PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 12 TAHUN
2019 DENGAN PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 58 TAHUN
2005 TENTANG
PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
Icuk Rangga Bawono dan
Giovanny Bangun
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
BAB I BAB I
KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM
Bagian Pertama Pasal 1
Pengertian
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
Pasal 1 dengan:
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang 1. Keuangan Daerah adalah semua hak dan
dimaksud dengan: kewajiban Daerah dalam rangka
1. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang
pemerintah, adalah Presiden Republik dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk
Indonesia yang memegang kekuasaan kekayaan yang dapat dijadikan milik Daerah
pemerintahan Negara Kesatuan berhubung dengan hak dan kewajiban Daerah
Republik Indonesia sebagaimana tersebut.
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 2. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
Republik Indonesia Tahun 1945. keseluruhan kegiatan yang meliputi
2. Pemerintahan Daerah adalah perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penyelenggaraan urusan pemerintahan penatausahaan, pelaporan,
oleh pemerintah daerah dan dewan pertanggungiawaban, dan pengawasan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) Keuangan Daerah.
menurut asas otonomi dan tugas 3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pembantuan dengan prinsip otonomi yang selanjutnya disingkat APBN adalah
seluas-luasnya dalam sistem dan rencana keuangan tahunan Pemerintah Pusat
prinsip Negara Kesatuan Republik yang ditetapkan dengan undang-undang.
Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Pemerintah Daerah adalah gubernur, 4. Anggaran Pendapatan dan Belanja
bupati, dan/atau walikota, dan perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
daerah sebagai unsur penyelenggara
APBD adalah rencana keuangan
tahunan Daerah yang ditetapkan
pemerintahan daerah. dengan Perda.
4. Daerah otonom, selanjutnya disebut 5. Penerimaan Daerah adalah uang yang
daerah, adalah kesatuan masyarakat masuk ke kas Daerah.
hukum yang mempunyai batas-batas 6. Pengeluaran Daerah adalah uang yang
wilayah yang berwenang mengatur dan keluar dari kas Daerah.
mengurus urusan pemerintahan dan 7. Pendapatan Daerah adalah semua hak
kepentingan masyarakat setempat Daerah yang diakui sebagai penambah
menurut prakarsa sendiri berdasarkan nilai kekayaan bersih dalam periode
tahun anggaran berkenaan.
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Dana Transfer Umum adalah dana
yang dialokasikan dalam APBN kepada
5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan Daerah untuk digunakan sesuai
kewajiban daerah dalam rangka dengan kewenangan Daerah guna
penyelenggaraan pemerintahan daerah mendanai kebutuhan Daerah dalam
yang dapat dinilai dengan uang termasuk rangka pelaksanaan desentralisasi.
didalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
6. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah 9. Dana Transfer Khusus adalah dana yang
keseluruhan kegiatan yang meliputi dialokasikan dalam APBN kepada Daerah dengan
perencanaan, pelaksanaan, tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus,
penatausahaan, pelaporan, baik fisik maupun nonfisik yang merupakan urusan
pertanggungjawaban, dan pengawasan Daerah.
keuangan daerah. 10. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH
7. Anggaran Pendapatan dan Belanja adalah dana yang bersumber dari pendapatan
Daerah, selanjutnya disingkat APBD tertentu APBN yang dialokasikan kepada Daerah
penghasil berdasarkan angka persentase tertentu
adalah rencana keuangan tahunan
dengan tujuan mengurangi ketimpangan
pemerintahan daerah yang dibahas dan kemampuan keuangan antara Pemerintah Pusat dan
disetujui bersama oleh pemerintah Daerah.
daerah dan DPRD, dan ditetapkan
11. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU
dengan peraturan daerah.
adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
8. Peraturan Daerah adalah peraturan yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
yang dibentuk oleh DPRD dengan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk
persetujuan bersama kepala daerah, mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
termasuk Qanun yang berlaku di pelaksanaan Desentralisasi.
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 12. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK
dan Peraturan Daerah Provinsi (Perdasi) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang berlaku di Provinsi Papua. yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan
9. Kepala Daerah adalah gubernur bagi tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
daerah provinsi atau bupati bagi daerah yang merupakan Urusan Pemerintahan yang
kabupaten atau walikota bagi daerah menjadi kewenangan Daerah.
kolta 13. Belanja Daerah adalah semua kewajiban
Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran
berkenaan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
10. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan 14. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang
Keuangan Daerah adalah kepala perlu dibayar kembali dan/atau
daerah yang karena jabatannya pengeluaran yang akan diterima kembali,
mempunyai kewenangan baik pada tahun anggaran berkenaan
maupun pada tahun-tahun anggaran
menyelenggarakan keseluruhan berikutnya.
pengelolaan keuangan daerah. 15. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi
11. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang mengakibatkan Daerah menerima
yang selanjutnya disingkat PPKD sejumlah uang atau menerima manfaat
adalah kepala satuan kerja pengelola yang bernilai uang dari pihak lain sehingga
keuangan daerah yang mempunyai Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk
tugas melaksanakan pengelolaan membayar kembali.
APBD dan bertindak sebagai 16. Utang Daerah yang selanjutnya disebut
bendahara umum daerah. Utang adalah jumlah uang yang wajib
dibayar Pemerintah Daerah dan/atau
12. Bendahara Umum Daerah yang kewajiban Pemerintah Daerah yang dapat
selanjutnya disingkat BUD adalah dinilai dengan uang berdasarkan peraturan
PPKD yang bertindak dalam kapasitas perundang- undangan, perjanjian, atau
sebagai bendahara umum daerah. berdasarkan sebab lainnya yang sah.
13. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi 17. Pemberian Pinjaman Daerah adalah bentuk
investasi Pemerintah Daerah pada
kuasa untuk melaksanakan tugas Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
bendahara umum daerah. lainnya, badan layanan umum daerah milik
14. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Pemerintah Daerah lainnya, badan usaha
selanjutnya disingkat SKPD adalah milik negara, Badan Usaha Milik Daerah,
perangkat daerah pada pemerintah koperasi, dan masyarakat dengan hak
memperoleh bunga dan pengembalian
daerah selaku pengguna pokok pinjaman.
anggaran/barang.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
15. Unit kerja adalah bagian SKPD yang 18. Dana Cadangan adalah dana yang
melaksanakan satu atau beberapa disisihkan untuk mendanai kebutuhan
program. pembangunan prasarana dan sarana
16. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Daerah yang tidak dapat dibebankan
yang selanjutnya disingkat PPTK dalam 1 (satu) tahun anggaran.
adalah pejabat pada unit kerja SKPD 19. Beban adalah penurunan manfaat
yang melaksanakan satu atau ekonomi atau potensi jasa dalam
beberapa kegiatan dari suatu program periode pelaporan yang menurunkan
sesuai dengan bidang tugasnya. ekuitas atau nilai kekayaan bersih yang
17. Pengguna Anggaran adalah pejabat dapat berupa pengeluaran atau
pemegang kewenangan penggunaan konsumsi aset atau timbulnya
anggaran untuk melaksanakan tugas kewajiban.
pokok dan fungsi SKPD yang 20. Rencana Pembangunan Jangka
dipimpinnya. Menengah Daerah yang selanjutnya
18. Kuasa Pengguna Anggaran adalah disingkat RPJMD adalah dokumen
pejabat yang diberi kuasa untuk perencanaan Daerah untuk periode 5
melaksanakan sebagian kewenangan (lima) tahun.
pengguna anggaran dalam 21. Rencana Pembangunan Tahunan
melaksanakan sebagian tugas dan Daerah yang selanjutnya disebut
fungsi SKPD. Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan
19. Pengguna Barang adalah pejabat yang selanjutnya disingkat RKPD
pemegang kewenangan penggunaan adalah dokumen perencanaan Daerah
barang milik daerah. untuk periode 1 (satu) tahun.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
20. Kas Umum Daerah adalah tempat 22. Kebljakan Umum APBD yang selanjutnya
penyimpanan uang daerah yang disingkat KUA adalah dokumen yang memuat
ditentukan oleh kepala daerah kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan
untuk menampung seluruh Pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya
penerimaan daerah dan membayar untuk periode 1 (satu) tahun.
seluruh pengeluaran daerah. 23. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang
selanjutnya disingkat PPAS adalah program
21. Rekening Kas Umum Daerah adalah prioritas dan batas maksimal anggaran yang
rekening tempat penyimpanan diberikan kepada perangkat Daerah untuk
uang daerah yang ditentukan oleh setiap program dan kegiatan sebagai acuan
kepala daerah untuk menampung dalam penyusunan rencana kerja dan
seluruh penerimaan daerah dan anggaran satuan kerja perangkat daerah.
membayar seluruh pengeluaran 24. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
daerah pada bank yang ditetapkan. Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat
22. Bendahara Penerimaan adalah RKA SKPD adalah dokumen yang memuat
pejabat fungsional yang ditunjuk rencana pendapatan dan belanja SKPD atau
dokumen yang memuat rencana pendapatan,
untuk menerima, menyimpan, belanja, dan Pembiayaan SKPD yang
menyetorkan, menatausahakan, melaksanakan fungsi bendahara umum daerah
dan mempertanggungjawabkan yang digunakan sebagai dasar penyusunan
uang pendapatan daerah dalam rancangan APBD.
rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
23. Bendahara Pengeluaran adalah 25. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
adalah pendekatan penganggaran
pejabat fungsional yang ditunjuk berdasarkan kebijakan dengan pengambilan
menerima, menyimpan, keputusan terhadap kebijakan tersebut
membayarkan, dilakukan dalam perspektif lebih dari 1
(satu) tahun anggaran dan
menatausahakan, dan mempertimbangkan implikasi biaya akibat
mempertanggungjawabkan uang keputusan yang bersangkutan pada tahun
untuk keperluan belanja daerah berikutnya yang dituangkan dalam
prakiraan maju.
dalam rangka pelaksanaan APBD 26. Program adalah bentuk instrumen
pada SKPD. kebijakan yang berisi 1 (satu) atau lebih
24. Penerimaan Daerah adalah uang Kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan
kerja perangkat daerah atau masyarakat
yang masuk ke kas daerah. yang dikoordinasikan oleh Pemerintah
25. Pengeluaran Daerah adalah uang Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan
pembangunan Daerah
yang keluar dari kas daerah. 27. Kegiatan adalah bagian dari Program yang
26. Pendapatan Daerah adalah hak dilaksanakan oleh 1 (satu) atau beberapa
pemerintah daerah yang diakui satuan kerja perangkat daerah sebagai
bagian dari pencapaian sasaran terukur
sebagai penambah nilai pada suatu Program dan terdiri dari
kekayaan bersih. sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personil atau
27. Belanja Daerah adalah sumber daya manusia, barang modal
kewajiban pemerintah daerah termasuk peralatan dan teknologi, dana,
yang diakui sebagai pengurang atau kombinasi dari beberapa atau semua
jenis sumber daya tersebut, sebagai
nilai kekayaan bersih. masukan untuk menghasilkan keluaran
dalam bentuk barang/jasa.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
28. Surplus Anggaran Daerah adalah 28. Kegiatan Tahun Jamak adalah kegiatan yang
dianggarkan dan dilaksanakan untuk masa
selisih lebih antara pendapatan lebih dari 1 (satu) tahun anggaran yang
daerah dan belanja daerah. pekerjaannya dilakukan melalui kontrak
tahun jamak.
29. Defisit Anggaran Daerah adalah 29. Keluaran adalah barang atau jasa yang
selisih kurang antara dihasilkan oleh Kegiatan yang dilaksanakan
pendapatan daerah dan belanja untuk mendukung pencapaian sasaran dan
daerah. tujuan Program dan kebijakan.
30. Hasil adalah segala sesuatu yang
30. Pembiayaan Daerah adalah mencerminkan berfungsinya Keluaran dari
semua penerimaan yang perlu Kegiatan dalam 1 (satu) Program.
dibayar kembali dan/atau 31. Sasaran adalah Hasil yang diharapkan dari
pengeluaran yang akan diterima suatu Program atau Keluaran yang
diharapkan dari suatu Kegiatan.
kembali, baik pada tahun 32. Kinerja adalah Keluaran/Hasil dari
anggaran yang bersangkutan Program/Kegiatan yang akan atau telah
maupun pada tahun-tahun dicapai sehubungan dengan penggunaan
anggaran dengan kuantitas dan kualitas
anggaran berikutnya. yang terukur.
31. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 33. Kas Umum Daerah adalah tempat
yang selanjutnya disingkat SiLPA penyimpanan uang Daerah yang ditentukan
oleh kepala daerah untuk menampung
adalah selisih lebih realisasi seluruh Penerimaan Daerah dan membayar
penerimaan dan pengeluaran seluruh Pengeluaran Daerah.
anggaran selama satu periode
anggaran.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
32. Pinjaman Daerah adalah semua 34. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening
transaksi yang mengakibatkan daerah tempat penyimpanan uang Daerah yang
menerima sejumlah uang atau ditentukan oleh kepala daerah untuk
menerima manfaat yang bernilai uang menampung seluruh Penerimaan Daerah dan
dari pihak lain sehingga daerah membayar seluruh Pengeluaran Daerah pada
dibebani kewajiban untuk membayar bank yang ditetapkan.
kembali. 35. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
33. Kerangka Pengeluaran Jangka Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
Menengah adalah pendekatan DPA SKPD adalah dokumen yang memuat
penganggaran berdasarkan kebijakan, pendapatan dan belanja SKPD atau dokumen
dengan pengambilan keputusan yang memuat pendapatan, belanja, dan
terhadap kebijakan tersebut dilakukan Pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi
dalam perspektif lebih dari satu tahun bendahara umum daerah yang digunakan
anggaran, dengan mempertimbangkan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
implikasi biaya akibat keputusan yang pengguna anggaran.
bersangkutan pada tahun berikutnya
yang dituangkan dalam prakiraan 36. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya
maju. disingkat SPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana sebagai dasar
34. Prakiraan Maju (forward estimate) penerbitan surat permintaan pembayaran atas
adalah perhitungan kebutuhan dana
pelaksanaan APBD.
untuk tahun anggaran berikutnya dari
tahun yang direncanakan guna 37. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya
memastikan kesinambungan program disingkat SPP adalah dokumen yang digunakan
dan kegiatan yang telah disetujui dan untuk mengajukan permintaan pembayaran.
menjadi dasar penyusunan anggaran
tahun berikutnya.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
35. Kinerja adalah keluaran/hasil dari 38. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
kegiatan/program yang akan atau UP adalah uang muka kerja dalam jumlah
telah dicapai sehubungan dengan tertentu yang diberikan kepada bendahara
penggunaan anggaran dengan pengeluaran untuk membiayai Kegiatan
operasional pada satuan kerja perangkat
kuantitas dan kualitas yang terukur. daerah/unit satuan kerja perangkat daerah
36. Penganggaran Terpadu (unified dan/atau untuk membiayai pengeluaran
budgeting) adalah penyusunan yang menurut sifat dan tujuannya tidak
rencana keuangan tahunan yang mungkin dilakukan melalui mekanisme
dilakukan secara terintegrasi untuk pembayaran langsung.
seluruh jenis belanja guna 39. Pembayaran Langsung yang selanjutnya
melaksanakan kegiatan pemerintahan disingkat LS adalah Pembayaran Langsung
kepada bendahara pengeluaran/penerima
yang didasarkan pada prinsip hak lainnya atas dasar perjanjian kerja,
pencapaian efisiensi alokasi dana. surat tugas, danf atau surat perintah kerja
37. Fungsi adalah perwujudan tugas lainnya melalui penerbitan surat perintah
kepemerintahan di bidang tertentu membayar langsung.
yang dilaksanakan dalam rangka 40. Tambahan Uang Persediaan yang
mencapai tujuan pembangunan selanjutnya disebut TU adalah tambahan
nasional. uang muka yang diberikan kepada
bendahara pengeluaran/bendahara
38. Program adalah penjabaran kebijakan pengeluaran pembantu untuk membiayai
SKPD dalam bentuk upaya yang berisi pengeluaran atas pelaksanaan APBD yang
satu atau lebih kegiatan dengan tidak cukup didanai dari UP dengan batas
menggunakan sumber daya yang waktu dalam 1 (satu) bulan.
disediakan untuk mencapai hasil yang 41. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya
terukur sesuai dengan misi SKPD. disingkat SPM adalah dokumen yang
digunakan untuk penerbitan surat perintah
pencairan dana atas Beban pengeluaran
DPA SKPD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
39. Kegiatan adalah bagian dari program yang 42. Surat Perintah Membayar UP yang
dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja selanjutnya disingkat SPM-UP adalah
pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian dokumen yang digunakan untuk penerbitan
sasaran terukur pada suatu program dan surat perintah pencairan dana atas Beban
terdiri dari sekumpulan tindakan pengeluaran DPA SKPD yang dipergunakan
pengerahan sumber daya baik yang berupa sebagai UP untuk mendanai Kegiatan.
personal (sumber daya manusia), barang 43. Surat Perintah Membayar Ganti Uang
modal termasuk peralatan dan teknologi, Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-
dana, atau kombinasi dari beberapa atau GU adalah dokumen yang digunakan untuk
kesemua jenis sumber daya tersebut penerbitan surat perintah pencairan dana
sebagai masukan (input) untuk atas Beban pengeluaran DPA SKPD yang
menghasilkan keluaran (output) dalam dananya dipergunakan untuk mengganti UP
bentuk barang/jasa. yang telah dibelanjakan.
40. Sasaran (target) adalah hasil yang 44. Surat Perintah Membayar TU yang
diharapkan dari suatu program atau selanjutnya disingkat SPM-TU adalah
keluaran yang diharapkan dari suatu dokumen yang digunakan untuk penerbitan
kegiatan. surat perintah pencairan dana atas Beban
41. Keluaran (output) adalah barang atau jasa pengeluaran DPA SKPD, karena kebutuhan
yang dihasilkan oleh kegiatan yang dananya tidak dapat menggunakan LS dan
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian UP.
sasaran dan tujuan program dan kebijakan. 45. Surat Perintah Membayar Langsung yang
42. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah
mencerminkan berfungsinya keluaran dari dokumen yang digunakan untuk penerbitan
kegiatan-kegiatan dalam satu program. surat perintah pencairan dana atas Beban
43. Rencana Pembangunan Jangka Menengah pengeluaran DPA SKPD kepada pihak ketiga.
Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD
adalah dokumen perencanaan untuk
periode 5 (lima) tahun.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
44. Rencana Pembangunan Tahunan 46. Surat Perintah Pencairan Dana yang
Daerah, selanjutnya disebut Rencana selanjutnya disingkat SP2D adalah
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), dokumen yang digunakan sebagai dasar
adalah dokumen perencanaan Daerah pencairan dana atas Beban APBD.
untuk periode 1 (satu) tahun. 47. Barang Milik Daerah yang selanjutnya
disingkat BMD adalah semua barang yang
45. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD dibeli atau diperoleh atas Beban APBD atau
yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD berasal dari perolehan lainnya yang sah.
adalah dokumen perencanaan dan 48. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang
penganggaran yang berisi program selanjutnya disebut SiLPA adalah selisih
dan kegiatan SKPD serta anggaran lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran
yang diperlukan untuk anggaran selama 1 (satu) periode anggaran.
melaksanakannya. 49. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang
46. Kebijakan Umum APBD yang wajib dibayar kepada Pemerintah Daerah
dan/atau hak Pemerintah Daerah yang
selanjutnya disingkat KUA adalah dapat dinilai dengan uang sebagai akibat
dokumen yang memuat kebijakan perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan
bidang pendapatan, belanja, dan ketentuan peraturan perundang-undangan
pembiayaan serta asumsi yang atau akibat lainnya yang sah.
mendasarinya untuk periode 1 (satu) 50. Peraturan Daerah yang selanjutnya disebut
tahun. Perda atau yang disebut dengan nama lain
47. Prioritas dan Plafon Anggaran adalah Perda Provinsi dan Perda
Kabupaten/Kota.
Sementara yang selanjutnya disingkat
PPAS merupakan program prioritas
dan patokan batas maksimal anggaran
yang diberikan kepada SKPD untuk
setiap program sebagai acuan dalam
penyusunan RKA-SKPD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
48. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD 51. Peraturan Kepala Daerah yang
yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD selanjutnya disebut Perkada adalah
merupakan dokumen yang memuat
peraturan gubernur atau peraturan
bupati/wali kota.
pendapatan dan belanja setiap SKPD Yang
52. Urusan Pemerintahan adalah
digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh kekuasaan pemerintahaan yang
pengguna anggaran. menjadi kewenangan Presiden yang
49. Surat Permintaan Pembayaran yang pelaksanaannya dilakukan oleh
selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan Daerah
yang diterbitkan oleh pejabat yang untuk melindungi, melayani,
bertanggung jawab atas pelaksanaan memberdayakan, dan
kegiatan/bendahara pengeluaran untuk menyejahterakan masyarakat.
mengajukan permintaan pembayaran. 53. Pemerintahan Daerah adalah
50. Surat Perintah Pencairan Dana yang penyelenggaraan Urusan
selanjutnya disingkat SP2D adalah Pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Ralryat
dokumen yang digunakan sebagai dasar Daerah menurut asas otonomi dan
pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD tugas pembantuan dengan prinsip
berdasarkan SPM. otonomi seluas-luasnya dalam sistem
51. Surat Perintah Membayar yang dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud
selanjutnya disingkat SPM adalah dalam Undang-Undang Dasar Negara
dokumen yang digunakan/diterbitkan Republik Indonesia Tahun 1945.
oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran untuk penerbitan SP2D atas
beban pengeluaran DPA-SKPD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
52. Surat Perintah Membayar Langsung yang 54. Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan
selanjutnya disingkat SPM-LS adalah dokumen Pemerintahan yang wajib diselenggarakan
yang diterbitkan oleh pengguna
oleh semua Daerah.
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk 55. Urusan Pemerintahan Pilihan adalah
Urusan Pemerintahan yang wajib
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA- diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan
SKPD kepada pihak ketiga. potensi yang dimiliki Daerah.
53. Uang Persediaan adalah sejumlah uang tunai 56. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik
yang disediakan untuk satuan kerja dalam untuk memenuhi kebutuhan dasar warga
melaksanakan kegiatan operasional sehari- negara.
hari. 57. Standar Pelayanan Minimal adalah
ketentuan mengenai jenis dan mutu
54. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan
yang selanjutnya disingkat SPM-UP adalah Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
dokumen yang diterbitkan oleh pengguna setiap warga negara secara minimal.
anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk 58. Badan Layanan Umum Daerah yang
penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA- selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem
SKPD Yang dipergunakan sebagai uang yang diterapkan oleh satuan kerja
persediaan untuk mendanai kegiatan perangkat daerah atau unit satuan kerja
operasional kantor sehari-hari. perangkat daerah pada satuan kerja
perangkat daerah dalam memberikan
55. Surat Perintah Membayar Ganti Uang pelayanan kepada masyarakat yang
Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-GU mempunyai fleksibilitas dalam pola
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengelolaan keuangan sebagai
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran pengecualian dari ketentuan Pengelolaan
Keuangan Daerah pada umumnya.
untuk penerbitan SP2D atas beban
pengeluaran DPA-SKPD yang dananya
dipergunakan untuk mengganti uang
persediaan yang telah dibelanjakan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
56. Surat Perintah Membayar Tambahan 59. Pemerintah Pusat adalah Presiden
Uang Persediaan yang selanjutnya Republik Indonesia yang
disingkat SPM-TU adalah dokumen memegang kekuasaan
yang diterbitkan oleh pengguna pemerintahan Negara Kesatuan
anggaran/kuasa pengguna anggaran
untuk penerbitan SP2D atas beban Republik Indonesia yang dibantu
pengeluaran DPA-SKPD, karena oleh Wakil Presiden dan menteri
kebutuhan dananya melebihi dari sebagaimana dimaksud dalam
jumlah batas pagu uang persediaan Undang-Undang Dasar Negara
yang telah ditetapkan sesuai dengan Republik Indonesia Tahun 1945.
ketentuan. 60. Menteri adalah menteri yang
57. Piutang Daerah adalah jumlah uang menyelenggarakan urusan
yang wajib dibayar kepada pemerintah pemerintahan dalam negeri.
daerah dan/atau hak pemerintah
daerah yang dapat dinilai dengan uang 61. Daerah Otonom yang selanjutnya
sebagai akibat perjanjian atau akibat disebut Daerah adalah kesatuan
lainnya berdasarkan peraturan masyarakat hukum yang
perundang-undangan atau akibat mempunyai batas-batas wilayah
lainnya yang sah. yang benvenang mengatur dan
58. Barang Milik Daerah adalah semua mengurus Urusan Pemerintahan
barang yang dibeli atau diperoleh atas dan kepentingan masyarakat
beban APBD atau berasal dari setempat menurut prakarsa
perolehan lainnya yang sah. sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
59. Utang Daerah adalah jumlah uang yang 62. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
wajib dibayar pemerintah daerah Daerah yang memimpin pelaksanaan
dan/atau kewajiban pemerintah daerah Urusan Pemerintahan yang menjadi
yang dapat dinilai dengan uang kewenangan Daerah.
berdasarkan peraturan perundang- 63. Kepala Daerah adalah gubernur bagr
Daerah provinsi, bupati bagi Daerah
undangan, perjanjian, atau berdasarkan kabupaten, atau wali kota bagi Daerah kota.
sebab lainnya yang sah. 64. Dewan Perwakilan Ralryat Daerah yang
60. Dana Cadangan adalah dana yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga
perwakilan ralryat Daerah yang
disisihkan untuk menampung kebutuhan berkedudukan sebagai unsur penyelenggara
yang memerlukan dana relatif besar yang Pemerintahan Daerah.
tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun 65. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
anggaran. selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur
perangkat daerah pada Pemerintah Daerah
61. Sistem Pengendalian Intern Keuangan yang melaksanakan Urusan Pemerintahan
Daerah merupakan suatu proses yang daerah.
berkesinambungan yang dilakukan oleh 66. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah
lembaga/badan/unit yang mempunyai unsur penunjang Urusan Pemerintahan
tugas dan fungsi melakukan pada Pemerintah Daerah yang
pengendalian melalui audit dan evaluasi, melaksanakan Pengelolaan Keuangan
Daerah.
untuk menjamin agar pelaksanaan
kebijakan pengelolaan keuangan daerah
sesuai dengan rencana dan peraturan
perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
62. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, 67. Unit SKPD adalah bagian SKPD
surat berharga, dan barang yang nyata dan yang melaksanakan 1 (satu) atau
pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai. beberapa Program.
63. Badan Layanan Umum Daerah yang 68. Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disingkat BLUD adalah selanjutnya disingkat PA adalah
SKPD/unit kerja pada SKPD di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk pejabat pemegang kewenangan
memberikan pelayanan kepada masyarakat penggunaan anggaran untuk
berupa penyediaan barang dan/atau jasa melaksanakan tugas dan fungsi
yang dijual tanpa mengutamakan mencari SKPD yang dipimpinnya.
keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada pinsip 69. Kuasa PA yang selanjutnya
efisiensi dan produktivitas. disingkat KPA adalah pejabat yang
64. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya diberi kuasa untuk melaksanakan
disingkat SPD adalah dokumen yang
menyatakan tersedianya dana untuk sebagian kewenangan PA dalam
melaksanakan kegiatan sebagai dasar melaksanakan sebagian tugas dan
penerbitan SPP. fungsi SKPD.
65. Investasi adalah penggunaan aset untuk 70. Tim Anggaran Pemerintah Daerah
memperoleli manfaat ekonomis seperti
bunga, dividen, royalti, manfaat sosial yang selanjutnya disingkat TAPD
dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat adalah tim yang bertugas
meningkatkan kemampuan pemerintah menyiapkan dan melaksanakan
dalam rangka pelayanan kepada kebijakan Kepala Daerah dalam
masyarakat.
rangka penyusunan APBD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
71. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah kepala SKPKD yang mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan
APBD dan bertindak sebagai
bendahara umum daerah.
72. Bendahara Umum Daerah yang
selanjutnya disingkat BUD adalah
PPKD yang bertindak dalam kapasitas
sebagai BUD.
73. Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi
kuasa untuk melaksanakan tugas BUD.
74. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
yang selanjutnya disingkat PPTK
adalah pejabat pada Unit SKPD yang
melaksanakan 1 (satu) atau beberapa
Kegiatan dari suatu Program sesuai
dengan bidang tugasnya.
75. Pejabat Penatausahaan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat PPK SKPD adalah
pejabat yang melaksanakan fungsi tata
usaha keuangan pada SKPD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
76. Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang
ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang
Pendapatan Daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.
77. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat
yang ditunjuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan Belanja Daerah dalam rangka
pelaksanaan APBD pada SKPD.
78. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang
diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi
tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan
peraturan perundang- undangan.
79. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya
disingkat BUMD adalah badan usaha yang
seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
80. Anggaran Kas adalah perkiraan arus
kas masuk yang bersumber dari
penerimaan dan perkiraan arus kas
keluar untuk mengatur ketersediaan
dana yang cukup guna mendanai
pelaksanaan APBD dalam setiap
periode.
81. Standar Akuntansi Pemerintahan yang
selanjutnya disingkat SAP adalah
prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menJrusun dan
menyajikan laporan keuangan
pemerintah.
82. Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Daerah adalah prinsip, dasar, konvensi,
aturan dan praktik spesifik yang dipilih
oleh Pemerintah Daerah sebagai
pedoman dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan
Pemerintah Daerah untuk memenuhi
kebutuhan pengguna laporan
keuangan dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan
terhadap anggaran, antar periode
maupun antar entitas.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
83. Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah yang selanjutnya disingkat
SAPD adalah rangkaian sistematik
dari prosedur, penyelenggara,
peralatan dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi
sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di
lingkungan organisasi
Pemerintahan Daerah.
84. Bagan Akun Standar yang
selanjutnya disingkat BAS adalah
daftar kodefikasi dan klasifikasi
terkait transaksi keuangan yang
disusun secara sistematis sebagai
pedoman dalam pelaksanaan
anggaran dan pelaporan keuangan
Pemerintah Daerah.
85. Hari adalah hari kerja.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian kedua Pasal 2
Ruang Lingkup Keuangan Daerah meliputi:
Pasal 2 1. hak Daerah untuk memungut pajak
daerah dan retribusi daerah serta
Ruang lingkup keuangan daerah melakukan pinjaman;
meliputi: 2. kewajiban Daerah untuk
a. hak daerah untuk memungut pajak menyelenggarakan Urusan
daerah dan retribusi daerah serta Pemerintahan daerah dan membayar
rnelakukan pinjaman; tagihan pihak ketiga;
b. kewajiban daerah untuk 3. Penerimaan Daerah;
menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah dan membayar 4. Pengeluaran Daerah;
tagihan pihak ketiga; 5. kekayaan daerah yang dikelola sendiri
c. penerimaan daerah; atau oleh pihak lain berupa uang,
d. pengeluaran daerah; surat berharga, piutang, barang, serta
hak lain yang dapat dinilai dengan
e. kekayaan daerah yang dikelola sendiri uang, termasuk kekayaan daerah yang
atau oleh pihak lain berupa uang, surat
berharga, piutang, barang, serta hak- dipisahkan; dan/atau
hak lain yang dapat dinilai dengan 6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh
uang; termasuk kekayaan yang Pemerintah Daerah dalam rangka
dipisahkan pada perusahaan daerah; penyelenggaraan tugas Pemerintahan
f. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Daerah dan/atau kepentingan umum.
pemerintah daerah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan
daerah dan/atau kepentingan umum.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 3 Pasal 3
1. Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara tertib, efisien,
yang diatur dalam Peraturan ekonomis, efektif, transparan,
Pemerintah ini meliputi: dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan,
a. asas umum pengelolaan kepatutan, manfaat untuk
keuangan daerah; masyarakat, serta taat pada
b. pejabat-pejabat yang ketentuan peraturan perundang-
mengelola keuangan undangan.
daerah; 2. Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana dimaksud pada
c. struktur APBD; ayat (1) diwujudkan dalam
d. penyusunan RKPD, KUA, APBD.
PPAS, dan RKA-SKPD; 3. APBD sebagaimana dimaksud
e. penyusunan dan penetapan pada ayat (21 merupakan dasar
APBD; bagi Pemerintah Daerah untuk
melakukan Penerimaan dan
f. pelaksanaan dan perubahan Pengeluaran Daerah.
APBD;
g. penatausahaan keuangan
daerah;
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
h. pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
i. pengelolaan defisit dan
penggunaan surplus APBD;
j. pengelolaan kas umum
daerah;
k. pengelolaan piutang daerah;
l. pengelolaan investasi daerah;
m. pengelolaan barang milik
daerah;
n. pengelolaan dana cadangan;
o. pengelolaan utang daerah;
p. pembinaan dan pengawasan
pengelolaan keuangan
daerah;
q. penyelesaian kerugian
daerah;
r. pengelolaan keuangan badan
layanan umum daerah;
s. pengaturan pengelolaan
keuangan daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Ketiga
Asas Umum Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pasal 4
1. Keuangan daerah dikelola
secara tertib, taat pada
peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan
memperhatikan asas
keadilan, kepatutan, dan
manfaat untuk masyarakat.
2. Pengelolaan keuangan daerah
dilaksanakan dalam suatu
sistem yang terintegrasi yang
diwujudkan dalam APBD yang
setiap tahun ditetapkan
dengan peraturan daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
BAB II BAB II
Pengelola Keuangan Daerah
KEKUASAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH Bagian Kesatu
Pemegang Kekuasaan
Bagian Pertama Pengelolaan Keuangan Daerah
Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 5 Pasal 4
1. Kepala daerah selaku kepala 1. Kepala Daerah selaku
pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan
pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan
pengelolaan keuangan daerah Daerah dan mewakili
dan mewakili pemerintah Pemerintah Daerah dalam
daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang kepemilikan kekayaan daerah
dipisahkan. yang dipisahkan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
2. Pemegang kekuasaan pengelolaan 2. Pemegang kekuasaan Pengelolaan
keuangan daerah sebagaimana Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai kewenangan:
dimaksud pada ayat (1) a) menyusun rancangan Perda tentang APBD,
mempunyai kewenangan: rancangan Perda tentang perubahan APBD,
a. menetapkan kebijakan tentang dan rancangan Perda tentang
pelaksanaan APBD; pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ;
b. menetapkan kebijakan tentang b) mengajukan rancangan Perda tentang
pengelolaan barang daerah; APBD, rancangan Perda tentang perubahan
APBD, dan rancangan Perda tentang
c. menetapkan kuasa pengguna pertanggungiawaban pelaksanaan APBD
anggaran/barang; kepada DPRD untuk dibahas bersama;
d. menetapkan bendahara c) menetapkan Perda tentang APBD,
penerimaan dan/atau bendahara rancangan Perda tentang perubahan APBD,
pengeluaran; dan rancangan Perda tentang
e. menetapkan pejabat yang bertugas pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
melakukan pemungutan yang telah mendapat persetujuan bersama
penerimaan daerah; DPRD;
f. menetapkan pejabat yang bertugas d) menetapkan kebijakan terkait Pengelolaan
Keuangan Daerah;
melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah; e) mengambil tindakan tertentu dalam
keadaan mendesak terkait Pengelolaan
g. menetapkan pejabat yang bertugas Keuangan Daerah yang sangat dibutuhkan
melakukan pengelolaan barang oleh Daerah dan/atau masyarakat;
milik daerah; dan
h. menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengujian atas tagihan
dan memerintahkan pembayaran.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Kekuasaan pengelolaan f) menetapkan kebijakan pengelolaan
keuangan daerah sebagaimana APBD;
dimaksud pada ayat (1) g) menetapkan KPA;
dilaksanakan oleh: h) menetapkan Bendahara Penerimaan
a. kepala satuan kerja pengelola dan Bendahara Pengeluaran;
keuangan daerah selaku PPKD; i) menetapkan pejabat yang bertugas
b. kepala SKPD selaku pejabat melakukan pemungutan pajak daerah
pengguna anggaran/barang dan retribusi daerah;
daerah. j) menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengelolaan Utang dan
4. Dalam pelaksanaan kekuasaan Piutang Daerah;
sebagaimana dimaksud pada k) menetapkan pejabat yang bertugas
ayat (3), sekretaris daerah melakukan pengujian atas tagihan
bertindak selaku koordinator dan memerintahkan pembayaran;
pengelolaan keuangan daerah. l) menetapkan pejabat lainnya dalam
5. Pelimpahan kekuasaan rangka Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana dimaksud pada sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) m) melaksanakan kewenangan lain sesuai
ditetapkan dengan keputusan dengan ketentuan peraturan
kepala daerah berpedoman perundang-undangan.
pada peraturan perundang-
undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Dalam melaksanakan kekuasaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Kepala Daerah melimpahkan sebagian atau
seluruh kekuasaannya yang berupa
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban, serta pengawasan
Keuangan Daerah kepada Pejabat Perangkat
Daerah.
4. Pejabat Perangkat Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) terdiri atas:
a) sekretaris daerah selaku koordinator
Pengelolaan Keuangan Daerah;
b) kepala SKPKD selaku PPKD;
c) dan kepala SKPD selaku PA
5. Pelimpahan sebagian atau seluruh
kekuasaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) didasarkan pada prinsip pemisahan
kewenangan antara yang memerintahkan,
menguji, dan menerima atau mengeluarkan
uang.
6. Pelimpahan kekuasaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan
keputusan Kepala Daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 5
1. Kepala Daerah selaku wakil
Pemerintah Daerah dalam
kepemilikan kekayaan Daerah
yang dipisahkan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
berkedudukan sebagai pemilik
modal pada perusahaan umum
daerah atau pemegang saham
pada perseroan daerah.
2. Ketentuan mengenai Kepala
Daerah selaku wakil Pemerintah
Daerah dalam kepemilikan
kekayaan daerah yang
dipisahkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Kedua Bagian Kedua
Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 6 Pasal 6
1. Koordinator Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana dimaksud dalam 1. Sekretaris daerah selaku koordinator
Pasal 5 ayat (4) mempunyai tugas Pengelolaan Keuangan Daerah
koordinasi di bidang: sebagaimana dimaksud pada Pasal 4
– penyusunan dan pelaksanaan kebijakan ayat (4) huruf a mempunyai tugas:
pengelolaan APBD;
– penyusunan dan pelaksanaan kebijakan a) koordinasi dalam Pengelolaan Keuangan
pengelolaan barang daerah; Daerah;
– penyusunan rancangan APBD dan b) koordinasi di bidang penJrusunan
rancangan perubahan APBD; rancangan APBD, rancangan perubahan
APBD, dan rancangan
– penyusunan Raperda APBD, Perubahan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
APBD, dan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD; c) koordinasi penyiapan pedoman
pelaksanaan APBD;
– tugas-tugas pejabat perencana daerah,
PPKD, dan pejabat pengawas keuangan d) memberikan persetujuan pengesahan
daerah; dan DPA SKPD;
– penyusunan laporan keuangan daerah e) koordinasi pelaksanaan tugas lainnya di
dalam rangka pertanggungjawaban bidang Pengelolaan Keuangan Daerah
pelaksanaan APBD. sesuai dengan ketentuan peraturan
perurndang-undangan; dan
f) memimpin TAPD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
2. Selain tugas-tugas sebagaimana 2. Dalam melaksanakan
dimaksud pada ayat (1)
koordinator pengelolaan tugasnya sebagaimana
keuangan daerah juga mempunyai
tugas: dimaksud pada ayat (1),
a. memimpin tim anggaran koordinator Pengelolaan
pemerintah daerah;
b. menyiapkan pedoman pelaksanaan Keuangan Daerah
APBD;
c. menyiapkan pedoman pengelolaan
bertanggung jawab kepada
barang daerah; Kepala Daerah.
d. memberikan persetujuan
pengesahan DPA-SKPD; dan
e. melaksanakan tugas-tugas
koordinasi pengelolaan keuangan
daerah lainnya berdasarkan kuasa
yang dilimpahkan oleh kepala
daerah.
2. Koordinator pengelolaan
keuangan daerah bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) kepada kepala
daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Ketiga Bagian Ketiga
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Pasal 7
Pasal 7
1. PPKD mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. menyusun dan melaksanakan 1. Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai
kebijakan pengelolaan keuangan tugas:
daerah; a) menyusun dan melaksanakan
b. menyusun rancangan APBD dan kebijakan Pengelolaan Keuangan
rancangan Perubahan APBD; Daerah;
c. melaksanakan pemungutan b) menyrusun rancangan Perda
pendapatan daerah yang telah tentang APBD, rancangan Perda
ditetapkan dengan Peraturan tentang perubahan APBD, dan
Daerah; rancangan Perda tentang
d. melaksanakan furigsi Bendahara pertanggungjawaban pelaksanaan
Umum Daerah; APBD;
e. menyusun laporan keuangan c) melaksanakan pemungutan
daerah dalam rangka Pendapatan Daerah yang telah
pertanggungjawaban pelaksanaan diatur dalam Perda;
APBD; dan d) melaksanakan fungsi BUD; dan
f. melaksanakan tugas lainnya
berdasarkan kuasa yang e) melaksanakan tugas lainnya sesuai
dilimpahkan oleh kepala daerah. dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
2. PPKD selaku BUD berwenang: 2. PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku
BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
a. menyusun kebijakan dan huruf d berwenang:
pedoman pelaksanaan APBD; a) menyusun kebijakan dan pedoman
pelaksanaan APBD;
b. mengesahkan DPA-SKPD;
b) mengesahkan DPA SKPD;
c. melakukan pengendalian c) melakukan pengendalian pelaksanaan
pelaksanaan APBD; APBD;
d. memberikan petunjuk teknis d) memberikan petunjuk teknis
pelaksanaan sistem penerimaan dan
pelaksanaan sistem pengeluaran kas umum daerah;
penerimaan dan pengeluaran e) melaksanakan pemungutan pajak
kas daerah; daerah;
e. melaksanakan pemungutan f) menetapkan SPD;
pajak daerah; g) menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan
pemberian jaminan atas nama
f. memantau pelaksanaan Pemerintah Daerah;
penerimaan dan pengeluaran h) melaksanakan sistem akuntansi dan
pelaporan Keuangan Daerah;
APBD oleh bank dan/atau i) menyajikan informasi keuangan daerah;
lembaga keuangan lainnya dan
yang telah ditunjuk; j) melakukan pencatatan dan pengesahan
dalam hal penerimaan dan Pengeluaran
g. mengusahakan dan mengatur Daerah sesuai dengan ketentuan
dana yang diperlukan dalam peraturan perundang-undangan, tidak
pelaksanaan APBD; dilakukan melalui Rekening Kas Umum
Daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
h. menyimpan uang daerah;
i. menetapkan SPD;
j. melaksanakan penempatan uang
daerah dan mengelola/
menatausahakan investasi;
k. melakukan pembayaran
berdasarkan permintaan pejabat
pengguna anggaran atas beban
rekening kas umum daerah;
l. menyiapkan pelaksanaan pinjaman
dan pemberian jaminan atas nama
pemerintah daerah;
m. melaksanakan pemberian pinjaman
atas nama pemerintah daerah;
n. melakukan pengelolaan utang dan
piutang daerah;
o. melakukan penagihan piutang
daerah;
p. melaksanakan sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan daerah;
q. menyajikan informasi keuangan
daerah;
r. melaksanakan kebijakan dan
pedoman pengelolaan serta
penghapusan barang milik daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 8 Pasal 8
1. PPKD selaku BUD mengusulkan
1. PPKD selaku BUD pejabat di lingkungan SKPKD kepada
menunjuk pejabat di Kepala Daerah untuk ditetapkan
lingkungan satuan kerja sebagai Kuasa BUD.
2. Kuasa BUD sebagaimana dimaksud
pengelola keuangan pada ayat (1) ditetapkan dengan
daerah selaku kuasa BUD. keputusan Kepala Daerah.
2. Penunjukan kuasa BUD 3. Kuasa BUD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mempunyai tugas:
sebagaimana dimaksud
a) menyiapkan Anggaran Kas;
pada ayat (1) ditetapkan b) menyiapkan SPD;
dengan keputusan kepala c) menerbitkan SP2D;
daerah. d) memantau pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran
APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang
telah ditunjuk;
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Kuasa BUD sebagaimana e) mengusahakan dan mengatur dana
dimaksud pada ayat (1), yang diperlukan dalam pelaksanaan
APBD;
mempunyai tugas: f) menyimpan uang daerah;
3. menyiapkan anggaran kas; g) melaksanakan penempatan uang
a. menyiapkan SPD; daerah dan mengelola/
b. menerbitkan SP2D; dan menatausahakan investasi;
c. menyimpan seluruh bukti asli h) melakukan pembayaran berdasarkan
kepemilikan kekayaan daerah; permintaan PA/KPA atas Beban
APBD;
d. Kuasa BUD selain
i) melaksanakan Pemberian Pinjaman
melaksanakan tugas Daerah atas nama Pemerintah
sebagaimana pada ayat (3) Daerah;
juga melaksanakan
j) melakukan pengelolaan Utang dan
wewenang sebagaimana Piutang Daerah; dan
dimaksud dalam Pasal 7 ayat
k) melakukan penagihan Piutang
(2), huruf f, huruf g, huruf h,
Daerah.
huruf j, huruf k, huruf m,
4. Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada
huruf n, dan huruf o.
ayat (1) bertanggung jawab kepada PPKD
4. Kuasa BUD bertanggung selaku BUD.
jawab kepada PPKD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 9 Pasal 9
1. Pendapatan transfer
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 huruf b meliputi:
a. transfer Pemerintah Pusat; dan
b. transfer antar-daerah.
2. Transfer Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. dana perimbangan;
b. dana insentif daerah;
c. dana otonomi khusus;
d. dana keistimewaan; dan
e. dana desa.
3. Transfer antar-daerah
sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) huruf b terdiri atas:
a. pendapatan bagi hasil; dan
b. bantuan keuangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 35
Dana keistimewaan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (2) huruf d
dialokasikan kepada Daerah
istimewa sesuai dengan
ketentuan peraturan undang-
undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 42
Pengalokasian transfer
Pemerintah Pusat
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (1) huruf a
dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 44
Penerimaan kembali
Pemberian Pinjaman Daerah
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 70 ayat (3) huruf e
digunakan untuk
menganggarkan penerimaan
kembali pinjaman yang
diberikan kepada pihak
penerima pinjaman sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 76
Penerimaan Pembiayaan
lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (3) huruf f
digunakan untuk
menganggarkan penerimaan
Pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Paragraf 3
Pengeluaran Pembiayaan
Pasal 77
Pengeluaran Pembiayaan
lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (4) huruf e
digunakan untuk
menganggarkan pengeluaran
Pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Keenam
Surplus dan Defisit
Paragraf 1
Umum
Pasal 83
Pasal 31
1. SKPD menyusun rencana
strategis yang selanjutnya
disebut Renstra-SKPD yang
memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan yang
bersifat indikatif sesuai dengan
tugas dan fungsinya masing-
masing.
2. Penyusunan Renstra-SKPD
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada
RPJMD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 32
1. Pemerintah daerah
menyusun RKPD yang
merupakan penjabaran dari
RPJMD dengan menggunakan
bahan dari Renja SKPD untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun
yang mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah.
2. Renja SKPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
merupakan penjabaran dari
Renstra SKPD yang disusun
berdasarkan evaluasi
pencapaian pelaksanaan
program dan kegiatan tahun-
tahun sebelumnya.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. RKPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memuat
rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan
dan kewajiban daerah, rencana
kerja yang terukur dan
pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun
ditempuh dengan mendorong
partisipasi masyarakat.
4. Kewajiban daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
mempertimbangkan prestasi
capaian standar pelayanan
minimal sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 33
1. RKPD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 ayat (1)
disusun untuk menjamin
keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan.
2. Penyusunan RKPD
diselesaikan selambat-
lambatnya akhir bulan Mei
tahun anggaran sebelumnya.
3. RKPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan
dengan peraturan kepala
daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 34 Pasal 89
1. Kepala daerah berdasarkan
1. Kepala Daerah menyusun rancangan KUA
RKPD sebagaimana dimaksud dan rancangan PPAS berdasarkan RKPD
dalam Pasal 32 ayat (1), dengan mengacu pada pedoman
penyusunan APBD.
menyusun rancangan 2. Pedoman penyusunan APBD
kebijakan umum APBD. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri setelah
2. Penyusunan rancangan berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
kebijakan umum APBD di bidang perencanaan pembangunan
sebagaimana dimaksud pada nasional dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan
ayat (1) berpedoman pada di bidang keuangan.
pedoman penyusunan APBD 3. Rancangan KUA sebagaimana dimaksud
yang ditetapkan oleh Menteri pada ayat (1) memuat:
a. kondisi ekonomi makro daerah;
Dalam Negeri setiap tahun. b. asumsi penyusunan APBD;
c. kebijakan Pendapatan Daerah;
d. kebijakan Belanja Daerah;
e. kebijakan Pembiayaan Daerah; dan
f. strategi pencapaian.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Kepala daerah menyampaikan 4. Rancangan PPAS sebagaimana dimaksud
rancangan kebijakan umum pada ayat (1) disusun dengan tahapan:
APBD tahun anggaran 1. menentukan skala prioritas
berikutnya sebagaimana pembangunan daerah;
dimaksud pada ayat (2) sebagai 2. menentukan prioritas Program dan
landasan penyusunan RAPBD Kegiatan untuk masing-masing
urusan yang disinkronkan dengan
kepada DPRD selambat--
prioritas dan program nasional
lambatnya pertengahan bulan yang tercantum dalam rencana
Juni tahun anggaran berjalan. kerja Pemerintah Pusat setiap
4. Rancangan kebijakan Umum tahun; dan
APBD yang telah dibahas kepala 3. menyusun capaian Kinerja,
daerah bersama DPRD dalam Sasaran, dan plafon anggaran
pembicaraan pendahuluan sementara untuk masing-masing
RAPBD sebagaimana dimaksud Program dan Kegiatan.
pada ayat (3) selanjutnya
disepakati menjadi Kebijakan
Umum APBD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Ketiga Pasal 90
Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara 1. Kepala Daerah menyampaikan
rancangan KUA dan rancangan PPAS
Pasal 35 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89
pada ayat (1) kepada DPRD paling
1. Berdasarkan kebijakan umum lambat minggu kedua bulan Juli untuk
APBD yang telah disepakati, dibahas dan disepakati bersama
pemerintah daerah dan DPRD antara Kepala Daerah dan DPRD.
membahas rancangan 2. Kesepakatan terhadap rancangan KUA
prioritas dan plafon anggaran dan rancangan PPAS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditandatangani
sementara yang disampaikan oleh Kepala Daerah dan pimpinan
oleh kepala daerah. DPRD paling lambat minggu kedua
bulan Agustus.
2. Pembahasan prioritas dan 3. KUA dan PPAS yang telah disepakati
plafon anggaran sementara Kepala Daerah bersama DPRD
sebagaimana dimaksud pada sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ayat (1) dilakukan paling menjadi pedoman bagi perangkat
daerah dalam menyusun RKA SKPD.
lambat minggu kedua bulan 4. Tata cara pembahasan rancangan KUA
Juli tahun anggaran dan rancangan PPAS sebagaimana
sebelumnya. dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Pembahasan prioritas dan Pasal 91
plafon anggaran sementara
sebagaimana dimaksud Dalam hal Kepala Daerah dan DPRD
tidak menyepakati bersama
pada ayat (1) dilaksanakan rancangan KUA dan rancangan PPAS
dengan langkah--langkah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sebagai berikut: 90 ayat (1), paling lama 6 (enam)
minggu sejak rancangan KUA dan
a. menentukan skala prioritas rancangan PPAS disampaikan kepada
dalam urusan wajib dan DPRD, Kepala Daerah menyampaikan
urusan pilihan; Rancangan Perda tentang APBD
kepada DPRD berdasarkan RKPD,
b. menentukan urutan rancangan KUA, dan rancangan PPAS
program dalam masing- yang disusun Kepala Daerah, untuk
masing urusan; dibahas dan disetujui bersama
c. menyusun plafon anggaran antara Kepala Daerah dengan DPRD
sementara untuk masing- sesuai dengan ketentuan peraturan
masing program. perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
4. Kebijakan umum APBD dan Pasal 92
prioritas dan plafon anggaran
1. Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
sementara yang telah dibahas 89 ayat (4) huruf b dapat dianggarkan:
dan disepakati bersama a. untuk 1 (satu) tahun anggaran; atau
kepata daerah dan DPRD b. lebih dari 1 (satu) tahun anggaran dalam
bentuk Kegiatan Tahun Jamak.
dituangkan dalam nota 2. Kegiatan Tahun Jamak sebagaimana dimaksud
kesepakatan yang pada ayat (1) huruf b harus memenuhi kriteria
paling sedikit:
ditandatangani bersama oleh a. pekerjaan konstruksi atas pelaksanaan
kepala daerah dan pimpinan Kegiatan yang secara teknis merupakan
satu kesatuan untuk menghasilkan 1
DPRD. (satu) Keluaran yang memerlukan waktu
penyelesaian lebih dari 12 (dua belas)
5. Kepala daerah berdasarkan bulan; atau
nota kesepakatan b. pekerjaan atas pelaksanaan Kegiatan
sebagaimana dimaksud pada yang menurut sifatnya harus tetap
berlangsung pada pergantian tahun
ayat (4) menerbitkan anggaran.
pedoman penyusunan RKA- 3. Penganggaran Kegiatan Tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Jamak
SKPD sebagai pedoman berdasarkan atas persetujuan bersama antara
kepala SKPD menyusun RKA- Kepala Daerah dan DPRD.
4. Persetujuan bersama sebagaimana dimaksud
SKPD. pada ayat (3) ditandatangani bersamaan
dengan penandatanganan KUA dan PPAS.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
4. Persetujuan bersama sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) paling sedikit
memuat:
a. nama Kegiatan;
b. jangka waktu pelaksanaan Kegiatan;
c. jumlah anggaran; dan
d. alokasi anggaran per tahun.
5. Jangka waktu penganggaran pelaksanaan
Kegiatan Tahun Jamak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak
melampaui akhir tahun masa jabatan
Kepala Daerah berakhir, kecuali Kegiatan
Tahun Jamak dimaksud merupakan
prioritas nasional dan/atau kepentingan
strategis nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Keempat Bagian Kedua
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Rencana kerja dan Anggaran Perangkat Daerah
SKPD Pasal 93
Pasal 36 1. Kepala SKPD menyusun RKA SKPD
1. Berdasarkan pedoman berdasarkan KUA dan PPAS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90
penyusunan RKA-SKPD ayat (2) dan ayat (3).
sebagaimana dimaksud pada 2. RKA SKPD sebagaimana dimaksud
Pasal 35 ayat (5), Kepala SKPD pada ayat (1) disusun dengan
menggunakan pendekatan:
menyusun RKA-SKPD. a. Kerangka Pengeluaran Jangka
2. RKA-SKPD disusun dengan Menengah Daerah;
menggunakan pendekatan b. penganggaran terpadu; dan
c. penganggaran berdasarkan Kinerja.
kerangka pengeluaran jangka 3. RKA SKPD sebagaimana dimaksud pada
menengah daerah, ayat (1) disampaikan kepada PPKD
sebagai bahan penyusunan rancangan
penganggaran terpadu dan Perda tentang APBD sesuai dengan
penganggaran berdasarkan jadwal dan tahapan yang diatur dalam
Peraturan Menteri tentang pedoman
prestasi kerja. penyusunan APBD yang ditetapkan
setiap tahun.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 37 Pasal 94
Penyusunan RKA-SKPD dengan
pendekatan kerangka
Dalam hal terdapat
pengeluaran jangka menengah
dilaksanakan dengan menyusun
penambahan kebutuhan
prakiraan maju yang berisi pengeluaran akibat keadaan
perkiraan kebutuhan anggaran darurat termasuk betanja
untuk program dan kegiatan yang untuk keperluan mendesak,
direncanakan dalam tahun kepala SKPD dapat menyusun
anggaran berikutnya dari tahun RKA SKPD diluar KUA dan PPAS
anggaran yang direncanakan dan sebagaimana dimaksud dalam
merupakan implikasi kebutuhan Pasal 9O ayat (2) dan ayat (3).
dana untuk pelaksanaan program
dan kegiatan tersebut pada tahun
berikutnya.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 95
Pasal 38
Penyusunan RKA-SKPD dengan 1. Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah Daerah sebagaimana dimaksud
pendekatan penganggaran dalam Pasal 93 ayat (2) huruf a dilaksanakan
dengan menyusun prakiraan maju.
terpadu dilakukan dengan 2. Prakiraan maju sebagaimana dimaksud pada
mengintgrasikan seluruh ayat (1) berisi perkiraan kebutuhan anggaran
untuk Program dan Kegiatan yang direncanakan
proses perencanaan dan dalam tahun anggaran berikutnya dari tahun
anggaran yang direncanakan.
penganggaran di lingkungan 3. Pendekatan penganggaran terpadu
SKPD untuk menghasilkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2)
huruf b dilakukan dengan memadukan seluruh
dokumen rencana kerja dan proses perencanaan dan penganggaran di
lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen
anggaran. rencana kerja dan anggaran.
4. Pendekatan penganggaran berdasarkan Kinerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2)
huruf c dilakukan dengan memperhatikan:
a. keterkaitan antara pendanaan dengan
Keluaran yang diharapkan dari Kegiatan;
b. Hasil dan manfaat yang diharapkan; dan
c. efisiensi dalam pencapaian Hasil dan
Keluaran.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 39 Pasal 96
1. Penyusunan RKA-SKPD dengan
1. Untuk terlaksananya penyusunan RKA SKPD
pendekatan prestasi kerja berdasarkan pendekatan sebagaimana
dilakukan dengan memperhatikan dimaksud dalam Pasal 93 ayat (2) dan
keterkaitan antara pendanaan terciptanya kesinambungan RKA SKPD,
dengan keluaran dan hasil yang kepala SKPD mengevaluasi hasil
pelaksanaan Program dan Kegiatan 2 (dua)
diharapkan dari kegiatan dan tahun anggaran sebelumnya sampai dengan
program termasuk efisiensi dalam semester pertama tahun anggaran berjalan.
pencapaian keluaran dan hasil 2. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
tersebut. (1) bertujuan untuk menilai Program dan
Kegiatan yang belum dapat dilaksanakan
2. Penyusunan anggaran atau belum diselesaikan tahun sebelumnya
berdasarkan prestasi kerja untuk dilaksanakan atau diselesaikan pada
sebagaimana dimaksud pada ayat tahun yang direncanakan atau 1 (satu)
tahun berikutnya dari tahun yang
(1) dilakukan berdasarkan capaian direncanakan.
kinerja, indikator kinerja, analisis 3. Dalam hal Program dan Kegiatan
standar belanja, standar satuan merupakan tahun terakhir untuk
harga, dan standar pelayanan pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan,
minimal. kebutuhan dananya harus dianggarkan
pada tahun yang direncanakan.
3. Standar satuan harga
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 97
Pasal 40
1. Penyusunan RKA SKPD dengan
RKA-SKPD sebagaimana menggunakan pendekatan penganggaran
berdasarkan Kinerja sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 36 ayat dalam Pasal 93 ayat (2) huruf c
berpedoman pada:
(1), memuat rencana 1. indikator Kinerja;
pendapatan, belanja untuk 2. tolok ukur dan Sasaran Kinerja sesuai
analisis standar belanja;
masing-masing program dan 3.
4.
standar harga satuan;
rencana kebutuhan BMD; dan
kegiatan menurut fungsi untuk 2.
5. Standar Pelayanan Minimal.
Indikator Kinerja sebagaimana dimaksud
tahun yang direncanakan, pada ayat (1) huruf a merupakan ukuran
keberhasilan yang akan dicapai dari
dirinci sampai dengan rincian Program dan Kegiatan yang direncanakan
meliputi masukan, Keluaran, dan Hasil.
objek pendapatan, belanja, 3. Tolok ukur Kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b merupakan ukuran
dan pembiayaan, serta prestasi kerja yang akan dicapai dari
keadaan semula dengan
prakiraan maju untuk tahun mempertimbangkan faktor kualitas,
kuantitas, efisiensi, dan efektivitas
berikutnya. pelaksanaan dari setiap Program dan
Kegiatan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
4. Sasaran Kinerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b merupakan Hasil yang
diharapkan dari suatu Program atau Keluaran
yang diharapkan dari suatu Kegiatan yang akan
atau telah dicapai sehubungan dengan
penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yangterukur.
5. Analisis standar belanja sebagaimana dimaksud
pada ayat huruf b merupakan penilaian
kewajaran atas beban kerja dan biaya yang
digunakan untuk melaksanakan suatu Kegiatan.
6. Standar harga satuan sebagaimana dimaksud
pada ayat huruf c merupakan harga satuan
barang dan jasa yang ditetapkan dengan
keputusan Kepala Daerah dengan
mempertimbangkan standar harga satuan
regional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
ayat (4).
7. Standar Pelayanan Minimal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan
tolok ukur Kinerja dalam menentukan capaian
jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara
minimal.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 98
Penetapan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Daerah Bagi Daerah Persiapan
Pasal 119
Pendanaan penyelenggaraan
pemerintahan pada Daerah
persiapan ditetapkan dalam
APBD daerah induk
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
BAB VI BAB VI
PELAKSANAAN APBD PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN
Bagian Pertama Bagian Kesatu
Asas Umum Pelaksanaan APBD Umum
Pasal 54
1. SKPD dilarang melakukan Pasal 120
pengeluaran atas beban
anggaran belanja daerah untuk 1. Semua Penerimaan dan
tujuan yang tidak tersedia Pengeluaran Daerah dianggarkan
anggarannya, dan/atau yang dalam APBD dan dilakukan melalui
tidak cukup tersedia Rekening Kas Umum Daerah yang
anggarannya dalam APBD. dikelola oleh BUD.
2. Pelaksanaan belanja daerah 2. Dalam hat Penerimaan dan
sebagaimana dimaksud pada Pengeluaran Daerah sebagaimana
ayat (1), harus didasarkan pada dimaksud pada ayat (1) sesuai
prinsip hemat, tidak mewah, dengan ketentuan peraturan
efektif, efisien dan sesuai perundang-undangan tidak
dengan ketentuan peraturan dilakukan melalui Rekening Kas
Umum Daerah, BUD melakukan
perundang-undangan. pencatatan dan pengesahan
Penerimaan dan Pengeluaran
Daerah tersebut.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
BAB VIII Pasal 121
PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH
Bagian Pertama 1. PA/KPA, Bendahara
Asas umum Penatausahaan Keuangan Penerimaan/Bendahara Pengeluaran,
Daerah dan orang atau badan yang menerima
Pasal 86 atau menguasai uang/kekayaan
1. Pengguna anggaran/kuasa daerah wajib menyelenggarakan
penatausahaan sesuai dengan
pengguna anggaran, bendahara ketentuan peraturan perundang-
penerimaan/pengeluaran dan undangan.
orang atau badan yang menerima 2. Pejabat yang menandatangani
atau menguasai dan/atau mengesahkan dokumen yang
uang/barang/kekayaan daerah, berkaitan dengan surat bukti yang
wajib menyelenggarakan menjadi dasar penerimaan atau
penatausahaan sesuai dengan pengeluaran atas pelaksanaan APBD
peraturan perundang-undangan. bertanggung jawab terhadap
kebenaran material dan akibat yang
2. Pejabat yang menandatangani timbul dari penggunaan surat bukti
dan/atau mengesahkan dokumen dimaksud.
yang berkaitan dengan surat bukti 3. Kebenaran material sebagaimana
yang menjadi dasar pengeluaran dimaksud pada ayat (2) merupakan
atas beban APBD bertanggung kebenaran atas penggunaan anggaran
jawab atas kebenaran material dan Hasil yang dicapai atas Beban
dan akibat yang timbul dari APBD sesuai dengan kewenangan
penggunaan surat bukti dimaksud. pejabat yang bersangkutan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 122
Pasal 123
1. PPKD paling lambat 3 (tiga) hari kerja 1. PPKD memberitahukan kepada kepala
setelah APBD ditetapkan, SKPD agar menJrusun dan
memberitahukan kepada semua menyampaikan rancangan DPA SKPD
kepala SKPD agar menyusun dan paling lambat 3 (tiga) hari setelah
menyampaikan rancangan DPA-SKPD. Perkada tentang penjabaran APBD
2. Rancangan DPA-SKPD sebagaimana ditetapkan.
dimaksud pada ayat (1), merinci 2. Rancangan DPA SKPD sebagaimana
sasaran yang hendak dicapai, fungsi, dimaksud pada ayat memuat Sasaran
program, kegiatan, anggaran yang yang hendak dicapai, fungsi, Program,
disediakan untuk mencapai sasaran Kegiatan, anggaran yang disediakan
tersebut, dan rencana penarikan dana untuk mencapai Sasaran, rencana
tiap-tiap satuan kerja serta penerimaan dana, dan rencana
pendapatan yang diperkirakan. penarikan dana setiap satuan kerja
3. Kepala SKPD menyerahkan rancangan serta pendapatan yang diperkirakan.
DPA-SKPD yang telah disusunnya 3. Kepala SKPD menyerahkan rancangan
kepada PPKD paling lambat 6 (enam) DPA SKPD yang telah disusun kepada
hari kerja setelah pemberitahuan PPKD paling lambat 6 (enam) hari
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah pemberitahuan sebagaimana
disampaikan. dimaksud pada ayat (1) disampaikan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 56 Pasal 133
1. Tim anggaran pemerintah
daerah melakukan verifikasi 1. TAPD melakukan verifikasi
rancangan DPA-SKPD bersama- rancangan DPA SKPD bersama
sama dengan kepala SKPD yang dengan kepala SKPD yang
bersangkutan. bersangkutan.
2. Verifikasi atas rancangan DPA- 2. Verifikasi atas rancangan DPA
SKPD sebagaimana dimaksud SKPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), diselesaikan pada ayat (1) diselesaikan paling
paling lambat 15 (lima belas) lambat 15 (lima belas) hari sejak
hari kerja, sejak ditetapkannya ditetapkannya Perkada tentang
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD.
penjabaran APBD. 3. Berdasarkan hasil verifikasi
3. Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPKD mengesahkan
ayat (1), PPKD mengesahkan rancangan DPA SKPD setelah
rancangan DPA-SKPD dengan mendapatkan persetujuan
persetujuan sekretaris daerah. sekretaris daerah.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
4. DPA-SKPD yang telah 4. Dalam hal hasil verifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat
disahkan sebagaimana (1) tidak sesuai dengan Perkada
dimaksud pada ayat (3) tentang penjabaran APBD, SKPD
disampaikan kepala SKPD melakukan penyempurnaan
yang bersangkutan, kepada rancangan DPA SKPD untuk
disahkan oleh PPKD dengan
satuan kerja pengawasan persetujuan sekretaris daerah.
daerah, dan BPK selambat- 5. DPA SKPD yang telah disahkan
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat
sejak tanggal disahkan. (3) dan ayat (4) disampaikan
kepala SKPD yang bersangkutan
5. DPA-SKPD sebagaimana kepada satuan kerja yang secara
dimaksud pada ayat (3) fungsional melakukan
pengawasan daerah paling lambat
digunakan sebagai dasar 7 (tujuh) hari sejak tanggal
pelaksanaan anggaran oleh disahkan.
kepala SKPD selaku pengguna 6. DPA SKPD sebagaimana dimaksud
anggaran/barang. pada ayat (3) dan ayat (a)
digunakan sebagai dasar
pelaksanaan anggaran oleh kepala
SKPD selaku PA.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Bagian Keempat
Anggaran Kas dan SPD
Pasal 134
1. Rancangan Perda
kabupaten/kota tentang
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang telah
disetujui bersama dan rancangan
Perkada kabupaten/kota tentang
penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD disampaikan
kepada gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat paling lambat 3
(tiga) hari terhitung sejak tanggal
persetujuan rancangan Perda
kabupaten/ kota tentang
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD untuk
dievaluasi sebelum ditetapkan
oleh bupati/wali kota.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
2. Gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat melakukan
evaluasi terhadap rancangan
Perda kabupaten/kota tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD dan rancangan Perkada
kabupatenlkota tentang
penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk
menguji kesesuaian dengan Perda
kabupaten/kota tentang APBD,
Perda kabupaten/kota tentang
perubahan APBD, Perkada
kabupaten/kota tentang
penjabaran APBD, Perkada
kabupaten/kota tentang
penjabaran perubahan APBD,
dan/atau temuan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
3. Hasil evaluasi disampaikan oleh gubernur
sebagai wakit Pemerintah Pusat kepada
bupati/walikota paling lambat 15 (lima
belas) hari terhitung sejak diterimanya
rancangan Perda kabupaten/kota tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
dan rancangan Perkada kabupaten/ kota
tentang penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
4. Dalam hal gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat menyatakan hasil
evaluasi rancangan Perda kabupaten/ kota
tentang pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD dan rancangan Perkada
kabupaten/kota tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
sudah sesuai dengan Perda kabupaten/kota
tentang APBD, Perda kabupaten/kota
tentang perubahan APBD, Perkada
kabupaten/kota tentang penjabaran APBD,
Perkada kabupatenlkota tentang
penjabaran perubahan APBD, dan telah
menindaklanjuti temuan laporan hasil
pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan,
bupati/wali kota menetapkan rancangan
Perda kabupaten/kota menjadi Perda
kabupaten/kota dan rancangan Perkada
kabupaten/ kota menjadi Perkada
kabupaten/ kota.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
5. Dalam hal gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat menyatakan hasil
evaluasi rancangan Perda Kabupate/
kota tentang pertanggungiawaban
pelaksanaan APBD dan rancangan
Perkada kabupaten/kota tentang
penjabaran pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD bertentangan
dengan Perda kabupaten/kota tentang
APBD, Perda kabupaten/kota tentang
perubahan APBD, Perkada
kabupaten/kota tentang penjabaran
APBD, Perkada kabupaten/kota
tentang penjabaran perubahan APBD,
dan/atau tidak menindaklanjuti
temuan laporan hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan, bupati/
wali kota bersama DPRD melakukan
penyempurnaan paling lama 7 (tujuh)
hari terhitung sejak hasil evaluasi
diterima.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
6. Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat tidak
ditindaklanjuti oleh bupati/wali kota
dan DPRD dan bupati/wali kota
menetapkan rancangan Perda
kabupaten/ kota tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD menjadi Perda kabupaten/kota
dan rancangan Perkada
kabupatenlkota tentang penjabaran
pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD menjadi Perkada
kabupaten/kota, gubernur
mengusulkan kepada Menteri,
selanjutnya Menteri mengusulkan
kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan
untuk melakukan penundaan dan/atau
pemotongan Dana Transfer Umum
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 197
1. Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk 1. Setiap pejabat yang diberi kuasa untuk
mengelola pendapatan, belanja, dan mengelola pendapatan, belanja, dan
kekayaan daerah wajib mengusahakan kekayaan daerah wajib mengusahakan
agar setiap piutang daerah agar setiap Piutang Daerah
diselesaikan seluruhnya dengan tepat diselesaikan seluruhnya dengan tepat
waktu. waktu.
2. Pemerintah daerah mempunyai hak 2. Pemerintah Daerah mempunyai hak
mendahului atas piutang jenis tertentu mendahului atas piutang jenis tertentu
sesuai dengan peraturan perundang- sesuai dengan ketentuan peraturan
undangan. perundang-undangan.
3. Piutang daerah yang tidak dapat 3. Piutang Daerah yang tidak dapat
diselesaikan seluruhnya dan tepat diselesaikan seluruhnya dan tepat
waktu, diselesaikan menurut waktu, diselesaikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. ketentuan peraturan perundang-
4. Penyelesaian piutang daerah sebagai undangan.
akibat hubungan keperdataan dapat 4. Penyelesaian Piutang Daerah yang
dilakukan melalui perdamaian, kecuali mengakibatkan masalah perdata dapat
mengenai piutang daerah yang cara dilakukan melalui perdamaian, kecuali
penyelesaiannya sesuai dengan mengenai Piutang Daerah yang cara
ketentuan perundang-undangan. penyelesaiannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 115 Pasal 199
1. Piutang daerah dapat dihapuskan
secara mutlak atau bersyarat dari Piutang Daerah dapat dihapuskan
pembukuan sesuai dengan
ketentuan mengenai penghapusan secara mutlak atau bersyarat dari
piutang negara dan daerah, pembukuan sesuai dengan
kecuali mengenai piutang daerah
yang cara penyelesaiannya ketentuan peraturan perundang-
dilakukan sesuai dengan undangan yang mengatur
ketentuan perundang-undangan.
mengenai penghapusan piutang
2. Penghapusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sepanjang negara dan Daerah, kecuali
menyangkut piutang pemerintah mengenai Piutang Daerah yang
daerah, ditetapkan oleh :
a. kepala daerah untuk jumlah sampai cara penyelesaiannya dilakukan
dengan Rp5.000.000.000,00 (lima sesuai dengan ketentuan
miliar rupiah);
b. kepala daerah dengan persetujuan peraturan perurndang-undangan.
DPRD untuk jumlah lebih dari
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 200
Pasal 144
Ketentuan lebih lanjut tentang
tata cara tuntutan ganti
kerugian daerah diatur dengan
peraturan daerah dan
berpedoman pada peraturan
perundang-undangan
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
BAB XIII
INFORMASI KEUANGAN DAERAH
Pasal 214
Pasal 132
DPRD melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan
peraturan daerah tentang
APBD.
PPRI NO 58 Tahun 2005 PPRI NO 12 Tahun 2019
Pasal 133 Pasal 218