Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada usia lanjut tubuh akan mengalami penurunan pada sistem

Muskuloskeletal yang di tandai dengan adanya nyeri pada persendian

dan melemahkan fungsi otot persendian khususnya di sendi lutut

(Putra dan Kumaat, 2016). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir

perkembangan pada daur kehidupan manusia. UU No. IV. Tahun 1965

Pasal 1, menyatakan bahwa seseorang dapat dikatakan lanjut usia

setelah mencapai umur 60 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri

untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah dari

orang lain (Ratnawati, 2016).

Data World Population Prospects : the 2015 Revision, pada

tahun 2015 ada 901.000.000 orang berusia 60 tahun atau lebih, yang

terdiri atas 12% dari jumlah populasi global. Pada tahun 2050

populasi lansia diproyeksikan lebih dari 2 kali lipat di tahun 2015,

yaitu 2,1 Milyar (United Nation, 2015). Menurut world Health

Organization (WHO) tahun 2016, diketahui bahwa osteoarthritis

diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta jiwa

di kawasan Asia Tenggara. Diperkirakan 15,8 juta (12%) lansia antara

usia 50-74 tahun mempunyai keluhan osteoarthritis.

Amerika Serikat terdapat 15% dari total penduduk yang

menderita OA, 85% dari jumlah tersebut adalah penderita dengan usia

1
2

diatas 75 tahun dan 50% dari jumlah tersebut adalah penderita

berumur diatas 65 tahun, sedangkan pada usia dibawah 65 tahun

hanya berkisar 15% saja (Ibrahim Njoto, 2017).

Berdasarkan data proyeksi penduduk, tahun 2017 terdapat 23,66

juta jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah

penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta),

tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI,

2017). Prevalensi di Indonesia menunjukkan jumlah penderita

osteoartritis pada lansia menduduki urutan ke 6 dari 10 penyakit

terbanyak. Prevalensi osteoartritis di Indonesia pada usia 45-60 tahun

paling tinggi sebesar 65% (Pratiwi, 2015).

Penduduk lansia di Kepulauan Riau pada tahun 2017, dengan

usia (45–60 tahun) sebesar 5,43% (Statistik Provinsi Kepri, 2017). Di

Kepulauan Riau Jumlah Penderita Osteoartritis pada usia (45–60

tahun) sebesar 4,9% (Riskesdas, 2018).

Dinas Kesehatan Kota Batam 2018, jumlah penduduk lansia di

kota Batam sebanyak 216.138 jiwa. Gangguan osteoarthritis termasuk

10 penyakit terbesar terbesar di Batam dengan jumlah penderita

osteoartritis sebanyak 1,872 jiwa. Didapatkan persentase penderita

osteoatritis tertinggi dari usia 45-60 tahun terdapat di Puskesmas Baloi

Permai 7,09% dengan jumlah lansia sebanyak 1874 jiwa. Dan

tertinggi kedua di Puskesmas Belakang Padang 6,42% dengan jumlah


3

lansia 2196 jiwa. Sedangkan yang ketiga di Puskesmas Sambau 3,88%

dengan jumlah lansia 1108 jiwa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10

September di Wilayah Puskesmas Baloi Permai tahun 2019.

Didapatkan hasil wawancara bahwa lansia yang menderita

osteoarthritis disebabkan kurangnya aktivitas bergerak yang dilakukan

lansia. Di Puskesmas Baloi Permai ada program poswindu yang

dijalankan setiap 2 kali dalam seminggu tetapi hanya sedikit lansia

yang berpartisipasi dalam kegiatan poswindu. Hasil dari 10 lansia.

Terdapat 7 lansia yang mengalami nyeri osteoarthritis, dan 3 lansia

yang tidak mengalami nyeri osteoarthritis.

Penyebab dari osteoatritis hingga saat ini masih belum

terungkap namun ada beberapa faktor resiko terjadinya osteoartritis

dipengaruhi yaitu Usia, obesitas, genetik, jenis kelamin, trauma dan

riwayat peradangan sendi ( Zairin Noor, 2016).

Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Hannan

Mujib (2016). Dengan judul Pengaruh Latihan Range Of Motion

(ROM) Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Lansia dengan

Osteoartritis di posyandu lansia Desa Kalianget Timur Kecamatan

Kalianget Kabupaten Sumenep. Dengan responden usia 60 – 70 tahun,

hasil yang diperoleh p = 0,000 yang berarti latihan Range of Motion

(ROM) secara signifikan efektif dalam mengubah skala nyeri pada

pasien osteoarthritis di Posyandu lansia Kalianget Timur Sumenep.


4

Hasil Penelitian yang di lakukan Taufandas Maruli, dkk (2018).

Dengan judul Pengaruh Latihan Range Of Motion Untuk Menurunkan

Nyeri Sendi Pada Lansia dengan Osteoartritis di Wilayah Puskesmas

Godean I Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh range of Motion terhadap skala nyeri sendi pada

lansia usia 56 – 65 tahun dengan osteoartritis dengan p value 0,000 (α

< 0,05).

Dampak dari osteoarthritis dapat berupa pembengkakan pada

sendi, suara gesekan saat pergerakan sendi, dan penurunan fungsi

gerak sendi. Namun, nyeri pada sendi merupakan hal yang paling

umum dikeluhkan oleh pasien dengan osteoarthritis (Rana SH et.al,

2009).

Upaya tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah nyeri pada

lansia dengan osteoatritis telah banyak dikembangkan, baik dari segi

terapi farmakologi dan non-farmakologi. Namun, terkadang terapi

farmakologi dapat memberikan efek samping yang kurang

menguntungkan. Berbagai penelitian telah dilakukan, salah satunya

penelitian latihan Range Of Motion (ROM) mengakibatkan

peningkatan peredaran darah ke dalam kapsula sendi dan

meningkatkan fleksibiltas persendian, sehingga nyeri dapat berkurang

bahkan teratasi (Suratun, 2008).

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Latihan Range Of Motion


5

(ROM) Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Lansia dengan

Osteoarthritis di Wilayah Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun

2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitiana ini adalah “Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM)

Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Lansia dengan Osteoarthritis di

Wilayah Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun 2019?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Latihan Range Of Motion

(ROM) Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Lansia dengan

Osteoarthritis di Wilayah Puskesmas Baloi Permai Kota Batam,

2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi skala nyeri sebelum pemberian

Latihan Range Of Motion (ROM) pada Lansia dengan

Osteoarthritis di Wilayah Puskesmas Baloi Permai

Kota Batam, 2019.

1.3.2.2 Mengidentifikasi skala nyeri sesudah sebelum

pemberian Latihan Range Of Motion (ROM) pada

Lansia dengan Osteoarthritis di Wilayah Puskesmas

Baloi Permai Kota Batam, 2019.


6

1.3.2.3 Menganalisis Pengaruh Latihan Range Of Motion

(ROM) Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Lansia

dengan Osteoarthritis di Wilayah Puskesmas Baloi

Permai Kota Batam, 2019.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi

dibidang keperawatan dalam rangka pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya tentang pengobatan non farmakologi

pada osteoarthritis.

1.4.2 Manfaat Pratik

1.4.2.1 Ilmu keperawatan

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan

masukan dalam profesionalisme keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

1.4.2.2 Penelitian lain

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan

referensi kepada peneliti selanjutnya, khususnya

mengenai Pengaruh Latihan Range Of Motion

(Rom) Terhadap Perubahan Skala Nyeri pada

penderita osteoarthritis.
7

1.4.2.3 Bagi Lansia

Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan

informasi untuk membantu lansia mengetahui

Pengaruh Latihan Range Of Motion (Rom)

Terhadap Perubahan Skala Nyeri pada penderita

osteoarthritis.

1.5 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian,
Variabel Metode Hasil Penelitian
peneliti
1 Pengaruh Latihan Variabel bebas: Penelitian ini Berdasarkan Hasil Penelitian yang
Range Of Motion Pengaruh Latihan menggunakan dilakukan oleh Hannan Mujib
(ROM) Terhadap Range Of Motion rancangan (2016). Hasil penelitian sebelum
Perubahan Skala Nyeri (ROM) Variabel penelitian pre rentang nyeri latihan Range of
Pada Lansia dengan terikat: Perubahan experiment one Motion (ROM) hampir setengahnya
Osteoartritis di Skala Nyeri Pada group pre and Responden (48,4%) memiliki nyeri
posyandu lansia desa Lansia dengan post test design. sedang (skala 4-6). Dan setelah
kalianget timur Osteoartritis Teknik sampel latihan Range of Motion (ROM)
kecamatan kalianget menggunakan skala nyeri pada hampir setengah
kabupaten sumenep Random responden (46,9%) memiliki nyeri
(Hannan Mujib, Sampling. ringan (skala 1-3). Data dianalisis
2016). menggunakan uji wilcoxon. Hasil
yang diperoleh p = 0,000 yang
berarti latihan Range of Motion
(ROM)
secara signifikan efektif dalam
mengubah skala nyeri pada pasien
osteoarthritis di Posyandu lansia
Kalianget Timur Sumenep.
2. Pengaruh Latihan Variabel bebas: Desain Hasil Penelitian dilakukan Oleh
Range Of Motion Pengaruh Latihan Penelitian ini Taufandas Maruli, dkk (2018).
(ROM) Untuk Range Of Motion termasuk dalam Sampel pada penelitian ini
Menurunkan Nyeri (ROM) Variabel jenis penelitian sebanyak 36 orang lansia dengan
Sendi Pada Lansia terikat: quasi masing-masing 18 lansia sebagai
dengan Osteoartritis di Menurunkan Nyeri eksperiment kelompok intervensi dan 18 lansia
Wilayah Puskesmas Sendi Pada Lansia design, pretest- sebagai kelompok kontrol. Hasil
Godean I Sleman dengan posttest control penelitian menunjukkan bahwa
Yogyakarta Osteoartritis group design, terdapat pengaruh range of Motion
(Taufandas Maruli, menggunakan (ROM) terhadap skala nyeri sendi
dkk, 2018). teknik purposive pada lansia dengan osteoartritis
sampling. dengan p value 0,000 (α < 0,05).
8

1.6 SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistemmatika penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai

berikut

1. BAB 1 PENDAHULUAN : terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian (tujuan umum dan tujuan

khusu), manfaat penelitian (manfaat teoritis dan manfaat praktis),

keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Konsep dasar lansia,

3. BAB III METODE PENELITIAN : Jenis dan rancangan

penelitian, populasi dan sampel penelitian, (kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi, besar sampel, teknik pengambilan sampel) lokasi

dan waktu penelitian, variabel penelitian, kerangka kerja, prosedur

penelitian, pengumpulan data, (teknik pengambilan data,

instrumen penelitian) pengolahan data dan analisa data (Univariat,

Bivariat) Definisi Operasional, etika penelitian, keterbatasan

penelitian.

4. BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN : Hasil penelitian

dan pembahasan.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN : Kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai