Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK ORGAN PERSEROAN

TERHADAP TINGKAT
KONSERVATISME AKUNTANSI :
( STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2010-2013)

Ennike Rut Perbina Sitepu, Yan Rahadian

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok, 16424,
Indonesia

Email : ennikerut.sitepu@gmail.com
 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari karakteristik organ perseroan terhadap tingkat
konservatisme akuntansi di Indonesia. Karakteristik organ perseroan yang diuji pada penelitian ini adalah
persentase komisaris independen, kepemilikan oleh dewan, kompetensi komite audit dan jumlah rapat komite
audit. Penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada periode 2010-2011
yaitu periode konvergensi IFRS fase 1 dan periode 2012-2013 yaitu periode konvergensi IFRS fase 2. Penelitian
ini menggunakan ukuran akrual milik Givolly dan Hayn (2000) dan ukuran pasar milik Beaver dan Hayn (2000)
dalam mengukur konservatisme akuntansi. Terdapat 63 perusahaan manufaktur yang diobservasi oleh penelitian
ini pada periode 2010-2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan oleh dewan berpengaruh
negatif pada kedua periode dengan ukuran pasar, kompetensi komite audit berpengaruh positif pada periode
konvergensi IFRS fase 1 dengan ukuran pasar ; jumlah rapat komite audit berpengaruh positif pada periode
konvergensi IFRS fase 2 dengan ukuran akrual dan berpengaruh positif pada kedua periode dengan ukuran pasar.
Dengan menggunakan dua proksi ukuran konservatisme yang berbeda, penelitian ini menemukan bukti yang
tidak konsisten mengenai pengaruh karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme. Oleh sebab itu,
penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi akan bergantung pada ukuran konservatisme yang digunakan.

ANALYSIS THE EFFECT OF BOARD CHARACTERISTICS


ON ACCOUNTING CONSERVATISM :
( EMPIRICAL STUDY ON LISTED MANUFACTURING FIRMS IN
INDONESIAN STOCK EXCHANGE FOR PERIOD 2010-2013 )

Abstract

This research aims to examine the effect of board of director characteristics to the level of accounting
conservatism in Indonesia. Board characteristics examine in this research are independency of boards, board
ownership, audit committee competency, number of audit committee meeting. This study uses data of IDX listed
manufacturing firms from 2010-2011( IFRS convergence phase 1) and 2012-2013 (IFRS convergence phase 2).
This study uses the accrual measure of Givolly and Hayn (2000) and market meaure of Beaver and Ryan (2000)
in measure accounting conservatism. There are 63 manufacturing company are observed by this research in four
years, 2010-2013. The result show that board ownership has a significant negative effect to conservatism on both
period, measured by market ; audit committee competency has a significant positive effect to the conservatism
on IFRS convergence phase 1, measured by market ; audit committee meeting has a significant positive effect to
the conservatism on IFRS convergence phase 2, measured by accrual ; and has a significant positive effect to the

1  
Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015
2  
 
conservatism on both period, measured by market. By using two proxy of conservatism, this research
inconsistent evidence on the effect of board characteristics to conservatism. Therefore, this study concluded that
the effect of board characteristics to conservatism depends on the proxies to measure conservatism.

Keywords: Conservatism; convergence; accrual; book-to-market ratio; board of director characteristic.

Pendahuluan

Prinsip konservatisme merupakan salah satu prinsip yang mendasari laporan keuangan
dan diterapkan secara luas dalam tiga dekade terakhir sebelum penggunaan International
Financial Reporting Standard (IFRS) sebagai single accounting standard. Konservatisme
merupakan konsep yang banyak dianut oleh para akuntan sejak abad ke-15 (Haniati dan
Fitriany, 2010) dan telah menjadi standar pencatatan utama yang diterapkan untuk
mengimbangi optimisme manajemen serta kecenderungan mereka dalam meng-overstate
laporan keuangan (Lo, 2005). Namun seiring dengan perkembangan standar akuntansi dan
pelaporan keuangan internasional, prinsip konservatisme tersebut tidak dianut lagi dalam
IFRS. Walaupun begitu, masih terdapat anggapan bahwa pada beberapa standar IFRS masih
memberikan ruang untuk penerapan prinsip konservatisme. Salah satu bukti penerapan prinsip
konservatisme dalam IFRS terdapat pada IAS 16 tentang Property, Plant and Equipment,
dinyatakan bahwa dalam pengukuran nilai aset tetap, perusahaan dapat memilih penggunaan
metode biaya atau metode revaluasi. Keberadaan pilihan metode yang akan digunakan ini
mengakibatkan adanya subjective judgement yang memberikan peluang penggunaan prinsip
konservatisme (Juanda, 2012). Hellman (2007) menyatakan bahwa walaupun hanya terdapat
sedikit ruang untuk penerapan konservatisme dalam perusahaan setelah penerapan IFRS,
perusahaan akan selalu berhadapan dengan kondisi ketidakpastian. Hal inilah yang menjadi
pemicu timbulnya praktek konservatisme.
Prinsip konservatisme akuntansi diterapkan di perusahaan dalam tingkatan yang
berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkatan konservatisme dalam
pelaporan keuangan suatu perusahaan adalah komitmen manajemen dan pihak internal
perusahaan dalam memberikan informasi yang transparan, akurat dan tidak menyesatkan bagi
investornya. Hal tersebut merupakan suatu bagian implementasi dari Good Corporate
Governance (Wardhani, 2008). Implementasi Corporate Governance (CG) dilakukan oleh
semua pihak dalam perusahaan, dengan pemeran utamanya adalah komisaris dan direksi.
Keduanya merupakan organ utama perseroan yang berwewenang untuk menetapkan

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


3  
 

kebijakan perusahaan, termasuk prinsip konservatisme yang digunakan perusahaan dalam


melaporkan kondisi keuangannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya level
konservatisme dalam laporan keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh karakteristik organ
perseroan itu sendiri. Apabila organ perseroan memiliki komitmen yang tinggi untuk
menyediakan informasi yang transparan, akurat, dan tidak menyesatkan, maka diperkirakan
penyusunan laporan keuangan perusahaan akan semakin konservatif (Wardhani, 2008).
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya pengaruh antara karakteristik organ
perseroan dengan tingkat konservatisme di Indonesia. Penelitian Tripito (2011) mengenai
konservatisme akuntansi dan karakteristik organ perseroan pada perusahaan manufaktur di
Indonesia menemukan bukti adanya pengaruh positif antara kepemilikan komisaris dengan
tingkat konservatisme (berbasis ukuran akrual). Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
kepemilikan saham oleh komisaris, maka komisaris tersebut cenderung melakukan
pengawasan yang lebih ketat karena memiliki kepentingan finansial dalam perusahaan
sehingga cenderung menggunakan akuntansi yang konservatif. Tripito (2011) juga
menemukan bukti adanya pengaruh yang negatif antara kepemilikan direksi dengan tingkat
konservatisme akuntansi (berbasis ukuran akrual). Menurutnya hal ini mungkin disebabkan
tingkat kepemilikan direksi yang tinggi membuat direksi mempunyai hak voting yang tinggi
sehingga berada dalam posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan sehingga cenderung
menggunakan sistem akuntansi yang lebih agresif dalam pelaporan keuangan.
Wardhani (2008) juga menemukan bukti pengaruh negatif antara kepemilikan
komisaris dan direksi serta keberadaan komite audit dengan tingkat konservatisme akuntansi
(berbasis ukuran pasar). Selain itu, Wardhani (2008) menemukan pengaruh positif antara
keberadaan komite audit dengan tingkat konservatisme (berbasis ukuran akrual). Secara
keseluruhan, penelitian ini menemukan bukti yang tidak konsisten tentang pengaruh
karakteristik dewan dengan tingkat konservatisme akuntansi dengan menggunakan dua proksi
ukuran konservatisme. Beliau juga menambahkan bahwa pengaruh karakteristik dewan
terhadap tingkat konservatisme akan sangat dipengaruhi oleh ukuran konservatisme yang
digunakan.
Penelitian diatas dilakukan pada periode konvergensi IFRS fase 1 (2010-2011) di
Indonesia. Penelitian yang serupa pada periode konvergensi IFRS fase 2 (2012-2013) di
Indonesia belum dilakukan. Hal inilah yang menjadi alasan dilakukannya penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik organ perseroan yang terdiri dari
proporsi komisaris independen, kepemilikan komisaris komisaris terafiliasi dan direksi,
kompetensi komite audit, serta jumlah rapat komite audit pada periode konvergensi IFRS fase

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


4  
 

1 (2010-2011) dan periode konvergensi IFRS fase 2 (2012-2013). Hal ini sesuai dengan
laporan update konvergensi IFRS di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia, 13 Maret 2014.

Tinjauan Teoritis

Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara pemilik sebagai
prinsipal dan manajer sebagai agen yang menjalankan perusahaan maka akan timbul
permasalahan agensi karena masing-masing pihak tersebut akan selalu berusaha untuk
memaksimalkan fungsi utilitasnya (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Wardhani, 2008).
Untuk meminimalisasi permasalahan agensi tersebut, maka dibuatlah kontrak-kontrak dalam
perusahaan, baik kontrak antara pemegang saham dengan manajernya maupun kontrak antara
manajemen dengan karyawan, pemasok dan kreditur. Namun konflik tersebut tidak dapat
diatasi secara menyeluruh dengan menggunakan kontrak karena biaya untuk membuat
kontrak yang lengkap sangatlah mahal atau merupakan hal yang tidak mungkin (Fama dan
Jensen, 1983 ; Hart 1995 dalam Wardhani, 2008). Dalam kondisi dimana kontrak tidak dapat
dibuat secara sempurna, mekanisme CG memainkan peranan dalam memitigasi konflik
tersebut. Mekanisme CG memastikan aset perusahaan dikontrol dengan baik dan dikelola
secara efisien oleh manajer serta memiliki tujuan untuk memberikan perlindungan kepada
outside investors terhadap praktik ekspropriasi yang dilakukan oleh pihak internal perusahaan
(Tripito, 2011).
Mekanisme CG (seperti komisaris, direksi, kepemilikan manajerial dan lain-lain)
berbeda antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Implementasi CG ini dilakukan
oleh semua pihak dalam perusahaan dengan pemeran utamanya merupakan dewan komisaris
dan direksi yang berwewenang menetapkan kebijakan perusahaan dan mengimplementasikan
kebijakan tersebut. Salah satu dari kebijakan ini terkait dengan prinsip konservatisme yang
digunakan perusahaan dalam melaporkan kondisi keuangannya. Oleh karena itu, karakteristik
organ perseroan akan mempengaruhi tingkatan konservatisme yang akan digunakan
perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya (Wardhani, 2008). Karakteristik pertama
adalah proporsi komisaris independen. Dewan komisaris yang kuat (dewan komisaris yang
didominasi oleh komisaris independen) akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas
sehingga mereka akan cenderung untuk lebih menggunakan prinsip akuntansi yang lebih
konservatif karena konservatisme dapat mengurangi agency cost yang timbul dari informasi

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


5  
 

asimetri antara manajer dan pihak lainnya dalam perusahaan sehingga dengan begitu dapat
mengurangi tindakan mereka untuk meng-overstate laba dan aset bersih dengan mewajibkan
standar verifikasi yang lebih tinggi untuk pengakuan laba (Lara ,et al., 2005). Berdasarkan hal
ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H1a:Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme
akuntansi pada periode konvergensi IFRS fase 1
H1b: Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme
akuntansi pada periodekonvergensi IFRS fase 2
Pilihan terhadap suatu metode akuntansi yang terkait dengan prinsip konservatisme
dipengaruhi juga oleh struktur kepemilikan. Dalam konteks konservatisme, terdapat dua
pandangan yang berbeda tentang kepemilikan oleh inside directors (komisaris diluar
komisaris independen) dan manajemen. Di satu sisi kepemilikan oleh inside directors dan
manajemen dapat berperan sebagai fungsi pengawasan dalam proses pelaporan keuangan,
namun di sisi lain dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya ekspropriasi terhadap
pemegang saham minoritas. Apabila inside directors menjalankan fungsi pengawasan dengan
baik, maka ia akan mensyaratkaninformasi dari pelaporan keuangan yang memiliki kualitas
tinggi sehinga mereka akan menuntut penggunaan prinsip konservatisme yang lebih tinggi
pula. Namun, apabila kepemilikan mereka tersebut justru mendorong dilakukannya
ekspropriasi terhadap pemegang saham non-pengendali, maka mereka akan lebih cenderung
untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih liberal (lebih agresif) (Wardhani, 2008).
Walaupun ada dua pandangan yang berbeda, mayoritas hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan adanya pengaruh negatif antara kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi
terhadap konservatisme akuntansi. Berdasarkan hal ini maka rumusan hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut :
H2a:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh
negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode
konvergensi IFRS fase 1
H2b:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh
negatif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode
konvergensi IFRS fase 2
Karakteristik selanjutnya adalah komite audit. Anggota komite audit dengan keahlian
akuntansi dapat meningkatkan konservatisme dengan menilai adequacy of provisions untuk
hal-hal seperti warranty obligations, tuntutan hukum, dan lain sebagainya. Mereka juga dapat
memeriksa kewajaran penjelasan yang diberikan oleh manajemen, dan khususnya mendeteksi

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


6  
 

ketidaksepakatan antara manajemen dan auditor eksternal (DeZoort dan Salterio 2001).
Berdasarkan hal ini maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H3a : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi periode konvergensi IFRS fase 1
H3b : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi periode konvergensi IFRS fase 2
Dalam melaksanakan tugasnya, anggota komite audit harus melakukan koordinasi
antar sesama anggota dan membahas temuan-temuan dari pengawasan dan analisis yang
dilakukan terkait dengan pelaporan keuangan perusahaan. Tiras (2004) menyatakan bahwa
komite audit yang mengadakan rapat atau pertemuan secara teratur akan berpengaruh positif
terhadap kualitas pelaporan keuangan yang diukur dengan tingkat konservatisme perusahaan.
Adapun jumlah rapat atau pertemuan disepakati bersama antara anggota sesuai dengan
kebutuhan pembahasan atau agenda yang akan dilakukan. Berdasarkan hal ini maka rumusan
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :
H4a : Jumlah pertemuan/rapat komite audit berpengaruh positif terhadap
tingkat konservatisme pada periode konvergensi IFRS fase 1
H4b : Jumlah pertemuan/rapat komite audit ber pengaruh positif terhadap
tingkat konservatisme pada periode konvergensi IFRS fase 2

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh perusahaan yang tercatat di BEI pada
tahun 2010-2013. Pemilihan periode tersebut karena penelitian bertujuan menguji dampak
konservatisme pada periode konvergensi IFRS fase 1 di Indonesia (periode 2010-2011) dan
periode konvergensi IFRS fase 2 di Indonesia (2012-2013). Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah purposive sampling, dimana populasi yang akan dijadikan sampel dalam
penelitian ini adalah yang memenuhi beberapa kriteria yaitu perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangan lengkap, memiliki data yang lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian,
memiliki tanggal tutup buku 31 Desember, dan memiliki nilai buku ekuitas positif.
Model pertama yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang akan diajukan
adalah model akrual dari Givolly dan Hayn (2000), yaitu sebagai berikut:
CONACCi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t +
ß5LnTAi,t + ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ԑi,t

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


7  
 

Model kedua yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang akan diajukan adalah
model Beaver dan Ryan (2000), yaitu sebagai berikut:
CONMKTi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t
+ß5LnTAi,t + ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ß9CurrRet+
ß10 LagRet+ ԑi,t

Keterangan:
CONACCi,t : Tingkat konservatisme dengan ukuran akrual pada
perusahaan i pada waktu t
IndepComi,t : Proporsi komisaris independen perusahaan i pada
waktu t
BoardOwni,t : Persentase kepemilikan saham oleh komisaris dan
direksi pada perusahaan i pada waktu t
AudEdui,t : Proporsi komite audit yang berlatarbelakang
pendidikan dan/atau pengalaman di bidang
akuntansi/keuangan perusahaan i pada waktu t
AudMeeti,t : Jumlah rapat yang diadakan komite audit pada
perusahaan i pada waktu t
LnTai,t : Ukuran perusahaan i pada waktu t dengan
menggunakan logaritma dari total aset
SalesGrowth,t : Pertumbuhan penjualan perusahaan i pada waktu t
Profi,t : Profitabilitas perusahaan i pada waktu t
Levi,t : Leverage (tingkat utang) perusahaan i pada waktu t
Ɛi,t : Variabel gangguan dari model perusahaan i pada
waktu t
CONMKTi,t : Tingkat konservatisme dengan ukuran pasarpada
perusahaan i pada waktu t
CurrReti,t : Holding period return satu tahun pada perusahaan i
pada waktu t
LagReti,t : Return pada periode sebelumnya pada perusahaan i
pada waktu t

Operasionalisasi variabel penelitiannya adalah terdiri dari CONACC dan CONMKT


sebagai variabel dependen, independensi komisaris, kepemilikan oleh komisaris terafiliasi dan

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


8  
 

direksi, kompetensi komite audit, jumlah rapat komite audit sebagai variabel independen dan
ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, profitablilitas, leverage, holding period return,
return periode sebelumnya sebagai variabel kontrol.
1. CONACC (Konservatisme akuntansi ukuran akrual dari Givolly dan Hayn, 2000)
!"#$%&!!"#!!"#$"
dihitung dengan : !"#_!"" = ∗ −1
!"#$%&#  (!"!#$  !""#$)t-2,i

Keterangan :
CONACC : Tingkat konservatisme akuntansi
INCOME : Income before extraordinary items
CFO : Cash flow from operation activities
DEPRE : Depreciation Expense
2. CONMKT (Konservatisme akuntansi ukuran pasar dari Beaver dan Ryan, 2000)
!"#$"  !"#"  !"#$%&'
dihiutng dengan :  !"#_!"# = ∗ −1
!"#$"  !"#"$  !"#$%&'

Hasil perhitungan CONACC diatas dikalikan dengan -1 sehingga nilai yang positif
mengindikasikan konservatisme yang lebih tinggi. Hasil perhitungan CONMKT juga
dikalikan dengan -1 untuk memudahkan dalam membaca angka pada hasil regresi
penelitian sehingga semakin besar nilai yang didapat, maka semakin konservatif
perusahaan.
3. Independensi komisaris dihitung dengan : Total jumlah komisaris independen/total
jumlah komisaris
4. Kepemilikan oleh komisaris terafiliasi dan direksi dihitung dengan : Saham milik
komisaris terafiliasi dan direksi/total jumlah saham yang beredar
5. Kompetensi komite audit dihitung dengan : Jumlah komite audit yang
berlatarbelakang dan/atau pengalaman di bidang akuntansi atau keuangan/total jumlah
komite audit
6. Jumlah rapat komite audit dihiutng dengan : Jumlah rapat komite audit yang
dilakukan dalam satu tahun
7. Ukuran perusahaan dihiutng dengan: Ln (rata-rata total aset)
8. Pertumbuhan penjualan dihitung dengan : (total penjualan t – total penjualan t-1) /
total penjualan t-1
9. Profitablilitas dihitung dengan : Arus kas dari operasi / rata-rata total aset
10. Leverage dihitung dengan : Utang jangka panjang / rata-rata total aset
11. Holding Period Return dihitung dengan :

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


9  
 
!"#$"%  !"#$% − !"#$%%$%#  !"#$% + !"#"$%&$
!"##_!"# =  
!"#$%%$%#  !"#$%
12. Return periode sebelumnya dihitung dengan : !"#_!"# = !"#!!!
!"#
!!"#!!!
!!!

Hasil Penelitian

Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan pada bagian metode penelitian, maka
diperoleh total observasi sebanyak 63 perusahaan seperti tabel dibawah ini:
Tabel 1
Ringkasan Pemilihan Sampel
No. Keterangan 2010-2013
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 135
2 Perusahaan yang laporan keuangan nya tidak diperoleh 56
secara lengkap selama periode penelitian
3 Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap yang 10
dibutuhkan dalam penelitian
4 Perusahaan yang tidak memiliki tanggal tutup buku 31 3
Desember
5 Perusahaan yang memiliki nilai buku ekuitas negatif 3
Perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sampel 63

Sebelum data diolah lebih lanjut menggunakan software statistik, maka harus diteliti
terlebih dahulu apakah terdapat outliers pada data yang akan diolah. Jika terdapat outliers
maka akan dilakukan perlakuan winsorizing, di mana setiap nilai yang tergolong outliers akan
digantikan dengan nilai yang diperoleh dari rumus Mean ± (3 x standar deviasi). Dengan
metode ini, tidak akan ada data penelitian yang dieliminasi sebelum memasuki proses regresi.
Dibawah ini merupakan statistik deskriptif dengan menggunakan ukuran akrual.

Tabel 2
Statistik Deskriptif

Periode konvergensi IFRS fase 1 Periode konvergensi IFRS fase 2

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


10  
 
Variabel Mean Standar Minimum Maximum Mean Standar Minimum Maximum
Deviasi Deviasi
CONACC -0.020177 0.058927 -0.250912 0.205118 -0.037027 0.066165 -0.331321 0.186256

CONMKT -0.923591 0.715455 -3.088111 -0.025631 -1.033930 0.929568 -4.035141 -0.021447

IndepCom 0.413628 0.121228 0.250000 0.814729 0.402008 0.111054 0.200000 0.763709

BoardOwn 0.031000 0.074728 0.000000 0.352091 0.036740 0.081752 0.000000 0.369551

AudEdu 0.752249 0.248259 0.250000 1.000000 0.761508 0.243479 0.250000 1.000000

AudMeet 6.650794 7.325918 1.000000 44.000000 5.888889 5.082082 1.000000 36.000000

LnTA 5.57 16.06 74 131 9.09 26.38 111 195


Triliun Triliun Milyar Triliun Triliun Triliun Milyar Triliun
SalesGrowth 0.177552 0.189527 -0.260388 0.827583 0.119646 0.146962 -0.345175 0.580968

Prof 0.101102 0.125625 -0.287423 0.492160 0.089570 0.132047 -0.201030 0.518493

Lev 0.089171 0.110730 0.000000 0.429044 0.088346 0.108818 0.000000 0.417386

CurrRet 0.518048 0.990723 -0.743649 5.848134 0.146270 0.545942 -0.894790 2.074549

LagRet -2.697038 11.652847 -55.287966 48.480947 -1.135234 7.825154 -38.065556 35.666011

CONACC (Konservatisme Akrual) : Selisih dari laba sebelum extraordinary items dikurangi arus kas operasi
ditambah biaya depresiasi dan dibagi rata-rata total aset. CONMKT (Konservatisme Pasar) : Tingkat
konservatisme dengan ukuran pasar (rasio book-to-market) perusahaan. IndepCom (Komisaris Independen)
:Jumlah komisaris independen dibagi dengan total jumlah komisaris. BoardOwn (Kepemilikan oleh komisaris
terafiliasi dan direksi) : Jumlah lembar saham yang dimiliki komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen)
dan direksi dibagi dengan total jumlah saham beredar. AudEdu (Latarbelakang pendidikan dan/atau
pengalaman komite audit di bidang akuntansi/keuangan): Jumlah komite audit yang berlatarbelakang
dan/atau berpengalaman di bidang akuntansi/keuangan dibagi dengan total jumlah komite audit. AudMeet
(Jumlah rapat komite audit): Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun. LnTA (Logaritma natural dari
rata-rata total aset ) :proxy ukuran perusahaan. SalesGrowth (Pertumbuhan Penjualan) : Persentase
pertumbuhan total penjualan secara tahunan. Prof (Profitabilitas) : Arus kas dari operasi dibagi dengan rata-rata
total aset. Lev (Leverage): Total utang jangka panjang dibagi rata-rata total aset. CurrRet (Current Return):
Nilai akhir harga saham dikurang Nilai awal harga saham ditambah dividen dan dibagi dengan nilai awal harga
saham. LagRet (Lag return): return saham periode t-1 dikurang return saham periode t-2 dibagi dengan return
saham t-2.

Dari tabel statistik deskriptif dapat dilihat bahwa rata-rata perusahaan dalam industri
manufaktur belum menerapkan prinsip pelaporan keuangan yang bersifat konservatif. Hal ini
dapat dilihat dari rata-rata CONACC dan CONMKT yang cenderung menurun di dua periode
penelitian. Rata-rata persentase komisaris independen juga sudah memenuhi kriteria Bapepam
yaitu minimal ada 30%. Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi sangat
rendah di kedua periode penelitian. Jumlah rapat komite audit menunjukkan angka yang
cukup tinggi dengan standar deviasi yang tinggi pula. LnTA sebagai proxy ukuran perusahaan
mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya
dilihat dari standar deviasinya. Pertumbuhan penjualan menunjukkan bahwa perusahaan
sampel rata-rata mengalami pertumbuhan penjualan yang positif. Nilai minimum profitabilitas

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


11  
 

yang negatifmembuktikan bahwa masih terdapat banyak perusahaan yang belum mampu
memanfaatkan aset secara optimal untuk keberlanjutan ekonomis mereka, yang salah satunya
dicapai melalui profitabilitas. Nilai rata-rata leverage cenderung meningkat di duap periode
penelitian. Rata-rata tingkat pengembalian atas investasi dan capital gain serta tingkat
pengembalian atas investasi dan capital gain tahun sebelumnya cenderung menurun di kedua
periode.
Model penelitian ini akan diestimasi dengan menggunakan random effect model
untuk model akrual dan pasar periode konvergensi fase 1 dan fixed effect model untuk model
akrual dan pasar periode konvergensi fase 2. Dalam pengujian ini juga akan diuji korelasi
antar variabel independen dan dependen serta antar variabel independen dan variabel
independen lainnya. Selain itu akan diuji terpenuhinya asumsi BLUE (Best Linear Unbiased
Estimate) dimana model tersebut harus memenuhi asumsi terdistribusi secara normal, tidak
terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multicollinearity, dan tidak terjadi autokorelasi.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan software STATA untuk mendapatkan estimasi
dari nilai parameter dalam model.
Untuk menginvestigasi dan menganalisa pengaruh implementasi corporate governance
yang terkait dengan karakteristik dewan terhadap praktek konservatisme di Indonesia maka
dilakukan pengujian dengan menggunakan persamaan regresi 3 untuk konservatisme ukuran
akrual dan persamaan regresi 4 untuk konservatisme ukuran pasar. Hasil regresi kedua model
penelitian pada kedua periode penelitian dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

Tabel 3
Hasil Regresi Konservatisme Ukuran Akrual

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


12  
 
Model Pengujian
CONACCi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t + ß5FirmSizei,t +
ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ԑi,t

Periode konvergensi IFRS fase 1 Periode konvergensi IFRS fase 2


Variabel Ekspektasi Koefisien z-stat P >│z│ Koefisien z-stat P >│z│
Tanda
(one tail) (one tail)
IndepCom + -0.0199103 -0.51 0.304 -0.0277326 -0.30 0.3835

BoardOwn - 0.093461 1.05 0.146 0.0462482 0.42 0.3385

AudEdu + 0.023562 1.09 0.137 -0.0628244 -1.61 0.056

AudMeeting + 0.0005454 0.69 0.244 0.0057012 1.56 0.0615

SalesGrowth - -0.0290875 -1.46 0.072 -0.0463602 -1.50 0.070

Prof + 0.1700461 4.81 0.000 0.1939388 3.49 0.0005

Lev + 0.0227145 0.49 0.312 0.0103637 0.12 0.452

LnTA - 0.0022986 0.53 0.298 -0.0452645 -7.20 0.0000

_cons -0.0502438 -1.94 0.026 -0.0260501 -0.65 0.260

R squared 0.2456 0.5950

Wald Chi Square 29.89 40.77


2
Prob> Chi 0.0002 0.0000

CONACC (Konservatisme Akrual) :Selisih dari laba sebelum extraordinary items


dikurangi arus kas operasi ditambah biaya depresiasi dan dideflasikan rata-rata total aktiva.
IndepCom (Komisaris Independen) :Jumlah komisaris independen dibagi dengan total
jumlah komisaris. BoardOwn (Kepemilikan oleh komisaris dan direksi) : Jumlah lembar
saham yang dimiliki komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen) dan direksi dibagi
dengan total jumlah saham beredar. AudEdu (Latarbelakang pendidikan dan/atau
pengalaman komite audit di bidang akuntansi/keuangan):Jumlah komite audit yang
berlatarbelakang dan/atau berpengalaman di bidang akuntansi/keuangan dibagi dengan total
jumlah komite audit. AudMeet (Jumlah rapat komite audit): Jumlah rapat komite audit
dalam satu tahun. LnTA ( Logaritma natural dari rata-rata total aset ) : proxy ukuran
perusahaan. SalesGrowth (Pertumbuhan Penjualan) : Persentase pertumbuhan total
penjualan secara tahunan. Prof (Profitabilitas) : Arus kas dari operasi dibagi dengan rata-
rata total aset. Lev (Leverage): Total hutang jangka panjang dibagi rata-rata total aset.

Tabel 4
Hasil Regresi Konservatisme Ukuran Pasar

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


13  
 

Model Pengujian
CONMKTi,t = ß0 + ß1IndepComi,t + ß2BoardOwni,t + ß3AudEdui,t + ß4AudMeeti,t +ß5FirmSizei,t +
ß6SalesGrowthi,t + ß7Profi,t + ß8Levi,t + ß9CurrRet+ ß10 LagRet+ ԑi,t
Periode konvergensi IFRS fase 1 Periode konvergensi IFRS fase 2

Variabel Ekspektasi Koefisien z-stat P>│z│ Koefisien z-stat P>│z│


Tanda
(one tail) (one tail)
IndepCom + -0.1368518 -0.36 0.3575 -0.0816021 -0.12 0.452
BoardOwn - -1.715045 -1.58 0.057 -1.50788 -1.63 0.0515
AudEdu + 0.3562516 1.59 0.0555 0.14966351 0.50 0.307
AudMeeting + 0.0046962 0.55 0.2895 0.0261207 1.83 0.0335
SalesGrowth - -0.2132192 -1.19 0.118 0.9329991 1.71 0.0435
Prof + 0.6670771 2.00 0.023 1.69744 2.75 0.003
Lev + 0.0494489 0.11 0.4575 -0.9377093 -1.25 0.106
CurrRet + 0.1062081 3.91 0.000 0.3649964 2.45 0.007
LagRet + -0.0021272 -0.86 0.193 -0.0130637 -1.39 0.082
LnTA - 0.1182274 2.27 0.0115 0.0896653 1.70 0.0445
_cons -1.207796 -4.51 0.000 -1.462541 -3.68 0.000
R squared 0.2573 0.2900
Wald Chi Square 33.07 52.25
2
Prob> Chi 0.0003 0.0000

CONMKT (Konservatisme Nilai pasar) :Nilai rasio book-to-market perusahaan. IndepCom


(Komisaris Independen) :Jumlah komisaris independen dibagi dengan total jumlah komisaris.
BoardOwn (Kepemilikan oleh komisaris dan direksi) : Jumlah lembar saham yang dimiliki
komisaris terafiliasi (diluar komisaris independen) dan direksi dibagi dengan total jumlah saham
beredar. ComAudEdu (Latarbelakang pendidikan dan/atau pengalaman komite audit di
bidang akuntansi/keuangan):Jumlah komite audit yang berlatarbelakang dan/atau
berpengalaman di bidang akuntansi/keuangan dibagi dengan total jumlah komite audit.
ComAudMeet (Jumlah rapat komite audit): Jumlah rapat komite audit dalam satu tahun.
FirmSize (Ukuran Perusahaan) : Logaritma natural dari rata-rata total aset. SalesGrowth
(Pertumbuhan Penjualan) : Persentase pertumbuhan total penjualan secara tahunan. Prof
(Profitabilitas) : Arus kas dari operasi dibagi dengan rata-rata total aset. Lev (Leverage): Total
hutang jangka panjang dibagi rata-rata total aset. CurrRet (Current Return): Nilai akhir harga
saham dikurang Nilai awal harga saham ditambah dividen dan dideflasikan dengan nilai awal
harga saham. LagRet (Lag return): return saham periode t-1 dikurang return saham periode t-2
dideflasikan dengan return saham t-2.

Pengujian signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dari model


dengan alfa. Dari tabel 3 dan 4 diatas dapat diamati bahwa nilai Prob(F-stat) untuk semua
model dan periode penelitian berada dibawah alfa (< 5%) sehingga keputusannya adalah
menolak H0. Kesimpulannya, dengan nilai Prob (F-stat) < 5% berarti variabel-variabel
independen dalam penelitian ini secara keseluruhan memiliki pengaruh terhadap variabel

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


14  
 

dependen, yakni konservatisme akuntansi dengan ukuran akrual. Nilai koefisien determinasi
pada tabel 2 dan 3 sebesar 24.56%, 59.50%, 25.73% dan 29.00%. Ini berarti varians variabel
dependen CONACC dan CONMKT dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen
sebesar 24.56%, 59.50%, 25.73% dan 29.00%.
Pembahasan hipotesis penelitian konservatisme ukuran akrual akan dijabarkan sebagai
berikut :
Hipotesis1a:Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme
akuntansi pada periode konvergensi fase 1
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.0199103 dengan P >│z│sebesar
0.304. Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.1368518 dengan P
>│z│sebesar 0.3575. Hasil ini menunjukkan bahwa independensi komisaris tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase
1 dan 2 dengan menggunakan dua ukuran konservatisme sehingga hipotesis 1a ditolak.

Hipotesis1b:Independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme


akuntansi pada periode konvergensi fase 2
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.0277326 dengan P >│z│sebesar
0.3835. Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien IndepCom bernilai -0.0816021 dengan P
>│z│sebesar 0.452. Hasil ini menunjukkan bahwa independensi komisaris tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase
1 dan 2 dengan menggunakan dua ukuran konservatisme sehingga hipotesis 1b ditolak.

H2a:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh negatif


terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien BoardOwn bernilai 0.093461 dengan P
>│z│sebesar0.146. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan
direksi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada
periode konvergensi fase 1 sehingga hipotesis 2a ditolak.
Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien BoardOwn bernilai -1.715045 dengan P >│z│sebesar
0.057. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi memiliki
pengaruh negatif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme sehingga
hipotesis 2a diterima.

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


15  
 

H2b:Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh negatif


terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 2
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien BoardOwn bernilai 0.0462482 dengan P >│z│sebesar
0.3385. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan direksi tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode
konvergensi fase 2 sehingga hipotesis 2b ditolak.
Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien koefisien BoardOwn bernilai -1.50788 dengan P
>│z│sebesar 0.0515. Hasil ini menunjukkan bahwa kepemilikan komisaris terafiliasi dan
direksi memiliki pengaruh negatif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat
konservatisme sehingga hipotesis 2b diterima.

H3a : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme


akuntansi periode konvergensi fase 1
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu bernilai 0.023562 dengan P
>│z│sebesar0.137. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi komite audit tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase
1 sehingga hipotesis 3a ditolak.
Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu bernilai 0.3562516 dengan P >│z│sebesar
0.0555. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi komite audit memiliki pengaruh positif dan
signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme sehingga hipotesis 3a diterima.

H3b : Kompetensi komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme


akuntansi periode konvergensi fase 2
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu bernilai -0.0628244 dengan P >│z│sebesar
0.056. Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudEdu 0.14966351 dengan P >│z│sebesar
0.307. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi komite audit tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 dan 2
dengan menggunakan dua ukuran konservatisme sehingga hipotesis 3b ditolak.

H4a : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme
pada periode konvergensi fase 1
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0005454 dengan P >│z│sebesar
0.244. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit tidak memiliki pengaruh

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


16  
 

signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode konvergensi fase 1 sehingga
hipotesis 4a ditolak.
Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0046962 dengan P >│z│sebesar
0.0555. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh positif
signifikan pada level 10% terhadap konservatisme sehingga hipotesis 4a diterima.

H4b : Jumlah rapat komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme
pada periode konvergensi fase 2
Tabel 3 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0057012 dengan P >│z│sebesar
0.0615. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan pada level 10% terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode
konvergensi fase 2 sehingga hipotesis 4b diterima.
Tabel 4 menunjukkan bahwa koefisien AudMeet bernilai 0.0261207 dengan P >│z│sebesar
0.0335. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan pada level 5% terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada periode
konvergensi fase 2 sehingga hipotesis 4b diterima.

Variabel kontrol yang memiliki pengaruh signifikan pada model akrual adalah ukuran
perusahaan yang berpengaruh signifikan pada level 10% dengan arah negatif terhadap tingkat
konservatisme pada periode konvergensi fase 2, pertumbuhan penjualan mempengaruhi
konservatisme akuntansi secara signifikan negatif pada periode konvergensi fase 1 dan fase 2
yaitu berpengaruh signifikan pada level 10% dengan arah negatif, profitabilitas berpengaruh
signifikan pada level 1% dengan arah yang positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi
pada kedua periode penelitian. Sedangkan variabel kontrol yang memiliki pengaruh signifikan
pada model pasar adalah ukuran perusahaan yang berpengaruh signifikan pada level 5%
dengan arah positif terhadap tingkat konservatisme pada periode konvergensi fase 1 dan 10%
pada periode konvergensi fase 2, pertumbuhan penjualan mempengaruhi konservatisme
akuntansi secara signifikan positif pada periode konvergensi fase 2 yaitu berpengaruh
signifikan pada level 5%, profitabilitas berpengaruh signifikan pada level 5% dengan arah
yang positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada konvergensi fase 1 dan
berpengaruh signifikan pada level 1% dengan arah yang positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi pada konvergensi fase 2, current return berpengaruh signifikan pada
level 1% dengan arah koefisien yang positif pada periode konvergensi fase 1 dan fase 2, lag

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


17  
 

return juga berpengaruh secara negatif signifikan pada level 10% terhadap tingkat
konservatisme akuntansi periode konvergensi fase 2.

Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak


berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi padaperiodekonvergensi
IFRS fase 1 dan fase 2 baik dengan menggunakan metode akrual maupun metode nilai pasar.
Hal ini menunjukkan bahwa pada periode 2010-2013, proporsi komisaris independen tidak
mempengaruhi penggunaan akuntansi yang konservatif.
Kepemilikan saham oleh komisaris terafiliasi dan direksi tidak berpengaruh signifikan
pada periode konvergensi IFRS fase 1 maupun konvergensi IFRS fase 2 dengan
menggunakan ukuran akrual. Sedangkan dengan ukuran pasar, kepemilikan saham oleh
komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh signifikan negatif pada periode konvergensi
IFRS fase 1 maupun fase 2. Hal ini membuktikan bahwa periode 2010-2013, kepemilikan
oleh komisaris terafiliasi dan direksi berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap
tingkat konservatisme akuntansi. Dengan semakin kecilnya kepemilikan manajerial maka
permasalahan agensi yang muncul akan semakin besar sehingga permintaan atas laporan yang
konservatif akan meningkat (LaFond dan Roychowdhury, 2007).
Kompetensi komite audit tidak berpengaruh signifikan pada periode konvergensi IFRS
fase 1 maupun fase 2 dengan menggunakan ukuran akrual. Sedangkan dengan ukuran pasar,
kompetensi komite audit berpengaruh signifikan positif pada periode konvergensi IFRS fase
1. Hal ini menunjukkan bahwa dengan ukuran pasar, semakin banyak jumlah komite audit
yang berlatarbelakang/ berpengalaman di bidang akuntansi dan keuangan menyebabkan
mereka memilih penggunaan akuntansi yang konservatif untuk mengurangi risiko litigasi dan
melindungi modal reputasi mereka. Sementara itu pada periode konvergensi fase 2,
kompetensi komite audit tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Jumlah rapat komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
konservatisme akuntansi pada periode konvergensi IFRS fase 1 tetapi berpengaruh positif
pada periode konvergensi IFRS fase 2 dengan menggunakan ukuran akrual. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah rapat komite audit pada periode konvergensi fase 2 tidak
menjamin bahwa pelaksanaan monitoringterkait kecurangan yang dilakukan manajemen dapat
diminimalisir.Sementara itu jumlah rapat komite audit berpengaruh positif pada periode

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


18  
 

konvergensi IFRS fase 1 dan fase 2 dengan ukuran pasar yang menunjukkan bahwa semakin
sering komite audit melaksanaan pertemuan yang efektif membahas temuan-temuan dalam
laporan keuangan maka akan meminimalisir tindakan kecurangan yang dilakukan manajemen.
Penelitian ini juga menemukan bukti bahwa variabel pengendali yaitu profitabilitas
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada kedua
periode dan kedua model penelitian, Sementara itu, variabel kontrol return saham kini juga
berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi pada kedua periode
dalam model pasar. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
duaproksi ukuran konservatisme yang berbeda, penelitian ini menemukan bukti yang tidak
konsisten tentang pengaruh karakteristik organ perseroan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi. Oleh sebab itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh karakteristik dewan
terhadap tingkat konservatisme akuntansi akan sangat dipengaruhi oleh ukuran konservatisme
yang digunakan.

Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu penelitian ini hanya menggunakan
sampel terbatas pada perusahaan manufaktur saja sehingga hasil tidak dapat digeneralisasi.
Sehingga untuk memperoleh hasil yang lebih baik, penelitian selanjutnya diharapkan
menggunakan sampel dari industri lain atau menggunakan sampel yang mewakili setiap
industri sehingga hasil yang diperoleh dapat digeneralisasi. Penelitian ini juga hanya
menggunakan dua model pengukuran konservatisme yang dikembangkan oleh Givolly dan
Hayn (2000) serta Beaver dan Ryan (2000). Sebenarnya model pengukuran lainnya untuk
konservatisme cukup banyak seperti model pengukuran Khan dan Watts (2009), Penman dan
Zhang (2002). Namun karena mempertimbangkan keterbatasan waktu penelitian maka penulis
hanya menggunakan dua model. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan
pengukuran lainnya untuk variabel konservatisme tersebut. Selanjutnya, penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan manufaktur hanya dua tahun saja per periode. Untuk
penelitian selanjutnya dapat memperbanyak jumlah tahun observasi yang dilakukan sehingga
data yang ditampilkan lebih representatif dalam menampilkan karakteristik organ perseroan
dan tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dalam tren yang lebih panjang. Penelitian
ini juga tidak dapat membuktikan pengaruh masing-masing variabel penelitian terhadap

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


19  
 

tingkat konservatisme akuntansi sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat mengganti atau
menambahkan variabel lain yang berkaitan.

Daftar Referensi

DeZoort, T., & S, Salterio. (2001). The effects of corporate governance experience
andfinancial reporting and audit knowledge on audit committee members’
judgments.Auditing: A Journal of Practice and Theory 20, 31-47.
Fama, E.F., &Jensen, M.C. (1983). Separation of ownership and control.Journal of Law and
Economics 26, 301–325.
Haniati, S., & Fitriany. (2010). Pengaruh Konservatisme terhadap Asimetri Informasi dengan
Menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme. Simposium Nasional
Akuntansi XIII, 1-28.
Hart, O. (1995). Corporate Governance : Some Theory and Implications. The Economic
Journal 105, 678-689.
Helman, Niclas. (2007). Accounting Conservatism Under IFRS. Working Paper, Stockholm
School of Economics.
Jensen, M.C.,& Meckling, W.H. (1976). Theory of the firm: Managerial Behaviour, Agency
Costs And Ownership Structure.Journal of Financial Economics, Vol. 4, pp. 305-60.
Juanda, Ahmad. (2012). Kandungan Prinsip Konservatisme dalam Standar Akuntansi
Keuangan Berbasis IFRS. Jurnal Humanity, Universitas Muhammadiyah Malang.
LaFond, R., &Roychowdhury. (2007). Managerial Ownership and Accounting
Conservatism.Journal of Accounting and Economics.
Lara, Garcia., Osma, Garcia., & Penalva, F. (2005). Board of Directors Characteristics and
Conditional Accounting Conservatism: Spanish Evidence.European
AccountingReview.
Lo., Eko., &Widodo. (2005). Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap
Konservatisme Akuntansi.Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Tiras, Samuel. L. (2004). Audit Committee Best Practices and Earnings. Commercial Lending
Review, pp 7-12.
Tripito, Beny. (2011). Konservatisme Akuntansi dan Karakteristik Organ Perseroan.Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015


20  
 

Uli, Sinaga. (2014). Update Konvergensi IFRS di Indonesia. Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia.
Wardhani, Ratna. (2008). Tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dan hubungannya
dengan karakteristik dewan sebagai salah satu mekanisme corporate governance.
Simposium Nasional Akuntansi XI.

Analisis pengaruh karakteristik..., Ennike Rut Perbina Sitepu, FE UI, 2015

Anda mungkin juga menyukai