Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu derajat kesehatan masyarakat
khususnya di negara berkembang. Empat (4) masalah gizi di Indonesia
meliputi kekurangan energi kronis, anemia, gangguan akibat kekurangan
yodium dan kekurangan vitamin A. Permasalahan gizi ini dapat terjadi pada
semua rentang usia. Strategi penanggulangan dengan melibatkan peran
seluruh anggota masyarakat merupakan langkah yang perlu terus dilakukan.
Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan
masyarakat harus dapat memberikan pelayanan sesuai dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat termasuk pelayanan upaya gizi.
Saat ini permasalahan gizi tidak hanya berkutat pada kekurangan salah
satu atau lebih zat gizi baik mikro maupun makro, namun telah berkembang
pada permasalahan kelebihan zat gizi tertentu yang mengakibatkan terjadinya
penyakit degeneratifPuskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan
pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan
kesehatan (Depkes RI, 2004).

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum : Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di
Puskesmas yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang
bermutu dalam rangka mengatasi masalah gizi perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kedungbanteng.

1
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya.
b. Terlaksananya pelayanan gizi di luar gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya.
c. Meningkatkan mutu pelayanan gizi yang berbasis kebutuhan dan
harapan masyarakat.
d. Menurunkan angka kejadian gizi buruk pada balita dan KEK pada ibu
hamil.
e. Menurunkan angka kejadian anemia kekurangan zat besi pada ibu
hamil.
f. Menurunkan angka kejadian GAKY pada ibu hamil dan neonatal.
g. Menurunkan angka kejadian penyakit degenerative juga cukup tinggi
seperti kejadian hipertensi, asam urat, cholesterol dan diabetes
mellitus.
h. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi yang
baik di Puskesmas dan jejaringnya.

C. Sasaran
Secara garis besar sasaran upaya perbaikan gizi dapat dikelompokkan
menjadi :
1. Sasaran Langsung
Sasaran langsung adalah perorangan atau keluarga yang bersedia
melakukan sesuatu terhadap dirinya sendiri dalam rangka mewujudkan
keluarga sadar gizi. Sasaran ini pada garis besarnya
dapat disegmentasikan menjadi:
a. Keluarga Balita (Ibu, bapak, anggota keluarga yng ditugasi mengasuh
anak)
b. Ibu muda
c. Ibu Hamil
d. Ibu menyusui
e. Masyarakat umum

2. Sasaran Tidak Langsung


Yang dimaksud dengan sasaran tidak langsung adalah perorangan atau
institusi yang diharapkan dapat membantu secara aktif baik sebagai
pengajar (motivator), maupun sebagai penyedia jasa kelompok UPGK
dalarn rangka melembagakan dan memberdayakan keluarga sadar gizi.
Sasaran ini antara lain terdiri dari:

2
a. Kelompok yang mempunyai pengaruh dan menentukan dalam proses
pengambilan keputusan misalnya : pemuka masyarakat baik formal
maupun informal (pemukaagama, kepala adat dan lain-lain ).
b. Kelompok / institusi masyarakat di tingkat desa, KPD, KWT, PKK,
Pramuka, Karang Taruna, LSM, LKMD, Lembaga Agama Kader dan
lain sebagainya.
c. Kelompok Petugas KIE dari sektor-sektor yang terkait dalam berbagai
tingkat daerah, meliputi :
1) Sektor kesehatan.
2) Sektor Keagamaan.
3) Sektor Pertanian.
4) Sektor BKKBN.
5) Sektor Pendidikan

D. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pedoman upaya gizi masyarakat ini meliputi :
1. Pelayanan gizi di dalam gedung.
a. Pelayanan gizi rawat jalan.
b. Penentuan diagnosis gizi.
c. Pelaksanaan intervensi gizi.
d. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi rawat jalan.

2. Pelayanan gizi di luar gedung.


a. Pendidikan gizi melalui penyuluhan.
b. Konseling ASI Eksklusif dan PMBA.
c. Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM).
d. Pengelolaan pemantauan pertumbuhan di Posyandu.
e. Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A.
f. Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk Ibu Hamil
dan Ibu Nifas.
g. Edukasi dalam rangka pencegahan Anemia pada Remaja Putri dan
WUS.
h. Pengelolaan Pemberian MP-ASI dan PMT-Pemulihan.
i. Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM).
j. Melaksanakan Surveilans Gizi.
k. Pembinaan Gizi di Institusi.
l. Kerjasama lintas sektor dan lintas program.

3
3. Pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan dan pelaporan untuk mendokumentasikan data dan
informasi dari hasil kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung dan diluar
gedung dengan menggunakan instrumen yang ada di Puskesmas
Kedungbanteng.

4. Monitoring dan evaluasi.


Kegiatan Monitoring dan evaluasi adalah hasil kegiatan pelayanan gizi
baik di dalam maupun di luar gedung yang diolah dan dianalisa.

E. Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam gizi masyarakat, maka puskesmas bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan
kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen
progam gizi meliputi :perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan
menyesuaikan tugas pokok dan fungsi uraian kegiatan progam Gizi, maka
strategi operasional yang dilakukan dalam program gizi masyarakat
diantaranya melalui :
1. Penanggulangan gizi buruk.
2. Penanggulangan kekurangan vitamin A.
3. Penanggulangan anemia akibat kekurangan zat besi.
4. Penanggulangan GAKY.
5. Konseling Gizi.

F. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 155/MENKES/PER/I/2010 tentang
pedoman penggunaan KMS bagi Balita.
2. Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Asi Ekslusif.
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 23 tahun 2014 tentang Upaya
Perbaikan Gizi.
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam program gizi
masyarakat mulai dari Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKP,
Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab gizi dan seluruh karyawan.
Dalam upaya progam gizi masyarakat perlu melibatkan sektor terkait
yaitu : Camat, Lurah, Dukuh, Kader dan sektor terkait lainnya dengan
kesepakatan peran masing-masing dalam program gizi di bidang kesehatan.
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan gizi
masyarakat yang ada di Puskesmas Kedungbanteng :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Upaya Kesehatan Pendidikan minimal Diampu oleh 1 orang dengan
Gizi Masyarakat D III latar belakang pendidikan
D I Gizi Kesehatan

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan Penanggung jawab gizi di puskesmas
dikoordinir oleh Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan
kesepakatan.

C. Jadwal Kegiatan
1. Jadwal pelaksanaan kegiatan program kesehatan usia lanjut sesuai
anggaran BOK disepakati dan disusun bersama.
2. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan kepala puskesmas.
3. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
4. Secara keseluruhan jadwal dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas Kedungbanteng.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan kesehatan gizi dilakukan oleh
Penanggung jawab UKM Gizi dan di semua desa wilayah kerja Puskesmas
Kedungbanteng (gambar denah terlampir).

B. Standar Fasilitas
1. Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2. Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
a. Surat Tugas
b. Buku
c. Pulpen
d. Refleks Hummer
e. Form PE
f. Pot tempat specimen : 2 buah
g. Label
h. Kantong plastik
i. Spesimen carrier dengan ice pack
j. Senter
3. Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4. Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
a. Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
b. Microphone: 4 buah
c. Speaker: 2 buah
d. Laptop
e. LCD projektor

6
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Program Gizi Masyarakat


1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Persiapan ruangan.
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut.
- Menuliskan nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien
peserta jaminan kesehatan.
- Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang
dihadapi pasien :
1) Klinik gizi (pojok gizi)
2) Konsultasi gizi
3) Melaksanakan program kesehatan gizi masyarakat dengan
sasaran ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita.
4) Bayi baru lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan
dilanjutkan dengan memfasilitasi dan motivasi ASI peksklusif.
5) Pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil.
6) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil.
7) Pemberian kapsul vitamin A untuk bayi, balita dan bufas.
8) Perawatan gizi buruk yang ditemukan.
9) Pencatatan monev gizi buruk.
10) Penyuluhan kelompok di ruang tunggu
c. Selesai Pelayanan

2. Kegiatan di Luar Gedung


a. Persiapan :
- Penjadwalan kegiatan
- Penjadwalan kegiatan penyuluhan bagi kader kesehatan.
b. Pelaksanaan :
1) Pemberian kapsul vitamin A.
2) Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI
eksklusif.
3) Penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan bayi,
anak balita di Posyandu.
4) Pengukuran tpinggi badan/panjang badan bayi dan balita.
5) Penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi di meja IV
(empat).

7
6) Pemetaan kadarzi.
7) Monitoring garam beryodium.
8) Penyuluhan kelompok di Posyandu.
9) Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang
Bawah Garis Merah (BGM) dari GAKIN.
10) Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
a) Pemberian PMT penyuluhan di Posyandu.
b) Balita gizi buruk mendapat perawatan.
c) Pemberian tpablet tambah darah pada Bumil.
d) Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis
mendapat PMT Pemulihan.

B. Metode Program Gizi Masyarakat


Metode dalam program gizi masyarakatmelalui beberapa kegiatan yaitu :
1. Pengumpulan data kesakitan
2. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3. Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap balita ,anak –
anak,bumil yang diduga kekuranga gizi.

C. Langkah Kegiatan

1. Perencanaan
a. Diseminasi informasi program gizi masyarakat tingkat Kecamatan dan
pihak lain yang terkait.
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan tingkat Kecamatan.
c. Merencanakan teknis kegiatan program gizi masyarakat dengan lintas
sektor terkait.
d. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program gizi masyarakat
yang bersumber dari dana BOK dan SPO.

2. Pelaksanaan
a. Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading
sektor dari Puskesmas (penanggung jawab program gizi).
b. Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan
kegiatan program gizi masyarakat di tingkat Kecamatan.
c. Melaksanaan kegiatan program gizi masyarakat sesuai dengan jadual
yang telah disusun.

8
3. Pemantauan
Tindakan pengamatan yang dilakukan secara terus-menerus terhadap
pelaksanaan suatu upaya gizi kesehatan masyarakat dengan tujuan
memberikan umpan balik pada pengelolaan upaya gizi kesehatan
masyarakat untuk perbaikan dan optimalisasi pelaksanaan upaya gizi
kesehatan masyarakat. Dilakukan untuk :
a. Menetapkan masalah dan situasi.
b. Menganalisis penyebab dan faktor yang mempengaruhi.
c. Merumuskan dan merevisi upaya solusi.

4. Monitoring evaluasi
Merupakan proses sistematis yang mempelajari pengalaman
pembelajaran upaya gizi kesehatan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kualitas rancangan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
upaya gizi kesehatan masyarakat yang baru.
Rentang waktu :
a. Evaluasi pra kegiatan gizi.
b. Evaluasi sewaktu pelaksanaan gizi sedang berlangsung.
c. Evaluasi hasil kegiatan upaya gizi kesehatan masyarakat yang telah
dilakukan.

9
BAB V

LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan upaya gizi


kesehatan masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program
dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang
akan dilaksanakan.
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Upaya Gizi Kesehatan
Masyarakat berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan Kepala
Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan
direncanakan oleh koordinator gizi kesehatan berkoordinasi dengan bendahara
puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya puskesmas untuk selanjutnya
dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of Action).

10
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya gizi


kesehatan masyarakat perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan
identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko
yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran
harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan
saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan –
tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan.
Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi
resiko atau dampak yang terjadi.

11
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan.

12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program gizi


kesehatan masyarakat perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas
dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.

13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan program upaya gizi kesehatan masyarakat dimonitor dan
dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1 Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

14
BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan upaya gizi kesehatan masyarakat dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya gizi kesehatan masyarakat tergantung pada
komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan
kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan program upaya gizi kesehatan masyarakat di Puskesmas
Kedungbanteng. Penyusunan pedoman disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di
puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan
pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih
diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang
optimal.
Pedoman ini harus tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan
manfaat. Agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang
telah ditentukan. Keberhasilan kegiatan program upaya gizi kesehatan masyarakat
tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.

Ditetapkan di : Kedungbanteng
Pada tanggal : 12 Mei 2016

KEPALA PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

WITONO NURWIBOWO
NIP. 19620209 198711 1 002

15

Anda mungkin juga menyukai