Anda di halaman 1dari 25

IKATAN KIMIA

Ikatan kimia = Prinsip saling membutuhkan agar stabil.

System periodic unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atom

dan pengulangan sifat kimia secara periodic. Pengulangan dan

kesamaan sifat kimia ditentukan electron valensi di kulit terluar suatu

atom. Electron valensi ini pun berperan sebagai “agen social” suatu atom

yang berinteraksi (berikatan) dengan atom lain. Interaksi antara satu atom

dengan atom yang lain disebut ikatan kimia. Ikatan kimia diperlukan oleh

atom-atom yang belum mapan untuk mencapai kestabilan.

Ada empat jenis ikatan kimia yang akan dibahas yaitu ikatan ion,

ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam.

A. Ionik (ikatan elektrovalen): “transfer elektron”

Ikatan ion terbentuk ketika atom-atom yang terlibat ikatan

mempunyai perbedaan keelektronegatifan yang besar. Atom yang

memiliki keelektronegatifan lebih besar (jari-jari atom kecil, muatan

inti efektif besar) menarik electron bersama dalam ikatan lebih kuat

dibandingkan lawannya sehingga electron ikatan ini lebi bergeser


ke arahnya (atom ini menjadi bermuatan negative atau anion).

Atom-atom non logam di posisi kanan dalam table periodic memiliki

sifat ini. Sedangkan, atom lawannya yang mempunyai

keelektronegatifan lebih keci (jari-jari atom besar, muatan inti efektif

kecil) hanya menarik electron ikatan dengan lemah sehingga harus

merelakan electron ikatan bergeser menjauhinya, dan atom ini

menjadi bermuatan positif atau kation.

Secara sederhana, ikatan ion sering digambarkan sebagai

serah terima electron atau transfer penuh electron atau ikatan antar

logam atau non logam.

Ikatan ion terbentuk karena perbedaan keelektonegatifan

antara atom-atom yang erikatan bernilai > 2,0. Atom yang lebih

elektronegatifan akan menjadi ion negative atau anion, sedangkan

atom yang kurang elektonegatifan menjadi ion positif atau kation.

Terbentuknya kation dan anion, kerena bermuatan berlawanan

akan terjadi Tarik-menarik elektrostatik menghasilkan suatu

senyawaan yang digolongkan sebagai senyawa ion.

Senyawa ion yang peling terkenal adalah senyawa natrium klorida

atau garam dapur.

Atom logam (energi ionisasi rendah) cenderung melepaskan

elektronnya, lalu diterima oleh atom nonlogam (afinitas elektron

besar). Dari proses transfer elektron dari atom logam ke atom


nonlogam ini akan terbentuk ion positif dan ion negatif

dengan konfigurasi elektron gas mulia yang saling tarik menarik

dengan gaya elektrostatis yang disebut ikatan ionik. Sebagai

contoh, dalam pembentukan senyawa ionik NaCl terjadi transfer

elektron dari atom Na ke atom Cl.

B. Ikatan kovalen: “sharing elektron”

Atom-atom nonlogam cenderung tidak ingin melepaskan

elektronnya (energi ionisasi tinggi) dan ingin menarik elektron-

elektron dari atom lainnya (afinitas elektron besar) sehingga

terdapat satu atau lebih pasangan elektron yang dipakai untuk

berbagi bersama. Ikatan kimia yang terbentuk dari sharing elektron

terlokalisasi antara atom ini disebut ikatan kovalen. Sebagai

contoh, 2 atom H berikatan kovalen membentuk molekul H2 dan 2

atom Cl berikatan kovalen membentuk molekul Cl2.


Struktur Lewis untuk senyawa kovalen dapat digambarkan

dengan setiap pasangan elektron ikatan (PEI) digambarkan

sebagai satu garis dan pasangan elektron bebas (PEB)

digambarkan sebagai titik-titik. Berikut struktur Lewis untuk

beberapa senyawa kovalen.

Ikatan kovalen dengan berbagi satu pasangan elektron

disebut sebagai ikatan kovalen tunggal (ikatan tunggal). Ikatan

kovalen dengan berbagi dua pasangan elektron disebut (ikatan

rangkap dua), contohnya CO2. Ikatan kovalen dengan berbagi

tiga pasangan elektron disebut (ikatan rangkap tiga), contohnya

N2.

Kepolaran Ikatan, Elektronegativitas, dan Momen Dipol

Ikatan kimia di mana elektron-elektron digunakan bersama secara

setara dan merata, seperti pada Cl2 dan N2, disebut sebagai

ikatan kovalen nonpolar. Ikatan di mana salah satu atom memiliki

daya tarik elektron (elektronegativitas) yang lebih tinggi terhadap


elektron-elektron ikatan dibanding atom lainnya, sehingga terjadi

pembentukan dipol (pemisahan muatan negatif dan muatan

positif), seperti pada HF, disebut sebagai ikatan kovalen polar.

Ukuran kepolaran dinyatakan dengan besaran yang disebut

momen dipol (μ). Semakin besar momen dipol, semakin besar

kepolarannya. Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D

= 3,34×10−30 Cm.Jika dua muatan berlawanan dengan besar

muatan sama Q+ dan Q− terpisah dengan jarak r, maka momen

dipolnya adalah hasil kali Q dan r:

μ = Qr

Pengecualian Aturan Oktet


C. Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi (ikatan dativ) adalah ikatan

kovalen di mana salah satu atomnya mendonasikan pasangan

elektron yang dimilikinya. Pada ikatan kovalen koordinasi,

pasangan elektron ikatannya hanya berasal dari satu atom, bukan

dari kontribusi bersama kedua atom yang berikatan. Contoh:

D. Ikatan logam: “lautan elektron”

Atom-atom logam cenderung mudah melepaskan

elektronnya (energi ionisasi rendah) dan susah menangkap

elektron (afinitas elektron kecil) sehingga elektron-elektron valensi

terdelokalisasi dan tersebar merata menjadi lautan elektron di

antara kation-kation logam. Elektron-elektron “mengalir” di antara

dan sekeliling kation logam dan mengikatkan kation-kation logam

tersebut.
Pengertian Geometri Molekul

Geometri molekul adalah susunan tiga dimensi dari atom-

atom sehingga membentuk molekul. Geometri molekul juga

disebut sebagai posisi atom inti pada sebuah molekul.

Penjelasan Geometri Molekul

Geometri molekul berhubungan dengan orientasi spesifik

atom-atom yang saling berikatan satu dengan yang lainnya.

Sudut-sudut ikatan antar atom tergantung dari kekuatan seluruh

bagian molekul. Analisis distribusi elektron pada suatu orbital

dapat digunakan untuk determinasi geometri molekul.


Ada banyak teknik instrumental untuk mengetahui geometri

molekul, di antaranya adalah kristalografi sinar X. Teknik ini dapat

digunakan untuk mengetahui dimana posisi atom dalam sebuah

molekul. Bahkan versi lanjutan dari teknik dapat untuk mengetahui

struktur yang sangat rumit seperti DNA, RNA, protein dan enzim.

Gemometri molekul sangat erat kaitannya dengan reaktivitas,

polaritas, fase material, warna, sifat magnet (paramagnetik dan

diamagnetik), dan aktivitas biologi.

Jenis-jenis Struktur Molekul

Molekul sederhana mempunyai struktur dan bentuk molekul

sebagai berikut:

 Linier

Pada model linier, atom-atom terhubung pada sebuah garis

lurus. Sudut ikatan yang terbentuk adalah 180°. Sudut ikatan yang

terbentuk adalah antara atom-atom yang saling berdekatan.

Contoh molekul linier adalah karbondioksida (CO2).


 Trigonal planar

Seperti namanya, molekul ini membentuk sebuah segitiga

sama sisi. Sudut yang terbentuk adalah 120°. Contoh molekul

trigonal planar adalah boron trifluorida (BF3).

 Bengkok

Bentuk bengkok suatu molekul mempunyai sudut tidak sama

dengan 180°. Contoh dari molekul bengkok adalah air (H2O).


 Tetrahedral

Tetra berarti empat, sedangkan hedral berarti sisi. Jadi

molekul tetrahedral mempunyai empat sisi muka. Sudut yang

terbentuk adalah 109,47°. Contoh molekul tetrahedral adalah

metana (CH4).

 Oktahedral

Okta berarti delapan, sedangkan hedral berarti sisi. Jadi

molekul tetrahedral mempunyai delapan sisi muka. Sudut yang

terbentuk adalah 90°. Contoh molekul tetrahedral adalah belerang

heksafluorida (SF6).
 Piramida

Bentuk molekul ini mirip dengan piramida (limas segi empat).

Contoh molekul piramida adalah amonia (NH3).


1. Teori domain elektron

Teori domain elektron adalah suatu cara untuk meramalkan geometri

molekul berdsarkan teori tolak menolak elektron pada kulit luar atom

pusat. Teori ini menyempurnakan teori VSEPR ( Valence Shell

Electron Pair Repulsion, biasa di baca vesper). Domain elektron

berarti daerah yang ada elektronnya. Jumlah domainnya dapat

ditentukan sebagai berikut:

1. Setiap elektron ikatan baik tunggal / rangkap merupakan satu

domain.

2. Setiap pasangan elektron bebas dihitung satu domain.

Prinsip-prinsip dasar dari teori domain elektron adalah :

1. Antardomain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak

menolak, sehingga domain elektron akan mengatur diri (membentuk

formasi) sedekimian rupa hingga tolak menolak jadi minimum.


2. PEB lebih besar gaya tolak menolaknya dibanding dengan PEI.

Hal itu erjadi karena peb hanya terikat pada satu atom sehingga

geraknya leluasa.Urutan gaya tolak menolak nya begini ; PEB-PEB >

PEI -PEB > PEI-PEI. Akibat dari bedanya besar gaya tolak menolak

adalah mengecilnya sudut pei karena desakan dari peb. Jadi jarak pei

itu deketan sedangkan peb itu jauh-jauhan. Demikian juga domain

yang terdiri dari dua atau tiga pasang domain elektron lebih

besar gaya tolak menolaknya daripada yang punya satu domain.


3. Bentuk molekul hanya ditentukan pasangan elektron terikat.

Jadi nanti kalau udah ditentuin peb dan pei, peb nya abaikan aja,

bentuknya kamu tentuin denga atom pusat dan pei saja.

B. Merumuskan tipe molekul.

Tipe molekul adlah suatu notasi atau lambang yang menyatakan

jumlah domain di sekitar atom pusat suatu molekul, baik peb dan

peinya.

1. Atom pusat dinyatakan dengan lambang A

2. PEI dinyatakan dengan X

3. PEB dinyatakan dengan E.

Tipe molekul dapat ditentukan sebagai berikut:

Senyawa biner berikatan tunggal

Jika atom pusat berikatan tunggal maka setiap ikatan

menggunakan satu elektron dari atom pusat. (rangkap 1 struktur

lewisnya). Cara mencari peb nya adalah E = (EV - X) /2. E adalah

peb, EV adalah elektron valensi atom pusat dan X adalah jumlah

domain pei.
Senyawa biner berikatan rangkap atau kovalen koordinasi.

Kalau ikatan tunggal akan menggunakan satu elektron dari atom

pusat, rangkap menggunakan dua. Cara mencari pebnya dengan

rumus E = (EV - X')/2 dengan EV elektron valensi, X' jumlah

elektron yg digunakan atom pusat.

Contoh : SO3. Pusatnya adalah sulfur. pertama kita cari jumlah

valensi atom pusat yaitu 6, karena pei ada 3 (yaitu O3) maka,

jumlah elektron yang digunakan atom pusat adalah 3 x 2 = 6. (dua

didapat dari pengertian awal ya!) sehingga E = 6-6/2 =0. tidak

punya peb, tipe molekul AX3, bentuknya segitiga planar.


KIMIA ANALISIS

Kimia Analisis merupakan cabang ilmu Kimia yang mempelajari

cara untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya dalam

sebuah cuplikan contoh. Selain mempelajari cara untuk menentukan

kadar suatu unsur dalam contoh dijelaskan juga mengenai tekhnik

pengambilan dan persiapan sampel agar diperoleh data yang sesuai dan

dapat dipertanggungjawabkan. Secara tradisional Analisis dibagi menjadi

2 bagian utama, yaitu :

A. Analisis kualitatif

Analisis Kualitatif merupakan suatu tekhnik atau metode

untuk menentukan kualitas atau keberadaan suatu senyawa dalam

suatu contoh. Analisis Kualitatif sering juga disebut sebagai

Analisis Jenis karena dalam proses ini ditentukan unsur utama apa

saja yang berada dalam suatu sampel. Apabila kandungan suatu

unsur dalam contoh hanya sedikit tidak akan terlihat

perubahannya. Oleh karena itu, Analisis Kualitatif dilakukan untuk

menentukan unsur utama yang bverada dalam sampel bukan

trash (pengotor). Analisis Kualitatif ini diperlukan sebagai uji

pendahuluan untuk menentukan metode apa yang sesuai untuk

Analisis Kuantitatif apabila tidak diketahui keterangan dan asal


usul contoh uji.

Analisis Kualitatif disebut juga sebagai uji pendahuluan. Metode

Analisis jenis ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode

tradisional yaitu dengan metode pengendapan sulfida,

pembentukan senyawa baru (warna yang khas atau mengendap)

yang khas, uji nyala, mutiara boraks, dan mikroskopi. Namun, uji

yang sering dilakukan adalah uji pengendapan sulfida karena lebih

banyak unsure yang dapat di deteksi. Selain itu apabila

menggunakan uji lain sampel harus murni (tidak mengandung

banyak unsure logam). Selanjutnya analisis kualitatif dapat

dilakukan dengan metode yang lebih modern yaitu dengan

menggunakan instrument diantaranya Spektrofotometri UV,

Spektrofometri FTIR, HPLC, MS (Mass Spectroscopy), dan NMR.

Spektrofotometer UV menentukan suatu senyawa berdasarkan

penyerapan sinar UV oleh gugus kromofor yang ada dalam

senyawa. Spektrofotometer FTIR menentukan suatu senyawa

berdasarkan Gugus Fungsi yang dimiliki oleh suatu sampel.

Spektroskopi Mass/MS menentukan suatu senyawa berdasarkan

berat molekul dari senyawa yang kita analisis biasanya alat ini

disatukan dengan HPLC atau GC untuk melakukan

pemisahannya, karena senyawa yang masuk kedalam MS harus

senyawa tunggal.
B. Analisis kuantitatif

Analisis kuantitatif merupakan suatu tekhnik atau metode

untuk menentukan Kuantitas atau kadar suatu unsur/senyawa

dalam suatu cuplikan. Analisis Kuantitatif dilakukan apabila kita

telah mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam suatu

contoh. Sehingga dilakukan Analisis Kuantitatif ini untuk

menentukan kadar dari suatu unsure yang terkandung.

Berdasarkan metode yang dilakukan Analisis Kuantitatif dibagi

menjadi 2, yaitu :

a. Analisis konvesional

Metode Analisis konvensional ini diantaranya adalah

Gravimetri, Volumetri/ Titrimetri, dan colourimetri. Pada Metode

Gravimetri ini penentuan kadar suatu unsur/senyawa berdasarkan

dari bobotnya, suatu unsur diendapkan secara khas menjadi

senyawa yang stabil kemudian endapan ini dilakukan preparasi

selanjutnya dan ditimbang bobotnya. Sebagai contoh yang paling

mudah penentuan kadar air dengan pemanasan merupakan salah

satu metode Gravimetri. Metode Volumetri atau titrimetri, penentuan

kadar suatu unsur/senyawa berdasarkan Volume. Pada metode ini

suatu senyawa yang ingin diketahui kadarnya (Senyawa A)

direaksikan dengan suatu senyawa yang dapat bereaksi dengan

cepat dan diketahui kadarnya (Senyawa B). Kadar senyawa yang


ingin diketahui ditentukan berdasarkan volume Senyawa B yang

diperlukan untuk bereaksi dengan Senyawa A dan dilakukan

perhitungan lebih lanjut. Contoh dari penggunaan metode volumetri

ini adalah pada penentukan konsentrasi asam oleh suatu basa.

Selanjutnya Metode Colourimetri, penentuan kadar suatu

unsur/senyawa berdasarkan kesamaan warna secara visual

senyawa yang ingin diketahui dengan senyawa standard yang telah

diketahui kadarnya. Metode ini mirip dengan metode Volumetri,

suatu senyawa yang ingin diketahui kadarnya direaksikan dengan

suatu senyawa spesifik untuk menghasilkan senyawa baru yang

memiliki warna yang stabil, kemudian senyawa ini dibandingkan

warnanya dengan senyawa standar yang telah diketahui kadarnya

dengan melakukan titrasi bertahap sampai memiliki warna yang

sama dengan contoh. Metode ini sudah jarang dilakukan karena

faktor kesalahannya cukup tinggi dibandingkan dengan metode

yang baru dan pereaksi spesifik yang relatif mahal.

b. Analisis instrumen

Metode analisis ini dilakukan dengan menggunakan suatu

alat yang membantu dalam menentukan kadar suatu senyawa

dalam cuplikan. Instrumen yang biasa digunakan dalam penentuan

kadar suatu senyawa diantaranya :

1). Spektrofotometri UV-VIS digunakan untuk analisis senyawa


anorganik (logam dan non logam) dan senyawa Organik.

2). Spektrofotometri FTIR digunakan untuk analisis senyawa

organic melalui gugus fungsinya.

3). Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) digunakan untuk analisis

senyawa Anorganik (Logam).

4). Gas Chromatography (GC) digunakan untuk analisis senyawa

organik.

5). High Performa Liquid Chromatograpy (HPLC) digunakan untuk

analisis senyawa organic.

6). Flamefotometri digunakan untuk analisis senyawa anorganik

(Logam)

7). Inducted Couple Plasma (ICP) digunakan untuk analisis

senyawa anorganik (Logam)

8). X-ray fluorescence (XRF) digunakan untuk analisis senyawa

anorganik (Logam)

Penggunaan alat ini disesuaikan dengan senyawa apa yang

akan di analisis, sifat fisik suatu unsur, perkiraan kadar dari uji

pendahuluan sehingga hasil yang diperoleh dapat

dipertanggungjawabkan karena setiap instrument memiliki ketelitian

yang berbeda. Contohnya untuk penentukan kadar suatu unsur

logam dalam batuan, penentuan unsur utama (makro) dilakukan

dengan menggunakan XRF, sedangkan untuk menentukan kadar


logam lain yang kadarnya kecil (mikro) dilakukan dengan

menggunakan SSA. Hal ini dikarenakan SSA memiliki ketelitian

yang lebih tinggi untuk kadar mikro dibandingkan dengan XRF.


Daftar pustaka

http://faiqalmujahid.blogspot.co.id/2014/11/kimia-geometri-molekul.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kimia

https://bisakimia.com/2016/05/14/kimia-analisis/
Makalah Kristalografi Mineralogi
( Ikatan Kimia dan Analisis Kimia)

Nama : Nava Nelandri Tamaela


NIM : 410017076

Jl. Babarsari, Caturtunggal, Depok, Caturtunggal, Kec. Depok,


Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Edisi 2017
Makalah Kristalografi Mineralogi
( Klasifikasi Kimia Mineral dan Interpretasi Kimia)

Nama : Maria Yufita Barito


NIM : 410017084

Jl. Babarsari, Caturtunggal, Depok, Caturtunggal, Kec. Depok,


Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281

Edisi 2017

Anda mungkin juga menyukai