HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
2
ABSTRACT
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Percobaan 2
1.3. Tujuan Percobaan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. Dasar Teori 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 6
3.1. Variabel Percobaan 6
3.2. Bahan Percobaan 6
3.3. Alat Percobaan Error! Bookmark not defined.
3.4. Prosedur Percobaan 9
3.5. Diagram Alir Percobaan 10
3.5.1. Diagram Alir Prosedur 10
3.5.2. Diagram Alir Perhitungan 12
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 13
4.1. Hasil Percobaan 13
4.2. Pembahasan 13
BAB V KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
DAFTAR NOTASI 16
APENDIKS 18
LAMPIRAN 19
1. Data Percobaan 19
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
1.2. Rumusan Percobaan
Berdasarkan rumusan percobaan diatas, maka tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat mengukur panjang gelombang cahaya
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas
jika kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua cahaya
berinterferensi saling menguatkan (bersifat konstruktif), maka akan
menghasilkan garis terang yang teramati pada layar. Apabila kedua
gelombnag cahaya berinterfernsi saling memperlemah (bersifat destruktif),
maka akan menghasilkan garis gelap yang teramati pada layar. (Tim Elin
Lab.fisika)
9
=y/D Hubungan antara nilai θ dan θ′ bernilai sebanding sehingga
didapatkan nilai y sebesar:
Keterangan :
A : Teatapan kisi
y : Jarak antara dua garis yang berada digaris yang berada di kiri dan kanan garis
utama (Budiyanto, Joko. 2009)
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari sebuah
pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda (λ).
Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara
puncak:
10
fungsi waktu x. Panjang gelombang λ memiliki hubungan inverse
terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam
sebuah waktu yang diberikan. Panjang gelombang sama dengan kecepatan
jenis gelombang dibagi oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan
dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang hampa, kecepatan ini
adalah kecepatan cahaya c, untuk sinyal (gelombang) di udara, ini
C
merupakan kecepatan suara di udara. Hubungannya adalah: λ= f
di mana:
11
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Putih 1
gambar 3.2.1.1
2 akan Berpenjepit 4
gambar 3.2.1.2
3 f = 100 mm, 2
bertangkai dan,
f = + 50 mm,
bertangkai
gambar 3.2.1.3
12
Daya 1
3.2.1.4
5 Penghubung 2
3.2.1.5
6 Kotak Cahaya 1
3.2.1.6
gambar 3.2.1.7
13
8 esisi 2
gambar 3.2.1.8
9 mbung rel 1
ar 3.2.1.9
0 el 2
ar 3.2.1.10
1 ifraksi 1
gambar 3.2.1.11
3.2.1.12
14
3 r 1
3.2.1.13
4 polarisasi 2
5 warna 3
15
4. Memilih keluaran catu daya 12V DC, dan menghubungkan kotak
cahaya ke catu daya
5. Mengatur jarak antar kotak cahaya dengan lensa f = + 50 mm, kira-kira
5 cm. Lensa ini digunakan untuk mensejajarkan sinar yang datang dari
kotak cahaya
6. Mengatur letakn lensa f = + 100 mm sehingga terbentuk bayangan
celah tunggal yang tajam pada layar. Meletakkan filter polarisasiyang
kedua (analisator) di depan lensa f = + 100 mm pada lubang pertama
tumpakan berpenjepit.
7. Meletakkan pemegang slaid diafragma di belakang lensa f = +100 mm
masukkan kisi difraksi kedalam pemegang celah diafragma.
8. Menggesekkan kisi mendekati atau menjauhi layar. Mengamati
perubahan yang terjadi
9. Memasukkan filter warna merah pada celah pemegang diafragma
belakang kotak cahaya
10. Menjelaskan dan mencatat tentang sinar yang tampak pada layar antara
jarak kisi ke layar dan jarak antara dua garis yang berada digaris yang
berada dikiri dan di kanan garis utama.
16
17
3.5.2. Diagram Alir Perhitungan
18
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola gelombang. Biasanya memiliki denotasi huruf Yunani lambda
(λ). Tujuan praktikum panjang gelombang cahaya ini adalah untuk
mengukur panjang gelombang cahaya.
19
5900-6000 Å. dan untuk hijau 4000-5000Å, dan untuk biru dari 4200-4900
Å.. Namun, berdasarkan data percobaan diatas, dapat dilihat nilai yang
diperoleh kurang sesuai, hal ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam
menentukan jarak-jarak tiap warna dan ketidaktelitian saat menentukan
letak warna dengan menggunakan bahan acuan.
20
BAB V
KESIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Joko. 2009. Fisika :Untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
22
DAFTAR NOTASI
23
APENDIKS
24
LAMPIRAN
1. Data Percobaan
25
26