PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan dan dilihat secara geografis, geologis,
hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana,
bahkan termasuk negara kedua rentan bencana dunia. Kejadian bencana di
Indonesia, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun
faktor manusia akan menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis lainnya (Vivanews,
2011).
1
Mengantisipasi efek dari bencana di Indonesia, pemerintah sebelumnya
telah memiliki lembaga yang dikenal dengan Badan Koordinasi Nasional
Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) di tingkat pusat, serta Satuan
Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) di provinsi
serta Satuan pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) di
kabupaten/kota. Dalam perjalanannya kemudian, untuk menata keefektifan
serta meningkatkan kinerja lembaga penanggulangan bencana, sejak tahun
2008 dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di tingkat
pusat, sedangkan didi provinsi dan kabupaten/kota dibentuk Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Pembentukan lembaga tersebut
merupakan amanat Undang-Undang RI No. 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah struktur dan fungsi BNPB ?
2. Bagaimanakah struktur dan fungsi BPBD ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi BNPB ?
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi BPBD ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif
dan efisien.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
b. Pemantauan
Terdiri dari
a. Sekretaris Utama
4
perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program,
administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.
5
4) Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada
prabencana serta pemberdayaan masyarakat.
6
3) Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana;
4) Pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan
kebijakan umum di bidang penanggulangan bencana pada
pascabencana.
e. Deputi Bidang Logistik dan Peralatan
7
bersumber dari APBD maupun sumber lainnya yang sah, dan
melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana.
b. Fungsi
Badan mempunyai fungsi :
8
b) Masyarakat profesional yakni dari pakar, profesional dan
tokoh masyarakat di daerah.
3) Jumlah Anggota Unsur Pengarah
a) BPBD Provinsi Anggota unsur pengarah berjumlah 11
(sebelas) anggota, terdiri dari 6 (enam) pejabat
instansi/lembaga pemerintah daerah dan 5 (lima) anggota
dari masyarakat profesional di daerah.
b) BPBD Kabupaten/Kota Anggota unsur pengarah berjumlah
9 (sembilan) anggota, terdiri dari 5 (lima) pejabat
instansi/lembaga pemerintah daerah dan 4 (empat) anggota
dari masyarakat profesional di daerah.
c) Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana
Unsur Pelaksana Penanggulangan Bencana mempunyai
tugas melaksanakan penanggulangan bencana yang
meliputi prabencana, saat tanggap darurat, dan
pascabencana secara terintegrasi.
Susunan organisasi Unsur Pelaksana BPBD terdiri atas;
1) Kepala Pelaksana;
2) Sekretariat Unsur Pelaksana : mempunyai tugas membantu
Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan perencanaan,
pembinaan dan pengendalian terhadap program,
administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.
3) Bidang/Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan : mempunyai
tugas membantu Kepala Pelaksana dalam
mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan pada pra bencana
serta pemberdayaan masyarakat.
4) Bidang/Seksi Kedaruratan dan Logistik : mempunyai tugas
membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan
melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat
tanggap darurat dan dukungan logistik.
9
5) Bidang/Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi : mempunyai
tugas membantu Kepala Pelaksana dalam
mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pasca bencana.
3. Tata Kerja
a. Kepala BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab
mengendalikan dan mengarahkan pelaksanaan tugas Unsur
Pengarah dan Unsur Pelaksana BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
b. Unsur Pengarah melaksanakan sidang anggota secara berkala atau
sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh
Kepala BPBD selaku Ketua Unsur Pengarah Penanggulangan
Bencana.
c. Unsur Pengarah dapat mengundang lembaga pemerintah baik pusat
maupun daerah, lembaga usaha, lembaga internasional atau pihak
lain yang dipandang perlu dalam sidang anggota Unsur Pengarah
Penanggulangan Bencana.
d. Pimpinan Unsur Pelaksana BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota
mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan
masing-masing BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan Unsur Pelaksana wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi di lingkungan masing-masing maupun
antar unit organisasi dalam
lingkungan BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota serta dengan instansi
lain di luar BPBD dan organisasi kemasyarakatan sesuai bidang
tugasnya.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bencana adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alam yang tidak
mungkin kita hindari dari kehidupan manusia, Banyak masalah yang
berkaitan dengan bencana alam. Kehilangan dan kerusakan termasuk yang
paling sering harus dialami bersama datangnya bencana itu. Harta benda dan
manusia terpaksa harus direlakan, dan itu semua bukan masalah yang mudah
dan juga terhambatnya laju perekonomian daerah tersebut.
B. Saran
Sebaiknya masyarakat Indonesia baik yang muda maupun yang tua
harus bisa memahami dan mengerti serta tau tentang peta bencana di
daerahnya agar bisa mengantisipasi ketika bencana datang.
12
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. 2008. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 8 tahun 2008 (diakses
pada tanggal 28 Februari 2019 di
https://www.bnpb.go.id/ppid/file/Perpres_08_2008.pdf)
BPHN. Peraturan Daerah Jawa Barat. (diakses pada tanggal 28 Februari 2019 di
http://www.bphn.go.id/data/documents/10pdprovjabar002.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33968/Chapter%20I.pdf?
sequence=4&isAllowed=y)
13