JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRNIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Cara membuat latar belakang Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan kemudahan kepada pembaca atau pendengar memahami isi dari latar belakang permasalahan yang ingin kita bahas, sampaikan dan kita tuangkan dalam bentuk makalah. Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin, kalimat/kata-kata yang mudah dimengerti dan bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung. Bagian latar belakang ini pada dasarnya berisi dua aspek utama. Bagian pertama berisi paparan keadaan ideal yang ingin dicapai berkaitan dengan topik yang akan dikaji. Paparan bagian ini bisa berupa paparan yang sesuai dengan apa yang menjadi harapan umum, apa yang semestinya ada, atau apa yang dicita-citakan. Hal-hal semacam itu biasanya ada dalam berbagai paparan teoritis pada berbagai referensi. Bagian kedua berisi paparan tentang keadaan nyata yang memang ada dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan topic yang akan dikaji. Paparan bagian ini dapat diperoleh melalui hasil pengamatan dan pengalaman sehari-hari. Selain itu, paparan tentang keadaan nyata ini dapat pula berupa fakta dan simpulan hasil penelitian mutakhir yang dilakukan oleh orang lain. Paparan bagian ini dapat merujuk laporan penelitian, artikel hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal , makalah yang disajikan dalam seminar, atau bahkan surat kabar yang memuat suatu fakta. Keadaan nyata ini biasanya bertentangan dengan keadaan yang diharapkan.
Contoh latar belakang:
Jumlah kendaraan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan kendaraan bertambah 1% dari tahun sebelumnya. Jumlah kendaraan bermotor mencapai 129.281.079 unit. Jumlah tersebut meningkat 6,5% dari tahun 2015 (BPS, 2015). Peningkatan jumlah kendaraan tidak diikuti dengan penambahan luas jalan di Indonesia. Hal ini mengakibatkan tingkat kemacetan kendaraan sangat tinggi. Terbukti pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat 11 sebagai negara termacet di dunia (otosia.com, 2015). Selain itu, akibat lain yang tidak kalah penting adalah kecelakaan di kota-kota besar. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia sekitar 28-30 ribu jiwa per tahun. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia termasuk tinggi, peringkat dua sampai tiga di ASEAN (nasional.tempo.co, 2017). Salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah menggunakan Alat Pengatur Instruksi Lalu Lintas (APILL) berupa traffic light. Namun pemasangan traffic light pada persimpangan jalan masih memiliki kelemahan dan pada kenyataannya malah menimbulkan kemacetan baru. Karena berbagai permasalahan yang disebabkan pemasangan traffic light, berbagai teknologi telah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya dengan menggunakan Area Traffic Control System (ATCS). Melalui ATCS, seluruh lampu lalu lintas kota berada pada satu pusat kendali. ATCS dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: (1) ATCS tidak responsif, (2) ATCS semi responsif dan (3) ATCS full responsif (Saputra, 2014). Fungsi dari ATCS adalah mengatur waktu sinyal di persimpangan, memberikan prioritas lampu hijau, menyampaikan kondisi lalu lintas, dan alternatif lintasan. Fungsi lain dari ATCS adalah menyediakan rekaman kondisi, kejadian-kejadian, dan yang paling utama keadaan urgen di sekitar lalu lintas, salah satunya kecelakaan. Namun ada beberapa masalah yang belum dapat diselesaikan oleh ATCS. Kendaraan darurat seperti pemadam kebakaran, ambulans, dan sejenisnya sering terjebak di tengah jalan yang macet sehingga tidak dapat keluar dari kemacetan. Pemadam kebakaran bertugas untuk mengatasi situasi genting yang mengancam keselamatan banyak manusia. Begitu pula pada ambulans yang membawa pasien, dikhawatirkan dapat terjadi hal buruk pada pasien saat ambulans terjebak macet. Ada beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan di jalan, salah satunya melalui produk traffic light pintar (Maheshwari dkk, 2015), namun produk tersebut tidak diterapkan di Indonesia karena tidak sesuai dengan karakteristik kemacetan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan sistem yang digunakan berbasis image processing. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis menawarkan inovasi intelligent traffic light with analytical hierarchy process method for high priority vehicles, produk traffic light pintar dan efektif yang dapat membantu kendaraan darurat dalam menjalankan tugas. Traffic light tersebut lebih efektif melalui fitur yang dimiliki, sebab dapat menentukan prioritas kendaraan, informasi counter, dan menentukan jalur terbaik. Produk dilengkapi aplikasi untuk membantu sopir kendaraan darurat dalam menentukan jalur tercepat dan membukakan traffic light agar terhindar dari kemacetan.