata Konsumsi per Kapita
Seminggu Beberapa Macam
komunitas tersebut identik. Dalam
Bahan Makanan Penting, 2007-
studi ini Tabel 1 menunjukkan indeks 2015.
kesamaan komunitas tertinggi (0.25) https://www.bps.go.id/linkTabelSt
adalah antara komunitas sekum yang atis/view/id/950.4 Agustus 2017
terdapat pada kontrol dan perlakuan Chen L, Teasdale MT, Kaczmarczyk MM,
artinya kesamaan komposisi BAL Freund GG, Miller MJ. 2012.
tertinggi pada saluran gastrointestinal Development of a Lactobacillus
di ayam broiler adalah antara specific T-RFLP method to
komunitas sekum. Sedangkan pada 2 determine lactobacilli diversity in
komunitas yang berbeda tetapi pada complex samples. J. of
lingkungan yang sama (kontrol) Microbiological Methods,
91: 262-268.
mempunyai nilai kesamaan (0.22).
Ini artinya bahwa 2 komunitas Darwis, A.A., E. Sukara, D.E.
pada kontrol berbeda karena nilainya Amiroenas, M. Syahbana, dan
mendekati 0. Hal ini didasarkan pada R. Purnawati. 1990. Produksi
Stiling (1996) bahwa nilai indeks Enzim Selulase dan Biomassa
kesamaan berkisar 0-1, yang artinya 0 untuk Pakan Ternak dari
tidak ada filotipe yang tumpang tindih Biokonversi Pod Coklat Oleh
dalam komunitas, nilai1 berarti filotipe Trichoderma viride. Med Pet 8
sama persis di kedua komunitas. (4): 13.
Kesamaan yang tinggi pada sekum Dicksved J., Floistrup H, Bergstrom A,
diasumsikan bahwa viabilitas BAL tinggi Rosenquist M, Pershagen G,
pada sekum, sedangkan kesamaan yang Scheynius A, Roos S, Johan S,
tinggi pada pengaruh pakan (kontrol) Engstrand L, Fahrlander CB,
dikarenakan bahwa tidak adanya Mutius EV. 2007. Molecular
perubahan susunan kandungan pada pakan fingerprinting of the fecal
komersial akibat adanya proses enzimatis microbiota of children raised
seperti pada pakan fermentasi yang dapat according to different lifestyles.
mempengaruhi komunitas BAL pada Appl Environ Microbiol. 73:
ileum dan sekum. 2284–2289.
Dunbar J, Ticknor LO, Kuske CR. 2001.
KESIMPULAN Phylogenetic specificity and
Berdasarkan analisis T-RFLP reproducibility and new method
dengan melihat profil T-RF. Terdapat for analysis of terminal restriction
perbedaan keragaman komunitas bakteri fragment profiles of 16S rRNA
asam laktat (BAL) pada ileum dan sekum genes from bacterial communities.
ayam broiler setelah diberi pakan hasil Appl Environ Microbiol. 67:190-
fermentasi Chrysonilia crassa. Pemberian 197.
pakan hasil fermentasi Chrysonilia crassa
(perlakuan) menurunkan tingkat
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Fatchiyah, E. Laras Arumingtyas, S. Odum, E.P. 1993. Dasar- dasar Ekologi.


Widyarti, S. Rahayu. 2011. Alih bahasa: Tjahyono Samingan.
Gadjah mada University Press,
Biologi Molekuler Prinsip
Yogyakarta.
Dasar Analisis. Erlangga, Santoso, U.S. Ohtani, K., Tanaka dan
Jakarta. Sakaida. 1999. Dried Bacillus
Heilig, R.,et al. 2002. The DNA Sequence subtillis Culture reduced ammonia
and Analysis of Human gass release in poultry house.
Chromosome 14. J. Nature, Asian Australian Journal of
421(6923):601-607. Animal Sciences (AJAS) Vol. 12.
Jannah, S.N. 2014. Analisis Keragaman No. 5. 677-842.
Bakteri Asam Laktat dari Stiling, P. D. 1996. Ecology: Theories and
Saluran Pencernaan Ayam Applications. Second Edition.
Cemani berdasarkan Gen 16S Prentice Hall International, Inc.,
rRNA dan Potensi Penggunaannya United State of America.
sebagai Probiotik. Disertasi. Supartini, N. dan Eka Fitasari. 2011.
Program Pasca Sarjana Institut Penggunaan Bekatul
Pertanian Bogor, Bogor. Fermentasi Aspergillus niger
Krismiyanto, L., Nyoman Suthama dan
dalam Pakan Terhadap
Hanny Indrat Wahyuni. 2015.
Keberadaan Bakteri dan
Karakteristik Organ Dalam
Perkembangan Caecum Akibat Ayam Pedaging. J. Buana
Penambahan Inulin dari Umbi sains, vol. 11 No. 2: 127-136.
Dahlia (Dahlia variabilis) pada Svihus, B. 2014. Function of The
Ayam Kampung Persilangan Digestive System. J. Poultry
Periode Starter. J. Ilmu-Ilmu Science Association, Inc.
Peternakan 24 (3) : 54 -60 Walter, J. 2008. Ecological Role of
Li, F., Hullar MAJ, Lampe JW. 2007. Lactobacilli in the Gastrointestinal
Optimization of terminal Tract: Implications for
restriction fragment Fundamental and Biomedical
polymorphism (T-RFLP) analysis Research. Applied and
of human gut microbiota. J. of Environmental Microbiology
Microbiol Methods, 68: 303–311. 74(16): 4985-4996.
Li, J., Y. Shen and Y.Cai. 2010. Widodo, T., Bambang Sulistiyanto dan
Improvement of Fermentation Cahya Setya Utama. 2015. Jumlah
Quality of Rice Straw Silage by Bakteri Asam Laktat (BAL)
Application of a Bacterial dalam Digesta Usus Halus dan
Inoculant and Glucose. AsianAust. Sekum Ayam Broiler yang Diberi
J. Anim. Sci. 23(7):901- 906. Pakan Ceceran Pabrik Pakan yang
Liu, Y. 2015. Fatty acids, Inflammation Difermentasi. J. Agripet : Vol (15)
and Intestinal Health in Pigs. J. of No.2 : 98-103.
Animal Science and Biotechnol. Yudiarti, T., V. D.Yunianto B., R.
6(1): 41. Murwani, E. Kusdiyantini. 2012.
Matin, H.R.H., Dashtbin, F and Salari, J., The Effect of Chrysonilia crassa
2013. Absorption and Additive on Duodenal & Caecal
macromineral interactions in Morphology, Bacterial & Fungal
broiler production. Global Number, and Productivity of
Veterinaria 11 (1): 49-54. Ayam Kampung. Internat. J. of
Sci. and Eng. Vol. 3(2):26-29.
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas.


Kanisius, Yogyakarta.
Jurnal Biologi, Volume 6 No 4, Oktober 2017
Hal. 29-40

Anda mungkin juga menyukai