Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN PESANTREN

TERHADAP KINERJA GURU DALAM MEWUJUDKAN PRESTASI


BELAJAR SISWA (Penelitian di Pesantren Al-Falah Biru Cirengit-Garut)

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha orang dewasa untuk membimbing anak didik

agar tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Pendidikan mempunyai

peranan yang sangat penting dalam mengembangkan potensi-potensi manusia

yaitu potensi jasmani dan rohani. Pendidikan hendaknya mampu mengembangkan

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik anak didik secara maksimal. Di zaman

era globalisasi ini banyak pengaruh negatif yang kita temukan di lapangan yaitu

adanya kenakalan remaja, pergaulan bebas, dan tawuran antar pelajar. Oleh krena

itu dunia pendidikan melakukan inovasi dan kreasi dengan menawarkan konsep

boarding school atau sekolah asrama (pesantren).

Di pesantren anak didik bisa belajar lebih maksimal, fokus, bisa

berinteraksi langsung dengan guru, dan selalu terkontrol akativitas di asrama.

Manfaat lain adalah anak didik bisa belajar mandiri. Di lingkungan sekolah, para

siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa, bahkan berinteraksi

dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung

di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian, pendidikan kognisi,

afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal.

Pesantren yang baik dijaga dengan ketat agar tidak terkontaminasi oleh

hal-hal yang tidak sesuai dengan sistem pendidikan atau dengan ciri khas suatu

sekolah berasrama. Dengan demikian peserta didik terlindungi dari hal-hal yang

negatip seperti merokok, narkoba, tayangan film/sinetron yang tidak produktif dan

sebagainya.

1
2

Pendidikan dengan pola pesantren memang sangat diharapkan bagi

kalangan orang tua yang menginginkan pendidikan anaknya, terutama orang tua

yang mengharapkan anaknya memiliki pengetahuan agama yang islami serta

prestasi yang baik untuk masa mendatang.

Namun seiring berjalannya waktu, ternyata fungsi dan peranan pendidiikan

pesantren sampai saat ini belum terimplementasikan dengan baik. Hal ini ditandai

dengan prestasi anak-anak yang tinggal dipesantren dan mengenyam pendidikan

agama disana masih rendah serta perilaku islami anak masih belum sesuai dengan

tuntunan ajaran agama.

Selain itu dari pada, permasalahan di atas juga mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kenakalan-kenakalan siswa

yang semakin membuat resah pihak sekolah.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendah dan menurunnya prestasi

belajar siswa pada saat belajar di pesantren, salah satunya antara lain; kurang

optimalnya manajemen pembelajaran di pesantren serta kurang kompetennya

seorang guru dalam membimbing mengarahkan anak didiknya menuju prestasi

yang baik. Sehingga manajemen pembelajaran pesantren yang kurang optimal

mempengaruhi kinerja guru yang berdampak negatif terhadap prestasi belajar

siswa. Akhirnya prestasi belajar siswa di pesantren sangat rendah dan menurun.

Berdasarkan dengan fenomena diatas, maka peneliti uraikan data-data

sebagai fakta permasalah sebagai berikut:

a. Kurang optimalnya manajemen pembelajaran pesantren, ini dibuktikan

dengan lemahnya pengaturan tata kelola dan pengelolaan pembelajaran


3

di pesantren, sehingga berdampak pada perilaku siswa yang seolah-

oleh merasa tidak adanya pengawasan dari sekolah.

b. Kinerja guru yang belum optimal, dibuktikan dengan data yang

didokumentasikan oleh sekolah sebagai berikut:

Peneliti menduga bahwa fakta-fakta permasalahan yang dipaparkan di atas

memiliki hubungan sebab akibat (causal effectual) yang perlu dikaji lebih lanjut.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik dan bermaksud

untuk melakukan pengkajian dan penelitian yang lebih dalam tentang

permasalahan diatas dengan judul penelitian :

“Pengaruh Manajemen Pembelajaran Pesantren Terhadap Kinerja Guru

Dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa” (Penelitian di Pesantren Al-Falah

Biru Cirengit-Garut).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, maka

yang menjadi pernyataan masalah (Problem Statement) dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi dengan rumusan sebagai berikut : “berdasarkan observasi awal,

peneliti memperoleh gambaran bahwa prestasi belajar siswa masih rendah, banyak

faktor yang menjadi penyebabnya diduga antara lain karena kinerja guru belum

optimal dan kurang efektifnya manajemen pembelajaran pesantren.

Berdasarkan pernyataan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan

pertanyaan masalah utama (problem question) adalah sebagai berikut : “Adakah

pengaruh manajemen pembelajaran pesantren terhadap kinerja guru dalam

mewujudkan prestasi belajar siswa?”.


4

Selanjutnya pertanyaan masalah pokok diatas di rumuskan dan dirinci ke

dalam sub-sub pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh manajemen pembelajaran pesantren terhadap kinerja

guru?

2. Adakah pengaruh manajemen pembelajaran pesantren terhadap

prestasi belajar siswa?

3. Adakah pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa?

4. Adakah korelasi antara manajemen pembelajaran pesantren dengan

prestasi belajar siswa?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengkaji fenomena masalah yang

berkaitan dengan Manajemen Pendidikan Isam, khususnya manajemen

pembelajaran pesantren, kinerja guru dan prestasi belajar siswa Penelitian di

Pesantren Al-Falah Biru Cirengit-Garut.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data dari

responden/sumber data yang digunakan untuk menguji dan menganalisis pengaruh

manajemen pembelajaran pesantren terhadap kinerja guru dalam mewujudkan

prestasi belajar siswa.

1.4 Kegunaan / Manfaat Penelitian

1.4.1 Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan memilki manfaat bagi pengembangan konsep-

konsep ilmu manajemen pendidikan islam, khususnya yang berkaitan dengan

teori- teori yang digunakan dalam penelitian ini yang berhubungan dengan
5

pengaruh manajemen pembelajaran pesantren terhadap kinerja guru dalam

mewujudkan prestasi belajar siswa.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada

pemerintah atau masyarakat bagi perbaikan/ pengembanagan pelaksanaan

kebijakan dan program atau bagi pemecahan masalah tertentu pada masa-masa

yang akan datang.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Dalam proses belajar, peserta didik atau anak didik mengalami berbagai

masalah dalam mencapai prestasi belajarnya. Ada anak yang sering mendapatkan

prestasi yang memuaskan ada pula yang sebaliknya. Banyak faktor yang

mempengaruhi belajar anak, sehingga menentukan prestasinya. Baik faktor

internal dari diri anak itu sendiri maupun faktor eksternal dari luar anak didik

seperti lingkungan dan lain sebagainya. Bahkan ada pula pendidik yang tidak

mengetahui bagaimana supaya anak didiknya mendapatkan prestasi yang

memuaskan. Hanya mengajar di kelas tanpa mengetahui seperti apa keadaan anak

didik, baik psikologis maupun fisiknya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa

baik ketika berada disekolah ataupun diluar sekolah antara lain; kurang efektifnya

manajemen pembelajaran pesantren dan lemahnya kinerja guru dalam mendidik

anak didiknya agar mampu meningkatkan prestasi belajar mereka..


6

Sebagaimana di Pesantren Al-Falah Biru Cirengit - Garut, kurang efektifnya

manajemen pembelajaran pesantren dan belum maksimalnya kinerja guru menjadi

salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar siswa.

Yang menjadi permasalah lain pada bidang pendidikan salah satunya

adalah prestasi belajar siswa yang rendah dan belum optimal. Disebabkan

beberapa faktor diantaranya kurang efektifnya manajemen pembelajaran

pesantren, serta kurang optimalnya kinerja guru, sehingga mempengaruhi prestasi

belajar siswa.

Agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik, dalam perihal ini Allah

SWT menegaskan dalam firmanNya sebagai berikut:

  


   
    
   
 
Artinya : “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu
tahun menurut perhitungannya”. (QS. Al-Hasyr: 5).

Allah sebagai Maha Pencipta dan pengatur (mudabbir) dengan segala

urusan makhluk-Nya dan konsep khalifah yang diberikan kepada manusia di bumi

ini dengan konsekwensi bertanggung jawab mengelola, memelihara dan

mengawasi kelangsungan hidup di alam ini.

Kemudian dalam hal ini , prestasi belajar siswa pun sangat bergantung

pada optimalnya manajemen pembelajaran pesantren. Dengan mengoptimalkan

pembelajaran pesantren, maka prestasi siswa yang diharapkan akan terwujud.

Sistem pembelajaran pesantren mampu mengoptimalkan ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor siswa, maka sistem mesantren ini memiliki prasyarat agar
7

para guru dan pengelola sekolah siap mewakafkan dirinya selama 24 jam. Selama

siang dan malam ini, mereka melakukan proses pendidikan, baik ilmu

pengetahuan, maupun memberikan contoh bagaimana mengamalkan berbagai

ilmu yang diajarkan tersebut.

Kelebihan-kelebihan lain dari sistem ini adalah sistem pendidikan

pesantren lebih menekankan pendidikan kemandirian. Berusaha menghindari

dikotomi keilmuan (ilmu agama dan ilmu umum). Dengan pembelajaran yang

mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum diharapkan akan membentuk

kepribadian yang utuh setiap siswanya. Pelayanan pendidikan dan bimbingan

dengan sistem pembelajaran pesantren yang diupayakan selama 24 jam, akan

diperoleh penjadwalan pembelajaran yang lebih leluasa dan menyeluruh, segala

aktifitas siswa akan senantiasa terbimbing, kedekatan antara guru dengan siswa

selalu terjaga, masalah kesiswaan akan selalu diketahui dan segera terselesaikan,

prinsip keteladanan guru akan senantiasa diterapkan karena murid mengetahui

setiap aktifitas guru selama 24 jam. Pembinaan mental siswa secara khusus mudah

dilaksanakan, ucapan, perilaku dan sikap siswa akan senantiasa terpantau, tradisi

positif para siswa dapat terseleksi secara wajar, terciptanya nilai-nilai

kebersamaan dalam komunitas siswa, komitmen komunitas siswa terhadap tradisi

yang positif dapat tumbuh secara leluasa, para siswa dan guru-gurunya dapat

saling berwasiat mengenai kesabaran, kebenaran, kasih sayang, dan penanaman

nilai-nilai kejujuran, toleransi, tanggungjawab, kepatuhan dan kemandirian dapat

terus-menerus diamati dan dipantau oleh para guru / pembimbing.


8

Mengenai manajemen pembelajaran pesantren, peneliti mengambil dasar

landasan yang harus diperhatikan oleh para pengelola lembaga, yakni firman

Allah SWT dalam surat al-baqarah : 125 sebagai berikut:

ِ‫َّاس‬
‫ِلن‬ ‫ة ل‬ َ‫َا‬
ً‫ب‬ ‫مث‬ َ َ ‫َي‬
‫ْت‬ ْ
‫الب‬ ‫َا‬ َْ
‫لن‬ ‫ْ ج‬
‫َع‬ ‫ِذ‬‫َإ‬‫و‬
َ ‫َاه‬
‫ِيم‬ ‫بر‬ِْ‫ِ إ‬‫َام‬‫مق‬ َ ْ‫ِن‬
‫ِذوا م‬ ُ‫اتخ‬
َّ َ
‫ًا و‬‫من‬َْ‫َأ‬‫و‬
َ ‫َاه‬
‫ِيم‬ ‫بر‬ِْ‫إ‬ ‫َِلى‬‫إ‬ ‫نا‬َ‫د‬
ِْ
‫َه‬‫َع‬
‫و‬ ‫لى‬ًَّ
‫مص‬ُ
َ ‫ِف‬
‫ِين‬ ‫َّائ‬
‫ِلط‬ ‫ِيَ ل‬‫ْت‬‫بي‬َ ‫َا‬‫ِر‬‫َه‬ َْ
‫ن ط‬ ‫َ أ‬‫ِيل‬‫َاع‬
‫ِسْم‬‫َإ‬‫و‬
‫ُود‬
ِ ‫ِ السُّج‬‫َّع‬
‫ُّك‬‫َالر‬‫َ و‬‫ِين‬ ‫َاك‬
‫ِف‬ ْ َ
‫الع‬ ‫و‬
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat
berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim
itu tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail ,
“Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang itikaf, orang
yang ruku’, dan orang yang sujud.” (QS. Al-Baqarah [2] : 125)

Pada dasarnya setiap orang tua memang menginginkan anaknya memiliki

prestasi yang baik dengan memasukkannya ke pondok pesantren yang telah

terprogram dengan baik pengelolaannya, namun kenyataannya hal yang

diharapkan itu masih belum terwujud dengan baik dan sesuai harapan. Hal ini

dibuktikan dengan masih rendahnya prestasi siswa serta perilaku anak yang

seharusnya memunculkan karakter anak pesantren masih belum sesuai dengan

aturan ajaran agama.

Sehubungan dengan fenomena penelitian yang diuraikan di atas, maka

variabel-variabel yang akan di teliti adalah :

1. Manajmen Pembelajaran Pesantren

Pondok pesantren adalah salah satu lembaga penddikan yang memfasilitasi

anak didik dengan berbagai media pembelajaran yang lengkap serta penuh
9

kedisiplinan terutama dalam bidang agama. Salah satu lembaga pendidikan yang

dikatakan klasik namun sampai saat ini masih tetap eksis dalam dunia pendidikan,

itulah pesantren.

Seiring berjalannya waktu, pondok pesantren terus mengalami perubahan,

dengan mengeluarkan inovasi-inovasi baru serta memadukan sistem pembelajaran

yang kerap kali dipadukan dengan pembelajaran masa kini.

Dari uraian di atas tentang manajemen pembelajaran pesantren peneliti

mengambil teori dari Halim karena memiliki nilai-nilai kompetensi yang harus

dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Adapun kompetensi manajemen

pembelajaran pesantren menurut Mujamil Qamar (2015) sebagai berikut :

1) Penetapan kegiatan-kegiatan khusus:


a. Kegiatan pengembangan ilmu agama
b. Pengembangan ilmu-ilmu alat
c. Kegiatan pemberlakuan lingkungan
d. Kegiatan praktik ibadah
2) Penetapan tanggung jawab:
a. Pengembangan para asatidz
b. Jadwal pelajaran
c. Pengawasan kegiatan pembelajaran
d. Konsultasi asaatidz dan santri
3) Penetapan tenaga-tenaga penunjang operasioanl:
a. Pendamping
b. Pembimbing (musrip)
c. Pemantau
4) Penetapan tenaga-tenaga penujang teknis:
a. Tenaga kebersihan
b. Penjaga atau satpam
c. Juru masak
d. Tenaga kesehatan
5) Penetapan sistem pengajian seluruh tenaga kerja:
a. Sistem pengajian
b. Pemantauan realisa
c. Solusi untuk masalah
d. Kesejahteraan
10

1. Kinerja Guru

Kinerja merupakan suatu wujud prilaku orang atau organisasi dengan

orientasi prestasi. (Rusman, 2011:50).

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara dalam Basrowi (2010:55) kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat kita simpulkan bahwa

kinerja adalah sebuah wujud unjuk kerja seseorang atau organisasi secara

keseluruhan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan

menggunakan standard dan kriteria tertentu sebagai acuan.

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikanpadanya.

Mengenai kinerja, Allah SWT berfirman:

‫ُم‬
ۡ ََ
‫لك‬ ‫َم‬ َّ
‫ٱَّللُ ع‬ ‫َى‬
‫َر‬ ‫ْ ف‬
‫َسَي‬ ‫لوا‬َُ
‫ۡم‬‫ِ ٱع‬ ‫ُل‬
‫َق‬‫و‬
‫َِلى‬
ٰ ‫ن إ‬ َ‫دو‬ ‫ُر‬
َُّ ‫َسَت‬
‫ن و‬ َ
َۖ‫ُو‬
‫ِن‬ ‫ُؤ‬
‫ۡم‬ ۡ َ
‫ٱلم‬ ‫ه و‬ ‫َسُ ُۥ‬
ُ‫ول‬ ‫َر‬‫و‬
‫َا‬ ‫ُم ب‬
‫ِم‬ ‫ُك‬
‫ِئ‬‫َب‬‫ُن‬‫َي‬‫ِ ف‬‫دة‬َََّٰ‫َٱلش‬
‫ه‬ ‫َي‬
‫ۡبِ و‬ ۡ ِ
‫ٱلغ‬ ‫ٰل‬
‫ِم‬َ‫ع‬
١٠٥ ‫ن‬ َُ
َ‫لو‬ ‫ۡم‬
‫تع‬َ ۡ‫ُم‬‫ُنت‬‫ك‬
Artinya :“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah:
5).

Teori mengenai kinerja guru sangat banyak, yang peneliti ambil adalah

merujuk pada teori Kosasi Raplis (2007) diantaranya sebagai berikut:

1) Perencanaan pengajaran:
a. Mendeskripsikan tujuan
2) Pelaksanaan pengajaran:
11

a. Membuka pelajaran sesuai dengan standard


b. Menyajikan materi dengan jelas dan rinci
c. Menggunakan metode yang tepat
d. Menggunakan media pembelajaran yang tepat
e. Memotivasi siswa
3) Evaluasi pengajaran:
a. Keterampilan menyusun soal
b. Keterampilan mengolah soal
c. Memberikan scor sesuai yang telah di tentukan
d. Menganalisi hasil penilaian
e. Menyimpulkan hasil penilaian
f. Memperbaiki cara belajar mengajar
4) Komitmen:
a. kepedulian
b. kehadiran
c. Partisipasi
d. Tanggung jawab

2. Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah

dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima

dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam

angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria (Prakosa,

1991).

Prestasi belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang

tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan

psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada

seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang

keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa

yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian

maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang

dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan.


12

Semua pelaku pendidikan (siswa, orang tua dan guru) pasti menginginkan

tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi

merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar. Namun kenyataannya

tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa

yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi

belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor.

Mengenai prestasi, Allah SWT berfirman:

‫هم‬
ۡ َُ
‫َض‬‫َر‬‫َّ ع‬‫ثم‬ُ ‫ها‬ َ‫ل‬َُّ
‫ء ك‬ َٓ
َ‫ا‬ ‫ٱۡلَسۡم‬
ۡ َ ‫دم‬َ‫ءا‬ َ َ ‫لم‬ ََّ
‫َع‬‫و‬
ِ‫ا‬
‫ء‬ ‫َسۡم‬
َٓ ‫ِأ‬
‫ِي ب‬ ‫ِون‬ ‫نب‬َۢ‫ل أ‬ َ‫َا‬‫َق‬‫ِ ف‬ ‫َة‬
‫ِك‬‫ٰئ‬
َ
‫ل‬َٓ
‫ٱلم‬ ۡ ‫لى‬ ََ
‫ع‬
َ‫َك‬‫ٰن‬
َ
‫ۡح‬‫ْ سُب‬ ُ َ
‫الوا‬ ‫ ق‬٣١ َ ‫ِين‬‫ِق‬‫ٰد‬
َ‫ۡ ص‬‫ُم‬‫ُنت‬‫ِن ك‬ ‫ء إ‬ َُ
ِٓ‫َل‬‫ٰؤ‬ٓ
َ
‫ه‬
‫َنت‬
َ ‫نكَ أ‬ َِّ
‫ا إ‬ َۖ
َٓ‫َن‬‫مت‬ۡ‫ل‬ََّ
‫ما ع‬ َ ‫َل‬ َِّ
‫ا إ‬ ‫َ َلن‬
َٓ ‫لم‬ِۡ‫َل ع‬ َ
‫هم‬ُۡ
‫ِئ‬‫نب‬َۢ
‫ُ أ‬ َ‫َٔا‬
‫دم‬ ٰ
‫يـ‬ٓ ‫ل‬
َ َ‫َا‬‫ ق‬٣٢ ُ ‫ِيم‬ ‫َك‬
‫ٱلح‬ۡ ُ ‫ِيم‬‫َل‬ ‫ٱلع‬ۡ
‫َال‬
َ ‫ۡ ق‬ ‫ِه‬
‫ِم‬ ‫ائ‬ ‫َسۡم‬
َٓ ‫ِأ‬
‫هم ب‬ َُ‫َأ‬
‫نب‬َۢ‫ا أ‬َّٓ
‫لم‬ََ
‫ۡ ف‬ َۖ
‫ِم‬ ‫ِه‬ َٓ
‫ائ‬ ‫َسۡم‬ ‫ِأ‬‫ب‬
ِ‫ٰت‬
َ‫ٰو‬
َ
‫َ ٱلسَّم‬ ‫ۡب‬‫َي‬‫ُ غ‬ ‫لم‬َۡ‫َع‬
‫ٓ أ‬ ‫ِي‬‫ِن‬‫ۡ إ‬ ‫ُل َّلك‬
‫ُم‬ ‫َق‬‫ۡ أ‬ ‫ََلم‬‫أ‬
‫ُم‬
ۡ ‫ُنت‬‫ما ك‬ ََ‫ن و‬ َ‫دو‬ ُۡ‫تب‬ُ ‫ما‬ َ ُ َۡ
‫لم‬ ‫َع‬
‫َأ‬‫ض و‬ ‫ٱۡلَر‬
ِۡ ۡ َ ‫و‬
َ‫ُو‬
٣٣ ‫ن‬ ‫ُم‬‫ۡت‬
‫تك‬َ
Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar! (31) Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang
kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (32)
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda
ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah
13

berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku


mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan
apa yang kamu sembunyikan?(33).

Berdasarkan pemahaman terhadap kajian teori tentang manajemen

pembelajaran pesantren, kinerja guru dan prestasi belajar siswa, maka peneliti

menyimpulkan bahwa manajemen pembelajaran pesantren, kinerja guru dan

prestasi belajar siswa, memiliki keterkaitan yang erat. Dengan kata lain dapat

dinyatakan bahwa, prestasi belajar siswa akan terealisasikan apabila didukung

oleh kinerja guru, dan kinerja guru akan optimal apabila didukung oleh

manajemen pembelajaran pesantren yang optimal.

Berhubungan dengan variabel-variabel tersebut di atas, maka peneliti

menduga adanya hubungan causal effectual, yaitu manajemen pembelajaran

pesantren, kinerja guru dan prestasi belajar siswa.

Atas dasar uraian tersebut di atas, peneliti merumuskan proposisi-proposisi

yaitu apabila manajemen pembelajaran pesantren dilaksanakan secara optimal,

maka akan meningkatkan kinerja guru secara optimal, dan jika kinerja guru

optimal maka prestasi belajar siswa akan maksimal.

Sehubungan dengan proposisi tersebut selanjutnya peneliti menyatakan

anggapan dasar sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa akan terwujud apabila di dukung oleh

manajemen pembelajaran pesantren yang kompeten.

2. Kinerja guru dilaksanakan dengan baik akan menentukan prestasi

belajar siswa.

3. Prestasi belajar siswa akan baik apabila manajemen pembelajaran

pesantren di lakukan secara baik dan optimal.


14

Untuk memudahkan proses pemahaman akan hubungan antar variabel

dalam penelitian ini, maka penulis merumuskan model penelitian seperti pada

gambar berikut :

Manajemen
Prestasi Belajar
Pembelajaran Kinerja Guru
Siswa
Pesantren

Gambar 1.1
Model Penelitian

1.5.1. Hipotesis Penelitian

Berdasakan kerangka pemikiran yang tergambar dalam hubungan antar

konsep dapat dirumuskan hipotesis pokok penelitian ini sebagai berikut :

Hipotesis utama :

H0 : Tidak terdapat pengaruh manajemen pembelajaran pesantren

terhadap kinerja guru dalam mewujudkan prestasi belajar siswa

H1 : Terdapat pengaruh manajemen pembelajaran pesantren terhadap

kinerja guru dalam mewujudkan prestasi belajar siswa

Sub-sub Hipotesis :

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh manajemen pembelajaran

pesantren terhadap kinerja guru

H1 : Terdapat pengaruh manajemen pembelajaran pesantren

terhadap kinerja Guru

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh manajemen pembelajaran

pesantren terhadap prestasi belajar siswa

H1 : Terdapat pengaruh manajemen pembelajaran pesantren


15

terhadap prestasi belajar siswa

5. H0 : Tidak terdapat pengaruh kinerja Guru terhadap prestasi

belajar siswa

H1 : Terdapat pengaruh kinerja Guru terhadap prestasi belajar

siswa

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1. Metode yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif adalah metode yang

menggambarkan atau memaparkan fenomena masalah yang akan diteliti pada saat

ini atau keadaan sekarang dengan tujuan mencari jawaban tentang pemecahan

masalah dan hasilnya dilaksanakan setelah kegiatan eksploratif (Iskandar, 2016,

hal. 174).

Teknik penelitian ini menggunakan teknik survey, yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuosioner sebagai

alat pengumpulan data yang pokok untuk mengkaji gejala atau fenomena yang

diamati.

Dengan demikian metode pendekatan dan teknik penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap

pemecahan masalah melalui pengumpulan informasi data lapangan yang

menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan antara fenomena yang diteliti,

yaitu mengenai variabel-variabel manajemen pembelajaran pesantren, kinerja

guru, dan hubungannya dengan prestasi belajar siswa.

1.6.2 Variabel-variabel Penelitian dan Paradigma Penelitian


16

Variabel adalah suatu karakteristik yang mempunyai lebih dari satu nilai

(Iskandar, 2016, hal. 174). Dalam penelitian sosial pengertian abstrak biasanya

disebut konsep, sedangkan pengertian-pengertian empirik disebut variabel.

Berdasarkan dari hipotesis yang diajukan, terdapat tiga variabel penelitian

yaitu dua variabel bebas, satu variabel antara dan satu variabel terikat, dimana

hubungannya bersifat causal effectual. Berikut rinciannya:

1. Variabel bebas 1 (independent), yaitu manajemen pembelajaran

pesantren

2. Variabel antara (intervening), yaitu kinerja guru

3. Variabel terikat (dependent), yaitu prestasi belajar siswa

Paradigma penelitian yaitu suatu pandangan atau model pola pikir yang

dapat menjabarkan berbagai variabel yang diteliti, lalu membuat hubungan antara

satu variabel dengan variabel lain sehingga masalah penelitian mudah

dirumuskan, memilih teori yang relevan, merumuskan hipotesa yang diajukan,

metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisa yang digunakan serta

kesimpulan yang diharapkan.

Secara skematis paradigma dari ketiga variabel didesain dalam model

causal effectual sebagai berikut:

pzx1

pyx1 pzy

X1 Y Z

Gambar 1.2
Hubungan Antar Variabel Penelitian

Keterangan :
17

= Hubungan kausal

Variabel X = Manajemen pembelajaran pesantren

Variabel Y = Kinerja Guru

Variabel Z = Prestasi belajar siswa

Ρyx = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel X terhadap Y.

Ρzy = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel Y terhadap Z.

Ρzx = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel X terhadap Z.

Ρyε = Parameter struktural yang menunjukkan besarnya pengaruh

variabel-variabel lain terhadap Y (tidak diukur).

1.6.3 Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian merupakan penjabaran variabel-

variabel menjadi dimensi-dimensi, indikator-indikator yang selanjutnya disusun

item-item kegiatan yang akan diukur. Operasionalisasi variabel penelitian ini

meliputi dimensi-dimensi dan indikator-indikator yang akan mengarahkan

tersusunnya instrumen atau alat ukur penelitian. Berdasarkan beberapa teori,

konsep, proposisi dan asumsi mengenai variabel-variabel penelitian sebagaimana

telah dikemukakan pada kerangka pemikiran, maka definisi operasionalisasi

variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Manajemen pembelajaran pesantren ( X)


18

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan di mana para siswa tidak

hanya belajar tetapi juga bertempat tinggal dan hidup menyatu dengan di lembaga

tersebut. Boarding School mengkombinasikan tempat di rumah, dipindah ke

institusi sekolah, di mana di sekolah tersebut disediakan berbagai fasilitas tempat

tinggal; ruang tidur, ruang tamu, ruang belajar dan tempat olah raga,

perpustakaan, kesenian.

Di pesantren para murid mengikuti pendidikan reguler dari pagi hingga

siang di sekolah kemudian dilanjutkan dengan pendidikan agama atau pendidikan

nilai-nilai khusus di malam hari. Selama 24 jam anak didik berada di bawah

pendidikan dan pengawasan para guru pembimbing. Variabel tersebut diukur

melalui sekor total jawab responden dari item pernyataan yang diajukan

diantaranya: (1) penetapan kegiatan-kegiatan khusus, (2) penetapan penanggung

jawab operasional kegiatan, (3) penetaan tnaga-tenaga penunjang operasional, (4)

penetapan tenaga teknis, (5) penetapan penggajian seluruh tenaga kerja.

2. Kinerja Guru (Y)

Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang

telah ditetapkan. Variabel tersebut diukur melalui jawaban responden dari item-

item pertanyaan yang diajukan, meliputi dimensi : (1) kemampuan menyusun

rencana pembelajaran, (2) kemampuan melaksanakan pembelajaran, (3)

kemampuan melaksanakan hubungan antar pribadi, (4) kemampuan melaksanakan

penilaian hasil belajar, (5) kemampuan melaksanakan program pengayaan, (6)

kemampuan melaksanakan program remedial.

3. Prestasi belajar siswa (Z)


19

Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan

perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan

atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang

berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu sudah

mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala

tindakan) yang berhubungan dengan agama.

Dengan demikian perilaku keagamaan berarti segala tindakan itu

perbuatan atau ucapan yang dialkukan seseorang sedangkan perbuatan atau

tindakan serta ucapan tadi akan terkaitannya dengan agama, semuanya dilakukan

karena adanya kepercayaan kepada Tuhan denagn ajaran, kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan. Variabel tersebut

diukur melalui jawaban responden dari item-item pertanyaan yang diajukan,

meliputi dimensi : (1) kognitif, 2) afektif, dan 3) psikomotorik.

1.6.4 Operasionalisasi Variabel-Variabel Penelitian

Berdasarkan definisi operasional variabel yang telah ditentukan dan model

paradigma penelitian maka untuk mengoperasionalisasikan variabel penelitian

terlebih dahulu digambarkan pada tingkat dimensi dan indikator. Langkah ini

dilakukan untuk mempermudah pengukuran variabel-vaiabel sebagai bahan

analisis dan pembahasan hasil penelitian.

Tabel 1.4
Operasionalisasi Variabel Penelitian

A. Operasionalisasi Variabel-Variabel Penelitian


No Variabel Dimensi/Aspek Indikator
20

No Variabel Dimensi/Aspek Indikator


1 Manajemen pesantren 1. Penetapan kegiatan- 1. Kegiatan pengembangan
(X) kegiatan khusus ilmu agama
Sumber: 2. Pengembangan ilmu-
Mujamil Qomar (2015) ilmu alat
Manajemen Pendidikan 3. Kegiatan pemberlakuan
Islam lingkungan
4. Kegiatan praktik ibadah
2. Penetapan 1. Pengembangan para
penanggung jawab asatidz
2. Jadwal pembelajaran
3. Pengawasan pelaksanaan
pembelajaran
4. Konsultasi asatidz dan
santri
3. Penetapan tenaga- 1. Pendamping
tenaga penunjang 2. Pembimbing (musrip)
oprasional 3. Pemantau
4. Penetapan tenaga- 1. Tenaga kebersihan
tenaga teknis 2. Penjaga atau satpam
3. Juru masak
4. Tenaga kesehatan
5. Penetapan sistem 1. Sistem pengajian
pengajian seluruh 2. Pemantauan realisa
tenaga kerja 3. Solusi untuk masalah
4. Kesejahteraan

2. Kinerja Guru 1. Mendeskripsikan tujuan


(Y) 1. Perencanaan
Sumber: pengajaran
Soetjipto; Kosasi Raplis 2. Pelaksanaan 1. Membuka pelajaran
(2007) pengajaran sesuai dengan standard
Propesi Keguruan 2. Menyajikan materi
dengan jelas dan rinci
3. Menggunakan metode
yang tepat
4. Menggunakan media
21

No Variabel Dimensi/Aspek Indikator


pembelajaran yang tepat
5. Memotivasi siswa
3. Evaluasi pengajaran 1. Keterampilan menyusun
soal
2. Keterampilan mengolah
soal
3. Memberikan scor sesuai
yang telah di tentukan
4. Menganalisi hasil
penilaian
5. Menyimpulkan hasil
penilaian
6. Memperbaiki cara belajar
mengajar

4. komitmen 1. kepedulian
2. kehadiran
3. Partisipasi
4. Tanggung jawab

Prestasi belajar siswa 1. kognitip 1. Pengetahuan


(z) 2. Pemahaman
Sumber: 3. Penerapan
Nana Sujhana, (2009) 4. Analisis
Penilaian Hasil Proses 5. Sintesis
Belajar Mengajar 6. Evaluasi

2. Afektif 1. Menerima
2. Merespon
3. Menilai
4. Organisasi

3. 5. Karakterisasi
22

No Variabel Dimensi/Aspek Indikator


3. Psikomotorik 1. Keterampilan refleks
2. Keterampilan sadar
3.Kemampuan perseptual
4.Kemampuan di bidang
Fisik
5. Gerakan skill
6.Kemampuan
berkomunikasi

1.6.5 Alat Ukur Penelitian serta Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat

Ukur Penelitian

Alat ukur penelitian adalah penghubung antara masalah penelitian yang

dirumuskan secara teoritik dengan data yang dikumpulkan melalui pengamatan

empirik (Iskandar, 2016, hal. 174). Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan

penelitian ini adalah angket berupa kuosioner terstruktur yang bersifat tertutup

dimana responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang sudah tersedia

dengan memberikan tanda sesuai petunjuk. Satuan pengukuran yang digunakan

adalah scoring, yaitu pemberian nilai skor pada setiap alternatif jawaban yang

disediakan dalam pertanyaan penelitian. Tingkat pengukuran variabel dalam

penelitian ini adalah ordinal dan kategori jawaban terdiri dari 5 (lima) alternatif

jawaban, yaitu (sangat baik/baik/cukup/tidak baik/sangat tidak baik). Dalam

membuat item pernyataan bobot melalui penilaian sebagai berikut :

Tabel 1.5
Pemberian Skor pada Alternatif Jawaban Kuosioner
23

Alternatif Jawaban Skoring


Sangat Tinggi/Sangat Baik/Sering/Sangat Setuju 5
Tinggi/Baik/Pernah/Setuju 4
Cukup/Hampit tidak pernah/Ragu-ragu 3
Rendah/Jarang/Kurang Baik/Tidak Setuju 2
Sangat Rendah/Sangat Kurang Baik/Tidak Pernah/Sangat
1
Tidak Setuju

Sumber: (Ridwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, 2010)

Pengujian Validitas Dan Reliabilitas Alat Ukur

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan

suatu alat ukur. Hal ini disampaikan oleh (Iskandar, 2016, hal. 174) bahwa

validitas suatu alat ukur didefinisikan sebagai sifat suatu ukuran yang

memungkinkan peneliti beranggapan bahwa alat ukur itu dapat dipergunakan

untuk mengukur karakter yang hendak diukurnya.

Oleh karena itu mengingat ketepatan alat ukur sangat tergantung pada

kualitas data yang akan dipakai dalam pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu

perlu dilaksanakan pengujian validitas konseptual dan uji validitas lapangan.

a. Uji validitas konseptual yang telah peneliti lakukan meliputi:

1. Validitas Konstrak adalah vailiditas yang berkenaan dengan kualitas aspek

psikologis apa yang diukur oleh suatu pengukuran serta terdapat evaluasi

bahwa suatu konstrak tertentu dapat menyebabkan kinerja yang baik dalam

pengukuran. Konsep validitas konstrak sangatlah berguna pada alat ukur

yang mengukur trait yang tidak memiliki criteria eksternal misalnya

berupa keagresifan yang tersembunyi (Iskandar, 2016, hal. 174).


24

2. Validitas isi atau validitas muka secara ekslusif merupakan suatu tipe

validitas atau alat tes kuantitatif. Item-itemnya harus tercakup dalam

ukuran sehingga mencerminkan kemampuan dan tujuan orang yang

melakukan pengujian atau pengalaman pribadi dan latar belakang

professional (Iskandar, 2016, hal. 174) dan merupakan validitas yang

diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis

rasional.

3. Validitas Budaya. Variabel-variabel yang dimuat sesuai dengan konteks

sosiobudaya pada penelitian tersebut.

4. Validitas Muka. Merupakan hasil penilaian pakar di bidang ilmu tertentu

pada variabel penelitian tersebut dan pada alat ukur tertentu.

b. Uji Validitas Lapangan, yang dilaksanakan terhadap populasi, supaya alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar valid. Pengujian

validitas lapangan dapan menunjukan sejauh mana alat ukur penelitian mampu

mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian (Iskandar, 2016, hal.

174). Dalam penelitian ini pengujian alat ukur yang digunakan adalah

pendekatan korelasi produk moment person melalui tahapan sebagai berikut:

1. Penentuan Nilai Korelasi

Untuk menentukan nilai korelasi digunakan rumus sebagai berikut :

𝑛 ∑ 𝑥1 𝑦1 − (∑ 𝑥1 )(∑ 𝑦1 )
𝑟=
√[𝑛 ∑ 𝑥1 2 − (∑ 𝑥1 )2 ][𝑛 ∑ 𝑦1 2 − (∑ 𝑦1 )2 ]

Keterangan :

r = koefisien korelasi

x = jumlah skor total item x

y = jumlah total item y


25

n = jumlah responden

2. Penentuan uji signifikasi korelasi Product Mement

Secara statistik angka korelasi yang diperoleh diuji t atau dibandingkan

dengan ttabel dengan derajat (db) = n – z pada  = 0,05 dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑟√𝑛 − 2
𝑡=
√1 − 𝑟 2

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

t = nilai thitung

c. Kaidah Keputusan

Jika : t > ttabel, maka terjadi korelasi

t  ttabel, maka tidak terjadi korelasi

Dilihat dari kriteria pengujian, bahwa koefisien validitas dianggap

signifikan apabila harga thitung lebih besar dari ttabel (1 - ) (n – 2) dengan

harga parameter   0,05. Alat ukur yang signifikan adalah valid,

sedangkan yang tidak signifikan adalah tidak valid atau harus di drop

(Iskandar, 2016, hal. 174).

Selain harus valid, alat ukur penelitian juga harus reliabel (handal). Suatu

alat ukur dikatakan handal apabila alat ukur penelitian memberikan hasil yang

tetap, selama variabel yang diukur tidak berubah. Reliabilitas merupakan indeks

yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur penelitian dapat dipercaya atau

diandalkan.
26

Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan rumus

Alfa Cronbach dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Penentuan nilai korelasi (r):

Untuk menentukan nilai korelasi digunakan rumus sebagai berikut :

𝐽𝑘𝑖 𝐽𝑘𝑠
𝑆𝑖 ² = −
𝑛 𝑛²
2
𝛴𝑋𝑇 ² (𝛴𝑋𝑇 )
𝑆𝑇 ² = −
𝑛 𝑛²
𝐾 𝑆𝑖²
𝑟= { } {1 − }
𝐾−1 𝑆𝑖²

Keterangan :

n = Jumlah responden

K = Jumlah item

𝐽𝐾𝑖 = Penjumlahan dari kuadrat seluruh skor tiap item

𝐽𝐾𝑠 = Penjumlahan dari kuadrat jumlah skor tiap item

𝑋𝑟 = Skor masing-masing responden

b. Penentuan nilai t hitung:

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan nilai t hitung adalah sebagai

berikut:

𝑟 √𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟2

Keterangan :

r = koefisien korelasi

n = Jumlah responden

c. Kaidah keputusan nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan

dengan nilai ttabel pada taraf nyata sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan
27

dk = n-2. Setelah dibandingkan kemudian diambil keputusannya dengan

kaidah sebagai berikut :

1. Jika t hitung > t tabel , maka terjadi korelasi atau alat ukur yang

digunakan reliabel.

2. Jika t hitung ≤ t tabel , maka tidak terjadi korelasi atau alat ukur yang

digunakan tidak reliabel.

1.6.6 Populasi Penelitian dan Teknik Sampling

Populasi penelitian merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas

serta ciri-ciri tertentu Iskandar (2015:230). Populasi itu berupa objek atau subjek

yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan

masalah penelitian.

Berdasarkan substansi pokok penelitian yang dilakukan, sasaran populasi

(population target) dari penelitian ini adalah seluruh guru di Pesantren al-Falah

Biru Cirengit - Garut dengan jumlah guru 40 orang.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

sensus, yaitu meneliti subjek penelitian secara menyeluruh. Peneliti tidak

melakukan penarikan sampel, karena seluruh populasi guru dijadikan responden.

1.6.7 Sumber Data, Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Proses

Pengumpulan Data

Jenis data yang ditangkap dalam penelitian ini yaitu berupa data primer

dan data sekunder. Data primer yaitu data yang mendekati kebenaran dan data

tersebut sifatnya valid yang mencakup data variabel-variabel penelitian yang

diperoleh langsung dari responden, dalam hal ini adalah seluruh guru Pesantren

al-Falah Biru Cirengit - Garut Sumber data primer diantaranya diperoleh dari
28

responden sebanyak 40 orang sebagai objek penelitian sesuai ruang lingkup dan

kebutuhan.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang peroleh dari dokumen-dokumen

dan laporan-laporan yang berkaitan dengan masalah penelitian, bisa berupa

pendapat atau pandangan dari pihak lain selain responden atau bisa berupa

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan variabel penelitian serta laporan-

laporan yang berkaitan erat dengan objek penelitian.

Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi (Library Research)

Pada penelitian ini, studi dokumentasi yang dimaksud antara lain: data

pendidik dan kependidikan Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut dalam setiap

tahunnya baik dari segi pelaksanaan proses belajar mengajar, ataupun prestasi

belajar siswa, keadaan lingkungan sekolah, dan kurikulum yang digunakan.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan, yaitu meneliti secara langsung variabel-variabel yang

dijadikan objek penelitian di lokasi yang telah di tentukan dengan teknik sebagai

berikut :

1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan atau monitoring secara langsung

pada obyek penelitian dengan mengamati dan mencatat hal-hal yang

berkaitan dengan keperluan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti

mengumpulkan data yang berkenaan dengan manajemen pembelajaran


29

pesantren kepesantrenan (X), kinerja guru (Y) dan prestasi belajar siswa

(Z) di Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut

2. Angket, yaitu pengumpulan data di lapangan dengan cara menyebarkan

beberapa pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,

yang disertai dengan alternatif jawaban, sehingga responden tinggal

memilih jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini

dilakukan untuk mengumpulkan data-data variable penelitian, yakni :

manajemen pembelajaran pesantren kepesantrenan (X), kinerja guru (Y)

dan prestasi belajar siswa (Z) di Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut.

3. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan informan

kunci guna memperoleh data yang tidak dapat dilakukan melalui observasi

maupun studi dokumentasi, wawancara dilakukan kepada kepala sekolah

dan tenaga kependidikan. Wawancara dilakukan kepada semua guru di

Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut.

Selanjutnya proses dalam upaya pengumpulan data yang akan peneliti

lakukan adalah:

1. Tahap persiapan, yaitu penulis mencari dan menyusun item-item

pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian.

2. Tahap pelaksanaan, yaitu tahap penyebaran angket atau kuisioner kepada

responden.

3. Tahap evaluasi, yaitu tahap pelaksanaan pengujian angket hasil isian

responden.
30

4. Tindak lanjut, yaitu tahap pelaporan atau lebih tepatnya tahap konsultasi

penulis kepada dosen pembimbing berkaitan dengan hasil penilaian angket

isian responden,

5. Pengakhiran, adalah tahap perbaikan data yang dilakukan penulis setelah

berkonsultasi dengan penialian hasil isian angket responden.

1.6.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengujian Hipotesis Penelitian

Proses analisis data yang diarahkan untuk menjawab permasalahan

penelitian yang dibahas secara mendalam untuk menggambarkan fenomena atas

kasus yang dikaji dalam penelitian ini.

Dalam setiap proses pengolahan dan analisis data, terdapat beberapa

kegiatan pokok, menurut Iskandar (2016:279) adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa kembali instrumen penelitian (alat ukur) yang memuat data hasil

penelitian, untuk mengetahui apakah semua data yang diharapkan sudah

terkumpul atau belum.

2. Menuliskan kode-kode pada kategori jawaban responden dalam instrumen

penelitian.

3. Membuat tabel-tabel pengolahan data.

4. Memindahkan data (kategori jawaban responden) dari instrumen penelitian ke

dalam tabel-tabel pengolahan data.

5. Melakukan pengecekan kembali pemasukan data ke dalam tabel-tabel

pengolahan data, untuk memperoleh keyakinan bahwa segala sesuatunya telah

berjalan sebagaimana mestinya.

6. Melakukan pengelompokan data sesuai dengan tujuan dan kesimpulan

penelitian yang diharapkan.


31

7. Membuat kerangka pola analisis data yang mencakup: karakteristik responden,

hasil uji validitas dan reliabilitas alat ukur dan hasil pengujian hipotesis.

8. Melakukan analisis data baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif

(statistik).

Adapun proses pengolahan data yang akan penulis lakukan adalah sebagai

berikut :

1. Editing, yaitu proses kegiatan penyuntingan data atau menyortir data yang

tepat dan benar dengan data-data salah dan kosong. Hasilnya adalah data

yang baik yang sesuai dengan harapan peneliti.

2. Coding, yaitu proses pemberian skor/penilaian terhadap hasil responden

atau pemberian identitas dengan cara memberikan kode-kode pada

kategori jawaban responden sehingga memiliki arti tertentu pada saat data

dianalisis, untuk memudahkan pengujian hipotesis.

3. Tabulating, yaitu proses memasukan atau menindahkan data/jawaban

masing-masing responden ke dalam tabel-tabel pengolahan data, sehingga

akan diperoleh skor total jawaban responden pada masing-masing variabel.

Hal ini dilakukan untuk mempermudah transformasi data pada saat analisis

data.

Proses Transformasi Data

Sehubungan dengan pendekatan analisis yang akan digunakan, maka untuk

keperluan analisis penulisan hipotesis data yang berskala ordinal, terlebih dahulu

di transformasikan menjadi data berskala interval melalui metode suksesif

(Method of Successive interval). Metode Suksesif adalah teknik penyekalan yang


32

dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat pengukuran data dari ordinal

menjadi data interval.

Langkah-langkah transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperhatikan setiap item pertanyaan

2. Dalam setiap item pertanyaan ditentukan beberapa frekuensi jawaban yang

mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5

3. Menentukan proporsi kumulatif

4. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan

menggunakan tabel normal.

5. Tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap nilai Z dengan

menggunakan formula sebagai berikut:

(Denisty at lower limit) (Denisty at upper Limit)


SV (Scale Value) 
(Area Under Upp er Limit) - (Area Under Lower Limit)

6. Scale Value terkecil (harga negatif terbesar) diubah menjadi sama dengan

(1). Penentuan nilai data transformasi dengan menggunakan rumus:

SVtransforma si  SV - SVminimum  1

Pengujian Hipotesis (Teknik Analisis Data untuk Menguji Hipotesis)

Data yang terkumpul akan dianalisis secara statistik, baik secara deskriptif

inferensial, maupun analisis hubungan antara variabel. Dalam penelitian

kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan

data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan


33

variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis statistik dengan model

analisis jalur (Path Analysis), dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengukur pengaruh X terhadap Y dan Z

a. Menyusun matrik korelasi variabel penelitian

rX1X1 rX1X 2 rX1Y  rX1Z 


 
R  rX 2 X1 rX 2 X 2 rX 2 Y  rX 2 Z  , dan
 rYX rYX2 rYY   rYZ 
 1

 C X1 X1 C X1 X 2 C X1Y 
 
R  C X 2 X1
-1
CX2X2 C X 2Y 
 CYX CYX 2 CYY 
 1

b. Menghitung koefisien jalur pengaruh X terhadap Y dan Z

CZX1 C ZX 2 C ZY
PZX1   PZX 2   PZY  
CZZ C ZZ C ZZ

c. Menghitung koefisien determinasi total X terhadap Y dan Z

 rX1Z 

RZ2 (Y , X1 , X 2 )  PZX 1 PZX 2 
PZY rX 2 Z 
 rYZ 

d. Menghitung pengaruh variabel lain di luar X dan Y terhadap Z

PZ2 2  1  RZ2 (Y , X1 , X 2 )

e. Melakukan uji serempak X1, X2, terhadap Y dan Z dengan Uji F

(n  k  1) RZ2 (Y , X1 , X 2 )
F
k (1 - RZ2 (Y , X1 , X 2 ) )

f. Menguji pengaruh secara parsial


34

PZi
ti 
(1  R 2 ) Cii
n - k -1

dengan kaidah keputusan:

(1) Jika nilai thitung> t (, n-k-1) maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya

terdapat perbedaan tentang besarnya pengaruh diantara dua variabel.

(2) Jika nilai thitung< t (,n-k-1) maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya

besarnya pengaruh diantara dua variabel adalah sama.

2. Mengukur pengaruh X terhadap Y

a. Mencari korelasi antara variabel X1 dengan X2, antar X1, X2 dengan Y

b. Menyusun matrik korelasi variabel bebas X1 dengan X2, antar X1, X2 dengan Y.

 rX X rX1 X 2  rX1Y 
, dan CRX1 X1 CRX1 X 2 
R 1 1 R -1  
rX 2 X1 rX 2 X 2  rX1Y  CRX 2 X1 CRX 2 X 2 

c. Menghitung Koefisien jalur Pengaruh X terhadap Y

 PYX1  CRX1 X1 CRX1 X 2  rX1Y 


P   CR CRX 2 X 2  rX1Y 
 YX2   X 2 X1

d. Menghitung koefisien determinasi total X1 dan X2 terhadap Y

rX Y 

R 2 Y(X1 , X 2 )  PYX1 
PYX 2  1 
rX1Y 

e. Menghitung pengaruh variabel lain diluar X terhadap Y

PY1  1   Pyi riy  1  R 2

f. Melakukan uji serempak X terhadap Y dengan Uji F

(n  k  1) R 2
F
k (1 - R 2 )

g. Menguji secara parsial

(1) Menghitung korelasi parsial


35

rYXi - rYXj . rXi X j


rYXi . X j 
1- r 2 Xi X j . 1- r 2 YX j

(2) Menghitung thitung

rY Xi . X j n - k -1
t hitung  2
1- r Y Xi . X j

h. Menentukan Keputusan

(1) Jika nilai thitung> t (, n-k-1) maka Ho ditolak dan H1 diterima artinya

terdapat perbedaan tentang besarnya pengaruh diantara dua variabel.

(2) Jika nilai thitung< t (,n-k-1) maka Ho diterima dan H1 ditolak artinya

besarnya pengaruh diantara dua variabel adalah sama.

1.6.9. Lokasi, Jadwal Waktu Penelitian dan Tahap-Tahap Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Pesantren al-Falah Biru Cirengit - Garut

Penelitian berlangsung dengan waktu pelaksanaan penelitian kurang lebih selama

8 bulan yaitu sejak bulan Juni 2017 sampai dengan bulan Januari 2018. Dengan

langkah-langkah dan jadwal waktu penelitian menurut tabel berikut :

Tabel 1.6
Jadwal Penelitian
Jadwal Kegiatan
No Uraian Kegiatan 2017 2018
6 7 8 9 10 11 12 1 2
1. Memilih Masalah Penelitiaan
2. Melakukan Studi Kepustakaan
Merumuskan Masalah Penelitian
3.
(Identifikasi Masalah Penelitian)
4. Menyusun Usulan Penelitian
Melakukan Seminar Usulan
5.
Penelitian
6. Melakukan Uji Validitas dan
36

Reliabilitas
7. Perbaikan Usulan Penelitian
8. Proses Pengumpulan Data
Melakukan Pengolahan dan
9.
Analisis Data
10. Menyusun Tesis
11. Ujian Sidang Tesis
12. Perbaikan Tesis
13. Publikasi Tesis

1.7. Sistematika Pembahasan

Pada bagian ini, peneliti mengurutkan sistematika pembahasan agar


pembahasan tidak melebar luar, sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, memuat:
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian
1.3 Maksud dan tujuan Penelitian
1.4 Kegunaan (manfaat) Penelitian
1.5 Kerangka Pemikiran
1.6 Hipotesis Penelitian
BAB II Tinjauan Pustaka, memuat:
2.1 Tinjauan teoritik tentang objek/Masalah Penelitian
2.2 Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu ang sejenis
2.3 Relevansi masalah penelitian dengan ilmu-ilmu Manajemen
PendidikanIslam/Perspektif al-Qur’an dan Hadits
2.4 Tinjauan teoritik tentang variabel-variabel penelitian
2.5 Hubungan konseptual antara variabel penelitian (proposisi)
BAB III Metodologi Penelitian, memuat:
3.1 Metode yang digunakan
3.2 Operasionalisasi Variabel, memuat:
37

3.2.1 Variabel-variabel yang diteliti


3.2.2 Paradigma Penelitian
3.2.3 Definisi Operasional
3.2.4 Operasionalisasi Variabel-variabel
3.2.5 Alat Ukur Penelitian
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
3.3 Teknik Pengumpulan Data, memuat:
3.3.1 Populasi Penelitian dan Teknik Sampling
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
3.3.3 Proses Pengumpulan Data
3.3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Pengolahan Data, memuat:
3.4.1 Proses Pengolahan Data
3.4.2 Proses Transformasi Data
3.4.3 Pengujian Hipotesis
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, memuat:
4.1 Gambaran umum objek penelitian, memuat:
4.1.1 Keadaan Permasalahan Penelitian
4.1.2 Kebijakan Pemerintah yang berkaitan dengan objek
penelitian
4.1.3 Tupoksi Pemerintah yang berkaitan dengan objek
penelitian
4.2 Karakteristik responden
4.3 Deskripsi data variabel-variabel penelitian
4.4 Pengujian hipotesis penelitian dan pembahasan

BAB V Kesimpulan dan Saran, memuat:


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
38

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemah.

Dimyati, D. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, P., & Suryana, A. (2012). Guru Profesional. Bandung: PT Refika


Aditama.

Iskandar, J. (2016). Metoda Penelitian Sosial. Bandung: Puspaga Bandung.

Iskandar, J. (2017). Perilaku Manusia Dalam Kelompok dan Organisasi.


Bandung: Puspaga.
39

Kurniadin, D., & Machali, I. (2016). Manajemen Pendidikan (Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

LN, S. Y., & Nurihsan, A. J. (2011). Teori Kepribadian . Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Priansa, D. J. (2014). Kinerja dan profesionalisme Guru. Bandung: CV Alfabeta.

Rahmat, A. (2013). Manajemen Pendidikan Islam. Gorontalo: Ideas Publishing.

Sagala, S. (2013). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.


Bandung: Alfabeta.

Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Surya, M. (2014). Psikologi Guru, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yamin, M. (2007). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.


Jakarta: Gaung Persada Press.

Anda mungkin juga menyukai