5.bab Ii
5.bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
Hal yang utama dalam proses pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar
hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar siswa. Dalam proses pengajaran,
belajar memegang peranan yang penting. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa. Belajar merupakan proses aktif yang mengarah pada satu tujuan. Seseorang
dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku seperti dari yang tidak
tahu menjadi tahu.
Menurut Dimyati (2009:9) menyatakan belajar adalah suatu perilaku pada
saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik. Menurut pengertian ini,
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang berbeda dari sebelumya,
artinya orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu. Sehingga
dengan belajar maka orang akan mengalami perubahan tingkah laku. Adapun
menurut Daryanto (2009:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dalam hal ini belajar adalah usaha mengubah tingkah laku yang
menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang melalui
interaksi dengan pribadi–pribadi manusia lain. Karena berinteraksi dengan pihak
lain barang tentu melahirkan suatu pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke
pengalaman yang lain, akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku.
Selanjutnya Sanjaya (2011:112) menyebutkan belajar adalah proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan
tingkah laku. Menurut pengertian ini yang dimaksud dengan belajar adalah suatu
proses perubahan tingkah laku yang muncul dari dalam diri seseorang yang
berlangsung secara kesinambungan dan perubahan-perubahan itu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
9
untuk melihat peristiwa atau proses belajar. Dari berbagai pendapat yang ada
dapat diklasifikasikan menjadi tiga sudut pandang, yakni:
1. Memandang belajar sebagai proses
2. Memandang belajar sebagai hasil
3. Memandang belajar sebagai fungsi
Ketiga cara pandang ini nampaknya perlu dipahami oleh guru sebab guru
adalah pembina, pembimbing, dan pengarah kegiatan belajar siswa. Dalam uraian
berikut ini proses belajar akan dipandang dari segi hasil.
Bloom mengemukakan bahwa tujuan pendidkan yang hendak dicapai
dapat diklasifikasikan (bukan dipisahkan) menjadi tiga bidang, yakni: ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik, yang masing-masing ranah atau
domain dibagi lagi menjadi beberapa kategori. Kategori-kategori ini disusun
secara hirarkis, sehingga menjadi taraf-taraf yang menjadi semakin bersifat
kompleks mulai dari taraf bawah ke atas. Bloom membagi lagi tiga ranah atau
domain (Sardiman, 2011 : 23-24) tersebut sebagai berikut:
1. Ranah kognitif (cognitive domain)
a. Pengetahuan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisa (analysis)
e. Sintesa (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
2. Ranah afektif (affective domain)
a. Penerimaan (receiving)
b. Partisipasi (responding)
c. Penilaian / penentuan sikap (valuing)
d. Organisasi (organization)
e. Pembentukan pola hidup (characterization by a value or value
complex)
3. Ranah psikomotorik (psychomotoric domain)
a. Persepsi (perception)
13
b. Kesiapan (set)
c. Gerakan terbimbing (guided response)
d. Gerakan yang kompleks ( complex response)
e. Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
f. Motivasi belajar (creativity)
kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat
fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara
universal. Jadi, dapat dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses
ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai
produk ilmiah yang tersususn atas tiga komponen terpenting berupa konsep,
prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.
Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan diatas, menurut Laksmi
(dalam Trianto, 2012:141) maka nilai- nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam
pembelajaran IPA antara lain sebagai berikut:
“(a) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut
langkah –langkah metode ilmiah, (b) Keterampilan dan kecakapan dalam
mengadakan pengamatan, mempergunakan alat – alat eksperimen untuk
memecahkan masalah, dan (c) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan
dalam memecaahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajarn sains
maupun dalam kehidupan”.
berangkat dari tema yang dibangun bersama beberapa topik pada beberapa mata
pelajaran yang berhubungan. Model ini merupakan model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang
dijabarkan dalam beberapa kegiatan atau bidang pengembangan. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Istilah jaring laba-
laba digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang
seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba–laba, dengan tema yang dibicarakan
sebagai pusat atau laba-labanya Tema yang dipilih harus yang relevan dan
berkaitan dengan materi yang dipadukan. Pemilihan tema bisa ditetapkan dengan
negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi sesama
guru. Setelah tesebut disepakati, dikembangkan sub–sub temanya dengan
memerhatikan kaitannya dengan bidang–bidang studi. Dari sub–sub tema ini
dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau
dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata.
1. cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin,
dan lampu; Coba sebutkan sumber cahaya pada gambar di bawah ini!
25
Gambar 2.4 Suatu benda yang terkena cahaya akan membentuk bayangan inti dan
bayangan kabur
26
Ada dua macam pemantulan cahaya yang terjadi pada benda tidak tembus cahaya,
yaitu:
Pemantulan beraturan terjadi pada benda yang permukaannya rata, seperti pada
cermin datar. Berkas cahaya sejajar yang datang menuju cermin datar dipantulkan
secara sejajar.
Pemantulan baur terjadi pada benda yang permukaannya tidak rata. Berkas
cahaya sejajar yang mengenai permukaan tidak teratur akan dipantulkan baur.
Coba kamu perhatikan ruang di bawah meja kelasmu. Apakah pemantulan baur
menyebabkan ruang di bawah meja terlihat lebih terang?
Pemantulan beraturan menyebabkan penglihatan mata silau, sedangkan
pemantulan baur membuat penglihatan menjadi nyaman. Sebuah benda yang
28
terletak di depan cermin akan membentuk bayangan. Cermin adalah benda gelap
yang dapat memantulkan seluruh berkas cahaya yang jatuh pada permukaannya.
Karena tinggi benda (ho) sama dengan tinggi bayangan (hi) maka
perbesaran bayangan yang terjadi adalah satu kali.
Terdapat dua macam bayangan, yaitu bayangan nyata dan bayangan semu.
a. Bayangan nyata (sejati, riil) adalah bayangan yang dapat ditangkap layar. Hal
ini terjadi jika sinar-sinar pantul langsung berpotongan, misalnya gambar pada
layar gedung bioskop. Bayangan nyata dapat dilihat jika menggunakan layar
(penerima).
b. Bayangan semu (maya, virtual) adalah bayangan yang tidak dapat ditangkap
layar. Hal ini terjadi jika sinar-sinar pantul tidak langsung berpotongan, tetapi
berpotongan di perpanjangannya, misalnya bayangan kita pada cermin datar.
Bayangan maya dapat langsung dilihat tanpa menggunakan layar.
Selain untuk bercermin, cermin datar dalam kehidupan sehari-hari dapat
digunakan untuk bahan membuat periskop cermin datar. Cermin bersudut Jika dua
cermin datar diletakkan sedemikian sehingga membentuk sudut tertentu maka
diperoleh cermin sudut. Jika sebuah benda diletakkan di depan cermin sudut maka
bayangan dibentuk oleh cermin I. Bayangan ini merupakan benda untuk cermin II.
Bayangan dari cermin II merupakan benda untuk cermin I dan seterusnya
sehingga akan terbentuk banyak bayangan. Banyaknya bayangan yang terbentuk
360 ̊
dirumuskan sebagai berikut. 𝑛= −1
𝛼
su
P F O
P = pusat kelengkungancermin
OP = jari-jari cermin (R)
O = pusat bidang cermin
F = titik api utama atau titikfokus utama cermin
SU = sumbu utama, yaitu garis yang menghubungkan pusat kelengkungan (P)
dengan pusat bidangcermin (O)
OF = FP = jarak titik api utama cermin (f = ½ R)
III II I IV
P F O
Gambar 2.11 pembagian ruang benda dan ruang bayangan pada cermin
Ruang O – F = ruang I
Ruang F – P = ruang II
Ruang P - ∞ = ruang III
Ruang O - ∞ = ruang IV (di dalam cermin)
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus cermin
cekung dapat dirumuskan sebagai berikut.
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
Catatan
Karena M merupakan bilangan positif maka diberi tanda harga mutlak dalam
rumus. Nilai f dan R selalu positif karena pusat kelengkungan berada di
32
depan cermin. Jika benda nyata, nilai So positif dan jika benda maya, nilai So
negatif. Jika bayangan nyata, nilai Si positif dan jika bayangan maya, nilai Si
negatif. Untuk melukis bayangan sebuah benda yang terjadi pada cermin cekung
digunakan sinar-sinar istimewa seperti berikut ini.
1. sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus;
2. sinar yang datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama;
3. sinar yang datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali
ke pusat kelengkungan.
SU
O F P
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus cermin
cembung dirumuskan sebagai berikut.
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan
Catatan
Nilai f dan R selalu negatif karena pusat kelengkungan berada di belakang cermin.
Dalam perhitungan, untuk benda nyata nilai Si selalu negatif. Itu artinya
bayangannya selalu semu/maya.
nz = indeks bias mutlak zat itu
c = kecepatan cahaya dalam hampa (3 x 108 m/s)
cn = kecepatan cahaya dalam zat itu
Karena yang dilihat sehari-hari sinar berpindah dari satu media ke media
lain maka indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam zat-zat itu.
Misalkan, cahaya berpindah dari zat A ke zat B maka indeks biasnya dirumuskan
sebagai berikut.
35
Tumbuhan adalah salah satu benda hidup yang terdapat di alam semesta.
Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae.
Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan
sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani
proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu
menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses
fotosintesis.
Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah
memiliki daun yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya
membuka pada malam hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis dan
membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air seperti pada
tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang hari malat
berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi.
Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur
Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu
daur Hatch dan Slack.
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi
dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.
Suspensi
39
Dari Bagan 2.19, materi di alam dapat dibagi menjadi zat tunggal dan
campuran. Bila kita kaji lebih mendalam lagi, zat tunggal yang ada di alam dapat
dibagi menjadi unsur dan senyawa. Unsur merupakan zat tunggal yang tidak dapat
dibagi lagi menjadi bagian yang lebih sederhana dan akan tetap mempertahankan
karakteristik asli dari unsur tersebut. Sebongkah emas apabila dibagi terus sampai
bagian yang terkecil akan menjadi atom emas. Banyak sekali unsur yang ada di
alam dapat kalian jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya besi, timah, seng,
tembaga, dan nikel. Sama dengan contoh emas di atas, coba kamu perhatikan
potongan besi bila dibagi lagi menjadi bagian yang terkecil akan tetap menjadi
atom besi. Demikian pula pada timah, seng, tembaga, dan nikel. Dari penjabaran
tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa unsur merupakan zat tunggal
yang tidak dapat diubah lagi menjadi zat yang lebih sederhana dengan cara kimia
biasa. Bagian terkecil dari unsur adalah atom.
Para ahi kimia juga menggunakan simbol atau lambang untuk
menunjukkanperbedaan antara unsur kimia yang satu dengan yang lainnya. Ahli
kimia sudah menemukan unsur sejak abad ke-9 dan secara bertahap terus
berkembang sampai abad ke-20. Unsur di alam dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu unsur logam dan non logam. Contoh unsur logam adalah besi, emas, seng
dan contoh unsur non logam adalah karbon, nitogen, dan oksigen. Berikut ini
disajikan beberapa contoh unsure logam dan nonlogam yang dikenal dalam
kehidupan sehari-hari beserta lambangnya.
Tabel 2. 1 unsur logam dan lambangnya
No Nama latin Nama Indonesia Lambang
1. Alimunium Alumunium Al
2. Aurum Emas Au
3. Argentum perak Ag
4. Calcium Kalsium Ca
5. Cuprum Tembaga Cu
6. Ferrum Besi Fe
7. Natrium Natrium Na
40
8. Plunbum Timbal Pb
9. Stannum Timah Sn
2.4.5.2 Senyawa
Kita seringkali menggunakan air, gula, garam, asam cuka, dan beberapa bahan
lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan tersebut merupakan senyawa.
Sebagaimana diuraikan pada pembahasan tentang unsur, bahwa bagian terkecil dari
sebuah unsur adalah atom. Dua buah atom bergabung melalui reaksi kimia maka akan
membentuk molekul, yaitu bagian terkecil dari suatu senyawa. Dengan demikian, kalian
dapat menjelaskan bahwa sebuah senyawa terdiri atas dua buah unsur atau lebih. Dengan
demikian, suatu senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsurunsurnya. Dari uraian
tersebut, dapat dijelaskan bahwa senyawa merupakan zat tunggal yang dapat diuraikan
menjadi dua jenis atau lebih zat yang lebih sederhana dengan cara kimia. Misalnya, air
yang memiliki rumus H2O dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen (H2) dan oksigen (O2).
Bagaimana suatu senyawa dapat terbentuk? Senyawa terbentuk melalui proses
pencampuran zat secara kimia, pembakaran atau penguraian (dekomposisi) secara termal
ataupun elektrik. Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya.
Misalnya, sifat air sebagai senyawa akan berbeda dengan gas hydrogen dan oksigen
41
sebagai unsur penyusunnya. Wujud air sebagai cairan, sedangkan hidrogen dan oksigen
dalam temperatur kamar keduanya berwujud gas. Air dapat digunakan untuk
memadamkan api, sedangkan gas hidrogen merupakan zat yang mudah terbakar dan gas
oksigen merupakan zat yang diperlukan dalam pembakaran.
Perhatikan Tabel 2.3 berikut yang menunjukkan beberapa contoh senyawa dan
unsur penyusunnnya.
Tabel 2.3 contoh senyawa sederhana dan unsur penyusunnya
No Senyawa Unsur penyusun
1. Air Hidrogen + Oksigen
2. Garam Dapur (Natrium klorida) Natrium + Klorin
3. Gula tebu (Sukrosa) Karbon + Hidrogen + Oksigen
2.4.5.3 Campuran
42
dicampurkan akan terbentuk sistem koloid seperti susu. Campuran ini dapat
menghamburkan cahaya.
Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit pada siang hari
berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk barat
berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya
matahari oleh partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar
matahari dihamburkan dengan intensitas sama. Jika intensitas cahaya yang
dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka pada waktu siang hari
ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang
banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan
ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih
banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna jingga atau merah.
Mengapa pada siang hari di dalam rumah cukup terang padahal cahaya matahari
tidak masuk ke dalam rumah?
Siang hari, sinar matahari menyinari bumi dan oleh bumi dipantulkan
kembali sesuai aturan snelius (cahaya yang datang akan dipantulkan dengan sudut
pantul sama dengan sudut datang). Akibat adanya partikel-partikel debu di udara
sekitar rumah, sinar matahari akan dipantulkan oleh partikel debu ke segala arah.
Selain itu, partikel debu bergerak secara acak, memungkinkan sinar matahari
dipantulkan semakin acak. Di dalam rumah yang tidak langsung terkena cahaya
matahari akan terang sebagai dampak dari pantulan cahaya matahari oleh partikel
debu di udara.
Kadang-kadang sangat sukar untuk membedakan larutan sejati dengan
sistem koloid jika hanya dilihat wujud fisisnya saja. Cara yang sederhana untuk
membedakannya, yaitu dengan mengamati pengaruh cahaya yang dilewatkan
pada kedua sistem tersebut. Pada larutan sejati, partikel dalam larutan tidak
menghamburkan cahaya, tetapi pada sistem koloid partikel dalam larutan
menghamburkan cahaya. Peristiwa inin disebut Efek Tyndall. Bagaimanakah
cara mengenali sistem koloid? Salah satu cara yang sangat sederhana adalah
dengan menjatuhkan berkas cahaya pada objek. Larutan sejati meneruskan
cahaya(transparan) sedangkan koloid menghamburkannya. Oleh karena itu,
44
berkas cahaya yang melalui koloid dapat diamati dari arah samping walaupun
partikel koloidnya sendiri tidak tampak. Jika partikel terdispersinya jug kelihatan
maka sisten itu bukan koloid melainkan suspensi.
2.4.5.6 Macam-macam koloid
Berdasarkan affinitas partikel-partikel fase dispersi terhadap medium dispersi,
maka terdapat dua macam sistem koloid:
Koloid Liofil (suka cairan) : adalah koloid yang memiliki gaya tarik
menarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersi.
Medium pendispersi dalam liofil sering disebut juga dengan hidrofil.
Partikel koloid juga dapat mengadsorbsi molekul cairan sehingga
terbentuk selubung disekeliling partikel koloid. Keberaadan selubung
inilah yang menyebabkan koloid liofil lebih stabil.
Koloid Liofob (takut cairan): adalah koloid yang memiliki gaya tarik
menarik yang lemah antara partikel-partikel terdispersi dengan medium
pendispersi. Medium pendispersinya sering disebut dengan hidrofob.
Pertikel-partikel koloid tidak dapat mengadsorbsi pelarutnya sehingga
koloid ini kurang stabil dan dapat dengan mudah terkoagulasikan dengan
penambahan elektrolit.
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindung koloid lain agar
tidak terkoagulasikan. Contoh menarik adalah penambahan koloid liofil ke
dalam liofob, dimana koloid liofob terbungkus tidak mengumpul, seperti
pembuatan es krim agar tidak menggumpat ditambahkan gelatin.
Demikian pula halnya dengan cat dan tinta memiliki koloid pelindung agar
tidak mengendap atau menggumpal.
Kimia Biologi
Sistem Koloid
Cahaya Fotosintesis
“efek tyndall’’
Fisika
Membantu membedakan Membantu proses
kegunaannya fotosintesis pada tanaman
larutan sejati dan larutan
suspensi
6H2O +6CO2+cahaya
Larutan sejati Larutan suspensi
C6H12O6 (glukosa)+ 6O2
Contohnya :
Meneruskan cahaya
Peristiwa efek tyndall dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari. Peristiwa-peristiwa
tersebut adalah sebagai berikut :
2.6 Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1) Ho (Hipotesis Nihil)
Tidak ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran terpadu model
webbed terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya kelas VIII semester II
MTs N 2 Medan T.P 2013/2014.
2) Ha (Hipotesis Alternatif)
Ada pengaruh dalam penggunaan model pembelajaran terpadu model webbed
terhadap hasil belajar siswa pada materi cahaya kelas VIII semester II MTs N 2
Medan T.P 2013/2014.