Anda di halaman 1dari 2

Tugas Manajerial Kepala Sekolah

Sebagai manajer yang memimpin institusi, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas yang harus
dilakukannya dalam mengelola sekolah. Tugas kepala sekolah dalam mengelola sekolah
menurut Departemen Pendidikan (1999: 4) terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan
(planning), 2) mengorganisasikan (organizing), 3) penggerakan (actuating), 4) pengawasan
(controlling). Dalam tahap perencanaan kepala sekolah merencanakan kegiatan apa saja yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap pengorganisasian,
kepala sekolah menetapkan dan memfungsikan organisasi yang melaksanakan kegiatan
tersebut. Pada tahap penggerakan, kepala sekolah menggerakan seluruh orang yang terkait
untuk secara bersama-sama melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing. Pada
tahap pengawasan, kepala sekolah mengendalikan dan melakukan supervisi kegiatan tersebut,
sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Memperhatikan ketentuan Departemen pendidikan di atas dan konsep manajerial, dapat
dinyatakan bahwa tugas kepala sekolah sebagai pengelola sekolah adalah: Pertama, proses
penyusunan rencana mencakup: 1) mengkaji kebijakan yang relevan, 2) menganalisa kondisi
sekolah 3) merumuskan tujuan, 4) mengumpulkan data informasi yang terkait, 5) menganalisis
data dan informasi, 6) merumuskan alternatif program, 7) menetapkan langkah-langkah kegiatan
pelaksanaan. Kedua, untuk melaksanakan program atau kegiatan sekolah yang telah disusun
diperlukan orang atau tenaga. Orang tersebut harus diorganisasikan agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien. Dengan demikian, mengorganisasikan berarti melengkapi program yang telah
disusun dengan susunan organisasi pelaksanaannya. Dalam organisasi, setiap kegiatan harus
jelas siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Empat kata kunci (apa,
oleh, siapa, kapan dan apa targetnya) itu harus tergambar dengan jelas dalam
pengorganisasian. Dalam pengorgani-sasian sekolah, kepala sekolah harus mengetahui
kemampuan dan karakteristik guru dan staff lainnya sehingga dapat menempatkan mereka pada
posisi atau tugas yang sesuai. Harus diketahui pula tugas apa yang sedang dikerjakan, sehingga
tidak terjadi beban tugas yang berlebihan (overloaded). Jika pelaku kegiatan terdiri dari lebih
satu orang, harus jelas siapa penanggung jawabnya. Suatu program biasanya terdiri dari
beberapa bagian yang mungkin sekali dikerjakan oleh orang yang berbeda, maka dalam
pengorganisasian harus jelas bagaimana hubungan antar bagian tersebut dan siapa yang
bertanggung jawab untuk mengoordinasikan.
Ketiga, setelah organisasi pelaksana tersusun, maka tugas kepala sekolah adalah menggerakan
orang-orang dalam organisasi sekolah tersebut untuk bekerja secara optimal. Salah satu cara
menggerakan guru dan staf lain adalah dengan menerapkan prinsip motivasi. Artinya, kepala
sekolah merangsang agar guru dan staf lain termotivasi untuk mengerjakan tugas.
Keempat, agar berhasil baik dalam melaksanakan pengawasan/ supervisi, kepala sekolah harus
melaksanakan prinsip dasar supervisi, yaitu: 1) pengawasan bersifat membimbing dan
membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan, 2) bantuan dan bimbingan
diberikan secara tidak langsung. Artinya, diupayakan agar yang bersangkutan merasa mampu
mengatasi sendiri, sedangkan kepala sekolah hanya membantu, 3) balikan atau saran perlu
segera diberikan, 4) pengawasan dilakukan secara periodik, 5) pengawasan dilaksanakan dalam
suasana kemitraan.
Deskripsi tugas kepala sekolah menurut Pidarta (1999:229) sebagai berikut: 1) membantu para
guru lebih memahami peranan sekolah dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial, 2)
mengkreasikan kondisi yang memungkinkan para personalia, para siswa, dan anggota
masyarakat berpartisipasi secara maksimum memajukan pendidikan, 3) berinisiatif
menyelesaikan masalah yang mengganggu program pendidikan, 4) merekrut dan menyeleksi
personalia pendidikan yang dapat memajukan kreativitas, terbuka, mampu memecahkan
masalah, dan akuntabel terhadap program pendidikan, 5) mengarahkan personalia untuk
menerima dan menunjukkan performanya secara maksimal dalam pengembangan kebijakan dan
implementasi, 6) menciptakan interasi yang erat antara sekolah, para siswa, dan orang tua
siswa, 7) mengusahakan pemakaian personalia, waktu dan ruang secara fleksibel dan beragam,
8) melibatkan semua siswa dalam semua kegiatan sekolah dan, 9) mengadakan relasi dengan
semua sekolah dan tokoh masyarakat sekitar sekolah. Agar Kepala Sekolah dapat bertindak
sebagai pemimpin yang efektif ia perlu mengidentifikasi kriteria yang menjadi dasar kehidupan
yang berbeda-beda di antara siswa, para personalia pendidikan dan masyarakat.
Seorang pimpinan selayaknya mempunyai kemampuan manajerial yang mencakup berbagai
aktivitas, terdiri dari perencanaan (planning), pengor-ganisasian (organizing), kepemimpinan
(leadership), penilaian (evaluating), pembinaan (supervising). Fungsi perencanaan antara lain
penentuan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Hal
ini dilakukan berdasarkan kondisi obyektif kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan
kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan, taktik, kiat dan program. Fungsi
pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi dalam konteks ini
merupakan tugas yang di bagi kedalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri atas
tanggung jawab dan wewenang, sedangkan strukturnya dapat horizontal maupun vertikal.
Fungsi pemimpin adalah bagaimana kegiatan manajerial dapat mengarahkan dan
mempengaruhi semua potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan organisasi,
sedangkan fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan mengukur kompetensi
yang menyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai.
Melalui sintesis dari berbagai pandangan di atas, dapat dikemukakan bahwa dimaksud dengan
kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam memimpin dan mengelola sumber daya
secara efisien dan efektif. Kemampuan manajerial kepala sekolah mencakup: 1) kemampuan
menyusun program sekolah (planning), 2) kemampuan mengorganisir kegiatan sekolah
(organizing), 3) kemampuan mengimplementasikan program sekolah dengan menggerakan staf,
guru, dan sumber daya sekolah (actuating), serta 4) kemampuan mengadakan pengawasan
(controlling).

Anda mungkin juga menyukai