Anda di halaman 1dari 67

BAB I

PENDAHULUAN

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Penyehatan Udara
Kode Mata Kuliah : KL.A.5.22
Beban Studi : 2 SKS
Penempatan : Semester V
Pengalaman Belajar : Praktikum Di Kampus
Peserta Praktek : Mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok dengan
jumlah anggota 7 - 8 orang
Pembimbing Praktikum : 1. D.A.A Posmaningsih, SKM., M.Kes
2. I Nyoman Gede Suyasa, S.KM., M.Si

B. Deskripsi Mata Kuliah


Materi perkuliahan Penyehatan Udara A melakukan kajian tentang : konsep
dasar fisika, kimia, dan mikrobiologi udara, Identifikasi dan analisis factor resiko
fisika, kimia, dan mikrobiologi di udara, Analisis data/informasi Penyehatan udara,
Identifikasi gejala dan agen penyakit: fisik, kimia dan biologi berbasis udara.
Pencapaian tujuan pembelajaran mata kuliah ini menggunakan metode ceramah,
diskusi, penugasan, praktik, dan seminar.

.
C. Tujuan Mata Kuliah
Setelah mengikuti praktikum Penyehatan Udara, mahasiswa diharapkan :
1. Melakukan pemeriksaan kelembaban udara.
2. Melakukan pengukuran kecepatan aliran udara.
3. Melakukan pengukuran kebisingan lingkungan.
4. Melakukan pengukuran pencahayaan.
5. Melakukan pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Melakukan pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler

D. Standard kompetensi
Mahasiswa mampu melakukan:
1. Pemeriksaan kelembaban udara.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 1
2. Pengukuran kecepatan aliran udara
3. Pengukuran kebisingan lingkungan
4. Pengukuran pencahayaan
5. Pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler

E. Kompetensi Dasar (TIU)


Mahasiswa mampu melaksanakan:
1. Pemeriksaan kelembaban udara.
2. Pengukuran kecepatan aliran udara
3. Pengukuran kebisingan lingkungan
4. Pengukuran pencahayaan
5. Pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Pengukuran partikel matter dengan low volume sampler
7. Pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler
8. Pengukuran parameter kimia udara
9. Pengukuran parameter mikrobiologi udara

F. Materi Praktikum
1. Pemeriksaan kelembaban udara.
2. Pengukuran kecepatan aliran udara
3. Pengukuran kebisingan lingkungan
4. Pengukuran pencahayaan ruangan
5. Pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler
7. Pengukuran partikel matter dengan low volume sampler
8. Pengukuran parameter kimia udara
9. Pengukuran parameter mikrobiologi udara

G. Waktu dan Tempat Praktikum


1. Waktu
Jadwal praktikum adalah ;
Selasa : 10.00 – 15.40 wita
Kamis : 13.00 – 18.40 wita
Jumat : 08.00 – 11.20 wita
15.20 – 17.40 wita

2. Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di laboratorium fisika, workshop jurusan kesehatan
lingkungan

H. TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Tata tertib praktikum

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 2
a. Mahasiswa menyiapkan diri 15 menit di depan laboratorium sebelum praktikum
dimulai.
b. Mahasiswa yang terlambat 15 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum.
c. Mahasiswa tidak boleh bersendau gurau dan harus bersikap sopan, tidak bolek
makan dan minum selama mengikuti praktikum.
d. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa tidak boleh meninggalkan laboratorium
tanpa izin dosen.
e. Mahasiswa wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan
dikembalikan dalam keadaan rapi dan bersih.
f. Bila mahasiswa memecahkan/merusakkan alat, diwajibkan mengganti alat tersebut
paling lambat 2 hari setelah praktikum.
g. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal
dalam praktikum harus menggulang atau mengganti pada hari lain sesuai dengan
jadwal yang telah diatur (sesuai kebijakan dosen).
h. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum

2. Tata tertib pemakaian alat praktikum


a. Setiap mahasiswa berhak meminjam/menggunakan alat-alat laboratorium dengan
persetujuan kepala laboratorium.
b. Setiap mahasiswa yang akan praktik laboratorium wajib memberitahu/pesan alat
kepada petugas 1 hari sebelum praktik dilaksanakan.
c. Mahasiswa/peminjam wajib mengisi formulir peminjaman alat/bon alat yang telah
disediakan dengan lengkap yang meliputi (nama,kelas/jurusan, hari/tanggal, waktu,
dosen, jenis ketrampilan, nama alat, jumlah, keterangan, tanda tangan).
d. Mahasiswa atau peminjam bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan alat-
alat yang dipinjam.
e. Mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan yang dipinjam
setelah selesai menggunakan alat laboratorium.
f. Alat-alat laboratorium dikembalikan segera setelah melaksanakan kegiatan praktik.
g. Alat-alat laboratorium yang dipinjam dikembalikan tepat waktu dan dalam keadaan
bersih dan utuh.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 3
h. Mahasiswa diperbolehkan meninggalkan ruangan setelah serah terima alat-alat yang
dipinjam kepada kepala laboratorium.
i. Peminjam alat laboratorium harus mengganti alat yang rusak/hilang dalam waktu
kurang dari dua hari setelah alat rusak/hilang.

I. Evaluasi :
Evaluasi atau penilaian dilakukan oleh tim (pembimbing institusi dan
pembimbing lahan praktek), dengan strategi penilaian untuk setiap aspek adalah
sebagai berikut :

1. Aspek pengetahuan
Batas lulus dengan nilai minimal 68, dengan bobot 30% . Diperoleh dari
laporan /dokumentasi tulis.

2. Aspek Sikap
Diperoleh dari metode observasi sikap mahasiswa dalam melaksanakan praktek,
penampilan kerja ditempat praktek/lapangan. Batas lulus dengan nilai minimal
68. Bobot penilaian keaktifan 20%, kehadiran 10%

1. Aspek Keterampilan/Praktikum.
Ditekankan pada pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan penilaian
proses dan hasil. Mahasiswa dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal 68.
Bobot penilaian 40%
Penilaian dengan menggunakan nilai absolute dengan rentang skor antara 0 –
100.Selanjutnya dilakukan konversi sesuai dengan Tabel Rinciana Konversi
Nilai Poltekkes 2019 sebagai berikut:
79 – 100 = 4 = A
68 – 78 = 3 = B
56 – 67 = 2 = C
41 – 55 = 1 = D
0 - 40 = 0 = E
J. Syarat Kelulusan
Untuk dapat diikutsertakan pada rapat yudisium mahasiswa memenuhi
persyaratan sebagai berikut:

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 4
1. Mengikuti 100% kegiatan praktikum
2. Memenuhi syarat lain sesuai peraturan Poltekkes Kemenkes Denpasar
3. Nilai minimal 68 (3,00)

K. Kelompok Mahasiswa dan Pembimbing

Kelompok Nama NIM Pembimbing


I Ni Luh Tisya Daniswari P07133217002 D.A.A. Posmaningsih
I Made Dhiyo Prayoga P07133217003
I Made Putra Wardhana P07133217004
I Made Dwitya Nata P07133217005
Ni Made Rina Febriyanti P07133217006
Januar Fajar Ramadhan P07133217007
Kadek Ari Widyasari P07133217008
Ni Luh Dewi Pertiwi P07133217009
I Gusti Made Surya Adnyana P07133217011
Kadek Nur Pita Sari P07133217012
Desak Ayu Dwi Wiratningsih P07133217013
Ni Luh Putu Ayu Dangka Santi P07133217014
I Made Jepri Suantara P07133217015

Kelompok Nama NIM Pembimbing


II Muhamad Ruslan P07133217016 I N. G. Suyasa
Dai Maulana Hidayat P07133217017
Ni Luh Putu Chandra Gita P07133217018
Kadek Devi Damayanti P07133217019
Putu Gitatama Krishna Dewi P07133217020
Ni Komang Della Trisna Dewi P07133217021
Adinda Riski Ramadhany P07133217022
Ni Made Cristin Parwasih P07133217023
I Gusti Ngurah Bagus Surya Dwi
Putra P07133217024
I Wayan Deny Palguna P07133217025
Sheryn Annisaa Aprivia P07133217026
Ni Wayan Astiti Rahayu P07133217027
I Dewa Ayu Gita Diana Putri P07133216022

L. Jadwal Praktikum

NO TANGGAL MATERI PEMBIMBIN


G
1 Selasa ,6-8-2019 Penjelasan umum, tata tertib, penulisan DAP
laporan
2 Kamis, 8-9-2019 Pengukuran Kelembaban Udara Dengan DAP

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 5
Psikrometer
3 Jumat, 9-8-2019 Pengukuran Pencahayaan DAP
4 Selasa, 13-8-2019 Pengukuran Kecepatan Aliran Udara NGS
5 Kamis, 15-9-2019 Pengukuran PM dengan PDS NGS
6 Jumat, 16-9-2019 Pengukuran Kebisingan NGS
Ujian Tengah Semester
7 Selasa, 20-8-2019 Pengukuran PM dengan HVS NGS
8 Kamis, 22-8-2019 Pengukuran PM dengan LVS DAP
9 Jumat, 23-8-2019 Pengukuran kualitas kimia udara DAP
10 Selasa, 27-8-2019 Pengukuran kualitas kimia udara NGS
11 Kamis, 29-8-2019 Pengukuran kualitas mikrobiologi udara NGS
12 Jumat, 30-9-2019 Review Fisik Udara NGS
13 Selasa, 3-9-2019 Review Kimia Udara DAP
14 Kamis, 5-9-2019 Review Mikrobiologi Udara DAP
Ujian Akhir Semester

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 6
BAB II
PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kelembaban


udara
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kelembaban
udara

A. Latar belakang
Komposisi udara bersih yang paling banyak di dalam udara adalah oksigen,
nitrogen dan uap air. Oksigen dan nitrogen tidak mempengaruhi kelembaban udara,
sedangkan kandungan uap air sangat mempengaruhi kelembaban udara. Kelembaban
adalah banyaknya kandungan uap air di udara. Udara yang kurang mengandung ap air
dikatakan udara kering, sedangkan udara yang banyak mengandung uap air dikatakan
udara lembab atau basah. Ada dua macam kelembaban udara yaitu kelembaban absolut
(mutlak) dan kelembaban relatif (nisbi). Untuk mengukur kelembaban udara relatif atau
nisbi alat yang digunakan adalah Psychrometer Assman. Prinsip kerja secara sederhana
pengukuran kelembaban adalah dengan menggunakan perhitungan selisih suhu
termometer kering dan bola basah. Perbedaan nilai kedua suhu tersebut tergantung pada
adanya kandungan uap air di udara. Pada Psychrometer Assman terdiri dari dua
termometer yaitu termometer kering (ta) dan termometer bola basah (tw). pada ujung
termometer bola basah dibalut dengan menggunakan kain katun. Sedangkan pada
termometer kering tidak dibalut. Fungsi kain katun ini adalah pada saat praktikum akan
dibasahi dengan air. Air yang terkandung pada kain katun akan menguap sehingga terjadi
penurunan suhu. Sehingga terlihat perbedaan suhu antara termometer kering dengan
termometer bola basah. Oleh karena itu kelembaban udara dapat diketahui karena pengaruh
besarnya penurunan suhu. Pengukuran kelembaban udara ini pada dasarnya untuk
mengetahui banyaknya uap air yang terkandung pada udara di ruang. Analisis hasil adalah
dengan membandingkan dengan nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 yaitu kelembaban udara dalam ruangan
harus berkisar antara 40% - 60% sehingga diperlukan langkah-langkah pengendalian agar
kelembaban udara

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 7
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kelembaban udara dengan
mempergunakan Psychrometer Assman.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan untuk mengukur kelembaban
dan tekanan partikel uap air di udara.
b. Mahasiswa dapat melakukan penukuran kelembaban udara dan tekanan
partikel uap air di udara.
c. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran kelembaban dan tekanan
partikel uap air di udara.
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran kelembaban dan tekanan
partikel uap air di udara.

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Psychrometer
b. Psychrometer chart
c. Pipet tetes
2. Bahan
Air

D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Menentukan lokasi pengukuran.
3. Menentukan thermometer suhu kering dan thermometer suhu basah pada
psycrometer. Memperhatikan termometer yang terbalut kain/kapas adalah
merupakan termometer basah.
4. Membasahi kapas/kain yang terdapat pada ujung thermometer suhu basah
dengan cara meneteskan air secukupnya, jangan sampai air menetes dari kapas.
5. Meletakkan psycrometer pada tempat yang akan diukur kelembabannya.
6. Memasang kunci pemutar di lubang pemutar psycrometer.
7. Memutar kunci pemutar sampai titik maksimal , hingga kunci tidak bisa diputar
lagi
8. Membiarkan kipas pada psycrometer berputar, hingga kipas berhenti berputar
9. Membaca ketinggian air raksa yang ditunjukkan pada masing-masing
thermometer
10. Mencatat hasil pengukuran dan menentukan kelembaban udara dengan
menggunakan psycrometer chart.

tw ta-tw

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 8
hasilnya (perpotongan garis antara tw dan ta-tw)
Keterangan
tw = Suhu basah
ta = Suhu Kering
Cara membaca Psychometer Chart
a. Pada sumbu Axis dibaca hasil Rumus Perbedaan Suhu kering dan Suhu Basah. (ta
– tw)
b. Pada sumbu ordinat dibaca suhu basah
c. Pertemuan sumbu Y dan X adalah Nilai Kelembaban Relatif Ruangan.

E. DAFTAR PUSTAKA
Anonyymous. 2013. Modul 1 sistem pengkondisian udara teori dasar. (online). Available:
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/upload/2013/1/modul-1-sistem-
pengkondisian-udara-teori-dasar.doc. (14 september 2013).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
261/MENKES/SK/II/1998. Tentang: Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja.
Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates.
Prasasti, Indra Corie ; Mukono, J ; Sudarmaji. 2005. Pengaruh Kualitas Udara dalam
Ruangan ber-AC Terhadap Gangguan Kesehatan. Jurnal Kesehatan
Lingkungan FKM UNAIR. Volume 1 no. 2.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 9
Lampiran

Gambar. 1
Psychrometer Assman
Struktur Psychrometer Assmann

Keterangan gambar :
1. Kunci pemutar
2. Aspirator
3. Spring case
4. Termometer
5. Insulasi putih
6. Insulasi hitam
7. Tabung insulasi
8. Tabung pelindung

Gambar 2
Struktur Psychrometer Assman

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 10
Gambar 3 Gambar 4
Alat Psychrometer Assman Menetesi termometer bola basah dengan air

Gambar 5 Gambar 6
Memasang Kunci Pemutar Menunggu Hasil Pengukuran Kelembaban

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 11
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 12
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum

(____________________________)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 13
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN KELEMBABAN

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

Penilaian
INDIKATO
No ASPEK DESKRIPTOR
R 3 2 1
Menunjukkan alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara :
1. Psychrometer (termometer pengukur suhu kering dan suhu
Tahap Menunjukk basah)
1
Persiapan an alat 2. Kunci pemutar
3. Psychrometer chart
4. Pipet tetes dan air
Merencanakan pengukuran secara tercatat
Menjelaska
Rencana 5. Tentukan lokasi pengukuran
2 n rencana
pengukuran 6. Merencanakan waktu pengukuran
pengukuran
7. Merencanakan frekuensi pengukuran
Menyusun prosedur pengukuran kelembaban udara :
8. Menentukan termometer pengukur suhu kering dan suhu
basah
9. Menetesi termometer pengukur suhu basah dengan air
secukupnya
10. Meletakkan Psychrometer pada tempat di ruangan yang
Melakukan akan diukur kelembabannya
Tahap
3 pengukuran
Pelaksanaan 11. Memasukkan kunci pemutar di lobang putar Psychrometer
kelembaban
12. Memutar kunci sampai pada titik optimal (terasa berat)
13. Psychrometer dibiarkan berputar sampai putaran kipas
berhenti
14. Ketinggian air raksa di kedua termometer dibaca
15. Hasil pembacaan kedua suhu (suhu kering dan suhu basah)
dikonversikan ke dalam tabel baca kelembaban
Dapat melakukan perhitungan kadar kelembaban udara dari hasil pengukuran
16. Membaca tabel konversi , dengan melihat suhu basah pada
deret kolom.
Menghitung 17. Membaca tabel konversi , dengan melihat suhu kering pada
Menghitung
4 kelembaban deret baris.
Kelembaban
udara 18. Menetukan titik temu garis vertikal (suhu basah) dan garis
horisontal (suhu kering) sebagai ukuran kelembaban dalam
satuan %.
19. Simpulan Hasil

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 14
Sikap 20. Disiplin
5 Sikap 21. Hati-hati
22. Penampilan fisik (jas lab, rapi)

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


66 Pembimbing:

…………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 15
BAB III
PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kebisingan


lingkungan
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kebisingan
lingkungan

A. Latar Belakang
Menurut Permenkes No.718/Men.Kes/Per/XI/1987, yang dimaksud dengan
kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau
membahayakan kesehatan. Menurut Mukono (2006) efek kebisingan terhadap kesehatan
yaitu efek terhadap pendengaran dan efek terhadap non pendengaran. Efek terhadap
pendengaran terdiri dari pergeseran nilai ambang batas sementara, dan pergeseran nilai
ambang batas menetap. Sedangkan efek non pendengaran terdiri dari gangguan-
gangguan berupa penyakit akibat stress, kelelahan, perubahan penampilan, dan
gangguan komunikasi.
Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran , sehingga perlu
dilakukan pengendalian terhadap kebisingan. Pengukuran kebisingan dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu cara sederhana dan cara langsung. Pengukuran dengan cara
sederhana yaitu dengan cara menggunakan alat yang disebut Sound Level Meter (SLM).
Pengukuran dengan menggunakan SLM dilakukan selama 10 menit, dan pembacaan
dilakukan setiap 5 detik. Sedangkan pengukuran dengan cara langsung menggunakan
alat yang disebut Integrating Sound Level Meter . Mekanisme kerja SLM apabila ada
benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang
dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakan meter penunjuk. Sound
level meter saat ini memiliki standarisasi international dengan standar EC 61672:2003.
Diharapkan dengan mengetahui tingkat ukur seberapa besar intensitas suara yang
didapat maka akan mendapatkan system proteksi yang baik dan benar. Pengukuran
intensitas suara dengan menggunakan SLM dinyatakan dengan satuan desibel (dB).
Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan SLM ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
adanya angin yang berhembus dari berbagai arah, yang menyebabkan hasil pengukuran

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 16
tidak akurat, adanya benda-benda di sekitar tempat pengukuran yang dapat menyerap
bunyi, yang menyebabkan hasil pengukuran tidak maksimal.

B. Tujuan Pratikum
1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat melaksanakan cara mengukur kebisingan dengan
menggunakan Sound Level Meter.
2. Tujuan khusus :
a. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan diperguakan dalam
melakukan pengukuran kebisingan.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kebisingan dengan menggunakan
Sound Level Meter sesuai dengan prosedur pengukuran.
c. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran kebisingan.
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran kebsingan.

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Sound Level Meter (SLM) RION tipe NA-24
b. Baterai
c. Stopwatch atau Jam Arloji
d. Alat Tulis
e. Papan Tulis
f. Formulir bis 1
D. Cara Kerja
1. Persiapan pengukuran
a. Siapkan peralatan yang akan di gunakan
b. Cek baterai pada sound level meter
c. Kalibrasi SLM yang akan dipakai, caranya adalah sebagai berikut:
1) Switch Function diatur pada posisi Cal (94,0)
2) Switch Range diletakan pada posisi Cal
3) Lihat pada layar display apabila menunjukan angka 94,0 maka alat siap
diguakan.
4) Bila tidak menunjukan angka 94,0 maka putar skrup Cal ke kiri atau ke
kanan yang terletak pada bagian sisi kanan alat sampai menunjukan angka
94,0.
5) Alat siap untuk digunakan.
2. Rencana pengukuran

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 17
a. Tentukan lokasi pengukuran.
b. Tentukan waktu pengukuran.
c. Tentukan lama pengukuran.
3. Pelaksanaan pengukuran
a. Cek baterai SLM
b. Pegang alat dengan tangan pada ketinggian 1- 1,2 meter atau microphone yang
terletak pada ujung alat sejajar dengan telinga.
c. Hidupkan SLM dengan memindahkan switch ON/OFF ke dB C atau A (sesuai
kebutuhan pengukuran).
d. Stel respon F (fast) untuk jenis kebisingan continue dan S (slow) untuk
kebisingan fluktuatif.
e. Catat angka yang muncul pada layar display setiap detik terakhir.
f. Catat pada formulir bis 1 (dalam bentuk tabel)
g. Pengukuran dilakukan selama 10 menit
h. Menghitung kebisingan dengan nilai Mean, Median dan Modus

E. DAFTAR PUSTAKA
Buchari, 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program.
Google.com : http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf. Diakses
tanggal 15 Oktober 2013
Evelyn C. Pearce, 2011, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Gabriel. J. F, 2001, Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates
Menteri Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No :
-48/MENLH/11/1996. Tentang : Baku Tingkat Kebisingan.
Menteri Tenaga Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : KEP–51/MEN/I999.
Tentang : Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 18
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Formulir bis 1
5 detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Mean :

Median:

Modus:

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 19
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 20
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum

(____________________________)

EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 21
Lampiran

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 22
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN KEBISINGAN

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

Penilaian
No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR
3 2 1
1 Tahap Persiapan Menunjukkan alat 1. 1 buah Sound Level Meter
pengukuran kebisingan 2. Baterai
3. Alat pengukur waktu
4. Alat-alat tulis
Mempersiapkan alat 5. Siapkan alat pengukuran
pengukuran (SLM) 6. Cek Baterai
7. Switch Function diatur pada posisi Cal (94,0)
8. Switch Range diletakkan pada posisi Cal
9. Kalau menunjukkan 94,0 alat siap digunakan
10. Bila tidak, putar sekrup cal ke kiri dank e
kanan sampai menunjukkan angka 94,0
11. Alat siap digunakan.
Rencana Pengukuran 12. Tentukan lokasi pengukuran
13. Tentukan waktu pengukuran
14. Tentukan lamanya waktu pengukuran
2 Tahap Pelaksanaan pengukuran 15. Cek baterai sound
Pelaksanaan 16. Letakkan SLM pada ketinggian 1- 1,2 m
17. Hidupkan SLM dengan tombol switch on/of
18. Stel respon F (fast) untuk jenis kebisingan
continue dan S pada kebisingan fluktuatif
19. Selanjutnya catat angka yang muncul pada
display pada setiap 5 detik terakhir
20. Catat pada formulir bis 1. (dalam bentuk
tabel)
21. Pengukuran dilakukan selama 10 menit (120
angka)
22. Lakukan pengelompokan hasil pengukuran
dengan formuli
23. r bis 2 ( Tabel komulatif).
24. Membuat rumus tingkat kebisingan
25. Menghitung tingkat kebisingan
3 Analisis Hasil Melakukan analisis hasil 26. Membuat grafik kebisingan
pengukuran 27. Simpulan Hasil

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 23
4 Sikap Sikap pada saat 28. Disiplin
persiapan dan 29. Hati-hati
pengukuran 30. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


90
Pembimbing :

…………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 24
BAB IV
PENGUKURAN PENCAHAYAAN

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran pencahayaan


lingkungan
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran pencahayaan
lingkungan

A. Pendahuluan
Rumah merupakan pengejawatan pribadi manusia, sebagai manusia berada dan
hidup diantara sesamanya dan dalam lingkungan yang mendukung keberadaanya.
Rumah tidak dapat dilihat hanya sebagai instrumental belaka, melainkan juga dalam
kaitannya dengan hubungan struktural diatas suatu kawasan. Oleh karena itu, makna
dan fungsi rumah akan mempunyai arti luas yaitu sebagai perumahan yang sehat dalam
suatu lingkungan pemukiman yang tertata baik (Sanropie Djasia, 1989).
Semakin lama jumlah penduduk akan semakin meningkat, sehingga kebutuhan
akan lahan perumahan juga akan meningkat yang akan mengakibatkan semakin
sempitnya lahan pemukiman yang tersedia. Kondisi yang demikian akan menjadi titik
awal timbulnya permasalahan baru seperti tumbuhnya daerah kumuh yang tidak
memenuhi syarat kesehatan, baik dari segi kontruksi maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Sehingga akan menimbulkan mata rantai penularan berbagai penyakit.
Untuk itu perlu adanya penataan pemukina yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan
yang sehat. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan terpenuhinya syarat suhu,
kelembaban, dan pencahayaan ruangan yang baik. Suhu, kelembaban dan pencahayaan
yang baik akan menimbulkan suatu kenyamanan bagi penghuninya.
B. Tujuan
A. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami cara melakukan pengukuran pencahayaan.
B. Tujuan khusus :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam
melakukan pengukuran pencahayaan.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pencahayaan
3. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran pencahayaan
4. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran pencahayaan

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 25
C. Alat dan Bahan
A. Alat :
1. Lux Meter Sanwa Electric Instrument Co.Lt.Model LX-3010
2. Lux Meter Digital Takemura Electric Work Ltd.Model DM-28

D. Cara Kerja
A. Lux Meter Manual Sanwa
1. Menyiapkan alat Lux Meter Manual yang akan dipergunakan
2. Menentukan ruangan yang akan dihitung pencahayaannya
3. Menentukan luas ruangan yang akan dihitung pencahayaannya, dan membagi
ruangan menjadi beberapa titik yang sama luas
4. Melakukan pengukuran dengan cara berdiri di tengah-tengah pada setiap titik
5. Mengarahkan photocell pada lux meter ke sumber cahaya setinggi daun meja
atau 80-90 cm dari atas lantai
6. Memutar selector dari posisi off ke high (3000)
7. Setelah memutar selector pada posisi high (3000), kemudian memperhatikan
arah jarum pada skala yang ada pada layar display, apabila jarum menunjuk
pada angka diatas 1000, maka pembacaan dilakukan pada skala bagian atas
(range 0-3000) namun apabila jarum menunjuk pada angka dibawah 1000
maka pembacaan dilakukan pada skala bawah (range 0-1000).
8. Mencatat hasil pengukuran dan menghitung nilai local illumination dengan
rumus :

B. Lux Meter Digital Takemura


1. Menyiapkan alat lux meter digital takemura yang diperlukan
2. Menentukan lokasi pengukuran
3. Mengetahui luas ruangan yang akan diukur pencahayaannya dan dibagi
menjadi beberapa titik sama besar
4. Mengukur pencahyaan dengan berdiri di tengah-tengah titik yang sudah
dibagi sama besar tersebut
5. Memasukkan out sensor konektor pada lux meter
6. Apabila melakukan pengukuran di dalam ruangan, maka tutup out sensor
dibuka, namun apabila melakukan pengukuran didalam ruangan maka tutup
out sensor dibiarkan menutup
7. Range pada lux meter ada dua yaitu range atas (0-2000) dan range bawah (0-
300)
8. Menghidupkan lux meter digital dengan menekan tombol on

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 26
9. Mengarahkan photocell lux meter kea rah sumber cahaya setinggi daun meja
atau 80-90 cm dari atas lantai
10. Menggeser posisi switch range ke posisi low (0-300), apabila hasil
menunjukan nilai kurang dari 300 maka pembacaan dilakukan pada range
low, namun apabila hasil pengukuran menunjukan angka di atas 300, maka
pembacaan dilakukan pada range high (0-2000)
11. Mencatat hasil pengukuran dan menghitung nilai local illumination dengan
rumus :

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 27
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 28
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum

(____________________________)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 29
RUBRIK ASSESMENT MATA KULIAH PENYEHATAN UDARA

LUX METER MANUAL SANWA ELECTRIC LX-300 (PENCAHAYAAN)

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR


3 2 1
1 Tahap Persiapan Menunjukkan alat 1. 1 buah Lx Meter Manual Sanwa
pengukuran kebisingan electric Instrument
2. Alat-alat tulis
2 Tahap Melaksanakan 3. Disiapkan alat Lux Meter Manual
Pelaksanaan pengukuran (Lux Meter Sanwa Electric Instrument Co. Lt,
Manual Sanwa Electric) Model LX-3010 yang diperlukan.
4. Ditentukan ruangan yang akan
dihitung pencahayaannya.
5. luas ruangan yang sudah ditentukan
menjadi beberapa bagian yang sama
besar.
6. Berdiri di tengah pada setiap bagian
yang sama besar tersebut.
7. Dikaburasi dan dikalibrasi Lux
Meter Manual dengan cara
diarahkan photocell ke sumber
cahaya setinggi daun meja atau 80-
90 cm dari lantai.
8. Diputar selector pada posisi high
(3000). Lalu diperhatikan arah
jarum jam, apabila pada jarum yang
ditunjukkan adalah angka diatas
1000, maka pembacaan hasil ialah
pada skala bagian atas (range 0-
3000).
9. Namun jika pada arah jarum yang
ditunjukkan ialah dibawah 1000,
maka putar dan pindahkan selector
pada posisi low (1000). Jadi, pada
saat pembacaan hasil, diperhatikan
jarum jam dan dibaca petunjuk pada
skala bagian bawah (range 0-1000).
10. Dicatat hasil lalu dihitung local
illumination dengan rumus :
Rumus=

3 Analisis Hasil Membuat kesimpulan 11. Simpulan Hasil


hasil pengukuran

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 30
4 Sikap Sikap pada saat 12. Disiplin
persiapan dan 13. Hati-hati
pengukuran 14. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


42
Penguji : …………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 31
RUBRIK ASSESMENT MATA KULIAH PENYEHATAN UDARA
LUX METER DIGITAL TAKEMURA ELECTRIC DM-28 (PENCAHAYAAN)

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR


3 2 1
1 Tahap Persiapan Menunjukkan alat 1. 1 buah Lux Meter Digita Takemura
pengukuran kebisingan Electric Work Model DM-28
2. Alat-alat tulis
2 Tahap Melaksanakan 3. Disiapkan alat Lux Meter Digital
Pelaksanaan pengukuran pencahayaan Takemura Electric Works Ltd. Model
DM-28 yang diperlukan.
4. Ditentukan ruangan yang akan dihitung
pencahayaannya.
5. Lalu dibagi luas ruangan yang sudah
ditentukan menjadi beberapa bagian
yang sama besar.
6. Setiap praktikan berdiri di tengah pada
setiap bagian yang sama besar tersebut.
7. Dihidupkan Lux Meter Digital dari
tombol “off” ke tombol “on”.
8. Dikaburasi dan dikalibrasi Lux Meter
Digital dengan cara diarahkan photocell
ke sumber cahaya setinggi daun meja
atau 80-90 cm dari lantai.
9. Diperkirakan intensitas cahaya dalam
ruangan, hal ini dilakukan guna
menentukan posisi range yang tepat dari
Lux Meter Digital tersebut.
10. Setelah diperkirakan intensitas
cahayanya, tombol dapat dipindahkan
pada posisi high (3000) jika cahaya
dalam ruangan terlihat terang. Lalu
diperhatikan arah jarum jam, apabila
pada jarum yang ditunjukkan adalah
angka diatas 1000, maka pembacaan
hasil ialah pada skala bagian atas (range
0-3000).
11. Namun jika pada arah jarum yang
ditunjukkan ialah dibawah 1000, maka
putar dan pindahkan selector pada posisi
low (1000). Jadi, pada saat pembacaan
hasil, diperhatikan jarum jam dan dibaca
petunjuk pada skala bagian bawah
(range 0-300).
12. Jika pemeriksaan sudah selesai
dilaksanakan, kembalikan tombol dari
“on” ke “off”.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 32
13. Dicatat hasil lalu dihitung local
illumination dengan rumus :
Rumus =

3 Analisis Hasil Melakukan analisis hasil 14. Simpulan Hasil


pengukuran
4 Sikap Sikap pada saat 15. Disiplin
persiapan dan 16. Hati-hati
pengukuran 17. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


51
Penguji : …………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 33
BAB V
PENGUKURAN KECEPATAN UDARA

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kecepatan


aliran udara
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kecepatan aliran
udara

A. Latar Belakang
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada
ketinggian dua meter di atas tanah . Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan
angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin.Kecepatan angin akan
bebrbeda pada permukaan tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu. Kecepatan
angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang di laluinya . Tidak bisa dipungkiri
kecepatan angin akan berpengaruh pada banayak hal.
Termometer Kata adalah suatu thermometer yang dilengkapi dengan dua
reservoir. Reservoir utama (dibawah dan reservoir pembantu (diatas). Kedua reservoir
dihubungkan oleh sebuah pipa kapiler dan pada pipa kapiler terdapat dua garis batas
suhu yang berguna untuk mengetahui lamanya waktu pendinginan (cooling time) yang
dihitung menggunakan stop watch. Thermometer Kata berisi alcohol yang berwarna
merah. Pada setiap thermometer dituliskan mengenai kata factor (F) dimana F
merupakan factor kalibrasi untuk tiap thermometer.
Terdapat 3 macam thermometer kata yang digunakan sesuai dengan suhu
ruangan yang diukur. Misalnya:
1. Suhu normal dengan daerah ukur (range) 35ºC - 38ºC
2. Suhu sedang dengan daerah ukur (range) 42ºC - 50ºC
3. Suhu tinggi dengan daerah ukur (range) 52ºC - 55ºC
Sebagai dasar untuk memilih jenis Thermometer adalah waktu pendinginan kurang dari
2 (dua menit). Apabila didalam ruangan/lingkungan yang diukur terdapat sumber panas
radiasi maka harus digunakan thermometer kata yang pada bagian bawahnya dilapisi
dengan perak untuk menahan panas radiasi tersebut.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 34
Kata thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
/udara dalam ruangan. Alat ini biasanya digunakan utuk mengukur kecepatan
angin/udara di dalam suatu ruangan di suatu tempat, misalnya : kecepatan angin/udara
yang ada pada ruangan laboratorium, kecepatan angin / udara pada ruang kelas dll.
Praktikum menggunakan alat ini sebaiknya dilakukan dalam tiga titik yang berbeda
dalam suatu ruangan untuk mengetahui apa ada perbedaan atau tidak pada setiap titik
dalam ruangan tersebut.

B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kecepatan aliran udara didalam
ruangan
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan pengukuran kecepatan aliran
udara.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kecepatan aliran udara.
c. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran
d. Mahasiswa mampu menyusun laporan

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kata thermometer ,
b. Thermometer ruang
c. Stop watch
d. Gelas
2. Bahan
a. Air panas
b. Alat tulis

D. Cara Kerja
1. Reservoar utama (bawah) dicelupkan dalam air panas , alkohol akan memuai
dan akan mengisi reservoar pembantu(bagian atas lebih kurang setengahnya).
2. Reservoar utama di lap untuk mengeringkan airnya, kemudian dipaparkan pada
tempat yang di ukur.
3. Karena adanya pendingin maka alkohol akan menyusut dan turun melalui pipa
kapiler.
4. Turunnya alkohol ini di amati, mulai garis tanda suhu (a) sampai dengan garis
suhu dibawah (b)diukur waktunya dengan menggunakan stop watch. Hasilnya
disebut coolingtime(T).
5. Pengukuran dilakukan minimal 3 kali diambil waktu rata-ratanya.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 35
6. Cooling power(daya pendingin=H)didapat dari hasil bagi antara kata faktor (F)
dengan cooling time rata-rata (T). Untuk menentukan kecepatan gerak udara
dapat mnggunakan rumus atau tabel.
7. Rumus kecepatan gerakan udara :
a. Kecepatan dibawah 1m/detik
2
H - 0,20 
V   Td 

0,40
 
F
H
Tc
b. Kecepatan diatas 1m/detik
2
H - 0,13 
V   Td 

0,40
 
V = kecepatan gerakan udara
H = daya pendingin
Td = 36,5 – t (dalam ºC)
t = suhu ruang (dalam ºC)
F = Kata Faktor
Tc = Waktu pendinginan rata-rata (detik
Jika H/Td dibawah 0,6 maka V dipergunakan rumus dibawah 1m/detik. Jika
H/Td diatas 0,6 maka V dipergunakan rumus diatas 1m/detik
Catatan :
Bila suhu sangat tinggi harus menggunakan thermometer kata dengan suhu
tinggi (52ºC - 55ºC) maka Td = 53,0 – t
Bila

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 36
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 37
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Denpasar, …………….2019
Dosen Pembimbing

(________________________)
NIP. …………………………..

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 38
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN UDARA

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor
dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

Penilaian
No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR
3 2 1
1 Tahap Menunjukkan alat 1. Kata thermometer ,
Persiapan pengukuran debu 2. Thermometer ruang
3. Stop watch
4. Gelas
Mempersiapkan bahan 5. Air panas
pengukuran debu
6. Alat tulis
Rencana Pengukuran 7. Tentukan lokasi pengukuran

8. Tentukan waktu pengukuran


2 Tahap Pelaksanaan 9. Reservoar utama (bawah)
Pengukuran Pengukuran dicelupkan dalam air panas ,
alkohol akan memuai dan akan
mengisi reservoar
pembantu(bagian atas lebih
kurang setengahnya)
10. Reservoar utama di lap untuk
mengeringkan airnya, kemudian
dipaparkan pada tempat yang di
ukur.
11. Karena adanya pendingin maka
alkohol akan menyusut dan
turun melalui pipa kapiler.
12. Turunnya alkohol ini di amati,
mulai garis tanda suhu (a)
sampai dengan garis suhu
dibawah (b)diukur waktunya
dengan menggunakan stop
watch. Hasilnya disebut
coolingtime(T).

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 39
13. Pengukuran dilakukan minimal
3 kali diambil waktu rata-
ratanya.

14. Cooling power(daya


pendingin=H)didapat dari hasil
bagi antara faktor (F)dengan
cooling time rata-rata (T)
15. Untuk menentukan kecepatan
gerak udara dapat mnggunakan
rumus atau tabel.
3 Analisis Melakukan analisis 16. Menghitung kadar debu
Hasil hasil pengukuran 17. Simpulan Hasil
4 Sikap Sikap pada saat 18. Disiplin
persiapan dan 19. Hati-hati
pengukuran 20. Pakaian/kerapian

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


75
Penguji :

…………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 40
BAB VI
PENGUKURAN PARTIKEL MATTER DENGAN
PERSONAL DUST SAMPLER

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran partikel


matter dengan Personal Dust Sampler
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran partikel matter
dengan Pesonal Dust Sampler

A. Latar Belakang
Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan
hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1 –
25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan partikulat. Yang dimaksud dengan
partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan tersuspensi diudara, misalnya embun,
debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami, seperti letusan
vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan dalam
penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan bangunan,
abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses pembakarana tidak
sempuran, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah pembakaran
bahan bakar dari sumbernya. Diikuti oleh proses– proses industri.
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel– partikel
padat cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat
hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel debu dapat dibagi
atas 3 jenis, yaitu debu organik, debu mineral, dan debu metal. Sumber debu
bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi oleh daya tarik
bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi. Partikel debu juga
dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya menjadi lebih besar permukaannya
cenderung untuk basah.
Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat yang
tersebar di udara dengan ukuran 0,001 µm sampai 500 µm. Partikulat mengandung zat-
zat organik maupun zat-zat non organik yang terbentuk dari berbagai macam materi

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 41
dan bahan kimia. Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang
ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall (setteable
particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Partikel yang masuk ke dalam
paru-paru dapat membahayakan manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari partikel tersebut mungkin beracun
b. Partikel yang masuk tersebut bersifat inert
c. Partikel tersebut membawa molekul-molekul gas berbahaya dengan cara
mengabsorbsi maupun mengadsorpsi yang menyebabkan molekul-molekul gas
tersebut dapat mencapai dan tertinggal dalam paru-paru yang sensitif.
Debu yang dapat dihirup disebut debu inhalable dengan diameter ≤ 10 µm
dan berbahaya bagi saluran pernafasan karena mempunyai kemampuan merusak
paru-paru. Sebagian debu yang masuk ke saluran pernafasan berukuran 5 µm akan
sampai ke alveoli. PDS (Personal Dust Sampler) adalah alat yang digunkan untuk
mengukur debu total dan debu respirable baik di lingkungan maupun tempat kerja.
Pengukuran debu total dilakukan untuk mewujudkan seregaman dalam melakukan
pengukuran secara nasional dan dalam rangka upaya melindungi keselamatan tenaga
kerja. Adapun kegunaan PDS adalah:
1. Untuk mengukur debu total
a. Flow 5 mg/lt
b. Waktu 2 jam
c. Filter Khusus (berpori-pori)
2. Untuk mengukur debu respirable
a. Flow 1 ½ - 3 mg/lt
b. Waktu 4 jam
c. Filter khusus

B. Tujuan Pratikum
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran partikel matter dengan Personal
Dust Sampler
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan peralatan pengukuran partikel matter
dengan Personal Dust Sampler
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran partikel matter dengan Personal
Dust Sampler
c. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran debu total dan debu
respirable
d. Mahasiswa mampu membuat laporan pratikum.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 42
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Personal Dust Sampler
b. Obeng
c. Saringan
d. Filter Holder
e. Pompa Penghisap
f. Timbangan analitik
g. Desikator
2. Bahan
a. Filter

D. Prosedur pengukuran Debu Respitable


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menentukan lokasi pengukuran
3. Filter ditaruh pada desikator selama 24 jam sebelum pengukuran
4. Filter ditimbang dengan timbangan analitik untuk menghitung berat awal
5. Filter ditimbang dengan timbangan analitik
6. Melakukan Pengukuran
a. Memasang filter pada filter holder
b. Merangkai filter holder dengan pompa penghisap
c. Filter dimasukkan ke dalam filter holder dengan permukaan yang halus
menghadap ke bawah
d. Mengatur kecepatan aliran udara 1,5 – 3 mg/lt
e. Filter holder ditaruh pada leher baju, sedangkan PDS (pompa penghisap)
ditaruh pada pinggang
7. Waktu pengukuran adalah 4 jam
8. Setelah 4 jam, filter dilepas dan taruh pada tempat filter
9. Kemudian filter ditaruh kembali pada desikator selama 24 jam
10. Filter ditimbang dengan timbangan analitik
11. Menghitung tingkat debu dengan rumus

12. Jika
pengkuran dilakukan kurang dari 8 jam, maka hasil yang di peroleh
dikonversikan kedalam 8 jam pengukuran dengan rumus :

C1 = C2 P

Dimana :
C1: Konversi 8 jam pengukuran
C2: Hasil yang diperoleh
t1: 8 jam

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 43
t2: Waktu pengukuran
P: 0,17 atau 0,2

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 44
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 45
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 46
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum

(____________________________)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 47
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN DEBU

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor
dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

Penilaian
No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR
3 2 1
1 Tahap Menunjukkan alat 1. Obeng
Persiapan pengukuran debu 2. Saringan
3. filter Holder
4. Pompa penghisap
Perencanaan 5. Menentukan lokasi
pengukuran pengukuran
6. Menentukan waktu
pengukuran
2 Tahap Prosedur 7. Filter ditaruh pada desikator
Pengukura pengukuran debu selama 24 jam sebelum
n respirable pengukuran
8. Filter ditimbang
9. Memasang filter pada filter
holder
10. Merangkai filter holder dengan
pompa penghisap
11. Filter dimasukkan ke dalam
filter holder dengan
permukaan yang halus
menghadap ke bawah
12. Mengatur kecepatan aliran
udara 1,5 – 3mg/lt
13. Filter holder ditaruh pada leher
baju, sedangkan PDS (pompa
penghisap) ditaruh pada
pinggang

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 48
14. Waktu pengukuran adalah 4
jam
15. Setelah 4 jam, filter dilepas
dan taruh pada tempat filter
16. Kemudian filter ditaruh
kembali pada desikator selama
24 jam
17. Filter ditimbang dengan
timbangan analitik

18. Menghitung tingkat debu


dengan rumus

3 Analisis Melakukan analisis 19. Menghitung kadar debu


Hasil hasil pengukuran 20. Simpulan Hasil
4 Sikap Sikap pada saat 21. Disiplin
persiapan dan 22. Hati-hati
pengukuran 23. Pakaian/kerapian

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


69
Penguji :

…………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 49
BAB VII
PENGUKURAN PARTIKEL MATTER DENGAN
HIGH VOLUME SAMPLER

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran partikel


matter dengan High Volume Sampler
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran partikel matter
dengan High Volume Sampler

A. Latar Belakang
Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara
terdiri dari elemen-elemen gas dan partikulat yang komposisinya berubah-ubah
tergantung pada ketinggian permukaan tanah (Wikipedia, 2013). Udara dapat tercemar
oleh partikel-partikel halus, baik yang dapat dilihat maupun yang berukuran sangat kecil
dan halus. Partikel-partikel tersebut biasa disebut dengan partikulat. Partikulat atau debu
merupakan suatu benda padat yang tersuspensi di dalam udara dengan ukuran 0,3 µm
hingga 100 µm, berdasarkan besar ukurannya partikulat (debu) dibagi menjadi dua yaitu
debu dengan ukuran lebih dari 10 µm disebut dengan debu jatuh (dust-fall) sedangkan
debu yang ukuran partikulatnya kurang dari 10 µm disebut dengan Suspended
Partikulate Matter (SPM). Debu yang ukurannya kurang dari 10 µm ini bersifat
melayang-layang di udara. Sifat debu ini lah yang dapat menjadikan debu sebagai salah
satu kontributor dalam terjadinya pencemern udara (BPLH Jawa Barat, 2013).
Partikulat (debu) yang melayang-layang di udara atau yang biasa disebut
Partikulate Matter (PM) dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut HVS
( High Volume Sampler) . HVS merupakan alat yang cara kerjanya menggunakan filter
berbentuk segi empat seukuran kertas A4 yang mempunyai porositas 0,3 - 0,45 µm
dengan kecepatan pompa berkisar 1.000 – 1.500 lpm. Pengukuran berdasarkan metoda
ini untuk penentuan sebagai TSP (Total Suspended Partikulate). Alat ini dapat
digunakan selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien (BPLH Jawa Barat,
2013).
Kandungan debu yang tinggi di udara dapat menyebabkan terjadinya gangguan
sistem pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), timbul perih dan
gangguan pada mata, dan mempengaruhi jarak pandang pada mata. Gangguan kesehatan

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 50
akibat tingginya kandungan debu di udara dapat ditanggulangi dengan menggunakan
alat pelindung diri berupa masker dan kacamata apabila sedang melakukan aktivitas di
luar ruangan yang memiliki kandungan debu cukup tinggi.
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan
campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar
di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan
maksimal 500 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang
relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara dan masuk kedalam tubuh
manusia melalui saluran pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap
kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga
mengadakan berbagai reaksi kimia di udara. Partikel debu SPM pada umumnya
mengandung berbagai senyawa kimia yang berbeda, dengan berbagai ukuran dan
bentuk yang berbada pula, tergantung dari mana sumber emisinya.
Metoda Pengujian Partikulat dari udara Ambien secara aktif (HVS). Partikulat /
debu adalah suatu benda padat yang tersuspensi di udara dengan ukuran dari 0,3- 100,
berdasarkan besar ukurannya debu ada dua yaitu debu dengan ukuran 10 disebut dengan
debu jatuh sedangkan debu yang ukuran partikulat kurang dari 10 disebut dengan
suspended partikulate matter(SPM).Debu yang ukurannya kurang dari 10 ini bersifat
melayang layang di udara.
Prinsip kerja HVS adalah :
a. HVS mengudara ambien kemudian dialirkan melalui filter
b. Filter sebelum dan sesudah digunakan dimasukkan kedalam desikator dulu selama
24 jam
c. Timbang dan catat berat sebelum digunakan
d. Hasil selisih yang didapat dimasukkan ke dalam rumus
SPM= Wf-Wi =...................mg/m3
VXt

B. Tujuan Pratikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kadar debu di udara ambien dengan
menggunakan alat HVS (High Volume Sampler)
2. Tujuan khusus
b. Mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan danbahan pengukuran debu
dengan menggunakan HVS.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 51
c. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran debu dengan menggunakan
HVS (High Volume Sampler).
d. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran debu dengan menggunakan
HVS (High Volume Sampler).
e. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran debu menggunakan HVS
(High Volume Sampler)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
b. 1 set HVS (High Volume Sampler)
c. Rol kabel
d. Desikator
e. Stop watch
f. Timbangan analitik
g. Pinset
2. Bahan
b. Filter sellvloso
c. Amplop
d. Alat-alat tulis

D. Cara Kerja
1. Cara menyiapkan kertas filter
a. Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan
b. Mengambil kertas filter kemudian dimasukan kedalam deskator dan diamkan
selama 24 jam dengan tujuan untuk mendapat berat filter yang sebenarnya
c. Setelah 24 jam, timbang kertas filter pada timbangan analitik dan catat berat
awal kertas filter
d. Lipat kertas filter menjadi dua bagian dan masukan ke dalam amplop
e. Kertas filter siap untuk digunakan
2. Pengukuran debu di udara menggunakan HVS
a. Siapkan alat dan bahan
b. Tempatkan alat HVS dengan ketentuan sebagi berikut
1) Tidak diperbolehkan dibawah pohon yang rindang

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 52
2) Jarak penempatan alat HVS harus 2x tinggi bangunan
c. Pasang steker pada stop kontak (apabila stop kontak jauh dapat dibantu
dengan pemasangan kabel roll) dan alat akan menyala dengan sendirinya.
d. Panaskan alat selama 10 menit.
e. Matikan alat dengan memutus aliran listrik dengan cara mencabut steker
pada stop kontak.
f. Buka tutup HVS
g. Buka scrup pengunci filter pada alat HVS.
h. Pasang kertas filter pada alat HVS dan kunci kembali skrup dapa alat dengan
cara memutar scrup hingga kencang
i. Pasang steker pada stop kontak (apabila stop kontak jauh dapat dibantu
dengan pemasangan kabel roll) dan alat akan hidup dengan sendirinya.
j. Atur flow dengan range 1,1 – 1,7
k. Cara mengatur flow
2) Memutar skurp pengatur flow dengan menggunakan obeng kecil kearah
jarum jam atau sebaliknya pada kotak pengaturan yang terdapat pada
badan alat HVS
3) Pengaturan sesuai dengan 1,1 – 1,7 l/menit
l. Lihat pergerakan air raksa pada alat HVS, apabila air raksa melebihi skala
1,7 l/menit skrup di putar berlawanan arah jarum jam. Apabila air raksa
kurang dari skala 1,1 l/menit skrup diputar searah jarum jam.
m. Lakukan pengukuran selama 8 sampai 24 jam
n. Setelah 8 sampai 24 jam, buka skrup pengunci kertas filter dan lipat kertas
filter menjadi dua bagian serta masukan ke dalam amplop.
o. Masukan kertas amplop ke dalam desikator dan diamkan selama 24 jam.
p. Setelah 24 jam timbang kertas filter pada timbangan analitik dan catat berat
kertas filter

q. Menghitung kadar debu dengan rumus


SPM = Wf - Wi =...................mg/m3
Vxt
Keterangan:

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 53
SPM : Suspended Particulate Mater (Mg/M3)
Wf : Berat sesudah (Mg)
Wi : Berat Sebelum (Mg)
V : Kecepatan Flow (M3/Menit)
t : Waktu (Menit)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 54
Lampiran

Gambar 7
Alat High Volume Sampel

Gambar 8 Gambar 9
Tempat Kertas Filter Raksa Penunjuk Flow

Gambar 10
Tempat Pengatur Air Flow

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 55
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 56
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING

Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum

(____________________________)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 57
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN PARTIKEL MATTER DENGAN
HIGH VOLUME SAMPLER

A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda “V” pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan

No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR


3 2 1
1 Tahap Menunjukkan alat 1. 1 Set HVS
Persiapan pengukuran debu 2. RolKabel
3. Desikator
4. Timbangan Analitik
5. Pinset
Mempersiapkan bahan 6. Filter sellulosa
pengukuran debu 7. Amplop
Mempersiapkan alat 8. Masukkan kertas filter kedalam desikator
diamkan selama 24 jam
9. Timbang di timbangan analitik untuk
mengetahui berat awal (wi)
10. Filter dimasukkan dalam amplop
11. Memasang filter kedalam HVS
Rencana Pengukuran 12. Tentukan lokasi pengukuran
13. Tentukan waktu pengukuran
14. Tentukan lamanya waktu pengukuran
2 Tahap Pelaksanaan 15. Hidupkan HVS
Pelaksanaa pengukuran 16. Air flow diatur pada kecepatan 1,1 – 1,7
n m3/menit
17. Lakukan pengukuran selama 8 jam
18. HVS dimatikan, filter dimasukkan
kedalam amplop dalam kondisi terlipat
19. Masukkan kedalam desikator selama 24
jam
20. Timbang filter dengan timbangan analitik
untuk mengetahui berat akhir (wf)
3 Analisis Melakukan analisis 21. Menghitung kadar debu
Hasil hasil pengukuran 22. Simpulan Hasil

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 58
4 Sikap Sikap pada saat 23. Disiplin
persiapan dan 24. Hati-hati
pengukuran 25. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor

Nilai = Total skor x 100 Denpasar, ……………………………2019


75
Penguji :

…………………………………….

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 59
BAB VII
PENGUKURAN KUALITAS KIMIA UDARA

Tujuan mata kuliah : Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran partikel


kualitas kimia udara
Standard kompetensi : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kualitas kimia
udara

A. Prosedur Pengukuran Gas Sulfur


Salah satu bahan polutan yang dapat mencemari udara ialah gas sulfur dioksida. Gas
SO2 ini ditimbulkan sebagai akibat proses pembakaran bahan fosil untuk energi.
Disamping itu gas SO2 timbul dari hasil kegiatan industri peleburan (smelting), industri
asam sulfat dan pengilangan minyak. Gas SO2 merupakan gas yang tidak dapat
terbakar, tidak berwarna dan dapat berada di udara dalam bentuk gas maupun yang
terlarut dalam butiran-butiran air.
1. Prinsip kerja.
Metode Pararosaniline berdasarkan pada prinsip kerja penyebaran gas SO2 di
udara dalam larutan potassium tetrachloromercurate dan akan terbentuk dichloro-
sulfitomercurate complek yang tahan terhadap oksidasi oleh zat asam dari udara. Dari
metode ini akan terbentuk suatu warna yang intensi-tasnya dapat diukur sebagai
gambaran kadar SO2 di udara. Intensitas warna dapat diukur dengan Colorimeter atau
spectrophotometer. Metode ini dianjurkan karena peralatan yang digunakan relatif
cukup sederhana. Untuk pengukuran SO2 pada konsentrasi antara 25 sampai l000 ug/m3,
dapat diukur dengan menggunakan prescribe sample conditions. Sedang untuk kadar
dibawah 25 ug/m3 dapat diukur dengan cara memperbesar contoh udara yang dihisap.
Salah satu asset metode ini ialah didapatnya suatu keadaan sampel yang relatif stabil
sesudah pengambilan contoh. Apabila sampel disimpan dalam suhu 3 derajat C selama
30 hari, maka tidak dijumpai adanya gas SO2 yang hilang.
Metode ini didasarkan pada reaksi Schiff. Pada awalnya reaksi ini digunakan untuk
mengetes formal dehyde dan kemudian dimodifikasi untuk mengetes SO 2 oleh
Steigmann dan Kozlyaeva. Metode ini digunakan oleh EPA di USA. Dalam pengukuran
SO2 ada kemungkinan gangguan-ganggu-an dari beberapa bahan oksidan, seperti NOx,
Ozone, Besi, Mn dan Cr. Namun demikian gangguan tersebut dapat di-kurangi atau
dihilangkan dengan penambahan larutan sulfamic acid, asam phosphat atau dapat juga
dengan penundaan waktu analisa.

2. Peralatan.
 Midget Impenger
 Pompa hisap udara
 Flow control devise
 Spectrophotometer. berkemampuan mengukur absorben gelombang 548 nm.
 Gelas Ukur
 Labu ukur 25 ml
 Pipet volume 10 ml
 Pipet ukur

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 60
3. Reagensia.
 Air destilasi, air yang digunakan harus bebas dari bahan-bahan oksidasi.
 Reagen absorbsi, Bahan ini sangat beracun, sehingga bila mengenai kulit
harus segera dicuci dengan air. Larutan penyerap ini ialah Potasium
tetrachloro- mercurate (TCM).
 Sulfamic acid 0,6 persen
 Formaldehyde 0,2 persen
 Pararosanilin 0,2 persen
 Larutan standar SO2
 Larutan Sodium thiosulfat 0,1 N dan 0,01 N
 Larutan sulfat standar
 Reagen Pararosaniline.

4. Cara pengambilan contoh.


Metode ini pada umumnya digunakan untuk waktu pengambilan 30 menit, 1
jam, ataupun 24 jam. Apabila sampel terpaksa harus disimpan lebih dari satu hari
sebelum dianalisa, maka sampel harus disimpan dibawah suhu 5 derajat C dalam
refrigerator.

(1). Untuk sampling time selama 30 menit dan 1 jam :


Masukan 10 ml TCM (larutan absorbsi) kedalam impinger seperti yang telah
diatur dalam sampling sistim. Atur kecepatan aliran udara 0,5 sampai 1
liter/menit. Selama dan sesudah sampling, lindungi larutan penyerap dari cahaya
matahari secara langsung. Penentuan volume udara sampel dihitung dengan
pengalian antara kecepatan aliran dengan waktu dalam menit. Harus dicatat pula
kondisi meteorologi setempat seperti suhu, kelembaban dan arah serta kecepatan
angin.

(2). Untuk sampling time selama 24 jam :


Masukan 50 ml larutan TCM dalam absorber yang lebih besar, dan atur
kecepatan aliran udara 0,1 1iter/menit, dengan rangkaian sampling seperti
midget impenger, flow rate dan pompa penghisap.

5. Prosedur
 Midget impenger diisi dengan penyerap.
 Hubungkan dengan pompa isap dan listrik.
 Catat waktunya (t menit) dan debit pompa.

6. Cara analisa.
 Ambil 10 ml contoh uji, masukkan dalam labu ukur 25 ml
 Tambahkan 1 ml 0,6 % Sulfamic acid, tunggu 10 menit
 Tambahkan 2 ml 0,2 % formal dehida
 Tambhakan 5 ml 0,2 % Pararosanilin, tambah aquadest bebas CO 2 sampai
batas, diamkan selama 30 menit.
 Baca absorbansinya pada spectrophotometer dengan panjang gelombang
575 nm.
 Baca konsentrasinya pada grafik kalibrasi (standart)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 61
B. Prosedur Pengukuran Nitrogen Oksida
Nitrogen monoksida dan Nitrogen dioksida merupakan polutan oksida nitrogen
utama yang paling umum terjadi. Polutan ini disebabkan oleh adanya proses
pembakaran pada suhu tinggi. Di atmosfer gas NO akan dioksidasi menjadi NO 2,
sedangkan gas NO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sedikit larut dalam
air. Sedangkan NO2, merupakan gas yang berwarna coklat kemerahan dengan bau yang
tajam khas, bersifat korosif dan mudah teroksidasi. NO dan NO2 dapat diukur secara
terpisah maupun bersama-sama sebagai Oksida Nitrogen (NOx).

1. Prinsip kerja metode Saltzman.


Metode ini merupakan metode manual yang telah dipergunakan di Amerika dan
Eropa. Metode Saltzman didasarkan pada reaksi specifik dari ion nitrit dengan reagen
pembentuk warna. Warna azo atau jelas yang terjadi dapat diukur secara kolorimetrik.
NO2 di udara diubah menjadi ion nitrit melalui kontak dengan larutan penyerap yang
mengandung reagen pembentuk warna. Metode ini dianjurkan, karena peralatan yang
dibutuhkan cukup sederhana dan tidak mahal. Untuk menganalisa sampel dipergunakan
sebuah kolorimeter, atau lebih disarankan spectrophotometer.
Metode ini cukup dapat dipercaya untuk periode sampling 2 jam. Jika NO 2 harus
diukur untuk periode lebih dari 2 jam atau dicurigai terdapat kelebihan oksidator atau
reduk-tor, maka satu seri sampel untuk periode pendek (15—30 menit) harus diambil
dan masing-masing sampel dianalisa secepat-cepatnya. Metode ini cukup peka untuk
menditeksi kadar NO2 yang rendah sampai beberapa ug/m3 untuk periode sampling 10
menit dengan debit 0,4 liter/menit.

2. Peralatan
 Alat penyerap (Midget Impenger)
 Alat pengukur aliran udara. Alat ini dapat mengukur aliran secara tepat
antara 0,3 dan 0,6 1/menit.
 Pompa udara. Pompa hisap yang memenuhi syarat, dipakai untuk mengambil
sampel dengan aliran yang ditentukan dengan interval 2 jam.
 Pipet 1 ml, berskala dengan pembagian 0,1 ml, dan pipet volumetric 10 ml.
 Gelas ukur berskala 50 ml dengan pembagian skala 1 ml 100 ml dengan
pembagian skala 1 ml dan 1000 ml dengan pembagian skala 10 ml.
 Labu ukur : 25, 150, 250, 1000 ml
 Gelas piala 2 liter atau lebih besar.
 Botol reagen, pengaduk mekanik
 Spectrophotometer.

3. Reagensia.
 Larutan induk, adalah 0,1% N (1 Naftil). Etilen diamin dihidrokhlorid. 0,1 gram
reagen dilarutkan dalam 100 ml air.
 Reagen penyerap. 5 gr asam sulfanilat dilarutkan dalam 800 ml air suling.
Campuran ini harus diaduk secara mekanik. Kedalam campuran yang sudah
dingin ditambahkan 140 ml asam acetat glacial dan 20 ml larutan 0,1 N larutan
point 1 dan diencerkan sampai 1 liter. Reagen ini dapat tahan disimpan dalam
almari pendingin (coklat) selama 2 bulan.
 Larutan standar Natrium Nitrit (larutan induk) 2,03 gr/1. Larutan induk dibuat

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 62
dengan cara menimbang 2,03 gr reagen yang berbentuk butiran padat dan
dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur sampai 1 liter. Larutan ini tahan
sampai 3 bulan.
 Larutan Natrium Nitrit 0,0203 gr/1. Larutan selalu dibuat baru dengan cara
memipet 10 ml larutan induk kemudian diencerkan dalam 1 liter.

4. Prosedur.
 Midget Impenger diisi penyerab /absorbing
 Midget impenger, flow meter dan pompa dipasang menurut urutannya. Dalam
area yang mengandung kadar debu tinggi, disarankan untuk menggunakan filter
supaya flow meter terbebas dari debu.
 Untuk waktu sampling yang singkat, 10 s/d 30 menit digunakan absorber
dengan reagen sebanyak 10 ml. Sampel udara dialirkan melalui bubler sehingga
diperoleh warna yang cukup.
 Pembentukan warna akan sempurna dalam waktu 15 menit. Warna dapat tahan
lama jika tutup betul-betul rapat.
 Setelah pengambilan contoh uji, diukur volume hasil penyerap. Jika volume
menyusut pada saat pengambilan contoh uji, volume dibuat seperti volume asal
dengan menambahkan aquades.
 Baca absorbansinya dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang
gelombang 550 nm.
 Lihat konsentrasinya dengan melihat grafik kalibrasi standar antara konsentrasi
versus absorbansinya.

Konsentrasi NO2 dalam sample dihitung berdasarkan :

g Vol
NO 2  mikrogram 3   x x 0,53 x 10 3
 m  Qt t

Dimana 1 μg/m3 NO2 = 0,53 . 10-3 ppm


Vol = volume penyerap akhir

C. Prosedur Pengukuran Ozon dan Oksidan


Istilah oksidan merupakan zat di dalam udara selain oksigen yang memiliki sifat
dapat mengoksidasi. Ozon (O3), Nitrogen dioksida dan peroksiasetil nitrat (PAN)
merupakan oksidan yang umum terdapat di udara perkotaan. Oksidan dapat terjadi di
udara dengan adanya sinar matahari yang kuat. Untuk keperluan pengukuran, biasanya
oksidan dibagi menjadi dua, ialah O3 dan total oksidan.

1. Prinsip metode Kemiluminisen.


Metode ini merupakan suatu metode yang otomatis berdasarkan pada reaksi fase gas
dari etilen dan Ozon. Ozon ini dapat bereaksi dengan etilen berlebihan dan
menghasilkan ozonida yang membebaskan cahaya pada penguraiannya. Intensitas
cahaya ini diukur secara fotometris dan berbanding langsung dengan kadar O3 di udara.
Alat analisa yang didasarkan pada prinsip ini umumnya dapat dipercaya, mudah
dioperasikan, spesifikasi tinggi dan sangat peka. Metode ini dipergunakan untuk

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 63
mengukur O3 pada kisaran dari 10-2000 ug/m3 (0,005-lebih 1 ppm). Untuk pengukuran
normal dianjurkan memakai skala 0—500 ug/m3 (0-0,25 ppm) dan dari 0-1000 ug/nA

2. Peralatan.
 Midget Impanger
 Flow meter
 Pompa Hisap
 Spektrofotometer

3. Reagensia.
 Potasium dihydrogen phosphate (KH2PO4) sebanyak 13,61 gram.
 Disodium Hydrogen Phosphate (Na2HPO4) sebanyak 14,2 gram.
 Potasium Iodide (KI) sebanyak 10 gram.
 Ketiga regensia tersebut dimasukkan dalam labu ukur 1 liter, kemudian
masukkan aqudest dalam labu ukur sampai batas/tera.
 Larutan standar Iodine. 16 gram KI dan 3,173 gram Iodine dilarutkan sampai
campur dengan aquadest hingga 500 ml tepat. Simpan dalam kamar sehari
sebelum dipakai. Larutan ini adalah 0,05 N Larutan standart Iodida.

4. Prosedur Kerja
 Rangkaikan berurutan midget impinger , Tabung U, Flow meter, Vakum
pump, Generatior. ( Sebelumnya midget impinger diisi 10 ml absorbing
solution ).
 Generator dihidupkan dan udara dipompa selama 15 menit, Q Ltr / Mnt.
 Bila Terjadi perubahan warna pada absorbing solution dari tak berwarna
menjadi kuning, masukan cairan kedalam botol coklat dan periksa dengan
spectrophotometer pada panjang gelombang 352 nm.
 Bacalah % Transmisinya dan cocokan pada grafik standar yang sudah ada.

D. Prosedur Pengukuran Hidrogren Sulfida (H2S)


Pengukuran H2S dapat menggunakan metode Methylen blue.

1. Prinsip cara kerja


Udara sampel yang di duga mengandung H2S diserap ke dalam 30 ml larutan
Cadmium sulfat dengan bantuan pompa hisap udara dengan kecepatan 1 cm 3 selama
30 menit.

2. Analisa
 Udara contoh sebanyak 50 ml ditambah dengan 0,6 cc pereaksi amine sulfuric
acid dan ferri chlorida.
 Contoh diukur dengan spectrophotometer, panjang gelombang 670 nm.
 Larutan blanko dipakai sebagai titik nol.
 Sebagai larutan pembanding dipakai larutan standar sulfida yang equivalen
dengan 0-5 ug H2S/ml.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 64
3. Perhitungan.
Untuk perhitungan kadar H2S dipakai rumus :

H2S (ppm) = 22,4 x ugrl H2S dalam larutan contoh


volume udara (dalam liter)

E. Prosedur Pengukuran Hidrokarbon (HC)

1. Prinsip Kerja Metode: Gas Kromatografi


Metode ini mencakup suatu pengumpulan komponen yang direncanakan untuk
pengukuran hidro karbon total secara semi kontinyu dalam udara ambien. Prinsip
kerja metode ini adalah dengan memasukkan sampel udara segera ke dalam detektor
ionisasi nyala untuk pengukuran hidrokarbon. Pengukuran hidrokarbon total
mencakup senyawa-senyawa lain yang terionisasi dalam nyala hidro karbon dan
mem-berikan respon pada detektor. Gangguan yang disebabkan oleh udara dalam
sampel dapat dihilangkan dengan meng-gunakan udara sebagai carier gas yang
hidro karbonnya telah direduksi sampai kurang dari 0,1 ppm, dengan cara
melewatkannya melalui alat oksidasi katalitik.
2. Peralatan.
 Analisator Hidrokarbon. Penggunaan alat ini biasanya telah ada petun-juknya,
sesuai dengan manual dari pabrik pembuatnya.
 Diagram analisator, yang komponen utamanya adalah :
 Khromatograph gas, dengan detektor ionisasi nyala hidrogen dan alat yang
sesuai.
 Particulate filter, untuk melindungi valve.
 Pompa sampling.
 Pengoksidasi hidro karbon, untuk meng-oksidasi kontaminan yang
biasanya selalu ada di udara.
 Reaktorkatalistik.

3. Reagensia dan bahan-bahan.


 Kalibrasi campuran gas. Disamping methan dan karbon monoksida, butane
dapat juga sebagai campuran.
 Gas pembawa (carter gas): Helium, Nitrogen ataupun udara kemurnian tinggi
yang mengandung kurang dari 1,3 mg/m3 (2 ppm) hidrokarbon sebagai
methana.
 Bahan bakar: hidrogen atau campuran gas yang inert dengan hidrogen.
 Zero gas, (gas untuk meng-nol-kan alat), udara yang mengandung tidak lebih
0,1 ppm hidro karbon dan 0.1 ppm karbon monoksida.

4. Analisa.
 Baca konsentrasi senyawa hidro karbon total pada alat pembaca.
 Untuk memperoleh pengukuran udara non methana di-lakukan dengan jalan
mengurangi konsentrasi methana dari konsentrasi hidrokarbon total.
F. Prosedur Pengukuran Karbon Monooksida (CO)

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 65
Pengukuran Karbon Monooksida (CO) menggunakan metode otomatis secara
elektronik dengan pembacaan secara langsung pada display Alat Monoxor II Merk
Bacharach.

1. Prinsip
Sampel udara masuk melewati filter, diteruskan ke CO sensor yang berfungsi
sebagai detector yang peka. Yang kemudian menghasilkan beda potensial sehingga
menggerakan signal yang ditunjukan dengan angka digital pad display sebagai
kosentrasi CO.
2. Peralatan : Monoxor II, Merk Bacharach
3. Bahan : Silinder Gas CO standart kosentrasi kurang lebih 5 ppm
4. Cara Uji
 Aturlah tombol Power ke posisi On
 Tunggu sampai Instrument CO Display stabil ( 1 menit )
 Display akan menunjukan angka kosentrasi CO dalam udara dengan satuan
ppm
5. Pembacaan
Bila terbaca pada angka display 005 kosentrasi CO di udara adalah 5 ppm

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 66
BAB IX
PENUTUP

Demikian Panduan Praktikum Mata Kuliah Penyehatan Udara –A ini. Semoga


dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sebagap penuntun dalam pelaksanaan
praktikum dan pencapain kompetensi mahasiswa khususnya untuk kompetensi
Penyehatan Udara.

Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 67

Anda mungkin juga menyukai