PENDAHULUAN
Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat
bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan
jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Sampai dengan penghujung
abad ini terdapat empat aliran besar psikologi, yakni : Psikoanalisis,
Behavioristik, Humasnistik, Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau
manusia dari sudut pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu
berhasil menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia,
kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.
4) Transpersonal
C. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu
disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati.
Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada
psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang
ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya tugas antara psikologi dan ilmu
pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin ilmu pendidikan (educational
psychology).
Dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari proses belajar-mengajar,
dimana tugas utama seorang guru sebagai pendidik adalah memberikan
pengetahuan kepada seluruh peserta didiknya. Proses mentransfer pengetahuan ini
tentu saja tidak bisa seperti mentransfer uang dari satu rekening ke rekening yang
lain, di dalam mentransfer pengetahuannya guru juga dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam membaca tiap karakter siswanya, hal ini adalah sebagai suatu
cara agar guru tahu bagaimana memberikan perlakuan kepada masing-masing
siswa.
Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangat besar. Kegiatan
pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum,
Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling
merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang didalamnya tidak
bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak
orang, diantarnya peseta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua
peseta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif
dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut
seyogyanya dapat memeahami tentang perilaku individu sekaligus dapat
menunjukan perilakunya secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan
pelatih bagi para peseta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai
aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan
tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat
menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Tugas guru tidak hanya sebatas memberikan pelajaran saja tapi begitu
kompleks, seperti yang dijelaskan oleh Ahmadi dan Supriyono (2003) salah
satunya membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai
dan penyesuaian diri. Demikianlah dalam proses belajar-mengajar guru tidak
terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia
bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian murid, ia harus
mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat
merangsang murid untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan.
Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru
tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus
dikuasai guru, yakni kompetensi paedagogik. Muhibbin syah (2003) mengatakan
bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon
guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses
belajar mengajar peserta didik”.
Abimanyu dalam Hadis (2008) juga mengemukakan bahwa peranan
psikologi dalam pendidikan dan pengajaran ialah bertujuan untuk memberikan
orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-masalah di lapangan
dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses
pendidikan dan di dalam situasi proses belajar mengajar.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah
prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng
Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :
a) Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan
b) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan kebutuhan hidupnya
dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain.
c) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesulitan dan
berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.
d) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
e) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula hasil sambilan.
f) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan.
g) Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspek intelektual namun
termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
h) Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
i) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar
dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis.
j) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering
mengejar tujuan-tujuan lain.
k) Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan.
l) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman.
1. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sampai dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar
psikologi, yakni : Psikoanalisis, Behavioristik, Humasnistik,
Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut
pandang yang berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil
menentukan berbagai dimensi dan asas tentang kehidupan manusia,
kemudian membangun teori dan filsafat mengenai manusia.
2. Manusia dalam persfektif psikologi islam dibagi menjadi dua substansi
yaitu jasmaniah dan rohaniah.
3. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk mengubah perilaku
peserta didik ke arah yang lebih baik serta mempersiapkan diri peserta
didik untuk dapat terus mengembangkan potensi-potensi yang mereka
miliki.
4. Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu dari psikologi yang fokus
kajiannya adalah mempelajari perilaku individu terkait dengan dunia
pendidikan. Peserta didik merupakan individu yang unik, karena antara
satu dan yang lainnya memiliki ciri khas tersendiri, dengan demikian
tentu dalam hal pengajaran pun tidak bisa disamaratakan begitu saja,
untuk mengetahui karakter tiap peserta didik memang bukan lah hal yang
mudah, meskipun demikian diharapkan dengan adanya pengetahuan guru
tentang psikologi pendidikan dapat menentukan pola pendidikan dan
pengajaran yang sesuai bagi tiap peserta didik.
5. Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,
karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan
sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia
sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik
bilamana tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian
pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi.
B. SARAN