Anda di halaman 1dari 40

ANUNG untuk RAKORPOP 2018 1

EVALUASI RENCANA AKSI 2018


TBC, IMUNISASI DAN RENCANA
TINDAKLANJUT TAHUN 2019
DIREKTUR JENDERAL
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

ANUNG SUGIHANTONO

RAKORPOP KEMENTERIAN KESEHATAN, 23 NOVEMBER 2018


ANUNG untuk RAKORPOP 2018 2

SISTEMATIKA
• PENDAHULUAN
• TBC
• IMUNISASI
• PENUTUP
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 3

PENDAHULUAN
TINDAK LANJUT RAKERKESNAS 2018 4
PELAKSANAAN RAD (Apr-Des) • Penyisiran kasus TB di RS • Deteksi/ Screning kasus TB di KKP
• Monev
• Bimtek • Integrasi SITT dan SIMRS • Kajian oleh B/BTKLPP
SITUASI TW III 2018
Situasi TW III 2017
TUBERCULOSIS
TUBERCULOSIS
 365.000 kasus TBC diobati tidak dilaporkan (36%)  Notifikasi : 370.838
 290.000 kasus TBC tidak terdeteksi dan tidak terjangkau  Penyisiran Kasus di RS :
(28%)
 Penyisiran kasus di RS : 42.903 Kasus (di 16 Prov, 42 Kab/
 93.642 kasus (Data tidak lengkap)
kota dan 115 RS)  53.407 kasus (data lenkap)
 Notifikasi 2017 : 446.732 kasus  TBC RO : Konfirm 6.738 kasus,
 TBC RO : Konfirm 5.327 kasus, Diobati : 3.283 Kasus
Diobati : 3.278 kasus
IMUNISASI 14 Mei :DKI
 IDL TW III : 60,9%
 Kasus PD3I : 1.061
Tandatangan Komitmen IMUNISASI
 KLB Campak : 349 Bebas TB  IDL TW III 2018 : 55,4%
 Kasus PD3I : 828
 KLB Campak : 52
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
DOKUMEN RAD EVAUASI P2P (8-
TUBERCULOSIS 11 Ags)
• CDR: 32 %
 1 RAD Provinsi • SR : 57 %
RAKONTEK P2P PROVINSI
(Mar –Apr)  19 RAD Kab/ Kota • IDL : 34,4 % RAKORPOP (22 –
RAKONTEK • 8 Prov. Integrasi dengan • Kasus Difteri : 24 Nov)
P2P (19-12 Mar) yankes dan kesmas 654
• Integarsi • 2 Prov Integrasi dengan IMUNISASI
dengan Kesmas  34 RAD Provinsi Ket.
Yankes, • 1 Prov Integrasi dengan EVALUASI PROV BINWIL P2P (Jul-Okt) • RAD Imunisasi adalah RAD yang disusun
farmalkes farmalkes dan Yankes
 479 RAD Kab/ Kota • Baten, Sumsel, Sulsel, Papua Barat dan Sulbar pada saat Rakerkenas dan rakontek
• RAD TBC adalah RAD yang sduah
dan kesmas • 22 Prov tidak terintegrasi ditandatangani oleh Gubernur atau
Bupati/ walikota

Rakerkesnas,
5-8 Maret
ANUNG untuk RAKORPOP 2018
5
KONSEP PENGUATAN KEGIATAN

PRO AKTIF

DUKUNGAN LS
PROSES OUTPUT
INPUT
• CDR TB ↗️
• Implementasi RAD • Cakupan
• DOK RAD • Manajemen Imunissi ↗️
didaerah • KLB PD3I
• Dukungan UPT ↘️
INTEGRASI • Dukungan LS

SINERGI

PELAKSANAAN RAD
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 6

TBC
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 7

Capaian CDR TW 3 TAHUN 2017 vs 2018


90.0%
80.8%
80.0% 77.1% Turun : 38 % Prov
70.0% Naik : 62 % Prov
62.3%

60.0%
53.9%
51.1% 51.3% 50.7% 50.1%
48.9%
50.0% 47.1% 47.5%
45.0%
41.2% 41.7%
39.0% 38.4% 38.8%
40.0% 36.6%
34.8% 35.4%
35.3%
37.6%
33.3% 33.9% 33.7% 33.1%
31.8% 31.5%
31.4% 32.4%
29.9% 30.5% 29.9% 30.5% 29.3%
28.9%
30.0% 26.7% 27.7% 26.4%
25.0%
26.9%
26.7% 27.2%
25.6% 25.7%
28.1%
27.4%
25.8%
27.5%
24.1%
23.5% 24.1%
23.0% 22.3% 23.0% 22.6%
22.2% 21.8% 23.1% 22.7% 22.9%
19.5%
21.3%
19.9% 20.1% 21.0%
20.9% 20.5% 21.3%
19.1%
20.0%

10.0%

0.0%

2017 2018 Target CDR


ANUNG untuk RAKORPOP 2018 8
Capaian SR TW 3, 2017 vs 2018
120%

Naik : 12 % Prov Turun : 88 % Prov


100% 94%
97%

91% 91% 92%


90% 89% 90% 90% 90%
89% 88% 88% 88%
87% 86% 87% 86% 86%
85% 85% 85% 84% 85% 85%
84% 84% 83% 84%
82% 81% 82% 82%

80%
78% 77% 78% 78%
77% 76% 76% 77% 76%
74% 74% 75% 74% 74% 73% 75% 75%
73%
71% 71% 71% 71%
70% 69% 68% 69%
68% 67%
67%
64%
61%
60%
50% 51%
49%

39% 40% 40%


40%

20%

0%

2017 2018 Target SR 90


ANUNG untuk RAKORPOP 2018 9
IMPLEMENTASI RAD TBC
Faktor Yang Berperan KENDALA PELAKSANAAN PROGRAM
Meningkatkan Program Hasil akhir pengoabatan belum semua… 100%
1. Dilakukan penyisiran kasus RS
2. Penambahan lokasi pencarian penemuan aktif pada Belum semua fasyankes melakukan wajib… 71%
tingkat desa Pelaksanaan KOPI TB belum optimal 59%
3. Keterlibatan peran kader dalam investigasi kontak
4. Keterlibatan DPM dalam melaporkan kasus TBC Belum optimalnya penyisiran kasus di RS 56%
5. Adanya kesepajatan untuk melakukan Intensifikasi Belum melakukan penemuan kasus secara aktif 50%
penemuan kasus di BP/Poli yang dipantau oleh kepala
Belum terbentuknya PERDA/PERGUB/PERWALI… 47%
Puskesmas setiap minggu
6. Mewajibkan seluruh DPM untuk merujuk terduga TBC ke Belum ditindaklanjuti KMK No. 350 tentang… 41%
puskesmas untuk mendapatkan pelayanan sesuai Belum terintegrasinya SITT dan SIMRS 38%
standar
7. Penelusuran data ke RS Pemberian INH pada ODHA dan anak masih… 35%
8. Penelusuran data ke praktek mandiri Adanya penolakan memulai pengobatan… 35%
9. Bekerjasama dengan kab/kota dalam memberkuat
jaringan PPM dengan faskes pemerintah, swasta, dan
Jejaring layanan internal dan eksternal untuk… 35%
DPM dengan membentuk Memorandum of Tidak dilakukan pelacakan kasus mangkir 35%
Understanding Penemuan kasus di tempat khusus belum… 29%
10. Adanya DO yang membantu menginput data ke SIT -->
CDR meningkat Belum optimalnya integrasi penemuan kasus… 29%
11. Adanya penemuan aktif melalui skrining di tempat Pelacakan kontak belum optimal 24%
khusus
12. Adanya pengumpulan data Tb di rumah sakit 0% 50% 100% 150%
10

1. SURAT EDARAN DIRJEN YANKES


TENTANG KEWAJIBAN LAPOR KASUS
TB

2. MOPPING UP KASUS TUBERKULOSIS DI RS


Tahun ∑ provinsi ∑ kab/kota ∑ RS ∑ kasus
2017 16 42 115 42.903
Triwulan 1-3 23 177 420 93.642 (tidak lengkap)
2018 20* 127* 292* 53.407 (lengkap)*

• Lengkap adalah variabel nama, jenis kelamin, umur, tanggal mulai pengobatan, lokasi anatomi, tipe
diagnosis, kode ICD X terisi

3. INTEGRASI SITT DAN SIMRS (PILOTING)


Sampai dengan tgl 2 November 2018 sudah berhasil dikirimkan
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN
UNTUK MENURUNKAN MISSING
3.481 kasus real
CASES
500

0
1000
1500
2000
2500
3000
Tanjung Pinang 2386

Ternate 2379

bandung 1824

Denpasar 1250

Surabaya 1022

Jambi 1007

Pontianak 714

Mataram 623

Tanjung Balai karimun 606

Ambon 579

Samarinda 570

Merauke 537
Deteksi TBC diwilayah Pelabuhan

Tembilahan 535

banjarmasin 512

Kendari 494

Probolinggo 453

Dumai 451

Palembang 450

Balikpapan 448

tarakan 445
Jumlah Pemeriksaan TB

Banten 440

Soeta 429

Banda Aceh 414

Manokwari 414
4. Dukungan UPT P2P

Panjang 400
Jumlah TB Positif

Sampit 376

manando 354

Medan 320

Batam 298

Pangkal Pinang 296

Semarang 275
22.442 Screening TBC 165 Positif TBC

padang 254

palu 250

jogja 200

sabang 150
11

Lhoksemawe 107

Biak 82

Palangkaraya 82

Tj. Priok 13

Cilacap 3
12
KESIMPULAN TBC
• Terjadi peningkatan CDR TW 3 Tahun 2018 tetapi SR TW 3 Tahun 2018 menurun
• Kegiatan yang meningkatkan cakupan, Antara lain :
a. Penyisiran kasus RS dan DPM
b. Penemuan kasus secara aktif pada tingkat desa melalui PIS PK
c. Keterlibatan peran kader dalam investigasi kontak,
d. Intensifikasi penemuan kasus di BP/Poli yang dipantau oleh kepala Puskesmas setiap
minggu,
e. Mewajibkan seluruh DPM untuk merujuk terduga TBC
f. Skrining di tempat khusus ( Lapas, ODHA dll)
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 13
Langkah Kegiatan 2019
Daerah dengan CDR<70% dan SR<90% Daerah dengan CDR<70% dan SR>90%,
CDR>70% dan SR<90%, CDR>70% dan SR>90%
• Meningkatkan komitmen Kepala Daerah melalui • Meningkatkan komitmen Kepala Daerah melalui
penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)
• Melakukan penemuan pasien secara aktif (terintegrasi
PIS PK, pasif), dan masif
• Melakukan penguatan surveilan TBC berbasis
digital
• Melakukan surveilan aktif melalui penyisiran data di RS
dan integrasi SITT dan SIMRS • Meningkatkan jejaring PPM TBC
• Meningkatkan kapasitas PMO dan pelacakan kasus • Menemukan pasien TB secara pasif intensif dan
mangkir promotif terintegrasi PIS PK
• Menerapkan mandatory notification (PMK NO.67/2016 • Mengendalikan faktor risiko (perilaku dan
dan SE Dirjen Yankes no. HK.02.02/2201/2018) lingkungan)
• Melakukan sinkronisasi dengan BPJS
• Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC
• Membentuk Jejaring Public Private Mix (PPM) TBC dan
memberdayakan koalisi organisasi profesi (KOPI ) TB • Meningkatkan kapasitas SDM TBC
• Meningkatkan surveilans • Meningkatkan penemuan TBC laten
• Menggunakan TCM untuk deteksi dini TBC (membangun • Meningkatkan kapsitas PMO dan pelacakan
jejaring dengan transport sputum) kasus mangkir
• Meningkatkan promosi dan pengendalian faktor risiko • Melakukan surveilan aktif melalui penyisiran data
(perilaku dan lingkungan)
di RS dan integrasi SITT dan SIMRS
• Investigasi kontak melalui pemberdayaan
masyarakat/kader • Meningkatkan penemuan TBC melalui
penguatan kolaborasi layanan ( HIV, DM, Gizi,
KIA, PAL)
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 14

IMUNISASI
100
120

20
40
80

60

0
40
55
Jabar 97.44
60.8
75.5
DKI 97.67

Jawa
58.8
72.2
DIY 98.02
67.3
73
Jatim 105.92
62.1
67.5
Jateng 104.64

52.2
65.1
Babel 65.37
62.9
74.23
Jambi 82.50
48.3
57.2
Kaltara 65.69
46.9
51.3
Sumut 56.10
Naik : 41 % Prov

37.1
41.4
Malut 84.99

Luar Jawa
85
88
NTT 93.76
33.2
37.7
Kaltim 84.39
73.9
76
Sumsel 78.17
26.4
28
Papua Barat 101.64
38
39
Aceh 9.55
2017
2018

67.3
66.5
NTB 65.98
MR

59.7
57.9
Kalsel 56.72
81.33
78.3
Sumbar 39.92
TAHUN 2017 DAN 2018

45.3
41.7
Kepri 56.89
48.1
44.4
100

0
20
40
60
80

Maluku 88.28
68.3
64.3
Bengkulu 83.77
57.2
51.9
Sulbar 73.18
62.8
52.6
CAKUPAN IDL TW 3 & MR MENURUT PROVINSI

Sultra 75.63
51.9
2017

41.2
61.2

Gorontalo
Luar Jawa

96.71
65
53.7
Sulteng 91.81
63.6
48.9
Bali 95.57
Turun : 59% Prov

52.2
34.9
Kalbar 74.77
79.3
56.7
Sulsel 75.83
68.8
40.2
Cakupan Imunisasi NASIONAL

Papua 68.89
85
54
Kalteng
2018

82.28
55.8

74.5
41.9
Lampung 96.60
90.4
55.2
Sulut 94.24
73.3
36.3
Riau 41.73

81.8
66.38
Banten 95.8
Jawa
Cakupan Kampanye Imunisasi MR Fase 2 Nasional
Per 20 November 2018 Pukul 18.00 WIB
Total Kabupaten/Kota dengan cakupan:
> 95% 124
85-95% 54
75-85% 51
65-75% 36
55-65% 38
45-55% 20
35-45% 19
25-35% 19
15-25% 10
5-15% 17
<5% 7

Total = 395 Kabupaten/Kota


Catatan:
< 50% 79 Kab/Kota Cakupan Imunisasi Kampanye MR Fase I di Pulau
50%-<95% 192 Kab/Kota Jawa : 100,98%
* Pada peta ini data cakupan imunisasi MR Fase I di Pulau Jawa tidak
>= 95% 124 Kab/Kota disertakan
PROVINSI Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep TOTAL
JAKARTA 49 63 73 91 83 14 47 52 19 491
YOGYAKARTA 66 71 57 36 26 33 35 74 25 423
JAWA TENGAH 40 36 63 33 44 22 42 65 16 361
LAMPUNG 55 46 49 54 34 10 23 23 11 305
JAWA TIMUR 62 26 38 38 21 11 42 47 18 303
KALIMANTAN SELATAN 0 10 12 25 14 27 8 62 98 256
SUMATERA SELATAN 40 8 53 53 12 16 24 16 20 242
BALI 35 37 49 47 24 11 20 8 0 231
NUSA TENGGARA BARAT 47 40 43 27 16 14 0 1 4 192
JAWA BARAT 25 15 19 26 27 8 24 25 15 184
Distribusi Suspek Campak Per Provinsi per SULAWESI SELATAN 36 43 37 33 1 6 6 7 0 169
SUMATERA BARAT 23 16 23 21 19 3 15 11 15 146

600 Bulan s.d November Tahun 2018 RIAU


ACEH
12
12
12
18
44
31
31
26
10
6
3
0
1
3
11
16
6
4
130
116
KALIMANTAN BARAT 12 37 14 14 9 1 1 12 0 100
JAMBI 9 7 17 19 6 8 15 7 0 88
KALIMANTAN TIMUR 6 8 9 6 11 4 7 11 13 75
500 PAPUA 35 13 14 1 0 0 0 4 0 67
KEPULAUAN RIAU 6 11 13 15 1 3 6 6 0 61
SULAWESI BARAT 2 16 30 2 10 1 0 0 0 61
KALIMANTAN TENGAH 5 5 8 6 6 0 1 9 18 58
400 NUSA TENGGARA TIMUR 0 5 17 18 8 0 0 0 0 48
SUMATERA UTARA 0 10 0 3 2 0 4 19 6 44
SULAWESI TENGGARA 3 6 11 2 5 6 1 4 0 38
KALIMANTAN UTARA 8 6 0 2 2 0 0 3 14 35
Cases

BANTEN 4 4 0 2 7 1 2 1 8 29
300 GORONTALO 6 0 8 2 2 1 0 1 0 20
BANGKA BELITUNG 3 0 2 4 5 0 3 0 0 17
MALUKU 13 3 0 0 0 0 0 0 0 16
SULAWESI UTARA 0 0 0 2 5 0 0 0 0 7
200 PAPUA BARAT 0 0 0 0 2 0 0 0 0 2
BENGKULU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SULAWESI TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MALUKU UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
100

0
NUSA TENGGARA…

NUSA TENGGARA…
SUMATERA SELATAN

KEPULAUAN RIAU
JAWA TIMUR

KALIMANTAN TIMUR

MALUKU
SUMATERA UTARA
BALI
JAKARTA

RIAU
YOGYAKARTA

BANTEN

BENGKULU
JAWA BARAT

BANGKA BELITUNG

PAPUA BARAT
LAMPUNG

SUMATERA BARAT

ACEH
JAWA TENGAH

SULAWESI TENGGARA

GORONTALO
KALIMANTAN SELATAN

PAPUA

KALIMANTAN UTARA

MALUKU UTARA
SULAWESI SELATAN

KALIMANTAN BARAT

JAMBI

SULAWESI UTARA
SULAWESI BARAT

SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN TENGAH
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep
Province
NP-AFP Rate

0
2
3
4
6

1
5
Jambi
Jawa Tengah
Sumatera Selatan
Sulawesi Selatan

No case/report
DI Yogyakarta

NP AFP rate < 1


Jakarta
Sulawesi Utara
Kalimantan Barat
Bali

NP AFP rate ≥ 2
Jawa Timur

NP AFP rate 1 - 1,99


Kalimantan Tengah
Sumatera Barat
Sulawesi Barat
Bangka Belitung

NP-AFP Rate
INDONESIA
Nusa Tenggara Timur
Aceh
Sumatera Utara
Provinsi

Kalimantan Timur
Bengkulu
Published 21 November 2018

Kepulauan Riau
Sulawesi Tenggara
Non POLIO AFP RATE 2018

Jawa Barat
Lampung
Target NP-AFP Rate

Riau
Banten
• 121 kasus pending belum di follow up
• 162 kasus belum terlaporkan ke Pusat

Papua
Nusa Tenggara Barat
Kalimantan Utara
Kalimantan Selatan
Papua Barat
Gorontalo
Sulawesi Tengah
Maluku
Maluku Utara
Distribusi kasus difteri s.d mgg 46 Tahun 2018
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 20
Pembelajaran dari pelaksanaan
RAD IMUNISASI
KEBERHASILAN PROGRAM… TANTANGAN PROGRAM…

KEGIATAN YANG Hambatan Pelaksanaan


BERPENGARUH Program Imunisasi
Pada kenaikan cakupan 1. Penolakan Masyarakat (19%)
2. Perbedaan data Sasaran Pusdatain dan
1. Pertemuan/ Koordinasi Riil (14%)
2. Kegiatan Aktif ke Sasaran 3. Isu Haram (14%)
3. Bimbingan Teknis 4. Mutasi Petugas (14%)
4. Penyediaan Media KIE
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 21

Kesimpulan Imunisasi
1.Cakupan imunisasi turun dari tahun 2017
2.Jumlah KLB penyakit Campak turun dari tahun 2017
3.62,5 % RAD ditingkat Provinsi dapat dilaksanakan
4.Kegiatan yang berpengaruh pada peningkatan cakupan, antara lain :
Pertemuan/ Koordinasi, Kegiatan Aktif ke Sasaran, Bimbingan Teknis dan
Penyediaan Media KIE
5.Tantangan Pelaksanaan Program, antara lain : Penolakan Masyarakat
(19%), Perbedaan data Sasaran Pusdatain dan Riil (14%), Isu Haram (14%)
dan Mutasi Petugas (14%)
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 IMUNISASI 22
Rencana Tindak Lanjut Program
Imunisasi Tingkat Pusat Tahun 2019
 Peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata serta terjangkau melalui
kegiatan:
 Sweeping dan Drop-out Follow Up (DOFU)
 Backlog Fighting (BLF) DAERAH SULIT:
 Crash Program  Kerja sama dengan LS
 Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui : terkait untuk dukungan
dalam menjangkau
 Petugas yang kompeten
daerah sulit (TNI,
 Peralatan & logistik yang memenuhi standar POLRI, Swasta)
 Penggerakan Masyarakat untuk Mau dan Mampu menjangkau pelayanan  Mewajibkan kegiatan
SOS sebagai strategi
imunisasi melalui Pemberdayaan organisasi kemasya- rakatan, Organisasi utama untuk daerah
Profesi & Lintas Sektor/ Lintas Program sulit (dikuatkan dengan
 Advokasi dan sosialisasi kepada stakeholder dengen melibatkan LS/LP terkait PERDA)
seperti Kemendagri, Kemendikbud, Kemenag, MUI dll
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 23

SURVEILANS

Kendala Tindaklanjut
• Fokus pada cakupan imunisasi untuk
• Pasca sertifikasi eradikasi polio mempersempit imunity GAP
regional, Kinerja surveilans AFP • Suskesnya MR kampanye di Pulau Jawa
menurun harus diikuti dengan cakupan rutin MR >
95% baik balita baupun batuta

• Kualitas specimen Tidak Adekuat • Kewaspadaan KLB Polio di PNG  Papua


harus meningkatkan surveilans AFP (min.
 penemuan kasus terlambat 3/100.000 pddk)
• Mengaktifkan Surveilans Aktif Rumah Sakit
• Keterlibatan swasta masih minim (SARS)
dalam pelaporan kasus • Kewaspadaan munculnya KLB Difteri
Realisasi Dekonsentarsi
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 24
80.00
PERSANTASE REALISASI LAYANAN PERSENTASE REALISASI LAYANAN
REALISASI DEKONSENTRASI PROGRAM P2P TB SATKER DEKOSENTARSI, 19 NOV
70.67
73.86
IMUNISASI SATKER DEKONSETRASI,
SAMPAI 21 NOV 2018
70.00 2018 19 NOV 2018
SULAWESI SELATAN 93.30
PAPUA 100%
60.00 LAMPUNG 89.44 Papua Barat 100
BANTEN 99%
SUMATERA SELATAN 87.58 Sulsel 98
RIAU
49.59 KALIMANTAN TENGAH 85.23
98% NTT 98
50.00 SULAWESI TENGAH
SULAWESI UTARA 84.75
98% Sulteng 96
KALIMANTAN SELATAN
JAMBI 84.53
97% Sumbar 94
D.I. YOGYAKARTA 96% Malut 93
40.00 NUSA TENGGARA TIMUR 83.63
DKI JAKARTA 96% Lampung 93
GORONTALO 83.55
SULAWESI TENGAH 82.74
LAMPUNG 95% Papua 92
30.00 PAPUA BARAT 82.57
SULAWESI SELATAN 95% Sultra 92
KALIMANTAN SELATAN 81.36
PAPUA BARAT 92% DKI 90
20.00 KALIMANTAN TIMUR 81.18
KALIMANTAN TENGAH 89% Bengkulu 90
SUMATERA BARAT 79.64
BALI 89% Jambi 89
DKI JAKARTA 79.23
SUMATERA SELATAN 87% Kaltim 88
10.00 PAPUA 78.76
NANGGROE ACEH… 86% Kepri 88
MALUKU UTARA 78.06
GORONTALO 86% Sumsel 88
- DINKES PEMERINTAH ACEH 77.95
KEPULAUAN RIAU 84% NTB 88
SULAWESI TENGGARA 77.46
SUMATERA UTARA 82% Sumut 87
KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSENTRASI
BANGKA BELITUNG 77.27
KALIMANTAN UTARA 79% Kaltara 84
BANTEN 77.16
SULAWESI TENGGARA 76% Kalsel 81
RIAU
JAMBI 72% Gorontalo 80
Data : SPAN 21 Nov 2018
75.24
NUSA TENGGARA BARAT 74.85
KALIMANTAN BARAT 72% Aceh 78
SUMATERA UTARA 74.24
SUMATERA BARAT 71% Jateng 75
JAWA TENGAH 72.04
BENGKULU 70% DIY 74
BALI 67.83
JAWA TENGAH 67% Kalbar 74
Sultra 74
PElAKSANAAN DEKONSENTRASI BENGKULU 64.26
NUSA TENGGARA TIMUR
MALUKU UTARA
67%
62% Kalteng 71
D.I. YOGYAKARTA 63.95
2019 JAWA TIMUR 63.00
BANGKA BELITUNG 60% Maluku 70
JAWA BARAT
SULAWESI UTARA 51% Babel 66
60.93
• Terbit DIPA : 5 Desember 2019 KEPULAUAN RIAU 55.34
MALUKU 49% Riau 66
SULAWESI BARAT Jabar 63
• Tanda Tangan Perjanjian Kinerja : KALIMANTAN UTARA 52.29
JAWA TIMUR
47%
45%
Sulbar 56
MALUKU 45.44
paling lambat 16 Januari 2018 JAWA BARAT 32%
Jatim 48
SULAWESI BARAT 44.15
KALIMANTAN TIMUR 23%
Bali 46
• Tanda Tangan ROK dengan Kabid KALIMANTAN BARAT 42.12
NUSA TENGGARA BARAT 0%
Banten 16
P2P pada pertemuan Rakontek P2P 0.00 50.00 100.00 0% 20% 40% 60% 80% 100%120% 0 50 100 150

Data : EMONEV DJA 21 Nov 2018


ANUNG untuk RAKORPOP 2018 25

TERIMA KASIH
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 26

PELAKSANAAN PROGRAM P2P TAHUN


2018 DAN 2019
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons KLB
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 27

Distribusi KLB pada minggu 46 tahun 2018


yang thangkas PHEOC

121 kasus 45 kasus 35 kasus 9 kasus


 Alert/Rumor yang ditangkap sejumlah 77 terdiri dari 4 rumor media, 61 alert SKDR, 7 laporan
dari petugas surveilans provinsi, 1 laporan dari petugas surveilans kabupaten, dan 4 laporan dari
petugas rumah sakit.

 Pada Minggu Ke-46 Tahun 2018 terjadi 13 KLB di 13 Kab/Kota (Kab. Aceh Utara, Kab. Bandung,
Kab. Kapuas, Kab. Bogor, Kota Jakarta Timur, Kota Bandung, Kab. Merangin, Kota Jakarta Utara,
• Bali, Riau dan Sumsel mencapai respons alert > 80%, sementara Kab. Bangkalan, Kota Singkawang, Kota Palembang dan Kab. Ngawi) di 8 Provinsi (Aceh, Jawa
yang lain belum mencapai target di mggu 45 tahun 2018  agar Barat, Kalimantan Tengah, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sumatra Selatan).
meningkatkan kelengkapan, ketepatan laporan dan respons Alert. Dari 13 KLB/Dugaan KLB tersebut, 69% disebabkan karena Difteri, 15% karena Keracunan
• Dari data SKDR minggu 45 tahun 2018 (secara nasional Pangan, 8% karena DBD dan 8% karena Hepatitis A. Kasus Difteri terbanyak terjadi di Provinsi
kelengkapan laporan 85%, ketepatan 77%, respons 74%), alert yang Jawa Timur dan DKI Jakarta 2 kasus).
paling banyak muncul adalah GHPR dan Campak.
 1 kasus suspek difteri pada suatu wilayah Kab/Kota dikatakan sebagai KLB.
• Suspek Dengue, GHPR dan diare terjadi peningkatan pada mggu
45 di beberapa provinsi  Jumlah KLB di minggu 1 – 46 tahun 2018 sebanyak 1057 kejadian. Sementara pada tahun 2017
jumlah KLB yang dilaporkan dan diverifikasi sebanyak 801 Kejadian
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 28

HIV AIDS
HAL PENTING
• Tujuan pencegahan dan pengendalian HIV
AIDS dan IMS adalah eliminasi HIV di tahun
2030 (3 zero) – Zero new HIV infection, Zero 1. Pengetahuan masyarakat yang benar
AIDS related death dan Zero discrimination tentang HIV AIDS - bahwa HIV tidak mudah
• Strategi dilakukan dengan STOP:
menular dan HIV adalah seperti penyakit
• Suluh untuk pencegahan dan penurunan stigma
kronis lainnya yang sudah ada obatnya -
dan diskriminasi dapat menurunkan stigma dan diskriminasi
• Tes untuk menemukan sebanyak-banyaknya terhadap ODHA
kasus
• Obati untuk memulai terapi ARV lebih dini
2. Peran lintas program, lintas sektor serta
• Pertahankan untuk meningkatkan kepatuhan
minum obat sehingga jumlah virus HIV dalam masyarakat sangat penting dalam upaya
tubuh dapat ditekan penurunan stigma dan diskriminasi
Persentase Kab/Kota Telah Eliminasi Malaria
dan Kab/Kota Endemis Rendah (API < 1/1000) Per
Provinsi, 2017 Belum
ada
kab/kot
a yg
eliminasi
PERBANDINGAN JUMLAH KASUS POSITIF PER PROVINSI
PER OKTOBER TH.2017 & 2018

3983
4500
4000
3500 2017 2018
3000
2500

1562
2000

1066
1003
1500

899

660
1000

432

340
302
256
248

243

230
210

158

153

123

121
119

111

107
102
500

90
80
45

42

42
20

12
1

1
0
0

102869
120000

93541
100000

2017 2018
80000

60000

40000
22705

11705
20000 11196

3143
5889

864
831
740

726
625
536

532

529
467

120
116

1627
61
33

46
16 524 1 391 30 16 351 15 459 388 64 140 341 193
0

Secara nasional jumlah kasus positif malaria per oktober 2018 sebanyak 119.007 dan pada periode yang sama tahun
2017 kasus malaria sejumlah 155.593.
Tantangan dan Peluang 31
• Tantangan
1. Tingginya angka kesakitan di Kawasan Timur Indonesia terutama Papua
2. Akses layanan malaria pada populasi sulit
3. Penularan malaria pada populasi khusus seperti Penambang illegal, pekerja pembalakan
liar, perkebunan illegal dan suku asli yang hidup di hutan
4. Menjaga daerah dari penularan lokal malaria setelah mendapat sertifikat
• Peluang
1. Penguatan koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan malaria dengan terbentuknya
malaria center di 5 wilayah adat di Prop. Papua
2. Telah tersedianya payung hukum untuk deteksi dini dan pengobatan bagi daerah sulit
berupa Permenkes No 41/2018
3. Surat edaran Menteri Kesehatan tahun 2018 kepada seluruh Bupati dan Lintas Kementerian
tentang percepatan eliminasi malaria
4. Pemanfaatan dana desa untuk penanggulangan Malaria
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 32
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis di Indonesia TANTANGAN
Thn 2007 – 2018 (s.d Maret) 1. Surveilans Leptospirosis belum optimal ( surveilans kasus dan
faktor risiko)
1000
923
25.00 2. Kurangnya kapasitas laboratorium yang mampu melakukan
908
900
pemeriksaan konfirmasi kasus leptospirosis
830
3. Pengendalian vektor (rodentia ) yang kurang terintegrasi.
800 20.00

700 664 641


578
600 15.00

500
426 409 404
400 335 10.00 Solusi
1. Penguatan surveilan leptospirosis ( dilakukan surveilan
300 255
215 sentinel leptospirosis daerah yang endemis leptospirosis
200 136 5.00 Banten, Sumsel, DKI Jakarta, Jatim, Jateng, Jabar, DIY )
100 57 43
82 60 62 61 61 51 2. Penguatan kapasitas laboratorium (B/BTKLPP, Laboratorium
22 23 29
Daerah )
0 0.00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
3. Pengendalian leptospirosis yang terintegrasi melibatkan lintas
Kasus Meninggal CFR
sektor.
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 33
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DAN
KANKER LEHER RAHIM
Papua 1.00
Sulawesi Tenggara 1.68
Banten 2.33
Gorontalo 2.65
NAD 3.07
Maluku Utara
Sulawesi Barat
Jawa Barat
3.81
4.18
5.13
Jumlah Diperiksa=
3.449.017 Target 2019
Harapan :
Kalimantan Tengah 5.45 IVA positif= 112.157
Kalimantan Barat
NTT
5.79
5.80
orang (3%) 50%
Jambi
Sulawesi Selatan
6.03
6.09 • Peningkatan
Cakupan sesuai
Papua Barat 6.64

Target
Maluku 6.78
Kalimantan Timur 7.43
Jawa Tengah
Bengkulu
7.49
8.09
Epidemiologis Target
Kep. Riau 8.14
Nasional
Sulawesi Tengah
9.22
9.74 80%
Sumatera Utara
DIY
9.78
10.23
• Kerjasama dengan
Riau
Jawa Timur
10.83
10.98 TP-PKK dan LSM
Kalimantan Utara
Lampung
13.21
13.28 Total Target
37.415.483
Sulawesi Utara 13.41
NTB 15.57
Sumatera Selatan 16.76
Kalimantan Selatan 17.80
DKI Jakarta 18.93
Sumatera Barat 19.37
Bangka Belitung 25.53
Bali 26.26

- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00


Cakupan Kampanye MR Fase II di Luar Jawa
ANUNG untuk RAKORPOP 2018per 13 November 2018 pukul 18.00 WIB 34
Cakupan
> 95%
Tantangan
101.64
101.64

97.79
96.71
96.71

96.60

95.57
95.57
94.29

93.90
100.00

93.90

93.76

91.19
91.19

88.64
1. Masalah kehalalan vaksin  perbedaan

88.16
Nasional:

82.96
83.83

83.77

82.74
persepsi/pemahaman Fatwa MUI No. 33 Tahun 2018

81.82

81.76

81.40

79.43
79.22

78.77
77.76

77.61
78.17
69,25% 2. Kurangnya kesadaran masyarakat : manfaat imunisasi dan

75.63

74.55
75.20
80.00

73.79
74.58
73.42

73.18
keamanan vaksin

68.92
69.25

67.57
68.38

66.59
65.25
65.69

65.54

65.37
3. Informasi negatif/hoax

62.56
4. Komitmen dan dukungan Pimpinan Daerah tidak optimal di

57.14

56.15
56.89

55.51
56.15

55.51
Cakupan (%)

60.00

beberapa wilayah
5. Hambatan geografis, keterbatasan SDM, keterbatasan biaya

41.40
41.40

39.94
39.26
40.00

Rencana Tindak Lanjut


20.00 1. Memberikan kesempatan untuk mencapai 95% s.d 31 Oktober 2018
2. Memaksimalkan forum komunikasi pimpinan daerah dan forum komunikasi umat beragama

9.45
untuk memobilisasi dukungan terhadap kampanye imunisasi MR

9.45
3. Menyusun ulang mikroplanning, terutama identifikasi sasaran baik jumlah maupun lokasi
sasaran berada (sekolah, posyandu, kelompok resiko tinggi, dan pos kesehatan lain)
0.00 4. Mengoptimalkan advokasi dan sosialisasi kepada pimpinan daerah, MUI dan pihak lain yang
terkait, pendekatan kepada sekolah atau kelompok masyarakat yang masih belum menerima
imunisasi MR serta memberikan motivasi kepada petugas kesehatan.
5. Surat permohonan dari Kemenkes ke Kominfo untuk menindaklanjuti hoax KIPI di media massa
dan medsos untuk membuat efek jera
6. Press Briefing terkait pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR di lapangan dan penjelasalan KIPI
7. Surat Edaran Bersama 4 Menteri terkait untuk penguatan komitmen terhadap imunisasi MR
(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri
Kesehatan)

Daerah Pusdatin Target (95%)


Persentase Desa/Kelurahan yang Melaksanakan Kegiatan Posbindu Tahun 2018

Telah mencapai target 2019 Telah mencapai target 2018 Belum mencapai target 2018

Kendala : Rencana Tindak Lanjut


1. Pelaksanaan Posbindu PTM belum optimal 1. Peningkatan kompetensi petugas dan kader melalui pelatihan
menjangkau sasaran 1. Membentuk Posbindu PTM di lingkungan institusi Perkantoran dan
2. Kurangnya tenaga kesehatan dan kader terlatih sekolah
3. Ketersediaan Peralatan dan Bahan Habis Pakai 2. Penguatan sistem RR melalui SI PTM dan SMS berlangganan untuk
belum memadai daerah yang tidak dapat diakses dengan internet
4. Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu 3. Penguatan dan pengembangan e-monev
PTM belum sesuai dengan ketentuan 4. Meningkatkan KIE kepada masyarakat untuk memanfaatkan
5. KIE terhadap masyarakat terkait PTM dan Posbindu posbindu sebagai sarana deteki dini dan pencegahan PTM
5. Sosialisasi bahwa posbindu kit dan BHP dapat diadakan bersumber
36
PROGRAM IPWL
ANUNG untuk RAKORPOP 2018

Jumlah IPWL Tahun 2011-2016 Inpres No 6 thn 2018 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN
(Pencegahan & Pemberantasan Penyalahgunaan & Peredaran Gelap Narkotika
600 549 & Prekusor Narkotika)
500 434
Jumlah IPWL

400 316
274 Dalam RAN P4GN Kewajiban yg harus dilakukan K/L dan PEMDA adalah :
300
1. Sosialisasi bahaya narkotika dan P4GN kepada ASN
200 174
131 2. Pembentukan regulasi P4GN
100 3. Pelaksanaan tes urine kpd seluruh pegawai ASN termasuk calon ASN
4. Pembentukan satgas/relawan anti narkotika
0
5. Pengembangan potensi masyarakat pada kawasan rawan narkotika
201120122013201420152016 6. Penyediaan data terkait pencegahan Napza

Gubernur, dan Walikota/Bupati untuk


1. Melaksanakan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 sebagaimana
Fasyankes IPWL (KMK 615 tahun 2016 ) dimaksud dalam Instruksi Presiden ini
2. Melaporkan hasil pelaksanaan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 kepada
250 229 Presiden melalui Kepala Badan Narkotika Nasional setiap akhir tahun
200
PUSKESMAS anggaran
137
150 3. Melaksanakan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 dengan dibiayai APBN
RSU/RSUD/RSUP
100 73 pada bagian anggaran kementerian dan lembaga, APBD, dan sumber lain
50 32 32 46 RSJ/RSK
yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
0
RS undangan.
4. Melaksanakan Rencana Aksi P4GN tahun 2018 – 2019 dapat
BHAYANGKARA
BIDOKKES POLRI

KLINIK/
mengikutsertakan peran masyarakat dan pelaku usaha sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
LEMBAGA REHAB
BNN
5. Melakukan Instruksi Presiden ini dengan penuh tanggung jawab
TP-KJM (TIM PENGARAH, PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT)
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 37
Tugas Tim TPKJM

• TP-KJM merupakan suatu wadah koordinatif


lintas sektor dalam pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan jiwa
dan psikososial, yang terdiri dari Tim
Pembina (tingkat Pusat), Tim Pengarah
(tingkat Provinsi), dan Tim Pelaksana (tingkat
Kab/Kota) Kesehatan Jiwa Masyarakat 
Kepmenkes No: 220/Menkes/SK/III/2002

• Aktivitas hingga saat ini belum optimal


(Prov 15, Kab/Kota 41)

• Berproses revisi KMK


220/Menkes/SK/III/2002
ANUNG untuk RAKORPOP 2018 38

Sekian dan Terima Kasih


ANUNG untuk RAKORPOP 2018
No Tantangan
CDR
CDR Naik SR Turun
TOTAL
SR
SR NAIK
39 SR Turun
Absolut % Absolut % NO KEGIATAN Absolut % Absolut % TOTAL
Pengembangan puskesmas satelit menjadi 1 Belum optimalnya penyisiran kasus di RS 0 0% 4 100% 4
1 puskesmas pemeriksaan mikroskopis 0 0% 2 100% 2 Penemuan kasus di tempat khusus belum optimal
Desentralisasi layanan TB RO di puskesmas masih 2 (lapas/rutan/asrama) 0 0% 2 100% 2
2 rendah 2 20% 8 80% 10
Jaringan online kurang lancar dan adanya kendala
Kurangnya edukasi dan adanya stigma di
3 pada pengguhnaan aplikasi 0 0% 1 100% 1
3 petugas kesehatan dan masyarakat 3 30% 7 70% 10 Pemberian INH pada ODHA dan anak masih
4 Dukungan LSM terbatas 1 33% 2 67% 3 4 rendah 0 0% 5 100% 5

TANTANGAN 5 Dukungan dana untuk program TBC masih rendah


Hasil akhir pengoabatan belum semua
4 33% 8 67% 12 5 Uji mutu pemeriksaan Lab belum optimal
6 Pelacakan kontak belum optimal
0
0
0%
0%
4
1
100%
100%
4
1

PELAKSANAAN
6 terlaporkan 3 38% 5 63% 8
7 Ketersediaan logistik masih rendah 0 0% 2 100% 2
7 Kolaborasi layanan TB belum optimal 4 40% 6 60% 10
8 Pelaksanaan KOPI TB belum optimal 1 8% 12 92% 13
8 Pelaksanaan KOPI TB belum optimal 6 40% 9 60% 15
PROGRAM 9
Belum terbentuknya PERDA/PERGUB/PERWALI
untuk RAD TBC 7 41% 10 59% 17
Kurangnya edukasi dan adanya stigma di petugas
9 kesehatan dan masyarakat 1 10% 9 90% 10
Desentralisasi layanan TB RO di puskesmas masih
10 Masih tingginya lost to follow up 5 42% 7 58% 12 10 rendah 1 11% 8 89% 9
11 Dukungan psikososial belum optimal 6 43% 8 57% 14 11 Kolaborasi layanan TB belum optimal 1 13% 7 88% 8
12 Sistem transportasi sputum belum berjalan optimal 16 47% 18 53% 34 12 Sistem transportasi sputum belum berjalan optimal 4 13% 27 87% 31
13 Belum melakukan penemuan kasus secara aktif 9 47% 10 53% 19
13 Belum terintegrasinya SITT dan SIMRS 2 14% 12 86% 14
14 Belum terintegrasinya SITT dan SIMRS 8 50% 8 50% 16
14 Adanya efek samping dalam pengobatan TB RO 1 14% 6 86% 7
Belum optimalnya integrasi penemuan kasus TBC Belum ditindaklanjuti KMK No. 350 tentang layanan
15 dengan PIS-PK 8 50% 8 50% 16 15 TB RO 1 14% 6 86% 7
16 Tidak dilakukan pelacakan kasus mangkir 4 50% 4 50% 8 16 Belum melakukan penemuan kasus secara aktif 3 17% 15 83% 18
Jejaring layanan internal dan eksternal untuk 17 Dukungan psikososial belum optimal 2 17% 10 83% 12
17 pelaporan kasus TBC belum berjalan dengan baik 6 50% 6 50% 12 18 Tidak semua kabkota memiliki data officer 3 17% 15 83% 18
18 Tidak semua kabkota memiliki data officer 10 50% 10 50% 20 19 Tidak ada dukungan fasyankes swasta 2 18% 9 82% 11
19 Uji mutu pemeriksaan Lab belum optimal 2 50% 2 50% 4
20 Belum melakukan sinkronisasi dengan BPJS 4 19% 17 81% 21
20 Tidak ada dukungan fasyankes swasta 7 54% 6 46% 13 Belum semua fasyankes melakukan wajib lapor
21 Belum melakukan sinkronisasi dengan BPJS 13 54% 11 46% 24 21 kasus TBC 2 20% 8 80% 10
22 PMO belum optimal 7 58% 5 42% 12 22 Pemanfaatan TCM masih rendah 2 20% 8 80% 10
23 Pemanfaatan TCM masih rendah 6 60% 4 40% 10 23 Masih tingginya lost to follow up 2 20% 8 80% 10
Adanya penolakan memulai pengobatan kasus TB 24 Dukungan dana untuk program TBC masih rendah 2 20% 8 80% 10
24 RO 6 60% 4 40% 10
Belum terbentuknya PERDA/PERGUB/PERWALI untuk
Masih adanya penggunaan regimen pengobatan
25 RAD TBC 3 21% 11 79% 14
25 jangka panjang 3 60% 2 40% 5
Adanya penolakan memulai pengobatan kasus TB
Pemberian INH pada ODHA dan anak masih
26 RO 2 22% 7 78% 9
26 rendah 3 60% 2 40% 5
Belum optimalnya integrasi penemuan kasus TBC
27 Adanya efek samping dalam pengobatan TB RO 5 63% 3 38% 8
Belum ditindaklanjuti KMK No. 350 tentang 27 dengan PIS-PK 4 27% 11 73% 15
28 layanan TB RO 5 63% 3 38% 8 Jejaring layanan internal dan eksternal untuk
Belum semua fasyankes melakukan wajib lapor 28 pelaporan kasus TBC belum berjalan dengan baik 3 27% 8 73% 11
29 kasus TBC 7 70% 3 30% 10 29 Hasil akhir pengoabatan belum semua terlaporkan 2 29% 5 71% 7
30 Belum optimalnya penyisiran kasus di RS 3 75% 1 25% 4 30 PMO belum optimal 3 30% 7 70% 10
Penemuan kasus di tempat khusus belum optimal 31 Dukungan LSM terbatas 1 33% 2 67% 3
31 (lapas/rutan/asrama) 2 100% 0 0% 2 32 Tidak dilakukan pelacakan kasus mangkir 3 38% 5 63% 8
Jaringan online kurang lancar dan adanya
Masih adanya penggunaan regimen pengobatan
32 kendala pada pengguhnaan aplikasi 1 100% 0 0% 1
33 jangka panjang 2 40% 3 60% 5
33 Pelacakan kontak belum optimal 1 100% 0 0% 1
Pengembangan puskesmas satelit menjadi
34 Ketersediaan logistik masih rendah 2 100% 0 0% 2
34 puskesmas pemeriksaan mikroskopis 1 50% 1 50% 2
100
150
200
250
300
350
400

50

0
349

2017
2018
52
ANUNG untuk RAKORPOP 2018

Nasional, 2017-2018
Frekwensi KLB Campak

10
20
30
40
50
60
70
80

0
71

JAWA_TIMUR
1 00
DKI_JAKARTA
26

JAWA_TENGAH
DI_YOGYAKARTA
13 11

JAWA_BARAT
4
0 1 0

BANTEN
31

SULAWESI_SELATAN
Turun

JAMBI
21 20

0 2

SUMATERA_SELATAN
KLB PD3I, Tahun 2017 dan 2018

15

BALI
10
2

SUMATERA_UTARA
13
5

KALIMANTAN_BARAT
SULAWESI_TENGAH
0 2

SUMATERA_BARAT
LAMPUNG
8 9 10 8

SULAWESI_TENGGARA
3 1 4
0

BENGKULU
2017
7

KALIMANTAN_SELATAN
2018

PAPUA_BARAT
BANGKA_BELITUNG
KALIMANTAN_TENGAH
KALIMANTAN_TIMUR
0 0 0 0 0

SULAWESI_UTARA
NUSA_TENGGARA_BARAT
NUSA_TENGGARA_TIMUR
3 3 2 2 2 2 31 53 1

KALIMANTAN_UTARA
0 00

KEPULAUAN_RIAU

GORONTALO
Frekwensi KLB Campak Per Provinsi 2017-2018

MALUKU
MALUKU_UTARA
40

42

11 11 00 1

PAPUA

ACEH
4

SULAWESI_BARAT
Naik

12 3 02

RIAU

Anda mungkin juga menyukai