Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

Perjalanan kasus PT NKE

Pada 24 Juli 2017, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan perusahaan ini sebagai tersangka.
PT NKE dijerat dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pembangunan RS Pendidikan Khusus Penyakit
Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2010. Penetapan perusahaan ini
sebagai tersangka merupakan pengembangan penyidikan perkara yang sama dengan tersangka Dudung
Purwadi, Direktur Utama PT DGI dan Made Meregawa, pejabat pembuat komitmen.

Saat perusahaan ini diseret ke meja hijau, PT NKE didakwa memperkaya korporasi sendiri senilai ratusan
miliar rupiah dalam proyek pemerintah. Perbuatan tersebut diduga menimbulkan kerugian negara
sebesar Rp 25, 953 miliar. PT NKE didakwa melawan hukum membuat kesepakatan memenangkan
perusahaannya dalam lelang proyek Pembangunan Rumah Sakit Khusus Infeksi dan Pariwisata
Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009 dan 2010.

Atas perbuatannya, jaksa KPK menuntut PT NKE membayar pidana denda sebesar Rp 1 miliar. PT NKE
juga dituntut pidana tambahan dengan membayar uang pengganti sebesar Rp 188.732.756.416. Jaksa
juga menuntut hak PT NKE mengikuti lelang proyek pemerintah dicabut selama dua tahun.

Vonis lebih rendah daripada tuntutan jaksa

Vonis yang dijatuhkan hakim kepada PT NKE lebih rendah dari tuntutan jaksa. Ada beberapa
pertimbangan yang disampaikan oleh majelis hakim dalam putusan.

Uang pengganti dipertimbangkan berdasarkan keuntungan perusahaan atas delapan proyek yang
diperoleh dari bantuan Muhammad Nazaruddin, sebesar Rp 240 miliar. Kemudian, dikurangi uang senilai
Rp 51,3 miliar yang telah disetor ke kas negara atas pelaksanaan putusan pengadilan terhadap terpidana
mantan Direktur Utama PT DGI Dudung Purwadi.

Majelis hakim juga mempertimbangkan replik penuntut umum bahwa uang pengganti Rp 188 miliar
dikurangi dengan besaran commitment fee yang dibayar terdakwa kepada Nazaruddin dan kawan-kawan
sekitar Rp 67 miliar.

Hasil pengurangan tersebut menjadi Rp 121 miliar. Jumlah itu kembali dikurangi dengan uang yang telah
dititipkan terdakwa ke KPK sebesar Rp 35 miliar.

KPK apresiasi pencabutan hak mengikuti lelang

Pada dasarnya, KPK menghormati berbagai putusan yang telah disampaikan oleh majelis hakim. Juru
Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, salah satu titik penting dari vonis itu adalah pencabutan hak
mengikuti lelang proyek pemerintah.

"DGI ini didakwa sudah melakukan korupsi pada sejumlah proyek pemerintah, maka pencabutan hak
untuk mengikuti lelang, saya kira itu menjadi poin penting yang perlu kita hargai saat ini," kata Febri di
Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (3/1/2019).
Ia mengatakan, pencabutan hak tersebut menjadi sinyal positif dalam proses peradilan bagi perusahaan.

Jenis hukuman seperti itu, dinilai KPK, perlu diberikan untuk membedakan antara hukuman yang
dijatuhkan kepada perusahaan dengan perseorangan. Terkait perbedaan antara tuntutan jaksa dengan
vonis hakim, lanjut Febri, KPK perlu menganalisis pertimbangan hakim, sebelum akhirnya menentukan
langkah selanjutnya.

"Soal berat, ringan, dan pertimbangan hukumnya tentu saja kalau nanti ada keberatan dari hasil analisis
itu diajukan sesuai prosedur hukumnya yang berlaku," jelasnya. "Jadi kami perlu waktu untuk
menganalisis terlebih dahulu ada waktu pikir-pikir juga yang perlu diatur oleh UU," lanjut Febri

PENGENDALIAN INTERNAL

Direktur Utama PT NKE Djoko Eko Suprastowo mengatakan, vonis hakim lebih adil dibandingkan tuntutan
jaksa. Oleh karena itu, pihaknya menerima putusan tersebut.

"Saya menerima apapun keputusan pengadilan saya akan terima, karena kami mencoba patuh hukum
dan hakim sudah mempertimbangkan keadilan dan segala sesuatunya dengan baik ya kami akan
menerima dan akan melaksanakan keputusan itu," kata Djoko usai menghadiri sidang. PT NKE Akan Jual
Saham dan Aset untuk Bayar Uang Pengganti Rp 85 Miliar.

"Kami terima saja keputusannya dengan baik dan kami siap melaksanakan keputusan itu dan akan
membayar secepatnya," lanjut dia.

Djoko mengatakan, perusahaan akan menjual sebagian saham dan aset perusahaan untuk segera
membayar pidana uang pengganti sekitar Rp 85 miliar. "Kami akan menjual aset yang tidak bermanfaat,
share (saham) dari beberapa perusahaan yang kita miliki," ujar Djoko.

Pihak PT NKE telah mengakui kesalahannya, menyatakan penyesalannya, serta beritikad baik
memberikan informasi kepada publik atas perbuatannya. PT NKE juga berjanji akan lebih mengupayakan
tata kelola perusahaan yang bebas korupsi.

PENYEBAB TERJADINYA KORUPSI


PT NKE didakwa melakukan korupsi bersama-sama dengan mantan Direktur Utamanya, Dudung Purwadi,
mantan anggota DPR RI, Muhammad Nazarudin, dan Mantan Kepala Biro Administrasi Umum dan
Keuangan Universitas Udayana, Made Meregawa.

Ketiganya diduga dengan sengaja membuat kesepakatan untuk memenangkan PT NKE dalam lelang
proyek pembangunan Rumah Sakit Khusus Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana, Bali, tahun
anggaran 2009-2010.

PT NKE melakukan itu dikarenakan ingin memperkaya diri sendiri atau selaku korporasi. Kemudian,
memperkaya Muhammad Nazarudin beserta korporasi yang dikendalikannya yakni PT Anak Negeri, PT
Anugerah Nusantara dan Grup Permai sejumlah Rp 10,290 miliar.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/04/06115311/perjalanan-kasus-pt-nke-korporasi-pertama-
yang-divonis-korupsi?page=all

LANDASAN TEORI

Pengertian Korupsi Secara Umum, dan Undang Undang

Korupsi atau rasuah adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak
lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Menurut para ahli bahasa, corruptio berasal dari kata kerja
corrumpere, suatu kata dari Bahasa Latin yang lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah
corruption, corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan korupsi
(Indonesia).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk
keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan di seluruh dunia ini rentan korupsi dalam praktiknya.
Beratnya korupsi tentu berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan
dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan.
Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana
pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Dalam ilmu politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau
politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh
keuntungan pribadi, sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribadi
lainnya.

Dari sudut pandang ekonomi, para ahli ekonomi menggunakan definisi yang lebih konkret. Korupsi
didefinisikan sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan
materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang
berlaku, dan setidaknya merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu
pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.

Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Korupsi adalah
perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan kerugian keuangan pada
negara. Atau tindakan penyelewengan atau penggelapan uang baik itu uang Negara atau uang lainnya
yang dilakukan untuk keuntungan pribai atau orang lain.

Bisa juga diartikan sebagai tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Atau suatu kegiatan yang merugikan
kepentingan publik dan masyarakat luas untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Pengertian Korupsi Menurut Undang Undang

UU No 31 Tahun 1999

Pengertian korupsi menurut UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
mengartikan bahwa Korupsi adalah Setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

UU No 20 Tahun 2001

Pengertian Korupsi Menurut UU No. 20 Tahun 2001 adalah tindakan melawan hukum dengan maksud
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korupsi yang berakibat merugikan negara atau perekonomian
negara

UU No 24 Tahun 1960

Pengertian Korupsi Menurut UU No.24 Tahun 1960 adalah perbuatan seseorang, yang dengan atau
karena melakukan suatu kejahatan atau dilakukan dengan menyalah gunakan jabatan atau kedudukan.

https://www.zonareferensi.com/pengertian-korupsi/

Faktor Penyebab Korupsi

Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa tindakan korupsi adalah suatu tindakan yang ingin
mencari keuntungan pribadi atau kelompok tertentu, namun merugikan kepentingan publik dan
masyarakat luas. Adapun faktor penyebab korupsi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal penyebab korupsi berasal dari dalam diri sendiri, yaitu sifat dan karakter seseorang yang
mempengaruhi segala tindakannya. Beberapa yang termasuk di dalam faktor internal ini diantaranya:

-Sifat tamak, sifat dalam diri manusia yang menginginkan sesuatu melebihi kebutuhannya dan selalu
merasa kurang.

-Gaya hidup konsumtif, perilaku manusia yang selalu ingin memenuhi kebutuhan yang tidak terlalu
penting sehingga tidak bisa menyeimbangkan pendapatan dengan pengeluarannya, misalnya hedonisme.
2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal penyebab korupsi berasal dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi pemikiran
dan tindakan seseorang sehingga melakukan korupsi. Beberapa yang termasuk dalam faktor eksternal
tersebut diantaranya:

-Faktor ekonomi, adanya kebutuhan akan ekonomi yang lebih baik seringkali mempengaruhi seseorang
dalam bertindak. Misalnya gaji yang tidak sesuai dengan beban kerja, mendorong seseorang melakukan
korupsi.

-Faktor politik, dunia politik sangat erat hubungannya dengan persaingan dalam mendapatkan
kekuasaan. Berbagai upaya dilakukan untuk menduduki suatu posisi sehingga timbul niat untuk
melakukan tindakan koruptif.

-Faktor organisasi, dalam organisasi yang terdiri dari pengurus dan anggota, tindakan korupsi dapat
terjadi karena perilaku tidak jujur, tidak disiplin, tidak ada kesadaran diri, aturan yang tidak jelas, struktur
organisasi tidak jelas, dan pemimpin yang tidak tegas.

-Faktor hukum, seringkali tindakan hukum terlihat tumpul ke atas tajam ke bawah. Artinya, para pejabat
dan orang dekatnya cenderung diperlakukan istimewa di mata hukum, sedangkan masyarakat kecil
diperlakukan tegas. Hal ini terjadi karena adanya praktik suap dan korupsi di lembaga hukum.

Jenis dan Bentuk Korupsi

Ada banyak sekali bentuk dan contoh tindakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat, mulai dari
pegawai rendah hingga pejabat negara. Mengacu pada pengertian korupsi, adapun beberapa jenis dan
bentuk korupsi adalah sebagai berikut:

1. Bribery (Penyuapan)

Bribery atau penyuapan adalah suatu tindakan memberikan uang/ imbalan kepada pihak lain yang
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Bentuk
penyuapan tersebut misalnya;

-Memberikan atau menjanjikan sesuatu (uang atau lainnya) kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara.

2. Embezzlement (Penggelapan)

Embezzlement atau penggelapan adalah suatu tindakan kecurangan dalam bentuk penggelapan sumber
daya orang lain atau organisasi untuk kepentingan pribadi. Bentuk penggelapan tersebut misalnya;

-Membuat faktur tagihan fiktif.


-Menggunakan kas kecil untuk kepentingan pribadi.

-Penggelembungan biaya perjalanan dinas.

3. Fraud (Kecurangan)

Fraud atau kecurangan adalah suatu tindakan kejahatan ekonomi yang disengaja dimana seseorang
melakukan penipuan, kecurangan, dan kebohongan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Bentuk
fraud tersebut misalnya;

-Penggelapan uang kas dengan cara mengundur-undur waktu pencatatan penerimaan kas.

-Memanipulasi atau mendistorsi informasi/ fakta untuk kepentingan tertentu.

4. Extortion (Pemerasan)

Extortion atau pemerasan adalah suatu tindakan koruptif dimana seseorang atau kelompok melakukan
ancaman secara lalim kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa, atau perilaku yang
diinginkan dari pihak yang diancam. Bentuk pemerasan tersebut misalnya;

-Ancaman perusakan properti bila tidak memberikan uang keamanan.

-Pemerasan dengan cara ancaman merusak reputasi seseorang.

5. Favouritism (Favoritisme)

Favouritism/ favoritisme atau tindakan pilih kasih adalah suatu mekanisme koruptif dimana seseorang
atau kelompok menyalahgunakan kekuasaannya yang berimplikasi pada tindakan privatisasi sumber
daya.

https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-korupsi.html

LATAR BELAKANG

PT. Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk (NKE) merupakan perusahaan konstruksi terkemuka yang berdiri sejak
11 Januari 1982 yang dahulu bernama PT Duta Graha Indah (DGI) yang beruabah naman PT NKE pada
tahun 2012. NKE sudah tumbuh jadi perusahaan yang sanggup membangun proyek struktural dan
infrastruktur di Indonesia dan di Dunia. NKE turut berkontribusi di dalam pembangunan di Indonesia.

Pada tanggal 11 juli 2017 menerima surat dari KPK dalam surat tersebut untuk pertama kalinya NKE
ditetapkan sebagai tersangka korporasi oleh KPK. PT NKE ditetapkan sebagai tersangka dengan alasan
KPK menemukan beberapa pelanggaran diantaranya pelanggara pertama adalah adanya rekayasa dalam
penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS). Kedua, rekayasa lelang dengan mengkondisikan PT NKE
sebagai pemenang. Ketiga, adanya aliran dana dari PT NKE ke perusahaan lain. Keempat, adanya
pelanggaran berupa aliran uang suap dari perusahaan-perusahaan yang dikelola M Nazaruddin ke
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan panitia lelang. Kemudian ada kemahalan dalam satuan harga yang
membuat pemerintah harus membayar lebih tinggi. PT NKE dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 UU
Tipikor (Detik.com, 2017). Kasus ini mebuat penjualan saham dilantai bursa menurun tercatat pada awal
bulan Juni saham DGIK berada pada Rp.117 perlembar saham dan turun tajam hingga titik terendah Rp.
70 perlembar saham pada tanggal 17 Juli 2017.

KESIMPULAN

PT Duta Graha Indah (DGI) atau yang telah berganti nama menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE)
divonis membayar pidana denda sebesar Rp 700 juta. PT NKE juga dipidana tambahan dengan
membayar uang pengganti sebesar Rp 85.490.234.737. Majelis hakim juga mencabut hak perusahaan
untuk mengikuti lelang proyek pemerintah selama enam bulan.

Meskipun pelanggaran tersebut dilakukan oleh manajemen PT NKE yang lama pada tahun 2009-2010
bukan manajemen saat ini, akan tetapi apabila dibiarkan terlalu lama maka akan menyebabkan kerugian
perusahaan, kurangnya kepecayaan para pemegang saham, menurunnya nilai saham NKE dibursa efek.
Untuk itu PT NKE telah mengakui kesalahannya dan bersedia mengganti rugi atas tindakan korupsi yang
besarannya telah ditetapkan oleh KPK.

Anda mungkin juga menyukai