Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua yang ada di alam ini merupakan ciptaan (makhluk) Allah SWT. Allah SWT mempunyai
sifat-sifat yang agung, mulia, dan besar yang tidak terdapat pada semua rnakhluk-Nya. Oleh karena itu,
semua makhluk-Nya harus menyembah kepada-Nya. Namun. sifat-sifatAllah SWT tersebut tidak hanya
tergambar dalam sifat wajib-Nya, melainkan juga dari nama-nama baik yang menyertai-Nya (Asma’ul
Husna).
Firman Allah SWT dalam QS Al Hasyr ayat 24 :
Artinya : “Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di
langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Hasyr :24)
Apabila seseorang menyatakan diri mencintai Allah SWT, maka hal ini bisa dibuktikan dari seberapa
sering ia menyebut nama-Nya. Menyebut Allah SWT dapat dilakukan dengan menyebut kalimat¬kalimat
tayyibah atau menyebut nama-nama Allah SWT dalam Asmaul Husna. Keduanya merupakan proses zikir
(mengingat) kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam Alquran:
َ‫هولب دالهدسهمآَهء ادلهحدسهنىَ هفاَددهعوُهه ببهها‬
Artinya : “Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-
ul husna itu.” (QS. Al A’raaf : 180)
Berdasarkan ayat di atas, kita diperintahkan untuk selalu menyebut nama-nama Allah SWT yang
terhimpun dalam Asmaul Husna. Semua kegiatan yang dilakukan sebaiknya didahului dengan menyebut
nama-Nya (terwujud dalam kalimat basmalah). Allah SWT memerintahkan untuk menyebut-Nya dengan
Asmaul Husna sebagai pujian dan pengantar doa kepada-Nya. Dalam berdoa kita pasti meminta sesuatu.
Dengan memuji nama-Nya terlebih dahulu, harapan akan terkabulnya doa kita tentu akan semakin besar.
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah menjelaskan:
‫صاَههاَ هدهخهل ادلهجننةه‬
‫إبنن بلب تبدسهعةة هوتبدسبعديهن ادسةماَ بماَئهةة إبلن هوابحهدةة همدن أهدح ه‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu,
barang siapa yang menghafalkannya, maka ia akan masuk surga”. (HR. Bukhari)
Bermacam-macam penafsiran ulama tentang kata (َ‫ )احصصصاَها‬ahshaha, antara lain “memahami
maknanya, dan mempercayainya”, atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, ada juga yang
mempercayai kandungan makna-maknanya, ada lagi yang menghafal, memahami maknanya dan
mengamalkannya kandungannya. Itu semua dapat dikandung oleh kata tersebut, dan mereka semua insya
Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.
Hal ini menunjukkan apabila kita mengenal Asma`ul Husna dengan bersungguh-sungguh,
menghafal, kemudian memahami maknanya serta beribadah kepada Allah maka akan menjadi penguat
iman yang paling besar, bahkan mengenal Asma` dan sifat-Nya merupakan dasar iman, di mana iman
seseorang itu kembali kepada dasar yang agung ini.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud penulisan tugas makalah ini adalah :
1. Mengembangkan wawasan penulis tentang Akidah khususnya Asma’ul husna.
2. Mengenal Asma`ul Husna dengan bersungguh-sungguh, menghafal, kemudian memahami
maknanya serta beribadah kepada Allah sebagai penguat iman.

BAB II
2

PEMBAHASAN

A. Asma’ul Husna

Kata (‫ )السصصماَء‬al-asma adalah bentuk jamak dari kata (‫ )السصصم‬al-ism yang biasa
diterjemahkan dengan nama. Ia berakar dari kata ( ُ‫ )السمو‬as-sumuw yang berarti ketinggian, atau
(‫ )السمة‬as-simah yang berarti tanda. Memang nama merupakan tanda bagi sesuatu, sekaligus
harus dijunjung tinggi.

Apakah nama sama dengan yang dinamai atau tidak, di sini diuraikan perbedaan
pendapat ulama yang berkepanjangan, melelahkan dan menyita energy itu. Namun yang jelas
bahwa Allah memiliki apa yang dinamai-Nya sendiri dengan al-asma dan bahwa al-asma itu
bersifat husna.

Kata (‫ )الحسن‬al-husna adalah bentuk muannast/feminim dari kata (‫ )احسن‬ahsan yang


berarti terbaik. Penyifatan nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini,
menunjukkan bahwa nama-nama Allah dengan kata yang berbentuk superlative ini,
menunjukkan bahwa nama-nama tersebut bukan saja, tetapi juga yang terbaik dibandingkan
dengan yang lainnya, yang dapat disandang-Nya atau baik hanya untuk selain-Nya saja, tapi
tidak baik untuk-Nya. Sifat Pengasih – misalnya – adalah baik. Ia dapat disandang oleh
makhluk/manusia, tetapi karena asma al-husna (nama-nama yang terbaik) hanya milik Allah,
maka pastilah sifat kasih-Nya melebihi sifat kasih makhluk, baik dalam kapasitas kasih maupun
substansinya. Di sisi lain sifat pemberani, merupakan sifat yang baik disandang oleh manusia,
namun sifat ini tidak wajar disandang Allah, karena keberanian mengandung kaitan dalam
substansinya dengan jasmani dan mental, sehingga tidak mungkin disandangkan kepada-Nya. Ini
berbda dengan sifat kasih, pemurah, adil dan sebagainya. Contoh lain adalah anak cucu.
Kesempurnaan manusia adalah jika ia memiliki keturunan, tetapi sifat kesempurnaan manusia
ini, tidak mungkin pula disandang-Nya karena ini mengakibatkan adanya unsur kesamaan Tuhan
dengan yang lain, di samping menunnjukkan kebutuhan, sedang hal tersebut mustahil bagi-Nya.
Demikianlah kata (‫ )الحسني‬al-husna menunjukkan bahwa nama-nama-Nya adalah nama-nama
yang amat sempurna, tidak sedikit pun tercemar oleh kekurangan.

Didahulukannya kata (‫ )ل‬lillah pada firman-Nya (‫ )ول السماَء الحسني‬wa lillah al-asma
al-husna menunjukkan bahwa nama-nama indah itu hanya milik Allah semata. Kalau Anda
berkata Allah Rahim, maka rahmat-Nya pasti berbeda dengan rahmat si A yang juga boleh jadi
Anda sedangkan padanya.

Memang nama/sifat-sifat yang disandang-Nya itu, terambil dari bahasa manusia. Namun,
kata yang digunakan saat disandang manusia, pasti selalu mengandung makna kebutuhan serta
kekurangan, walaupun ada di antaranya yang tidak dapat dipisahkan dari kekurangan, walaupun
ada di antaranya yang tidak dapat dipisahkan dari kekurangan tersebut dan ada pula yang dapat.
Keberadaan pada satu tempat, atau arah, atau kepemilikan arah (dimensi waktu dan tempat)
tidak mungkin dapat dipisahkan dari manusia. Ini merupakan keniscayaan sekaligus kebutuhan
manusia, dan dengan demikian ia tidak disandangkan kepada Allah SWT, karena kemustahilan
pemisahannya itu. Berbeda dengan kata kuat buat manusia. Kekuatan diperoleh melalui sesuatu
yang besifat materi, yakni adanya otot-otot yang berfungsi baik, dalam arti kita membutuhkan
otot-otot yang kuat, untuk memiliki kekuatan fisik. Kebutuhan tersebut tentunya tidak sesuai
dengan kebesaran Allah swt, sehingga sifat kuat buat Tuhan hanya dapat dipahami dengan
menafikan hal-hal yang mengandung makna kekurangan dan atau kebutuhan itu.

Sangat popular berbagai riwayat yang menyatakan bahwa jumlah al-asma al-husna
sebanyak Sembilan puluh Sembilan. Salah satu riwayat tersebut berbunyi: “Sesungguhnya Allah
memiliki Sembilan puluh Sembilan nama seratus kurang satu – siapa yang ahshaha
3

(mengetahui/menghitung.memeliharanya) maka dia masuk ke surga. Allah ganjil (esa) senang


pada yang ganjil” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmdizi, Ibnu Majah, Ahmad dan lain-lain).

Makna, Dalil dan Khasiat Asmaul Husna

Berikut ini dalil dan penjelasan asmaul husna yang kami sarikan dari Asma’ul Husna lil Athfal
(Syarah Singkat Asmaul Husna) karya Syaikh Musthafa Wahbah.

Dimulai dari nama yang paling agung dan menghimpun seluruh nama dan sifatNya yakni Allah.
Baru setelah itu diuraikan 99 asmaul husna.

‫ا‬
‫اا‬

Nama ini hanya khusus bagi Allah, tidak boleh dan tidak pernah dipakai siapapun baik di zaman
jahiliyah maupun di masa Islam. Ini nama paling agung dan paling banyak disebutkan dalam Al
Quran yakni mencapai 2698 kali.

Bahkan Al Quran dibuka dengan nama ini, yaitu dengan bacaan basmalah. Bahkan dianjurkan
membaca basmalah dalam melakukan segala kebaikan. Dengan menyebut nama Allah, kita
mendapatkan kekuatan dan keberkahan.

Syaikh Musthafa Wahbah mengutip hadits Rasulullah bahwa jika seseorang ditimpa kesedihan
dan kesulitan, hendaknya ia menyebut: Allah, Allah adalah Rabbku, aku tidak menyekutukannya
dengan sesuatu apapun.

1. Ar Rohman (‫ )الارححممان‬artinya Maha Pengasih

Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai kasih sayang yang sangat luas,
meliputi seluruh makhlukNya. Allah mengasihi seluruh makhlukNya dengan memberikan
berbagai kenikmatan.

Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak boleh digunakan seorang makhluk pun. Dan
memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh makhluk seperti Allah. Baik beriman maupun
kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah.

Dalil nama Ar Rahman bisa dilihat antara lain di Surat Thaha ayat 5, Al Mulk ayat 29, Ar
rahman ayat 1, dan Al Isra’ ayat 110. Tentu juga ada di awal Al Quran yakni basmalah.

2. Ar Rohim (‫حيِام‬
‫ )الار ح‬artinya Maha Penyayang

Ar Rahim adalah nama bagi Dzat Allah dan juga merupakan salah satu sifatNya. Jika Ar
Rahman adalah maha pengasih untuk semua makhluk, Ar Rahim adalah maha penyayang untuk
hambaNya yang beriman.

Nama Ar Rahim disebutkan bersama nama Ar Rahman dalam empat ayat. Yakni Al Fatihah ayat
3, Al Baqarah ayat 163, Fushilat ayat 2, dan Al Hasyr ayat 22.

Sedangkan Ar Rahim bersama Allah dan Ar Rahman disebutkan 114 kali dalam mushaf yakni
basmalah.

‫ )احلمملح ا‬artinya Maha Merajai


3. Al Malik (‫ك‬

Al Malik artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala berkuasa atas segala sesuatu baik dalam hal
memerintah maupun melarang. Al Malik juga bermakna memiliki sesuatu. Segala sesuatu butuh
kepada Allah sedangkan Allah tidak membutuhkan segala sesuatu.
4

Dalil nama Al Malik bisa dilihat dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23, Al Mukminun ayat 116,
dan Ali Imran ayat 26.

‫ )احلقاددوُّ ا‬artinya Maha Suci


4. Al Quddus (‫س‬

Al Quddus artinya Allah Maha Suci dari segala sesuatu yang bersifat kurang dan cacat. Al
Quddus memiliki makna kesempurnaan , terpuji dengan segala kebaikan dan keutamaan.

Al Quddus berasal dari kata Al Qudsu yang berarti kesucian. Masjid Al Aqsha disebut dengan
baitul maqdis yang berarti masjid disucikan dari segala dosa. Malaikat Jibril disebut ruhul qudus
karena suci dari kesalahan terutama saat menyampaikan wahyu.

Nama Al Malik disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23 dan Al Jumuah ayat 1.

5. As Salam (‫ )الاسلمام‬artinya Maha Memberi Kesejahteraan

As Salam artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala terbebas dari kekurangan, cacat dan segala sesuatu
yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya. Dengan nama ini, orang yang
berdzikir akan merasakan ketenangan dan rasa aman dalam hatinya.

Asmaul Husna kelima ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23.

Di antara doa dengan nama As Salam yang dicontohkan Rasulullah adalah:

‫ت هذا ادلهجلهبل هوابلدكهرابم‬


‫ك النسلههم تههباَهردك ه‬ ‫اللنههنم أهدن ه‬
‫ت النسلههم هوبمدن ه‬

“Ya Allah, Engkau Dzat yang memberi kesejahteraan. Kesejahteraan hanya berasal dariMu.
Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, engkaulah yang memberi keberkahan.”
(HR. Muslim)

6. Al Mukmin (‫ )احلام حؤحمان‬artinya Maha Memberi Keamanan

Al Mukmin artinya Allah adalah Dzat yang menjadi tempat pelarian dan perlindungan bagi
orang yang merasa ketakutan sehingga mendapatkan keamanan. Nama ini juga disebutkan dalam
surat Al Hasyr ayat 23.

Nama Al Mukmin sangat baik untuk dijadikan sebagai dzikir orang yang sedang ketakutan,
karena dengan menyebutnya sepenuh hati, Allah akan memberikan rasa aman dari segala
bahaya.

7. Al Muhaimin (‫ )احلاممهحيِحمان‬artinya Maha Pemelihara

Al Muhaimin artinya Allah adalah maha mengawasi dan menyaksikan seluruh makhlukNya,
berkuasa atas mereka dengan penuh perhatian dan kekuasaan, memberi mereka rezeki dan
kehidupan. Asmaul husna ketujuh ini juga disebutkan dalam surat Al Hasyr ayat 23.

Khasiat atau keajaiban dari dzikir dengan menyebut nama Al Muhaimin, Allah akan memberi
memelihara dirinya, urusan dan juga rezekinya.

8. Al Aziz (‫ )احلمعحزيِاز‬artinya Maha Perkasa

Al Aziz artinya Allah adalah Dzat yang Maha Perkasa, yang tidak bisa dikalahkan oleh
sesuatupun, Maha Kuat dan mengalahkan segala sesuatu.
5

Selain dalam Surat Al Hasyr ayat 23, nama Al Aziz juga disebutkan dalam surat Ali Imran ayat
62, Al Mulk ayat 2 dan Fathir ayat 10.

Khasiat atau keajaiban dari dzikir dengan menyebut nama Al Aziz, Allah akan memberi
kekuatan, kekuasaan dan wibawa di hadapan manusia.

9. Al Jabbar (‫ )احلمجاباَّار‬artinya Maha Kuasa

Al Jabbar artinya Allah berkuasa untuk memaksakan kehendakNya kepada hambaNya, berkuasa
memerintah dan melarang sehingga makhluk hanya bisa sami’na wa atha’na. Al Jabbar juga
bermakna kuat dan tahan sehingga tidak ada yang bisa berbuat buruk dan membahayakanNya.

Asmaul Husna kesembilan ini juga disebutkan dalam Surat Al Hasyr ayat 23.

10. Al Mutakabbir (‫ )احلاممتمكبَبار‬artinya Maha Besar

Al Mutakabbir artinya Allah adalah Dzat yang memiliki kesombongan dan kebesaran.
Kesombongan adalah pakaian Allah yang tidak boleh dipakai oleh hambaNya.

Nama Al Mutakabbir juga bermakna kebesaran hanya milik Allah sehingga seluruh makhluk
tunduk kepadaNya. Asmaul Husna kesembilan ini juga disebutkan dalam Surat Al Hasyr ayat
23.

11. Al Kholiq (‫ )احلمخاَّلحاق‬artinya Maha Pencipta

Al Khaliq artinya Allah Maha Pencipta. Dialah yang menciptakan alam semesta dan seluruh
makhlukNya. Baik malaikat, iblis, jin, manusia, hewan maupun tumbuhan, seluruhnya adalah
ciptaan Allah.

Nama Al Khaliq disebutkan dalam Al Quran antara lain surat Al Hasyr ayat 4, Al Mukminun
ayat 14, dan Fathir ayat 3.

‫ )احلمباَّحر ا‬artinya Maha Pembuat


12. Al Baari’ (‫ئ‬

Al Baari’ artinya Allah adalah Dzat yang membuat sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan dan
membentuk sesuai bentuk dan ukuran yang dikehendakiNya.

Asmaul Husna ke-12 ini difirmankan Allah dalam Surat Al Hasyr ayat 24 dan Al Baqarah ayat
54.

‫ )احلام م‬artinya Maha Membentuk Rupa


13. Al Mushowwir (‫صبَوُّار‬

Al Mushawwir artinya yang menciptakan segala sesuatu dan membeda-bedakan mereka dengan
bentuknya masing-masing sesuai kehendakNya.

Nama Al mushawwir tercantum dalam Surat Al Hasyr ayat 24 dan diisyaratkan dalam Surat Al
Infithar ayat 8 serta Ghafir ayat 64.

14. Al Ghoffar (‫ )احلمغافاَّار‬artinya Maha Pengampun

Al Ghoffar berasal dari kata al ghafru yang berarti menutupi. Arti asmaul husna ke-14 ini, Allah
senang menutupi dosa hambaNya dan mengabaikan kesalahan-kesalahan mereka.

Nama Al Ghoffar tercantum dalam Surat Az Zumar ayat 5 dan Shad ayat 66. Menyebut asmaul
husna ini sangat tepat ketika memohon ampunan dan ditutupi aib-aib kita.
6

15. Al Qohhar (‫ )احلمقاهاَّار‬artinya Maha Memaksa

Al Qohhar artinya Allah memiliki kekuasaan penuh dalam mengungguli dan memaksa orang
yang kuat dan berkuasa. Semua yang diinginkan Allah pada hambaNya pasti terjadi.

Nama Al Qohhar tercantum dalam Surat Az Zumar ayat 4 dan Shad ayat 65.

‫ )احلموُّاهاَّ ا‬artinya Maha Pemberi Karunia


16. Al Wahhab (‫ب‬

Al Wahhab artinya Allah maha pemberi karunia kepada hambanya. Tanpa diminta oleh makhluk
dan tanpa meminta imbalan kepada makhluk.

Allah memberikan contoh tiga doa dengan menyebut nama Al Wahhab yakni pada surat Shad
ayat 35, Shad ayat 9 dan Ali Imran ayat 8. Baik memohon ampunan maupun karunia dan
kekuasaan, Allah mengajarkan agar kita menyebut asmaul husna ke-16 ini.

17. Ar Rozzaq (‫ )الارازااق‬artinya Maha Pemberi Rezeki

Al Rozzaq artinya Allah maha pemberi rezeki dan menyampaikannya kepada hamba-hambaNya.
Nama Ar Rozzaq tercantum dalam Surat Adz Dzariyat ayat 58 dan Hud ayat 6.

Dzikir dengan nama Ar Rozzaq sangat tepat jika kita menginginkan dimudahkan dan
dilancarkan rezeki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

18. Al Fattah (‫ )احلمفاتاَّاح‬artinya Maha Pembuka Rahmat

Al Fattah artinya Allah membuka rezeki dan rahmat untuk hamba-hambaNya. Dia memudahkan
jalan-jalan yang sulit baik dalam urusan dunia maupun akhirat.

Nama Al Fattah juga bermakna menghakimi dan memutuskan. Dia yang memisahkan halal dan
haram serta menjelaskan yang benar dan yang salah sehingga yang benar akan menang dan yang
salah akan kalah.

Asmaul husna ke-18 ini tercantum dalam Surat Saba’ ayat 26, Fathir ayat 2, Al A’raf ayat 96, dan
Al A’raf ayat 89. Ketika berdoa meminta dibukakan rezeki atau meminta keputusan terbaik,
sebutlah nama Al Fattah.

19. Al ‘Alim (‫ )احلمعحليِام‬artinya Maha Mengetahui

Al Alim artinya Allah maha mengetahui segala sesuatu, baik sebelum atau sesudah sesuatu itu
ada. Tiada sesuatu pun di langit dan di bumi yang tidak diketahui Allah.

Nama Al Alim tercantum dalam Surat Saba’ ayat 26, Al Hijr ayat 86, dan Al Baqarah ayat 32.

‫ )احلمقاَّحب ا‬artinya Maha Menyempitkan


20. Al Qoobidh (‫ض‬

Al Qabidh artinya menahan dan tidak memberi rezeki atau sejenisnya kepada hambaNya. Juga
mengandung makna mencabut nyawa ketika seorang hamba meninggal dunia.

Al Qabidh ini sering kali disebutkan bersama Al Basith yang merupakan kebalikannya. Misalnya
dalam Surat Al Baqarah ayat 245 dan Asy Syura ayat 27.
7

‫ )احلمباَّحس ا‬artinya Maha Melapangkan


21. Al Baasith (‫ط‬

Kebalikan dari Al Qobidl, Al Basith artinya meluaskan dan melapangkan rezeki kepada
hambaNya. Juga mengandung makna membentangkan nyawa kepada hamba sehingga
mendapatkan kehidupan.

Asmaul Husna ke-21 ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 245 dan Asy Syura ayat 27.

‫ )احلمخاَّحف ا‬artinya Maha Merendahkan


22. Al Khoofidh (‫ض‬

Al Khafidh artinya menurunkan kesombongan penguasa sehingga mereka menjadi rendah dan
hina. Juga bermakna merendahkan orang-orang kafir dengan memasukkan mereka ke dalam
neraka.

Seringkali al khafidh disebutkan bersama Ar Rafi’ sehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan
meninggikan siapa yang dikehendakiNya. Di antaranya tercantum dalam Surat Al Waqi’ah ayat
3.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
8

1. Menghafal kata-kata Asma’ul Husna amat besar faedahnya bagi Umat Islam dan
berpahala membacanya bila dilandasi keyakinan dan membenarkan isinya. Lebih dari
itu, memahami dan makrifat terhadap makna hakiki yang terkandung di dalamnya akan
membawa kearah pengalaman dan penghayatan, atau dengan kata lain “mendarah
daging” dalam kehidupan. Maka dijamin akan mendapatkan surga keindahan dan
kenyamanan yang tiada tara.
2. Dengan makrifat yang benar kepada Allah swt, makrifat terhadap Asma-Nya,
muncullah “rasa cinta kasih (mahabbah) yang dalam terhadap Pemilik Nama yakni
Allah swt. Dan terpadu cinta kasih itu dalam suatu perpaduan yang indah dan
mengasyikkan, yang terlihat, terpandang dan terasa hanya “DIA” TERASA LEBUR
DAN SIRNA DIRI INI DALAM LAUTAN “BERCINTA KASIH” maka berbahagialah
dengan isyarat Allah yang menegaskan:
“Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua syurga”.

B. Saran

1. Beribadahlah kepada Allah berdasarkan Asma`ul Husna ini. Karena Dia Maha
Penerima Taubat, berdzikir dengan-Nya karena Dia Maha Mendengar, beribadah
dengan raga karena Dia Maha Melihat, dengan seterusnya.
2. Sebagai umat Muslim sudi kiranya Kita “memahami maknanya, dan mempercayainya”,
atau mampu melaksanakan kandungan-Nya, atau juga mempercayai kandungan makna-
maknanya, menghafal, memahami maknanya dan mengamalkan kandungannya. Itu
semua insya Allah dapat memperoleh curahan rahmat Ilahi sesuai niat dan usahanya.

DAFTAR PUSTAKA

Mahrus, M.Ag. Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan GuruPendidikan Agama
Islam Pada Sekolah : Aqidah, Jakarta: Deprtemen Agama Republik Indonesia, 2009.
http://www.fiqhislam.com/asmaul-husna
Quraish, M. Shihab, Tafsir al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al—Qur’an, Jakarta,
Lentera Hati, 2004
http://makalah85.blogspot.com/2008/11/ayat-tentang-asmaul-husna.html
http://www.toodoc.com/search.php?q= asma%27ul+husna

Anda mungkin juga menyukai