MAKALAH DM 19-September 2019
MAKALAH DM 19-September 2019
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus”. Penyusunan makalah ini bertujuan
sebagai penunjang mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang nantinya dapat
digunakan mahasiswa untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan...........................................................................................19
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang
tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi dan kinerja insulin yaitu tidak
dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan
oleh organ pankreas, sehingga menyebabkan kadar gula darah meningkat dan
dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang. Penyakit
ini membutuhkan perawatan seumur hidup dan tidak ada pengobatan yang pasti
untuk menyembuhkannya (Subroto, 2006). Insulin adalah hormon yang
diproduksi oleh organ terletak di belakang perut yang disebut pankreas yang
berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah
kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.
1
Profil Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2015, jumlah penduduk di Kota
Yogyakarta pada tahun 2014 berjumlah 413936 jiwa dengan 202296 jiwa
penduduk laki-laki dan 211640 jiwa penduduk perempuan. Penderita diabetes
mellitus tipe II untuk di Kota Yogyakarta berjumlah 2891 jiwa dan 1816 jiwa
diantaranya mendapatkan perawatan (Dinkes, 2015).
Penderita diabetes mellitus tipe I maupun tipe II juga dapat diatasi yang
menurut Hardiman (2009) disebutkan bahwa pendekatan yang dimaksud adalah
upaya nonmedis dengan cara modifikasi gaya hidup misalnya dengan diet serta
olahraga dan untuk upaya medis melalui terapi insulin dan obat penurun gula.
Perawatan dan pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes mellitus
adalah melakukan perubahan pada gaya hidup seperti melakukan olahraga secara
2
teratur, istirahat dengan cukup, serta terapi insulin dan mengkonsumsi obat
penurun kadar gula sesuai anjuran dokter dan perubahan pola makan seperti
mengurangi dan menghindari makanan cepat saji terlebih untuk yang
mengandung gula dan mengkonsumsi makanan yang seimbang serta sesuai
dengan kebutuhan gizi dari masing-masing individu. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya untuk bidang matematika ikut
berperan dalam memodelkan dan menganalisis sebuah model matematika yang
mempelajari tentang penyebaran penyakit diabetes mellitus khususnya untuk
diabetes mellitus tipe II. Penyebaran penyakit diabetes mellitus tipe II ini adalah
dari dalam diri masing-masing individu yang memiliki gaya hidup tidak aktif dan
tidak sehat serta tidak dapat mengatur pola makan. Model matematika adalah
model yang merepresentasikan suatu permasalahan di dunia nyata ke dalam
persamaan matematika. Model matematika yang digunakan untuk mengetahui
penyebaran suatu penyakit di suatu daerah tertentu yang dikenal sebagai model
epidemi.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
DM berasal dari kata diabete yang artinya penerusan atau pipa untuk menyalurkan
air atau mengalir terus dan melitus artinya manis, sehingga penyakit ini sering
disebut kencing manis. Penyakit dm merupakan penyakit gangguan metabolik
terutama metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh berkurangnya atau
ketiadaan hormon insulin dari sel beta pancreas, atau akibat gangguan fungsi
insulin atau keduanya.
2.2 Etiologi
4
1. Biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi dapat terjadi di
segala usia
2. Insidens puncak terjadi selama pubertas
3. Awitan mendadak tanda dan gejala hiperglikemia
4. Cenderung mengalami ketoasidosis
5. Lima persen penyandang diabetes mengalami tipe itu. (ADA,
2013)
c. Diabetes tipe 2
i. Melibatkan penurunan kemampuan untuk menggunakan insulin yang
diproduksi oleh pankreas.
1. Menurunkan sekresi insulin sebagai respon terhadap kadar
glukosa
2. Resistansi insulin menghambat sel untuk mengabsorpsi glukosa.
3. Produksi glukosa berlebihan karena respon sekretori insulin yang
menurun.
ii. Mencakup kira-kira 90-95% dari semua diabetes di amerika serikat
iii. Karakteristik
1. Biasanya terjadi setelah usia 30 tahun , tetapi sekarang terjadi
pada anak- anak dan remaja.
2. Prevalensinya meningkat pada beberapa kelompok etnik-amerika-
afrika, hispanik/latin, amerika asli, amerika asia dan orang
kepulauan pasifik.
3. Predisposisi genetik yang kuat.
d. Pra-diabetes
i. Kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal,tetapi tidak cukup
tinggi untuk diagnosis diabetes.individu beresiko mengalami
diabtes type 2 juga penyakit jantung dan stroke. Diagnosis
diabetes mungkin terlambat atau dicegah dengan penurunan berat
badan dan meningkatkan olahraga(CDC, 2011)
ii. Mencakup 35% dari 29 juta keluarga amerika berusia 20 tahun
keatas(CDC, 2013)
iii. Berdasarkan pada glukosa darah puasa atau kadar A1C.
5
2.3 Tanda dan Gejala
Gejala klasik penyakit diabetes melitus, dikenal dengan istilah Trio-P yaitu
meliputi poliuria, polidipsi dan polipagio.
Gejala – gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes mellitus adalah
sebagai berikut.
Adapun pada penderita yang berat, akan timbul beberapa gejala atau tanda yang
lain, yaitu :
6
a. Terjadinya penurunan berat badan.
b. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki
c. Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh
d. Hilangnya kesadaran diri
2.4 Patofisiologi
Patofisiologi diabetes melitus dapat diawali dari penurunan jumlah insulin yang
menyebabkan glukosa sel menurun atau tidak ada sama sekali, sehingga energi
didalam sel untuk metabolism seluler berkurang, kondisi tersebut direspon tubuh
dengan meningkatkan kadar gula darah. Respon tersebut antara lain sensai lapar,
mekanisme lipolisis dan glukoneogenesis. Jika respon tersebut terjadi
berkepanjangan maka tubuh mengalami penurunan protein jaringan dan
menghasilkan benda keton. Kondisi ini dapat mengakibatkan ketosis dan
ketoasidosis (Daniels, 2012)
7
gangguan neuropati diabetik (Fauci, 2009). Kadar glukosa yang tinggi juga dapat
merusak membran kapiler nefron pada ginjal akibat angiopati. Kerusakan nefron
yan progresif akan berujung pada glomerulus sklerosis. Kerusakan ini terjadi
akibat beban yang berlebih kadar gula darah sehingga membran glomerulus
kehilangan daya filtrasinya (Smeltzer, 2010).
Rendahnya produksi insulin atau rendahnya uptake insulin oleh sel-sel tuubuh
dapat menimbulkan gangguan metabolik berupa peningkatan asam lemak darah,
kolesterol, fosfolipid, lipoprotein. Jika hal ini terjadi secara terus menerus maka
akan memicu terjadinya angiopati yang dapat menimbulkan komplikasi pada
retina, ginjal, jantung kororner dan struk (Smelzer, 2010).
8
Elektrolit : zat yang memisah menjadi ion dalam larutan dan
memerlukan kapasitas untuk menghancurkan listrik. Elektrolit umum
meliputi natrium, kalium, klorida, kalisium dan fosfat.
Gas darah arteri (AGD) : pengkajian kadar AGD mencakup oksigen
(PaO2), karbondioksida (PaCO2), bikarbonat (HCO3-) dan pH.
Hitung darah lengkap (HDL) : serangkaian uji screening, yang
biasanya meliputi Hb ; hematokrit (Ht);hitung sel darah merah,
morfologi, jumlah, indeks luas sebaran sel darah merah (SDM);hitug
dan ukur trombosit;hitung dan diferensial sel darah putih (SDP).
b. Pemeriksaan diagnostik lain
Urine : glukosa urine berkolerasi secara buruk dengn glukoasa darah,
yang bergantung pada ambang batas glukosa ginjal (150-300 mg/dL)
dan harus digunakan hanya jika pengukuran glukosa darah tidak
memungkinkan atau sebagai uji pemasti.keton harus dipantau sendiri
pada waktu sakit panas atau ketika KAD ada.
Kultur dan sensivitas : spesimen dapat meliputi urin,sputum,atau
drainase luka.
2.6 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin daan kadar
glukosa darah guna mengurangi munculnya komplikasi paskular dan
neropatik.tujuan terapetik pada setiap type diabetes adalah untuk mencapai
kadar glukosa darah norma(euglikemia) tanpa disertai hipoglikemia dan
tanpa mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.ada 5 komponen
penatalaksanaan diabetes: nutrisi,olahraga,pemantauan,terapi famakologis
dan edukasi.
Terapi primer untuk diabetes type 1 adalah insulin.
Terapi primer untuk diabetes type 2 adalah penurunan berat badan
Olahraga penting untuk meningkatkan keefektifan insulin.
Penggunaan agents hipoglikemik oral apabila diet dan olahragatidak
berhasil mengontrol kadar gula darah.injeksi insulin dapat digunakan
pada kondisi akut.
9
Mengingat terapi bervariasi selama perjalanan penyakit karena adanya
perubahan gaya hidup dan status fisik serta emosional dan juga
kemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi rencana terapi serta lakukan
penyesuaiian terapi setiap hari.edukasi diperlukan untuk pasien dan
keluarga.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
10
b) Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba
yang menurun, adanya luka yang tidak - sembuh dan berbau,
adanya nyeri pada luka.
11
kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah,
apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
c) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka, kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan
gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan
kuku.
d) Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita
DM mudah terjadi infeksi.
e) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
f) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar
abdomen, obesitas.
g) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit
saat berkemih.
h) Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi
badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di
ekstrimitas.
i) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
b. Analisa data
Data yang sudah terkumpul selanjutnya dikelompokan dan dilakukan
analisa serta sintesa data. Dalam mengelompokan data dibedakan atas data
12
subyektif dan data obyektif dan berpedoman pada teori Abraham Maslow
yang terdiri dari :
1. Kebutuhan dasar atau fisiologis
2. Kebutuhan rasa aman
3. Kebutuhan cinta dan kasih sayang
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri
13
i. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk salah
satu anggota tubuh.
j. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.
d. Intervensi Keperawatan
14
gula darah secara rutin
dapat mengetahui
perkembangan dan
keadaan pasien, HBO
untuk memperbaiki
oksigenasi daerah
ulkus/gangren.
2. 2 Tujuan: Tercapainya 1. Kaji luas dan keadaan 1. Pengkajian yang tepat
proses penyembuhan luka serta proses terhadap luka dan proses
luka. penyembuhan. penyembuhan akan
Kriteria hasil : 2. Lakukan perawatan membantu dalam
1.Berkurangnya luka dengan baik dan menentukan tindakan
oedema sekitar luka. benar selanjutnya.
2. Pus dan jaringan 3. Kolaborasi dengan 2. Merawat luka dengan
berkurang dokter untuk teknik aseptik, dapat
3. Adanya jaringan pemberian insulin, menjaga kontaminasi
granulasi. pemeriksaan kultur luka dan larutan yang
4. Bau busuk luka pus pemeriksaan gula iritatif akan merusak
berkurang darah pemberian anti jaringan granulasi tyang
biotik. timbul, sisa balutan
jaringan nekrosis dapat
menghambat proses
granulasi.
3. Insulin akan
menurunkan kadar gula
darah, pemeriksaan
kultur pus untuk
mengetahui jenis kuman
dan anti biotik yang
tepat untuk pengobatan,
pemeriksaan kadar gula
darahuntuk mengetahui
15
perkembangan penyakit.
3. 3 Tujuan : rasa nyeri 1. Kaji tingkat, frekuensi, 1. Untuk mengetahui
hilang/berkurang dan reaksi nyeri yang berapa berat nyeri yang
Kriteria hasil : dialami pasien. dialami pasien.
1. Penderita secara 2. Jelaskan pada pasien 2. Pemahaman pasien
tentang sebab-sebab
verbal mengatakan tentang penyebab nyeri
timbulnya nyeri.
nyeri berkurang / 3. Ciptakan lingkungan yang terjadi akan
yang tenang.
hilang . mengurangi ketegangan
4. Ajarkan teknik
2. Penderita dapat distraksi dan relaksasi. pasien dan memudahkan
5. Atur posisi pasien
melakukan metode pasien untuk diajak
senyaman mungkin
atau tindakan untuk sesuai keinginan bekerjasama dalam
pasien.
mengatasi atau melakukan tindakan.
6. Kolaborasi dengan
mengurangi nyeri . dokter untuk 3. Rangasangan yang
pemberian analgesik.
3.Pergerakan penderita berlebihan dari
bertambah luas. lingkungan akan
4. Tidak ada keringat memperberat rasa nyeri.
dingin, tanda vital 4. Teknik distraksi dan
dalam batas normal. relaksasi dapat
( S : 36 – 37,5 0C, N: mengurangi rasa nyeri
60 – 80 x /menit, T : yang dirasakan pasien.
100 – 130 mmHg, RR 5. Posisi yang nyaman
: 18 – 20 x /menit ). akan membantu
memberikan kesempatan
pada otot untuk relaksasi
seoptimal mungkin.
6. Obat –obat analgesik
dapat membantu
mengurangi nyeri pasien
4 5 Tujuan : Kebutuhan 1. Kaji status nutrisi dan 1. Untuk mengetahui
nutrisi dapat terpenuhi kebiasaan makan. tentang keadaan dan
Kriteria hasil : 2. Anjurkan pasien untuk kebutuhan nutrisi pasien
1. Berat badan dan mematuhi diet yang sehingga dapat diberikan
16
tinggi badan ideal. telah diprogramkan tindakan dan pengaturan
2. Pasien mematuhi 3. Timbang berat badan diet yang adekuat.
dietnya. setiap seminggu 2. Kepatuhan terhadap diet
3. Kadar gula darah sekali. dapat mencegah
dalam batas normal. 4. Identifikasi perubahan komplikasi terjadinya
4. Tidak ada tanda- pola makan. hipoglikemia/hiperglike
tanda 5. Kerja sama dengan tim mia.
hiperglikemia/hipoglik kesehatan lain untuk 3. Mengetahui
emia. pemberian insulin dan perkembangan berat
diet diabetik. badan pasien (berat
badan merupakan salah
satu indikasi untuk
menentukan diet).
4. Mengetahui apakah
pasien telah
melaksanakan program
diet yang ditetapkan.
5. Pemberian insulin akan
meningkatkan
pemasukan glukosa ke
dalam jaringan sehingga
gula darah
menurun,pemberian diet
yang sesuai dapat
mempercepat penurunan
gula darah dan
mencegah komplikasi.
5. 6 Tujuan : Tidak terjadi 1. Kaji adanya tanda- 1. Pengkajian yang tepat
penyebaran infeksi tanda penyebaran tentang tanda-tanda
(sepsis). infeksi pada luka. penyebaran infeksi dapat
Kriteria Hasil : 2. Anjurkan kepada membantu menentukan
1. Tanda-tanda infeksi pasien dan keluarga tindakan selanjutnya.
17
tidak ada. untuk selalu menjaga 2. Kebersihan diri yang
2. Tanda-tanda vital kebersihan diri selama baik merupakan salah
dalam batas normal ( S perawatan. satu cara untuk
: 36 – 37,5 0C ) 3. Lakukan perawatan mencegah infeksi
3. Keadaan luka baik luka secara aseptik. kuman.
dan kadar gula darah 4. Anjurkan pada pasien 3. Mencegah kontaminasi
normal. agar menaati diet, luka dan penyebaran
latihan fisik, infeksi.
pengobatan yang 4. Diet yang tepat, latihan
ditetapkan. fisik yang cukup dapat
5. Kolaborasi dengan meningkatkan daya
dokter untuk tahan tubuh, pengobatan
pemberian antibiotika yang tepat, mempercepat
dan insulin. penyembuhan sehingga
memperkecil
kemungkinan terjadi
penyebaran infeksi.
5. Antibiotika dapat
menbunuh kuman,
pemberian insulin akan
menurunkan kadar gula
dalam darah sehingga
proses penyembuhan.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan
kadar glukosa darah(hiperglikemia).mungkin terdapat penurunan dalam
kemampuan tubuh untuk berespon terhadap insulin / penurunan/tidak
terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas. Kondisi ini mengarah pada
hiperglikemia,yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi metabolik akut
seperti ketoasidosis diabetik. Hiperglikema jangka panjang dapat menunjang
terjadinya komplikasi mikrovaskular kronis(penyakit ginjal dan maat) serta
komplikasi neuropati.diabetes juga berkaitan dengan kejadian penyakit
makrovaskuler,termasuk infrakmiokard,stroke dan penyakit vaskuler periper.
3.2 Saran
Diharapkan pada setiap pembaca memberikan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
20