Anda di halaman 1dari 54

Kelompok II

✘ Ayu Jumariati (1707532005)


✘ Prisna Meiga Sari (1707532025)
✘ Putri Gita (1707532028)

1
Prinsip-prinsip GCG berdasarkan OECD (Internasional)

Prinsip-prinsip GCG berdasarkan KNKG (Indonesia)

Konsep Penting GCG

Perkembangan GCG di Indonesia

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan GCG

2
Prinsip
Corporate Governance
berdasarkan OECD (Internasional)
Prinsip-prinsip CG
berdasarkan OECD (Internasional)

Organization for Economic Co-operation and Development


(OECD) yang beranggotakan beberapa negara, antara
lain: Amerika Serikat, negara-negara Eropa (Austria, Belgia,
Denmark, Irlandia, Prancis,Jerman, Yunani, Italia,
Luksemburg, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal,
Swedia, Swiss, Turki, Inggris), serta negara-negara Asia Pasifik
(Australia, Jepang, Korea, Selandia Baru), telah
mengembangkan The OECD Principles of Corporate
Governance pada bulan April 1998.

4
Prinsip-prinsip corporate
governance yang dikembangkan
oleh OECD tersebut mencakup 5
(lima) hal yaitu :

5
1. Perlindungan terhadap
hak-hak pemegang saham
(the rights of shareholders)

Kerangka yang dibangun dalam corporate


governance harus mampu melindungi hak-
hak para pemegang saham, termasuk
pemegang saham minoritas.
“ Hak-hak tersebut mencakup hak dasar pemegang saham,
yaitu:
1. Hak untuk memperoleh jaminan keamanan atas metode
pendaftaran kepemilikan.
2. Hak untuk mengalihkan atau memindahtangankan
kepemilikan saham.
3. Hak untuk memperoleh informasi yang relevan tentang
perusahaan secara berkala dan teratur.
4. Hak untuk ikut berpartisipasi dan memberikan suara dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
5. Hak untuk memilih anggota dewan komisaris dan direksi.
6. Hak untuk memperoleh pembagian laba (profit) perusahaan. 7
2. Perlakuan yang setara terhadap seluruh
pemegang saham
(the equitable treatment of shareholders)
Kerangka yang dibangun dalam corporate
governance haruslah menjamin perlakuan yang
setara terhadap seluruh pemegang saham,
termasuk pemegang saham minoritas dan asing.
Prinsip ini melarang adanya praktik perdagangan
berdasarkan informasi orang dalam (insider trading)
dan transaksi dengan diri sendiri (selfdealing).
8
3. Peranan pemangku kepentingan
berkaitan dengan perusahaan
(the role of stakeholders)

Kerangka yang dibangun delam corporate governance


harus memberikan pengakuan terhadap hak-hak
pemangku kepentingan, sebagaimana ditentukan oleh
undang-undang dan mendorong kerja sama yang aktif
antara perusahaan dengan pemangku kepentingan
dalam rangka menciptakan lapangan kerja,
kesejahteraan, serta kesinambungan usaha (going
concern). 9
4. Pengungkapan dan transparansi
(disclosure and transparency)
Kerangka yang dibangun dalam corporate governance
harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu
dan akurat untuk setiap permasalahan berkaitan dengan
perusahaan. Pengungkapan tersebut mencakup informasi
mengenai kondisi keuangan, kineria, kepemilikan, dan
pengelolaan perusahaan. Informasi yang diungkapkan
harus disusun, diaudit, dan disajikan sesuai dengan standar
yang berkualitas tinggi.

10
5. Tanggung jawab
dewan komisaris atau direksi
(the responsibilitiesof the board)
Kerangka yang dibangun dalam corporate
governance harus menjamin adanya pedoman
strategis perusahaan, pengawasan yang efektif
terhadap manajemen oleh dewan komisaris, dan
pertanggungjawaban dewan komisaris terhadap
perusahaan dan pemegang saham.

11
Prinsip
Corporate Governance
berdasarkan KNKG (Indonesia)
PRINSIP-PRINSIP CORPORATE GOVERNANCE

Kesuksesan dari suatu Menurut Buku Pedoman


perusahaan dalam Umum Good Corporate
mencapai kinerja yang Governance (GCG)
maksimal dan tetap Indonesia,yang disusun
memperhatikan oleh Komite Nasional
kepentingan stakeholders- Kebijakan
nya adalah sangat Governance/KNKG, (2006)
diperlukan adanya prinsip ada 5 prinsip yang mesti
yang kuat. diterapkan untuk mencapai
tata kelola perusahaan
yang baik.
13
Prinsip-prinsip GCG menurut
KNKG (2006) yaitu :

1. Transparansi (transparency)
2. Akuntabilitas (accountability)
3. Responsibilitas (responsibility)
4. Independensi (independency)
5. Serta kewajaran dan kesetaraan
(fairness).

14
Transparansi

15

1. Transparansi (Transparency)

Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis,


perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan
relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh
pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif
untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan
oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang
penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang
saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.

16
Pedoman Pokok Pelaksanaan
1) Perusahaan harus menyediakan informasi secara tepat
waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan
serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai
dengan haknya.
2) Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi
pengurus, pemegang saham pengendali, kepemilikan saham
oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta
anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan
lainnya yang memiliki benturan kepentingan, sistem
manajemen risiko, system pengawasan dan pengendalian
internal, sistem dan pelaksanaan Good Corporate
Governance serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian
penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
17
3) Prinsip keterbukaan yang dianut oleh
perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
rahasia jabatan dan hak-hak pribadi.
4) Kebijakan perusahaan harus tertulis dan
secara proporsional dikomunikasikan kepada
pemangku kepentingan.

18
Transparansi artinya ada keterbukaan dalam
melaksanakan suatu proses kegiatan
perusahaan.
Transparansi mendorong diungkapkannya
kondisi perusahaan yang sebenarnya sehingga
setiap pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dapat mengukur dan mengatasi
segala sesuatu yang menyangkut perusahaan

19
Transparansi dapat dimplementasikan dengan
penyajian secara terbuka laporan keuangan yang akurat
dan tepat waktu, kriteria yang terbuka tentang seleksi
personil, informasi adanya seleksi, pengungkapan
transaksi atau kontrak dengan pihak-pihak yang memiliki
hubungan atau kedudukan istimewa, struktur
kepemilikan, kemungkinan risiko yang dihadapi oleh
perusahaan.

20
Akuntabilitas

21
✘ Prinsip Dasar
Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai
dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan
pemangku kepentingan lain.

22
Pedoman Pokok
Pelaksanaan
✘ Perusahan harus menetapkan rincian tugas dan
tanggung jawab masing-masing organ perusahaan
dan semua karyawan secara jelas dan selara
dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan.
✘ Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ
perusahaan dan semua karyawan mempunyai
kompetensi sesuai dengan tugas ,tanggung jawab,
dan perannya dalam pelaksanaan Good
Corporate Governance. 23
✘ Perusahaan harus memastikan adanya system
pengendalian internal yang efektif dalam pengelolaan
perusahaan.
✘ Perusaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua
jajaran perusahaan yang konsisten dengan nilai-nilai
perusahaan, serta memiliki sistem penghargaan dan
sanksi (reward and punishment system)
✘ Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab,
setiap organ perusahaan dan semua karyawan harus
berpegang pada etika bisnis dan pedoman perilaku
(code of conduct) yang telah disepakati.
24
Responsibilitas

25
✘ Prinsip Dasar
✘ Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-
undangan serta melaksanakan tanggung jawab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat
terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka
panjang dan mendapat pengakuan sebagai good
corporate citizen.

26
Pedoman Pokok Pelaksanaan

1. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-


hatian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan
perusahaan (by-laws)
2. Perusahaan harus melaksanakan tanggungjawab sosial
dengan antara lain peduli terhadap masyarakat dan
kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan dengan
membuat perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.

27
Prinsip responsibilitas mengandung pengertian segala kegiatan kegiatan
perusahaan yang terkait dengan pemenuhan kewajiban sosial atau
bentuk kepedulian dari perusahaan terhadap masyarakat dan
lingkungan.

Prinsip responsibilitas menekankan perusahaan harus berpegang


pada hukum yang berlaku dan dapat mempertanggungjawabkan
semua kegiatan perusahaan pada stakeholder dan masyarakat

Dalam menjalankan usahanya perusahaan harus mentaati undang-


undang yang ada, seperti: undang-undang ketenagakerjaan,
undang-undang perseroan, undang-undang lingkungan hidup, dan
undang-undang lainnya yang berkaitan dengan jenis perusahaan
tersebut.

28
CSR memiliki tiga aspek penting, yang
sering disingkat 3P
Profit People Planet
Yang mengandung Yang mengandung Yang mengandung
makna keuntungan makna keterlibatan makna bahwa
perusahaan pada perusahaan turut
pemenuhan menjaga kelestarian
kesejahteraan lingkungan
masyarakat

29
Independensi
(Independency)

30
“ Prinsip Dasar

Untuk melancarkan pelaksanaan asas


GCG, perusahaan harus dikelola secara
independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling
mendominasi dan tidak dapat diintervensi
oleh pihak lain.

31
Pedoman Pokok Pelaksana

Masing-masing organ perusahaan harus menghindari terjadinya dominasi


oleh pihak manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas
dari benturan kepentingan dan dari segala pengaruh atau tekanan,
sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara objektif.

Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan


tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan, tidak saling mendominasi dan atau melempar
tanggungjawab antara satu dengan yang lain sehingga terwujud
sistem pengendalian yang efektif

32
bebas atau
kemandirian

Suatu keharusan organ-organ yang ada di


Independensi perusahaan dapat mengambil keputusan
dengan baik tanpa tekanan atau intervensi dari
berbagai pihak dengan kepentingan yang
hanya menguntungkan pihak tertentu saja

33
Independen adalah
✘ Bukan orang bekerja di perusahaan tersebut, atau
✘ mempunyai wewenang dan tanggungjawab untuk
merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi
kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut, tidak
mempunyai saham pada perusahaan tersebut, tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan perusahaan tesebut, dan tidak
mempunyai hubungan usaha dengan perusahaan tersebut

34
Ikatan Komite Audit Indonesia
(IKAI)

Komite Audit adalah


suatu komite yang bekerja secara profesional dan
independen yang dibentuk oleh dewan komisaris

Tugasnya adalah membantu dan memperkuat fungsi


dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam
menjalankan fungsi pengawasan atas proses pelaporan
keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit, dan
implementasi dari corporate governance di perusahaan-
perusahaan

35
Kewajaran
dan
Kesetaraan
(Fairness) 36

Prinsip Dasar

Dalam melaksanakan kegiatannya,


perusahaan harus senantiasa
memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya
berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan

37
Pedoman Pokok Pelaksana

Perusahaan harus memberikan kesempatan


kepada pemangku kepentingan untuk Perusahaan harus memberikan
memberikan masukan dan menyampaikan perlakuan yang setara dan wajar
pendapat bagi kepentingan perusahaan kepada pemangku kepentingan
serta membuka akses terhadap informasi sesuai dengan manfaat dan
sesuai dengan prinsip transparansi dalam kontribusi yang diberikan kepada
lingkup kedudukan masing-masing perusahaan

Perusahaan harus memberikan kesempatan


yang sama dalam penerimaan karyawan,
berkarir dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agama,
ras, jender, dan kondisi fisik
38

Fairness merujuk adanya perlakuan yang
setara (equal) terhadap semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders) sesuai
dengan kriteria dan proporsi yang
seharusnya.

39
✘ Keseimbangan hak pemilik mayoritas dan
minoritas harus diperhatikan, sehingga tidak
ada kelompok pemilik yang dirugikan
✘ Kepentingan manajemen berkaitan dengan
masalah kenaikan pangkat atau renumerasi

40
Konsep Penting
Good Corporate Governance
Bersifat teknis mencakup
Perangkat pembentukan atau
Keras perubahan struktur dan

(hardware) sistem organisasi


Implementasi
prinsip- prinsip
GCG

Perangkat Bersifat psikososial mencakup

Lunak perubahan paradigma, visi, misi,

(software) nilai (values), sikap (attitude), dan


etika keperilakuan (behavioral 42
ethics)
Gede Raka, salah seorang panel ahli dari Indonesian Institute


for Corporate Governance

“GCG tersirat secara implisit bahwa sebuah perusahaan


bukanlah mesin pencetak keuntungan bagi pemiliknya,
melainkan sebuah entitas untuk menciptakan nilai bagi
semua pihak yang berkepentingan. Selain itu,
perusahaan bukanlah sekadar mesin yang mengubah
input menjadi output, melainkan sebuah lembaga insani
(human institution), sebuah masyarakat yang punya
nilai, cita-cita, jati diri, dan tanggung jawab sosial. “

43
Konsep GCG
Berbagi (sharing),

Peduli (caring)

Melestarikan

44
Dalam hal ini, yang menjadi titik berat perhatian adalah keteraturan dan
kelancaran proses-proses dalam organisasi serta ketaatan anggota
perusahan terhadap kebijakan dan sistem yang dirancang untuk
melaksanakan prinsip-prinsip GCG.

Sistem dan struktur ini menjadi pedoman teknis untuk


melaksanakan kegiatan sehari-hari agar tidak
menyimpang dari prinsip-prinsip GCG.

Terlepas dari model dan sistem yang akan digunakan oleh sebuah
korporasi, perangkat tata kelola (governance) dari suatu organisasi
sebagai sistem yang terbuka (open system) terdiri atas struktur tata kelola
(governance structure), mekanisme tata kelola (governance mechanism),
dan prinsip-prinsip tata kelola (governance principles).
45
Perkembangan
Good Corporate Governance
di Indonesia
Pada tahap pertama, ketentuan
tentang tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate governance)
tersebut ditunjukan bagi perusahaan-
03 perusahaan publik, badan usaha milik
negara, dan perusahaan-perusahaan
yang mempergunakan dana publik
Konsep GCG di Indonesia
atau ikut serta dalam pengelolaan
pada awalnya diperkenalkan
dana publik
oleh pemerintah Indonesia
dan International Monetary
Fund (IMF) dalam rangka
pemulihan ekonomi (economy
recovery) pascakrisis 01 02
Pada April 2001, Komite Nasional
Indonesia untuk Kebijakan Tata Kelola
Perusahaan (Corporate Governance
Policies) mengeluarkan The Indonesian
Code for Good Corporate
Governance (Kode Tata Kelola
Perusahaan yang Baik) bagi
masyarakat bisnis Indonesia

47
1967 DPR mengadopsi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal.

1992 DPR mengadopsi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian.

1995 DPR mengadopsi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

1995 Adopsi UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 (Indonesia).


1999 Pembentukan Komite Nasional Corporate Governance (Indonesia) yang kemudian
berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance pada tahun 2004.

1999 Pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi dengan UU No. 31 Tahun 1999 yang
digantikan oleh UU No. 3 Tahun 2004.
1999 Pembentukan Komisi Pengawas Usaha Persaingan dengan UU No. 5 Tahun 1999.

1999 Adopsi UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian menggantikan
dengan UU No. 3 Tahun 2004.
2000 Komite Nasional Corporate Governance menerbitkan Kode Indonesian Good
Corporate Governance pertama (Code of 2000).

48
2001 Komite Nasional di Corporate Governance menerbitkan Kode Indonesian Good Corporate
Governance kedua, perbaikan dari kode versi sebelumnya (Kode cg 2001)

2002 Publikasi Peraturan tentang Kewajiban untuk Menerapkan GCG di BUMN melalui Keputusan
Menteri BUMN Kep-117 / M-MBU / 2002.
2003 Pembentukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPAT), yang diamanatkan
oleh UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Hukum itu kemudian
diubah menjadi UU No. 25 Tahun 2003.

2003 DPR mengadopsi UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.

2004 Adopsi UU No. 24 Tahun 2003 tentang Lembaga Penjamin Simpanan Pembentukan (LPS –
Lembaga PenjaminSimpanan).
2006 Peraturan tentang kewajiban untuk menerapkan GCG d sektor perbankan melalui
Peraturan Bank Central PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank.

2007 DPR mengadopsi (i) UU No. 40 tahun 2007 tentang erseroan Terbatas, yang menggantikan
peraturan Perseroan Terbatas tahun 1995; dan (ii) UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, menggantikan Hukum Investasi Asing tahun 1967.

2009 UU No. 7 Tahun 2009 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menggantikan UU No. 24
Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

2011 UU No. 21 Tahun 2011 tentang pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai
lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dan berfungsi
menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan di Indonesia .

Sumber: dikembangkan dari The Indonesian Corporate Governance Manual, 2014.


49
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Penerapan
Good Corporate Governance
“ Faktor Internal
terdapatnya budaya perusahaan
(corporate culture) yang mendukung
penerapan GCG dalam mekanisme
terdapatnya sistem audit yang efektif
dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan
dan sistem kerja manajemen di yang mungkin terjadi
perusahaan
berbagai peraturan dan kebijakan adanya keterbukaan
yang dikeluarkan perusahaan yang informasi bagi publik untuk
mengacu pada penerapan nilai- mampu memahami setiap
nilai GCG gerak dan langkah
manajemen dalam
manajemen pengendalian risiko perusahaan
perusahaan juga didasarkan pada
kaidah-kaidah GCG

51
“ Faktor Eksternal
terdapat sistem hukum yang baik
sehingga mampu menjamin
terbangunnya sistem tata sosial yang
mendukung penerapan GCG di
masyarakat
berlakunya supremasi hukum yang
konsisten dan efektif
dukungan pelaksanaan GCG dari sektor semangat atau sentimen
publik/lembaga pemerintahan yang
anti korupsi yang
diharapkan dapat pula melaksanakan good
governance dan clean government menuju berkembang di lingkungan
good goverment governance yang publik dimana perusahaan
sebenarnya beroperasi disertai perbaikan
masalah pendidikan dan
terdapatnya contoh pelaksanaan perluasan peluang kerja
GCG yang tepat yang dapat
menjadi standar pelaksanaan GCG
yang efektif dan profesional
52
Bench

Munculnya Gelombang Privatisasi


Reformasi Dana Pensiun
di Seluruh Dunia.
aktivitas privatisasi ini telah memunculkan Hal ini mengakibatkan meningkatnya investisasi yang
persoalan mengenai bagaimana dilakukan oleh investor kelembagaan
perusahaan-perusahaan yang baru
diprivatisasi tersebut dimiliki dan dikendalikan
Deregulasi dan Integrasi Pasar Modal
Merger dan Pengambilalihan Aturan corporate governance telah di
Perusahaan (takeovers) promosikan sebagai bagian dari cara untuk
berbagai kegiatan pengambilalihan yang melindungi dan merangsang investasi luar negeri
tidak bersahabat (hostile takeover), telah
meningkatkan perhatian terhadap Berbagai Skandal yang Menimpa
penerapan GCG di berbagai perusahaan Perusahaan Besar
dunia
Penurunan harga saham ini tidak hanya
merugikan para investor yang membeli
Krisis Ekonomi Asia Timur, Rusia,
saham perusahaan berdasarkan informasi
dan Brasil keuangan yang keliru, melainkan penurunan
Kerugian yang diderita para investor harga saham ini juga telah mengakibatkan
sebagian besar diakibatkan oleh praktik kerugian bagi para karyawan yang memiliki
corporate governance yang tidak sehat saham perusahaan sebagai cadangan bagi
sehingga gagal untuk meyelamatkan dana pensiun mereka
kekayaan investor
Thanks!
Any questions?

54

Anda mungkin juga menyukai