Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

GETARAN GELOMBANG DAN OPTIK

HALAMAN JUDUL

Judul Percobaan : Mengukur Panjang Gelombnag


Cahaya
Nama Lengkap : Lidwina Anggun Rambu Pari Gusi
Nomor Pokok Mahasiswa : 160403070026
Kelas/kelompok Praktikum : 2016 A / V
Tanggal Percobaan : 30 Mei 2018
Tanggal Penyerahan : 06 Juni 2018
Dosen Pembimbing : Kurriawan Budi Pranata, S.Si., M.Si.
Asisten Praktikum : Nur Azizah Septiana W.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG


2018

ABSTRAK

Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan


berulang dari sebuah pola ​gelombang​. Biasanya memiliki
denotasi ​huruf​ ​Yunani​ ​lambda (λ). Tujuan praktikum panjang
gelombang cahaya ini adalah untuk mengukur panjang gelombang
cahaya. Hal pertama-tama yang kami lakukan adalah menyiapkan
dan menyusun alat dan bahan sesuai yang tertera pada modul,
kemudian meyambungkan kotak cahaya dengan catu daya
menggunakan kabel penghubung. Setelah itu, kami mulai
mengukur panjang gelombang cahaya pada 3 variasi warna yaitu
kuning, hijau, dan biru. Berdasarkan percobaan ini dapat kami
katakan bahwa orde spektrum yang lebih besar akan memperoleh
hasil perhitungan yang lebih tepat daripada orde spektrum yang
kecil, hal ini disebabkan karena pada orde yanglebih besar
pengukuran jarak antar cahaya lebih mudah. Itu disebabkan
karena pada orde yang lebih besar maksimumkedua cahaya mengal
ami pemisahan yanglebih besar. Berdasarkan hasil percobaan
diatas, untuk menentukan panjang gelombang cahaya dapat
y.a
menggunakan formula λ= m.D , sehingga dapat dikatakan bahwa
nilai panjang gelombang cahaya terkecil ada pada filter berwarna
biru dengan nilai 4280Å, dan nilai panjang gelombang cahaya
terbesar ada pada filter berwarna kuning dengan nilai 7000Å dan
untuk filter berwarna kuning nilai panjang gelombang adalah
5000Å

Kata kunci: panjang gelombang cahaya, filter warna, interferensi

2
ABSTRACT

The wavelength is a distance between the repeating units of a wave


pattern. Usually has a Greek letter lambda (λ). The purpose of this wavelength
practicum of light is to measure the wavelength of light. The first thing we do is
prepare and organize the tools and materials according to the module, then
connect the light box with the power supply using the connecting cable. After that,
we started measuring the wavelength of light in three color variations: yellow,
green, and blue. Based on this experiment we can say that a larger-order spectrum
would have a more precise calculation result than a small-spectrum order, this is
because at a much larger order the spacing of light is easier. That's because at a
larger order the maximum of both light experiences a greater separation. Based on
the experimental results above, to determine the wavelength of light can use the
formula λ = (yes) / (mD), so it can be said that the smallest light wavelength value
is on the blue color filter with 4280Å, and the largest light wavelength value is in
the filter yellow with 7000Å value and for yellow filter the wavelength value is
5000Å

Keywords: wavelength of light, color filter, interference

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Percobaan 2
1.3. Tujuan Percobaan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Dasar Teori 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 6
3.1. Variabel Percobaan 6
3.2. Bahan Percobaan 6
3.3. Alat Percobaan Error! Bookmark not defined.
3.4. Prosedur Percobaan 9
3.5. Diagram Alir Percobaan 10
3.5.1. Diagram Alir Prosedur 10
3.5.2. Diagram Alir Perhitungan 12
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 13
4.1. Hasil Percobaan 13
4.2. Pembahasan 13
BAB V KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
DAFTAR NOTASI 16
APENDIKS 18
LAMPIRAN 19
1. Data Percobaan 19

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 bentuk gelombang.............................................................................4


Gambar 3.2.1.1 Layar putih.....................................................................................6
Gambar 3.2.1.2 tumpakan berpenjepit.....................................................................6
Gambar 3.2.1.3 lensa f=100mm dan f=50 mm bertangkai......................................6
Gambar 3.2.1.4 catu daya.........................................................................................7
Gambar 3.2.1.5 kabel penghubung..........................................................................7
Gambar 3.2.1.6 kotak cahaya...................................................................................7
Gambar 3.2.1.7 pemegang kotak cahaya.................................................................7
Gambar 3.2.1.8 rel presisi........................................................................................7
Gambar 3.2.1.9 penyambung rel..............................................................................8
Gambar 3.2.1.10 kaki rel..........................................................................................8
Gambar 3.2.1.11 kisi difraksi...................................................................................8
Gambar 3.2.1.12 diafragma celah tunggal...............................................................8
Gambar 3.2.1.13 mistar............................................................................................8
Gambar 3.2.1.14 filter polarisasi..............................................................................9
Gambar 3.2.1.15 filter warna...................................................................................9

5
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2.1 alat percobaan.......................................................................................6

Tabel 4.1.1 hasil percobaan....................................................................................13

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada zaman yang serba modern ini teknologi menjadi hal penting.
Teknologi dapat memudahkan pekerjaan dan memperpendek jarak yang
sebenarnya ribuan mil, misalnya dengan menggunakan telepon. Salah satu
hal penting yang mendukung keberadaan teknologi adalah sarana,
misalnya energi atau gelombang sebagai media. Banyak barang elektronik
yang memanfaatkan sifat-sifat gelombang, misalnya sifat gelombang yang
dapat merambat di ruang hampa digunakan manusia untuk membuat bolam
lampu dimana ruang dalam bolam tersebut adalah ruang hampa.

Cahaya adalah penting untuk semua kehidupan di bumi karena ia


adalah tenaga dari matahari, yang dipindahkan ke bumi dalam bentuk
cahaya, yang dipakai oleh tanaman-tanaman untuk mensintensiskan
karbohidrat dan karbon dioksida dan air (fotosintesis). ​Cahaya sebagai
suatu energy merambat sebagai gelombang. Cahaya disebut gelombang
radiasi. Suatu atom yang elektronnya berkurang akan mengeluarkan
energy. Energy yang dilepaskan dapat saja dalam bentuk energy cahaya.

Cahaya juga termasuk gelombang dan disebut gelombang cahaya.


Cahaya dapat mengalami difraksi, interferensi, dan juga polarisasi.
Gelombang cahaya dapat menimbulkan beberapa fenomena dalam
kehidupan contohnya pelangi, warna-warni bulu merak, dan juga
warna-warni pada kupu-kupu morfo. Untuk mengetahui lebih dalam apa
yang menyebabkan fenomena tersebut maka kami mengambil salah satu
contoh untuk kami analisi mengapa hal fenomena itu terjadi. Sehingga dari
penjelasan di atas kami lebih menitikberatkan pada mengukur panjang
gelombang cahaya untuk setiap warna (kuning, hijau, dan biru)

7
1.2. Rumusan Percobaan

Berdasarkan hal yang melatarbelakangi percobaan diatas, maka dapat kami


rumuskan percobaan kurva karakteristik dioda sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mahasiswa dapat mengukur panjang gelombang
cahaya?

1.3. Tujuan Percobaan

Berdasarkan rumusan percobaan diatas, maka tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat mengukur panjang gelombang cahaya

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori


Interferensi adalah gabungan dua gelombang atau lebih. Cahaya
merupakan gelombang yaitu gelombang elektromagnetik. Interferensi
cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung.
Jika cahayanya tidak berupa berkas sinar maka interferensinya sulit
diamati.celah tunggal merupakan suatu celah sempit yang melewati sinar
monokromatik pada celah itu, yang dibelakangnya dipasang layar akan
tampak pola interferensi pada layar. Pola interferensi pada difraksi celah
tunggal ini terlihat adanya garis-garis gelap. Sedangkan pola terangnya
lebar. Terang pusat akan melebar setengah bagian lebih lebar pada kedua
sisi.

Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas
jika kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua cahaya
berinterferensi saling menguatkan (bersifat konstruktif), maka akan
menghasilkan garis terang yang teramati pada layar. Apabila kedua
gelombnag cahaya berinterfernsi saling memperlemah (bersifat destruktif),
maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. (Tim Elin
Lab.fisika)

Peristiwa interferensi cahaya yang telah dilakukan


percobaan/eksperimen oleh para ilmuan terdahulu, seperti halnya Thomas
Young dan Fresnell.Adapun persamaan terhadap interferensi celah tunggal
yang ditunjukan: Nilai Y yaitu jarak antara dua garis yang berbeda atau
jarak antara terang pusat dengan terang pusat pertama dengan
memperhitungkan sudut θ dan susdut θ′ .Sudut θ dibentuk dari
jarak-jarak kisi kelayar selebar D dan jarak terang pusat dengan jarat
terang pertama setinggi y.Sehingga didapatkan aturan trigonometri tan θ

9
=y/D Hubungan antara nilai θ dan θ′ bernilai sebanding sehingga
didapatkan nilai y sebesar:

Keterangan :

m : Orde pola difraksi ( 0,1,2,3...)

D : Jarak kisi kelayar

A : Teatapan kisi

λ : Panjang gelombang cahaya

y : Jarak antara dua garis yang berada digaris yang berada di kiri dan kanan garis
utama (Budiyanto, Joko. 2009)

Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah
pola ​gelombang​. Biasanya memiliki denotasi ​huruf​ ​Yunani​ ​lambda (λ).
Dalam sebuah gelombang ​sinus​, panjang gelombang adalah jarak antara
puncak:

gambar 2.1.1 Bentuk gelombang

Axis x mewakilkan panjang, dan I mewakilkan kuantitas yang bervariasi


(misalnya tekanan udara untuk sebuah gelombang ​suara​ atau
kekuatan ​listrik​ atau ​medan magnet​ untuk ​cahaya​), pada suatu titik dalam

10
fungsi waktu x. Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse
terhadap ​frekuensi​ f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam
sebuah waktu yang diberikan. Panjang gelombang sama dengan kecepatan
jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan
dengan ​radiasi elektromagnetik​ dalam ruang hampa, kecepatan ini
adalah ​kecepatan cahaya​ c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini
C
merupakan ​kecepatan suara​ di udara. Hubungannya adalah: ​λ= f

di mana:

λ= panjang gelombang dari sebuah ​gelombang suara​ atau ​gelombang


elektromagnetik

c = ​kecepatan cahaya​ dalam ​ruang hampa​ = 299.792.458 ​m/s​ ~ 300.000 km/s =


300.000.000 m/s atau

c = ​kecepatan suara​ dalam udara = 344 m/s pada 20 °C (68 °F)

f = ​frekuensi​ gelombang (Kanginan, Marthen. 2010)

11
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Variabel Percobaan


a. Variabel Bebas : filter warna
b. Variabel Terikat : difraksi celah tunggal
c. Variabel Kontrol : layar putih

3.2. Bahan Percobaan


Tabel 3.2.1 bahan percobaan:

o Nama Bahan Keterangan umlah

Putih 1

gambar 3.2.1.1

2 akan Berpenjepit 4

gambar 3.2.1.2

3 f = 100 mm, 2
bertangkai dan,
f = + 50 mm,
bertangkai

gambar 3.2.1.3

12
Daya 1

3.2.1.4

5 Penghubung 2

3.2.1.5

6 Kotak Cahaya 1

3.2.1.6

7 gang Kotak Cahaya 1

gambar 3.2.1.7

13
8 esisi 2

gambar 3.2.1.8

9 mbung rel 1

ar 3.2.1.9

0 el 2

ar 3.2.1.10

1 ifraksi 1

gambar 3.2.1.11

2 gma Celah Tunggal 1

3.2.1.12

14
3 r 1

3.2.1.13

4 polarisasi 2

ar 3.2.12 Filter Polarisasi

5 warna 3

gambar 3.2.13 Filter Warna

3.3. Prosedur Percobaan


1. Menyiapkan dan merangkai alat dan bahan seperti gambar 3.3.1

gambar 3.3.1 susunan percobaan

2. Menggunakan bagian belakang kotak cahaya untuk menghasilkan sinar


menyebar
3. Menghubungkan catu daya ke sumber tegangan . Pastikan catu daya
dalam keadaan mati

15
4. Memilih keluaran catu daya 12V DC, dan menghubungkan kotak
cahaya ke catu daya
5. Mengatur jarak antar kotak cahaya dengan lensa ​f = + 50 mm, kira-kira
5 cm. Lensa ini digunakan untuk mensejajarkan sinar yang datang dari
kotak cahaya
6. Mengatur letakn lensa ​f = + 100 mm sehingga terbentuk bayangan
celah tunggal yang tajam pada layar. Meletakkan filter polarisasiyang
kedua (analisator) di depan lensa f = + 100 mm pada lubang pertama
tumpakan berpenjepit.
7. Meletakkan pemegang slaid diafragma di belakang lensa f = +100 mm
masukkan kisi difraksi kedalam pemegang celah diafragma.
8. Menggesekkan kisi mendekati atau menjauhi layar. Mengamati
perubahan yang terjadi
9. Memasukkan filter warna merah pada celah pemegang diafragma
belakang kotak cahaya
10. Menjelaskan dan mencatat tentang sinar yang tampak pada layar antara
jarak kisi ke layar dan jarak antara dua garis yang berada digaris yang
berada dikiri dan di kanan garis utama.

3.4. Diagram Alir Percobaan


3.5.1. Diagram Alir Prosedur

16
17
3.5.2. Diagram Alir Perhitungan

18
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Percobaan


Tabel 4.1.1 hasil percobaan

No Warna Cahaya D (m) y (m) λ (Å)

1 Kuning 7 . 10 -2​ 1,4. 10 -2​ 6000 Å


2 Hijau 5,5 . 10 -2​ 1 . 10​-2 5000 Å
3 Biru 3,5 . 10​-2 0,5 .10​-3 4280 Å

4.2. Pembahasan
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola ​gelombang​. Biasanya memiliki denotasi ​huruf​ ​Yunani​ ​lambda
(λ). Tujuan praktikum panjang gelombang cahaya ini adalah untuk
mengukur panjang gelombang cahaya.

Kami melakukan perhitungan dan pengolahan data mengenai penentuan


nilai panjang gelombang cahaya tampak dari hasil difraksi cahaya menggu
nakan kisi difraksi. Dari percobaan yang kami lakukan, kami
menggunakan 3 filter warna diantaranya: kuning, biru, dan hijau. Orde
spektrum yang lebih besar akan memperoleh hasil perhitungan yang
lebihtepat daripada orde spektrum yang kecil, hal ini disebabkan karena
pada orde yanglebih besar pengukuran jarak antar cahaya lebih mudah.

Berdasarkan hasil percobaan diatas, untuk menentukan panjang gelombang


y.a
cahaya dapat menggunakan formula λ= m.D , sehingga dapat dikatakan
bahwa nilai panjang gelombang cahaya terkecil ada pada filter berwarna
biru dengan nilai 4280Å, dan nilai panjang gelombang cahaya terbesar ada
pada filter berwarna kuning dengan nilai 7000Å dan untuk filter berwarna
kuning nilai panjang gelombang adalah 5000Å. Secara teoritis, nilai
panjang gelombang cahaya untuk filter berwarna kuning berkisar dari

19
5900-6000 Å. dan untuk hijau 4000-5000Å, dan untuk biru dari 4200-4900
Å.. Namun, berdasarkan data percobaan diatas, dapat dilihat nilai yang
diperoleh kurang sesuai, hal ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam
menentukan jarak-jarak tiap warna dan ketidaktelitian saat menentukan
letak warna dengan menggunakan bahan acuan.

20
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan diatas, dapat disimpulkan bawa cahaya warna biru


memiliki nilai panjang gelombang cahaya terkecil dan warna biru memiliki nilai
panjang cahaya terbesar. Dan dalam orde yang sama, semakin dekat pita warna
(cahaya berwarna) ke terang pusat (cahaya putih), menunjukan semakin kecil pula
panjang gelombang cahayanya. Sebaliknya, semakin jauh dari terang pusat maka
semakin besar pula panjang gelombangnya. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
nilai panjang setiap gelombang adalah konstan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Joko. 2009. Fisika :Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Kanginan, Marthen. 2010. Fisika SMA Kelas XII. Jakarta :Erlangga

Tim Elin Laboratorium Fisika

22
DAFTAR NOTASI

No Simbol Keterangan Satuan


1 λ Panjang gelombang m/s
2 D Jarak kisi kelayar m
3 a Tetapan kisi
4 m Orde pola difraksi
5 y Jarak antara dua garis yang berada dikiri dan kanan garis m
utama

23
APENDIKS

Warna cahaya kuning Cahaya warna hijau Cahaya warna biru


Diketahui: Diketahui: Diketahui:
​ ​ ​
D=7.10​-2 y=1,4.10​-2 D=5,5.10​-2 y=1.10​-2 D=3,5.10​-2 y=0,5.10​-2
a=3.10​6​ m=1 a=3.10​6​ m=1 a=3.10​6​ m=1
1m=1.10​10​ Å 1m=1.10​10​ Å 1m=1.10​10​ Å
ditanya: ditanya: ditanya:
λ=................? λ=................? λ=................?
y.a y.a y.a
λ= m.D λ= m.D λ= m.D
−2 6
1.10−2 .3.106 0,5.10−2 .3.106
= 1,4.10 .3.10
1.7.10−2
= 1.5,5.10−2 = 1.3,5.10−2

=6.10​-7​m =5.10​-7​m =4,28.10​-7​m


=6.10​-7​.10​10 =5.10​-7​.10​10 =4,2810​-7​.10​10
=6.10​3​ Å =5.10​3​ Å =428.10​3​ Å

24
LAMPIRAN

1. Data Percobaan

25
26

Anda mungkin juga menyukai