Anda di halaman 1dari 25

TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

DAN STRATEGI PENCAPAIANNYA

Oleh:
KELOMPOK 2
I GEDE OKA DINANTARA (1707532003)
TAMA REVI SANTOSA (1707532007)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Tujuan Pembangunan Ekonomi Indonesia ............ Error! Bookmark not


defined.

2.1.1 Tujuan Masyarakat Makmur .......... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Tujuan Masyarakat Adil ................. Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Tujuan Inti Pembangunan............... Error! Bookmark not defined.

2.2 Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia ............................................. 12

2.2.1 Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia ................................... 14

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi


Pembangunan Ekonomi ................................................................. 16

2.3 Penerapan Sistem Pelaksanaan Pembangunan Sebagai Strategi Untuk


Mencapai Tujuan yang Ditetapkan ......................................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 22

3.1 Simpulan ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh
suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa
tersebut. Dalam hal ini, pembangunan ekonomi di Indonesia hingga tahun 2017
bisa dikategorikan bagus walaupun masih terjadi beberapa kekurangan dalam hal
pembangunan ekonomi. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS)inflasi Januari 2017 sebesar 0,97 persen lebih tinggi dibanding
kondisi Januari 2016 yang mengalami inflasi sebesar 0,51 persen.Pada tahun
2016, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,02 persen, karena dihitung per
triwulan, maka data untuk tahun 2017 belum keluar hingga bulan Februari
ini.Pembangunan ekonomi di negara berkembang memiliki kesamaan dengan
negara-negara maju yang dimana membutuhkan beberapa faktor yang menjadi
modal pembangunan, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam,
pembentukan modal, dan tingkat teknologi. Kualitas sumber daya manusia
menjadi salah satu faktor yang paling menghambat pertumbuhan ekonomi di
negara berkembang.Bertambahnya jumlah penduduk juga akan mendorong
bertambahnya jumlah lapangan kerja yang tidak dapat disangkal lagi bahwa ini
merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi dalam pembangunan.
Lapangan kerja sendiri berfungsi sebagai wahana untuk menempatkan tenaga
kerja dalam posisi sentral pada pembagunan. Berdasarkan data BPS pada Agustus
2016, diketahui bahwa jumlah pengangguran terbuka di Indonesia adalah
sebanyak 7,03 juta orang.
Tujuan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia salah satunya
adalah mengadakan pembangunan ekonomi di Indonesia dapat ditemukan pada
Pembukaan UUD 1945, yakni pada prinsipnya adalah mewujudkan masyarakat
adil dan makmur, material, dan spiritual. Rumusan lain dapat ditemukan misalnya,
pada sila-sila dalam Pancasila, atau pada terbitan-terbitan lain, seperti memerangi
kemiskinan, kebodohan, dan sebagainya. Pada paper ini akan dibahas mengenai
tujuan pembangunan ekonomi Indonesia secara umum, yakni menciptakan

1
masyarakat adil makmur, material dan spiritual, dan rumusan tujuan yang umum
yakni membangun masyarakat seutuhnya.
Dalam pencapaian tujuan pembangunan ekonomi Indonesia ini tentunya
dibutuhkan strategi yang mendukung pembangunan itu sendiri. Untuk di
Indonesia sendiri tidak bisa mengadopsi strategi yang ditempuh oleh negara maju,
dikarenakan dalam negara maju pencapaian pembangunan lebih mengutamakan
kemakmuran setelah itu baru memperjuangkan keadilan. Hal tersebut tidak sejalan
dengan ideologi Pancasila, jadi Indonesia dalam melakukan pembangunan
ekonominya melaksanakan pembangunan yang bersamaan untuk mencapai
masyarakat yang makmur dan adil. Pada akhirnya tujuan dari pembangunan
ekonomi Indonesia ini adalah menciptakan masyarakat Indonesia seutuhnya yang
mana akan dibahas lebih lanjut dalam bab pembahasan paper ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana tujuan pembangunan ekonomi Indonesia?
1.2.2 Bagaimana strategi pembangunan ekonomi Indonesia untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan?
1.2.3 Bagaimana penerapan sistem pelaksanaan pembangunan sebagai strategi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk memahami tujuan pembangunan ekonomi Indonesia.
1.3.2 Untuk mengetahui strategi pembangunan ekonomi Indonesia untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
1.3.3 Untuk mengetahui penerapan sistem pelaksanaan pembangunan sebagai
strategi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan pembangunan

2.1.1 Tujuan masyarakat makmur

- Pertumbuhan ekonomi

Tujuan pembangunan ekonomi pada umumnya adalah agar pendapatan


nasional (total maupun per kapita) tumbuh untuk memperoleh tingkat
kemakmuran (pendapata nasional) yang lebih tinggi. Kalau demikian halnya,
ukuran mengenai kemakmuran dapat dikatakan sebagai tingkat pertumbuhan
ekonomi (tingkat pertumbuhan pendapatan nasional)

- Elemen pertumbuhan ekonomi

Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap
bangsa. Tiga faktor trsebut adalah :

1. Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk investasi baru yang


ditambahkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau smber daya
manusia.
2. Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah
angkatan kerja.
3. Kemajuan teknologi.

Akumulasi modal. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan


ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan membesarkan output dan
pendapatan dikemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin – mesin,
peralatan, dan bahan baku meningkatakn stok modal fisik suatu Negara dan
hal itu memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa – masa
mendatang.

Disamping investasi yng bersifat langsug, banyak cara yang bersifat tidak
langsung untuk menginvestasikan dana dalam berbagai jenis suber daya.
Pembangnan sistem irigasi akan dapat memperbaiki kualitas tanah pertanian

3
serta akan meningkatkan produktivitas lahan per hektar. Jika 100 hektar tanah
irigasi datap memproduksi output yang sama jumlahnya dengan yang
dihasilkan oleh 200 hektasr tanah tanpa irigasi, maka itu bererti pembangunan
sistem irigasi tersebut sesungguhnya telah melipatgandakan kualitas tanah.

Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatakn kualitas


modal manusia, sehingga pada hakhirnya akan membawa dampak positif yang
sama terhadap angka produksi, bahkan akan lebih besar lagi mengingat harus
bertambahnya jumlah manusia.

Segenap kegiatan yang diesuebutkan diatas merupakan bentuk – bentuk


investasi yang menjurus ke akumulasi modal. Akumulasi modal dapat
menambah sumber daya baru (contohnya, pembukaan tanah yang semula tidak
digunakan) atau meningkatkan kualitas sumber daya yang sudah ada
(misalnya, perbaikan sistem irigasi, pengadaan pupuk, pestisida). Satu hal
penting yang harus dipahami disini adalah, bahwa untuk mencapai maksud
investasi tersebutselalu ditunutut adaya pertukaran antara konsumen sekarang
dan konsumen mendatang.

Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Pertumbuhan penduduk dan


angkata kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang
memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti
akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk
yang lebih besar berarti meningkatakn ukuran pasar domestiknya. Meskipun
demikian, kita masih mempertanyakan apakah begtu cepatnya pertumbuhan
penawaran angkatan kerja sehingga terjadi kelebihan tenaga kerja benar –
benar akan memberikan dampak positif atau justru negatif terhadap
pembangunan ekonominya. Sebenarnya posotif atau negatifnya pertambahan
penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada
kemampuan sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan
secara produktif memanfaatkan tambahan angkatan kerja tersebut. Adaoun
kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat dan jenis
akumulasi modal dan tersedianya input atau faktor – faktor penunjang, seperti
kecakapan manajerial dan adminitrasi.

4
Kemajuan teknlogi. Bagi kebanyakan ekonom, kemajuan teknologi
merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam
pengertian yang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena
ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara –cara lama dalam menangani
pekerjaan pekerjaan tradisional. Ada tiga jenis kemajuan teknologi, yaitu
kemajuan teknologi yang bersifat netral, kemajuan teknologi yang hemat
tenaga kerja, dan kemajuan teknologi yang hemat modal.

Kemajuan teknologi yang bersifat netral, terjadi apabila teknologi tersebut


memungkinkan kita mencapai tingkat produksi yang lebih tinggi dengan
menggunakan jumlah dan kombinasi faktor imput yang sama.

Sementara itu, kemajuan teknologi dapat berlangsung sedemikian rupa


semingga menghemat pemakaian modal atau tenaga kerja. Artinya
penggunakan teknologi terebut memungkinkan kita memperoleh output yang
lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja dan modal yang sama. Pemakaian
computer, mesin tekstil otomatis, bos listrik, bor listrik kecepatan tinggi,
traktor atau mesin pembajak tanah, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan
teknologi yang hemat tenaga kerja.

Sedangkan kemajuan teknologi yang hemat modal merupakan fenomena yang


relatif langka. Di Negara – Negara yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka
modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu hal yang paling
diperlukan. Kemajuan teknologi ini akan menghasilkan metode produksi padat
karya yang lebih efisien (yakni, yang memerlukan biaya lebih rendah),
misalnya mesin pemotong rumput berputar atau mesin pengayak dengan
tenaga tangan, pompa pengembus dengan tenaga kaki, dan penyemprot
mekanis di atas punggung untuk pertanian skala kecil. Pengembangan teknik
produksi di negara-negara berkembang yang murah, efisien, dan padat karya
(hemat modal) atau teknologi tepat guna merupakan salah satu unsur
terpenting dalam strategi pembangunan jangka panjang yang berorientasi pada
perluasan penyediaan lapangan kerja.

5
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Sejalan dengan pendapat kebanyakan ekonom bahwa kemajuan teknologi


merupakan sumber pertumbuhan yang paling penting, Presiden Sukarno pada
sekitar tahun 1960 menyarankan agar bangsa Indonesia loncat jauh (frog
jump) dalam pemilihan teknologi. Artinya adalah bahwa kita sebaiknya
memakai teknologi yang paling mutakhir, tidak perlu lagi memakai teknologi
yang sudah usang di Negara maju, maka jumlah produksi nasional akan
meloncat jauh dan mungkin akan mampu mendekati produksi nasional
Negara-negara maju. Sehubungan dengan anjuran ini, Indonesia tidak
memperkenankan impor barang modal bekas. Yang diimpor mestinya hanya
mesin-mesin terbaru dan paling canggih untuk memacu pertumbuhan
ekonomi. Kemudian sekitar 1970an telah diperkenankan teknologi menumbuk
beras, ani-ani diganti dengan sabit, bajak dengan traktor dan banyak lagi
kemajuan teknologi yang diterapkan di sector pertanian. Demikain juga halnya
di sector lain, penerapan teknologi baru di sector industry dengan memakai
mesin pemintalan otomatis sebagai pengganti ATBM, pemakain computer dan
sebagainya. Namun, barangkali dewasa ini, pintu impor barang bekas sudah
dibuka lagi, seperti misalnya impor pesawat terbang bekas dan barang modal
lainnya.

2.1.2 Tujuan masyarakat adil

- Distribusi Pendapatan

Kalau satu keluarga di antara tetangga kita adalah seorang kepala rumah
tangga dengan lima anak dan semua anaknya (laki/perempuan) disekolahkan
dan kesemuanya diberikan warisan tanah yang kurang lebih sama, mungkin
kita mengatakan bahwa kepala rumah tangga tersebut adil kepada semua
anaknya. Tetapi di lain pihak, satu keluarga juga mempunyai lima anak, hanya
menyekolahkan anak yang laki-laki sedang anak perempuannya tidak sekolah.
Pembagian warisannya juga diutamakan anak laki-lakinya. Tentu kita dapat
mengatakan bahwa keluarga ini kurang adil dibandingkan dengan keluarga
yang disebut pertama. Kalau demikian halnya, maka kita dapat mengatakan

6
bahwa keadilan diukur melalui bagaimana kekayaan (pendapatan)
didistribusikan di antara yang berhak. Makin merata pembagiannya makin adil
dan sebaliknya makin timpang pembagiannya makin kurang adil.

- Mengukur Masyarakat Adil

Para ekonom berusaha mengukur tingkat keadilan pembagian pendapatan


nasional satu negara dengan menghitung Rasio Gini dan Rasio Kuznets.

Rasio Gini merupakan perangkat yang paling sering digunakan untuk


mengukur derajat keadilan/ketimpangan pendapatan relative di satu negara.
Rasio ini dapat dihitung dengan memakai rums yang sangat rumit (kompleks)
dan oleh karenanya rumus tersebut tidak disajikan kali ini. Rasio ini juga
dikenal dengan nama konsentrasi Gini atau koefisien Gini yang angkanya
berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan
sempurna). Pada prakteknya koefisien Gini untuk negara-negara yang derajat
ketimpangannya tinggi berkisar 0,50 - 0,70, sedangkan untuk negara-negara
dengan distribusi pendapatan relative merata, angkanya berkisar antara 0,20
hingga 0,35. Rasio Gini antara 0,36 hingga 0,49 menunjukkan pembagian
pendapatan dengan keadilan yang sedang.

Rasio Kuznets adalah perbandingan antara jumlah pendapatan dari 40 persen


individu (rumah tangga) termiskin dengan jumlah pendapatan dari 20 persen
individu (rumah tangga) terkaya. Rasio ini diberi nama sesuai dengan nama
penganjurnya, yakni nama pemenang hadiah Nobel Simon Kuznets.

- Pencapaian Masyarakat Adil di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah berusaha memperbaiki keadilan pembagian


pendapatan nasionalnya dengan menjalankan berbagai kebijaksanaan
ekonomi. Sesungguhnya setiap kebijaksanaan ekonomi pemerintah bersifat
memperparah ketimpangan (kalau kebijaksanaan tersebut bersifat lebih
menguntungkan kaum kaya dibandingkan dengan kaum miskin), atau bersifat
mengurangi ketimpangan (kalau kebijaksanaan tersebut bersifat lebih
memihak kaum miskin). Di bawah ini disajikan beberapa kebijakan

7
pemerintah yang bersifat memperbaiki dan memperburuk kesenjangan
distribusi pendapatan nasional.

1. Undang-undang pokok Agraria tahun 1960. Dalam undang undang ini


ditentukan batas maksimum pemilikan tanah sawah atau tanah tegalan atau
gabungan dari keduanya. Luas maksimum kepemilikan hanyalah 9 hektar
untuk tanah tegalan per keluarga petani dan hanya 7,5 hektar untuk sawah
dan tegalan. Maksud dari pembatasan ini adalah agar supaya tidak terjadi
ketimpangan yang mencolok dalam hal kepemilikan tanah.
2. Pajak penghasilan untuk perorangan dan untuk badan (dari laba). Dari
sejak pemerintahan Belanda sampai sekarang ini pajak ini selalu bersifat
progresif, yakni makin besar pendapatan seorang (laba satu perusahaan)
makin tinggi persentase pajaknya. Dengan sifat pajak seperti ini
diharapkan distribusi pendapatan antar perorangan (rumah tangga) menjadi
lebih merata.
3. Berbagai kebijaksanaan kredit perbankan yang bersifat memihak kepada
rakyat kecil (kaum yang lebih rendah tingkat penghasilannya), seperti
misalnya kredit investasi kecil, kredit modal kerja permanen (KMKP),
kredit usaha tani (KUT), knedit usaha kecil (KUK), kredit program bimas
padi, bimas palawija, dan sebagainya yang khusus untuk petani.
4. Berbagai program pengeluaran pemerintah yang lebih memihak kepada
meneka yang berpenghasilan rendah, seperti misalnya pengeluaran
pemerintah secara besar-besaran untuk membangun dam, waduk dan
saluran irigasi untuk para petani. pengeluaran pemerintah untuk kesehatan
dan keluarga berencana dan wajib belajar sembilan tahun, dan sebagainya.
5. Berbagai kebijaksanaan jaring pengaman sosial yang dilaksanakan baru-
baru ini yang bersifat khusus untuk memerangi kemiskinan seperti
misalnya beras untuk orang miskin (raskin), jaminan kesehatan masyarakat
untuk orang miskin (iamkesmas), bantuan langsung tunai (BLT), PNPM
Mandiri (pemberdayaan masyarakat mandiri untuk kaum miskin), berbagai
jenis subsidi untuk para petani, dan sebagainya.

8
Kesemua kebijaksanaan ini dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan
pembagianpendapatan nasional, atau dengan kata lain untuk mencapai
pembagian pendapatan yang lebih adil di antara masyarakat Indonesia.

Di samping kebijaksanaan tersebut di atas yang dimaksudkan untuk


mengurangi ketimpangan pembagian pendapatan nasional, ternyata
pemerintah juga melaksanakan kebijaksanaan yang mengutamakan orang
kaya, atau membuat modal menjadi lebih murah dari semestinya dan membuat
tenaga kerja relative mahal, sehingga kaum pengusaha dan investor lebih
memilih teknologi yang padat modal, memerlukan lebih sedikit tenaga kerja
yang muaranya memperburuk distribusi pendapatan nasional. Di antara
kebijaksanaan yang ternyata lebih memihak kaum kaya dan/ atau
menyebabkan harga modal relatif murah, antara lain, adalah:

1. Undang-undang Penanaman Modal Asing, yang memberi fasilitas kepada


investor asing (investor besar) untuk menanamkan modalnya di dalam
negeri.
2. Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri, yang menyediakan
fasilitas kredit kepada investor besar dalam negeri untuk lebih aktif dalam
pembangunan ekonomi.
3. Kredit dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, yang memberikan fasilitas
kredit dengan Bungan yang relative rendah atau malah tanpa bunga kepada
bank nasional yang mengalami kesulitan likuiditas.
4. Tingkat bunga kredit yang relative lebih rendah untuk investasi jangka
panjang dibandingkan dengan tingkat bunga untuk kredit konsumtif.
5. Pembebasan bea masuk bagi investor yang memasukkan barang modal
dari luar negeri
6. Nilai rupiah yang dibuat terlalu mahal (over valued currency) oleh
pemerintah terhadap mata uang asing (terutama US$) sehingga pemerintah
berkali-kali melaksanakan kebijaksanaan devaluasi nilai rupiah.

9
2.1.3 Tujuan Inti Pembanguna

Kalau dilihat dari pengertian pembangunan sendiri secara luas adalah


membangun manusia (masyarakat) Indonesia seutuhnya ini berarti sebagai
suatu proses yang berkesinambungan atas suatu sistem sosial secara
keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi. Tapi
pada dasarnya kehidupan yang lebih baik dan manusiawi tersebut masih
menjadi pertanyaan. Menurut para ahli (Profesor Gaulet dan Tokoh yang
lainnya) paling tidak ada tiga komponen dasar atau yang menjadi inti yang
harus dijadikan kerangka konseptual yang dijadikan acuan dalam memahami
kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi tersebut, hal tersebut adalah
kecukupan, harga diri, dan kebebasan yang tentunya ketiga hal tersebut harus
dapat dicapai melalui pembangunan ini.

Kecukupan dalam hal ini adalah semua hal yang mewakili segala kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi yang tentunya apabila kebutuhan ini tidak
dipenuhi tentunya akan berdampak signifikan bagi kehidupan manusia. Fungsi
dasar dari kegiatan ekonomi adalah untuk menyediakan sebanyak mungkin
masyarakat yang siap dalam menghadapi berbagai gejolak perekonomian
diantaranya kerurangan pangan, sandang, papan, danjuga kebutuhan lainnya
yang menjadi kebutuhan pokok manusia. Atas dasar itulah kita dapat
mengukur tingkat keberhasilan pembangunan yang dilakukan. Tanpa adanya
kemajuan ekonomi secara berkesinambungan maka realisasi potensi manusia,
baik ditingkat individu ataupun masyarakat tidak dapat terealisasi. Selain itu
kecukupan sendiri juga harus terlaksana dalam kehidupan manusia dengan
adanya, kenaikan pendapatan perkapita, pengentasan kemiskinan absolut,
perluasan lapangan kerja dan lain sebagainya yang tentunya dapat menunjang
darti tingkat kecukupan dari hidup manusia itu sendiri.

Komponen yang selanjutnya adalah hargadiri dimana hargadiri ini adalah


adanya dorongan dari dalam diri sendiri untuk lebih baik lagi, untuk
menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau
mengejar sesuatu dan sebagainya. Dalam suatu tatanan masyarakat sifat
hargadiri itu sendiri berbeda antara yang satu dengan yang lainnya hal ini

10
terjadi dikarenakan adanya pengeruh dari perkembangan jaman yang sangat
modern ini. Dengan pengaruh perkembangan jaman modern juga banyak yang
mengadopsi budaya barat yang pada dasarnya sangat berbeda dengan budya
yang sudah ada sehingga menimbulkan pro dan kontra dibanyak negara.
Derasnya pengaruh barat tentunya telah mengikis jati diri masyarakadi
beberapa negra berkembang. Dengan adanyapengaruh barat yang merubah jati
diri tersebut banyak negara berkembng merasa dirinya kecil dan tidak berarti
hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki perkembangan ekonomi secepat
negara maju serta teknoligi yang sangant mutahir. Hal inilah yang selanjutnya
dikejar oleh masyarahat dengan berkaca dari negara maju sehinga tak ayal
mereka sampai melupakan ajati dirinya sendiri.

Nilai universal yang ketiga atau yang terakir adalah konsep kemerdekaan atau
kebebasan manusia, yang disini diartikan secara luas sebagai kemampuan
untuk berdiri tegak sehingga tidak dperbudak oleh pengajar aspek – aspek
material dalam kehidupan ini. Kebebasan disini juga harus diartikan sebagai
kebebasan terhadap ajaran – ajaran yang dogmatis. Jika kita memiliki
kebebasan, itu bererti untuk selamanya kita bisa berpikir jernih dan menilai
segala sesuatu atas dasar keyakinan, pikiran sehat, dan hati nurani kita sendiri.

- Indeks Pembangunan Manusia

Terdapat tiga nilai menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi,
yakni kecukupan, harga diri, dan kebebasan yang merupakan tujuan pokok
dan harus digapai oleh setiap orang dan masyarakat melalui pembangunan.
Program Pembangunan PBB (UNDP) telah berusaha menyusun alat
pengukuran holistis atas tingkat kehidupan manusia yang disebut Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Indeks ini dapat dipergunakan untuk
menganalisis status pembangunan sosial ekonomi secara sistematis dan
komprehensif baik untuk negara maju maupun negara berkembang. IPM
mencoba memeringkat semua negara berdasarkan tiga tujuan atau produk
akhir dari pembangunan yakni masa hidup (longevity), yang diukur dengan
usia harapan hidup, pengetahuan, yang diukur dengan kemampuan baca tulis
orang dewasa secara tertimbang, serta standar kehidupan yang diukur dengan

11
pendapatan riil per kapita, disesuaikan dengan paritas harga beli dari mata
uang setiap negara untuk mencerminkan biaya hidup dan untuk memenuhi
asumsi utilitas marjinal yang semakin menurun dari pendapatan.

2.2 Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia


Ada dua cara untuk mencapai masyarakat adil – makmur, yakni
a. Makmur dan Adil (Growth and Equity)
Cara dimana semula dikejar kemakmuran (tingakat pendapatan nasional
secara maksimum), setelah kue nasionalnya besar baru dikejar keadilannya
(diadakan pembagian pendapatan nasional yang lebih merata). Cara ini
cocok diterapkan di negara maju.
b. Makmur dengan Adil ( Growth with Equity)
Cara dimana kemakmuran dan keadilan dikejar dalam waktu bersamaan dan
cara ini dianggap lebih cocok untuk negara yang sedang berkembang.

Setiap negara selalu berusaha mewujudkan masyarakat adil dan makmur.


Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap negara melaksanakan pembangunan
ekonomi. Salah satu ukuran berhasilnya pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi. Hampir semua negara di dunia pasti melaksanakan
pembangunan ekonomi. Hal ini karena pembangunan ekonomi merupakan upaya
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk
dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara
dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi,
dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi.Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi

12
apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan
ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang.
Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan
ekonomi.
 Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan
suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai
contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi
dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap
bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang
adil, makmur, dan sejahtera.
 Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan
perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus
dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan
semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam
proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita
mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
 Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka
panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila
pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak
berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.

13
Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran.
Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

2.2.1 Strategi Pembangunan Ekonomi Indonesia


Dalam mempelajari perekonomian suatu Negara, salah satu konsep yang
penting untuk diperhatikan yaitu mengetahui strategi pembangunan ekonomi.
menurut Suroso ( 1993 ) strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai
suatu tindakan pemilihan atas faktor-faktor yang akan dijadikan faktor utama yang
menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan. adapun beberapa strategi
pembangunan ekonomi yaitu :
1. Strategi pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :
 Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya
pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,
menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi.
 Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan
lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle–down effect )
pendistribusian kembali.
 Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan
syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
 Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada
kenyataan yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi dengan Pemerataan Pembangunan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan
pembangunan melalui teknik sosial, seperti halnya melalui penyusunan
perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi

14
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi
tergantungan adalah :
 Kemiskinan di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negara tersebut dari pihak / negara lainnya. oleh karena itu
jika suatu Negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan
ekonomi, Negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan
ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain.
langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah : meningkatkan produksi
nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam bidang
produksi, lebih mencintaiproduk nasional, dan sejenisnya.
 Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan
mengatakan “……. Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevanm
namun sayangnya telah mnjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari
kurangnya usaha untuk membangun masyarakat sendiri (Self Development).
sebab selalu akan gampang sekali bagai kita untuk menumpahkan semua
kesalahan pada pihak luar yang memeras, sementara pemerasan yang terjadi
di dalam lingkungan masyarakat kita sendiri dibiarkan saja …….” (Kothari
dalam Ismid Hadad, 1980).
4. Strategi yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang
mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang
secepat daerah yang lebih kaya / maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah
miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh
menyetor dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya
aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects).
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya
bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai, sedangkan
Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal.
Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO)
pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak

15
mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang
bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan
pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi


Pembangunan Ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah
berdasarkan tujuan yang hendak di capai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat
pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi
tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital
yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi
yang berat ke sektor tradisional yang kurang berkembang.
Faktor – faktor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan
yang berorientasu pada penghapusan kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh
keinginan berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin
diatasi. Sementara itu, strategi-strategi pembangunan lain ternyata sangan sulit
mempengaruhi/memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Secara garis besar faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan ekonomi
Indonesia ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Faktor-faktor Ekonomi, meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia,
modal, kewirausahaan dan teknologi (faktor produksi)
2. Faktor Non-Ekonomi, seperti stabilitas ekonomi dan keamanan negara,
pelayanan birokrasi yang memihak masyarakat, etos kerja dan kondisi sosial
masyarakat.

2.3 Penerapan Sistem Pelaksanaan Pembangunan Sebagai Strategi Untuk


Mencapai Tujuan yang Ditetapkan
Seperti telah dibahas pada sub materi sebelumnya yakni mengenai strategi
pencapaian tujuan pembangunan ekonomi Indonesia terdapat 5 (lima) strategi
yang ditempuh yakni:
a. Strategi Pertumbuhan
b. Strategi Pemerataan Pembangunan

16
c. Strategi Ketergantungan
d. Strategi Berwawasan Ruang
e. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Dalam penerapannya pemerintah tentunya melaksanakannya melalui sistem
dan kebijakan tertentu sehingga mampu mencapai tujuan yang sebelumnya telah
dicanangkan.
a. Strategi Pertumbuhan
Strategi ini lebih menitikberatkan pada pembentukan modal, serta
bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat,
sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Usaha pembentukan
modal tersebut telah dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan paket
kebijakan ekonomi melalui kemudahan untuk akses modal, dalam hal ini
kemudahan dalam mengurus modal berupa tanah yaitu dengan mempermudah
pengurusan sertifikat tanah. Kemudian pemerintah juga memperluas kerangka
peraturan bagi pemberi layanan untuk menggunakan perbankan lewat ponsel
(mobile banking). Saat ini peraturan Bank Indonesia memperkenankan pemberi
layanan non-bank untuk menerbitkan uang elektronik hanya untuk kepentingan
pembayaran. Rintangan utama adalah persyaratan ijin yang dibutuhkan.Reformasi
kebijakan juga dapat membantu memperluas peran Bank Perkreditan Rakyat
(BPR), terutama untuk membantu mereka yang beroperasi di daerah-daerah yang
lebih terpencil. Selain itu, pengecualian persyaratan NPWP dari syarat pemberian
kredit berukuran kecil dapat membuka akses terhadap banyak rumah tangga
miskin dan usaha mikro. Sejumlah perubahan kebijakan yang berguna dapat
menetapkan suatu tingkat yang rendah bagi modal awal minimum untuk BPR
kecil di lokasi terpencil dan memperkenankan investor dan LSM asing untuk
bermitra dengan BPR yang lebih besar yang mencari permodalan.
Sebagai penjamin simpanan bank, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
telah berprestasi baik sejak pendiriannya di tahun 2005 dalam menutup BPR yang
mengalami masalah dan membayar kembali simpanan yang dijamin. Selain
memastikan bahwa LPS terus mendapat pendanaan yang memadai, juga terdapat
kebutuhan akan komunikasi yang lebih baik akan batas jaminan simpanan kepada

17
para penabung, terutama di daerah-daerah dengan pemahaman keuangan yang
masih rendah.
Indonesia memiliki sejumlah besar koperasi simpan pinjam yang
memberikan layanan keuangan kepada rumah tangga berpenghasilan rendah.
Dibutuhkan pengawasan koperasi yang memadai untuk memastikan sektor
koperasi yang sehat dan memangkas risiko yang dapat dihadapi oleh penabung
UMKM dan rumah tangga miskin yang disebabkan oleh kepailitan suatu koperasi.
Selain itu, penyesuaian lain terhadap kebijakan dapat memperkenankan suku
bunga berbasis pasar yang lebih lentur, kemudahan untuk membuka kantor cabang
baru, dan memberikan kriteria yang lebih longgar bagi pelaporan dan
pengungkapan.
Kebijakan lainnya dari pemerintah dalam kemudahan mengumpulkan modal
adalah dengan memberikan kesempatan bagi asing untuk berinvestasi di
Indonesia. Hal tersebut berdampak positif dalam perluasan sumber modal di
Indonesia walaupun masih banyak kalangan yang menentang masuknya modal
asing ke Indonesia.
Dengan berbagai kebijakan tersebut maka target pemerintah untuk
mempermudah akses modal bagi semua kalangan masyarakat akan lebih mudah
tercapai.
b. Strategi Pemerataan Pembangunan
Dalam usahanya melakukan pemerataan pembangunan ekonomi,
pemerintah telah melakukan berbagai cara agar pembangunan ekonomi tidak
hanya terpusat pada kota-kota besar saja. Terdapat 4 hal yang harus dilakukan
pemerintah yakni:
1. Distribusi Pendapatan
2. Mekanisme Pemerataan
3. Pembangunan dan Potensi Masyarakat
4. Hubungan Antara Peningkatan Pendapatan dengan Kesejahteraan
Masyarakat.
Selain itu munculnya Demokrasi Lokal dengan keluarnya UU No 32 Tahun
2004 tentang Otonomi Daerah. UU yang dahulunya mengamanatkan kebijakan
sentralisasi oleh pemerintah pusat, kini telah diserahkan kembali ke masing-

18
masing daerah. UU ini diharapkan membuka ruang agar terjadinya pemerataan
pembangunan sosial di seluruh daerah yang dianggap tertinggal akibat sentralisasi
pada zaman orde baru. Namun Sampai saat ini pembangunan masih
berkonsentrasi di daerah pusat khususnya di Ibukota dan sekitarnya, keadaan
seperti ini sangatlah jauh dari apa yang dicita-citakan dalam tujuan nasional
Indonesia mengenai usaha-usaha untuk pemerataan pembangunan termasuk
pembangunan dalam bidang ekonomi.

c. Strategi Ketergantungan

Berangkat dari terlalu mengantungkan pada modal asing dan utang luar
negeri. Revrisond Baswir pernah mengatakan Ekonomi Nasionalis Populis, yakni
Ekonomi yang sangat menekankan arti kemandirian dalam pentas ekonomi
internasional dan mendudukan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka.
Ekonomi ini memaknai nasionalisme ekonomi dalam pengertian kepentingan
ekonomi seluruh rakyat Indonesia, artinya pergaulan ekonomi dunia bukanlah
harga mati, ini dilakukan hanya sejalan dengan kepentingan seluruh rakyat.
Tinggal dibutuhkan kemauan ekonomi ( Economic Will) untuk melaksanakan
ekonomi nasionalis ini dalam negeri Indonesia. Untuk mendukung ekonomi ini
beberapa perlakuan-perlakuan solusi untuk tidak menggantungkan pembangunan
pada utang luar negeri yaitu

Pertama, Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui pemberdayaan


ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya. Dengan
peningkatan daya beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil buatan dalam
negeri terjual habis tentu akan memberikan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan


impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah

Ketiga, Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan


mengarah pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan
secara bertahap ketergantungan utang luar negeri. Telah di jelaskan pada awal

19
prinsip pembangunan yang diusung Orde Baru yakni mengutang untuk
pembangungan, sekarang saatnya membangun Indonesia dari keringat peluh yang
dihasilkan diri sendiri Indonesia walaupun harus bertahap sesuai dengan
pendapatan yang diraih.

Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri,


meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina
jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal yang memprihatinkan dengan televisi atau
surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta produk luar negeri
berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi
pergaulan masyarakat di negeri ini, para remaja lebih suka makanan produk luar
negeri daripada produk-produk dalam negeri seperti kacang rebus, ketela godok.

Kelima, mengembangkan sumber daya manusia berkualitas dan


menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan merata sebagai landasan
penyusunan operasionalisasi pembangunan ekonomi.

d. Strategi Berwawasan Ruang

Strategi ini memfokuskan diri bahwa penyebab dari tersendatnya


pembangunan perekonomian karena adanya penyebaran kekayaan dari daerah
kaya ke daerah miskin kurang baik. Oleh karena itu kembali disini peran
pemerintah dalam menciptakan pemerataan pembangunan ekonomi, untuk
mengatasi permasalahan ini maka pemerintah dapat menciptakan sarana dan
prasarana transportasi yang mendukung mobilitas dari perekonomian ini agar
daerah miskin dan kaya memiliki akses yang lancar. Selain itu pemerintah juga
dapat memberikan kemudahan dalam transaksi keuangan dengan menambah
cabang-cabang bank, atm, serta mensosialisasikan mengenai mobile banking.

e. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok

Inti dari strategi ini adalah seseorang tidak dapat bertahan hidup jika
kebutuhan pokoknya tidak terpenuhi. Lalu bagaimana agar masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan pokoknya tersebut? Tentunya masyarakat harus memiliki
kemampuan finansial untuk memperoleh kebutuhan pokoknya tersebut. Untuk

20
dapat mendapatkan dana tersebut tentunya masyarakat harus memiliki suatu
pekerjaan yang menghasilkan upah atau gaji bagi mereka. Disinilah peran
pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja. Melalui paket kebijakan
ekonominya, Presiden Jokowi juga kembali menggalakkan UMKM yang
didukung dengan penurunan tingkat bunga pinjaman KUR serta memperluas
cakupan peminjam dana tersebut. Selain itu pemerintah juga membekali
masyarakat dengan kemampuan atau skill untuk nantinya menjadi bekal mereka di
dunia kerja. Untuk mengatasi masalah pengangguran ini pemerintah melakukan
pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai
dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang
bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mutlak yang dilakukan oleh
suatu bangsa dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh bangsa
tersebut. Tujuan dari pembangunan Indonesia adalah menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur. Adil diwujudkan dari dibuatnya peraturan perundang-
undangan untuk mendukung adanya distribusi pendapatan yang baik, sedangkan
masyarkat yang makmur diciptakan melalui peningkatan pendapatan nasional
(total maupun per kapita) tumbuh untuk memperoleh tingkat kemakmuran
(pendapatan nasional) yang lebih tinggi. Kalau demikian halnya, ukuran mengenai
kemakmuran dapat dikatakan sebagai tingkat pertumbuhan ekonomi (tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional). Dilihat dari pengertian pembangunan sendiri
secara luas adalah membangun manusia (masyarakat) Indonesia seutuhnya ini
berarti sebagai suatu proses yang berkesinambungan atas suatu sistem sosial
secara keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi.

22
DAFTAR PUSTAKA

Nehen, Ketut. 2016. Perekonomian Indonesia. Denpasar : Udayana University


Press

2019. PERKEMBANGAN STRATEGI DAN PERENCANAAN


PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA di https://www.bulelengkab.go.id
/detail/artikel/perkembangan-strategi-dan-perencanaan-pembangunan-
ekonomi-indonesia-99 (Di akses tanggal 8 September 2019)

23

Anda mungkin juga menyukai