Kelompok 5
1. 1500029177
2. Permata Wulandari Faisal 1600029074
3. Guntur Purnama Putra 1600029123
4. Gufriawani Ramadhanty 1600029168
5. Arifatush Sholihah 1600029247
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Epidemiologi berasal dari bahsa Yunani, epi berarti pada/tentang, demos berarti
penduduk, dan logos berarti ilmu . Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penduduk. Menurut WHO pada Regional Commite Meeting ke 42 tahun 1989 di
Bandung epidemiologi yaitu ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari
peristiwa kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan kesehatan yang
menimpa sekelompok masyarakat, dan menerapkan disiplin ilmu tersebut untuk
memecahkan masalah masalah kesehatan.
Dari sekian banyak definisi mengenai epidemiologi dapat kita asumsikan bahwa
penyakit pada popoulasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak dan
penyakit pada manusia sesungguhnya mempunyai factor penyebab dan factor pencegahan
yang dapat diidentifikasi melalui penelitian(pengamatan) secara sistematik pada populasi,
tempat dan waktu.
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi, determinan, frekuensi
penyakit dan factor yang memengaruhi status kesehatan pada populasi manusia.
Distribusi adalah penyebaran masalah kesehatan pada populasi. Determinan adalah factor
penyebab suatu masalah kesehatan. Frekuensi adalah besanya masalah kesehatan yang
ada pada sekelompok manusia.
Memahami riwayat penyakit adalah untuk mengenali atau mendeteksi penyakit atau
masalah kesehatan dengan mengenal gejala, tanda dan hasil pemeriksaan yang terkait
atau mengenal masalah kesehatan secara umum melalui indikator masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian riwayat alamiah penyakit?
2. Apakah tujuan pemahaman riwayat penyakit?
3. Bagaimana tahapan riwayat alamiah penyakit?
4. Mengapakah kita harus mengetahui riwayat alamiah perjalanan penyakit?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian riwayat alamiah penyakit
2. Memahami tujuan pemahaman riwayat penyakit
3. Menjelaskan tahapan riwayat alamiah penyakit
4. Mengidentifikasi riwayat alamiah perjalanan penyakit
BAB II
PEMBAHASAN
Kecepatan berkembangbiak
Jumlah mikroorganisme
Tempat masuknya mikroorganisme
Derajat kekebalan
Manusia (Host)
Factor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit. Factor tersebut
bergantung pada karakteristik yang dimiliki masing-masing individu, antara lain :
1. Usia
Usia menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita.
2. Jenis kelamin (seks)
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan frekuensi
penyakit pada perempuan.
3. Ras
Hubungan antara ras dan penyakit bergantung pada perkembangan adat-
istiadat dan kebudayaan di samping terdapat penyakit yang hanya ijumpai
pada ras tertentu seperti anemia sickle cell pada ras Negro.
4. Genetik
Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter.
5. Pekerjaan
Suatu pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit akibat pekerjaan.
6. Nutrisi
Gizi buruk mempermudah seseorang menderita infeksi.
7. Status kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit bergantung pada kekebalan yang dimiliki
sebelumnya seperti kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan
seumur hidup.
8. Adat
Ada beberapa adat-istiadat yang menimbulkan penyakit.
9. Gaya hidup
Kebiasaan minum alcohol, narkoba, dan merokok dapat menimbulkan
gangguan pada kesehatan.
10. Psikis
Factor kejiwaan seperti stress dapat menyebabkan terjadinya penyakit
hipertesi, ulkus peptikum, depresi insomnia, dan lainnya.
Lingkungan
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, internal dan
eksternal. Lingkungan hidup internal merupakan suatu keadaan yang dinamis dan
seimbang yang disebut dengan homeostasis, sedangkan lingkungan hidup eksternal
merupakan lingkungan hidup di luar tubuh manusia yang terdiri atas tiga komponen,
antara lain :
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia sepanjang waktu
dan masa serta memegang peranan penting dalam proses terjainya penyakit pada
masyarakat.
2. Lingkungan biologis
Lingkungan biologis bersifat biotik atau benda hidup, misalnya tumbuh-tumbuhan,
hewan, virus, jamur, parasite, serangga, dan lain-lain yang dapat berperan sebagai
agens penyakit, reservoir infeksi, vector penyakit, dan hospes intermediet.
3. Lingkungan sosial
Lingkungan social berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercyaan, agama, sikap,
standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi social, dan
politik.
E. Contoh Kasus
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium
yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk
Anopheles. Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia.
Berdasarkan API, dilakukan stratifikasi wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk
dalam stratifikasi malaria tinggi, stratifikasi sedang di beberapa wilayah di Kalimantan,
Sulawesi dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah,
meskipun masih terdapat desa/fokus malaria tinggi.
API dari tahun 2008 – 2009 menurun dari 2,47 per 1000 penduduk menjadi 1,85 per 1000
penduduk. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009 provinsi dengan API yang tertinggi
adalah Papua Barat, NTT dan Papua terdapat 12 provinsi yang diatas angka API nasional.
Sumber : Ditjen PP & PL Depkes RI, 2009
Gambar 4. API per 100.000 Penduduk per provinsi Tahun 2009
Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual (sporogoni) dalam badan
nyamuk Anopheles dan aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termasuk
manusia. Tahap prepatogenesis penyakit malaria dimulai pada fase seksual
(sporogoni). Fase seksual dimulai dengan bersatunya gamet jantan dan gamet betina
untuk membentuk ookinet dalam perut nyamuk. Ookinet akan menembus dinding
lambung untuk membentuk kista di selaput luar lambung nyamuk. (Arif et. Al.,
2001). Waktu yang diperlukan sampai pada proses ini adalah 8-35 hari, tergantung
pada situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada tempat inilah kista akan
membentuk ribuan sporozoit yang terlepas dan kemudian tersebar ke seluruh organ
nyamuk termasuk kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit menjadi
matang dan siap ditularkan bila nyamuk menggigit manusia (Widoyono, 2008).
2. Tahap Inkubasi
Masa inkubasi pada penyakit malaria beberapa hari sampai beberapa bulan
yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita
seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, dll.
Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing species parasit
adalah sebagai berikut, Plasmodium Falciparum 12 hari. Plasmodium vivax dan
Plasmodium Ovale 13 -17 hari. Plasmodium malariae 28 -30 hari (Arif et. Al., 2001).
Manusia yang digigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai dengan
jumlah sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan
memulai stadium eksoeritrositer dengan masuk ke dalam sel hati. Di hati sporozoit
matang menjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan. Merozoit
akan memasuki aliran darah dan menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus
eritrositer.
3. Tahap Dini/Klinis
Dikenal beberapa kaadaan klinik dalam perjalan infeksi malaria yaitu :
Gejala yang biasa terjadi adalah terjadinya “Trias Malaria” (Malaria proxysm)
secara berurutan :
1) Periode dingin
Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus diri
dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar
dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode
ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur.
2) Periode panas
Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas badan
tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, penderita. Periode ini lebih lama dari fase dingin,
dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.
3) Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai
basah, temperatur turun, penderita merasa lelah dan sering tertidur. Bila penderita
bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa (Rampengan, 2007).
b. Periode laten
Yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya infeksi
malaria. Biasanya terjadi diantara dua keadaan paroksismal.
c. Recrudescense
Yaitu berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu
sesudah berakhirnya serangan primer.
d. Recurrence
Yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu
berakhirnya serangan primer.
4. Tahap Lanjut
Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah
berat dengan segala kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit sudah
menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif
mudah ditegakkan. Dan juga sudah memerlukan pengobatan. Pada penyakit malaria
tahap lanjut terjadi tergantung pada jenis atau tipe penyakit malarianya (Widoyono,
2008).
5. Tahap Akhir
Pada tahap akhir penyakit malaria dapat sembuh sempurna, sembuh karier atau
pembawa, dan ada juga yang meninggal dunia dikarenakan plasmodium yang
menyerang yaitu plasmodium falcifarum. Jenis plasmodium ini bisa menimbulkan
kematian dan merupakan penyebab infeksi terbanyak , Pada P. Falciparum dapat
menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal,
paru, hati dan jantung (Arif et. al., 2001).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Riwayat alamiah penyakit merupakan perjalanan penyakit yang alami dan tanpa
pengobatan apapun, yang terjadi mulai keadaan sehat sampai timbulnya penyakit.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Tahap pre patogenesis (stage of susceptibility)
2. Tahap inkubasi (stage of presymtomatic disease)
3. Tahap penyakit dini (stage of clinical disease)
4. Tahap penyakit lanjut
5. Tahap akhir penyakit
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman, 2006, Ilmu Kedokteran Pencegahan Dan Komunitas, EGC, Jakarta.
Koes,Irianto, 2014, Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis,
ALFABETA, Bandung.