Anda di halaman 1dari 8

Pertemuan 7

PENGENDALIAN HAMA SECARA KULTUR TEKNIK


Aulia Andjani (134180226)
Akhmad Adin A. (134180227)
Arnia Nur Anggita (134180228)
Imam Sumantri (134180230)
Oky Rizky P. (134180232)

1. Pendahuluan
Perlindungan tanaman adalah upaya menghindari dan atau
menekan perkembangan hama agar populasinya tetap di bawah
ambang ekonomi dengan metode pengendalian yang
sesuai. Mengupayakan agar populasi hama tidak menimbulkan
kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif,
menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan. Serta bertujuan
untuk mendapatkan rendemen ekonomi yang optimal dengan
kerusakan lingkungan yang minimal. Sebagian besar teknik
pengendalian secara budidaya dapat dikelompokan menjadi empat
dengan sasaran yang akan dicapai, yaitu:
a. Mengurangi kesesuaian ekosistem,
b. Mengganggu kontinuitas penyediaan keperluan hidup OPT,
c. Mengalihkan populasi OPT menjauhi tanaman,
d. Mengurangi dampak kerusakan tanaman.
Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control), yaitu
pengendalian OPT dengan cara mengelola lingkungan atau ekosistem
sedemikian rupa sehingga ekosistem tersebut menjadi kurang cocok
bagi kehidupan dan perkembangbiakan hama, hal ini dapat
mengurangi laju peningkatan populasi dan kerusakan tanaman, pada
prinsipnya merupakan cara pengendalian dengan memanfaatkan
lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama.
Pengendalian ini merupakan pengendalian yang bersifat
preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi dengan tujuan
agar populasi OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) tidak
meningkat sampai melebihi ambang kendalinya. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pengendalian kultur teknis yaitu:
pengurangan kesesuaian ekosistem sanitasi, penghancuran atau
modofikasi inang dan habitat pengganti, pengerjaan tanah, pengolahan
air, ganguan komunitas penyedian berkembangnya penyakit, pergiliran
tanaman, perkiraan lahan, penanaman serempak, penetapan jarak
tanam, lokasi tanaman, dan memutuskan sinkronisasi antar tanaman
dan penyakit.

2. Pengelompokan pengendalian kultur teknik


Pemeliharaan tanaman atau kontrol hama yang baik dapat
meningkatkan kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh
dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung,
kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan
penyakit secara dini. Macam-macam pengendalian secara kultur
teknis:
a. Pola Tanam
1) Tanam serempak
Harus dilaksanakan di areal yang cukup luas, minimal
satu hamparan dengan golongan air yang sama. Tujuannya
untuk membatasi perkembangbiakan serangga hama.
Pengendalian ini secara tidak langsung mengurangi populasi,
yaitu memeratakan serangan per petak (dikonsentrasikan pada
petak yang banyak makanannya). Penananam serempak dalam
satu hamparan yang luas akan memperpendek masa
ketersediaan makanan hama karena panen dapat dilakukan
bersamaan. Penanaman serempak akan memperkecil risiko
serangan karena hama bisa terbagi-bagi.
2) Panen serempak
3) Panen berjalur (Strip farming)
Serangan hama tertentu dapat di atasi dengan cara
“catch crop” yaitu bercocok tanam secara berselang seling,
antara tanaman yang berumur panjang dan tanaman berumur
pendek.
4) Pergiliran tanaman atau rotasi tanaman
Tujuannya untuk mematikan kehidupan hama dengan
menghilangkan tanaman inang. Menanam tanaman yang
berbeda-beda jenisnya dalam satu tahun dapat memutus atau
memotong daur hidup hama terutama hama yang sifatnya
monofagus (satu jenis makanan).
5) Tumpangsari atau intercropping
Menanam minimal dua jenis tanaman di lahan yang sama
dalam barisan-barisan (tumpang sari). Sistem tumpangsari
sering menyebabkan penurunan kepadatan populasi hama
dibanding system monokultur, hal ini disebabkan karena peran
senyawa kimia mudah menguap (atsiri) yang dilepas dan
gangguan visual oleh tanaman bukan inang akan
mempengaruhi tingkah laku dan kecepatan kolonisasi serangga
pada tanaman inang. Pertanaman campuran dapat menekan
kerugian akibat serangan penyakit, karena pathogen yang sama
tidak dapat menyerang kedua macam tanaman tersebut, yang
berada didalam pertanaman campuran tadi. Akhirnya salah satu
tanaman menjadi aman, apabila jenis tanaman lainya didalam
pertanaman campuran itu terserang hebat atau berat.
Contoh : tanaman bawang putih yang ditanam diantara
tanaman kubis dapat menurunkan populasi Plutella xylostella
yang menyerang tanaman kubis tersebut. Hal ini karena
senyawa yang dilepas oleh bawang putih tidak sama dengan
senyawa yang dilepas tanaman kubis sehingga P. xylostella
kurang menyukai habitat tanaman tumpangsari tersebut.
Tanaman bawang putih melepas senyawa alil sulfida yang
diduga dapat mengurangi daya rangsang senyawa atsiri yang
dilepas kubis atau bahkan dapat mengusir hama tersebut.
b. Pengolahan tanah sehat
Ditujukan terhadap hama yang dalam siklus hidup
mempunyai fase di dalam tanah. Contoh: Larva famili Scarabaeidae
(lundi), larva penggerek batang padi putih (pada pangkal padi).
Perlunya pengolahan tanah. Sebab ada serangga yang sebagian
atau seluruh hidupnya berada di dalam tanah, yang amat
dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah, komposisi kimiawi
tanah, kelembaban dan suhu tanah, serta adanya organisme tanah
lainnya. Pengolahan tanah setelah panen larva-larva hama yang
hidup di dalam tanah akan mati terkena alat-alat pengolahan
seperti cangkul. Di samping itu akibat lain dari pengolahan tanah
ini akan menaikkan larva dan telur dari dalam tanah ke
permukaan tanah. Dengan pengolahan tanah yang baik, hama-
hama tersebut bisa terbunuh atau terhambat perkembangannya
karena terkena sengatan matahari, dimakan predator di permukaan
tanah, atau terbenam jauh ke dalam tanah.
c. Benih sehat
Cara-cara pengendaliannya sebagai berikut:
a. Memilih bibit atau biji serta benih yang sehat atau bebas sejak
semula
b. Melakukan disinfested dari bibit (biji)
c. Pembersihan benih
d. Pengaturan waktu tanam bagi tanaman untuk menghasilkan
benih
e. Kultur jaringan
d. Pemangkasan
Pemangkasan atau pemetikan dapat dilakukan dalam upaya
mencegah meluasnya serangan. Pemangkasan atau pemetikan
dilakukan saat populasi hama tinggi. Contoh: Tungau.
Pemangkasan dapat menyebabkan terbuangnya sebanyak
mungkin telur-telur dan tungaunya. Hasil pemangkasan ini
kemudian dibakar. Apabila air tersedia dalam jumlah cukup
drainasenya baik pemangkasan dapat dilakukan pada musim
kemarau, sehingga pada musim hujan tanaman dapat tumbuh
kembali. Pemetikan jangka pendek lebih baik dari pada pemetikan
jangka panjang, karena pada pemetikan jangka pendek tungau
merah belum sempat meningkatkan populasinya.
e. Pengelolaan air
Pengolahan air dapat menghalangi perkembangan hama-
hama tertentu. Akan tetapi bila cara pengolahan air kurang tepat
dapat mengakibatkan peningkatan perkembangan populasi hama
tanaman. Air merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi
pada fase pertumbuhan (Vegetatif), tetapi kebutuhan air ini perlu
pengaturan supaya tanaman terhindar dari kerusakan oleh jasad
pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat pada tanaman
padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika
digenangi dengan air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas,
maka tanaman padi yang baru dipindahkan dari persemaian
sampai bunting diairi secukupnya. Sedangkan untuk menghindari
serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng coklat dan
tikus perlu menggenangi lahan.
f. Pemupukan berimbang
Pemupukan yang berimbang dengan kebutuhan tanaman
antara N, P, K dan unsur- unsur mikro tanaman sehat tahan
serangan hama. Untuk meningkatkan hasil, petani cenderung
melakukan pemupukan yang berlebihan, tindakan ini tidak saja
merupakan pemborosan, tetapi juga memberi peluang tanaman
padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Meningkatnya populasi
hama penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada
hubungannya dengan tingginya dosis pupuk nitrogen yang
diberikan.
g. Sanitasi
Pengendalian lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi
lingkungan. Sanitasi yang baik dan terjaga mengurangi
kemungkinan hama menyerang tanaman. Dengan membersihkan
tempat-tempat yang kemungkinan digunakan oleh serangga untuk
berkembang biak, berlindung, berdiapause, maka perkembangan
serangga yang menjadi hama tanaman dapat dicegah. Sebagai
contoh, siput kecil biasanya berdiam di sampah atau rumput-rumput
yang lembap. Bila lingkungan tanaman terhindari dari adanya
sampah atau kotoran lainnya maka kesempatan siput untuk tinggal
di lingkungan tersebut menjadi berkurang. Dengan demikian,
tanaman akan aman dari serangan hama.
Dalam praktiknya khusus sanitasi yang berhasil dilakukan
antara lan adalah membinasakan sisa-sisa tanaman yang sakit,
mencegah pemakaiaan pupuk kompos atau pupuk kandang yang
mengandung penyebab penyakit (pathogen), desinfestasi tanah
dengan pemanasan, desinfektasi tanah dengan pestisida,
membuang tanaman yang sakit, dan meniadakan tanaman inang
pengganti dan gulma sebagai inang.

3. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan dan KekuranganPengendalian Hama secara
KulturTeknis
Kelebihan pengendalian hama secara kultur teknis
a. Merupakan teknik budidaya yang dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas hasil-hasilpertanian.
b. Tidak memerlukan pengeluaran biayat ambahan.
c. Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada
lingkungan.
d. Dapat dengan mudah dilakukan dengan oleh petani.

Kekurangan pengendalian hama secara kultur teknis


a. Hasilnya tidak dapat diperhitungkansecara pasti
b. Kurang efektif, sehingga teknik ini harus di padukan dengan
cara-cara pengendalian lain

4. Kesimpulan
Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control), yaitu
pengendalian OPT dengan cara mengelola lingkungan atau
ekosistem sedemikian rupa sehingga ekosistem
tersebut menjadi kurang cocok bagi kehidupan dan
perkembangbiakan hama, hal ini dapat mengurangi laju
peningkatan populasi dan kerusakan tanaman, pada prinsipnya
merupakan cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan
untuk menekan perkembangan populasi hama. Pengendalian
secara kultur teknis dapat dilakukan dengan pola tanam,
pengolahan tanah sehat, benih sehat,pemangkasan, pengelolaan
air, pemupukan berimbang, sanitasi.

5. Daftar Pustaka
Darmawiasa. 2017. Pengendalian Hama Secara Kultur Teknis.
Terdapat pada:
http://darmawiasa.blogspot.com/2017/01/pengendalian-
hama-secara-kultur-teknis.html. Diakses pada September
2019.
Fawzul Muhammad. 2015. Pengendalian Secara Kultur Teknis.
Terdapat pada: http://zero-
zeos.blogspot.co.id/2015/01/dasar-dasar-perlindungan-
tanaman.html. Diakses pada September 2019.

Anda mungkin juga menyukai