Anda di halaman 1dari 9

Junaidi / 2017

KORUPSI, PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

Junaidi, I Ketut Patra 1


* Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo
*Junaidi@stiem.ac.id1

Abstract
Some countries have been faced to corruption stage. Especially developing region, corruption has became a disaster
humankind and occur a global issue, because it is very disturbing cycle of the world economy. In many cases
corruption related to financial report manipulation. One of the factor fraud rate is accounting have leave religion
aspect in their report. A revolution of solution must be born in the globe. to reduces and combating the level of
corruption, but on the other hand accounting makes corruption becomes more fertile. This research uses the
literature approach and is expected to be one of the concepts for future research in conducting research on the
prevention of corruption for accounting sector. Based on literature study we found that the approach to culture and
religiosity in Indonesia will be more effective in preventing corruption. This is caused by the people of Indonesia,
which consists of many tribes, cultures, beliefs and religions.

Keywords: corruption, accounting, religiosity

Pendahuluan politisi dan pejabat negara (eksekutif, legislatif dan


Dalam buku One Man's View of The World yudikatif).
yang dirilis dua tahun sebelum berpulang, Lee Kuan Setelah Indonesia menjadi negara demokrasi
Yew mengatakan, Indonesia merupakan negara yang lebih dari satu dekade, banyak yang tergoda untuk
dikaruniai sumber daya alam melimpah. Kekayaan bertanya apakah kasus korupsi yang merajalela selama
alam itu semestinya bisa dijadikan salah satu modal periode ini sebenarnya adalah buah dari demokrasi.
untuk berkembang menjadi negara maju. Namun, Menurut Olson (1993,2000) mengapa kesejahteraan
Indonesia tak kunjung menjadi negara maju. Menurut tidak mengikuti jatuhnya sebuah pemerintahan yang
pendiri Singapura itu, salah satu faktor penghambat buruk. Alasannya adalah perubahan politik dari
kemajuan Indonesia adalah korupsi. Akibat korupsi, komunis/otoriter ke demokrasi hanya merubah tipe
satu per satu kekayaan alam Indonesia habis tanpa korupsinya dan tipe penjahatnya yakni perubahan dari
menciptakan kemakmuran pada generasi-generasi “penjahat yang diam (pasif)” menjadi “penjahat yang
berikutnya. Sampai sekarang kemakmuran itu sendiri aktif”.
seakan tidak pernah datang melainkan yang dirasakan Penjahat yang diam tahu mereka akan berkuasa
adalah dampak negatif dari eksplorasi dari sumber untuk jangka waktu yang lama. Mereka menjual
daya alam tersebut berupa bencana alam dan konflik perlindungan kepada para penjahat yang lebih kecil
antar masyarakat yang disebabkan oleh potensi sumber berkat monopoli kekuasaan mereka. Namun, ketika
daya alam tersebut (Kompas, 4 Juni 2015). rezim berubah menjadi demokrasi, tipe penjahat ini
Saat ini Indonesia mengalami titik nadir terkait berubah menjadi aktif dan lebih berbahaya
dengan masalah pertumbuhan ekonomi dan tingkat dibandingkan dengan yang diam. Penjahat yang aktif
korupsi yang terus berkembang dan seakan-akan tidak menyadari bahwa mereka mempunyai waktu yang
pernah berhenti. Hampir setiap hari kita melihat dan sedikit untuk berkuasa karena sistem demokrasi yang
mendenganr tentang fluktuasi nilai harga kebutuhan akhirnya melakukan praktek korupsi secara besar
masyarakat, melemahnya nilai tukar rupiah, rendahnya ketika mereka berkuasa.
pertumbuhan ekonomi, tingginya pengangguran dan Menurut Olson (1993,2000) di Eropa Timur,
meningkatnya keluarga miskin, disisi lain kita juga demokrasi menciptakan korupsi yang lebih berbahaya
selalu disuguhi kasus korupsi yang melibatkan para lagi dibandingkan rezim militer, bahkan demokrasi itu
mengarah kepada kerusuhan etnis, sektarian dan

71
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

mengancam perpecahan di negara demokrasi baru, pertumbuhan ekonomi, investasi publik yang lebih
Agatiello (2010). Pendapat ini tentunya tidak sesuai tinggi, pendapatan dari sektor pajak pemerintah yang
dengan Alesina dan Drazen (1991); Shleifer dan lebih rendah, pengeluaran hanya fokus pada belanja
Vishny (1993); Sandholtz dan Koetzle, (2000); rutinitas serta realisasi belanja modal lebih rendah
Treisman, (2000); Tavares (2004); Mierau et al. pada operasi bisnis yang diikuti rendahnya kualitas
(2007); Henderson dan Kuncoro (2011) yang infrastruktur, Tanzi dan Davoodi (1997).
menyatakan sistem demokrasi secara efektif
mengurangi tindak korupsi. Menurut Jetter, Agudelo Kajian Pustaka dan Pengembangan
dan Hasan (2015) sistem demokrasi efektif Hipotesis
mengurangi tindakan korupsi hanya terjadi pada Apa itu korupsi ?
dengan GDP lebih dari U$ 2.000 namun dinegara- Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-
negara miskin demokrasi berubah menjadi bencana Corrumpere yang artinya busuk, rusak,
seperti kerusuhan etnis. menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok.
Menurut Hadiz dan Robinson (2004) di Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku
Indonesia demokrasi yang sebenarnya tidak pernah pejabat publik yang menyimpang dari norma norma
terjadi lagi setelah era Soeharto. Kekuatan oligarki yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku
bisnis dan politik mengambil kontrol lebih besar atas menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi
politik Indonesia dibandingkan dengan yang dilakukan kepentingan pribadi atau kelompoknya/keluarganya.
para politisi dan masyarakat sipil itu sendiri, meskipun Korupsi cenderung meningkat dalam satu periode
sebagian besar para pemimpin Barat memuji Indonesia pertumbuhan sarta modernitas yang cepat, karena
sebagai negara muslim yang menerapkan sistem perubahan nilai-nilai, sumber baru kekayaan dan
demokrasi. kekuasaan serta perluasan pemerintahan.
Mahfud MD dalam wawancara dengan Metro Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata
TV (10/7/2015) menyatakan seluruh incumbent "Korupsi" berasal dari kata korup yang berarti buruk,
melakukan kecurangan dalam pemilihan kepala daerah rusak, busuk, memakai barang/uang yang
dengan cara memobilisasi para PNS dan dipercayakan, dapat disogok. Mengkorup adalah
memanfaatkan fasilitas negara demi kepentingannya merusak, menyelewengkan atau menggelapkan barang
saja. Jika pemilukada dimenangi dengan cara yang atau uang milik perusahaan (negara) tempat bekerja.
tidak terpuji tidaklah pantas proses itu disebut proses Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan
demokrasi dan demokrasi itu sebenarnya tidak pernah uang negara (perusahaan dsb) untuk keuntungan
ada karena suburnya praktek kecurangan serta praktek pribadi atau orang lain.
dinasti (kekeluargaan) dalam proses politik dan Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999
pencalonan kepala daerah. tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang
Mereka hanya berpikir bagaimana caranya termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah Setiap
untuk membayar biaya selama proses pemilu. orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan
Kenyataan ini bukanlah sebuah demokrasi melainkan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan
pluktorasi; istilah dari Aristoteles yang mengacu pada diri sendiri atau orang lain atau suatu
dominasi orang-orang kaya di dalam mengendalikan korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun
pemerintahan. Pengaruh lain dari rent seeking adalah kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
oligarki. Indonesia setelah rezim otoriter, jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
menunjukkan bahwa sebagian besar elit politik dan keuangan negara atau perekonomian negara.
para pemimpin hanya fokus pada perang argumen satu
sama lain dan bagaimana cara memperoleh kekuasaan Mengapa korupsi terjadi
daripada memikirkan bagaimana cara untuk Beberapa tahun terakhir korupsi telah berubah
membangun perekonomian Indonesia. dari sebuah isu nasional atau regional menjadi masalah
Dalam jangka panjang negara dengan tingkat global. Beberapa kepala pemerintahan telah jatuh dan
korupsi yang tinggi kesulitan untuk membiayai belanja digiring ke pengadilan seperti Tunisia, Mesir, India,
negara karena defisit amggaran yang tinggi, rendahnya dll. Hampir tidak ada wilayah yang bebas dari wabah

72
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

korupsi. Skandal korupsi dan runtuhnya kerajaan Zekos (2004) membahas banyak aspek korupsi
Blatter di Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) serta dalam konteks globalisasi dan membedakan
berlanjutnya krisis keuangan Yunani menjadi topik komponen-komponen korupsi berupa korupsi prinsip
hangat hampir diseluruh dunia. Blatter dan Yunani yakni harmonisasi prinsip etika dalam bisnis dapat
menggulang sejaran-sejarah kerajaan bisnis dan berkontribusi menghentikan korupsi. Dengan kata lain,
pemerintahan sebelumnya yang hancur karena korupsi. korupsi hanya bisa dihentikan dengan pelaksanaan
Menurut E.Y. Sarna (2010) keserakan atau ketamakan prinsip-prinsip etika secara universal, korupsi
awal dari terjadinya malapetaka dan kehancuran yang perilaku/moral. dimana dilema etika dalam perusahaan
disebabkan oleh korupsi. bisnis berhubungan dengan pemimpin bisnis serta
Alesina dan Drazen (1991); Tavares (2004) dan karyawan yang memilih hal-hal yang paling
Mierau et al. (2007) berpendapat bahwa jumlah partai menguntungkan meskipun perilaku tersebut tidak etis
politik dapat mengurangi tingkat korupsi dan apabila bagi organisasi.
akses ekonomi lebih berat dibanding akses ekonomi, Hal ini didorong agar perusahaan dapat
orang akan memasuki arena politik untuk bersaing karena ketatnya persaingan di pasar global,
mendapatkan uang dan ini dapat menjurus kepada korupsi orang/individual dimana menurut Zekos
semakin luasnya korupsi politik dan korupsi ekonomi. korupsi skala kecil sangat sulit untuk dihentikan,
Semakin partai politik itu kurang berkembang, tingkat korupsi organisasi yang disebabkan dalam bisnis
korupsi akan semakin meluas karena lemahnya kadang mengandung banyak ketidakpastian
pengawasan. (Shleifer dan Vishny, 1993; Sandholtz keuntungan, sehingga para pemimpin bisnis cenderung
dan Koetzle, 2000; Treisman, 2000; Agatiello, 2010; melakukan "pendekatan menghindari kerugian" serta
Graycar dan Sidebottom, 2012; Jetter, et. al, 2015). korupsi negara/pemerintah pemerintah yang korup
Faktor sosial dan budaya memainkan peran hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, kompetensi
khusus dalam mengidentifikasi tidak lagi dikembangkan sebagaimana mestinya. Dia
tingkat korupsi suatu negara, menurut La Porta (1999), mengatakan bahwa korupsi seperti membuat ekonomi
Treisman (2000) dan Alesina (2003). Agama dan nasional kurang efisien. Masyarakat tidak lagi
sistem sosial memiliki pengaruh dalam menekan mempercayai para pemimpin politik dan pegawai
korupsi. Faktor ekonomi, seperti keterbukaan ekonomi negeri.
(Dreher, 2006; Treisman, 2000), sektor publik dalam
perekonomian (Tanzi, 1998; Treisman, 2000), tingkat Korupsi dalam Tinjauan Islam
remunerasi di sektor publik (Rijckeghem dan Weder, Korupsi merupakan satu bentuk kejahatan
1997), memiliki dampak langsung pada tingkat modern. Sebagai kejahatan modern, dampak negatif
korupsi di sebuah negara. yang ditimbulkannya tidak hanya mengancam
keseimbangan negara, namun juga menodai prinsip
Tipe-tipe korupsi keadilan, kesejahteraan rakyat, penegakan hukum,
Aguilera dan Vadera (2008) membedakan bahkan misi agama. Ketika agama datang
tipologi korupsi berdasarkan kompleksitas dan praktek mendeklarasikan prinsip keadilan, kejujuran dan
korupsi di seluruh dunia yang dilakukan oleh sebuah penggunaan kewenangan sesuai fungsinya, tindakan
organisasi/perusahaan dengan menggunakan otoritas korupsi justru melawan semua itu. Ketika Allah
dalam organisasi untuk keuntungan mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi
pribadi/organisasi". Selanjutnya Aguilera dan Vadera (Al-Baqarah [2]: 30), sikap amanah adalah sebuah
(2008) membedakan tiga jenis korupsi yang dilakukan keniscayaan yang tak bisa ditawar.
sebuah organisasi/perusahaan yakni korupsi prosedural Korupsi terjadi karena pelakunya mengalami
ketika seseorang tidak mengikuti (etika) prosedur sesat pikir atas prinsip kejujuran dan amanah. Dengan
perilaku bisnis, korupsi skema jika organisasi demikian, bukan saja melawan moralitas secara umum,
memerlukan suap, membayar politisi dan birokrat korupsi juga merupakan perlawanan atas agama, yakni
untuk melakukan bisnis, korupsi akan menjadi bagian perlawanan non-konfrontatif. Di dalam Islam, prinsip
dari operandi, korupsi kategori ketika perusahaan moderasi (wasathiyah) adalah wajah lain sebuah
diharapan melakukan tindakan tidak etis atau korupsi keadilan. Dalam salah satu varian maknanya, adil
untuk bertahan hidup. adalah menempatkan sesuatu sesuai tempatnya.
73
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

Melakukan sesuatu secara kurang (taqshir/tafrith) tidak masyarakat sipil adalah nilai-nilai (values). Dalam
dapat disebut sebagai keadilan, begitu pula melakukan kaitannya dengan korupsi, jika kita melihat
sesuatu secara berlebihan (ifrath). Moderasi bergerak pendekatanpendekatan yang ditawarkan untuk
di antara dua kutub tersebut. (Bagir, 2015) penyelesaian persoalan korupsi di Indonesia, maka kita
dapat mengatakan bahwa kehidupan sosial di
Korupsi dan Tiga Pilar Sosiologis Indonesia belum sepenuhnya sehat. Pendekatan-
Perhatian berbagai kalangan masyarakat bahkan pendekatan yang ditawarkan hingga saat ini masih
masyarakat awam tentang korupsi memperlihatkan berat sebelah karena tidak jarang mengesampingkan
bahwa sebenarnya setiap pribadi di dalam masyarakat pilar ketiga yaitu budaya yang banyak juga berbicara
secara individu memiliki kemauan untuk menjadi lebih tentang nilai-nilai manusia bahkan spiritualitas.
baik dengan memberikan sumbangsihnya bagi
persoalan ini. Selain itu, keprihatinan dari berbagai Penelitian terdahulu
kalangan masyarakat juga memperlihatkan bahwa
Akibat Korupsi
sebenarnya persoalan korupsi memberi dampak sosial
Tanzi dan Davoodi (1997) mengidentifikasi 4
yang destruktif. Dengan kata lain, persoalan korupsi
(empat) dampak buruk korupsi yakni rendahnya
adalah persoalan sosial karena menyangkut kehidupan
pertumbuhan ekonomi, investasi publik yang lebih
orang banyak (baca: masyarakat sosial) di Indonesia.
tinggi, pendapatan pemerintah yang lebih rendah,
(Tamawiwy-Karundeng, 2015)
pengeluaran lebih rendah pada operasi bisnis dan
Berbicara tentang aspek sosial, Perlas (2001)
rendahnya kulitas infrastruktur. Hasil kajian NGO
mengingatkan bahwa kehidupan sosial selalu terdiri
global anti korupsi itu menunjukkan, semakin parah
atas tiga subsistem penting (three realms/three
tingkat korupsi di suatu negara, semakin tinggi
subsytems) yaitu: politik (politic), ekonomi (economy)
ketimpangan pendapatan yang terjadi di negara
dan budaya (culture). Ketiga subsistem ini disebut
tersebut. Artinya, korupsi membuat si kaya semakin
juga sebagai „tiga pilar sosiologis‟. Interaksi ketiga
kaya dan si miskin tambah miskin.
pilar inilah yang menentukan kehidupan sosial macam
Selanjutnya Tanzi menyatakan korupsi
apa yang kita hidupi di Indonesia. Menurut Perlas, kita
menurunkan kemampuan pemerintah mencegah
akan hidup dalam kondisi sosial yang sehat jika ketiga
kegagalan pasar. Hasil analisis TI juga menunjukkan,
pilar ini saling menopang satu sama lain dan
semakin tinggi korupsi di suatu negara, semakin tinggi
mengembangkan kemampuan mereka masing-masing
pula tingkat pengangguran di negara bersangkutan.
untuk menyadari bahwa setiap pilar dapat memiliki
Selanjutnya, hasil penelitian Treisman (2000) bertajuk
pengaruh yang kuat terhadap dua lainnya.
"The Causes of Corruption: A Cross-National Study"
Dengan kata lain Perlas juga mengatakan
menemukan bukti ada hubungan terbalik antara
bahwa dominasi salah satu atau lebih pilar sehingga
korupsi dan pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin
mengesampingkan bahkan menaklukkan salah satu
tinggi korupsi di suatu negara, semakin rendah kinerja
atau dua lainnya dalam kehidupan sosial ini
ekonomi negara tersebut.
melahirkan kehidupan sosial yang tidak sehat.
Mauro (1995,1998) mengemukakan korupsi
Konsepsi formasi sosial seperti ini menjadi sebuah
sangat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi
upaya bagi pembagian kekuasaan yang menghargai
dan tingkat realisasi pengeluaran pemerintah.
budaya sebagai juga pondasi yang berdiri sejajar
Pemerintah yang korup selalu menghadapi tingkat
dengan politik dan ekonomi. Menurut Perlas, ketiga
pertumbuhan ekonomi yang rendah serta mengurangi
pilar ini biasanya diwakili oleh tiga institusi kunci
belanja di sektor pendidikan. Disisi lain anggaran dan
yang berpengaruh dalam kehidupan sosial.
belanja di bidang militer cenderung terus meningkat
Perlas menunjukkan beberapa perbedaan fungsi
(Gupta et al., 2001). Disisi lain korupsi sangat
ketiga pilar, salah satunya adalah mengenai „dasar
mempengaruhi tingkat konsolidasi anggaran Arin.,
hubungan‟ (relationship bases). Dasar hubungan
et.al (2011).
pemerintahan adalah peraturan/hukum (rules). Dasar
Alesina dan Drazen (1991); Tavares (2004) dan
hubungan bisnis adalah transaksi-transaksi
Mierau et al. (2007) berpendapat bahwa jumlah partai
(transactions). Sedangkan dasar hubungan organisasi
politik dapat mengurangi tingkat korupsi dan apabila
74
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

akses ekonomi lebih berat dibanding akses ekonomi, Metode Penelitian


orang akan memasuki arena politik untuk
mendapatkan uang dan ini dapat menjurus kepada
semakin luasnya korupsi politik dan korupsi ekonomi.
Hasil dan Pembahasan
Semakin partai politik itu kurang berkembang, tingkat
Berdasarkan data komisi pemberantasan
korupsi akan semakin meluas karena lemahnya
korupsi (KPK) sampai tahun 2015 sebagian besar
pengawasan. (Shleifer dan Vishny, 1993; Sandholtz
tindakan korupsi di Indonesia dilakukan dengan
dan Koetzle, 2000; Treisman, 2000; Agatiello, 2010;
penyuapan, pengadaan barang dan jasa,
Graycar dan Sidebottom, 2012; Jetter, et. al, 2015).
penyalahgunaan anggaran, pungutan, perijinan dan
Dreher, Kostogiannis dan McCorriston (2004)
TPPU. Semua unsur dari pemerintah baik eksekutif,
mengidentifikasi ada empat faktor yang menjadi
legislatif maupun yudikatif menjadi pesakitan di KPK,
penyebab munculnya korupsi, yaitu faktor politis dan
namun sebagian besar pelaku tindakan korupsi
judisial, faktor historis, faktor sosial dan budaya, dan
berhubungan dengan partai politik (DPR/DPRD dan
faktor ekonomik. Faktor sosial dan budaya pada
Kepala Daerah).
hakekatnya terkait dengan sikap moral. Orang yang
memiliki kualitas moral yang terpuji cenderung
menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan korupsi.
Mereka cederung dalam membuat keputusan dan
mengimplementasikan program dalam berbagai
kegiatannya cenderung menghindarkan diri dari
perbuatan-perbuatan yang merugikan orang lain atau
pihak lain begitu juga sebaliknya.
Faktor sosial dan budaya memainkan peran
khusus dalam mengidentifikasi
tingkat korupsi suatu negara, menurut La Porta (1999),
Treisman (2000) dan Alesina (2003). Agama dan
sistem sosial memiliki pengaruh dalam menekan
korupsi. Faktor ekonomi, seperti keterbukaan ekonomi
(Dreher, 2006; Treisman, 2000), sektor publik dalam
perekonomian (Tanzi, 1998; Treisman, 2000), tingkat
remunerasi di sektor publik (Rijckeghem dan Weder,
Grafik 1 : Modus tindakan korupsi (Sumber : KPK
1997), memiliki dampak langsung pada tingkat
2015)
korupsi di sebuah negara. Selanjutnya Aguilera dan
Vadera (2008) membedakan tipologi korupsi Sebagian besar tindakan korupsi melibatkan
berdasarkan kompleksitas dan praktek korupsi anggota DPR/DPRD yang mempunyai wewenang
diseluruh dunia. penganggaran dan pihak eksekutif (menteri/kepala
Henderson dan Kuncoro (2012) meneliti aliran daerah) sebagai pihak pengguna anggaran. Direktur
partai politik yang ada di Indonesia, mengemukakan Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kemendagri
faktor partai politik cukup dominan yang Djohermansyah Djohan mengungkapkan hingga
mempengaruhi tingkat korupsi pada suatu periode dan Januari 2014 sebanyak 318 orang dari total 524 orang
daerah di Indonesia yaitu partai yang berbasis agama kepala daerah dan wakil kepala daerah tersangkut
dalam hal ini agama Islam lebih sedikit melakukan dengan kasus korupsi sejak diterapkan pilkada
tindakan korupsi jika dibandingkan partai yang langsung digelar. Berdasarkan data dari ICW tahun
berbasis non agama. Modus kecurangan dan korupsi 2014 kurang lebih 43 kepala daerah jadi tersangka,
dilakukan dengan cara menyuap pihak politikus dan tentunya angka ini terus bertambah di tahun 2015.
penegak hukum serta aparat birokrasi dalam Indonesia Corruption Watch (ICW)
mendapatkan pelayanan. mengungkap tren korupsi di tanar air sepanjang tahun
2014, mengalami grafik peningkatan yang luar biasa.

75
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

Semester pertama 2014, terdapat 308 kasus korupsi melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum
dengan jumlah tersangka 659 orang dan kerugian dengan melakukan korupsi. Padahal korupsi
negara Rp3,7 triliun. Semester kedua, ada 321 kasus merupakan tindakan melanggar hukum karena
korupsi dengan 669 orang tersangka, serta kerugian menyelewengkan kekuasaan publik untuk kepentingan
negara sebesar Rp1,59 triliun. Total tahun 2014, tertentu.
jumlah kasus 629 kasus, jumlah tersangka 1.328 orang
dan kerugian negara sebesar Rp5,29 triliun. Selama Transformasi Budaya Nusantara Dalam
tahun 2013 ada 560 kasus, dengan tersangka korupsi Pemberantasan Korupsi
sebanyak 1.271 tersangka. Tahun 2010 448 kasus, ada Dalam tatanan sosial dan hidup bernegara,
1.157 tersangka, tahun 2011 436 kasus dengan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari Muhammadiyah
tersangka sebanyak 1.053 tersangka dan tahun 2012 dan Nadlatul Ulama begitu juga sebaliknya. Dalam
sebanyak 401 kasus dengan jumlah tersangka perspektif hukum pemberantasan maupun pencegahan
sebanyak 877 tersangka. korupsi digawangi KPK (Komisi Pemberantasan
Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di Korupsi). Bahkan gerakan moral pemberantasan
dalam sektor publik dengan mengalihkan investasi korupsi juga telah di mulai pada tahun 2003 yang
publik ke proyek-proyek dimana sogokan tersedia digawangi NU dan Muhammadiyah dalam Moment of
lebih banyak. Pejabat menambah kompleksitas proyek Understanding (MoU) tentang gerakan moral Nasional
masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi, pemberantasan Korupsi. (Nasution, 1999).
yang akhirnya menghasilkan lebih banyak kekacauan. Selama ini terdapat anggapan bahwa sulitnya
Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemberantasan korupsi di Indonesia adalah akibat
pemerintahan, infrastruktur serta menambahkan pemahaman bahwa korupsi adalah budaya bangsa.
tekanan terhadap anggaran pemerintah, biaya barang Pemahaman ini perlu diluruskan dengan menunjukkan
dan jasa, yang kemudian realisasi dan kualitas bahwa budaya bangsa Indonesia adalah anti terhadap
anggaran yang kurang bermanfaat terhadap korupsi. Indonesia adalah Negara yang bersifat
kesejahteraan masyarakat. pluralistik baik suku, budaya, bahasa, kepercayaan
maupun agama. Keberagaman tersebut mengakibatkan
Korupsi di Indonesia keberagaman (pluralisme) hukum sebagai fakta yang
Arifianto (2004) menegaskan ada tiga teori tidak dapat dihindari.
yang dapat menjelaskan terjadinya korupsi di Transformasi budaya nusantara ke dalam
Indonesia, yaitu mainstream economic theory, format pembangunan hukum, khususnya
patrimonialism theory, and kleptocratic state theory. pemberantasan korupsi, bersumber dari 2 (dua) elemen
Pertama, teori ini menjelaskan bahwa negara sering penting : pertama, yang dihasilkan dari nilai-nilai
bertindak monopoli terhadap aktivitas ekonomi negara. agama; dan kedua, yang dihasilkan dari nilai-nilai
Kedua, teori ini berpendapat bahwa korupsi dapat adat. Budaya nusantara yang bersumber dari nilai
berperan sebagai cara untuk meningkatkan integrasi agama antara lain dapatdilihat dari pandangan Islam
politis di antara suku bangsa, partai dan fraksi dalam yang menyatakan bahwa: “Tindak Pidana Korupsi
pemerintahan. Ketiga, teori ini menyatakan bahwa untuk memperkaya diri dari harta negara adalah
korupsi endemik berada dalam rezim yang perbuatan zhalim (aniaya), karena kekayaan negara
dikendalikan oleh pimpinan negara yang memiliki adalah harta yang dipungut dari masyarakat termasuk
tujuan melalui posisinya hanya untuk memperkaya masyarakat miskin yang mereka peroleh dengan susah
diri. payah. Bahkan perbuatan tersebut berdampak sangat
Harold D. Laswell dalam buku Who Gets What, luas serta berdampak menambah kuantitas masyarakat
When, How mengatakan: “Politik adalah masalah siapa miskin baru”. (Muhlizi, 2014).
mendapat apa, kapan, dan bagaimana. Berdasarkan Korupsi adalah perbuatan yang dikategorikan
pendapat inilah, cara seseorang mendapatkan membuat kerusakan di bumi. Lebih jauh hal ini
kekuasaan publik dengan cara-cara tertentu, misalnya dijelaskan dalam Fatwa Ulama Nahdlatul Ulama (NU)
ketika seseorang memperoleh sebuah jabatan publik pada Munas Alim Ulama dari kalangan NU di Asrama
menggunakan cara money politics, maka ketika ia Haji Pondok Gede, Agustus 2002 yang
sudah menjalankan kekuasaannya, ia berpotensi mengemukakan halhal sebagai berikut :
76
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

(1) Dalam pandangan syariat, korupsi merupakan diawali dengan kata “tepujilah tuhan”. Hal ini
penghianatan berat (ghulul) terhadap amanat berdasakan apa yang dilihatnya dari para pedagang
rakyat. Dilihat dari cara kerja dan dampaknya, arab selalu mengawali setiap kegiatannya dengan kata
korupsi dapat dikategorikan sebagai pencurian “Bismillahi rahmanni rahim”, semua aktivitas wajib
(sariqah), perampokan (nahb); memohon ridho dari Allah SWT karena tidak ada
(2) Pengembalian uang korupsi tidak menggugurkan kejadian tanpa ijin Allah SWT.
hukuman. Karena tuntutan hukuman merupakan Di era modern segalanya telah berubah kata
hak Allah, sementara pengembalian uang korupsi yang sangat mulia diganti dengan sesuatu yang berbau
ke Negara merupakan hak masyarakat (hak materi yakni laporan posisi keuangan, laporan laba
adamiy). Hukuman yang layak untuk koruptor rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
adalah potong tangan sampai dengan hukuman Disinilah awal masalahnya, berapa banyak kecurangan
mati; akuntansi di dunia seperti Enron, Xerox, Kanebo, dan
(3) Money politics sebagai pemberian (berupa uang lain-lain. Terbaru di Indonesia bagaimana seorang
atau benda lain) untuk mempengaruhi dan atau auditor senior BPK ditangkap KPK karena melakukan
menyelewengkan keputusan yang adil dan praktek fraud.
obyektif dalam pandangan syariat merupakan Banyak pihak berpendapat salah satu solusinya
suap (risywah) yang dilaknat Allah, baik yang kembali ke sistem syariah sebagaimana yang
memberi (rasyi), yang menerima (murtasyi), dipraktekkan perbankan syariah. Dibandingkan dengan
maupun yang menjadi perantara (raaisyi). laporan keuangan perbankan syariah di Timur Tengah,
disetiap laporannya diawali dengan kata “Bismillahi
Dalam agama Kristen, korupsi juga sangat Rahmani Rahim”. Hal tersebut tidak ditemukan di
dilarang, karena : pertama, korupsi identik dengan laporan keuangan perbankan syariah di Indonesia.
mencuri. Dalam 10 Perintah Tuhan, larangan
kedelapan adalah larangan untuk mencuri. 10 Perintah Simpulan
Tuhan adalah salah satu norma yang dituangkan di Di Indonesia korupsi secara langsung
Alkitab Perjanjian Lama dan merupakan inti dari etika mempengaruhi dan memiliki korelasi negatif dengan
Alkitab Perjanjian Lama. Dalam Keluaran 20:15, tingkat investasi, pertumbuhan ekonomi, dan
Allah berfirman: Jangan mencuri. Sementara itu pengeluaran pemerintah untuk program sosial dan
korupsi adalah mencuri dengan cara diam-diam, kesejahteraan. Hal-hal ini merupakan bagian dari inti
dengan cara halus mengurangi hak negara atau orang ekonomi makro. Hal ini sama dengan kesimpulan
lain demi kepentingan pribadi. Larangan mencuri juga Mauro (1995); Olson (1993, 2000); Henderson dan
dikemukakan Yesus dalam bentuk yang berbeda, yaitu Kuncoro (2011) yang menyatakan demokrasi tidak
hukum mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi dan
(Matius 22: 39; Mark 12: 31; Lukas 10: 27). mengurangi tingkat korupsi.
Larangan korupsi juga ditemukan dalam agama Proses demokrasi di Indonesia berkorelasi
Buddha yang mengatakan: “tujuan hidup yaitu nirwana dengan korupsi. perubahan politik hanya merubah tipe
(puncak), manusia korup akan tak bahagia”, kemudian korupsinya. Demokrasi menciptakan korupsi baru dan
agama Hindu yang menyebutkan: “pemimpin korup mengarah kepada kerusuhan suku, agama dan ras.
tak akan hidup kembali, suap sebagai pintu masuk Kesimpulan ini sesuai dengan Agatiello (2010);
dosa, pendosa tak diakui oleh Tuhan dan kena karma”, Jetter, Agudelo dan Hasan (2015) yakni sistem
serta Konfusianis yang menyatakan : ”pendidikan demokrasi efektif mengurangi tindakan korupsi hanya
beretika, pengendalian diri, pemerintahan akan hancur terjadi pada negara yang tergolong maju dan makmur.
bila rakyat sudah tak menaruh kepercayaan Salah satu hal yang menjadi penyebab suburnya
terhadapnya.” korupsi selama ini adalah pendekatan yang digunakan
Luca pacioli yang dikenal sebagai bapak dalam pencegahan korupsi sedikit melupakan faktor-
akuntansi modern pada awal memperkenalkan metode faktor budaya dan agama mengingat bagsa Indonesia
pencatatan sangat memahami fenomena ini. Oleh terdiri dari berbagai macam budaya dan agama.
karena itu disetiap pembuatan laporan keuangan selalu

77
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

Karena, seperti tampak jelas dalam berbagai [3] Bagir, Haidir, (2015), Korupsi dari perspektif
tradisi tekstual Islam, adalah amal-amal buruk yang filsafat dan etika Islam, Etika dan Religiusitas
akan menyebabkan kotornya “hati” ini. Nah, untuk Anti-Korupsi (dari konsep ke praktek di
bisa membuat pengetahuan dan sikap hati itu Indonesia), Geneva: Globethics.net
benarbenar menjadisecond nature diperlukan latihan- [4] Dreher, A, (2006), Does globalization affect
latihan (exercises) – growth? Evidence from a new index of
yang dalam pendidikan keagamaan (tarbiyah atau, globalization, Applied Economics, 38, 1091–
tepatnya, ta‟dib) – disebut sebagai riyadhah (makna- 1110.
aslinya memang adalah „latihanlatihan‟). [5] Graycar, A dan Sidebottom, A;
Menurut Al-Farabi, tak mungkin seseorang (2012),"Corruption and control: a corruption
sejak lahir dianugerahi sifat-sifat baik atau buruk. reduction approach", Journal of Financial Crime,
Meskipun demikian, ia boleh jadi dianugerahi Vol. 19 Iss 4 pp. 384-399
kesiapan-kesiapan alami (disposisi atau isti‟dad) bagi [6] http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt54afe
perilaku-perilaku baik dan buruk tersebut. Kesiapan bb14ae5a/ini-10-kepala-daerah-yang-tersandung-
ini, melalui praktik, dapat berkembang menjadi suatu korupsi-di-2014; diakses pada 21 Juli 2015
kebiasaan (hay‟ah atau habitus) yang, sekali tertanam [7] Hadiz, V.R dan Robinson, R; (2004);
dalam jiwa, disebut kebaikan atau keburukan. 14 Reorganising power in Indonesia : the politics of
Maka,berbeda dengan pengetahuan mengenai oligarchy in an age of Markets; New York :
moralitas (baik-buruk) yang bertempat dan beroperasi RoutledgeCurzon, pp. 136-167
dalam akal teoretis sebagaimana di atas, dorongan [8] Henderson, J.V dan Kuncoro, A, (2011),
untuk melakukan tindakan moral sesungguhnya Corruption and local democratization in
terdapat di akal praktis. Akal praktis ini berurusan Indonesia: The role of Islamic parties, Journal of
dengan nafsu, emosi, serta estimasi dan imajinasi. Ia Development Economics 94 , p. 164–180
berperan dalam memprakarsai dan menggesa, serta [9] Iqbal, Z. dan Lewis, M.K. (2002), “Governance
mengarahkan dan mengoordinasikan sebuah tindakan. and corruption: can Islamic societies and the
Bersama dengan akal teoretis, akal praktis melahirkan westclearn from each other?”, American Journal
kaidah-kaidah umum moralitas, dan memberikan of Islamic Social Sciences, Vol. 19, pp. 1-33, Part
pengaruh penyeimbang terhadap fungsi-fungsi jasmani 2.
dan, dengan demikian, memastikan keselarasannya [10] Jetter, M, Agudelo A.M, dan Hasan, A.R; (2015),
dengan norma-norma kebajikan. The Effect of Democracy on Corruption: Income
Perlunya menumbuhkan kesadaran kepada is Key; World Development Vol. 74, pp. 286–
pihak-pihak pengambil keputusan di perbankan 304
syariah seperti DPS, SSB dan IAI kompartemen [11] Komisi pemberantasan korupsi (2015),
akuntansi syariah untuk memuat kata yang begitu “http://acch.kpk.go.id/en/statistikpenanganan-
akrab dan pendek namun memberikan dampak yang tindak-pidana-korupsi-berdasarkan-jenis-perkara
besar dalam mencegah korupsi dan kecurangan (accessed 19 juli 2015).
laporan keuangan. Hal ini menyangkut tanggung [12] Mauro, P., (1995), Corruption and growth.
jawab bukan hanya kepada stakeholders melainkan Quarterly Journal of Economics 110, 681–712.
kepada Allah SWT. [13] Mauro, P., (1998), Corruption and the
composition of government expenditure. Journal
Referensi of Public Economics 69, 263–279.
[1] Agatiello, O,R; (2010); Corruption not an end [14] Mierau, J., Jong-A-Pin, R., de Haan, J., 2007. Do
Geneva School of Diplomacy and International political variables affect fiscal policy adjustment
Relations, Geneva, Switzerland, Management decisions? New empirical evidence. Public
Decision Vol. 48 No. 10; pp. 1456-1468 Choice 133 (3), 297–319.
[2] Alesina, A., Drazen, A., (1991), Why are [15] Muhlizi, A.F, 2014, revolusi mental untuk
stabilisations delayed ? The American Economic membentuk budaya hukum anti korupsi, Jurnal
Review 81 (5), 1170–1188. Rechtsvinding, Vol 3 No 3

78
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018
Junaidi / 2017

[16] Olson, M., (1993), Dictatorship, democracy, and [30] www.kompas.com, 04 Juni 2015, diakses 1
development. American Political Science Review Juli 2015
87, 567– 576. [31] www.Liputan6.com, diakses pada 24 Maret
[17] Olson, M., (2000), Power and Prosperity: 2015
Outgrowing Communist and Capitalist [32] www.beritasatu.com/hukum/249903-icw-43-
Dictatorships. Basic Book, New York. kepala-daerah-tersangka korupsi-dominan-
[18] Perlas, Nicanor, 2001, “Social Threefolding”, berafiliasi-ke-partai-tertentu.html; diakses pada
dalam Nicanor Perlas, Shaping Globalization: 21 Juli 2015
Civil Society, Cultural Power and Threefolding, [33] Zekos, G.I. (2004), “Ethics versus corruption in
dalam http://www.globenet3.org/threefold.shtml, globalization”, Journal of Management
diakses tanggal 20 Desember 2015 Development, Vol. 23 No. 7, pp. 631-647.
[19] Rijckeghem, R.V dan Weder, B, (1997),
„Corruption and the Rate of Temptation: Do Low
Wages in the Civil Service Cause Corruption?‟
(Washington, D.C.: IMF Working Paper No.
97/93
[20] Rose-Ackerman, S. (1978), Corruption: A Study
in Political Economy, Academic Press, New
York, NY.
[21] Rose-Ackerman, S. (2000), “Corruption and
government: causes, consequences, and reform”,
Public Choice, Vol. 104, pp. 1-2.
[22] Sandholtz, W dan Koetzle. W, (2000)
„Accounting for Corruption: Economic Structure,
Democracy, and Trade‟, International Studies
Quarterly, 31–50

[23] Shleifer, A dan Vishny, R.W, (1993),


„Corruption‟, Quarterly Journal of Economics,
108, 599–617.
[24] Tamawiwy-Karundeng, A.C, , (2015), Korupsi
dari perspektif filsafat dan etika Islam, Etika dan
Religiusitas Anti-Korupsi (dari konsep ke praktek
di Indonesia), Geneva: Globethics.net
[25] Tanzi, V., Davoodi, H., (1997), Corruption,
public investment, and growth. IMF Working
Paper WP/97/139.
[26] Tanzi, V., (1998), Corruption around the world:
causes, scope and cures. IMF Staff Papers 45,
559–594.
[27] Tavares, J., (2004), Does right or left matter?
Cabinets, credibility and fiscal adjustments,
Journal of Public Economics 88 (12), 2447–2468.
[28] Transparency International (2014), Transparency
International 2014 Annual Report.
[29] Treisman, D., (2000), The causes of corruption: a
cross-national study. Journal of Public
Economics 76 (3), 399–457.

79
Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 3(1), 2018

Anda mungkin juga menyukai