Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PROYEK APLIKASI MIKROKONTROLER

PENGISI BAK MANDI OTOMATIS DENGAN SENSOR


ULTRASONIK BERBASIS ATMEGA 8535

Ditulis Oleh:

ALDY GILANG DWI MAHA PUTRA (131331037)

AMIRA CITA MUTHIA (131331038)

2 TC B

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
DAFTAR ISI
Halaman

1. BAB I PENDAHULUAN

1.1 JUDUL……………………………………………………………………

1.2 LATAR BELAKANG MASALAH ...........................................................

1.3 PERUMUSAN MASALAH .......................................................................

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT .......................................................................

2. BAB II PEMBAHASAN

2.1 PRINSIP KERJA………………………………………………………..

2.2 DIAGRAM SKEMATIK ..........................................................................

2.3 PROGRAM BAHASA COMPILER………………………………………

2.4 SPESIFIKASI ALAT ................................................................................

2.5 SPESIFIKASI KERJA TEKNIS………………………………………...

2.6 SPESIFIKASI UJI/TES ALAT………………………………………….

2.7 DISAIN CASING .....................................................................................

3. BAB III PENUTUP

3.1 ANALISA RANGKAIAN………………………………………………..

3.2 KESIMPULAN……………………………………………………………

3.3 LAMPIRAN………………………………………………………………

3.4 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Judul : Pengisi bak mandi otomatis dengan sensor ultrasonik


berbasis atmega 8535

1.2 Latar Belakang Masalah

Air merupakan kebutuhan primer bagi manusia, namun semakin hari air
bersih pun semakin terbatas.
Seringkali kita membuang buang air secara tanpa kita sengaja salah
satunya adalah ketika pengisian bak mandi.

Dan hal tersebut menginspirasi untuk membuat sebuah alat yang dapat
mendeteksi ketinggian air di bak mandi sehingga dapat mengatur keran
bak mandi tersebut secara otomatis. Dimana dalam alat ini diterapkan
sistem mikrokontroller yang menggunakan ATMEGA 8535 dan
deprogram dengan Bahasa BASCOM.

Variabel Input berupa air yang diukur oleh sensor ultrasonik yang
kemudian sinyal input itu di olah di mikrokontroller, dan mengirimkan
sinyal output ke LCD dan Solenoid Valve (Keran Otomatis).

1.3 Perumusan Masalah


Masalah yang ditangani dari tugas praktikum ini adalah membuat dan
menganalisa kran otomatis yang inputnya diatur oleh ketinggian air yang
dideteksi oleh sensor ultrasonik. Dan bagian output dan input yang
memiliki masukan tegangan yang berbeda.

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan :
 Untuk dapat membuat sebuah alat yang berbasis
mikrokontroller.
 Untuk mengetahui cara kerja suatu sensor yang menjadi
input suatu rangkaian.
 Untuk membuat sebuah alat yang dapat mengatur keran
pada bak mandi secara otomatis dengan mendeteksi
ketinggian air.
Manfaat :
o Menambah pengetahuan Mahasiswa dalam perangkaian suatu
alat
o Mengasah analisa mahasiswa dalam suatu rangkaian (trouble
shooting)
o Menambah skill dalam pembuatan proyek elektro
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Kerja

Kondisi awal keran utama (manual) pada bak mandi di sambungkan ke sebuah
pipa/ selang (yang ukurannya sama atau tidak lebih kecil dari pipa yang
terhubung ke keran manual) ke keran elektrik.

Keran elektrik akan menyala jika dialiri teganggan 12V. Keran elektrik yang
dipilih adalah keran elektrik Normally Close. Namun rangkaian keran elektrik
hanya bisa berjalan jika telah dibei sinyal input, keluaran dari system
mikrokontroller, yang terhubung ke dalam rangkaian driver.
Dalam rangkaian driver ini terdapat sebuah relay, yang akan mengatur kapan
tegangan 12 V diberikan ke keran elektrik. Relay tersebut akan aktif jika telah di
beri input dari keluaran (output system mikro controller)

Sensor akan mendeteksi jika air masih jauh dari permukaan bak mandi maka
keran elektrik akan terbuka dan LCD akan menampilkan

SEDANG MENGISI
TINGGIAN AIR = … M

Jika air telah mencapai permukaan bak mandi maka sensor ultrasonik akan
mengirimnkan sinyal ke relay, sehingga keran elektrik TIDAK akan teraliri oleh
listrik DC dan keran akan tertutup dan LCD akan
STOP MENGISI
TINGGIAN AIR =…
2.2 DIAGRAM RANGKAIAN

Rangkaian Mikrokontroller, Display LCD dan Sensor Ultrasonik

Rangkaian Driver Relay untuk output solenoid valve (kran elektrik)


Rangkaian Driver Relay

Rangkaian Sistem Minimum Atmega 8535

2.3 Program BASCOM


$regfile = "m8535.dat"
$crystal = 8000000

Config Portd.6 = Output 'ke mikro


Config Portd.0 = Output 'output ultrasonik

Config Pind.1 = Input 'input uktrasonik

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.4 , Db5 = Portc.5 , Db6 = Portc.6 , Db7 =
Portc.7 , E = Portc.3 , Rs = Portc.2
Config Lcd = 16 * 2 : Cursor Off

Config Timer1 = Timer , Prescale = 64

Trigger Alias Portd.0


Echoo Alias Pind.1

Dim Data_timer As Integer , Data_timer1 As Single , Jarak As String * 6


Cls
Locate 1 , 1 : Lcd " KERAN OTOMATIS "
Locate 2 , 1 : Lcd "PENGUKUR TINGGI "

Waitms 250

Do
If Data_timer1 < 4 Then
Locate 1 , 1 : Lcd " Sedang Mengisi "
Portd.6 = 0
End If

If Data_timer1 > 14 Then


Locate 1 , 1 : Lcd " Stop Mengisi "
Portd..6 = 1
End If

Gosub Ambil_data

Locate 2 , 1

Data_timer1 = Data_timer / 111


Jarak = Fusing(data_timer1 , "#.##")
Lcd "TINGGI = " ; Jarak ; "M"
Waitms 100
Loop

Ambil_data:
Set Trigger
Waitus 10
Reset Trigger

Bitwait Echoo , Set


Data_timer = 0
Timer1 = 0
Start Timer1

Do
If Echoo = 0 Then
Data_timer = Timer1
Stop Timer1
Exit Do
End If

If Tifr.2 = 1 Then
Stop Timer1
Tifr.2 = 1
Data_timer = 0
Exit Do
End If
Loop
Stop Timer1
Return
2.4 SPESIFIKASI ALAT
a. Sensor Ultrasonik HC-SR04
HC-SR04 adalah seri dari sensor jarak dengan
gelombang ultrasonic, dimana didalam sensor
terdapat dua bagian yaitu receiver dan transmitter
yang mempunyai fungsi sebagai penghasil
gelombang dan penerima gelombang

HC-SR04 yang mempunyai 4 pin. satu pin VCC sebagai pin masukan tegangan dan
di imbangi pin GND untung grounding, sedangkan dau pin sisanya adalah trigger
dan echo pin yang akan mempengaruhi gelombang ultrasonic itu sendiri.

HC SR04 Specs
1 Working Voltage DC 5V
2 Working Current 15Ma
3 Working Frequency 40Hz
4 Max Range 4m
5 Min Range 2cm
6 Measuring Angle 15 degree
7 Trigger Input Signal 10µS TTL pulse
8 Echo Output Signal Input TTL lever signal and the range in
proportion
9 Dimension 45*20*15mm

b. ATMEGA 8535

ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8


bit buatan Atmel untuk keluarga AVR.

1. Sistem mikrokontroler 8 bit berbasis RISC dengan


kecepatan maksimal 16 MHz.
2. Memiliki memori flash 8 KB, SRAM sebesar 512
byte dan EEPROM (Electrically Erasable
Programmable Read Only Memory) sebesar 512
byte.
3. Memiliki ADC (Pengubah analog-ke-digital) internal dengan ketelitian 10
bit sebanyak 8 saluran.
4. Memiliki PWM (Pulse Width Modulation) internal sebanyak 4 saluran.
5. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
6. Enam pilihan mode sleep, untuk menghemat penggunaan daya listrik.

ATMEGA 8535 Datasheet

1. VCC untuk tegangan pencatu daya positif.


2. GND untuk tegangan pencatu daya negatif.
3. PortA (PA0 - PA7) sebagai port Input/Output dan
memiliki kemampuan lain yaitu sebagai input untuk
ADC
4. PortB (PB0 – PB7) sebagai port Input/Output dan
juga memiliki kemampuan yang lain.
5. PortC (PC0 – PC7) sebagai port Input/Output untuk
ATMega8535.
6. PortD (PD0 – PD7) sebagai port Input/Output dan
juga memiliki kemampuan yang lain.
7. RESET untuk melakukan reset program dalam
mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 untuk input pembangkit sinyal clock.
9. AVCC untuk pin masukan tegangan pencatu daya untuk ADC.
10. AREF untuk pin tegangan referensi ADC.

a) Port A(PA0 – PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukkan ADC
b) Port B(PB0 – PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu timer/counter, komparator analog, dan SPI.
c) Port C(PC0 – PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI, komparator analog, dan timer oscillator.
d) Port D(PD0 – PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analog, interupsi eksternal, komunikasi serial.

c. SOLENOID VALVE

Solenoid Valve merupakan kran otomatis dengan


gerakan membuka atau menutup kran (valve) yang
diatur oleh sistem control. Solenoid Valve adalah
suatu alat kontrol yang berfungsi untuk membuka
dan menutup valve/katup/kran secara otomatis.
Solenoid valve akan membuka dan menutup kran
ini tergantung dari sensor yang menghubungkan
sumber penggeraknya.

Sebenarnya solenoid valve merupakan bagian dari


suatu sistem kontrol. Secara umum sistem kontrol
dibagi menjadi 3 bagian :

1. Sensor yang merupakan alat untuk menerima sinyal dari sistem kontrol
biasanya merupakan parameter yang akan diukur seperti temperatur,
tekanan (pressure) dari media yang mau dikontrol.
2. Controller merupakan alat/bagian yang akan memberikan perintah
solenoid valve atau control valve untuk melakukan tindakan membuka
dan menutup valve (kran)
3. Control Valve atau Solenoid Valve yang merupakan bagian terakhir
bnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn dari sistem kontrol untuk melakukan
tindakan membuka atau menutup
Sumber penggerak elektrik untuk solenoid valve sendiri ada yang listrik AC
(220 V, 110 V, 24V) dan listrik DC (12 V, 24 V).
Solenoid Valve dengan tipe Normally Open artinya pada saat tidak ada
penggerak elektrik posisi valve adalah membuka 100%. Sedangkan solenoid
Valve tipe Normally Close artinya pada saat tidak ada penggerak elektrik
maka posisi Valvenya adalah menutup 100%.

Cara Kerja
SV bekerja berdasarkan prinsip On/Off jadi SV akan
dalam keadaan terbuka jika on dan SV dalam keadaan
tertutup jika di off kan kembali. Dari gambar diatas dapat
dilihat bahwa katup (7) yang terdapat pada SV dikendali
oleh lilitan koil (5) yang ada di sekeliling katup, jika
lilitan diberikan arus listrik maka lilitan akan memiliki
medan magnet, karena medan magnet katub berlawanan
dengan medan magnet pada lilitan maka katup yang ada
didalam lilitan akan terdorong keluar. Pegas digunakan
untuk menjaga agar katup dapat kembali keposisi semula setelah didorong
oleh lilitan. SV menggunakan tegangan AC tetapi ada juga yang
menggunakan tegangan DC.

Keterangan gambar:
1. Valve body
2. Saluran masukan
3. Saluran keluaran
4. Coil/ Solenoid
5. Lilitan koil
6. Dudukan kabel
7. Katup
8. Pegas
9. Lubang

d. LCD
LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu
jenis media tampil yang menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. LCD
sudah digunakan diberbagai bidang
misalnya alal–alat elektronik seperti
televisi, kalkulator, atau pun layar komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang
dugunakan ialah LCD dot matrik dengan jumlah karakter 2 x 16. LCD sangat
berfungsi sebagai penampil yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan
status kerja alat.

Fitur LCD 16 x 2
a. Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
b. Mempunyai 192 karakter tersimpan.
c. Terdapat karakter generator terprogram.
d. Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
e. Dilengkapi dengan back light.

Datasheet LCD 16 x2

e. OPTO COUPLER
Optocoupler juga dikenal dengan sebutan Opto-isolator,
Photocoupler atau Optical Isolator. Optocoupler adalah
komponen elektronika yang berfungsi sebagai penghubung
berdasarkan cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri
dari 2 bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi sebagai
pengirim cahaya optik dan Receiver yang berfungsi sebagai
pendeteksi sumber cahaya.
Masing-masing bagian Optocoupler (Transmitter dan Receiver) tidak memiliki
hubungan konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa
dalam satu kemasan komponen.

Prinsip Kerja Opto Coupler

Pada prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-


Phototransistor adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah
komponen LED (Light Emitting Diode) yang memancarkan cahaya
infra merah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor yang
peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai bagian yang
digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan
oleh IR LED. Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir
melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra
merahnya. Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir
pada IR LED tersebut. Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya
yang lebih baik jika dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra
Merah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Cahaya Infra Merah yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh


Phototransistor dan menyebabkan terjadinya hubungan atau Switch ON pada
Phototransistor. Prinsip kerja Phototransistor hampir sama dengan Transistor
Bipolar biasa, yang membedakan adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor
merupakan penerima yang peka terhadap cahaya.
f. RELAY 12 V DC
Relay adalah saklar listrik/elektrik yang membuka atau
menutup sirkuit/rangkaian lain dalam kondisi
tertentu.. Relay pada dasarnya adalah sakelar yang
membuka dan menutupnya ( open dan closenya) dengan
tenaga listrik melalui coil relay yang terdapat di
dalamnya. Pada awalnya sebuah relay di anggap
memiliki coil/lilitan tembaga/cooper yang melilit pada sebatang logam, pada saat
coil di beri masukan arus/ tegangan listrik/elektrik maka coil akan membuat
medan elektromagnetik yang mempengaruhi batang logam di dalam
lingkarannya tersebut untuk menjadikannya sebuah magnet.

Data Sheet Relay 12 V 5 pins.

g. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang
memiliki dua pin dan didesain untuk mengatur tegangan
listrik dan arus listrik, dengan resistansi tertentu
(tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara
kedua pin, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding
lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum
Ohm:

Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.
Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua
pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga
merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit
resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-
kadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit
resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%.
Deskripsi yang lebih mudah adalah pita pertama berwarna hijau yang mempunyai
harga 5, dan pita kedua berwarna biru yang mempunyai harga 6, sehingga
keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga brwarna kuning yang mempunyai harga
104 yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat
berwarna merah yang merupakan kode untuk toleransi ± 2% memberikan nilai
560.000Ω pada keakuratan ± 2%.

h. Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai


sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor
dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya
Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan
yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Datasheet BC 108

i. Dioda
Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub
dan bersifat semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah
sebaliknya. Dioda sebenarnya tidak memiliki karakter
yang sempurna, melainkan memiliki karakter yang
berhubungan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier dan seringkali
tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter penggunaannya.
Datasheet DIODA 1N4007

2.5 SPESIFIKASI KERJA TEKNIS


 Data Kelistrikan
 Level Tegangan : 12 Volt dan 5 Volt
 Arus :1A
 Data Mekanik
 Panjang : 15 cm
 Tinggi : 7 cm
 Lebar : 10 cm
 Berat : 500 gr
Secara garis besar alat ini dapat bekerja pada level tegangan 12 V untuk
rangkaian output, dan 5 volt untuk rangkaian mirkokontroller.

2.6 SPESIFIKASI UJI / TES ALAT.


Untuk menguji alat ini pertama kita harus memberi input batere sebesar 4.5
V pada Sistem Mikrokontroller dan 12V pada rangkaian driver.
Kemudian sambungtkan valve ke keran utama dengan perantara pipa atau
selang.
Nyalakan keran utama (manual).
Taruh sensor diujung atas bak mandi. Sensor akan mulai membava
ketinggian air dan akan memeerikan sinyal ke valve, dan valve pun akan
terbuka.
Air mengisi bak mandi.
Sensor masih terus membaca ketinggian air dan mengirimkan sinyal ke LCD
juga, sehingga LCD menampilkan nilai ketinggian air.
Dan sensor akan mengirim sinyal untuk menutup valve, jika ketinggian air
telah menvapai 13cm.

2.7 DESIGN CASING

Tempat Penadah Air


Casing Rangkaian dan tampilan LCD

Bagian dalam penadah air

Port untuk batere 5V


Port untuk batere Power Supply 12V
BAB III PENUTUP

3.1 ANALISA RANGKAIAN

Ketika Rangkaian di rangkaian dalam protoboard, rangkaian dapat


berajalan dengan lancer. Namun terdapat kendala yaitu GROUND dari
tegangan 12V dan 5V tidak dapat disatukan.

Hal berbeda terjadi jika rangkaian di rangkai pada PCB. Ground dari
tegangan 12 V dan 5V dapat disatukan namun konetktivitas antar
rangkaian sedikit terganggung karena penggunaan kabel pelangi (Kadang
kabel tersebut dapat terlepas)

Dan rangkaian harus diberika tegangan 5 V dulu, tunggu hingga sensor


dapat mulai berjalan denga stabil, kemudian, baru rangkaian dapat
diberikan tegangan 12V dan valve dapat berjalan.

Driver yang telah dibuat di PCB pun masih belum berjalan normal, hal
tersebut dapat diakibatkan oleh teknik penyolderan komponen pada
driver yang kurang baik.

3.2 KESIMPULAN
 Rangkaian Sistem Minimun Mikrokontrol harus diberi
tegangan 4.5-5.5 V dengan arus yang kecil, sedangkan untuk
input 12V diperlukan arus yang lebih beras anatara 1A – 2A.
 Pemberian input tidak bias diberikan secara langsung secara
bersamaan, Tegangan 5V harus diberikan terlebih dahulu
baru tegangan 12V diinputkan.
 Solenoid Valve Keran Elektrik harus dipasang dalam posisi
Normally Close.
 Debit Air dari keran manual harus berukuran sedang jangan
terlalu kecil.
3.3 DAFTAR PUSTAKA

http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/9113/1/do
kumen%20presentasi.pdf

http://bebitdeartha.blogspot.com/2014/05/mengukur-jarak-benda-
dengan-ultrasonik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/ATMega8535

http://www.leselektronika.com/2012/06/liguid-crystal-display-lcd-
16-x-2.html

http://www.abi-blog.com/2014/04/pengertian-tujuan-pemakaian-
dan-jenis-relay.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Resistor

http://komponenelektronika.biz/pengertian-dioda.html

http://www.academia.edu/6475064/Pemograman_Praktis_Mikrokontr
oler_Menggunakan_PIC_untuk_Aplikasi_Robot

file:///D:/POLBAN/Arduino%20Ultrasonic%20Proximity%20Sensor.ht
ml

http://www.instructables.com/id/Use-a-DIY-Proximity-Sensor-to-
Automate-Your-Haunte/?ALLSTEPS

Anda mungkin juga menyukai