PENDAHULUAN
.
C. Tujuan Mata Kuliah
Setelah mengikuti praktikum Penyehatan Udara, mahasiswa diharapkan :
1. Melakukan pemeriksaan kelembaban udara.
2. Melakukan pengukuran kecepatan aliran udara.
3. Melakukan pengukuran kebisingan lingkungan.
4. Melakukan pengukuran pencahayaan.
5. Melakukan pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Melakukan pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler
D. Standard kompetensi
Mahasiswa mampu melakukan:
1. Pemeriksaan kelembaban udara.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 1
2. Pengukuran kecepatan aliran udara
3. Pengukuran kebisingan lingkungan
4. Pengukuran pencahayaan
5. Pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler
F. Materi Praktikum
1. Pemeriksaan kelembaban udara.
2. Pengukuran kecepatan aliran udara
3. Pengukuran kebisingan lingkungan
4. Pengukuran pencahayaan ruangan
5. Pengukuran partikel matter dengan high volume sampler.
6. Pengukuran partikel matter dengan personal dust sampler
7. Pengukuran partikel matter dengan low volume sampler
8. Pengukuran parameter kimia udara
9. Pengukuran parameter mikrobiologi udara
2. Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di laboratorium fisika, workshop jurusan kesehatan
lingkungan
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 2
a. Mahasiswa menyiapkan diri 15 menit di depan laboratorium sebelum praktikum
dimulai.
b. Mahasiswa yang terlambat 15 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum.
c. Mahasiswa tidak boleh bersendau gurau dan harus bersikap sopan, tidak bolek
makan dan minum selama mengikuti praktikum.
d. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa tidak boleh meninggalkan laboratorium
tanpa izin dosen.
e. Mahasiswa wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan
dikembalikan dalam keadaan rapi dan bersih.
f. Bila mahasiswa memecahkan/merusakkan alat, diwajibkan mengganti alat tersebut
paling lambat 2 hari setelah praktikum.
g. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal
dalam praktikum harus menggulang atau mengganti pada hari lain sesuai dengan
jadwal yang telah diatur (sesuai kebijakan dosen).
h. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 3
h. Mahasiswa diperbolehkan meninggalkan ruangan setelah serah terima alat-alat yang
dipinjam kepada kepala laboratorium.
i. Peminjam alat laboratorium harus mengganti alat yang rusak/hilang dalam waktu
kurang dari dua hari setelah alat rusak/hilang.
I. Evaluasi :
Evaluasi atau penilaian dilakukan oleh tim (pembimbing institusi dan
pembimbing lahan praktek), dengan strategi penilaian untuk setiap aspek adalah
sebagai berikut :
1. Aspek pengetahuan
Batas lulus dengan nilai minimal 68, dengan bobot 30% . Diperoleh dari
laporan /dokumentasi tulis.
2. Aspek Sikap
Diperoleh dari metode observasi sikap mahasiswa dalam melaksanakan praktek,
penampilan kerja ditempat praktek/lapangan. Batas lulus dengan nilai minimal
68. Bobot penilaian keaktifan 20%, kehadiran 10%
1. Aspek Keterampilan/Praktikum.
Ditekankan pada pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan penilaian
proses dan hasil. Mahasiswa dinyatakan lulus jika memperoleh nilai minimal 68.
Bobot penilaian 40%
Penilaian dengan menggunakan nilai absolute dengan rentang skor antara 0
100.Selanjutnya dilakukan konversi sesuai dengan Tabel Rinciana Konversi
Nilai Poltekkes 2019 sebagai berikut:
79 100 = 4 = A
68 78 = 3 = B
56 67 = 2 = C
41 55 = 1 = D
0 - 40 = 0 = E
J. Syarat Kelulusan
Untuk dapat diikutsertakan pada rapat yudisium mahasiswa memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 4
1. Mengikuti 100% kegiatan praktikum
2. Memenuhi syarat lain sesuai peraturan Poltekkes Kemenkes Denpasar
3. Nilai minimal 68 (3,00)
L. Jadwal Praktikum
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 5
Psikrometer
3 Jumat, 9-8-2019 Pengukuran Pencahayaan DAP
4 Selasa, 13-8-2019 Pengukuran Kecepatan Aliran Udara NGS
5 Kamis, 15-9-2019 Pengukuran PM dengan PDS NGS
6 Jumat, 16-9-2019 Pengukuran Kebisingan NGS
Ujian Tengah Semester
7 Selasa, 20-8-2019 Pengukuran PM dengan HVS NGS
8 Kamis, 22-8-2019 Pengukuran PM dengan LVS DAP
9 Jumat, 23-8-2019 Pengukuran kualitas kimia udara DAP
10 Selasa, 27-8-2019 Pengukuran kualitas kimia udara NGS
11 Kamis, 29-8-2019 Pengukuran kualitas mikrobiologi udara NGS
12 Jumat, 30-9-2019 Review Fisik Udara NGS
13 Selasa, 3-9-2019 Review Kimia Udara DAP
14 Kamis, 5-9-2019 Review Mikrobiologi Udara DAP
Ujian Akhir Semester
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 6
BAB II
PENGUKURAN KELEMBABAN UDARA
A. Latar belakang
Komposisi udara bersih yang paling banyak di dalam udara adalah oksigen,
nitrogen dan uap air. Oksigen dan nitrogen tidak mempengaruhi kelembaban udara,
sedangkan kandungan uap air sangat mempengaruhi kelembaban udara. Kelembaban
adalah banyaknya kandungan uap air di udara. Udara yang kurang mengandung ap air
dikatakan udara kering, sedangkan udara yang banyak mengandung uap air dikatakan
udara lembab atau basah. Ada dua macam kelembaban udara yaitu kelembaban absolut
(mutlak) dan kelembaban relatif (nisbi). Untuk mengukur kelembaban udara relatif atau
nisbi alat yang digunakan adalah Psychrometer Assman. Prinsip kerja secara sederhana
pengukuran kelembaban adalah dengan menggunakan perhitungan selisih suhu
termometer kering dan bola basah. Perbedaan nilai kedua suhu tersebut tergantung pada
adanya kandungan uap air di udara. Pada Psychrometer Assman terdiri dari dua
termometer yaitu termometer kering (ta) dan termometer bola basah (tw). pada ujung
termometer bola basah dibalut dengan menggunakan kain katun. Sedangkan pada
termometer kering tidak dibalut. Fungsi kain katun ini adalah pada saat praktikum akan
dibasahi dengan air. Air yang terkandung pada kain katun akan menguap sehingga terjadi
penurunan suhu. Sehingga terlihat perbedaan suhu antara termometer kering dengan
termometer bola basah. Oleh karena itu kelembaban udara dapat diketahui karena pengaruh
besarnya penurunan suhu. Pengukuran kelembaban udara ini pada dasarnya untuk
mengetahui banyaknya uap air yang terkandung pada udara di ruang. Analisis hasil adalah
dengan membandingkan dengan nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh Keputusan
Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 yaitu kelembaban udara dalam ruangan
harus berkisar antara 40% - 60% sehingga diperlukan langkah-langkah pengendalian agar
kelembaban udara
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 7
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kelembaban udara dengan
mempergunakan Psychrometer Assman.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan untuk mengukur kelembaban
dan tekanan partikel uap air di udara.
b. Mahasiswa dapat melakukan penukuran kelembaban udara dan tekanan
partikel uap air di udara.
c. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran kelembaban dan tekanan
partikel uap air di udara.
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran kelembaban dan tekanan
partikel uap air di udara.
D. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Menentukan lokasi pengukuran.
3. Menentukan thermometer suhu kering dan thermometer suhu basah pada
psycrometer. Memperhatikan termometer yang terbalut kain/kapas adalah
merupakan termometer basah.
4. Membasahi kapas/kain yang terdapat pada ujung thermometer suhu basah
dengan cara meneteskan air secukupnya, jangan sampai air menetes dari kapas.
5. Meletakkan psycrometer pada tempat yang akan diukur kelembabannya.
6. Memasang kunci pemutar di lubang pemutar psycrometer.
7. Memutar kunci pemutar sampai titik maksimal , hingga kunci tidak bisa diputar
lagi
8. Membiarkan kipas pada psycrometer berputar, hingga kipas berhenti berputar
9. Membaca ketinggian air raksa yang ditunjukkan pada masing-masing
thermometer
10. Mencatat hasil pengukuran dan menentukan kelembaban udara dengan
menggunakan psycrometer chart.
tw ta-tw
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 8
hasilnya (perpotongan garis antara tw dan ta-tw)
Keterangan
tw = Suhu basah
ta = Suhu Kering
Cara membaca Psychometer Chart
a. Pada sumbu Axis dibaca hasil Rumus Perbedaan Suhu kering dan Suhu Basah. (ta
tw)
b. Pada sumbu ordinat dibaca suhu basah
c. Pertemuan sumbu Y dan X adalah Nilai Kelembaban Relatif Ruangan.
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonyymous. 2013. Modul 1 sistem pengkondisian udara teori dasar. (online). Available:
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/upload/2013/1/modul-1-sistem-
pengkondisian-udara-teori-dasar.doc. (14 september 2013).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :
261/MENKES/SK/II/1998. Tentang: Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja.
Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates.
Prasasti, Indra Corie ; Mukono, J ; Sudarmaji. 2005. Pengaruh Kualitas Udara dalam
Ruangan ber-AC Terhadap Gangguan Kesehatan. Jurnal Kesehatan
Lingkungan FKM UNAIR. Volume 1 no. 2.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 9
Lampiran
Gambar. 1
Psychrometer Assman
Struktur Psychrometer Assmann
Keterangan gambar :
1. Kunci pemutar
2. Aspirator
3. Spring case
4. Termometer
5. Insulasi putih
6. Insulasi hitam
7. Tabung insulasi
8. Tabung pelindung
Gambar 2
Struktur Psychrometer Assman
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 10
Gambar 3 Gambar 4
Alat Psychrometer Assman Menetesi termometer bola basah dengan air
Gambar 5 Gambar 6
Memasang Kunci Pemutar Menunggu Hasil Pengukuran Kelembaban
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 11
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 12
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING
Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum
(____________________________)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 13
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN KELEMBABAN
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Penilaian
INDIKATO
No ASPEK DESKRIPTOR
R 3 2 1
Menunjukkan alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara :
1. Psychrometer (termometer pengukur suhu kering dan suhu
Tahap Menunjukk basah)
1
Persiapan an alat 2. Kunci pemutar
3. Psychrometer chart
4. Pipet tetes dan air
Merencanakan pengukuran secara tercatat
Menjelaska
Rencana 5. Tentukan lokasi pengukuran
2 n rencana
pengukuran 6. Merencanakan waktu pengukuran
pengukuran
7. Merencanakan frekuensi pengukuran
Menyusun prosedur pengukuran kelembaban udara :
8. Menentukan termometer pengukur suhu kering dan suhu
basah
9. Menetesi termometer pengukur suhu basah dengan air
secukupnya
10. Meletakkan Psychrometer pada tempat di ruangan yang
Melakukan akan diukur kelembabannya
Tahap
3 pengukuran
Pelaksanaan 11. Memasukkan kunci pemutar di lobang putar Psychrometer
kelembaban
12. Memutar kunci sampai pada titik optimal (terasa berat)
13. Psychrometer dibiarkan berputar sampai putaran kipas
berhenti
14. Ketinggian air raksa di kedua termometer dibaca
15. Hasil pembacaan kedua suhu (suhu kering dan suhu basah)
dikonversikan ke dalam tabel baca kelembaban
Dapat melakukan perhitungan kadar kelembaban udara dari hasil pengukuran
16. Membaca tabel konversi , dengan melihat suhu basah pada
deret kolom.
Menghitung 17. Membaca tabel konversi , dengan melihat suhu kering pada
Menghitung
4 kelembaban deret baris.
Kelembaban
udara 18. Menetukan titik temu garis vertikal (suhu basah) dan garis
horisontal (suhu kering) sebagai ukuran kelembaban dalam
satuan %.
19. Simpulan Hasil
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 14
Sikap 20. Disiplin
5 Sikap 21. Hati-hati
22. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 15
BAB III
PENGUKURAN KEBISINGAN LINGKUNGAN
A. Latar Belakang
Menurut Permenkes No.718/Men.Kes/Per/XI/1987, yang dimaksud dengan
kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau
membahayakan kesehatan. Menurut Mukono (2006) efek kebisingan terhadap kesehatan
yaitu efek terhadap pendengaran dan efek terhadap non pendengaran. Efek terhadap
pendengaran terdiri dari pergeseran nilai ambang batas sementara, dan pergeseran nilai
ambang batas menetap. Sedangkan efek non pendengaran terdiri dari gangguan-
gangguan berupa penyakit akibat stress, kelelahan, perubahan penampilan, dan
gangguan komunikasi.
Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran , sehingga perlu
dilakukan pengendalian terhadap kebisingan. Pengukuran kebisingan dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu cara sederhana dan cara langsung. Pengukuran dengan cara
sederhana yaitu dengan cara menggunakan alat yang disebut Sound Level Meter (SLM).
Pengukuran dengan menggunakan SLM dilakukan selama 10 menit, dan pembacaan
dilakukan setiap 5 detik. Sedangkan pengukuran dengan cara langsung menggunakan
alat yang disebut Integrating Sound Level Meter . Mekanisme kerja SLM apabila ada
benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang
dapat ditangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakan meter penunjuk. Sound
level meter saat ini memiliki standarisasi international dengan standar EC 61672:2003.
Diharapkan dengan mengetahui tingkat ukur seberapa besar intensitas suara yang
didapat maka akan mendapatkan system proteksi yang baik dan benar. Pengukuran
intensitas suara dengan menggunakan SLM dinyatakan dengan satuan desibel (dB).
Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan SLM ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah
adanya angin yang berhembus dari berbagai arah, yang menyebabkan hasil pengukuran
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 16
tidak akurat, adanya benda-benda di sekitar tempat pengukuran yang dapat menyerap
bunyi, yang menyebabkan hasil pengukuran tidak maksimal.
B. Tujuan Pratikum
1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat melaksanakan cara mengukur kebisingan dengan
menggunakan Sound Level Meter.
2. Tujuan khusus :
a. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan diperguakan dalam
melakukan pengukuran kebisingan.
b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kebisingan dengan menggunakan
Sound Level Meter sesuai dengan prosedur pengukuran.
c. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran kebisingan.
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran kebsingan.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 17
a. Tentukan lokasi pengukuran.
b. Tentukan waktu pengukuran.
c. Tentukan lama pengukuran.
3. Pelaksanaan pengukuran
a. Cek baterai SLM
b. Pegang alat dengan tangan pada ketinggian 1- 1,2 meter atau microphone yang
terletak pada ujung alat sejajar dengan telinga.
c. Hidupkan SLM dengan memindahkan switch ON/OFF ke dB C atau A (sesuai
kebutuhan pengukuran).
d. Stel respon F (fast) untuk jenis kebisingan continue dan S (slow) untuk
kebisingan fluktuatif.
e. Catat angka yang muncul pada layar display setiap detik terakhir.
f. Catat pada formulir bis 1 (dalam bentuk tabel)
g. Pengukuran dilakukan selama 10 menit
h. Menghitung kebisingan dengan nilai Mean, Median dan Modus
E. DAFTAR PUSTAKA
Buchari, 2007. Kebisingan Industri dan Hearing Conservation Program.
Google.com : http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.pdf. Diakses
tanggal 15 Oktober 2013
Evelyn C. Pearce, 2011, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Gabriel. J. F, 2001, Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates
Menteri Lingkungan Hidup. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No :
-48/MENLH/11/1996. Tentang : Baku Tingkat Kebisingan.
Menteri Tenaga Kerja. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No : KEP51/MEN/I999.
Tentang : Nilai Ambang Batas Faktor Fisik di Tempat Kerja
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 18
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Formulir bis 1
5 detik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mean :
Median:
Modus:
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 19
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 20
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING
Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum
(____________________________)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 21
Lampiran
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 22
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN KEBISINGAN
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Penilaian
No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR
3 2 1
1 Tahap Persiapan Menunjukkan alat 1. 1 buah Sound Level Meter
pengukuran kebisingan 2. Baterai
3. Alat pengukur waktu
4. Alat-alat tulis
Mempersiapkan alat 5. Siapkan alat pengukuran
pengukuran (SLM) 6. Cek Baterai
7. Switch Function diatur pada posisi Cal (94,0)
8. Switch Range diletakkan pada posisi Cal
9. Kalau menunjukkan 94,0 alat siap digunakan
10. Bila tidak, putar sekrup cal ke kiri dank e
kanan sampai menunjukkan angka 94,0
11. Alat siap digunakan.
Rencana Pengukuran 12. Tentukan lokasi pengukuran
13. Tentukan waktu pengukuran
14. Tentukan lamanya waktu pengukuran
2 Tahap Pelaksanaan pengukuran 15. Cek baterai sound
Pelaksanaan 16. Letakkan SLM pada ketinggian 1- 1,2 m
17. Hidupkan SLM dengan tombol switch on/of
18. Stel respon F (fast) untuk jenis kebisingan
continue dan S pada kebisingan fluktuatif
19. Selanjutnya catat angka yang muncul pada
display pada setiap 5 detik terakhir
20. Catat pada formulir bis 1. (dalam bentuk
tabel)
21. Pengukuran dilakukan selama 10 menit (120
angka)
22. Lakukan pengelompokan hasil pengukuran
dengan formuli
23. r bis 2 ( Tabel komulatif).
24. Membuat rumus tingkat kebisingan
25. Menghitung tingkat kebisingan
3 Analisis Hasil Melakukan analisis hasil 26. Membuat grafik kebisingan
pengukuran 27. Simpulan Hasil
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 23
4 Sikap Sikap pada saat 28. Disiplin
persiapan dan 29. Hati-hati
pengukuran 30. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor
.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 24
BAB IV
PENGUKURAN PENCAHAYAAN
A. Pendahuluan
Rumah merupakan pengejawatan pribadi manusia, sebagai manusia berada dan
hidup diantara sesamanya dan dalam lingkungan yang mendukung keberadaanya.
Rumah tidak dapat dilihat hanya sebagai instrumental belaka, melainkan juga dalam
kaitannya dengan hubungan struktural diatas suatu kawasan. Oleh karena itu, makna
dan fungsi rumah akan mempunyai arti luas yaitu sebagai perumahan yang sehat dalam
suatu lingkungan pemukiman yang tertata baik (Sanropie Djasia, 1989).
Semakin lama jumlah penduduk akan semakin meningkat, sehingga kebutuhan
akan lahan perumahan juga akan meningkat yang akan mengakibatkan semakin
sempitnya lahan pemukiman yang tersedia. Kondisi yang demikian akan menjadi titik
awal timbulnya permasalahan baru seperti tumbuhnya daerah kumuh yang tidak
memenuhi syarat kesehatan, baik dari segi kontruksi maupun fasilitas kesehatan lainnya.
Sehingga akan menimbulkan mata rantai penularan berbagai penyakit.
Untuk itu perlu adanya penataan pemukina yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan
yang sehat. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan terpenuhinya syarat suhu,
kelembaban, dan pencahayaan ruangan yang baik. Suhu, kelembaban dan pencahayaan
yang baik akan menimbulkan suatu kenyamanan bagi penghuninya.
B. Tujuan
A. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami cara melakukan pengukuran pencahayaan.
B. Tujuan khusus :
1. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam
melakukan pengukuran pencahayaan.
2. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pencahayaan
3. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran pencahayaan
4. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran pencahayaan
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 25
C. Alat dan Bahan
A. Alat :
1. Lux Meter Sanwa Electric Instrument Co.Lt.Model LX-3010
2. Lux Meter Digital Takemura Electric Work Ltd.Model DM-28
D. Cara Kerja
A. Lux Meter Manual Sanwa
1. Menyiapkan alat Lux Meter Manual yang akan dipergunakan
2. Menentukan ruangan yang akan dihitung pencahayaannya
3. Menentukan luas ruangan yang akan dihitung pencahayaannya, dan membagi
ruangan menjadi beberapa titik yang sama luas
4. Melakukan pengukuran dengan cara berdiri di tengah-tengah pada setiap titik
5. Mengarahkan photocell pada lux meter ke sumber cahaya setinggi daun meja
atau 80-90 cm dari atas lantai
6. Memutar selector dari posisi off ke high (3000)
7. Setelah memutar selector pada posisi high (3000), kemudian memperhatikan
arah jarum pada skala yang ada pada layar display, apabila jarum menunjuk
pada angka diatas 1000, maka pembacaan dilakukan pada skala bagian atas
(range 0-3000) namun apabila jarum menunjuk pada angka dibawah 1000
maka pembacaan dilakukan pada skala bawah (range 0-1000).
8. Mencatat hasil pengukuran dan menghitung nilai local illumination dengan
rumus :
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 26
9. Mengarahkan photocell lux meter kea rah sumber cahaya setinggi daun meja
atau 80-90 cm dari atas lantai
10. Menggeser posisi switch range ke posisi low (0-300), apabila hasil
menunjukan nilai kurang dari 300 maka pembacaan dilakukan pada range
low, namun apabila hasil pengukuran menunjukan angka di atas 300, maka
pembacaan dilakukan pada range high (0-2000)
11. Mencatat hasil pengukuran dan menghitung nilai local illumination dengan
rumus :
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 27
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 28
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING
Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum
(____________________________)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 29
RUBRIK ASSESMENT MATA KULIAH PENYEHATAN UDARA
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 30
4 Sikap Sikap pada saat 12. Disiplin
persiapan dan 13. Hati-hati
pengukuran 14. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 31
RUBRIK ASSESMENT MATA KULIAH PENYEHATAN UDARA
LUX METER DIGITAL TAKEMURA ELECTRIC DM-28 (PENCAHAYAAN)
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 32
13. Dicatat hasil lalu dihitung local
illumination dengan rumus :
Rumus =
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 33
BAB V
PENGUKURAN KECEPATAN UDARA
A. Latar Belakang
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada
ketinggian dua meter di atas tanah . Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan
angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin.Kecepatan angin akan
bebrbeda pada permukaan tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu. Kecepatan
angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang di laluinya . Tidak bisa dipungkiri
kecepatan angin akan berpengaruh pada banayak hal.
Termometer Kata adalah suatu thermometer yang dilengkapi dengan dua
reservoir. Reservoir utama (dibawah dan reservoir pembantu (diatas). Kedua reservoir
dihubungkan oleh sebuah pipa kapiler dan pada pipa kapiler terdapat dua garis batas
suhu yang berguna untuk mengetahui lamanya waktu pendinginan (cooling time) yang
dihitung menggunakan stop watch. Thermometer Kata berisi alcohol yang berwarna
merah. Pada setiap thermometer dituliskan mengenai kata factor (F) dimana F
merupakan factor kalibrasi untuk tiap thermometer.
Terdapat 3 macam thermometer kata yang digunakan sesuai dengan suhu
ruangan yang diukur. Misalnya:
1. Suhu normal dengan daerah ukur (range) 35ºC - 38ºC
2. Suhu sedang dengan daerah ukur (range) 42ºC - 50ºC
3. Suhu tinggi dengan daerah ukur (range) 52ºC - 55ºC
Sebagai dasar untuk memilih jenis Thermometer adalah waktu pendinginan kurang dari
2 (dua menit). Apabila didalam ruangan/lingkungan yang diukur terdapat sumber panas
radiasi maka harus digunakan thermometer kata yang pada bagian bawahnya dilapisi
dengan perak untuk menahan panas radiasi tersebut.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 34
Kata thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin
/udara dalam ruangan. Alat ini biasanya digunakan utuk mengukur kecepatan
angin/udara di dalam suatu ruangan di suatu tempat, misalnya : kecepatan angin/udara
yang ada pada ruangan laboratorium, kecepatan angin / udara pada ruang kelas dll.
Praktikum menggunakan alat ini sebaiknya dilakukan dalam tiga titik yang berbeda
dalam suatu ruangan untuk mengetahui apa ada perbedaan atau tidak pada setiap titik
dalam ruangan tersebut.
B. Tujuan Praktikum
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kecepatan aliran udara didalam
ruangan
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan pengukuran kecepatan aliran
udara.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kecepatan aliran udara.
c. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran
d. Mahasiswa mampu menyusun laporan
D. Cara Kerja
1. Reservoar utama (bawah) dicelupkan dalam air panas , alkohol akan memuai
dan akan mengisi reservoar pembantu(bagian atas lebih kurang setengahnya).
2. Reservoar utama di lap untuk mengeringkan airnya, kemudian dipaparkan pada
tempat yang di ukur.
3. Karena adanya pendingin maka alkohol akan menyusut dan turun melalui pipa
kapiler.
4. Turunnya alkohol ini di amati, mulai garis tanda suhu (a) sampai dengan garis
suhu dibawah (b)diukur waktunya dengan menggunakan stop watch. Hasilnya
disebut coolingtime(T).
5. Pengukuran dilakukan minimal 3 kali diambil waktu rata-ratanya.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 35
6. Cooling power(daya pendingin=H)didapat dari hasil bagi antara kata faktor (F)
dengan cooling time rata-rata (T). Untuk menentukan kecepatan gerak udara
dapat mnggunakan rumus atau tabel.
7. Rumus kecepatan gerakan udara :
a. Kecepatan dibawah 1m/detik
2
H - 0,20
V Td
0,40
F
H
Tc
b. Kecepatan diatas 1m/detik
2
H - 0,13
V Td
0,40
V = kecepatan gerakan udara
H = daya pendingin
Td = 36,5 t (dalam ºC)
t = suhu ruang (dalam ºC)
F = Kata Faktor
Tc = Waktu pendinginan rata-rata (detik
Jika H/Td dibawah 0,6 maka V dipergunakan rumus dibawah 1m/detik. Jika
H/Td diatas 0,6 maka V dipergunakan rumus diatas 1m/detik
Catatan :
Bila suhu sangat tinggi harus menggunakan thermometer kata dengan suhu
tinggi (52ºC - 55ºC) maka Td = 53,0 t
Bila
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 36
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 37
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING
Denpasar,
.2019
Dosen Pembimbing
(________________________)
NIP.
..
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 38
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN UDARA
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor
dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Penilaian
No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR
3 2 1
1 Tahap Menunjukkan alat 1. Kata thermometer ,
Persiapan pengukuran debu 2. Thermometer ruang
3. Stop watch
4. Gelas
Mempersiapkan bahan 5. Air panas
pengukuran debu
6. Alat tulis
Rencana Pengukuran 7. Tentukan lokasi pengukuran
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 39
13. Pengukuran dilakukan minimal
3 kali diambil waktu rata-
ratanya.
.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 40
BAB VI
PENGUKURAN PARTIKEL MATTER DENGAN
PERSONAL DUST SAMPLER
A. Latar Belakang
Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan merupakan
hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang berukuran 0,1
25 mikron. Debu termasuk kedalam golongan partikulat. Yang dimaksud dengan
partikulat adalah zat padat/cair yang halus, dan tersuspensi diudara, misalnya embun,
debu, asap, fumes dan fog.
Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami, seperti letusan
vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga berperan dalam
penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes dari bahan bangunan,
abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses pembakarana tidak
sempuran, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama adalah pembakaran
bahan bakar dari sumbernya. Diikuti oleh proses proses industri.
Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel partikel
padat cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Terdapat
hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya. Partikel debu dapat dibagi
atas 3 jenis, yaitu debu organik, debu mineral, dan debu metal. Sumber debu
bermacam-macam, tergantung jenis debunya. Partikel debu dipengaruhi oleh daya tarik
bumi sehingga cenderung untuk mengendap di permukaan bumi. Partikel debu juga
dapat membentuk flok sehingga ukurannya menjadi lebih besar permukaannya
cenderung untuk basah.
Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat yang
tersebar di udara dengan ukuran 0,001 µm sampai 500 µm. Partikulat mengandung zat-
zat organik maupun zat-zat non organik yang terbentuk dari berbagai macam materi
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 41
dan bahan kimia. Berdasarkan lamanya partikel tersuspensi di udara dan rentang
ukurannya, partikel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu dust fall (setteable
particulate) dan suspended particulate matter (SPM). Partikel yang masuk ke dalam
paru-paru dapat membahayakan manusia karena:
a. Sifat-sifat kimia dan fisik dari partikel tersebut mungkin beracun
b. Partikel yang masuk tersebut bersifat inert
c. Partikel tersebut membawa molekul-molekul gas berbahaya dengan cara
mengabsorbsi maupun mengadsorpsi yang menyebabkan molekul-molekul gas
tersebut dapat mencapai dan tertinggal dalam paru-paru yang sensitif.
Debu yang dapat dihirup disebut debu inhalable dengan diameter ≤ 10 µm
dan berbahaya bagi saluran pernafasan karena mempunyai kemampuan merusak
paru-paru. Sebagian debu yang masuk ke saluran pernafasan berukuran 5 µm akan
sampai ke alveoli. PDS (Personal Dust Sampler) adalah alat yang digunkan untuk
mengukur debu total dan debu respirable baik di lingkungan maupun tempat kerja.
Pengukuran debu total dilakukan untuk mewujudkan seregaman dalam melakukan
pengukuran secara nasional dan dalam rangka upaya melindungi keselamatan tenaga
kerja. Adapun kegunaan PDS adalah:
1. Untuk mengukur debu total
a. Flow 5 mg/lt
b. Waktu 2 jam
c. Filter Khusus (berpori-pori)
2. Untuk mengukur debu respirable
a. Flow 1 ½ - 3 mg/lt
b. Waktu 4 jam
c. Filter khusus
B. Tujuan Pratikum
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran partikel matter dengan Personal
Dust Sampler
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan peralatan pengukuran partikel matter
dengan Personal Dust Sampler
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran partikel matter dengan Personal
Dust Sampler
c. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran debu total dan debu
respirable
d. Mahasiswa mampu membuat laporan pratikum.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 42
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Personal Dust Sampler
b. Obeng
c. Saringan
d. Filter Holder
e. Pompa Penghisap
f. Timbangan analitik
g. Desikator
2. Bahan
a. Filter
12. Jika
pengkuran dilakukan kurang dari 8 jam, maka hasil yang di peroleh
dikonversikan kedalam 8 jam pengukuran dengan rumus :
C1 = C2 P
Dimana :
C1: Konversi 8 jam pengukuran
C2: Hasil yang diperoleh
t1: 8 jam
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 43
t2: Waktu pengukuran
P: 0,17 atau 0,2
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 44
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 45
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 46
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING
Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum
(____________________________)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 47
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN DEBU
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor
dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Penilaian
No ASPEK INDIKATOR DESKRIPTOR
3 2 1
1 Tahap Menunjukkan alat 1. Obeng
Persiapan pengukuran debu 2. Saringan
3. filter Holder
4. Pompa penghisap
Perencanaan 5. Menentukan lokasi
pengukuran pengukuran
6. Menentukan waktu
pengukuran
2 Tahap Prosedur 7. Filter ditaruh pada desikator
Pengukura pengukuran debu selama 24 jam sebelum
n respirable pengukuran
8. Filter ditimbang
9. Memasang filter pada filter
holder
10. Merangkai filter holder dengan
pompa penghisap
11. Filter dimasukkan ke dalam
filter holder dengan
permukaan yang halus
menghadap ke bawah
12. Mengatur kecepatan aliran
udara 1,5 3mg/lt
13. Filter holder ditaruh pada leher
baju, sedangkan PDS (pompa
penghisap) ditaruh pada
pinggang
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 48
14. Waktu pengukuran adalah 4
jam
15. Setelah 4 jam, filter dilepas
dan taruh pada tempat filter
16. Kemudian filter ditaruh
kembali pada desikator selama
24 jam
17. Filter ditimbang dengan
timbangan analitik
.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 49
BAB VII
PENGUKURAN PARTIKEL MATTER DENGAN
HIGH VOLUME SAMPLER
A. Latar Belakang
Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara
terdiri dari elemen-elemen gas dan partikulat yang komposisinya berubah-ubah
tergantung pada ketinggian permukaan tanah (Wikipedia, 2013). Udara dapat tercemar
oleh partikel-partikel halus, baik yang dapat dilihat maupun yang berukuran sangat kecil
dan halus. Partikel-partikel tersebut biasa disebut dengan partikulat. Partikulat atau debu
merupakan suatu benda padat yang tersuspensi di dalam udara dengan ukuran 0,3 µm
hingga 100 µm, berdasarkan besar ukurannya partikulat (debu) dibagi menjadi dua yaitu
debu dengan ukuran lebih dari 10 µm disebut dengan debu jatuh (dust-fall) sedangkan
debu yang ukuran partikulatnya kurang dari 10 µm disebut dengan Suspended
Partikulate Matter (SPM). Debu yang ukurannya kurang dari 10 µm ini bersifat
melayang-layang di udara. Sifat debu ini lah yang dapat menjadikan debu sebagai salah
satu kontributor dalam terjadinya pencemern udara (BPLH Jawa Barat, 2013).
Partikulat (debu) yang melayang-layang di udara atau yang biasa disebut
Partikulate Matter (PM) dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut HVS
( High Volume Sampler) . HVS merupakan alat yang cara kerjanya menggunakan filter
berbentuk segi empat seukuran kertas A4 yang mempunyai porositas 0,3 - 0,45 µm
dengan kecepatan pompa berkisar 1.000 1.500 lpm. Pengukuran berdasarkan metoda
ini untuk penentuan sebagai TSP (Total Suspended Partikulate). Alat ini dapat
digunakan selama 24 jam setiap pengambilan contoh udara ambien (BPLH Jawa Barat,
2013).
Kandungan debu yang tinggi di udara dapat menyebabkan terjadinya gangguan
sistem pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), timbul perih dan
gangguan pada mata, dan mempengaruhi jarak pandang pada mata. Gangguan kesehatan
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 50
akibat tingginya kandungan debu di udara dapat ditanggulangi dengan menggunakan
alat pelindung diri berupa masker dan kacamata apabila sedang melakukan aktivitas di
luar ruangan yang memiliki kandungan debu cukup tinggi.
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan
campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar
di udara dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan
maksimal 500 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang
relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara dan masuk kedalam tubuh
manusia melalui saluran pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap
kesehatan, partikel debu juga dapat mengganggu daya tembus pandang mata dan juga
mengadakan berbagai reaksi kimia di udara. Partikel debu SPM pada umumnya
mengandung berbagai senyawa kimia yang berbeda, dengan berbagai ukuran dan
bentuk yang berbada pula, tergantung dari mana sumber emisinya.
Metoda Pengujian Partikulat dari udara Ambien secara aktif (HVS). Partikulat /
debu adalah suatu benda padat yang tersuspensi di udara dengan ukuran dari 0,3- 100,
berdasarkan besar ukurannya debu ada dua yaitu debu dengan ukuran 10 disebut dengan
debu jatuh sedangkan debu yang ukuran partikulat kurang dari 10 disebut dengan
suspended partikulate matter(SPM).Debu yang ukurannya kurang dari 10 ini bersifat
melayang layang di udara.
Prinsip kerja HVS adalah :
a. HVS mengudara ambien kemudian dialirkan melalui filter
b. Filter sebelum dan sesudah digunakan dimasukkan kedalam desikator dulu selama
24 jam
c. Timbang dan catat berat sebelum digunakan
d. Hasil selisih yang didapat dimasukkan ke dalam rumus
SPM= Wf-Wi =...................mg/m3
VXt
B. Tujuan Pratikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kadar debu di udara ambien dengan
menggunakan alat HVS (High Volume Sampler)
2. Tujuan khusus
b. Mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan danbahan pengukuran debu
dengan menggunakan HVS.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 51
c. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran debu dengan menggunakan
HVS (High Volume Sampler).
d. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran debu dengan menggunakan
HVS (High Volume Sampler).
e. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran debu menggunakan HVS
(High Volume Sampler)
C. Alat dan Bahan
1. Alat
b. 1 set HVS (High Volume Sampler)
c. Rol kabel
d. Desikator
e. Stop watch
f. Timbangan analitik
g. Pinset
2. Bahan
b. Filter sellvloso
c. Amplop
d. Alat-alat tulis
D. Cara Kerja
1. Cara menyiapkan kertas filter
a. Siapkan alat dan bahan yang akan dibutuhkan
b. Mengambil kertas filter kemudian dimasukan kedalam deskator dan diamkan
selama 24 jam dengan tujuan untuk mendapat berat filter yang sebenarnya
c. Setelah 24 jam, timbang kertas filter pada timbangan analitik dan catat berat
awal kertas filter
d. Lipat kertas filter menjadi dua bagian dan masukan ke dalam amplop
e. Kertas filter siap untuk digunakan
2. Pengukuran debu di udara menggunakan HVS
a. Siapkan alat dan bahan
b. Tempatkan alat HVS dengan ketentuan sebagi berikut
1) Tidak diperbolehkan dibawah pohon yang rindang
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 52
2) Jarak penempatan alat HVS harus 2x tinggi bangunan
c. Pasang steker pada stop kontak (apabila stop kontak jauh dapat dibantu
dengan pemasangan kabel roll) dan alat akan menyala dengan sendirinya.
d. Panaskan alat selama 10 menit.
e. Matikan alat dengan memutus aliran listrik dengan cara mencabut steker
pada stop kontak.
f. Buka tutup HVS
g. Buka scrup pengunci filter pada alat HVS.
h. Pasang kertas filter pada alat HVS dan kunci kembali skrup dapa alat dengan
cara memutar scrup hingga kencang
i. Pasang steker pada stop kontak (apabila stop kontak jauh dapat dibantu
dengan pemasangan kabel roll) dan alat akan hidup dengan sendirinya.
j. Atur flow dengan range 1,1 1,7
k. Cara mengatur flow
2) Memutar skurp pengatur flow dengan menggunakan obeng kecil kearah
jarum jam atau sebaliknya pada kotak pengaturan yang terdapat pada
badan alat HVS
3) Pengaturan sesuai dengan 1,1 1,7 l/menit
l. Lihat pergerakan air raksa pada alat HVS, apabila air raksa melebihi skala
1,7 l/menit skrup di putar berlawanan arah jarum jam. Apabila air raksa
kurang dari skala 1,1 l/menit skrup diputar searah jarum jam.
m. Lakukan pengukuran selama 8 sampai 24 jam
n. Setelah 8 sampai 24 jam, buka skrup pengunci kertas filter dan lipat kertas
filter menjadi dua bagian serta masukan ke dalam amplop.
o. Masukan kertas amplop ke dalam desikator dan diamkan selama 24 jam.
p. Setelah 24 jam timbang kertas filter pada timbangan analitik dan catat berat
kertas filter
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 53
SPM : Suspended Particulate Mater (Mg/M3)
Wf : Berat sesudah (Mg)
Wi : Berat Sebelum (Mg)
V : Kecepatan Flow (M3/Menit)
t : Waktu (Menit)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 54
Lampiran
Gambar 7
Alat High Volume Sampel
Gambar 8 Gambar 9
Tempat Kertas Filter Raksa Penunjuk Flow
Gambar 10
Tempat Pengatur Air Flow
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 55
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 56
EVALUASI DOSEN PEMBIMBING
Denpasar,...........................
Pembimbing Praktikum
(____________________________)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 57
RUBRIK ASSESMENT PENGUKURAN PARTIKEL MATTER DENGAN
HIGH VOLUME SAMPLER
A. NAMA MAHASISWA :
B. NIM :
Petunjuk :
Beriah tanda V pada kolom yang tersedia sesuai pengamatan berdasarkan skor dibawah ini :
1 : Bila langkah tidak dikerjakan
2 : Bila langkah dikerjakan salah dan atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
3 : Bila langkah dikerjakan benar dan berurutan
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 58
4 Sikap Sikap pada saat 23. Disiplin
persiapan dan 24. Hati-hati
pengukuran 25. Penampilan fisik (jas lab, rapi)
Total Skor
.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 59
BAB VII
PENGUKURAN KUALITAS KIMIA UDARA
2. Peralatan.
Midget Impenger
Pompa hisap udara
Flow control devise
Spectrophotometer. berkemampuan mengukur absorben gelombang 548 nm.
Gelas Ukur
Labu ukur 25 ml
Pipet volume 10 ml
Pipet ukur
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 60
3. Reagensia.
Air destilasi, air yang digunakan harus bebas dari bahan-bahan oksidasi.
Reagen absorbsi, Bahan ini sangat beracun, sehingga bila mengenai kulit
harus segera dicuci dengan air. Larutan penyerap ini ialah Potasium
tetrachloro- mercurate (TCM).
Sulfamic acid 0,6 persen
Formaldehyde 0,2 persen
Pararosanilin 0,2 persen
Larutan standar SO2
Larutan Sodium thiosulfat 0,1 N dan 0,01 N
Larutan sulfat standar
Reagen Pararosaniline.
5. Prosedur
Midget impenger diisi dengan penyerap.
Hubungkan dengan pompa isap dan listrik.
Catat waktunya (t menit) dan debit pompa.
6. Cara analisa.
Ambil 10 ml contoh uji, masukkan dalam labu ukur 25 ml
Tambahkan 1 ml 0,6 % Sulfamic acid, tunggu 10 menit
Tambahkan 2 ml 0,2 % formal dehida
Tambhakan 5 ml 0,2 % Pararosanilin, tambah aquadest bebas CO 2 sampai
batas, diamkan selama 30 menit.
Baca absorbansinya pada spectrophotometer dengan panjang gelombang
575 nm.
Baca konsentrasinya pada grafik kalibrasi (standart)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 61
B. Prosedur Pengukuran Nitrogen Oksida
Nitrogen monoksida dan Nitrogen dioksida merupakan polutan oksida nitrogen
utama yang paling umum terjadi. Polutan ini disebabkan oleh adanya proses
pembakaran pada suhu tinggi. Di atmosfer gas NO akan dioksidasi menjadi NO 2,
sedangkan gas NO adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sedikit larut dalam
air. Sedangkan NO2, merupakan gas yang berwarna coklat kemerahan dengan bau yang
tajam khas, bersifat korosif dan mudah teroksidasi. NO dan NO2 dapat diukur secara
terpisah maupun bersama-sama sebagai Oksida Nitrogen (NOx).
2. Peralatan
Alat penyerap (Midget Impenger)
Alat pengukur aliran udara. Alat ini dapat mengukur aliran secara tepat
antara 0,3 dan 0,6 1/menit.
Pompa udara. Pompa hisap yang memenuhi syarat, dipakai untuk mengambil
sampel dengan aliran yang ditentukan dengan interval 2 jam.
Pipet 1 ml, berskala dengan pembagian 0,1 ml, dan pipet volumetric 10 ml.
Gelas ukur berskala 50 ml dengan pembagian skala 1 ml 100 ml dengan
pembagian skala 1 ml dan 1000 ml dengan pembagian skala 10 ml.
Labu ukur : 25, 150, 250, 1000 ml
Gelas piala 2 liter atau lebih besar.
Botol reagen, pengaduk mekanik
Spectrophotometer.
3. Reagensia.
Larutan induk, adalah 0,1% N (1 Naftil). Etilen diamin dihidrokhlorid. 0,1 gram
reagen dilarutkan dalam 100 ml air.
Reagen penyerap. 5 gr asam sulfanilat dilarutkan dalam 800 ml air suling.
Campuran ini harus diaduk secara mekanik. Kedalam campuran yang sudah
dingin ditambahkan 140 ml asam acetat glacial dan 20 ml larutan 0,1 N larutan
point 1 dan diencerkan sampai 1 liter. Reagen ini dapat tahan disimpan dalam
almari pendingin (coklat) selama 2 bulan.
Larutan standar Natrium Nitrit (larutan induk) 2,03 gr/1. Larutan induk dibuat
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 62
dengan cara menimbang 2,03 gr reagen yang berbentuk butiran padat dan
dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur sampai 1 liter. Larutan ini tahan
sampai 3 bulan.
Larutan Natrium Nitrit 0,0203 gr/1. Larutan selalu dibuat baru dengan cara
memipet 10 ml larutan induk kemudian diencerkan dalam 1 liter.
4. Prosedur.
Midget Impenger diisi penyerab /absorbing
Midget impenger, flow meter dan pompa dipasang menurut urutannya. Dalam
area yang mengandung kadar debu tinggi, disarankan untuk menggunakan filter
supaya flow meter terbebas dari debu.
Untuk waktu sampling yang singkat, 10 s/d 30 menit digunakan absorber
dengan reagen sebanyak 10 ml. Sampel udara dialirkan melalui bubler sehingga
diperoleh warna yang cukup.
Pembentukan warna akan sempurna dalam waktu 15 menit. Warna dapat tahan
lama jika tutup betul-betul rapat.
Setelah pengambilan contoh uji, diukur volume hasil penyerap. Jika volume
menyusut pada saat pengambilan contoh uji, volume dibuat seperti volume asal
dengan menambahkan aquades.
Baca absorbansinya dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang
gelombang 550 nm.
Lihat konsentrasinya dengan melihat grafik kalibrasi standar antara konsentrasi
versus absorbansinya.
g Vol
NO 2 mikrogram 3 x x 0,53 x 10 3
m Qt t
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 63
mengukur O3 pada kisaran dari 10-2000 ug/m3 (0,005-lebih 1 ppm). Untuk pengukuran
normal dianjurkan memakai skala 0500 ug/m3 (0-0,25 ppm) dan dari 0-1000 ug/nA
2. Peralatan.
Midget Impanger
Flow meter
Pompa Hisap
Spektrofotometer
3. Reagensia.
Potasium dihydrogen phosphate (KH2PO4) sebanyak 13,61 gram.
Disodium Hydrogen Phosphate (Na2HPO4) sebanyak 14,2 gram.
Potasium Iodide (KI) sebanyak 10 gram.
Ketiga regensia tersebut dimasukkan dalam labu ukur 1 liter, kemudian
masukkan aqudest dalam labu ukur sampai batas/tera.
Larutan standar Iodine. 16 gram KI dan 3,173 gram Iodine dilarutkan sampai
campur dengan aquadest hingga 500 ml tepat. Simpan dalam kamar sehari
sebelum dipakai. Larutan ini adalah 0,05 N Larutan standart Iodida.
4. Prosedur Kerja
Rangkaikan berurutan midget impinger , Tabung U, Flow meter, Vakum
pump, Generatior. ( Sebelumnya midget impinger diisi 10 ml absorbing
solution ).
Generator dihidupkan dan udara dipompa selama 15 menit, Q Ltr / Mnt.
Bila Terjadi perubahan warna pada absorbing solution dari tak berwarna
menjadi kuning, masukan cairan kedalam botol coklat dan periksa dengan
spectrophotometer pada panjang gelombang 352 nm.
Bacalah % Transmisinya dan cocokan pada grafik standar yang sudah ada.
2. Analisa
Udara contoh sebanyak 50 ml ditambah dengan 0,6 cc pereaksi amine sulfuric
acid dan ferri chlorida.
Contoh diukur dengan spectrophotometer, panjang gelombang 670 nm.
Larutan blanko dipakai sebagai titik nol.
Sebagai larutan pembanding dipakai larutan standar sulfida yang equivalen
dengan 0-5 ug H2S/ml.
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 64
3. Perhitungan.
Untuk perhitungan kadar H2S dipakai rumus :
4. Analisa.
Baca konsentrasi senyawa hidro karbon total pada alat pembaca.
Untuk memperoleh pengukuran udara non methana di-lakukan dengan jalan
mengurangi konsentrasi methana dari konsentrasi hidrokarbon total.
F. Prosedur Pengukuran Karbon Monooksida (CO)
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 65
Pengukuran Karbon Monooksida (CO) menggunakan metode otomatis secara
elektronik dengan pembacaan secara langsung pada display Alat Monoxor II Merk
Bacharach.
1. Prinsip
Sampel udara masuk melewati filter, diteruskan ke CO sensor yang berfungsi
sebagai detector yang peka. Yang kemudian menghasilkan beda potensial sehingga
menggerakan signal yang ditunjukan dengan angka digital pad display sebagai
kosentrasi CO.
2. Peralatan : Monoxor II, Merk Bacharach
3. Bahan : Silinder Gas CO standart kosentrasi kurang lebih 5 ppm
4. Cara Uji
Aturlah tombol Power ke posisi On
Tunggu sampai Instrument CO Display stabil ( 1 menit )
Display akan menunjukan angka kosentrasi CO dalam udara dengan satuan
ppm
5. Pembacaan
Bila terbaca pada angka display 005 kosentrasi CO di udara adalah 5 ppm
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 66
BAB IX
PENUTUP
Modul Praktikum Penyehatan Udara Prodi DIV Kesehatan Lingkungan Edisi 2019 67