Anda di halaman 1dari 4

Masyarakat Madani

1. Pengertian Masyarakat Madani


Masyarakat madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu berinteraksi
dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan maju. Dalam
masyarakat madani, setiap warganya menyadari dan mengerti akan hak-haknya serta
kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama. Masyarakat madani sangat
menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Masyarakat madani adalah masyarakat bermoral yang menjamin keseimbangan
antara kebebasan individu dan stabilitas masyarakat, dimana masyarakat memiliki
motivasi dan inisiatif individual. Masyarakat madani merupakan suatu masyarakat ideal
yang didalamnya hidup manusia-manusia partisipan yang masing-masing diakui
sebagai warga dengan kedudukan yang serba serta dan sama dalam soal pembagian hak
dan kewajiban.

2. Institusi Penegakan Masyarakat Madani

Institusi Masyarakat madani adalah institusi (lembaga) yang dibentuk atas dasar
motivasi dan kesadaran penuh dari diri individu, kelompok, dan masyarakat tanpa ada
instruksi (perintah), baik yang bersifat resmi (formal) dari pemerintah (negara) maupun
dari individu, kelompok dan masyarakat tertentu. Landasan pembentukan lembaga ini
adalah idealisme perubahan kearah kehidupan yang independen dan mandiri.

 Sifat atau karakteristik lembaga (institusi) masyarakat madani adalah:


a. Independen adalah bahwa negara ini memiliki sifat yang bebas (netral) dari
intervensi lembaga lain, baik lembaga pemerintah mauppun non pemerintah.
b. Mandiri, yaitu bahwa lembaga ini memiliki kemampuan dan kekuatan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi lembaga, dengan tidak melibatkan pihak lain diluar
institusi.
c. Swaorganisasi, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian institusi dilakukan
secara swadaya oleh SDM lembaga.
d. Transparan, yaitu bahwa dalam pengelolaan dan pengendalian institussi dilakukan
secara terbuka.
e. Idealis, yaitu bahwa pengelolaan dan pengendalian, serta pelaksanaan institusi
diselenggarakan dengan nilai-nilai yang jujur, ikhlas dan ditunjuk bagi
kesejahteraan masyarakat banyak.
f. Demokratis, yaitu bahwa institusi yang dibentuk, dikelol, serta dikendalikan dari,
oleh, dan untuk masyarakat sendiri.
g. Disiplin, yaitu bahwa institusi dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus taat
dan setia terhadap segenap peraturan perundangan yang berlaku.
 Bentuk instansi masyarakat madani dapat diklasifikasikan dalam tiga macam:
1. Institusi (lembaga) Sosial, seperti:
a. Lembaga Sosial.
b. Masyarakat (LSM) dan partai politik.
c. Organisasi kepemudaan, seperti KNPI, HMI, PMII, KAMMI.
d. Organisasi kemahasiswaan.
e. Organisasi kemasyarakatan, seperti MKGR, Kosgoro, SOKSI, dll.

2. Institusi (lembaga) Keagamaan

Institusi ini adalah institusi yang dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat,
untuk melakukan pengelolaan, dan pengendalian program-program bagi
pengembangan keagamaan. Bentuk institusi ini meliputi, antara lain:

a. Institusi (lembaga) Keagamaan dalam Islam, seperti NU, Muhammadiyah, MUI,


ICM, dll.
b. Institusi (lembaga) Keagamaan Kristen, seperti PGI.
c. Institusi (lembaga) Keagamaan Budha, seperti Walubi.
d. Institusi (lembaga) Keagamaan Hindu, seperti Parsida Hindu Darma.
e. Institusi (lembaga) Keagamaan Katholik, seperti KWI.

3. Institusi (lembaga) Paguyuban

Institusi ini adalah institusi yang dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat
untuk melakukan pengelolaan dan pengendalian program-program bagi peningkatan
kekerabatan /kekeluargaan, yang berdasarkan daerah atau suku bangsa yang sama.

3. Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi


Masyarakat Madani dan Investasi Demokrasi dalam hal ini masyarakat madani
merupakan masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, status sosial
ekonomi yang baik, mandiri, dan sadar hukum. Sifat ini membuat masyarakat madani
mampu menempatkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai pemimpin,
pendapat (opinion leader) dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Penerimaaan masyarakat dapat diartikan sebagai penerimaan terhadap pemikiran, ide,
dan gagasan yang selanjutnya dijadikan sebagai rujukan (referensi), dan penuntun sikap
serta perilaku dalam interaksinya di masyarakat, baik dalam hubungan sosial, ekonomi
(pasar), politik (kekuasaan/kebijakan), Hankam (suasana aman dan damai).

Ciri ciri masyarakat madani adalah demokrasi. Demokrasi memiliki konsekuaensi


luas, diantaranya menuntut kemampuan partisipasi masyarakat dalam sistem politik
dengan organisasi-organisasi politik yang independen, sehingga memungkinkan
kontrol aktif dan efektif dari masyarakat terhadap pemerintah dan pembangunan, dan
sekaligus masyarakat sebagai pelaku ekonomi pasar. Bila masyarakat Indonesia tidak
demokratis, maka Indonesia akan mendapat tekanan-tekanan politik dari kaum
reformasi di dalam negeri.

4. Menjadi Masyarat Madani Indonesia


Indonesia, pada masa reformasi ini, membutuhkan tumbuh dan berkembangnya
masyarakat madani. Kondisi Indonesia yang dilanda euphoria demokrasi, semangat
otonomi daerah, dan derasnya globalisasi membutuhkan masyarakat yang mempunyai
kemauan dan kemampuan hidup bersama dalam sikap saling menghargai, toleransi,
dalam kemajemukan yang tidak saling mengeksklusifkan terhadap berbagai suku,
agama, bahasa, dan adat yang berbeda. Kepedulian, kesantunan, dan setia kawan
merupakan sikap yang sekaligus menjadi prasarana yang diperlukan bangsa Indonesia.
Pengembangan masyarakat madani di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari
pengalaman sejarah bangsa Indonesia sendiri. Kebudayaan, adat istiadat, pandangan
hidup, kebiasaan, rasa sepenanggungan, cita-cita dan hasrat bersama sebagai warga dan
sebagai bangsa, tidak mungkin lepas dari lingkungan serta sejarahnya.
Untuk membangun masyarakat madani di Indonesia, ada 6 (enam) faktor yang
harus diperhatikan, yaitu :
1) Adanya perbaikan di sektor ekonomi, dalam rangka peningkatan pendapatan
masyarakat, dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.
2) Tumbuhnya intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang memiliki
komitmen untuk independen.
3) Terjadinya pergeseran budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistik
menjadi budaya yang lebih modern dan lebih independen.
4) Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang beragam.
5) Adanya partisipasi aktif dalam menciptakan tata pamong yang baik.
6) Adanya keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang melandasi moral kehidupan.

Implementasi keenam faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :


1) Perbaikan Kegiatan Perekonomian dalam Rangka Peningkatan Pendapatan
Masyarakat.
Perbaikan ekonomi dilakukan dengan memberdayakan potensi dan kemauan
masyarakat untuk memberi lapangan pekerjaan, dan menciptakan lapangan kerja.
2) Membangun Intelektualitas yang Berkomitmen dan Independen.
Masalah intelektualitas bagi Indonesia merupakan masalah yang relatuif besar.
Hal ini disebabkan hampir 60 % penduduk berpendidikan SD, Human
Development Index (HDI) Indonesia sangat rendah, dan ini mencerminkan
rendahnya mutu pendidikan, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan,
masih maraknya tontonan yang berbau mistik.
3) Membangun Masyarakat yang Berbudaya Modern.
Modernisasi budaya adalah suatu transformasi budaya, baik menyangkut
teknologi dan aspek organisasi, dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis
dan politis, yang menjadi ciri masyarakat yang stabil.
4) Membangun Pluralisme yang Beragam.
Manusia di dunia dan di Indonesia pada khususnya menghadapi masalah
pluralisme.Indonesia memiliki banyak suku bangsa, hampir 400 suku, banyak
agama dan kepercayaan, bahasa, adat iustiadat, lapisan masyarakat, dan organisasi
kemasyarakatan yang berbeda.
5) Membangun Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Menciptakan Tata Pamong yang
Baik.
Ciri masyarakat madani, salah satunya adalah kemampuan membatasi
kekuasaan negara supaya tidak melakukan intervensi terhadap kehidupan sosial
masyarakat.

Untuk menuju masyarakat madani, maka bangsa Indonesia yaitu warga negara
RI di tuntut untuk mampu menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, dan religius,
kritis argumentatif, dan kreatif, berfikir dan secara jernih sesuai dengan aturan,
menerima semangat Bhineka Tunggal Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung
jawab, memilih calon pemimpin secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis
dan objektif, berani tampil dan kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu
menjadi saksi, dan mau memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita
Indonesia di masa mendatang, dll.Contoh masyarakat madani adalah dimana jenjang
pendidikan dalam masyarakat sudah merata, demikian juga keadaan sosial ekonomi
yang stabil. Kondisi perekonomian nasional yang stabil sehingga siap untuk bersaing
dengan pasar dalam era globalisasi. Serta terpenuhinya lapangan perkerjaan bagi setiap
warga, sehingga angka pengangguran rendah.

Sumber :
http://kewarganegaraanstisipm.blogspot.co.id/2014/02/masyarakat-madani.html?m=1
http://sukmarahayu.blogspot.co.id/2012/12/masyarakat-madani.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai