Anda di halaman 1dari 3

UNIT MEDIS

PELAYANAN PARTUS MACET


No. Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
Ditetapkan,
STANDAR Tanggal Terbit Direktur RS Petukangan
PROSEDUR
OPERASIONAL

Pengertian Suatu keadaan fase akhir dari suatu persalinan yang tidak mengalami
kemajuan (kemacetan) dan berlangsung lama sehingga menimbulkan
komplikasi terhadap ibu, janin atau keduanya

Tujuan Memberikan pelayanan dan perawatan medis secepat mungkin pada


penderita partus kasep

Kebijakan Diagnosis
1. Tanda-tanda kelelahan dan intake yang kurang:
a. Dehidrasi: nadi cepat lemah
b. Meteorismus
c. Febris
d. His yang hilang atau melemah
2. Tanda-tanda infeksi:
a. Keluar air ketuban berwarna keruh dan
kehijauan dan berbau, kadang-kadang bercampur mekonium
b. Suhu rektal ≥ 380C
3. Tanda-tanda Ruptura Uteri:
a. Perdarahan melalui ostium uteri eksternum
b. His yang hilang
c. Bagian anak mudah diraba
d. Robekkan dapat meluas sampai serviks dan vagina
4. Tanda-tanda gawat janin:
a. Air ketuban bercampur mekonium
b. Denyut jantung janin melemah sampai hilang
c. Tidak teraba gerakan anak
Prosedur
1. Bidan menyiapkan pasien di tempat tidur
2. Bidan memeriksa tanda vital ibu
3. Dokter menentukan tindakan/ pengobatan/ rencana yang dilakukan
4. Bidan melaksanakan intruksi dokter
5. Dokter melakukan pemeriksaan obstetrik
6. Dokter menentukan tindakan obstetrik yang akan dilakukan pada
UNIT MEDIS

PELAYANAN PARTUS MACET


No. Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
saat itu, apakah seksio sesar, forceps, ekstraksi total atau embriotomi.
Sebelum tindakan dilakukan perbaikan keadaan umumnya dahulu
7. Bidan menyiapkan peralatan dan menyiapkan pasien
8. Bidan membawa pasien ke kamar operasi bila akan dilakukan seksio
sesar
9. Dokter melakukan tindakan obstetrik (foeceps/ seksio sesar)
10. Dokter anak dan peralatannya telah siap
11. Bidan memindahkan pasien ke bangsal atau ruang pemulihan
12. Di bangsal dokter merawat pasien dan menjaga supaya tidak terjadi
kompliksi

Penatalaksanaan
1. Memperbaiki keadaan umum
a. Puasa karena mungkin akan dilakukan tindakan dalam
narkose
b. Pasang kateter menetap
c. Berikan oksigen
1) Pemberian cairan, kalori dan elektrolit
Pasang transfusi set dengan cairan NS 500 ml dan Dekstrose 5%/ 10% dalam
1-2 jam pertama, selanjutnya tergantung:
 Produksi urine
 BD plasma (bila dapat)
2) Koreksi keseimbangan asam basa (bila terdapat
tanda asidosis). Berikan Bikarbonas Natrikus 50 ml 7%. Sebaiknya
diukur kadar CO2 dan pH darah
3) Pemberantasan infeksi
 Antibiotika: Penisilin Prokain 2 × 2,4 juta íu I.M
 Ampisilin 3 × 1 gram
 ATS 1500 I.U
 Kortikosteroid 1-3 mg/ kgBB: untuk syok
septik, anti stress
4) Penurunan panas
 Kompres basah/ alkohol
 Antiseptik bila perlu
5) Koreksi kelainan psikis sedaktif:
 Sebaiknya Pethidin 50 mg I.M
 Mengurangi rasa nyeri
 Memberikan istirahat
 Menenangkan
Kortikosteroid untuk mengurangi kelelahan psikis/ stress:
 Dexamethason 4 mg 1 × saja
 Kortikosteroid 1-3 mg/ kgBB
UNIT MEDIS

PELAYANAN PARTUS MACET


No. Dokumen No Revisi Halaman
0 1/3
2. Pengakhiran kehamilan sesegera mungkin → SC

3. Perawatan setelah persalinan


a. Mencegah infeksi
 Pemberian antibiotik
 Perhatikan involusi uterus/ lokhia
b. Mencegah fistulasi: Pasangan kateter nomor 16/ 18
menetap selama lebih kurang 7-14 hari, kateter diganti 5 hari sekali.
Setelah kateter lepas perhatian buang air kecilnya

Komplikasi
1. Ibu
 Infeksi sampai sepsis
 Asidosis dan gangguan elektrolit
 Dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ
 Robekkan jalan lahir
 Fistula buli-buli, vagina, rahin dan
rektum
2. Anak
 Gawat janin sampai
meninggal
 Lahir dengan asfiksia
berat sehingga dapat menimbulkan cacat otak menetap
 Trauma persalinan: patah tulang dada, lengan, kaki, kepala karena
pertolongan

Unit Terkait
 Poliklinik Kebidanan
 NICU

Anda mungkin juga menyukai