OUTLINE
Oleh:
OUTLINE
Oleh:
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Hal
KATA PENGANTAR .................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang .....................................................................................
Perumusan Masalah ............................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Kegunaan Penelitian.............................................................................
Hipotesis Penelitian..............................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Sambal Tuk-Tuk ..................................................................................
Pengeringan busa ................................................................................
Sambal Instan.......................................................................................
Zat Penstabil ........................................................................................
Maltodekstrin .......................................................................................
Suhu Pemanasan ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
METODE PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah ikan teri, cabai merah, cabai rawit,
bawang merah, bawang putih, kemiri, andaliman, garam, air jeruk nipis,
maltodekstrin, putih telur, dan air mineral. Bahan-bahan kimia yang digunakan
adalah bahan-bahan untuk analisis kimia dan fisik dari sambal tuk-tuk.
Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat untuk gelas
analisa, kain, kompor, blender, mixer, loyang, timbangan, oven pengering, pisau
stainless steel, plastik polypropilen, sealer, sendok stainless steel, spatula, talenan,
Tahapan penelitian
bahan-bahan seperti ikan teri, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang
dilakukan blanching kukus. Lalu, diiris bunga rias dan disangrai semua bahan
tersebut selama 5 menit, dengan suhu 500C, kemudian dihaluskan dengan blender
digunakan untuk pembuatan sambal tuk-tuk instan. Pada penelitian ini, sambal
tuk-tuk basah dipisahkan dengan minyaknya dengan menggunakan tisu ataupun
kain saring, kemudian ditimbang sebanyak 100 gram. Lalu bumbu tersebut
ditambahkan maltodekstrin (0%, 5%, 10% b/b) dan putih telur (15% b/b) dengan
campuran bumbu pada loyang yang telah dilapisi dengan plastik polypropilen
dengan ketebalan 1-3 mm, dan dikeringkan di oven dengan suhu 650C, 700C, dan
750C selama 10 jam. Sambal tuk-tuk instan yang telah dikeringkan dimasukkan ke
(RAL) faktorial, yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu (A) konsentrasi
bahan pengisi (maltodekstrin) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan dan (B) suhu
1. Konsentrasi Maltodekstrin
A1 = 0% (b/b)
A2 = 5% (b/b)
A3 = 10% (b/b)
B1 = 650C
B2 = 700C
B3 = 750C
Model Rancangan
Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-
(αβ)ij : Efek interaksi faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j
εijk : Efek galat dari faktor P pada taraf ke-i dan faktor K pada taraf ke-j dalam
ulangan ke-k
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji dilanjutkan
dengan uji beda rataan, menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Adapun pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap
1. Rendemen
4. Indeks Warna
5. Uji Sensori
6. Kadar Air
7. Kadar Abu
9. Kadar Vitamin C
1. Rendemen (AOAC 2005)
persentase bobot bagian produk bumbu instan terhadap bobot bagian bumbu awal.
2. Indeks Penyerapan Air dan Indeks Kelarutan Air (Muchtadi, dkk., 1988)
Indeks Penyerapan Air (IPA) dan Indeks Kelarutan Air (IKA) dilakukan
aquadest, divorteks, disentrifugasi pada 2000 rpm pada kondisi suhu ruang selama
berat konstan, sehingga diketahui berat air yang menguap, sedangkan pada
berat konstan.
selama satu jam pada suhu 105 °C dan telah diketahui beratnya. Sampel tersebut
dipanaskan pada suhu 105 °C selama tiga jam, kemudian didinginkan dalam
dilakukan berulang sampai diperoleh berat sampel konstan dan selisih berat
0,001 g.
Kadar air (%bk) = Berat sampel awal – Berat sampel akhir x 100%
Berat sampel awal
telah diketahui beratnya (yang terlebih dulu dibakar dalam tanur dan didinginkan
1 jam, mula-mula api kecil dan selanjutnya api dibesarkan secara perlahan-lahan
tanur dengan suhunya 5800C – 6200C sampai terbentuk abu. Cawan yang berisi
abu dipindahkan ke dalam oven pada suhu sekitar 1000C selama 1 jam.
Setelah itu cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator sampai
berturut-turut lebih kecil dari 0.001 g. Kadar abu dihitung dengan formula
sebagai berikut.
Parameter yang diuji meliputi rasa, aroma, warna, tekstur, dan keseluruhan
menggunakan skala garis dengan nilai terendah 1 (sangat tidak suka) dan nilai
Skala yang digunakan untuk uji mutu hedonic terdiri atas penilaian untuk
rasa, aroma, warna, dan tekstur. Skala penilaian rasa mulai dari sangat tidak enak
(1) sampai sangat enak (5). Skala penilaian aroma mulai dari sangat tidak harum
(1) sampai sangat harum (5). Skala penilaian warna mulai dari sangat gelap (1)
2,5 gram dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. bumbu tombur kemudian
b. Pembuatan larutan baku asam galat standar asam galat ditimbang sebanyak
akuades sampai tanda batas sehingga konsentrasi standar asam galat yaitu
konsentrasi larutan standar asam galat akhir yaitu 3, 6, 12, 18, 24, 30, 36,
dan 48 µg/mL.
c. Penetapan panjang gelombang maksimum sebelum penetapan kadar fenol
konsentrasi 100 μg/mL ditambah dengan 4,6 ml akuades lalu ditambah 4,6
dan diinkubasi pada suhu ruang selama 75 menit pada tempat gelap.
d. Penentuan waktu inkubasi larutan uji ekstrak konsentrasi 100 μl/ml dan
maksimumnya mulai menit ke-0 sampai menit ke-150 dengan selang waktu
10 menit.
e. Penetapan kadar fenol total dilakukan dengan cara 0,5 ml dari larutan uji
diinkubasi selama waktu yang telah ditentukan pada suhu kamar dalam
miligram asam galat ekuivalen per gram minyak (mg GAE/g minyak).
7. Kadar Vitamin C
(Sudarmadji et al, 2007). Sebanyak 10 g bahan dimasukan dalam labu takar 100
mL dan ditambah aquades sampai tanda tera. Filtrat dipisahkan dengan cara
disaring atau disentrifugasi. 5-25 mL filtrate diambil dengan pipet dan dimasukan
starch). Kemudian dititrasi dengan standar yodium 0,01 N. Titik akhir titrasi
ditandai dengan adanya warna biru dari iod-amilum. Perhitungan kadar vitamin C
askorbat.
8. Indeks Warna
- Kecerahan (*L)
Nilai kecerahan diukur pada sambal tuk-tuk instan dalam keadaan kering.
semakin rendah nilainya maka produk tersebut makin gelap (Jatmiko, 2014).
- Kemerahan (*a)
Nilai kemerahan diukur pada sambal tuk-tuk instan dalam keadaan kering.
Intensitas warna kemerahan memiliki kisaran nilai dari -80 hingga +10 yang
Nilai kekuningan diukur pada sambal tuk-tuk instan dalam keadaan kering.
Nilai b* menunjukkan intensitas warna kuning (nilai+) dan biru (nilai-), dimana
semakin tinggi nilai b* maka kecenderungan warna kuning pada produk atau
Dicuci bahan berupa ikan teri, cabai merah, cabai rawit, bawang
merah, bawang putih, kemiri, andaliman dam garam
(100:10:4:4:3:2:1)