aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak didik secara maksimal. Di zaman
era globalisasi ini banyak pengaruh negatif yang kita temukan di lapangan yaitu
adanya kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan tawuran antar pelajar. Oleh krena
itu dunia pendidikan melakukan inovasi dan kreasi dengan menawarkan konsep
Manfaat lain adalah anak didik bisa belajar mandiri. Di lingkungan sekolah, para
dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung
afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal.
Pesantren yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh
hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu
sekolah berasrama. Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang
negatip seperti merokok, narkoba, tayangan film/sinetron yang tidak produktif dan
sebagainya.
1
2
kalangan orang tua yang menginginkan pendidikan anaknya, terutama orang tua
pesantren sampai saat ini belum terimplementasikan dengan baik. Hal ini ditandai
agama disana masih rendah serta perilaku islami anak masih belum sesuai dengan
belajar siswa pada saat belajar di pesantren, salah satunya antara lain; kurang
siswa. Akhirnya prestasi belajar siswa di pesantren sangat rendah dan menurun.
memiliki hubungan sebab akibat (causal effectual) yang perlu dikaji lebih lanjut.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik dan bermaksud
Biru Cirengit-Garut).
yang menjadi pernyataan masalah (Problem Statement) dalam penelitian ini dapat
peneliti memperoleh gambaran bahwa prestasi belajar siswa masih rendah, banyak
faktor yang menjadi penyebabnya diduga antara lain karena kinerja guru belum
guru?
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji fenomena masalah yang
teori- teori yang digunakan dalam penelitian ini yang berhubungan dengan
5
kebijakan dan program atau bagi pemecahan masalah tertentu pada masa-masa
Dalam proses belajar, peserta didik atau anak didik mengalami berbagai
masalah dalam mencapai prestasi belajarnya. Ada anak yang sering mendapatkan
prestasi yang memuaskan ada pula yang sebaliknya. Banyak faktor yang
internal dari diri anak itu sendiri maupun faktor eksternal dari luar anak didik
seperti lingkungan dan lain sebagainya. Bahkan ada pula pendidik yang tidak
memuaskan. Hanya mengajar di kelas tanpa mengetahui seperti apa keadaan anak
baik ketika berada disekolah ataupun diluar sekolah antara lain; kurang efektifnya
adalah prestasi belajar siswa yang rendah dan belum optimal. Disebabkan
belajar siswa.
Agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik, dalam perihal ini Allah
urusan makhluk-Nya dan konsep khalifah yang diberikan kepada manusia di bumi
Kemudian dalam hal ini , prestasi belajar siswa pun sangat bergantung
afektif, dan psikomotor siswa, maka sistem mesantren ini memiliki prasyarat agar
7
para guru dan pengelola sekolah siap mewakafkan dirinya selama 24 jam. Selama
siang dan malam ini, mereka melakukan proses pendidikan, baik ilmu
dikotomi keilmuan (ilmu agama dan ilmu umum). Dengan pembelajaran yang
aktifitas siswa akan senantiasa terbimbing, kedekatan antara guru dengan siswa
selalu terjaga, masalah kesiswaan akan selalu diketahui dan segera terselesaikan,
setiap aktifitas guru selama 24 jam. Pembinaan mental siswa secara khusus mudah
dilaksanakan, ucapan, perilaku dan sikap siswa akan senantiasa terpantau, tradisi
yang positif dapat tumbuh secara leluasa, para siswa dan guru-gurunya dapat
landasan yang harus diperhatikan oleh para pengelola lembaga, yakni firman
َِّاس
ِلن ة ل ََا
ًب مث َ َ َي
ْت ْ
الب َا َْ
لن ْ ج
َع ِذَإو
َ َاه
ِيم برِِْ إَاممق َ ِْن
ِذوا م ُاتخ
َّ َ
ًا ومنََْأو
َ َاه
ِيم برِْإ َِلىإ ناَد
ِْ
َهَع
و لىًَّ
مصُ
َ ِف
ِين َّائ
ِلط ِيَ لْتبيَ َاِرَه َْ
ن ط َ أِيلَاع
ِسْمَإو
ُود
ِ ِ السُّجَّع
ُّكَالرَ وِين َاك
ِف ْ َ
الع و
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat
berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim
itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail ,
“Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang
yang ruku’, dan orang yang sujud.” (QS. Al-Baqarah [2] : 125)
diharapkan itu masih belum terwujud dengan baik dan sesuai harapan. Hal ini
dibuktikan dengan masih rendahnya prestasi siswa serta perilaku anak yang
anak didik dengan berbagai media pembelajaran yang lengkap serta penuh
9
kedisiplinan terutama dalam bidang agama. Salah satu lembaga pendidikan yang
dikatakan klasik namun sampai saat ini masih tetap eksis dalam dunia pendidikan,
itulah pesantren.
mengambil teori dari Halim karena memiliki nilai-nilai kompetensi yang harus
1. Kinerja Guru
(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
kinerja adalah sebuah wujud unjuk kerja seseorang atau organisasi secara
yang diberikanpadanya.
ُم
ۡ ََ
لك َم َّ
ٱَّللُ ع َى
َر ْ ف
َسَي لواَُ
ۡمِ ٱع ُل
َقو
َِلى
ٰ ن إ َدو ُر
َُّ َسَت
ن و َ
َُۖو
ِن ُؤ
ۡم ۡ َ
ٱلم ه و َسُ ُۥ
ُول َرو
َا ُم ب
ِم ُك
ِئَبُنَيِ فدةََََّٰٱلش
ه َي
ۡبِ و ۡ ِ
ٱلغ ٰل
ِمَع
١٠٥ ن َُ
َلو ۡم
تعَ ُۡمُنتك
Artinya :“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah:
5).
Teori mengenai kinerja guru sangat banyak, yang peneliti ambil adalah
1) Perencanaan pengajaran:
a. Mendeskripsikan tujuan
2) Pelaksanaan pengajaran:
11
Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah
dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima
dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam
angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria (Prakosa,
1991).
tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan
keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa
yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian
maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang
Semua pelaku pendidikan (siswa, orang tua dan guru) pasti menginginkan
tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi
tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa
yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi
هم
ۡ َُ
َضَرَّ عثمُ ها َلَُّ
ء ك َٓ
َا ٱۡلَسۡم
ۡ َ دمَءا َ َ لم ََّ
َعو
ِا
ء َسۡم
َٓ ِأ
ِي ب ِون نبَۢل أ ََاَقِ ف َة
ِكٰئ
َ
لَٓ
ٱلم ۡ لى ََ
ع
ََكٰن
َ
ۡحْ سُب ُ َ
الوا ق٣١ َ ِينِقٰد
َۡ صُمُنتِن ك ء إ َُ
َِٓلٰؤٓ
َ
ه
َنت
َ نكَ أ َِّ
ا إ َۖ
ََٓنمتۡلََّ
ما ع َ َل َِّ
ا إ َ َلن
َٓ لمَِۡل ع َ
همُۡ
ِئنبَۢ
ُ أ ََٔا
دم ٰ
يـٓ ل
َ ََا ق٣٢ ُ ِيم َك
ٱلحۡ ُ ِيمَل ٱلعۡ
َال
َ ۡ ق ِه
ِم ائ َسۡم
َٓ ِأ
هم ب ََُأ
نبَۢا أَّٓ
لمََ
ۡ ف َۖ
ِم ِه َٓ
ائ َسۡم ِأب
ِٰت
َٰو
َ
َ ٱلسَّم ۡبَيُ غ لمََۡع
ٓ أ ِيِنۡ إ ُل َّلك
ُم َقۡ أ ََلمأ
ُم
ۡ ُنتما ك ََن و َدو ُۡتبُ ما َ ُ َۡ
لم َع
َأض و ٱۡلَر
ِۡ ۡ َ و
َُو
٣٣ ن ُمۡت
تكَ
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar! (31) Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (32)
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
13
pembelajaran pesantren, kinerja guru dan prestasi belajar siswa, maka peneliti
prestasi belajar siswa, memiliki keterkaitan yang erat. Dengan kata lain dapat
oleh kinerja guru, dan kinerja guru akan optimal apabila didukung oleh
maka akan meningkatkan kinerja guru secara optimal, dan jika kinerja guru
belajar siswa.
dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan model penelitian seperti pada
gambar berikut :
Manajemen
Prestasi Belajar
Pembelajaran Kinerja Guru
Siswa
Pesantren
Gambar 1.1
Model Penelitian
Hipotesis utama :
Sub-sub Hipotesis :
belajar siswa
siswa
menggambarkan atau memaparkan fenomena masalah yang akan diteliti pada saat
ini atau keadaan sekarang dengan tujuan mencari jawaban tentang pemecahan
hal. 174).
alat pengumpulan data yang pokok untuk mengkaji gejala atau fenomena yang
diamati.
Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai lebih dari satu nilai
(Iskandar, 2016, hal. 174). Dalam penelitian sosial pengertian abstrak biasanya
yaitu dua variabel bebas, satu variabel antara dan satu variabel terikat, dimana
pesantren
Paradigma penelitian yaitu suatu pandangan atau model pola pikir yang
dapat menjabarkan berbagai variabel yang diteliti, lalu membuat hubungan antara
pzx1
pyx1 pzy
X1 Y Z
Gambar 1.2
Hubungan Antar Variabel Penelitian
Keterangan :
17
= Hubungan kausal
variabel X terhadap Y.
variabel Y terhadap Z.
variabel X terhadap Z.
hanya belajar tetapi juga bertempat tinggal dan hidup menyatu dengan di lembaga
tinggal; ruang tidur, ruang tamu, ruang belajar dan tempat olah raga,
perpustakaan, kesenian.
nilai-nilai khusus di malam hari. Selama 24 jam anak didik berada di bawah
melalui sekor total jawab responden dari item pernyataan yang diajukan
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang
telah ditetapkan. Variabel tersebut diukur melalui jawaban responden dari item-
perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang
berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu sudah
mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala
tindakan serta ucapan tadi akan terkaitannya dengan agama, semuanya dilakukan
terlebih dahulu digambarkan pada tingkat dimensi dan indikator. Langkah ini
Tabel 1.4
Operasionalisasi Variabel Penelitian
4. komitmen 1. kepedulian
2. kehadiran
3. Partisipasi
4. Tanggung jawab
2. Afektif 1. Menerima
2. Merespon
3. Menilai
4. Organisasi
3. 5. Karakterisasi
22
1.6.5 Alat Ukur Penelitian serta Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat
Ukur Penelitian
empirik (Iskandar, 2016, hal. 174). Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan
penelitian ini adalah angket berupa kuosioner terstruktur yang bersifat tertutup
dimana responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia
adalah scoring, yaitu pemberian nilai skor pada setiap alternatif jawaban yang
penelitian ini adalah ordinal dan kategori jawaban terdiri dari 5 (lima) alternatif
Tabel 1.5
Pemberian Skor pada Alternatif Jawaban Kuosioner
23
suatu alat ukur. Hal ini disampaikan oleh (Iskandar, 2016, hal. 174) bahwa
validitas suatu alat ukur didefinisikan sebagai sifat suatu ukuran yang
Oleh karena itu mengingat ketepatan alat ukur sangat tergantung pada
kualitas data yang akan dipakai dalam pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu
psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi
bahwa suatu konstrak tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam
2. Validitas isi atau validitas muka secara ekslusif merupakan suatu tipe
rasional.
validitas lapangan dapan menunjukan sejauh mana alat ukur penelitian mampu
mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian (Iskandar, 2016, hal.
174). Dalam penelitian ini pengujian alat ukur yang digunakan adalah
𝑛 ∑ 𝑥1 𝑦1 − (∑ 𝑥1 )(∑ 𝑦1 )
𝑟=
√[𝑛 ∑ 𝑥1 2 − (∑ 𝑥1 )2 ][𝑛 ∑ 𝑦1 2 − (∑ 𝑦1 )2 ]
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
t = nilai thitung
c. Kaidah Keputusan
sedangkan yang tidak signifikan adalah tidak valid atau harus di drop
Selain harus valid, alat ukur penelitian juga harus reliabel (handal). Suatu
alat ukur dikatakan handal apabila alat ukur penelitian memberikan hasil yang
tetap, selama variabel yang diukur tidak berubah. Reliabilitas merupakan indeks
yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur penelitian dapat dipercaya atau
diandalkan.
26
𝐽𝑘𝑖 𝐽𝑘𝑠
𝑆𝑖 ² = −
𝑛 𝑛²
2
𝛴𝑋𝑇 ² (𝛴𝑋𝑇 )
𝑆𝑇 ² = −
𝑛 𝑛²
𝐾 𝑆𝑖²
𝑟= { } {1 − }
𝐾−1 𝑆𝑖²
Keterangan :
n = Jumlah responden
K = Jumlah item
berikut:
𝑟 √𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟2
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = Jumlah responden
dengan nilai ttabel pada taraf nyata sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan
27
1. Jika t hitung > t tabel , maka terjadi korelasi atau alat ukur yang
digunakan reliabel.
2. Jika t hitung ≤ t tabel , maka tidak terjadi korelasi atau alat ukur yang
serta ciri-ciri tertentu Iskandar (2015:230). Populasi itu berupa objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian.
(population target) dari penelitian ini adalah seluruh guru di Pesantren al-Falah
1.6.7 Sumber Data, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Proses
Pengumpulan Data
Jenis data yang ditangkap dalam penelitian ini yaitu berupa data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu data yang mendekati kebenaran dan data
diperoleh langsung dari responden, dalam hal ini adalah seluruh guru Pesantren
al-Falah Biru Cirengit - Garut Sumber data primer diantaranya diperoleh dari
28
responden sebanyak 40 orang sebagai objek penelitian sesuai ruang lingkup dan
kebutuhan.
pendapat atau pandangan dari pihak lain selain responden atau bisa berupa
Pada penelitian ini, studi dokumentasi yang dimaksud antara lain: data
pendidik dan kependidikan Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut dalam setiap
tahunnya baik dari segi pelaksanaan proses belajar mengajar, ataupun prestasi
b. Studi Lapangan
dijadikan objek penelitian di lokasi yang telah di tentukan dengan teknik sebagai
berikut :
pesantren kepesantrenan (X), kinerja guru (Y) dan prestasi belajar siswa
dan prestasi belajar siswa (Z) di Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut.
kunci guna memperoleh data yang tidak dapat dilakukan melalui observasi
lakukan adalah:
responden.
responden.
30
4. Tindak lanjut, yaitu tahap pelaporan atau lebih tepatnya tahap konsultasi
isian responden,
1. Memeriksa kembali instrumen penelitian (alat ukur) yang memuat data hasil
penelitian.
hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur dan hasil pengujian hipotesis.
(statistik).
Adapun proses pengolahan data yang akan penulis lakukan adalah sebagai
berikut :
1. Editing, yaitu proses kegiatan penyuntingan data atau menyortir data yang
tepat dan benar dengan data-data salah dan kosong. Hasilnya adalah data
kategori jawaban responden sehingga memiliki arti tertentu pada saat data
Hal ini dilakukan untuk mempermudah transformasi data pada saat analisis
data.
keperluan analisis penulisan hipotesis data yang berskala ordinal, terlebih dahulu
6. Scale Value terkecil (harga negatif terbesar) diubah menjadi sama dengan
SVtransforma si SV - SVminimum 1
Data yang terkumpul akan dianalisis secara statistik, baik secara deskriptif
kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan
variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,
C X1 X1 C X1 X 2 C X1Y
R C X 2 X1
-1
CX2X2 C X 2Y
CYX CYX 2 CYY
1
CZX1 C ZX 2 C ZY
PZX1 PZX 2 PZY
CZZ C ZZ C ZZ
rX1Z
RZ2 (Y , X1 , X 2 ) PZX 1 PZX 2
PZY rX 2 Z
rYZ
PZ2 2 1 RZ2 (Y , X1 , X 2 )
(n k 1) RZ2 (Y , X1 , X 2 )
F
k (1 - RZ2 (Y , X1 , X 2 ) )
PZi
ti
(1 R 2 ) Cii
n - k -1
(1) Jika nilai thitung> t (, n-k-1) maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya
(2) Jika nilai thitung< t (,n-k-1) maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya
b. Menyusun matrik korelasi variabel bebas X1 dengan X2, antar X1, X2 dengan Y.
rX X rX1 X 2 rX1Y
, dan CRX1 X1 CRX1 X 2
R 1 1 R -1
rX 2 X1 rX 2 X 2 rX1Y CRX 2 X1 CRX 2 X 2
rX Y
R 2 Y(X1 , X 2 ) PYX1
PYX 2 1
rX1Y
(n k 1) R 2
F
k (1 - R 2 )
rY Xi . X j n - k -1
t hitung 2
1- r Y Xi . X j
h. Menentukan Keputusan
(1) Jika nilai thitung> t (, n-k-1) maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya
(2) Jika nilai thitung< t (,n-k-1) maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya
8 bulan yaitu sejak bulan Juni 2017 sampai dengan bulan Januari 2018. Dengan
Tabel 1.6
Jadwal Penelitian
Jadwal Kegiatan
No Uraian Kegiatan 2017 2018
6 7 8 9 10 11 12 1 2
1. Memilih Masalah Penelitiaan
2. Melakukan Studi Kepustakaan
Merumuskan Masalah Penelitian
3.
(Identifikasi Masalah Penelitian)
4. Menyusun Usulan Penelitian
Melakukan Seminar Usulan
5.
Penelitian
6. Melakukan Uji Validitas dan
36
Reliabilitas
7. Perbaikan Usulan Penelitian
8. Proses Pengumpulan Data
Melakukan Pengolahan dan
9.
Analisis Data
10. Menyusun Tesis
11. Ujian Sidang Tesis
12. Perbaikan Tesis
13. Publikasi Tesis
DAFTAR PUSTAKA
Kurniadin, D., & Machali, I. (2016). Manajemen Pendidikan (Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.