NPM : 1906336735
Latar Belakang
kinerja. Anggaran berbasis kinerja lebih menekankan pada proses yang akan
Pemerintah Daerah, terdapat banyak Perangkat Kerja Daerah yang berpotensi untuk
dikelola lebih efektif melalui Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
tersebut.
lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh pertimbangan Menteri
Keuangan”. Pada Tahun 2018 ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah sebagai penguat Permendagri 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum
BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLUD merupakan bagian dari
perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah
daerah.
berupa: (1) pengelolaan pendapatan dan biaya; (2) pengelolaan kas; (3) pengelolaan
utang; (4) pengelolaan piutang; (5) pengelolaan investasi; (6) pengadaan barang
dan/atau jasa; (7) pengelolaan barang; (8) penyusunan akuntansi, pelaporan dan
pertanggungjawaban; (9) pengelolaan sisa kas di akhir tahun anggaran dan defisit;
(10) kerjasama dengan pihak lain; (11) pengelolaan dana secara langsung; dan (12)
Adanya privilese yang diberikan kepada BLUD, karena tuntutan khusus yaitu
untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari BLUD. Oleh karena itu, prasyarat
Umum Daerah (PPK-BLUD) harus dilakukan secara selektif dan obyektif. Layak
penilaian oleh Tim Penilai yang diketuai Sekretaris Daerah yang hasilnya harus
administratif saja.
Selain dari obyektivitas hasil penilaian tersebut, keberadaan BLUD juga harus
peraturan perundang-undangan dalam pengadaan barang dan jasa, akan tetapi yang
dan kinerja manfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan sejalan dengan salah
satu spirit BLUD yang dikelola berdasarkan “praktik-praktik bisnis yang sehat”.
penerapan PPK- BLUD di unit-unit pelayanan publik masih belum sesuai harapan.
Tentu, ini semua menjadi bahan evaluasi terhadap upaya peningkatan kualitas
untuk dapat memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan biaya yang murah kepada
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) adalah unit kerja atau SKPD pemerintah daerah
yang paling banyak diubah statusnya menjadi BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah). Karakter RSUD memang sangat cocok dengan status BLUD, diantaranya 1)
biasa 4) Pendapatan yang diperoleh dari jasa yang diberikannya cukup signifikan 5)
BLUD) menjadi salah satu alternatif dalam pengelolaan keuangan yang menarik bagi
BLUD tidak mudah, dalam implementasinya belum semuanya berjalan optimal. Hal
ini disebabkan adanya kendala, baik di lingkungan internal maupun eksternal RSUD.
Daerah, dan SKPD lain yang terkait dalam penerapan PPK-BLUD, ada yang belum
terkait dengan:
PPK-BLUD, APBD langsung dihentikan atau alokasi anggaran dari APBD ke BLUD
hanya untuk belanja pegawai. Pemahaman seperti ini adalah kurang pas. Karena
BLUD hanya instrumen yang diberikan kepada unit-unit pelayanan milik Pemerintah
kewajiban Pemerintah Daerah dalam hal ini APBD masih dimungkinkan, baik untuk
Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa, maupun Belanja Modal. Namun demikian,
Selama ini, banyak yang mempertanyakan, apa peran DPRD pada BLUD? Karena
Keputusan Kepala Daerah, penetapan tarif layanan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Peran DPRD apa? Peran DPRD adalah waktu pembahasan Rancangan Peraturan
Daerah tentang APBD, dewan akan melihat dan membahas target kinerja pada RBA
yang akan dicapai dalam satu tahun anggaran itu apa? Demikian juga waktu
target-target kinerja yang tercantum dalam RBA? Kalau tidak tercapai dewan dapat
merekomendasi kepada kepala daerah agar: (1) Pejabat Pengelola BLUD diingatkan;
atau (2) kalau perlu pejabat pengelolanya diusulkan untuk diganti. Tetapi jangan
mengusulkan agar BLUD-nya dicabut, karena yang salah adalah pengelolanya bukan
institusinya.
Untuk Sisa Kas di akhir tahun anggaran BLUD, apabila pada akhir tahun anggaran
ada Sisa Kas di akhir tahun anggaran pada BLUD, maka Sisa Kas di akhir tahun
anggaran tersebut tidak disetor ke Kas Daerah, akan tetapi dilaporkan ke PPKD yang
merupakan bagian dari SiLPA Pemerintah Daerah, dan dapat digunakan untuk tahun
anggaran berikutnya. Sisa Kas di akhir tahun anggaran dapat disetor ke Kas Daerah
sepanjang ada permintaan Kepala Daerah, dengan mempertimbangkan tidak
kondisi mendesak, kalau tidak segera ditangani akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar.
aturan yang berlaku umum salah satunya dapat belanja dengan pola anggaran
fleksibel dengan ambang batas tertentu namun hal ini masih belum optimal
dilaksanakan dikarenakan belum adanya regulasi yang secara detail mengatur ambang
Sehingga banyak pengecualian aturan yang di maksud oleh peraturan yang mendasari
lahirnya BLUD ini tidak diterapkan sehingga flexibilitas yang diinginkan tidak dapat
tidak terencana terjadi di tahun berjalan seperti kerusakan alat kesehatan yang tidak
bisa diperbaiki harus dibeli baru sementara didalam DPA/RBA alat tersebut tidak
mauk dalam perencanaan dapat dibeli langsung sehingga bisa menurunkan kualitas
pelayanan atau bahkan bisa tidak dapat melayani keadaan tertentu. Atau pendapatan
yang meningkat jauh dari target pendapatan sehingga jasa pelayanan juga meningkat
jasa pelayanan diakhir tahun sering tidak terbayarkan, ini juga berpengaruh terhadap
kualitas pelayanan.
Dari paparan latar belakang diatas saya ingin mengkaji lebih dalam dengan
meneliti korelasi penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah
penerapan PPK BLUD dan dapat memberi masukkan kepada RSUD Sungai Dareh