1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melaui jalan lahir (saefuddin, 2002)
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks,
lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Buku acuan APN, 2002)
Persalinan adalah kala pembukaan dalam proses persalinan yang
ditandai dengan lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka dilatasi dan mendatar (effacement),lamanya kala 1 rata-rata 6-18
jam para primipara dan 2- 10 jam pada multipara (mochtar,1998)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-40 minggu ), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun janin (Bari AS,2002)
1.2 Etiologi
2. Kala II
3) Strassman: tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali
pusat bergetar atrinya belum lepas, tak bergertar artinya lepas.
4. Kala IV
Setelah plasenta lahir, kontraksi uterus tetap kuat dengan amplitude
60-80 mmhg , kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh interval pembuluh
darah tettutup rapat dan terjadi kesempatan membentuk thrombus. Melalui
kontraksi yang kuat dan pembentukan tthrombus menjadi penghentian
pengeluaran darah post partum . kekuatan his dapat dirasakan ibu saat
menyusui bayinya karena pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise
posterior (Manuaba ,1998)
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-
500 cc
Posisi duduk atau setengah duduk sering kali nyaman bagi ibu dan ia
bisa beristirahat dengan mudah antara kontraksi jika merasa lelah keuntungan
dari posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.
Gambar 2 posisi jongkok atau berdiri
1. Fiksasi ( Engagement)
2. Penurunan (Decent)
Adalah sekitar 96% dari semua persalinan diawali dengan janin dalam
posisi fleksi , kepala ke bawah dan tubuhnya agak berputar kesisi kanan
dan kiri. Sebagaimana kontraksi mulai terjadi kepala bergerak lebih dalam
ke pelvic dan dalam posisi menyamping dengan wajah ke kanan dan
oksiput ke kiri atau sebaliknya .
3. Fleksi
Fleksi ini diameter otak kecil dari kepala janin dan masuk dalam
panggul dan terus menuju dasar panggul.
4. Rotasi Interna
5. Ekstensi
Pada saat ini jalan lahir ini sudut berubah , kepala yang mengalami
dorongan ke bawah pada dada fleksi, meluncur ke luar dibawah tulang
pubis dan melewati intoitus atau orivisum vagina, keluar, dagu terangkat ke
atas, atau ekstensi dan kepala lahir.
6. Ekpulsi janin
Segera setelah bayi lahir, uterus berkontraksi, mengurangi permukaan
internalnya sampai 400 % sementara plasenta tetap dalam ukuran yang
sama . hal ini menyebabkan akar plasenta atau vili, untuk runtuh dari
endomentrium, memisahkan plasenta dari uterus. Bila ujungnya tetap
melekat, terkumpul darah dibelakang plasenta kemudia ketika plasenta
runtuh terjadi semprotan darah, dan permukaan amnion keluar seperti
paying yang terbuka.
Bila keseluruhan plasenta terpisah dalam waktu yang bersamaan tidak
dapat mengumpulkan darah dan plasenta dengan mudah meluncur keluar
dengan sisi desidula terlebih dulu.
Setelah plasenta terpisah dan sebelum uterus kembali berkontraksi otot
uterus cenderung untuk relaksasi . hal ini memungkinkan darah untuk
mengalir dari sinus-sinus besar dalam uterus. Darah menekan uterus dan
menstimulasi uterus untuk berkontraksi. Mengubah uterus dari masa
spongiosa lembut menjadi bentuk bola bulat yang halus yang naik ke atas
pada dinding abdoen yang kini telah relaksasi. Uterus harus tetap
berkontraksi dan mengecil bila terjadi relasasi kehidupan darah yang serius
akan menjadi dalam beberapa menit masase eksternal uterus melalui
abdomen menstimulasi uterus untuk berkontraksi menyebabkan sinus-sinus
tertutup dan mencegah perdarahan.
7. Rotsi eksternal
Terjadi ecara bersaman dengan berputar interna dari bahu.
1.10 Pemeriksaan penunjang
1.11 Komplikasi
1. Distosia atau persalinan yang sulit akibat dari :
a. Kelainan tenaga atau his
b. Kelainan janin (kelainan dalam letak atau bentuk janin)
c. Kelainan jalan lahir
2. Perdarahan saat dan setelah persalinan
a. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
b. Perlukaan vulva, vagina dan serviks
c. Rupture uteri adalah robekan atau dikontinuitas didinding rahim
akibat dilampauinya daya rengang miometrium.
d. Emboli air ketuban (Winkjosastro,2002)
1.12 Penatalaksanaan
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, dan pekerjaan,
b. Identitas penanggung jawab
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, jenis kelamin,
pendidikan, agama, dan hubungannya dengan klien
2. Keluhan utama
Klien mengeluh sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,
sering dan teratur keluar lendir bercampur darah.
a. Riwayat penyakit
Usia kehamilan 37-40 minggu, klien mengeluh sakit perut dan
keluar lendir bercampur darah,pada pemeriksaan dalam serviks
mendatar dan pembukaan telah ada.
b. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji adanya riwayat penyakit dalam keluarga yang
dapat memperburuk konsisi klien saat persalinan
3. Keluhan penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang yaitu keluhan sampai klien pergi
kerumah sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam
diluar siklus haid, pembesaran lebih besar dari usia kehamilan.
4. Riwayat penyakit dahulu
1. Riwayat penyakit dahulu
a. Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan, kapan, oleh siapa, dan dimana tindakan tersebut
berlangsung.
b. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya, DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin,
dan penyakit-penyakit lainnya.
2. Riwayat penyakit keluarga
Perlu dikaji adanya riwayat penyakit dalam keluarga yang
dapat memperburuk kondisi klien saat persalinan.
3. Riwayat obstetric
a. Keadaan haid
Yang perlu diketahui pada keadaan haid adalah tentang
Menarche, siklus haid, HPHT, jumlah dan warna darah keluar,
lamanya haid, nyeri atau tidak, bau.
b. Perkawinan
Yang perlu ditanyakan berapa kali kawin dan sudah berapa
lama.
c. Riwayat kehamilan
Riwayat kehamilan yang perlu diketahui adalah berapa kali
melakukan ANC ( Ante Natal Care ), selama kehamilan periksa
dimana, perlu diukur BB dan TB.
4. Pola kebiasaan sehari-hari menurut Virginia Handerson
a. Respirasi
Pernafasan meningkat.
b. Nutrisi
Biasanya klien mengalami gangguan dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi seperti mual/muntah, masukan protein kalori kurang.
c. Eliminasi
Biasanya klien mengalami gangguan BAK ( oliguria : kurang dari
400 ml/24 jam )
d. Gerak dan keseimbangan tubuh
Aktivitas berkurang, perubahan gaya berjalan.
e. Istirahat / tidur
Klien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat dan tidurnya
karena adanya kontraksi uterus ( his ).
f. Mempertahankan temperature tubuh dan sirkulasi
Biasnya temperature tubuh meningkat dan sirkulasi meningkat.
g. Kebutuhan personal hygiene
Kebersihan diri merupakan pemeliharaan kesehatan untuk diri
sendiri dan lingkungan 2x sehari. Biasanya kebutuhan personal
hygiene tidak ada gangguan.
h. Aktivitas
Pada klien biasanya aktivitasnya terganggua karena kebiasaan
sehari-hari tidak dapat dilakukan / tidak dapat terpenuhi dengan
baik.
i. Kebutuhan berpakaian
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dalam memenuhi
kebutuhan berpakaian.
j. Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan perlu dikaji apakah klien tetap merasa aman
dan terlindungi oleh keluarganya. Klien mampu menghindari
bahaya dari lingkungan.
k. Sosialisasi
Bagaimana klien mampu untuk berkomunikasi dengan orang lain
dalam mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekehawatiran, dan
opini.
l. Kebutuhan spiritual
Klien lebih rajin beribadah dan berdoa untuk menghadapi
persalinan.
m. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Klien dengan persalinan normal biasanya tidak dapat memenuhi
kebutuhan bermain dan rekreasi karena dalam kondisi yang lemah.
n. Kebutuhan belajar
Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau memuaskan
rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal,
kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
5. Pemeriksaan fisik
Dalam melakukan pemeriksaan fisik , metode yang digunakan
adalah pemeriksaan Head To Toe. Pemeriksaan fisik secara head to toe
pada persalinan normal, meliputi :
a. Keadaan umum
Klien dengan persalinan normal biasanya keadaan umumnya lemah.
b. Kesadaran
c. Klien dengan persalinan normal biasanya composmentis.
d. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : normal kadang menurun.
2) Nadi : mungkin meningkat ( >90x/menit)
3) Suhu : meningkat atau menurun
4) Respirasi : meningkat >20x/menit )
e. Kepala
1) Inspeksi : bersih atau tidaknya, ada atau tidak lesi
2) Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan, krepitasi, masa.
f. Wajah
Inspeksi : tampak pucat, ada atau tidaknya oedema.
g. Mata
Inspeksi : tampak pucat, sclera icterus.
h. Hidung
Inspeksi : simetris atau tidak, ada tidaknya polip
i. Telinga
Inspeksi : ada tidaknya peradangan dan lesi.
j. Mulut
Inspkesi : periksa apakah bibir pucat atau kering, kelengkapan gigi,
ada tidaknya karies gigi.
k. Leher
1) Inspeksi : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe.
2) Palpasi : ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid dan limfe, ada
nyeri tekan.
l. Payudara
1) Inspeksi : ukuran payudara, simetrisitas, dan warna kulit, putting,
ukuran, bentuk, ada tidaknya ulkus dan kemerahan.
2) Palpasi : papalsi payudara untuk mengetahui kosistensi atau
nyeri tekan.
m. Thorax
1) Inspeksi : pergerakan dinding dada, frekuensi irama, kedalaman
dan penggunaan otot bantu pernafasan, ada tidaknya retraksi
dinding dada.
2) Palapasi : ada tidaknya nyeri tekan, dan krepitasi vocal
premitus
3) Perkusi : kenormalan indra thotax
4) Auskultasi : ada tidaknya suara nafas tambahan.
n. Abdomen
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun, adanya
kontraksi uterus ( HIS )
o. Genetalia
Pada pemeriksaan dalam ( vagina ) terdapat pembukaan serviks
dalam cm/jam , sekresinya bertambah bisa bercampur darah.
p. Ekstremitas atas
1) Inspeski : ada tidaknya infus yang terpasang
2) Palpasi : CRT memanjang bila terjadi perdarahan
q. Ekstremitas bawah
1) Inspeksi : ada tidaknya deformitas
2) Palpasi : akral ( perdarahan biasanya disertai dengan akral
dingin )
6. Diagnosa Keperawatan
1. Kala I
a. Nyeri persalinan b/d dilatasi serviks, tekanan pada jaringan
sekitar vagina d/d dengan klien mengerang kesakitan, wajah
klien meringis, klien keringat dingin, dilatasi pupil, terdapat
kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat, frekuensi nafas
meningkat.
b. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses persalinan d/d
klien tampak gelisah dan takut.
c. Resiko kurang volume cairan b/d penurunan masukan dan
peningkatan pengeluaran energi.
2. Kala II
a. Nyeri persalinan b/d ekspulsi janin d/d dengan klien mengerang
kesakitan, wajah klien meringis, klien keringat dingin, dilatasi
pupil, terdapat kontraksi uterus, frekuensi jantung meningkat,
frekuensi nafas meningkat.
b. Resiko kurang volume cairan b/d penurunan masukan dan
kehilangan cairan secara aktif.
c. Kelelahan b/d perubahan ststus emosional dan adanya rasa
nyeri.
3. Kala III
a. Nyeri persalinan b/d ekspulsi janin d/d wajah klien meringis,
klien keringat dingin, frekuensi jantung meningkat, frekuensi
nafas meningkat.
b. Resiko kurang volume cairan b/d kurang intake dan kehilangan
cairan secara aktif, laserasi jalan lahir.
4. Kala IV
a. Nyeri akut b/d trauma jalan lahir d/d wajah klien meringis,
frekuensi jantung meningkat, frekuensi nafas meningkat.
b. Kelelahan b/d perubahan status emosional dan adanya rasa
nyeri.
RENCANA KEPERAWATAN
KALA I
KALA III
KALA IV