Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai
penghasil pangan, bahan baku industri, jasa dan/atau hasil ikutannya yang terkait
dengan pertanian (Permentan 2014). Disetiap kegiatan ternak menghasilkan
limbah peternakan.
limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha
peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, dan
sebagainya. Semakin berkembangnya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan
semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari
species ternak, besar usaha, tipe usaha dan lantai kandang. Kotoran sapi yang
terdiri dari feces dan urine merupakan limbah ternak yang terbanyak dihasilkan
dan sebagian besar manure dihasilkan oleh ternak ruminansia seperti sapi, kerbau
kambing, dan domba. Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan
dari suatu kegiatan usaha peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas,
maupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk
padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak, ternak yang mati, atau isi perut dari
pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan
atau dalam fase cairan (air seni atau urine, air dari pencucian alat-alat). Sedangkan
limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial
untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran.
Kehadiran limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan
pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Hasil penelitian dari limbah cair
Rumah Pemotongan Hewan Cakung, Jakarta yang dialirkan ke sungai Buaran
mengakibatkan kualitas air menurun, yang disebabkan oleh kandungan sulfida dan
amoniak bebas di atas kadar maksimum kriteria kualitas air. Selain itu
adanya Salmonella spp. yang membahayakan kesehatan manusia.Untuk mengatasi
masalah tersebut seharusnya setiap perusahaan memiliki ijin pendirian usaha
terutama usaha yang menghasilkan limbah. Dalam matakuliah Penyelidikan
Lingkungan, kami melakukan survey pada peternakan kambing sebab peternakan
kambing memiliki potensi pencemaran lingkungan udara dan air. Sumber
pencemar/kegiatan penyebab pencemaran lingkungan dalam usaha peternakan
kambing adalah berupa kotoran (feses dan urine), ceceran pakan dan minum
kambing, dan air cucian. Peternakan kambing adalah mata rantai dalam rantai
produksi daging kambing dengan dampak lingkungan yang paling besar yang
berkaitan dengan pemanasan global, eutrofikasi, dan peningkatan keasaman.
Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa jika peternakan khususnya
peternakan kambing jika tidak dikelola dengan manajemen yang baik terutama
manajemen limbah ternak maka akan menyebakan polusi dan masalah bagi
lingkungan sekitarnya. Namun, jika limbah ini dapat dikelola dengan baik maka
sangat berpontensi untuk mendatangkan keuntungan sekaligus mencegah
pencemaran lingkungan dan pemanasaan global. ( Redempta,dkk, 2017) terkait
banyak ternak kambing yang belum semua memiliki ijin usaha dan untuk
pengelolaan limbahnya masih ada yang dibuang sungai.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menganalisis dampak berdirinya peternakan kambing terhadap
lingkungan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui jenis pendirian usaha
b. Untuk mengtahui ijin pendirian usaha peternakan kambing
c. Mengetahui system pengelolaan limbah di peternakan kambing
d. Untuk mengetahui dampak yang dihasilkan dari kegiatan peternakan
kambing.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang di dapat dalam praktikum tersebut yaitu:
a. Mahasiswa dapat menegtahui mengetahui jenis pendirian usaha
b. Mahasiswa dapat mengtahui ijin pendirian usaha peternakan kambing
c. Mahasiswa dapat mengetahui system pengelolaan limbah di peternakan
kambing
d. Mahasiswa dapat mengetahui dampak yang dihasilkan dari kegiatan
peternakan kambing.

PERIJINAN
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan pada salah satu peternakan kambing di
Jalan Maruti, Denpasar Utara menyatakan bahwa perijinan pendirian usaha tidak
ada. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa intustri peternakan kambing tersebut
bersifat illegal karena tidak memiliki ijin usaha seperti yang di terangkan pada UU
No. 32 tahun 2009 tentang perijinan usaha
Tindak Pidana dalam hal Perizinan Setiap industri harus memiliki izin usaha
dalam pembangunan industri, pada pasal sebagai berikut:
Pasal 36
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-
UPL wajib memiliki izin lingkungan.
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL.
(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL.
(4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota
sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 37
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya
wajib menolak permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak
dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL.
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (4) dapat
dibatalkan apabila:
a. persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat
hukum, keliruan, penyalah gunaan, serta ketidak benaran dan / atau
pemalsuan data, dokumen, dan/atau informasi;
b. penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum dalam
keputusan komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi
UKL-UPL;atau
c. kewajiban yang ditetapkan dalam dokumen amdal atau UKL-UPL
tidak dilaksanakan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan.
Pasal 40
(1) Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha
dan/atau kegiatan.
(2) Dalam hal izin lingkungan dicabut, izin usaha dan/atau kegiatan
dibatalkan.
(3) Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, penanggung
jawab usaha dan / atau kegiatan wajib memperbarui izin lingkungan.
Industri diwajibkan dan diharuskan untuk mempunyai izin disetiap
perkembangan serta perluasannya dan pemberian izin tersebut harus ada
kaitannya dengan perkembangan industri untuk mejadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut yang menyatakan setiap
usaha yang menghasilkan dampak terhadap lingkungan harus memiliki amdal
(UKL/UPL) dan memiliki ijin lingkungan. Bila dikaitkan dengan peraturan,
peternakan kambing tersebut dalam proses kegiatannya menghasilkan limbah
yang berdampak pada lingkungan yang seharusnya memiliki surat ijin lingkungan.
Namun mereka tidak memiliki surat ijin usaha sehingga menyala peraturan
administrative.
Dampak pencemaran peternakan
a. Pembahasan Analisis Sumber Pencemaran
Dari hasil wawancara dengan responden, masyarakat hanya mengeluhkan
bau yang dihasilkan dari peternakan kambing tersebut. Untuk masalah kesehatan
yang ditimbulkan dari pendirian peternakan belum ada. Pemeriksaan analisis
sumber pencemaran ini dilakukan untuk mengetahui Sumber Dampak ,Jenis
Dampak, Besaran Dampak,Dari sumber dampak yang dihasilkan oleh peternakan
yaitu Limbah Cair (berupa air yang digunakan untuk membersihkan kandang,
memandikan babi). Limbah padat (dihasilkan dari kotoran babi dan sisa makanan
yang tidak habis dimakan oleh kambing).
Limbah gas (dihasilkan dari gas kotoran kambing dan, jenis dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan yaitu penurunan kualitas sungai karena air
limbah yang dihasilkan dari kegiatan peternakan yang dibuang ke sungai serta
penurunan kualitas udara akibat gas yang di hasilkan.
Pembuangan limbah peternakan seperti limbah padat maupun cair memungkinkan
terjadi perubahan kualitas fisik, kimia, biologi (khususnya jumlah bakteri
colifoarm).(Probosunu,namastra.2003). Besar bahaya yang timbul bagi kesehatan
karena terjadinya pencemaran pada air sungai dapat menimbulkan bau yang
ditimbulkan dari peternakan salah satu dampak buruk dari kegiatan tersebut
apalagi bila setiap sehabis turun hujan.( Hanifah, Muhammad Daris.2018)
Limbah peternakan merupakan limbah sebagai gas penghasil pen

Anda mungkin juga menyukai