Anda di halaman 1dari 3

Kartografi digital menggunakan karakteristik metrik dan kualitatif yang ada pada Kartografi

tradisional dan merepresentasikan dalam struktur penyimpanan data, visualisasi data dalam
berbagai skala. Jadi dalam pengertian ini jelas sekali bahwa pada kartografi digital konsepnya tidak
berubah. Tetap saja dalam kartografi digital representasi dari informasi juga harus benar dalam
aspek planimetrik, plano-altimetric maupun secara 3D-nya. Selain itu aspek dasar seperti
konsistensi dalam merepresentasikan informasi, reliabilitas dalam menyampaikan informasi yang
sebenarnya dan aspek keterbacaan atau kemudahan untuk diinterpretasi tetap menjadi kriteria
penilaian kualitas produk kartografi digital ini. Saat ini, karena sudah canggih baik itu peralatan
surveinya, komputer yang digunakan untuk pengolahan, kemudian sumber data penginderaan jauh
yang lebih memadai bahkan hingga plotternya sudah hebat merepresentasikan warna-warna
sehingga tidak perlu kuatir saat mendisain simbol dan color scheme untuk peta, tantangan pada
sisi kedetilan dan kualitas produk kartografi semakin tinggi.Perlu diingat kembali bahwa kualitas
tidak hanya pada yang terlihat sebagai tampilan visual saja.

Ada baiknya mengingat kembali bahwa setidaknya ada 3 tingkatan cara memperoleh data spasial
untuk keperluan kartografi digital, yaitu:

1. Survey langsung menggunakan instrumen topografis, gps dan lain sebagainya

2. Interpretasi data penginderaan jauh dan proses fotogrametrik

3. Digitasi produk kartografi yang dihasilkan sebelumnya

Oleh karena itu, dalam aktivitas kartografi digital, seseorang harus paham betul tiap-tiap tingkatan
diatas dan implikasinya pada kualitas data. Termasuk pada kesesuaian kedetilan informasi dan
kedalaman informasi dengan skala peta yang hendak disajikan.

Ambil saja contoh, digitasi produk kartografi yang dihasilkan sebelumnya untuk keperluan
kartografi digital, perlu disadari bahwa dalam proses tersebut kemungkinan terjadi penurunan
presisi dapat terjadi. Kemudian, seberapa besar kesalahan grafis yang diperbolehkan dan masih
dapat diterima? Misalnya digitasi ulang garis kontur, apakah kesalahan grafis 0.2 mm karena
heterogenitas kenampakan pada peta yang sedang didigitasi ulang tersebut dan karena tipisnya
garis itu dapat diterima atau dapat ditolerasi?
Lebih jauh lagi, kita semua menyadari bahwa didunia nyata, kondisi alam ini sangat kompleks dan
banyak sekali detilnya. Peta harus dapat secara strategis dibuat dengan generalisasi untuk
mengurangi detail, mengelompokkan fitur dan dapat lebih menonjolkan informasi yang menjadi
fokus peta tersebut. Metode generalisasinya perlu yang sesuai, bila tidak makan kita dapat
kehilangan informasi yang justru terpenting dan menjadi fokus. Semua serba digital, klik-klik
diperangkat lunak makan proses generalisasi dapat dilakukan dari data digital sumbernya. Namun
apakah hasilnya telah sesuai?

Dan yang sebenarnya, dengan memanfaatkan keunggulan teknologi, dalam kartografi digital kita
dapat merepresentasikan informasi dalam peta interaktif. Sesuatu yang sangat terbatas untuk dapat
dilakukan pada kartografi tradisional. Disini kita dapat menggunakan teknik animasi untuk
menampilkan informasi menurut perubahan waktu (temporal) dan juga untuk menampilkan
informasi yang sifatnya dinamis.

Sebagai tambahan, karena kartografi digital produknya salah satunya berupa peta digital dan
mudah sekali untuk disebarluaskan melewati jaringan internet, maka aspek legal, copyright/hak
ciptanya bagaimana?. Jadi perlu sekali dibuat semacam persetujuan atau kesepakatan bersama
yang mengatur hal ini.

Inilah pentingnya prinsip-prinsip dasar tetap dipegang walaupun eranya sudah kartografi
digital.Kemudian ditambah dengan kaidah baru yang menunjang kondisi saat ini. Misalnya,
melihat kemampuan mata manusia memisahkan garis, membedakan warna, kira-kira berapa
resolusi peta yang cocok untuk ditampilkan di webgis, atlas digital?. Kemudian format
penyimpanannya dalam Tiff, JPEG, png atau format apa yang sesuai?. Inilah tantangan di era
sekarang..

Sebagai bagian akhir dari tulisan ini. Perlunya kiat-kiat kreatif untuk menjaga keberlangsungan
dan kualitas produk kartografi digital ini. Selain tipis sekali sekat antara bidang kartografi digital
dengan bidang geomatika lain yang sama-sama menggunakan bentuk peta digital sebagai produk
akhir. Kartografi digital harus dapat menempatkan dirinya sebagai representasi konsep awal
kartografi namun tetap fleksibel dalam mengadopsi teknik dan teknologi yang berkembang saat
ini. Dengan demikian peta produk kartografi digital tidak kehilangan ciri khas sebagai produk seni,
ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Seperti definisi kartografi adalah seni, ilmu pengetahuan
dan teknologi tentang pembuatan peta-peta, sekaligus mencakup studinya sebagai dokumen-
dokumen ilmiah dan hasil karya seni. Jadi peta yang ditampilkan tak sekedar keluaran sebuah
proses SIG semata, atau hasil PCD dan interpretasi citra penginderaan jauh. Namun peta yang
dengan seksama dirancang, didesain sedemikian rupa untuk dapat berinteraksi dengan penyimak
dan pembacanya sebagai bagian dari mata rantai komunikasi.

Anda mungkin juga menyukai