Anda di halaman 1dari 13

Field Note Kelompok 51

Rabu, 10 Juli 2019

Hari pertama, pemberangkatan

Merupakan hari pelepasan dan pemberangkatan, sekitar pukul 06.30 WIB


sudah ada salah satu anggota dari kelompok 51 yang sudah berkumpul di
lapangan Mahad. Kelompok kami mengumpulkan barang bawaan di Ma’had
bagian Utara. Setelah semua barang dan perlengkapan terkumpul sebagian
anggota kelompok pergi menuju halaman depan rektorat kampus IAIN Syekh
Nurjati Cirebon untuk melaksanakan upacara pelepasan mahasiswa/mahasiswi
KKN. Dan sebagian lagi ditugaskan untuk menjaga barang bawaan kelompok
kami.

Upacara dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.00 WIB,
dengan pembina upacara bapak Dr. H Sumanta, M. Ag. Setelah upacara kami
bergegas kembali menuju lapangan Ma’had untuk membereskan segala peralatan
yang akan dibawa ke lokasi KKN dan memasukannya kedalam mobil elf yang
sudah disediakan oleh pihak LP2M.

Pemberangkatan menuju Desa Kubangpari sekitar pukul 11.15 WIB, pada


saat pemberangkatan tidak semua anggota kelompok menaiki elf, sebagian
lainnya terutama anak laki-laki membawa kendaraan pribadi yaitu motor. Jalur
yang dilalui elf dengan yang membawa kendaraan pribadi berbeda. Kendaraan elf
menggunakan jalur Selatan yakni melewati jalur Ciledug, sedangkan kendaraan
bermotor menggunakan jalur Utara yakni jalur Pantura, yang mengakibatkan
rombongan yang menggunakan elf datang lebih lambat daripada yang membawa
motor.

Rombongan yang menggunakan elf datang sekitar pukul 13.00 WIB dan
langsung menujuKantor Kepala Desa Kubangpari, disana sudah ada anak-anak
yang menggunakan motor dan bapak DPL yaitu Bapak Ripa’i. Kedatangan kami
semua disambut baik oleh warga Desa Kubangpari. Dan disambut baik juga oleh
Bapak Suginefo selaku Carik Desa Kubangpari (Sekretaris Desa), beliau juga
sekaligus memandu acara penerimaan dan pemebukaan KKN IAIN Syekh Nurjati
Cirebon yang dimulai pada pukul 13.30 WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB.

Setelah acara penerimaan sekaligus pembukaan di Kantor Desa


Kubangpari, kami semua menuju posko diiringi Bapak DPL untuk beristirahat
sekalian beres-beres. Selesai beres-beres yaitu sekitar pukul 16.00 WIB, kami
semua makan bersama. Pada malam harinya kami semua melaksanakan rapat
perdananuntuk mempersiapkan hal yang harus dilakukan besok hari. Hasil rapat
hari pertama diantaranya yaitu kami akan mengadakan silaturahmi dengan seluruh
perangkat desa dan melakukan pembentukan tim PAR.

Kamis, 11 Juli 2019

Hari kedua, silaturahmi dengan perangkat Desa

Hampir semua anggota kelompok 51 bangun pukul 04.00 WIB untuk


melaksanakan shalat subuh berjamaah dan mengaji (tadarus al-Quran). Sebelum
melaksanakan kegiatan hari ini, semuanya diharapkan untuk mandi terlebih
dahulu dan berkemas diri. Agenda hari ini, kami sekelompok akan menelusuri
desa dengan tujuan untuk silaturahmi kepada ketua RT dan RW dan untuk
meminta izin selama 40 hari untuk mengabdi di Desa Kubangpari, sekaligus
memperkenalkan diri dan lembaga yang kami bawa.

Desa Kubangpari terdiri dari 6 RW dan 35 RT, karena kebetulan kami


tinggal di RW 03 maka yang pertama kami kunjungi adalah rumah ketua RW 03
yaitu Bapak Rohim. Menurut bapak Rohim Desa Kubangpari merupakan desa
yang memiliki lembaga pendidikan yang paling lengkap, mulai dari Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi. Namun dari banyaknya
lembaga pendidikan tersebut tidak sesuai dengan sumber daya manusia yang
dimiliki masyarakat Desa Kubangpari, yang notabene banyak anak-anak usia
sekolah namun memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya, maka dari itu
Bapak Rohim berinisiatif untuk membentuk sebuah lembaga SKB (Sanggar
Kegiatan Belajar) untuk membantu warga yang putus sekolah agar dapat memiliki
ijazah namun berbasis paket.

Setelah bersilaturahmi dengan Bapak Rohim, kami melanjutkan kegiatan


kami dengan bersilaturahmi kepada ketua RT 01 sampai RT 06 yang masih
termasuk kedalam wilayah RW 03. Namun pada saat kami bersilaturahmi
kebanyakan dari ketua RT yang kami kunjungi sedang tidak ada di rumah,
melainkan sedang berada di sawah karena mayoritas mata pencaharian warga
Desa Kubangpari yaitu sebagai petani. Akhirnya kami semua memutuskan untuk
kembali ke posko.

Jumat, 12 Juli 2019

Hari ketiga

Seperti hari sebelumnya kelompok 51 bangun pagi dan berkemas diri, di


hari ketiga ini kami melanjutkan silaturahmi ke tiap RT dan RW yang belum
dikunjungi. Tujuan dari silaturahmi ini tentunya untuk mendapatkan informasi
secara umum dari Desa Kubangpari yang akan menjadi objek penelitian kelopok
kami.

Selain silaturahmi, kami juga mengikuti acara jamiyahan atau pengajian


yang rutin diadakan setiap hari Jum’at ba’da dzuhur sekitar pukul 13.30 WIB.
Acara jamiyahan tersebut diadakan disalah satu rumah warga, dan yang mengikuti
acara ini hanya anggota perempuan dikarenakan jamiyahan memang dikhususkan
untuk para kaum hawa terutama ibu-ibu warga Desa Kubangpari.

Pada malam harinya kami pergi ke TPQ (Taman Pendidikan al-Quran)


untuk mengajar ngaji anak-anak kecil. Biasanya kami mengajar setelah
melaksanakan shalat maghrib.

Sabtu, 13 Juli 2019


Hari keempat, observasi ke sawah

Sebelum melakukan kegiatan kami semua melakukan brefing terlebih


dahulu untuk persiapan menelusuri wilayah Desa. Setelah dua hari sebelumnya
beradaptasi dan mengunjungi tokoh masyarakat setempat, pada hari ini kami
menyebar ke area pesawahan dan mengunjungi home industri untuk mencari
informasi serta menambah pengalaman.

Kami pergi ke area pesawahan dengan berjalan kaki karena memang jarak
yang tidak terlalu jauh dari pemukiman. Sesampainya di area pesawahan, kami
membantu para petani bekerja sekaligus belajar untuk memanen padi. Disamping
membantu para petani bekerja kami selingi dengan berbincang mengenai
pesawahan. Menurut salah satu petani yaitu ibu Endang, Desa Kubangpari ini
memiliki area pesawahan yang luas, namun akhir-akhir ini petani di Desa
Kubangpari sulit mendapatkan air untuk mengairi sawah. Hal tersebut
dikarenakan pada bulan Juni sudah memasuki musim kemarau, sehingga saluran
irigasi yang berasal dari waduk malahayu meminimalisir penggunaannya. Pada
bulan ini, petani desa Kubangpari mayoritas menanam padi, namun untuk
penanaman selanjutnya yaitu jagung.

Tujuan kegiatan kali ini untuk membaur dan merasakan kehidupan


masyarakat. Pada momen ini kami memanfaatkan untuk belajar dan menjadi
masyarakat setempat. Karena Participatory Action Research (PAR) merupakan
metode yang kami pakai dalam kegiatan KKN ini.

Minggu, 14 Juli 2019

Hari kelima, olahraga pagi

Sebagian dari kami melakukan kegiatan olahraga di pagi hari yang dimulai
pada pukul 07.00 WIB, tujuan awal kami akan mengikuti senam pagi di Balai
Desa. Namun ketika sampai di tempat tidak ada kegiatan apapun disana, akhirnya
kami memutuskan untuk melanjutkan jogging mengelilingi Desa Kubangpari.
Kegiatan olahraga ini berlangsung sampai pukul 09.30 WIB dan setelahnya kami
beristirahat di posko.

Pada sore harinya, sebagian anggota kelompok ada yang mengunjungi


pengrajin burok yang berada di RW 05, namun pada saat kami mengunjungi
pengrajin tersebut ternyata proses produksi telah selesai, dan kami pun kembali ke
posko.

Senin, 15 Jui 2015

Hari keenam, observasi ke sekolah yang ada di Desa Kubangpari

Kegiatan hari ini yaitu observasi ke SDN 02 Kubangpari dan TK Pertiwi


02 Kubangpari. SDN 02 Kubangpari merupakan sekolah dasar yang ada di Desa
Kubangpari bagian selatan. Pada saat mengunjungi SD kami bertemu langsung
dengan Kepala Sekolah yang bernama Bapak Widodo. Menurut beliau, jumlah
guru yang mengajar disini ada 13 guru, serta total keseluruhan peserta didik dari
kelas 1 sampai 6 ada sekitar 291 peserta didik. Menurut beliau juga sarana
prasarana yang ada diantaranya terdapat 12 ruang kelas, dan 1 ruang
perpustakaan.

Setelah selesai mengunjugi SDN 02 Kubangpari, kami melanjutkan


observasi ke TK Pertiwi 02 Kubangpari yang memang letak gedungnya
berdekatan. Di TK sendiri memiliki guru sebanyak 3 orang. Pada saat kami
berkunjung, murid yang ada masih sedikit tidak sampai 20 orang, namun menurut
salah satu guru meneuturkan bahwa memang jumlah murid di TK seiring
berjalannya waktu akan terus bertambah, sehingga pendaftaran akan selalu
dibuka.

Pada malam harinya, seperti biasa ba’da shalat maghrib kami mengunjungi
TPQ untuk membantu ibu Oom dan bapak Kusnandi mengajar anak-anak. Ibu
Oom dan bapak Kusnandi merupakan orang yang mendirikan TPQ di Desa
Kubangpari.
Selasa, 16 Juli 2019

Hari ketujuh, berkunjung ke puskesmas pembantu, pondok pesantren


Fathurrohmah, dan pembuatan bata

Pada pagi hari kegiatan yang kami lakukan yaitu berkunjung ke


Puskesmas pembantu (Pustu), disana kami menanyai hal-hal yang berhubungan
dengan tingkat kesehatan masyarakat Desa Kubangpari. Salah satu karyawan
pustu menuturkan bahwa tidak ada penyakit endemik yang ada di Desa
Kubangpari, dan beliau memberikan jadwal posyandu Desa Kubangpari.

Pada siang hari kami mengunjungi pondok pesantren Fathurrohmah yang


berada di wilayah utara, untuk mengunjungi pondok pesantren kami diantar oleh
ibu Khayanah selaku ketua PKK di Desa Kubangpari. Disana kami bertemu
langsung dengan pengurus pondok pesantren tersebut yaitu Bapak Imam
Thobroni. Menurut penuturan beliau, kebanyakan santri yang mondok disini
berasal dari daerah Brebes sendiri, dan jumlah santrinya kurang dari 50 santri.

Setelah berbincang dengan bapak Imam Thobroni, kami diajak berkeliling


pondok pesantren untuk melihat keadaan pondok. Dan kebetulan dibelakang
pondok pesantren terdapat sejumlah warga yang sedang membuat bata. Ternyata
tempat tersebut digunakan untuk memproduksi bata, dengan buatan tangan sendiri
tanpa menggunakan alat mesin.

Sebenarnya untuk melaksanakan kegiatan hari ini kami berbagi tugas,


selain observasi adapula anggota lainnya yang sedang membuat transect, diagram
venn, dan mapping yang dilakukan di posko. Berdasarkan hasil temuan dan
validasi data dengan berbagai pihak diantaranya perangkat desa dan beberapa
warja, bahwa potensi yang ada di Kubangpari terkait pertanian, pendidikan,
ekonomi, dan keagamaan. Pada awalnya, kami akan mengambil permasalahan
dengan tema pertanian untuk diangkat ketika lokdes, namun pihak desa
menyarankan untuk mengambil sampel pendidikan dengan alasan masih banyak
anak-anak di Desa Kubangpari yang putus sekolah.
Rabu, 17 Juli 2019

Hari kedelapan, Menghadiri acara pelantikan Kepala Desa seluruh Kecamatan


Kersana

Kegiatan hari ini (tepat satu minggu) kami melaksanakan KKN di Desa
Kubangpari, bertepatan pula dengan acara pelantikan Kepala Desa serentak di
Lapangan Kersana. Tidak banyak kegiatan pada hari ini selain menghadiri acara
pelantikan tersebut.

Kamis, 18 Juli 2019

Hari kesembilan, membantu ibu-ibu posyandu Dahlia dan mengunjungi home


industri

Agenda yang kami lakukan hari ini yaitu membantu pelaksanaan kegiatan
posyandu Dahlia yang berada di sebelah utara. Kegiatan posyandu ini rutin
dilakukan satu bulan sekali dengan dipimpin oleh ibu bidan Dyah Ayu.
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dilakukan pada setiap
anak-anak yang menghadiri posyandu bersama orang tuanya, kemudian
setelahnya anak-anak akan mendapatkan satu bungkus snack yang berisi bubur
kacang ijo, susu, dan biskuit bayi.

Setelah selesai membantu acara posyandu, selanjutnya kami mengunjungi


home industri bawang goreng milik Ibu Onah yang rumahnya terletak tidak jauh
dari tempat pelaksanaan posyandu. Home industri bawang goreng ini sudah
modern karena bisa dilihat dari segi pemasarannya sudah secara online.

Jumat, 19 Juli 2019

Hari kesepuluh, mengikuti acara jamiyahan dan mengunjungi produksi lukis


bakar
Seperti hari jumat biasanya kami mengikuti kegiatan jamiyahan khususnya
anggota perempuan, acaranya tidak jauh dari posko. Selain itu ada juga anggota
lainnya yang mengunjungi produksi lukis bakar yang letaknya berada di belakang
masjid Jami’, pembuat lukis bakar sendiri sering disapa dengan panggilan kang
Muhib. Pada malam hari juga sama kegitan kami mengajar anak-anak di TPQ
selesai shalat maghrib di masjid.

Sabtu, 20 Juli 2019

Hari kesebelas, Observasi ke sekolah

Kegiatan hari ini kami semua dibagi kelompok untuk menyebar ke setiap
elemen pendidikan yang ada di Desa Kubangpari dari mulai PAUD sampai
perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
kegiatan belajar dan mendapatkan data-data anak yang putus sekolah disetiap
tingkatan pendidikan. Data tersebut akan kami gunakan untuk laporan ketika acara
lokakarya desa.

Minggu, 21 Juli 2019 – Senin, 22 Juli 2019

Hari kedua belas dan tiga belas, Persiapan lokakarya desa

Dua hari ini kelompok kami fokus untuk mempersiapkan acara lokakarya
desa yang akan dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Juli 2019. Persiapan yang kami
lakukan mulai dari mencari data-data yang belum lengakap seperti data anak yang
putus sekolah, dan lainnya. Selain itu kami fokus untuk mengerjakan pembuatan
kalender musim, transect wilayah, trend and change, serta pohon masalah yang
ada di Desa Kubangpari. Semuanya kami persiapkan dengan matang agar
pelaksanaan lokakarya desa berjalan dengan lancar.

Selasa, 23 Juli 2019


Hari keempat belas, pelaksanaan Lokakarya Desa

Pelaksanaan lokakarya desa dimulaisekitar pukul 20.00 WIB yang


bertempat di posko KKN kelompok 51. Pada acara lokdes ini kami tidak
mengundang warga atau khalayak umum dikarenakan keadaan desa masih belum
kondusif pasca pilkades. Dalam lokdes ini kami mengundang beberapa tokoh
masyarakat diantaranya bapak Sutarjo selaku sekretaris desa (sekdes), bapak
Soetoro selaku kadus 1, bapak Tarmudi selaku kadus 2, dan bapak H Suwedi
selaku tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Acara lokdes berlangsung sekitar satu jam setengah, yang diawali dengan
sambutan dari bapak Sutarjo. Kemudian kami mulai berdiskusi terkait hasil
temuan kami selama tinggal di Desa Kubangpari. Kami mengangkat masalah
mengenai pendidikan yakni maraknya anak yang putus sekolah, dari diskusi ini
aparat desa menilai bahwa laporan dan temuan kami sudah tepat. Sebagai tindak
lanjut dari masalah yang kami angkat, aparat desa meminta kami untuk mendata
kembali anak-anak yang putus sekolah agar mengikuti kegiatan PKMB di SKB
yang memang sudah ada di Desa Kubangpari ini, agar sumber daya di desa ini
juga semakin meningkat dengan baik apabila mendapatkan pendidikan.

Setelah diskusi selesai, kemudian kami bersama tamu undangan


menyantap hidangan yang telah kami buat dengan alakadarnya, dan dilanjut
dengan berswafoto bersama untuk didokumentasikan.

Rabu, 24 Juli 2019

Hari kelima belas, mencari data anak yang putus sekolah dan SKB

Setelah melaksanakan lokdes beberapa perwakilan kelompok berlanjut


untuk mencari data-data dan informasi terkait GKB (Gerakan Kembali
Bersekolah) yang telah dicanangkan oleh Bupati Brebes sejak tahun 2017.

Menurut informasi dari ibu Lilis, selaku staf SKB di kecamatan Kersana
menuturkan terkait gerakan kembali bersekolah dan banyak dijelaskna mengenai
PKBM karena itu merupakan program SKB yang telah terlaksana. Selain itu,
informasi yang didapat mengenai data anak yang putus sekolah dan mengetahui
bahwa cabang SKB di kecamatan Kersana hanya ada di dua desa, yaitu desa
Kramatsampang dan desa Kubangpari.

Kamis, 25 Juli 2019 – Kamis, 01 Agustus 2019

Hari keenam belas sampai hari kedua puluh tiga, fokus penyusunan laporan

Kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu satu minggu yaitu lebih
fokus untuk menyatuka data yang telah diterima guna penyusunan laporan akhir
KKN. Disamping penyelesaian pengumpulan data, kami juga mencari data dengan
cara door to door kesetiap RT dan RW serta mencoba mensosialisasikan kegiatan
seminar pendidikan yang akan kelompok kami lakukan. Namun, ada beberapa
kendala yang terjadi seperti belum kondusifnya situasi, kondisi, dan toleransi di
Desa Kubangpari.

Jumat, 02 Agustus 2019

Hari kedua puluh empat, penanaman pohon di Jagapura

Sebagian anggota dari kelompok kami mengikuti acara penanaman 1000


pohon yang diadakan oleh pihak kecamatan Kersana, yang dilakukan di Desa
Jagapura dan berlangsung dari mulai pukul 08.00 WIB hingga sore hari.

Menurut informasi yang didapat dari ketua kelompok kami mengenai


lokakarya kecamatan, menghasilkan point penting perihal kegiatan/aktivitas
kelompok pasca lokakarya desa. Hal ini berdasarkan atas informasi dari Asmadi
selaku ketua pelaksana acara lokakarya kecamatan. Setelah melakukan rapat
dengan LP2M di kampus, beliau menjelaskan bahwa hasil lokakarya desa yang
kami angkat sudah umum terjadi, dan untuk lokakarya kecamatan sendiri harus
ada perwakilan warga desa untuk menjadi pembicara dan mahasiswa tidak
diperkenankan berbicara terkait kondisi desa.
Sabtu, 03 Agustus 2019 – Rabu, 07 Agustus 2019

Hari kedua puluh lima sampai hari kedua puluh sembilan, fokus untuk acara
lokakarya kecamatan

Kegiatan yang dilakukan selama rentang empat hari ini, kami benar-benar
fokus untuk mempersiapkan acara lokakarya kecamatan. Mulai dari
mempersiapkan laporan kelompok, mempersiapkan warga yang akan menjadi
perwakilan untuk menjadi pembicara pada saat acara lokakarya kecamatan, serta
memantapkan persiapan lokakarya kecamatan. Karena hal tersebut harus
diperhatikan demi lancarnya sebuah kegiatan.

Kamis, 08 Agustus 2019

Hari ketiga puluh, kegiatan lokakarya kecamatan

Acara lokakarya kecamatan dilaksanakan di Desa Kradenan, Kecamatan


Kersana yang dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Acara dimulai dengan pembukaan
oleh MC, kemudian dilanjut dengan sambutan-sambutan dari ketua panitia
pelaksana lokakarya kecamatan, kemudian sambuatan dari pihak kampus, serta
sambutan dari Camat kecamatan Kersana, dan ditutup dengan do’a. Setelah itu
dilanjutkan kepada acara inti yakni penyampaian hasil penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa yang disampaikan oleh perwakilan warga sendiri melalui video.

Pembicaraan dimulai dari masalah lingkungan yang disampaikan oleh


bapak ketua RW desa Cikandang. Dalam penyampaiannya, beliau memaparkan
banyak permasalahan terkait kondisi lingkungan di desa Cikandang khususnya,
umumnya di kecamatan Kersana. Beliau memaparkan bahwa kondisi pendidikan
di desa Cikandang sudah baik, namun permasalahan ada pada kondisi lingkungan.

Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan yang disampaikan oleh ibu


Hanifah selaku perwakilan dari desa Kubangpari, beliau menyampaikan perihal
masalah pendidikan di kecamatan Kersana sudah bagus. Namun, ada beerapa anak
yang putus sekolah, tidak melanjutkan sekolah dan sebagainya. Hal itu didasarkan
pada banyaknya pemikiran orangtua yang belum memahami arti pentingnya
pendidikan. Dari dua pemaparan perwakilan warga desa, sudah cukup mewakili
yang lainnya, serta respon dari pihak kecamatan Kersana hanya tinggal menunggu
follow up.

Setelah acara lokakarya kecamatan selesai sekitar pukul 12.30 WIB kami
bersama bapak Ripa’i selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) berkumpul
bersama di posko. Kami mendapatkan arahan terkait hal-hal yang perlu dilakukan
pasca lokakarya desa dan lokakarya kecamatan. Serta arahan mengenai pelaporan
akhir kelompok dan individu. Setelah mendapatkan arahan, kami semua makan
siang bersama di posko, sebagai wujud rasa syukur kami setelah melaksanakan
lokakarya kecamatan san kehadiran bapak Ripa’i di posko.

Jumat, 09 Agustus 2019

Hari ketiga pulus satu, membahas tentang kegiatan di hari Idul Adha

Kegiatan lokakarya desa dan lokakarya kecamatan telah dilaksanakan dan


berjalan dengan lancar, ada perasaan senang dan bangga karena semua kegiatan
telah terlakansanakan dengan baik. Kegiatan akhir KKN sudah nampak didepan
mata. Dan hari ini kegiatan kami diposko hanya beristirahat saja setelah acara
kemarin lokakarya kecamatan.

Beberapa perwakilan anggota kelompok kami terutama laki-laki diundang


untuk mengikuti rapat pelaksanaan hari raya Idul Adha di Masjid yang letaknya
berada disamping pondok pesantren Fathurrohmah. Dari hasil rapat tersebut
mengahsilkna bahwa mahasiswa KKN ikut andil dalam pelaksanaan pemotongan
hewan kurban pada esok hari.

Sabtu, 10 Agustus 2019 – minggu, 11 Agustus 2019

Hari ketiga puluh dua sampai hari ketiga puluh tiga, lebaran Idul Adha
Atas dasar kesepakatan bersama kelompok kami, bahwa anggota
perempuan melaksanakan lebaran Idul Adha di kampung halaman masing-masing.
Sedangkan anggota laki-laki tetap berada di desa Kubangpari untuk membantu
proses penyembelihan hewan kurban, sampai membantu untuk membagikan
daging kurban kepada setiap warga. Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban
dilaksanakan di masjid bagian selatan.

Senin, 12 Agustus 2019 – Selasa, 20 Agustus 2019

Hari ketiga puluh empat sampai hari keempat puluh

Tidak terasa kegitan KKN kami telah memasuki hari ke tiga puluh empat,
dan sudah sampai dipenghujung kegiatan. Banyak sekali pelajaran yang kelompok
kami dapatkan selama kegiatan KKN ini berlangsung. Kami mulai paham
bagaimana menjalani kehidupan bermasyarakat. Bekerja sama dengan tim agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Dan memahami setiap berbedaan karakter
yang tiap individu miliki. Semua terasa indah dan menyenangkan.

Dipenghujung kegiatan ini kami memfokuskan diri untuk kembali


menyelesaikan laporan kelompok KKN, maupun laporan individu yaitu berupa
fieldnote. Pada hari sebelum pelepasan KKN kami berpamitan kepada warga
sekitar posko, tokoh masyarakat, serta kepada para perangkat desa Kubangpari.
Selain itu kami juga membereskan semua barang-barang yang kami bawa dan
membersihkan posko, agar ketika kami tinggalkan keadaan kembali seperti
semula.

Tepat pada hari Selasa, 20 Agustus 2019 kelompok KKN 51 Kubangpari


resmi dilepas oleh Kepala Desa Kubangpari di Kantor Kepala Desa yang
dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB. Ini menandakan bahwa telah usai sudah masa
pengabdian kami di Desa Kubangpari selama 40 hari. Selepas acara pelepasan
tersebut kami semua bergegas pulang ke Cirebon untuk bertemu kangen dengan
keluarga kami masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai