Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk pekerja dimana manusia baru


dikatakan hidup bermaka apabila ia bekerja dan berkarya. Seperti yang dikatakan oleh
Alan Richardson ‘Man is a worker by nature’ (1958). Dalam memenuhi kebutuhan
hidup pun manusia perlu dan harus untuk bekerja. Negara Indonesia adalah negara
kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan jumlah penduduk kurang
lebih 260 juta orang menurut Badan Pusat Statistik tahun 2016, hal ini menandakan
banyaknya SDM yang tersedia di Indonesia. Namun jumlah sumber daya manusia yang
besar ternyata belum mendorong tingginya produktivitas dalam bekerja sehingga
berdampak kurang baik terhadap perusahaan dan pendapatan negara. Kurangnya
produktivitas dalam bekerja dapat terjadi karena beberapa alasan misalnya saja
kurangnya motivasi dari atasan, upah yang kecil, ataupun karena lemahnya kompetensi
yang dimiliki. Hal tersebut jika terjadi secara terus – menerus akan memberikan
dampak negatif untuk kemajuan perekonomian di Indonesia. Produktivitas tenaga kerja
Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan tiga negara kompetitor utama di
ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand. Padahal saat ini kita sudah
memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dimana pihak asing berhak
masuk ke Indonesia untuk membuka usaha, hal ini dapat menjadi ancaman bagi negara
Indonesia jika tidak meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja mereka.

Produktivitas kerja karyawan merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja


yang harus dipenuhi oleh setiap karyawan. Persyaratan itu adalah kesediaan karyawan
untuk bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab. Seorang karyawan yang
memenuhi prasyarat kerja adalah karyawan yang dianggap mempunyai kemampuan,
jasmani yang sehat, kecerdasan, dan pendidikan tertentu dan telah memperoleh
keterampilan untuk melaksanakan tugas yang bersangkutan dan memenuhi syarat yang
memuaskan dari segi kualitas dan kuantitas. Motivasi dan pengalaman kerja yang baik
dapat juga menunjang keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sebab
melalui adanya dua faktor tersebut akan menciptakan tingkat produktivitas kerja yang
tinggi sehingga menunjang keberhasilan perusahaan. Sebaliknya jika tingkat

1
produktivitas kerja menurun akan menghambat perusahaan tersebut dalam mencapai
tujuannya.

Setiap perusahaan selalu menginginkan produktivitas dari setiap karyawannya


meningkat. Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan harus memberikan motivasi yang
baik kepada seluruh karyawannya agar dapat mencapai prestasi kerja dan meningkatkan
produktivitas. Selain itu ditambah suatu pengalaman kerja yang dimiliki oleh para
karyawannya, akan memberikan suatu hubungan yang besar dalam upaya mencapai
tingkat produktivitas yang tinggi.

B. Rumusan Masalah

Sejalan dengan masalah – masalah diatas, maka kami dapat merumuskan menjadi 2
(dua) rumusan masalah:
1. Bagaimana pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja?
2. Bagaimana cara pemimpin perusahaan dapat memotivasi karyawannya sehingga
karyawan dapat bekerja lebih produktif?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Sebuah perusahaan pada umumnya memiliki jumlah karyawan yang banyak.
Agar karyawan-karyawan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik sehingga
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, maka diperlukan motivasi yang
cukup dalam bekerja. Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “Movere” yang
artinya adalah “Menggerakkan”. Walaupun perusahaan terutama pabrik – pabrik
telah banyak menggunakan mesin untuk proses produksinya namun proses manual
yang digerakkan oleh manusia – dalam hal ini karyawan – tetaplah menjadi hal yang
sangat penting. Maka dari itu dorongan motivasi dari pimpinan perusahaan amatlah
penting untuk karyawannya.
Motivasi merupakan konsep yang digunakan untuk menjelaskan dorongan yang
timbul dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan perilakunya
(Gibson, Ivancevich, dan Donnelly, 1996). Motivasi adalah proses-proses
psikologis yang menyebabkan stimulasi, arahan, dan kegigihan terhadap sebuah
kegiatan yang dilakukan secara sukarela yang diarahkan pada suatu tujuan (Robert
Kreitner, 2014). Menurut As’ad (1987) motivasi adalah keinginan seseorang
yangmendorong untuk beraktivitas karena berharap akan membawa pada keadaan
yang lebih memuaskan daripada keadaan sekarang.

2. Teori Motivasi

Teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu:

1) Teori Kepuasan (Content Theory)


Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang
menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Teori
ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak (bersemangat bekerja)
untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan kepuasannya.

3
2) Teori Proses (Process Theory)

Teori motivasi proses pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan


bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku
individu, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan pimpinan.
(Hasibuan, 2005: 103)

3. Indikator Motivasi Kerja

Menurut Hamzah B. Uno (2009: 73) dimensi dan indicator motivasi kerja dapat
dikelompokan sebagai berikut:

1. Motivasi Internal

a. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas


b. Melaksanakan tugas dengan target yang jelas
c. Memiliki tujuan yang jelas dan menantang
d. Ada umpan balik atas hasil pekerjaannya
e. Memiliki rasa senang dalam bekerja
f. Selalu berusaha mengungguli orang lain
g. Mengutamakan prestasi dari apa yang dikerjakannya

2. Motivasi Eksternal

a. Selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya


b. Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakannya
c. Bekerja dengan ingin memperoleh insentif
d. Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman dan
atasan

B. Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan maka diperlukan usaha yang


maksimal dalam proses pekerjaannya. Usaha yang maksimal didukung dengan
tingginya produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan tersebut. Apabila

4
produktivitas kerjanya tinggi maka akan semakin mudah bagi perusahaan untuk
mencapai hasil yang maksimal. Para ekonom biasanya mendefinisikan
produktivitas sebagai “ratio output” dibandingkan dengan “input fisik”. Hal
tersebut biasanya dihubungkan dengan industri-industri secara keseluruhan pada
sektor-sektor dalam suatu perekonomian.

Menurut Hasibuan (1996:126) produktivitas adalah perbandingan antara output


(hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan
oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sisitem kerja, teknik
produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Menurut
Riyanto (1986:22) secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara
hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan
(input). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang
dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja


Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi naik turunnya
produktivitas kerja seorang karyawan. Menurut Panji dan Anoraga (Nimas, 2007)
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, antara lain :
(1) Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan
mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan
merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Tanpa bekal pendidikan mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal
yang bersifat baru.
(2) Motivasi
Pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari
setiap karyawannya. Dengan mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat
membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.
(3) Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang senantiasa
berkehendak untuk mengikuti dan memahami segala peraturan yang telah
ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi.

5
Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain dengan bekerja
menghargai waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap
produktivitas karyawan.
(4) Keterampilan
Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja karyawan.
Keterampilan kerja karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan melalui kursus-
kursus atau latihan kerja.
(5) Sikap dan etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang serasi,
selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain
dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya, dengan tercapainya
hubungan dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas.
(6) Gizi dan kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang
dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan karyawan
dan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan.
(7) Tingkat penghasilan
Semakin tinggi prestasi kerja karyawan akan semakin besar upah yang diterima.
Dengan penghasilan yang cukup akan memberikan kepuasan terhadap karyawan
yang menjadi karyawan tersebut mempunyai semangat kerja.
(8) Lingkungan kerja dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan disini termasuk hubungan antar karyawan,
hubungan dengan pimpinan, lingkungan kerja, penerangan dan lain-lain. Hal ini
sangat penting untuk mendapatkan perhatian perusahaan karena karyawan enggan
bekerja karena tidak ada kekompakan kerja atau ruang kerja yang tidak
menyenangkan. Hal ini dapat mengganggu kerja karyawan.
(9) Teknologi
Adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan
canggih yang dapat mendukung tingkat produksi dan mempermudah manusia
dalam melaksanakan pekerjaan.
(10) Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses
produksi.
(11) Jaminan sosial
6
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan menunjang
kesehatan dan pelayanan keselamatan. Dengan harapan supaya karyawan semakin
bergairah dan mempunyai semangat kerja.
(12) Manajemen
Adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan terorganisasi dengan baik
pula. Dengan demikian produktivitas kerja akan maximum.
(13) Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, dengan
diberikan kesempatan berprestasi maka karyawan akan meningkatkan
produktivitasnya.

3. Indikator Produktivitas Kerja

Menurut Simamora (2004: 612) menyatakan bahwa faktor-faktor yang


digunakan dalam pengukuran produktivitas kerja meliputi kuantitas kerja, kualitas
kerja dan ketepatan waktu. Dalam penelitian ini peneliti mengukur produktivitas
kerja dengan menggunakan indikator-indikator dibawah ini:

1) Kuantitas kerja adalah merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam
jumlah tertentu dengan perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh
perusahan.

2)Kualitas kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari
suatu produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu
kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan secara teknis dengan
perbandingan standar yang ditetapkan oleh perusahaan.

3)Ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada awal waktu
yang ditentukan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu diukur
dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yang disediakan diawal waktu
sampai menjadi output.

C. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja

7
Dari beberapa pengertian motivasi dan produktivitas kerja diatas maka dapat
dilihat bahwa terdapat hubungan yang erat antara motivasi dan produktivitas kerja.
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang memengaruhi individu untuk
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Apabila motivasi kerja tinggi
maka produktivitas kerja akan optimal, sedangkan apabila motivasi kerja rendah maka
produktivitas kerja tidak optimal. Hal tersebut dikarenakan, apabila karyawan
mendapat motivasi, maka karyawan akan mendapatkan dorongan mental untuk bekerja.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Siagaian (2007: 11), “Dalam upaya
untuk mencapai tujuan perusahaan /organisasi, motivasi mempunyai peran yang
penting karena merupakan suatu upaya dari para manajer untuk menggugah,
mendorong, dan menimbulkan semangat kerja yang lebih baik bagi karyawannya”.
Demikian juga menurut Gaspersz dalam TjutjuYuniarsihdan Suwatno (2009: 175),
“Faktor-faktor yang memengaruhi produktivitas kerja seorang karyawan dalam sebuah
perusahaan adalah seleksi karyawan, pelatihan kerja, lingkungan kerja hubungan antara
pimpinan dan bawahan, sistem penggajian dan motivasi”.

Kebutuhan akan motivasi ini merupakan hal yang harus juga diperhatikan.
Kebutuhan karyawan seperti keselamatan, pengakuan atau pujian atas pekerjaan, dan
gaji haruslah disesuaikan dengan pengeluaran dari karyawan, karena jika pengeluaran
dari karyawan tidak terpenuhi maka motivasi kerja dari karyawan akan menurun
sehingga produktivitas kerja juga akan menurun.

D. Cara Pemimpin Perusahaan Memotivasi Karyawan

Sangatlah penting bagi seorang pemimpin untuk memotivasi para kayawannya


guna menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi. Memotivasi karyawan adalah hal
yang cukup sulit dilakukan mengingat setiap karyawan memiliki latar belakang dan
sikap yang berbeda – beda. Namun menurut Ranupandojo dan Husnan, terdapat 10
prinsip yang harus dilakukan oleh pimpinan dalam memberikan motivasi kepada para
karyawannya berupa:
1. Upah yang layak
2. Pemberian intensif
3. Memperhatikan rasa harga diri
4. Memenuhi kebutuhan rohani

8
5. Memenuhi kebutuhan berpartisipasi
6. Menempatkan pegawai pada tempat yang tepat
7. Menimbulkan rasa aman dimasa depan
8. Memperhatikan lingkungan tempat kerja
9. Memperhatikan kesempatan untuk maju
10. Menciptakan persaingan yang sehat

Begitupula cara memotivasi karyawan menurut Ishak (2003 : 13) sebagai berikut:
a. Rasa hormat (respect), yaitu memberikan rasa hormat dan penghargaan secara
adil. Namun adil bukan berarti sama rata. Seperti dalam hal prestasi kerja,
atasan tidak mungkin memberikan penghargaan pada semua orang.
Memberikan penghargaan berdasarkan prestasi, kepangkatan, pengalaman,
dan sebagainya.
b. Informasi, yaitu dengan memberikan informasi kepada pegawai mengenai
aktivitas organisasi, terutama tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya
c. Perilaku, usahakanlah mengubah perilaku sesuai dengan harapan bawahan.
Dengan demikian ia mampu membuat pegawai berperilaku atau berbuat sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh organisasi
d. Hukuman, berikan hukuman kepada karyawan yang bersalah diruang yang
terpisah, jangan menghukum di depan pegawai lain karena dapat menimbulkan
frustasi dan merendahkan martabat.
e. Perasaan, tanpa mengetahui bagaimana harapan karyawan dan perasaan apa
yang ada dalam diri mereka, sangat sulit bagi pimpinan untuk memotivasi
bawahan. Perasaan dimaksud seperti rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa
bersahabat, rasa diterima dalam kelompok, dan rasa mencapai prestasi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam pengaruh
motivasi terhadap produktivitas kerja, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin besar motivasi
yang dimiliki oleh karyawan maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya.
Begitu pun sebaliknya, apabila motivasi yang dimiliki oleh karyawan rendah maka
tingkat produktivitas kerjanya juga rendah.
2. Seorang pemimpin wajib untuk mengetahui cara – cara yang tepat untuk
memotivasi karyawannya sehingga mampu menghasilkan tingkat produktivitas
yang tinggi untuk perusahaan dan dapat mencapai tujuan dari perusahaan.

B. Saran
Sangat baik bagi pemimpin perusahaan untuk memotivasi karyawannya agar
mampu mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dan mencapai tujuan perusahaan.
Bagi karyawan sangat baik untuk bersifat terbuka kepada pemimpin perusahaan
sehingga pemimpin perusahaan dapat mengetahui latar belakang karyawan dan
menentukan sikap untuk dapat memotivasinya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Atmosoeprapto, Kisdarto (2001), Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan: Mewujudkan


Organisasi yang Efektif dan Efisien melalui SDM Berdaya, Jakarta: Elex Media
Komputindo
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu (2000), Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya
Siagian, Sondang P. (1997), Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara
https://www.merdeka.com/uang/4-penyebab-orang-indonesia-kurang-produktif.html. Diakses
tanggal 26 November 2016
http://industri.bisnis.com/read/20150108/257/389083/mea-2015-pesaing-utama-ri-ada-tiga
Diakses tanggal 26 November 2016
eprints.uny.ac.id/.../1/Nuryani%20Ratnaningsih(10409134030).pdf. Diakses tanggal 26
November 2016
http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-motivasi-dan-teori-teori-motivasi/ Diakses
tanggal 27 November 2016
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-produktivitas-kerja-dan.html. Diakses
tanggal 27 November 2016
http://bioenergicenter.com/13-faktor-yang-mempengaruhi-produktivitas-kerja/. Diakses
tanggal 27 November 2016
http://www.academia.edu/12421332/Cara_memotivasi_karyawan. Diakses tanggal 27
November 2016

11

Anda mungkin juga menyukai