Anda di halaman 1dari 3

BAHASA INDONESIA

TUGAS 1

Dosen Pengampu : Dr. Dra. Sri Waluyanti, M.Pd.

Oleh

Nama : Aisya Amalia Nur Aini

NIM : 17502244012

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRNIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


Cara membuat latar belakang
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan kemudahan kepada
pembaca atau pendengar memahami isi dari latar belakang permasalahan yang ingin kita
bahas, sampaikan dan kita tuangkan dalam bentuk makalah. Latar belakang yang baik
harus disusun dengan sejelas mungkin, kalimat/kata-kata yang mudah dimengerti dan bila
perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung.
Bagian latar belakang ini pada dasarnya berisi dua aspek utama. Bagian pertama
berisi paparan keadaan ideal yang ingin dicapai berkaitan dengan topik yang akan dikaji.
Paparan bagian ini bisa berupa paparan yang sesuai dengan apa yang menjadi harapan
umum, apa yang semestinya ada, atau apa yang dicita-citakan. Hal-hal semacam itu
biasanya ada dalam berbagai paparan teoritis pada berbagai referensi. Bagian kedua berisi
paparan tentang keadaan nyata yang memang ada dan terjadi dalam kehidupan sehari-hari
terkait dengan topic yang akan dikaji. Paparan bagian ini dapat diperoleh melalui hasil
pengamatan dan pengalaman sehari-hari. Selain itu, paparan tentang keadaan nyata ini
dapat pula berupa fakta dan simpulan hasil penelitian mutakhir yang dilakukan oleh
orang lain. Paparan bagian ini dapat merujuk laporan penelitian, artikel hasil penelitian
yang dimuat dalam jurnal , makalah yang disajikan dalam seminar, atau bahkan surat
kabar yang memuat suatu fakta. Keadaan nyata ini biasanya bertentangan dengan
keadaan yang diharapkan.

Contoh latar belakang:


Jumlah kendaraan di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan
kendaraan bertambah 1% dari tahun sebelumnya. Jumlah kendaraan bermotor mencapai
129.281.079 unit. Jumlah tersebut meningkat 6,5% dari tahun 2015 (BPS, 2015).
Peningkatan jumlah kendaraan tidak diikuti dengan penambahan luas jalan di Indonesia.
Hal ini mengakibatkan tingkat kemacetan kendaraan sangat tinggi. Terbukti pada tahun
2015, Indonesia menduduki peringkat 11 sebagai negara termacet di dunia (otosia.com,
2015). Selain itu, akibat lain yang tidak kalah penting adalah kecelakaan di kota-kota
besar. Jumlah korban kecelakaan lalu lintas di Indonesia sekitar 28-30 ribu jiwa per
tahun. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia termasuk tinggi, peringkat dua sampai tiga di
ASEAN (nasional.tempo.co, 2017). Salah satu upaya yang sudah dilakukan oleh
pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, untuk mengatasi
permasalahan tersebut, pemerintah menggunakan Alat Pengatur Instruksi Lalu Lintas
(APILL) berupa traffic light. Namun pemasangan traffic light pada persimpangan jalan
masih memiliki kelemahan dan pada kenyataannya malah menimbulkan kemacetan baru.
Karena berbagai permasalahan yang disebabkan pemasangan traffic light,
berbagai teknologi telah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya
dengan menggunakan Area Traffic Control System (ATCS). Melalui ATCS, seluruh
lampu lalu lintas kota berada pada satu pusat kendali. ATCS dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu: (1) ATCS tidak responsif, (2) ATCS semi responsif dan (3) ATCS full responsif
(Saputra, 2014). Fungsi dari ATCS adalah mengatur waktu sinyal di persimpangan,
memberikan prioritas lampu hijau, menyampaikan kondisi lalu lintas, dan alternatif
lintasan. Fungsi lain dari ATCS adalah menyediakan rekaman kondisi, kejadian-kejadian,
dan yang paling utama keadaan urgen di sekitar lalu lintas, salah satunya kecelakaan.
Namun ada beberapa masalah yang belum dapat diselesaikan oleh ATCS.
Kendaraan darurat seperti pemadam kebakaran, ambulans, dan sejenisnya sering terjebak
di tengah jalan yang macet sehingga tidak dapat keluar dari kemacetan. Pemadam
kebakaran bertugas untuk mengatasi situasi genting yang mengancam keselamatan
banyak manusia. Begitu pula pada ambulans yang membawa pasien, dikhawatirkan dapat
terjadi hal buruk pada pasien saat ambulans terjebak macet.
Ada beberapa solusi untuk mengatasi kemacetan di jalan, salah satunya melalui
produk traffic light pintar (Maheshwari dkk, 2015), namun produk tersebut tidak
diterapkan di Indonesia karena tidak sesuai dengan karakteristik kemacetan di Indonesia.
Hal tersebut disebabkan sistem yang digunakan berbasis image processing.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis menawarkan inovasi intelligent
traffic light with analytical hierarchy process method for high priority vehicles, produk
traffic light pintar dan efektif yang dapat membantu kendaraan darurat dalam
menjalankan tugas. Traffic light tersebut lebih efektif melalui fitur yang dimiliki, sebab
dapat menentukan prioritas kendaraan, informasi counter, dan menentukan jalur terbaik.
Produk dilengkapi aplikasi untuk membantu sopir kendaraan darurat dalam menentukan
jalur tercepat dan membukakan traffic light agar terhindar dari kemacetan.

Anda mungkin juga menyukai