Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGENDALIAN LINGKUNGAN DALAM PENGOLAHAN


PABRIK TAHU

Disusun Oleh :

1. Tien Rumana (121170003)


2. Nuzulina Fitri (121170020)
3. Khairunnisa Faza (1211700 )
4. Eunike Vanesa D. (121170097)
5. Meilana Hasna A. (121170099)
6. Rahayan Pavita (1211700)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tahu merupakan salah satu jenis makanan yang sudah tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia. Umumnya tahu dikonsumsi sebagai lauk atau sebagai
makanan ringan. Tahu merupakan makanan yang terdiri dari bahan dasar kacang
kedelai yang telah dihancurkan dan proteinnya digumpalkan serta dibentuk
menjadi bentuk seperti kotak pada umumnya. Produksi tahu yang terdapat di
Indonesia sebagian besar dilakukan oleh masyarakat yang termasuk golongan
menengah ke bawah.
Produksi tahu yang dilakukan masih secara tradisional, sehingga tidak
adanya sistem yang mengatur pembuangan limbah hasil dari pembuatan tahu
tersebut. Umumnya produsen tahu tidak mengolah limbah hasil pembuatan tahu
dikarenakan biaya yang cukup mahal dan kurangnya pengetahuan dalam
pengelolaan limbah.
Limbah tahu adalah bahan atau materi buangan yang timbul akibat kegiatan
produksi tahu, yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Limbah yang dihasilkan berupa
limbah padat dan cair. Limbah padat berupa ampas kedelai. Limbah cair berupa sisa
air perendaman, sisa air tahu yang tidak menggumpal, serta limbah cair keruh
berwarna kuning muda keabu-abuan yang apabila dibiarkan akan berubah menjadi
hitam dan berbau busuk.
Pada umumnya limbah padat tahu dapat dimanfaatkan untuk makanan
ternak. Sedangkan, limbah tahu yang berbentuk cair dibuang ke perairan sehingga
mengakibatkan dampak buruk bagi kualitas air yaitu mengakibatkan bau busuk pada
sungai atau tempat disekitar pembuangan limbah cair tahu tersebut. Keberadaan
limbah cair dapat memberikan nilai negatif terhadap suatu kegiatan industri. Namun
limbah cair tahu juga dapat memberikan nilai positif jika dapat memaksimalkan
berbagai potensi yang ada pada limbah cair industri serta melakukan penanganan
dengan teknologi yang tepat. Makalah ini dibuat berdasarkan survei yang telah
dilakukan pada Pabrik Tahu Felin yang beralamat di Jl. Wonosari, Madugondo,
Sitimulyo, Piyungan, Bantul DIY. Pabrik Tahu Felin bediri sejak tahun 2010.
Pabrik ini memproduksi tahu yang terbuat dari kacang kedelai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengolahan hasil limbah dari Pabrik Tahu Felin ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara mengolah limbah yang dihasilkan dari Pabrik Tahu
Felin.

BAB II
ISI
2.1Proses Produksi Tahu
1. Mencuci kedelai yang sudah dipilih (yang besar ) hingga bersih .
2. Merendam kedelai selama 3 jam hingga mengembang (usahakan seluruh kedelai
ikut terendam).
3. Menghancurkan kedelai dengan Menggilingnya samapi berbentuk bubur.
4. Merebus kacang kedelai yang telah digiling selama kurang lebih 15 menit
5. Menyaring bubur kedelai dari kulit nya yang masih tersisa.
6. Mengambil sari tahu hasil penyaringan, lalu ,menambahkan asam cuka untuk
pengkristalan dan mendiamkannya selama 5 menit.
7. Mengambil sari tahu hasil penyaringan untuk meletakkannya dalam cetakan dan
mendiamkan selama 20 menit.
8. Ketika sudah padat, memotong tahu sesuai bentuk yang diinginkan untuk
kemudian mengemasnya

2.2 Limbah Padat Tahu


Limbah padat (ampas tahu) merupakan hasil sisa perasan bubur kedelai. Ampas ini
mempunyai sifat cepat basi dan berbau tidak sedap kalau tidak segera ditangani dengan
cepat. Ampas tahu akan mulai menimbulkan bau yang tidak sedap 12 jam setelah
dihasilkan. (Lies Suprapti, 2005).
Limbah padat atau disebut ampas yang dihasilkan belum dirasakan memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak
sapi, serta dibuat produk makanan yang bermanfaat meskipun masih sangat terbatas
yaitu menjadi tempe gembus. Pemanfaatan menjadi tempe gembus dapat dilakukan
karena limbah tahu termasuk dalam limbah biologis yang merupakan sumber bahan
organik terutama karbon, dalam bentuk karbohidrat dan bahan berguna lainnya yaitu
protein, lemak, vitamin dan mineral (Kasmidjo, 1991).
Ampas tahu masih layak dijadikan bahan pangan karena masih mengandung protein
sekitar 5%. Oleh karena itu pemanfaatan ampas tahu menjadi produk pangan masih
terus dikembangkan, diantaranya adalah pembuatan kecap ampas tahu yang diperoleh
melalui proses fermentasi ampas tahu. (Pusbangtepa, 1989).

2.3 Limbah Cair Tahu


Limbah cair tahu adalah limbah yang ditimbulkan dalam proses pembuatan tahu dan
berbentuk cairan. Limbah cair mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut yang
akan mengalami perubahan fisika, kimia dan biologis yang akan menghasilkan zat
beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman tersebut
dapat berupa kuman penyakit ataupun kuman yang merugikan baik pada tahu sendiri
maupun tubuh manusia. Selain itu, limbah cair yang berasal dari industri tahu
merupakan masalah serius dalam pencemaran lingkungan, karena menimbulkan bau
busuk dan pencemaran sumber air.
Limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang disungai akan
menyebabkan tercemarnya sungai tersebut. Limbah cair : sisa air tahu yang tidak
menggumpal, potongan tahu yang hancur pada saat proses karena kurang sempurnanya
proses penggumpalan. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi
maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia.

2.4 Parameter Limbah Industri Tahu


Limbah cair industri tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan.
Beban pencemaran yang ditimbulkan menyebabkan gangguan serius terutama untuk
perairan di sekitar industri tahu. Mengingat asal air buangan berasal dari proses yang
berbeda-beda, maka karakteristiknya berbeda-beda pula. Untuk air buangan yang
berasal dari pencucian dan perendaman nilai cemarnya tidak begitu tinggi sehingga
masih dapat dibuang ke perairan. Sedangkan untuk air buangan yang berasal dari proses
pemasakan nilai cemarnya cukup tinggi, dengan demikian harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke perairan. Pada umumnya limbah cair pabrik tahu ini langsung
dibuang ke sungai melalui saluran-saluran. Parameter air limbah tahu yang biasanya
diukur antara lain temperatur, pH, padatan-padatan tersuspensi (TSS) dan kebutuhan
oksigen (BOD dan COD).
Parameter air limbah tahu yang sesuai dengan Perda Provinsi DIY No.7 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:
2.5 Dampak Limbah Cair Tahu
Herlambang (2002) menuliskan dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran bahan
organik limbah industri tahu adalah gangguan terhadap kehidupan biotik. Turunnya
kualitas air perairan akibat meningkatnya kandungan bahan organik. Aktivitas
organisme dapat memecah molekul organik yang kompleks menjadi molekul organik
yang sederhana. Bahan anorganik seperti ion fosfat dan nitrat dapat dipakai sebagai
makanan oleh tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Selama proses metabolisme
oksigen banyak dikonsumsi, sehingga apabila bahan organik dalam air sedikit, oksigen
yang hilang dari air akan segera diganti oleh oksigen hasil proses fotosintesis dan oleh
reaerasi dari udara. Sebaliknya jika konsentrasi beban organik terlalu tinggi, maka akan
tercipta kondisi anaerobik yang menghasilkan produk dekomposisi berupa amonia,
karbondioksida, asam asetat, hirogen sulfida, dan metana. Senyawa-senyawa tersebut
sangat toksik bagi sebagian besar hewan air, dan akan menimbulkan gangguan terhadap
keindahan (gangguan estetika) yang berupa rasa tidak nyaman dan menimbulkan bau.
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan
mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menimbulkan gangguan terhadap
kesehatan karena menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman
penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada produk tahu sendiri ataupun tubuh
manusia. Bila dibiarkan, air limbah akan berubah warnanya menjadi cokelat kehitaman dan
berbau busuk. Bau busuk ini mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes
ke dalam tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan
akan menimbulkan gangguan kesehatan yang berupa penyakit gatal, diare, kolera, radang usus
dan penyakit lainnya, khususnya yang berkaitan dengan air yang kotor dan sanitasi lingkungan
yang tidak baik.
2.6 Pengolahan Limbah
Berbagai upaya untuk mengolah limbah cair industri tahu telah dicoba dandikembangkan.
Secara umum, metode pengolahan yang dikembangkan tersebut dapat digolongkan atas 3 jenis
metode pengolahan, yaitu secara fisika, kimia maupun biologis.

1. Cara fisika
Merupakan metode pemisahan sebagian dari beban pencemaran khususnya padatan
tersuspensi atau koloid dari limbah cair. Dalam pengolahan limbah cair industri tahu secara
fisika, proses yang dapat digunakan antara lain adalah filtrasi dan pengendapan
(sedimentasi). Filtrasi (penyaringan) menggunakan media penyaring terutama untuk
menjernihkan dan memisahkan partikel-partikel kasar dan padatan tersuspensi dari limbah
cair. Padatan tersuspensi yang lolos dari penyaringan selanjutnya disisihkan dalam unit
sedimentasi dengan menambahkan koagulan sehinggga terbentuk flok. Proses ini termasuk
proses kimia. Dalam sedimentasi, flokflok padatan dipisahkan dari aliran dengan
memanfaatkan gaya gravitasi.
2. Cara kimia
Merupakan metode penghilangan atau konversi senyawa-senyawa polutan dalam
limbah cair dengan penambahan bahan-bahan kimia atau reaksi kimia lainnya. Beberapa
proses yang dapat diterapkan dalam pengolahan limbah cair industri tahu diantaranya
termasuk koagulasi-flokulasi dan netralisasi. Dalam proses koagulasi-flokulasi, partikel-
partikel koloid hidrofobik cenderung menyerap ion-ion bermuatan negatif dalam limbah
cair melalui sifat adsorpsi koloid tersebut, sehingga partikel tersebut menjadi bermuatan
negatif. Koloid bermuatan negatif ini melalui gaya-gaya Van der Waals menarik ionion
bermuatan berlawanan dan membentuk lapisan kokoh (lapisan stern) mengelilingi partikel
inti. Selanjutnya lapisan kokoh (stern) yang bermuatan positif menarik ion-ion negatif
lainnya dari dalam larutan membentuk lapisan kedua (lapisan difus). Kedua lapisan tersebut
bersama-sama menyelimuti partikel-partikel koloid dan membuatnya menjadi stabil.
Partikel-partikel koloid dalam keadaan stabil menurut Davis dan Cornwell (1991)
cenderung tidak mau bergabung satu sama lainnya membentuk flok-flok berukuran lebih
besar, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan proses sedimentasi ataupun filtrasi.
Koagulasi pada dasarnya merupakan proses destabilisasi partikel koloid bermuatan
dengan cara penambahan ion-ion bermuatan berlawanan (koagulan) ke dalam koloid,
dengan demikian partikel koloid menjadi netral dan dapat beraglomerasi satu sama lain
membentuk mikroflok. Selanjutnya mikroflok-mikroflok yang telah terbentuk dengan
dibantu pengadukan lambat mengalami penggabungan menghasilkan makroflok
(flokulasi), sehingga dapat dipisahkan dari dalam larutan dengan cara pengendapan
atau filtrasi.
Koagulan yang biasa digunakan antara lain polielektrolit, aluminium, kapur,
dan garam-garam besi. Masalah dalam pengolahan limbah secara kimiawi adalah
banyaknya endapan lumpur yang dihasilkan , sehingga membutuhkan penanganan
lebih lanjut. (Rahman. 2010)
3. Cara Biologi
Di dalam pengolahan secara biologis, bakteri dan mikroorganisme yang lain
akan memecah dan memetabolisme zat organik terlarut, oleh karena itu dapat
mengurangi BOD dan COD. Namun tidak semua organik terdegradasi, waktu yang
cukup dan jenis mikroba yang sesuai akan membantu degradasi zat organik lebih
banyak lagi. Pengolahan secara biologis pada umumnya adalah aerobik dan
anaerobik.
Proses secara Aerobik
Proses secara aerobik terjadi reaksi biokimia untuk pertumbuhan dan
metabolisme bakteri/mikroba lainnya. Agar proses berjalan lancar, cell-cell harus
tumbuh berkembang lebih cepat dari yang dioksidasi (hal ini yang menghasilkan
lumpur).
Reaksi pada proses aerobik lumpur aktif :
Organik terlarut + O2 + N + P  cell + CO2 + H2O + NO3
sisa organik terlarut yang tak terurai
Proses aerobik dengan aerasi juga dimaksudkan untuk menghilangkan
komponen organik yang mudah menguap. Di samping itu cell mikroba memerlukan
nutrient.
Proses secara Anaerobik
Denitrifikasi adalah proses biologis anaerobik, digunakan untuk
mengkonversi nitrogen-nitrat dalam effluent dari proses nitrifikasi lumpur aktif
menjadi gas nitrogen. Nitrat merupakan reduktor maka kandungan nitrat dalam air
sangat berbahaya sehingga harus dikurangi atau dihilangkan. Bakteri yang berperan
dalam denitrifikasi umumnya merupakan bakteri anaerobik.
NO3- + Substrate N2 + CO2 + H2O + OH- + cells
Proses Lumpur Aktif
Pengolahan limbah cair dengan menggunakan proses biologis dapat
dilakukan dengan sistem aerob dengan menggunakan lumpur aktif. Proses dengan
metode aerobik dimaksudkan untuk mengoksidasi materi organik secara biologis
disertai proses adsorpsi padatan tersuspensi (suspended solid) oleh bioflok.
Lumpur aktif merupakan suatu kultur bebas yang heterogen dan mayoritas
tersusun dari berbagai macam mikroorganisme yang terdiri dari bakteri, protozoa
dan metazoa. Mikroorganisme tersebut menjadi satu dalam suatu matrik yang
kompleks terflokulasi yang sering disebut dengan flok (Sundstroms dan Klei, 1979).
Pada dasarnya, proses lumpur aktif terdiri dari bak aerasi dan bak sedimentasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam proses pengolahan limbah dari Pabrik Tahu ini, dapat diolah secara fisika,
kimia, dan biologi. Jika limbah tersebut tidak diolah terlebih dahulu, maka akan
menimbulkan dampak yang tidak baik bagi lingkungan masyarakat industri. Pabrik Tahu
Felin yang telah kami kunjungi ini belum mengerti bagaimana cara mengolah limbah yang
baik, karena menurut mereka membuang kesungailah cara yang terbaik. Padahal dengan
membuang kesungai dapat mencemarkan lingkungan sekitar.

3.2 Saran

Masih banyak industri – industri kecil di berbagai daerah yang belum mengenal
AMDAL atau baku mutu limbah, maka dari itu kami harap ada penyuluhan yang dilakukan
untuk para pemilik industri yang menjelaskan tentang AMDAL dan sebagainya. Karena
AMDAL itu penting bagi lingkungan di sekitar industri tersebut.

Anda mungkin juga menyukai