Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Kelas : A2
Kelompok :1

Nama Anggota Kelompok :


Narator 1 : Locita Artika Isti (131611133008)
Narator 2 : Mutiara Citra Dewi (131611133078)
Pasien : Fadilah Ramadhan M. R (131611133080)
Petugas 1 : Sabrina Sheila Umar (131611133081)
Petugas 2 : Ni’matush Sholeha (131611133009)
Petugas 3 : Ragil Titi Hatmanti (131611133012)
Teman 1 : Nafiul Ikroma W (131611133149)
Teman 2 : Ramadhani Wahyuningtyas (131611133110)

Basic Life Support (BLS) atau bantuan hidup dasar adalah dasar untuk menyelamatkan
nyawa ketika terjadi henti jantung. Tujuan dari pemberian BHD adalah berusaha memberikan
bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal
sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan atau telah tiba bantuan dengan peralatan
yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan.

Suatu hari ada 3 remaja yang sedang berjalan bersama menuju kantin kampus setelah
kegiatan belajar berakhir. Tiba – tiba salah satu diantara mereka mengalami serangan jantung
mendadak.

Fafa : (Meringis kesakitan)

Teman 1 : "Kenapa Fa?"

Fafa : (Nafas tersengal sambil memegang dada sebelah kiri dan kemudian pingsan)

Teman 1 : (Mencoba membangunkan) "Fa, bangun fa"

Teman 2 : "Eh, kamu kenapa fa?" (sambil menggoyang-goyangkam tubuh Fafa)

Teman 1 : "Cepat panggil bantuan"

Teman 2 : "Iya aku panggilkan bantuan dulu"

Sebelum melakukan BHD lakukan 3A : Aman diri, aman pasien, aman lingkungan.
Langkah-langkah BHD ada 4. Pertama, cek respon pasien terlebih dahulu dengan menggunakan
AVPU (Alert, verbal stimuli, painful stimuli, unresponsive) untuk mengetahui tingkat kesadaran
pasien. Kedua, panggil bantuan (telpon ke 112). Ketiga, periksa nafas dan nadi selama 5-10
detik. Keempat, lakukan C-A-B ( Compression-Airway-Breathing).Kemudian Teman 2 kembali
bersama dengan petugas kesehatan dari tempat tersebut

Petugas 1 : (Langsung mengecek respon dari Fafa) "Tidak ada nadi dan nafas, lakukan
RJP!"

Petugas kesehatan melalukan RJP sesuai RJP Guideline AHA 2015

Petugas 2 : (Melakukan bagging dengan ambu bag)

Petugas 3 : (Melakukan kompresi)

Petugas 1 : "Mbak, tolong telpon 112"

RJP dilakukan sampai 5 siklus, setiap siklus dilakukan compression: breathing 30:2.
Kemudian setelah 5 siklus evaluasi nadi dan nafas.

Setelah dilakukan RJP selama 5 siklus petugas mengevaluasi nadi dan nafas pasien.

Petugas 1 : "Nadi dan nafas kembali. Lakukan recovery position"

Petugas 2 & 3 : (Melakukan recovery position)

Recovery position dilakukan setelah pasien ROSC (Return of Spontaneous Circulation).


Urutan tindakan recovery position meliputi :

a. Tangan pasien yang berada pada sisi penolong diluruskan ke atas


b. Tangan lainnya disilangkan di leher pasien dengan telapak tangan pada pasien
c. Kaki pada sisi yang berlawanan dengan penolong ditekuk dan ditarik ke arah penolong,
sekaligus memiringkan tubuh korban ke arah penolong
Dengan posisi ini jalan nafas diharapkan dapat tetap bebas dan mencegah aspirasi jika terjadi
muntah.
Kemudian ambulans datang dan pasien dibawa ke UGD.
DAFTAR PUSTAKA

Putri, I. A. (2017). Bantuan Hidup Dasar. SMF/Bagian Anestesiologi dan Reanimasi, 1-20.
Bossaert, L. L., Perkins, G. D., Askitopoulou, H., Raffay, V. I., Greif, R., Haywood, K. L., ... &
Xanthos, T. T. (2015). European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2015
Section 11. The ethics of resuscitation and end-of-life decisions. Resuscitation.-Limerick, 1972,
currens, 95, 302-311.

Anda mungkin juga menyukai