Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh…

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat allah swt, karena berkat rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah matakuliah ilmu tafsir ini. Kami ucapkan rasa terimakasih kepada
Abd Rozak, M,ag selaku dosen pengampu, karena dengan adanya tugas ini mampu
menambah ilmu serta wawasan khususnya bagi penyusunya, dan kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini masih jauh lebih sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassal’amualaikum warohmatullahi wabarokaatuh…

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah kitab yang agung dan sempurna. Keagungan dan kesempurnaannya bukan
hanya dirasakan oleh orang-orang yang memahami karakteristik bahasanya yaitu bahasa arab
tetapi juga dirasakan oleh mereka yang mempercayai dan mengharapkan petunjuk-
petunjuknya dan semua orang yang mengenalnya sebagai kitab yang diturunkan oleh Tuhan
Yang Maha Tinggi.

Seseorang yang mempelajari dari aspek bahasanya akan ditemukan berbagai keindahan
bahasa Al-Qur’an dari susunan kata dan kalimatnya serta ketelitian dan keseimbangan
redaksi-redaksinya. Keagungan dan kesempurnaan Al-Qur’an dari aspek kebahasaannya ini
merupakan salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dan bukti
kemukjizatan Nabi Muhammad Saw.

Upaya memahami Al-Quran melalui kegiatan tafsir telah menjadi sesuatu yang amat penting.
Hal ini dikarenakan bahwa Al-Quran adalah wahyu Allah yang tidak pernah habisnya untuk
dikaji, diperdebatkan atau bahkan didekonstruksi. Selain itu, Al-Quran adalah kitab suci dan
sumber ajaran bagi umat Islam yang menjadi inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-
gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah pergerakan umat, sehingga
pemahaman-pemahaman yang aktual dan kontekstual berperan penting bagi maju mundurnya
umat Islam.

Metode adalah satu sarana untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks
pemahaman al-Quran, metode bermakna: “prosedur yang harus dilalui untuk mencapai
pemahaman yang tepat tentang makna ayat-ayat al-Quran.” Dengan kata lain, metode
penafsiran al-Quran merupakan: seperangkat kaidah yang seharusnya dipakai oleh penafsir
ketika menafsirkan ayat-ayat al-Quran.

Al-Quran secara tekstual memang tidak berubah, tetapi penafsiran atas teksnya selalu
berubah, sesuai dengan konteks ruang dan waktu manusia. Karenanya, al-Quran selalu
membuka diri untuk dianalisis, dipersepsi, dan ditafsirkan dengan berbagai alat, metode, dan
pendekatan untuk menguak isi sejatinya. Aneka metode dan tafsir diajukan sebagai jalan

ii
untuk membedah makna terdalam dari al-Quran itu. Sehingga al-Quran seolah menantang
dirinya untuk dibedah.

Al-Qur’an yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad SAW, sekaligus petunjuk
untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki berbagai macam keistemewaan.
Keistimewaan tersebut antara lain susunan bahasanya yang unik memesonakan, dan pada
saat yang sama mengandung makna-makna yang dapat dipahami oleh siapa pun yang
memahami bahasanya, walaupun tentunya tingkat pemahaman mereka akan berbeda-beda
akibat berbagai faktor.

Sepeninggal Nabi, kegiatan penafsiran Al-Quran tidak berhenti. Munculnya


persoalan-pesoalan baru mendorong umat Islam generasi awal untuk mencurahkan
perhatiannya dalam menjawab persoalan umat. Dalam menafsirkan Al-Quran pada masa itu,
pegangan utama para sahabat adalah riwayat-riwayat yang dinukilkan dari Nabi. Penafsiran-
penafsiran yang dilakukan para sahabat di kemudian hari nanti dikenal dengan tafsir bil
ma’tsur (penafsiran yang sumbernya dari riwayat), cara ini kemudian dikenal dengan metode
penafsiran riwayah.

Sahabat dan tabi’in sebagaimana yang digolongkan oleh M. Quraish Shihab sebagai tafsir bil
ma’tsur, boleh dikatakan sebagai dasar-dasar bagi tafsir Al-Quran yang menerapkan metode
Ijmali. Tafsir bil ma’tsur adalah jenis tafsir Al-Quran dengan Al-Quran, penafsiran Al-Quran
dengan As-Sunnah atau penafsiran Al-Quran menurut Atsar yang timbul dari kalangan
sahabat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian tentang tafsir Ijmali dan tahlili ?

2. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh dalam metode Tafsir Ijmali dan tahlili?

3. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Ijmali dan tahlili ?

4. Bagaimana contoh tafsir Ijmali dan Tahlili

iii
C. TUJUAN MASALAH

1. Menjelaskan pengertian metode tafsir Ijmali dan Tahlili

2. Mendeskripsikan metode tafsir Ijmali dan Tahlili

3. Mengetahui kelebihan dan Kekurangan Metode Tafsir Ijmali dan Tahlili

4. Mengetahui Contoh Metode Tafsir Ijmali Dan Tahlili

iv

Anda mungkin juga menyukai